Bab
2. HIV AIDS
3. Tes HIV
4. Pengobatan ARV
Isi Lembar Balik ini tidak perlu disampaikan sekaligus dalam 1 (satu) kali
pertemuan. Pilihlah topik (bab) yang paling ingin diketahui oleh pasien/
klien untuk membangun ketertarikan dan “trust”. Dari situ perlahan
masuklah ke topik (bab) yang lebih sensitif yang pasien perlukan.
Ingatlah, membangun ketertarikan dan “trust” butuh waktu yang
berbeda lamanya untuk setiap orang. Ketika “trust” sudah tumbuh,
maka pasien/klien akan lebih terbuka menerima informasi dan
motivasi Anda.
2
Perkenalan
Diri
Infeksi Menular Seksual
(IMS)
Estimasi Tips:
Waktu
20 Menit Pada remaja berisiko yang sudah sering mendapat
informasi IMS & HIV, pemberian informasi dapat
dilakukan dengan memberi pertanyaan dan mengulas
ulang bagian yang masih belum/kurang dipahami
(jawaban salah atau ragu-ragu)
3
Infeksi Menular Seksual
(IMS)
Apa itu
IMS?
Ada IMS yang segera menunjukkan gejala dan tanda, namun ada juga
yang pada tahap awal tidak menunjukkan gejala sama sekali, seperti
HIV dan Hepatitis, dan hanya dapat diketahui melalui pemeriksaan
darah di layanan kesehatan. Pada perempuan, sebagian besar IMS tidak
menunjukkan gejala atau tanda sampai infeksi sudah memasuki tahap
lanjut/berat.
Infeksi HIV dan Hepatitis B termasuk IMS yang tidak bergejala dan
hanya bisa dideteksi melalui pemeriksaan darah
4
Apa itu Infeksi Menular
Seksual (IMS)?
Penyebab IMS:
Bakteri: Gonore (kencing nanah), Sifilis (raja singa)
Virus: Herpes genital, HIV, Hepatitis B, Hepatitis C, Kutil kelamin
Jamur: Keputihan
Parasit: Kutu kelamin
Protozoa: Trikomoniasis (keputihan)
Apa Gejala
dan Tanda IMS?
5
Apa Gejala
dan Tanda IMS?
IMS juga dapat ditularkan melalui kontak darah dan dari ibu
yang terinfeksi kepada janin atau bayinya, yaitu HIV, Hepatitis B,
Hepatitis C, dan Sifilis.
6
Bagaimana
IMS Menular?
Bagaimana Agar
Tidak Tertular IMS?
Abstinence:
Menghindari hubungan seksual (kontak alat kelamin),
baik yang melibatkan penetrasi alat kelamin maupun
yang tidak (misalnya, sentuhan/gesekan tanpa penetrasi)
di luar pernikahan
Be faithful:
Berhubungan seks hanya dengan pasangan yang sah
(suami/istri)
Condom:
Bagi kelompok yang berperilaku berisiko secara konsisten
menggunakan pelindung alat kelamin (kondom)
Abstinence
Tidak berhubungan seksual di luar pernikahan
Be faithful
Saling setia
Condom
Bagi kelompok yang berperilaku berisiko secara konsisten
menggunakan pelindung alat kelamin (kondom)
Kapan Kita Melakukan
Pemeriksaan IMS?
TEKANKAN:
Bagi kelompok yang berperilaku berisiko, pemeriksaan IMS sebaiknya
dilakukan secara rutin agar infeksi lekas terdeteksi dan dapat diobati
dengan benar
IMS yang tidak diobati dengan benar atau diobati sendiri dengan
obat-obatan warung (antiobiotik, suntikan) hanya mengakibatkan
gejala/tanda IMS hilang sementara namun infeksi tidak sembuh tuntas
bahkan menimbulkan resistensi obat.
8
Kapan Kita Melakukan
Pemeriksaan IMS?
TANYAKAN TANGGAPI
Lanjutkan ke bab
“Penularan & Pencegahan HIV AIDS”
9
HIV AIDS
Tips:
1. Pada remaja umum: tanyakan apakah sudah
pernah mendengar tentang Aku Bangga Aku Tahu
Estimasi (ABAT) atau informasi HIV AIDS lainnya – bila sudah,
Waktu tanyakan informasi sudah yang diketahui dan
20 Menit jadikan sebagai “pintu masuk” pembahasan bab ini.
2. Pada remaja berisiko yang sudah sering mendapat
informasi HIV AIDS, pemberian informasi dapat
dilakukan dengan memberi pertanyaan dan
mengulas ulang bagian yang masih belum/kurang
dipahami (jawaban salah atau ragu-ragu)
10
HIV AIDS
Apa itu
HIV?
HIV AIDS bukan penyakit keturunan atau kutukan dan sudah ada
obatnya karena sama dengan penyakit kronis lainnya (misalnya, darah
tinggi dan diabetes)
11
Apa itu Human
Immunodeficiency Virus
(HIV)?
12
Apa itu Acquired Immuno
Deficiency Syndrome
(AIDS)?
Terinfeksi HIV
“Periode
jendela”
AIDS
13
Bagaimana Perjalanan
Infeksi HIV Sampai
Menjadi AIDS?
“Periode
jendela”
Terinfeksi HIV
AIDS
Bagaimana
HIV Menular?
HIV tidak mudah menular karena hanya ada 3 (tiga) cairan tubuh yang
memiliki konsentrasi virus cukup banyak untuk menularkan HIV
ke orang lain, yaitu:
Cairan kelamin: cairan vagina dan air mani (semen)
Darah
Air Susu Ibu (ASI)*
*) Tambahan informasi ttg ASI: ASI tetap dapat diberikan oleh busui ODHA apabila susu formula sulit
diakses apabila ibu meminum ARV dan ASI diberikan secara eksklusif.
“Pemberian ARV jangka pendek dan ASI eksklusif memiliki risiko penularan HIV sebesar 15-25% dan
risiko penularan sebesar 5-15% apabila ibu tidak menyusui (PASI). Akan tetapi, dengan terapi
antiretroviral (ART) jangka panjang, risiko penularan HIV dari ibu ke anak dapat diturunkan lagi
hingga 1-5%, dan ibu yang menyusui secara eksklusif memiliki risiko yang sama untuk menularkan
HIV ke anaknya dibandingkan dengan ibu yang tidak menyusui.”
14 (Permenkes 51/ 2013 tentang Pedoman Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak)
Bagaimana
HIV Menular?
Bersalaman
Berangkulan
Bersekolah/sekelas
bersama ODHA
Berteman/bergaul
dengan ODHA
15
HIV Tidak Menular
Melalui ...
Bersalaman
Berangkulan
Bersekolah/sekelas
bersama ODHA
Berteman/bergaul
dengan ODHA
Abstinence:
Menghindari kontak alat kelamin, baik yang melibatkan
penetrasi alat kelamin maupun yang tidak (misalnya,
sentuhan/gesekan tanpa penetrasi)
Be faithful:
Berhubungan seks hanya dengan
satu orang saja
Condom:
Bagi kelompok yang berperilaku berisiko secara konsisten
menggunakan pelindung alat kelamin (kondom)
Drugs:
Menghindari penggunaan Napza
Abstinence
Tidak berhubungan seks
di luar pernikahan
Be Faithful
Saling setia
Condom
Konsisten menggunakan
kondom
Drugs
Tidak menggunakan
Napza
tanggapi
Tanyakan TANYAKAN TANGGAPI
Lanjutkan ke bab
“Tes HIV”
17
Tes HIV
Estimasi Tips:
Waktu
15 Menit 1. Pada remaja yang sudah terinfeksi HIV, bab ini
dapat dilewati dan lanjut ke bab berikutnya
(“HIV AIDS: Pengobatan ARV)
2. Pada remaja berisiko yang belum tes HIV,
berfokuslah memotivasi mereka melakukan
tes sesegera mungkin
3. Pada remaja berisiko yang sudah tes HIV dengan
hasil non-reaktif, berfokuslah memotivasi mereka
melakukan tes ulang apabila tes terakhir
dilakukan lebih dari 3 (tiga) bulan lalu serta
perubahan perilaku
Referensi tambahan/lanjutan:
1. Permenkes 74/2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Konseling dan Tes HIV
18 2. Buku dan Lembar Balik KIE Kader Kesehatan Remaja, Dit. Kesehatan Keluarga
Tes HIV
Kenapa Tes HIV Perlu
Dilakukan Segera?
19
Kenapa Tes HIV Perlu
Dilakukan Segera?
Semakin cepat tahu status HIV, semakin cepat dapat pelayanan yang
dibutuhkan.
Tes HIV dianjurkan terutama pada ibu hamil, pasien TBC, pasien IMS, populasi
kunci (WPS, LSL, Waria dan Penasun) dan pasangan ODHA
Ibu hamil perlu dites HIV segera agar jika hasilnya positif, dapat segera memulai
pengobatan dan risiko penularan ke bayinya dapat diturunkan
Pasien TBC perlu dites HIV karena TBC merupakan IO terbanyak pada ODHA
dan jika hasil positif segera memulai pengobatan ARV agar pengobatan TBC
tersebut efektif
Pasien IMS perlu dites HIV karena IMS dapat meningkatkan risiko penularan HIV
Populasi kunci dan pasangan ODHA perlu dites HIV karena kelompok tersebut
rentan tertular dari ODHA (baik yang telah mengetahui status/belum
mengetahui status) sehingga harus segera diperiksa terkait pasangan berisiko
tinggi tersebut
Tes HIV perlu diulang setiap 3 (tiga) bulan sekali bagi mereka yang melakukan
perilaku berisiko
*) Tambahan informasi ttg ASI: ASI tetap dapat diberikan oleh busui ODHA apabila susu formula sulit
diakses apabila ibu meminum ARV dan ASI diberikan secara eksklusif.
“Pemberian ARV jangka pendek dan ASI eksklusif memiliki risiko penularan HIV sebesar 15-25% dan
risiko penularan sebesar 5-15% apabila ibu tidak menyusui (PASI). Akan tetapi, dengan terapi
antiretroviral (ART) jangka panjang, risiko penularan HIV dari ibu ke anak dapat diturunkan lagi
hingga 1-5%, dan ibu yang menyusui secara eksklusif memiliki risiko yang sama untuk menularkan
HIV ke anaknya dibandingkan dengan ibu yang tidak menyusui.”
20 (Permenkes 51/ 2013 tentang Pedoman Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak)
Siapa Saja yang Perlu
Tes HIV?
Tes HIV disarankan untuk semua orang yang pernah melakukan aktivitas
berisiko, terutama ibu hamil, pasien TBC, pasien IMS, populasi kunci
(WPS, LSL, Waria, dan Penasun), dan pasangan ODHA.
Bagaimana Prosedur
Tes HIV?
Tes HIV hanya boleh dilakukan oleh petugas kesehatan yang terlatih di
fasyankes [berikan informasi fasyankes tes HIV]
Pasangan dari klien dengan hasil tes positif perlu didorong untuk segera
tes HIV.
Hasil tes bersifat konfidensial sehingga hanya diketahui oleh klien dan
tenaga kesehatan yang berkepentingan
21
Bagaimana Prosedur
Tes HIV?
TANYAKAN TANGGAPI
Lanjutkan ke bab
“Pengobatan ARV”
22
Pengobatan
ARV
ARV
ARV
ARV
23
Pengobatan
ARV
ARV
ARV
ARV
24
Apa itu
ARV?
ARV
ARV
ARV
Siapa yang Perlu
Minum ARV?
Semua orang
dengan hasil tes
HIV positif
(ODHA) harus
segera minum ARV
25
Siapa yang Perlu
Minum ARV?
Semua orang
dengan hasil tes
HIV positif
(ODHA) harus
segera minum ARV
Apa Manfaat
Minum ARV?
ARV
ARV
ARV
26
Apa Manfaat
Minum ARV?
ARV
ARV
ARV
minum obat
minggu senin selasa rabu kamis jumat sabtu
Obat ARV harus diminum secara teratur, tepat waktu dan seumur hidup
agar jumlah virus dalam tubuh dapat terus rendah.
Jika tidak teratur minum obat ARV dapat mengakibatkan virus HIV
menjadi kebal terhadap obat ARV sehingga perlu diganti dengan
golongan obat ARV yang lebih tinggi (ARV Lini 2).
Tidak perlu khawatir minum obat seumur hidup karena HIV AIDS sama
seperti penyakit kronis lainnya, misalnya, diabetes dan darah tinggi.
27
Bagaimana Cara
Minum ARV?
ARV
ARV
ARV
minum obat
minggu senin selasa rabu kamis jumat sabtu
Setiap obat (tidak hanya ARV) memiliki potensi efek samping yang
berbeda-beda berat-ringannya antar individu. Secara umum, obat-obat
yang sudah memiliki izin edar sudah melalui serangkaian tes keamanan
yang ketat untuk meminimalisir toksisitas obat
28
Apa Efek Samping
ARV?
Apa yang Harus
Dilakukan Bila Terjadi
Efek Samping ARV?
Ringan Perasaan tidak enak yang tidak Tidak perlu perubahan terapi
menetap; tidak ada keterbatasan aktivitas
Sumber: Buku Saku Pengobatan HIV untuk ODHA dan Komunitas, Kemenkes, 2014
29
Apa yang Harus
Dilakukan Bila Terjadi
Efek Samping ARV?
TANYAKAN TANGGAPI
Apakah ada yang hendak Jawab dan ulas lebih dalam pertanyaan
ditanyakan? spesifik mengenai pengobatan ARV
30
TBC dan HIV
Catatan:
Estimasi 1. Bab ini disampaikan terutama pada pasien ODHA
remaja sebagai pengantar untuk melakukan
Waktu skrining TBC
10 Menit 2. Informasi lebih lanjut mengenai pengobatan TBC
pada ODHA tidak diberikan dalam bab ini melainkan
diberikan lebih spesifik/rinci oleh dokter PDP
31
TBC dan HIV
Apa Kaitan antara
TBC dan HIV?
Ko-infeksi TBC-HIV: infeksi bersama TBC dan HIV pada satu individu
32
Apa Kaitan antara
TBC dan HIV?
Bagaimana Mengetahui
Ada Koinfeksi TBC-HIV?
*Apabila ada jawaban “ya” pada salah satu pertanyaan di atas maka
perlu segera dilakukan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan
diagnosis TBC. Jika positif terdiagnosis TBC, maka diberikan
pengobatan TBC sesuai prosedur yang berlaku.
Skrining TBC pada pasien HIV dilakukan berkala saat kunjungan rutin
(kontrol) pengobatan ARV
Setiap pasien TBC dimintakan untuk tes HIV dan dilakukan pengobatan
ARV bila ia terdiagnosis HIV
33
Bagaimana Mengetahui
Ada Koinfeksi TBC-HIV?
Gejala TBC:
1. Batuk
2. Demam
3. Keringat malam tanpa aktivitas
4. Penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas
5. Pembesaran kelenjar getah bening
Alamat:
Jl. H.R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan
Telepon: 021-1500567 (Halo Kemkes)
SMS: 0812 815 62620
Email: subditaids.p2pl@gmail.com
Website: www.pppl.depkes.go.id
Hubungi Kami:
Subdit HIV AIDS dan PIMS,
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung,
Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit,
Kementerian Kesehatan RI
Alamat:
Jl. H.R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan
Telepon: 021-1500567 (Halo Kemkes)
SMS: 0812 815 62620
Email: subditaids.p2pl@gmail.com
Website: www.pppl.depkes.go.id