Anda di halaman 1dari 72

Lembar Balik

HIV AIDS & IMS Bagi Remaja


Lembar Balik
HIV AIDS & IMS Bagi Remaja
Daftar Isi

Bab Estimasi Waktu


(Menit)

1. Infeksi Menular Seksual (IMS)


Halaman 3 - 9 20”
2. HIV AIDS
Halaman 10 - 17 20”
3. Tes HIV
Halaman 18 - 22 15”
4. Pengobatan ARV
Halaman 23 - 30 20”
5. TBC dan HIV
Halaman 31 - 33 10”
Total
85 Menit
Daftar Isi

Bab

1. Infeksi Menular Seksual (IMS)

2. HIV AIDS

3. Tes HIV

4. Pengobatan ARV

5. TBC dan HIV


Petunjuk
Penggunaan

Lembar Balik ini hanya alat bantu pengingat


bagi Anda mengenai informasi kunci yang harus
disampaikan dan ditekankan. Sampaikan informasi ini
dengan gaya/cara yang menarik bagi remaja; jangan sekedar
membaca teks Lembar Balik.

Isi Lembar Balik ini tidak perlu disampaikan sekaligus dalam 1 (satu) kali
pertemuan. Pilihlah topik (bab) yang paling ingin diketahui oleh pasien/
klien untuk membangun ketertarikan dan “trust”. Dari situ perlahan
masuklah ke topik (bab) yang lebih sensitif yang pasien perlukan.
Ingatlah, membangun ketertarikan dan “trust” butuh waktu yang
berbeda lamanya untuk setiap orang. Ketika “trust” sudah tumbuh,
maka pasien/klien akan lebih terbuka menerima informasi dan
motivasi Anda.

Sebelum bertemu klien, petugas membaca dan memahami seluruh isi


Lembar Balik serta menyiapkan informasi lainnya yang diperlukan,
antara lain:
Daftar fasyankes IMS
Daftar fasyankes tes HIV
Daftar fasyankes ARV/PDP
Lembar balik/media informasi IMS, HIV AIDS, Kespro,
Kesehatan Remaja lainnya yang ada untuk memperkaya
informasi yang disampaikan

Tips umum berkomunikasi dengan remaja:


Gunakan bahasa yang ringan dan istilah yang remaja pakai. Sebisa mungkin terangkanlah dengan
analogi kejadian sehari-hari yang dipahami remaja.
Perhatikan reaksi non-verbal (raut muka, bahasa tubuh) mereka saat Anda menerangkan.
Apabila tampak bosan, berhenti dan tanyakanlah apa yang mereka pikirkan dan inginkan.
Bangunlah dialog (komunikasi dua arah); hindari komunikasi satu arah.
Berikan ruang dan cukup waktu untuk mereka menyampaikan pikiran dan perasaan mereka.
1 Hindari gaya komunikasi guru-murid, pakailah gaya komunikasi antar teman yang lebih santai.
Petunjuk
Penggunaan
Perkenalan
Diri

Petugas menyapa klien dan memperkenalkan diri

Petugas menanyakan nama klien dan tujuan/alasan klien datang

Petugas memulai diskusi dengan bab yang sesuai dengan tujuan/alasan


klien datang

2
Perkenalan
Diri
Infeksi Menular Seksual
(IMS)

! Pastikan remaja memahami pentingnya


pencegahan, tes segera dan pengobatan IMS

! Pastikan remaja mengetahui fasyankes


layanan IMS

Estimasi Tips:
Waktu
20 Menit Pada remaja berisiko yang sudah sering mendapat
informasi IMS & HIV, pemberian informasi dapat
dilakukan dengan memberi pertanyaan dan mengulas
ulang bagian yang masih belum/kurang dipahami
(jawaban salah atau ragu-ragu)

3
Infeksi Menular Seksual
(IMS)
Apa itu
IMS?

IMS: Infeksi Menular Seksual

IMS adalah sekumpulan penyakit akibat infeksi yang pada umumnya


ditularkan melalui kontak alat kelamin

Ada IMS yang segera menunjukkan gejala dan tanda, namun ada juga
yang pada tahap awal tidak menunjukkan gejala sama sekali, seperti
HIV dan Hepatitis, dan hanya dapat diketahui melalui pemeriksaan
darah di layanan kesehatan. Pada perempuan, sebagian besar IMS tidak
menunjukkan gejala atau tanda sampai infeksi sudah memasuki tahap
lanjut/berat.

Sebagian besar IMS dapat sembuh apabila cepat diketahui dan


diobati sampai tuntas

Infeksi HIV dan Hepatitis B termasuk IMS yang tidak bergejala dan
hanya bisa dideteksi melalui pemeriksaan darah

4
Apa itu Infeksi Menular
Seksual (IMS)?

IMS: Infeksi Menular Seksual

IMS adalah sekumpulan penyakit akibat infeksi yang ditularkan melalui


kontak alat kelamin

Penyebab IMS:
Bakteri: Gonore (kencing nanah), Sifilis (raja singa)
Virus: Herpes genital, HIV, Hepatitis B, Hepatitis C, Kutil kelamin
Jamur: Keputihan
Parasit: Kutu kelamin
Protozoa: Trikomoniasis (keputihan)
Apa Gejala
dan Tanda IMS?

Ada IMS yang menunjukkan gejala dan/atau tanda, namun


ada juga yang tidak seperti infeksi HIV dan
Hepatitis B. Kedua infeksi ini hanya bisa terdeteksi
melalui pemeriksaan darah.

Pada perempuan umumnya IMS tidak menunjukkan


gejala dan/atau tanda sampai infeksi sudah memasuki
tahap lanjut/berat.

Gejala dan tanda umum IMS antara lain:


Nyeri dan/atau gatal pada alat kelamin
Bercak kemerahan pada alat kelamin
Keluar cairan abnormal dari alat kelamin,
seperti keputihan yang berbau, gatal, banyak,
berwarna atau nanah
Terdapat luka/benjolan/kutil/daging tumbuh
pada alat kelamin atau daerah sekitar anus
Teraba benjolan di lipat paha
Rasa nyeri pada perut bagian bawah pada perempuan
Pembengkakan buah zakar

5
Apa Gejala
dan Tanda IMS?

Pada perempuan umumnya IMS tidak menunjukkan


gejala dan/atau tanda sampai infeksi sudah memasuki tahap
lanjut/berat.

Gejala dan tanda umum IMS antara lain:


Nyeri dan/atau gatal pada alat kelamin
Bercak kemerahan pada alat kelamin
Keluar cairan abnormal dari alat kelamin,
seperti keputihan yang berbau, gatal, banyak,
berwarna atau nanah
Terdapat luka/benjolan/kutil/daging tumbuh
pada alat kelamin atau daerah sekitar anus
Teraba benjolan di lipat paha
Rasa nyeri pada perut bagian bawah pada perempuan
Pembengkakan buah zakar
Bagaimana
IMS Menular?

IMS ditularkan melalui kontak alat kelamin, baik yang melibatkan


penetrasi alat kelamin maupun yang tidak (misalnya, sentuhan/gesekan
tanpa penetrasi), antara pengidap IMS dengan pasangan seksnya.

IMS juga dapat ditularkan melalui kontak darah dan dari ibu
yang terinfeksi kepada janin atau bayinya, yaitu HIV, Hepatitis B,
Hepatitis C, dan Sifilis.

IMS tidak ditularkan melalui gigitan nyamuk maupun kontak sosial


seperti bersalaman, berangkulan, makan bersama maupun tinggal/
bersekolah bersama pengidap IMS.

6
Bagaimana
IMS Menular?
Bagaimana Agar
Tidak Tertular IMS?

Abstinence:
Menghindari hubungan seksual (kontak alat kelamin),
baik yang melibatkan penetrasi alat kelamin maupun
yang tidak (misalnya, sentuhan/gesekan tanpa penetrasi)
di luar pernikahan

Be faithful:
Berhubungan seks hanya dengan pasangan yang sah
(suami/istri)

Condom:
Bagi kelompok yang berperilaku berisiko secara konsisten
menggunakan pelindung alat kelamin (kondom)

Pilihan yang paling sehat untuk remaja adalah Abstinence


7
Bagaimana Agar
Tidak Tertular IMS?

Abstinence
Tidak berhubungan seksual di luar pernikahan

Be faithful
Saling setia

Condom
Bagi kelompok yang berperilaku berisiko secara konsisten
menggunakan pelindung alat kelamin (kondom)
Kapan Kita Melakukan
Pemeriksaan IMS?

Bila sudah pernah melakukan kontak alat kelamin


(hubungan seksual); atau

Bila ada setidaknya 1 (satu) tanda atau gejala IMS

TEKANKAN:
Bagi kelompok yang berperilaku berisiko, pemeriksaan IMS sebaiknya
dilakukan secara rutin agar infeksi lekas terdeteksi dan dapat diobati
dengan benar

IMS yang tidak diobati dengan benar atau diobati sendiri dengan
obat-obatan warung (antiobiotik, suntikan) hanya mengakibatkan
gejala/tanda IMS hilang sementara namun infeksi tidak sembuh tuntas
bahkan menimbulkan resistensi obat.

Periksa dan obati IMS di fasyankes berikut …


[berikan informasi fasyankes IMS]…

8
Kapan Kita Melakukan
Pemeriksaan IMS?

Bila sudah pernah melakukan kontak alat kelamin


(hubungan seksual); atau

Bila ada setidaknya 1 (satu) tanda atau gejala IMS


[Berhenti dan Tanyakan]

TANYAKAN TANGGAPI

Apakah ada yang hendak Jawab dan ulas lebih dalam


ditanyakan? pertanyaan spesifik mengenai IMS

Apakah ada teman remaja


yang sepertinya punya masalah
dengan IMS? Pastikan remaja memahami
! pentingnya pencegahan, tes
Apakah ada teman remaja segera dan pengobatan IMS
yang sepertinya sudah
berhubungan seksual? Pastikan remaja mengetahui
Apakah yang sebaiknya
! fasyankes layanan IMS
teman tersebut lakukan?

Lanjutkan ke bab
“Penularan & Pencegahan HIV AIDS”

9
HIV AIDS

! Pastikan remaja memahami bagaimana HIV


menular dan tidak menular

Tips:
1. Pada remaja umum: tanyakan apakah sudah
pernah mendengar tentang Aku Bangga Aku Tahu
Estimasi (ABAT) atau informasi HIV AIDS lainnya – bila sudah,
Waktu tanyakan informasi sudah yang diketahui dan
20 Menit jadikan sebagai “pintu masuk” pembahasan bab ini.
2. Pada remaja berisiko yang sudah sering mendapat
informasi HIV AIDS, pemberian informasi dapat
dilakukan dengan memberi pertanyaan dan
mengulas ulang bagian yang masih belum/kurang
dipahami (jawaban salah atau ragu-ragu)

10
HIV AIDS
Apa itu
HIV?

HIV: Human Immunodeficiency Virus

Virus yang menyerang sistem kekebalaan tubuh manusia

HIV menyebabkan penurunan daya tahan tubuh terhadap penyakit

Seseorang yang terinfeksi HIV hanya dapat diketahui melalui


pemeriksaan darah (tes HIV)

Seseorang yang terinfeksi HIV masih dapat beraktivitas normal seperti


orang yang tidak terinfeksi dengan minum obat ARV secara teratur

Seseorang yang terinfeksi HIV tidak menunjukkan gejala dan tanda


sampai memasuki tahap AIDS

HIV AIDS bukan penyakit keturunan atau kutukan dan sudah ada
obatnya karena sama dengan penyakit kronis lainnya (misalnya, darah
tinggi dan diabetes)

Seseorang yang terinfeksi HIV tetap dapat hidup produktif


dan berkualitas di tengah-tengah masyarakat

11
Apa itu Human
Immunodeficiency Virus
(HIV)?

HIV: virus yang menyerang


sistem kekebalan tubuh manusia

Seseorang yang terinfeksi HIV tetap dapat hidup produktif


dan berkualitas di tengah-tengah masyarakat
Apa itu
AIDS?

AIDS: Acquired Immuno Deficiency Syndrome


Sekumpulan gejala penyakit yang terjadi karena menurunnya daya
tahan tubuh akibat infeksi HIV
HIV AIDS bukan penyakit keturunan atau kutukan dan sudah ada
obatnya karena sama dengan penyakit kronis lainnya (misalnya,
darah tinggi dan diabetes)

Infeksi Oportunistik (IO): infeksi yang mengambil kesempatan


(“oportunis”) saat daya tahan tubuh menurun
IO sangat banyak dan bisa menyerang organ/sistem tubuh manapun,
misalnya tuberkulosis (TBC), jamur di mulut, dsb.
Kerusakan organ/sistem tubuh akibat IO inilah yang umumnya
menyebabkan kematian pada orang dengan HIV AIDS
Gejala IO, antara lain, demam, diare, batuk, dan sariawan
IO dapat dicegah dengan mempertahankan daya tahan tubuh
seoptimal mungkin dengan rajin meminum obat Anti Retro Viral
(ARV) dan menjaga pola hidup bersih dan sehat

12
Apa itu Acquired Immuno
Deficiency Syndrome
(AIDS)?

AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome


yaitu sekumpulan gejala penyakit yang terjadi karena menurunnya daya
tahan tubuh akibat infeksi HIV

Infeksi Oportunistik (IO): infeksi yang mengambil kesempatan


(“oportunis”) saat daya tahan tubuh menurun

Diare TBC dengan gejala Mudah


terus-menerus batuk, demam, lelah
keringat malam tanpa aktivitas,
penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas,
pembesaran kelenjar getah bening.

Bintik-bintik Berat badan Kandidiasis Oral


di tubuh menurun (Infeksi jamur dalam mulut)
Bagaimana Perjalanan
Infeksi HIV Sampai
Menjadi AIDS?

Seseorang terinfeksi HIV dari perilaku


aktivitas berisiko
Sudah dapat menularkan HIV

Terinfeksi HIV

“Periode
jendela”

Waktu: 4 – 6 minggu dari terinfeksi HIV


Tidak tampak gejala
Sudah dapat menularkan HIV

Antibodi anti-HIV terdeteksi

Waktu: 5 – 10 tahun dari


terinfeksi HIV
Mulai terkena infeksi oportunistik;
gejala bervariasi dari ringan
sampai berat tergantung
daya tahan tubuh

AIDS
13
Bagaimana Perjalanan
Infeksi HIV Sampai
Menjadi AIDS?

“Periode
jendela”
Terinfeksi HIV

Antibodi anti-HIV terdeteksi

AIDS
Bagaimana
HIV Menular?

HIV tidak mudah menular karena hanya ada 3 (tiga) cairan tubuh yang
memiliki konsentrasi virus cukup banyak untuk menularkan HIV
ke orang lain, yaitu:
Cairan kelamin: cairan vagina dan air mani (semen)
Darah
Air Susu Ibu (ASI)*

Ketiga cairan tubuh di atas umumnya berpindah pada aktivitas-aktivitas


berisiko tinggi di bawah ini:
Hubungan seksual (kontak alat kelamin) berisiko
(tanpa menggunakan kondom)
Penggunaan bersama jarum dan peralatan menyuntik,
termasuk alat tattoo
Penularan dari ibu dengan HIV ke bayi pada saat mengandung,
melahirkan, dan/atau menyusui
Transfusi darah yang terkontaminasi HIV

*) Tambahan informasi ttg ASI: ASI tetap dapat diberikan oleh busui ODHA apabila susu formula sulit
diakses apabila ibu meminum ARV dan ASI diberikan secara eksklusif.
“Pemberian ARV jangka pendek dan ASI eksklusif memiliki risiko penularan HIV sebesar 15-25% dan
risiko penularan sebesar 5-15% apabila ibu tidak menyusui (PASI). Akan tetapi, dengan terapi
antiretroviral (ART) jangka panjang, risiko penularan HIV dari ibu ke anak dapat diturunkan lagi
hingga 1-5%, dan ibu yang menyusui secara eksklusif memiliki risiko yang sama untuk menularkan
HIV ke anaknya dibandingkan dengan ibu yang tidak menyusui.”
14 (Permenkes 51/ 2013 tentang Pedoman Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak)
Bagaimana
HIV Menular?

HIV terdapat di:


Cairan kelamin: cairan vagina dan air mani (semen)
Darah
Air Susu Ibu (ASI)*

Penyebab HIV menular:

Hubungan Penggunaan alat suntik


seks berisiko bersama yang tidak steril

Kehamilan, persalinan, Transfusi darah


dan menyusui yang tercemar
HIV Tidak Menular
Melalui ...

Gigitan nyamuk atau


serangga lainnya

Bersalaman

Berangkulan

Bersekolah/sekelas
bersama ODHA

Berteman/bergaul
dengan ODHA

Makan bersama atau


menggunakan perlengkapan
makan yang sama

Tinggal bersama ODHA

Aktivitas/kontak sosial lainnya

15
HIV Tidak Menular
Melalui ...

Gigitan nyamuk atau


serangga lainnya

Bersalaman

Berangkulan

Bersekolah/sekelas
bersama ODHA

Berteman/bergaul
dengan ODHA

Makan bersama atau


menggunakan perlengkapan
makan yang sama

Tinggal bersama ODHA

Aktivitas/kontak sosial lainnya


Bagaimana Agar
Tidak Terkena HIV?

Abstinence:
Menghindari kontak alat kelamin, baik yang melibatkan
penetrasi alat kelamin maupun yang tidak (misalnya,
sentuhan/gesekan tanpa penetrasi)

Be faithful:
Berhubungan seks hanya dengan
satu orang saja

Condom:
Bagi kelompok yang berperilaku berisiko secara konsisten
menggunakan pelindung alat kelamin (kondom)

Drugs:
Menghindari penggunaan Napza

Education & Equipment:


Penyampaian informasi yang benar dan penyediaan
alat-alat pencegahan penularan HIV terutama bagi
tenaga kesehatan

Pilihan yang paling sehat untuk remaja adalah Abstinence


16
Bagaimana Agar
Tidak Terkena HIV?

Abstinence
Tidak berhubungan seks
di luar pernikahan

Be Faithful
Saling setia

Condom
Konsisten menggunakan
kondom

Drugs
Tidak menggunakan
Napza

Education & Equipment


Informasi yang benar & penyediaan
alat-alat pencegahan penularan HIV

Pilihan yang paling sehat untuk remaja adalah Abstinence


[Berhenti dan Tanyakan]

tanggapi
Tanyakan TANYAKAN TANGGAPI

Apakah ada yang hendak Jawab dan ulas lebih dalam


ditanyakan? pertanyaan spesifik mengenai cara
penularan dan pencegahan HIV AIDS

Apakah ada teman remaja yang


sepertinya terkena HIV AIDS?
Mengapa kamu menduga demikian?

Apakah ada teman remaja yang Pastikan remaja memahami


sepertinya sudah melakukan ! bagaimana HIV menular dan
hubungan seksual? tidak menular
Apakah teman tersebut
berisiko terkena HIV?
Apakah yang sebaiknya
teman tersebut lakukan?

Lanjutkan ke bab
“Tes HIV”

17
Tes HIV

! Pastikan remaja memahami manfaat tes HIV


segera

! Pastikan remaja tahu informasi lengkap di


mana tempat tes HIV

! Bagi remaja berisiko dan remaja yang sudah


pernah berhubungan seks:
Berikan motivasi untuk tes sesegera mungkin
dengan menekankan pada manfaat
Berikan cukup waktu untuk remaja mengutarakan
kebimbangan untuk tes HIV – bangun, bina dan
jaga “trust”

Estimasi Tips:
Waktu
15 Menit 1. Pada remaja yang sudah terinfeksi HIV, bab ini
dapat dilewati dan lanjut ke bab berikutnya
(“HIV AIDS: Pengobatan ARV)
2. Pada remaja berisiko yang belum tes HIV,
berfokuslah memotivasi mereka melakukan
tes sesegera mungkin
3. Pada remaja berisiko yang sudah tes HIV dengan
hasil non-reaktif, berfokuslah memotivasi mereka
melakukan tes ulang apabila tes terakhir
dilakukan lebih dari 3 (tiga) bulan lalu serta
perubahan perilaku

Referensi tambahan/lanjutan:
1. Permenkes 74/2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Konseling dan Tes HIV
18 2. Buku dan Lembar Balik KIE Kader Kesehatan Remaja, Dit. Kesehatan Keluarga
Tes HIV
Kenapa Tes HIV Perlu
Dilakukan Segera?

Seseorang yang terinfeksi HIV pada tahap awal tidak menunjukkan


gejala dan tanda, namun sudah bisa menularkan ke orang lain

Seseorang yang terinfeksi HIV hanya dapat diketahui melalui


pemeriksaan darah (tes HIV)

Manfaat tes HIV segera:


Semakin cepat seseorang diketahui terkena HIV semakin cepat
pengobatan ARV dapat dimulai untuk mempertahankan daya tahan
tubuh agar tetap optimal
Semakin dini seseorang diketahui terkena HIV semakin cepat
penyesuaian pola hidup dapat dilakukan untuk:
- Menurunkan risiko terkena Infeksi Oportunistik, misalnya, berhenti
merokok, menjaga kebersihan makanan, gizi seimbang,
penggunaan kondom konsisten, tidak menggunakan
jarum dan perlengkapan menyuntik bersama,
pencegahan penularan dari ibu ke bayi
- Menurunkan risiko penularan
kepada orang lain

19
Kenapa Tes HIV Perlu
Dilakukan Segera?

Seseorang yang terinfeksi HIV pada tahap awal tidak menunjukkan


gejala dan tanda, namun sudah bisa menularkan ke orang lain.

Semakin cepat tahu status HIV, semakin cepat dapat pelayanan yang
dibutuhkan.

Jika berperilaku berisiko, segeralah tes.


Siapa Saja yang Perlu
Tes HIV?

Tes HIV disarankan untuk semua orang yang pernah melakukan


aktivitas berisiko sebagai berikut:
Pernah berhubungan seksual (kontak alat kelamin) berisiko (tanpa kondom)
Penggunaan bersama jarum dan peralatan menyuntik, termasuk alat tattoo
Penularan dari ibu ODHA ke bayi pada saat mengandung, melahirkan,
dan/atau menyusui*
Transfusi darah yang terkontaminasi HIV

Tes HIV dianjurkan terutama pada ibu hamil, pasien TBC, pasien IMS, populasi
kunci (WPS, LSL, Waria dan Penasun) dan pasangan ODHA

Ibu hamil perlu dites HIV segera agar jika hasilnya positif, dapat segera memulai
pengobatan dan risiko penularan ke bayinya dapat diturunkan

Pasien TBC perlu dites HIV karena TBC merupakan IO terbanyak pada ODHA
dan jika hasil positif segera memulai pengobatan ARV agar pengobatan TBC
tersebut efektif

Pasien IMS perlu dites HIV karena IMS dapat meningkatkan risiko penularan HIV

Populasi kunci dan pasangan ODHA perlu dites HIV karena kelompok tersebut
rentan tertular dari ODHA (baik yang telah mengetahui status/belum
mengetahui status) sehingga harus segera diperiksa terkait pasangan berisiko
tinggi tersebut

Tes HIV perlu diulang setiap 3 (tiga) bulan sekali bagi mereka yang melakukan
perilaku berisiko

*) Tambahan informasi ttg ASI: ASI tetap dapat diberikan oleh busui ODHA apabila susu formula sulit
diakses apabila ibu meminum ARV dan ASI diberikan secara eksklusif.
“Pemberian ARV jangka pendek dan ASI eksklusif memiliki risiko penularan HIV sebesar 15-25% dan
risiko penularan sebesar 5-15% apabila ibu tidak menyusui (PASI). Akan tetapi, dengan terapi
antiretroviral (ART) jangka panjang, risiko penularan HIV dari ibu ke anak dapat diturunkan lagi
hingga 1-5%, dan ibu yang menyusui secara eksklusif memiliki risiko yang sama untuk menularkan
HIV ke anaknya dibandingkan dengan ibu yang tidak menyusui.”
20 (Permenkes 51/ 2013 tentang Pedoman Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak)
Siapa Saja yang Perlu
Tes HIV?

Tes HIV disarankan untuk semua orang yang pernah melakukan aktivitas
berisiko, terutama ibu hamil, pasien TBC, pasien IMS, populasi kunci
(WPS, LSL, Waria, dan Penasun), dan pasangan ODHA.
Bagaimana Prosedur
Tes HIV?

Tes HIV hanya boleh dilakukan oleh petugas kesehatan yang terlatih di
fasyankes [berikan informasi fasyankes tes HIV]

Sebelum tes dilakukan, seorang petugas akan menjelaskan lebih spesifik


mengenai tujuan dan manfaat tes, langkah-langkah tes, hal-hal yang
mungkin dirasakan/terjadi saat pengambilan darah, kapan hasil tes
keluar dan di mana (siapa) yang akan membuka hasil tes.

Tes HIV dilakukan dengan pengambilan darah vena sebanyak 3 ml


(mungkin dapat lebih banyak apabila dilakukan sekaligus dengan
pemeriksaan/tes lainnya).

Klien dengan hasil tes positif sebaiknya menginformasikan statusnya


kepada pasangan/keluarganya untuk dukungan yang berkelanjutan,
termasuk dukungan kepatuhan berobat.

Pasangan dari klien dengan hasil tes positif perlu didorong untuk segera
tes HIV.

Hasil tes bersifat konfidensial sehingga hanya diketahui oleh klien dan
tenaga kesehatan yang berkepentingan

Bagi fasyankes tes HIV:


Tes HIV dapat dilakukan setiap hari …. jam … di Poli ….

Hasil tes HIV akan keluar paling lambat …. hari

21
Bagaimana Prosedur
Tes HIV?

Informasi Ambil Tes Hasil


darah HIV

“Hasil tes bersifat konfidensial sehingga


hanya diketahui oleh klien dan tenaga
kesehatan yang berkepentingan”
[Berhenti dan Tanyakan]

TANYAKAN TANGGAPI

Apakah ada yang hendak Jawab dan ulas lebih dalam


ditanyakan? pertanyaan spesifik mengenai tes HIV

Pastikan remaja memahami


! manfaat tes HIV segera

Pastikan remaja tahu informasi


Apakah ada teman remaja yang
! lengkap di mana tempat tes HIV
akan kamu ajak tes HIV? Mengapa?
Bagi remaja berisiko dan
Apakah kamu merasa perlu tes HIV?
! remaja yang sudah pernah
Mengapa? berhubungan seks:
Berikan motivasi untuk tes sesegera
mungkin dengan menekankan pada
manfaat
Berikan cukup waktu untuk remaja
mengutarakan kebimbangan untuk tes
HIV – bangun, bina dan jaga “trust”

Lanjutkan ke bab
“Pengobatan ARV”

22
Pengobatan
ARV

ARV
ARV
ARV

! Pastikan remaja memahami manfaat


pengobatan ARV

! Pastikan remaja tahu informasi lengkap


di mana fasyankes ARV/PDP

! Bagi remaja yang terinfeksi HIV tetapi belum


minum ARV: berikan motivasi untuk minum
ARV sesegera mungkin dengan menekankan
pada manfaat

! Bagi remaja yang terinfeksi HIV yang sudah


minum ARV: berikan motivasi untuk tidak
Estimasi putus minum ARV secara teratur
Waktu
20 Menit Tips:
1. Semua orang dengan hasil tes HIV positif akan
mendapatkan pengobatan ARV
2. Berfokuslah pada:
1. Mulai terapi ARV sesegera mungkin bagi
remaja ODHA yang belum minum ARV
2. Patuh minum ARV bagi remaja ODHA yang
sudah minum ARV
3. Manfaat minum ARV dan akibat bila tidak patuh
4. Kepatuhan minum ARV menurunkan risiko
penularan HIV ke orang lain

23
Pengobatan
ARV

ARV
ARV
ARV

Ada Obat Ada Jalan


Apa itu
ARV?

ARV: Anti Retro Virus

Obat ARV adalah obat yang menghambat perkembangan jumlah virus


HIV dalam tubuh manusia. Virus HIV tidak dapat hilang sama sekali
namun jumlahnya dapat ditekan sehingga kualitas hidup tetap terjaga
dan tidak menularkan kepada orang lain

Obat ARV disubisidi pemerintah sehingga gratis

Obat ini diberikan dengan resep dokter di fasyankes ARV/PDP:


[berikan informasi fasyankes PDP]

24
Apa itu
ARV?

ARV: adalah obat yang menghambat perkembangan jumlah virus HIV


dalam tubuh manusia

ARV tersedia di layanan kesehatan dan disubsidi pemerintah


sehingga gratis

ARV
ARV
ARV
Siapa yang Perlu
Minum ARV?

Semua orang
dengan hasil tes
HIV positif
(ODHA) harus
segera minum ARV

25
Siapa yang Perlu
Minum ARV?

Semua orang
dengan hasil tes
HIV positif
(ODHA) harus
segera minum ARV
Apa Manfaat
Minum ARV?

Manfaat utama ARV adalah untuk mempertahankan kualitas hidup


ODHA sehingga tetap bisa menjalankan aktivitas sehari-hari dengan
optimal. ARV juga dapat menurunkan risiko penularan HIV.

Manfaat ini diperoleh dengan:


1. Meminum ARV secara teratur sesuai petunjuk dokter sehingga jumlah
virus dalam tubuh sangat rendah (HIV Viral Load < 1.000 copy/ml)
2. Menghentikan perilaku berisiko (berhubungan seks tanpa kondom,
menggunakan jarum dan peralatan menyuntik bersama) agar:
Tidak tertular virus HIV tipe/strain yang sudah resisten obat
Tidak menularkan virus HIV ke orang lain
3. Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat untuk mengoptimalkan
daya tahan tubuh sehingga tidak mudah terkena infeksi oportunistik

ARV
ARV
ARV

26
Apa Manfaat
Minum ARV?

ARV
ARV
ARV

minum obat
minggu senin selasa rabu kamis jumat sabtu

Harus patuh dan teratur


Diminum seumur hidup

ODHA yang belum ODHA yang telah minum ARV


minum ARV secara rutin dan teratur

Dengan ARV, ODHA dapat melanjutkan hidup


yang produktif dan berkualitas
Bagaimana Cara
Minum ARV?

Obat ARV harus diminum secara teratur, tepat waktu dan seumur hidup
agar jumlah virus dalam tubuh dapat terus rendah.

Jika tidak teratur minum obat ARV dapat mengakibatkan virus HIV
menjadi kebal terhadap obat ARV sehingga perlu diganti dengan
golongan obat ARV yang lebih tinggi (ARV Lini 2).

Obat ARV harus diminum terus-menerus seumur hidup agar tidak


mudah terkena infeksi oportunistik, dapat beraktivitas seperti biasa
serta tidak menularkan HIV kepada orang lain

Tidak perlu khawatir minum obat seumur hidup karena HIV AIDS sama
seperti penyakit kronis lainnya, misalnya, diabetes dan darah tinggi.

27
Bagaimana Cara
Minum ARV?

ARV
ARV
ARV

minum obat
minggu senin selasa rabu kamis jumat sabtu

Harus patuh dan teratur


Diminum seumur hidup
Apa Efek Samping
ARV?

Setiap obat (tidak hanya ARV) memiliki potensi efek samping yang
berbeda-beda berat-ringannya antar individu. Secara umum, obat-obat
yang sudah memiliki izin edar sudah melalui serangkaian tes keamanan
yang ketat untuk meminimalisir toksisitas obat

Efek samping ARV umumnya terjadi pada awal penggunaan sehingga


dokter biasanya memulai terapi ARV secara bertahap untuk mencari
kombinasi obat ARV yang paling tepat

Tergantung pada jenis ARV, berikut contoh efek samping yang


mungkin terjadi:
Mual, muntah
Diare
Sakit kepala
Ruam atau gatal-gatal pada kulit
Sulit tidur, mimpi buruk
(vivid dream)

28
Apa Efek Samping
ARV?
Apa yang Harus
Dilakukan Bila Terjadi
Efek Samping ARV?

Jangan menghentikan terapi ARV tanpa petunjuk dokter karena akan


menimbulkan resistensi virus HIV terhadap obat ARV

Pada minggu-minggu awal, kita harus mengamati efek samping apa


saja yang diakibatkan oleh obat. Kita mungkin mengalami gejala-gejala
seperti mual, sakit kepala atau ruam (gatal-gatal) pada kulit. Keluhan ini
biasanya ringan dan cepat hilang sendiri tanpa pengobatan. Tetapi jika
gejala ini tidak menghilang atau menjadi lebih berat, maka segeralah
melapor ke dokter petugas kesehatan di fasyankes.

Derajat Tanda Tata


Reaksi dan Gejala Laksana

Ringan Perasaan tidak enak yang tidak Tidak perlu perubahan terapi
menetap; tidak ada keterbatasan aktivitas

Sedang Sedikit ada keterbatasan bergerak Tidak perlu intervensi medis;


kadang-kadang memerlukan sedikit kalau pun perlu sangat minimal
bantuan untuk bergerak

Berat Sulit bergerak atau perlu bantuan Perlu intervensi medis.


untuk bergerak Substitusi obat penyebab.

Sangat Berat: Terbaring tidak dapat bergerak Perlu intervensi medis


mengancam jiwa gawat-darurat.
Segera hentikan terapi ARV
dan tata laksana efek samping.

Tabel 1 : Derajat Toksisitas Obat ARV

Sumber: Buku Saku Pengobatan HIV untuk ODHA dan Komunitas, Kemenkes, 2014

29
Apa yang Harus
Dilakukan Bila Terjadi
Efek Samping ARV?

“Temui dokter bila terjadi


efek samping ARV.
Jangan menghentikan ARV sendiri.”
[Berhenti dan Tanyakan]

TANYAKAN TANGGAPI

Apakah ada yang hendak Jawab dan ulas lebih dalam pertanyaan
ditanyakan? spesifik mengenai pengobatan ARV

Pastikan remaja memahami


! manfaat terapi ARV

Pastikan remaja tahu informasi


Bagi remaja ODHA:
! lengkap di mana fasyankes ARV
apakah kamu sudah minum ARV?
Bila belum: mengapa? Bagi remaja ODHA yang belum
Bila sudah: apakah ada kendala? ! minum ARV:
Berikan motivasi untuk minum ARV
sesegera mungkin dengan
menekankan pada manfaat

Bagi remaja ODHA yang sudah


! minum ARV:
Berikan motivasi untuk minum ARV
teratur dan terus-menerus (tidak putus)

Berikan cukup waktu untuk remaja mengutarakan


kebimbangan mulai ARV atau kendala minum ARV
– bangun, bina dan jaga “trust”

30
TBC dan HIV

Catatan:
Estimasi 1. Bab ini disampaikan terutama pada pasien ODHA
remaja sebagai pengantar untuk melakukan
Waktu skrining TBC
10 Menit 2. Informasi lebih lanjut mengenai pengobatan TBC
pada ODHA tidak diberikan dalam bab ini melainkan
diberikan lebih spesifik/rinci oleh dokter PDP
31
TBC dan HIV
Apa Kaitan antara
TBC dan HIV?

Tuberkulosis (TBC) adalah infeksi oportunistik terbanyak pada ODHA

Ko-infeksi TBC-HIV: infeksi bersama TBC dan HIV pada satu individu

Dampak TBC pada ODHA:


Jika ODHA dengan TBC aktif tidak diobati maka kematian lebih cepat
karena TBC-nya

Dampak HIV pada pasien TBC:


Siapapun dapat terinfeksi TBC, namun infeksi HIV menyebabkan
penyakit TBC menjadi lebih berat/agresif karena daya tahan tubuh
yang menurun

32
Apa Kaitan antara
TBC dan HIV?
Bagaimana Mengetahui
Ada Koinfeksi TBC-HIV?

Setiap pasien HIV perlu dilakukan skrining TBC dengan 5 (lima)


pertanyaan di bawah ini*:
1. Batuk berapapun lamanya
2. Demam
3. Keringat malam tanpa aktivitas
4. Penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas
5. Pembesaran kelenjar getah bening

*Apabila ada jawaban “ya” pada salah satu pertanyaan di atas maka
perlu segera dilakukan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan
diagnosis TBC. Jika positif terdiagnosis TBC, maka diberikan
pengobatan TBC sesuai prosedur yang berlaku.

Skrining TBC pada pasien HIV dilakukan berkala saat kunjungan rutin
(kontrol) pengobatan ARV

Setiap pasien TBC dimintakan untuk tes HIV dan dilakukan pengobatan
ARV bila ia terdiagnosis HIV

33
Bagaimana Mengetahui
Ada Koinfeksi TBC-HIV?

Gejala TBC:
1. Batuk
2. Demam
3. Keringat malam tanpa aktivitas
4. Penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas
5. Pembesaran kelenjar getah bening

Semua ODHA perlu skrining TBC

Semua pasien TBC perlu tes HIV


Hubungi Kami:
Subdit HIV AIDS dan PIMS,
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung,
Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit,
Kementerian Kesehatan RI

Alamat:
Jl. H.R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan
Telepon: 021-1500567 (Halo Kemkes)
SMS: 0812 815 62620
Email: subditaids.p2pl@gmail.com
Website: www.pppl.depkes.go.id
Hubungi Kami:
Subdit HIV AIDS dan PIMS,
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung,
Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit,
Kementerian Kesehatan RI

Alamat:
Jl. H.R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan
Telepon: 021-1500567 (Halo Kemkes)
SMS: 0812 815 62620
Email: subditaids.p2pl@gmail.com
Website: www.pppl.depkes.go.id

Anda mungkin juga menyukai