Anda di halaman 1dari 13

PERUMUSAN TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

(THE SEARCH FOR OBJECTIVES)

Pada akhir tahun 1960an, user objective yang dahulu sempat terabaikan, akhirnya
memiliki peranan yang penting pada penelitian dan monograf serta keputusan yang berorientasi
teoritis. Kebutuhan pengguna dan tujuan menjadi penghubung yang penting bagi dokumen-
dokumen yang keluar pada masa itu, yaitu ASOBAT (diterbitkan oleh AAA tahun 1966), APB
Statement 4 (diterbitkan oleh APB tahun 1970), Trueblood Committee Report (diterbitkan oleh
AICPA tahun 1973), serta SATTA (diterbitkan oleh AAA tahun 1977).

I. ASOBAT
Tahun 1966 AAA menerbitkan A Statement of Basic Accounting (ASOBAT). ASOBAT
merupakan satu gebrakan besar yang terjadi setelah periode penerbitan AAA yang lebih
bersifat deskriptif dan normatif pada tahun 1963-1964. ASOBAT melengkapi orientasi
postulat, dalil, dan konsep akuntansi dengan perumusan tujuan-tujuan akuntansi keuangan.
ASOBAT mengorientasikan akuntansi berdasarkan kebutuhan pengguna yang mengacu pada
metateori. Metateori akuntansi adalah bagian yang paling penting dari struktur teori untuk
tujuan dan capaian informasi akuntansi. Metateori juga akan berkenaan dengan hambatan-
hambatan tertentu pada informasi akuntansi yang terpublikasi dan juga penentuan kriteria atau
garis pedoman untuk memilih alternatif lain.

1.1 Perkembangan Pendekatan Pengguna (User)


Definisi akuntansi yang dilontarkan oleh komite mewakili hal mendasar dari telah terjadi
pada waktu sebelumnya. ASOBAT mendefinisikan akuntansi sebagai proses mengidentifikasi,
mengukur, dan menginformasikan informasi ekonomi untuk memberikan ruang bagi penilaian
dan keputusan untuk informasi tersebut yang dilakukan oleh pengguna. Penekanan pada para
pengguna dan kebutuhannya pertama kali muncul pada buku di tahun 1950an dan hal tersebut
merupakan sejarah panjang akuntansi hingga sekarang.

1.2 Orientasi Pada Teori


Komite mendefinisikan teori sebagai satu kesatuan prinsip pragmatik, konseptual dan
hipotetis yang membentuk kerangka umum referensi untuk s membentuk kerangka acuan
umum untuk bidang studi. Tugas – tugas yang harus dilaksanakan oleh komite antara lain:

1
1) Mengidentifikasi bidang akuntansi sehingga generalisasi yang bermanfaat tentang hal
ini dapat dibuat dan teori yang dikembangkan.
2) Menetapkan standar dimana informasi akuntansi yang mungkin akan dinilai.
3) Menunjukkan perbaikan mungkin dalam praktek akuntansi.
4) Menyajikan sebuah kerangka kerja yang bermanfaat bagi para peneliti akuntansi
berusaha untuk memperpanjang penggunaan akuntansi dan ruang lingkup akuntansi
subyek sebagai kebutuhan masyarakat berkembang.
Definisi teori menurut ASOBAT lebih terfokus pada pembangunan kerangka kerja untuk
mengevaluasi pendekatan sistem untuk transaksi serta menyajikan laporan keuangan untuk
para pengguna informasi akuntansi.

1.3 Tujuan Akuntansi


Karena akuntansi berkaitan dengan kebutuhan pengguna, seperangkat tujuan yang berkaitan
dengan kebutuhan pengguna berdiri di puncak metateori. ASOBAT mengasumsikan bahwa
evaluasi terhadap kerangka standar dan pedoman akuntansi dapat menjadi lebih luas dan
independen dari tujuan penetapan standar itu sendiri yaitu tujuan laporan keuangan. Ada empat
tujuan yang dirumuskan oleh ASOBAT yang merupakan serangkaian definisi, karakter
kualitatif dan panduan yang akan memfasilitasi pelaksanaan tujuan-tujuan akuntansi, yaitu:
1) Membuat keputusan tentang penggunaan sumber daya yang terbatas
Membuat keputusan merupakan suatu evaluasi tentang apa yang diharapkan akan terjadi
di masa depan dengan menggunakan metode model keputusan untuk menilai apa yang
terjadi di masa depan. Sedangkan kemampuan untuk menyajikan informasi yang berguna
untuk pembuatan keputusan disebut kemampuan prediksi. Pada pendekatan orientasi-
pengguna, menyajikan informasi yang berguna untuk pembuatan keputusan tanpa
memandang latar belakang maupun kemampuan pengguna yang berbeda merupakan
tujuan akuntansi yang paling penting.
2) Mengarahkan dan mengontrol sumber daya
Bagi ASOBAT, kebutuhan manajerial akan data akuntansi berbeda dengan pihak
eksternal yang lain. Meskipun demikian, manajemen juga merupakan subjek dari empat
standar pelaporan yang sama walaupun pengaplikasiannya berbeda-beda.
3) Mempertahankan dan melaporkan pertanggungjawaban sumber daya
Tujuan ini sering disebut dengan stewardship (penatagunaan). Hubungan yang terjadi
antara pemilik sumber daya (investor) dengan manajemen perusahaan telah

2
menimbulkan teori agensi, dimana para manajemen harus memberikan laporan hasil
perusahaan dan bertanggungjawab atas laporan tersebut kepada investor.
4) Memfasilitasi fungsi dan kontrol sosial
Tujuan ini merupakan perpanjangan dari tujuan sebelumnya, yaitu stewardship, dimana
tujuan ini ditujukan untuk masyarakat secara keseluruhan yang memakai akuntansi untuk
mengurus masalah pajak, pencegahan terjadinya kecurangan, peraturan pemerintah serta
pengumpulan statistik untuk mengukur aktivitas ekonomi.

1.4 Standar Informasi Akuntansi


Empat standar akuntansi mengevaluasi - relevansi, verifiability, kebebasan dari bias, dan
quantifiability - berada di jantung ASOBAT. Standar-standar, pedoman berikutnya untuk
mengkomunikasikan informasi akuntansi, dan tujuan dapat dipandang sebagai bagian dari
metateori akuntansi. Seperti bagian lain dari ASOBAT, standar tampaknya bertujuan untuk
mengevaluasi dipublikasikan informasi laporan keuangan. Namun, badan pembuatan
kebijakan untuk menilai diusulkan juga bisa menggunakannya.
Proses akuntansi menghasilkan informasi yang disajikan dalam bentuk laporan
keuangan. Para pemakai menggunakan informasi tersebut sebagai dasar pengambilan
keputusan. Adapun empat standar kualitas sebagai penilaian informasi yang ditetapkan
ASOBAT antara lain :
1) Relevan
Relevan berhubungan dengan penggunaan informasi dalam pembuatan keputusan yang
dikembangkan dari empat tujuan akuntansi untuk berbagai jenis informasi (standar
kualitas primer).
2) Dapat diuji
Dapat diuji merupakan bagian dari aspek pengukuran, dimana suatu transaksi diuji untuk
melihat objektivitas informasi.
3) Bebas dari prasangka
Bebas dari prasangka berhubungan dengan keseragaman para pengguna informasi,
dimana mereka memiliki keputusan yang berbeda-beda khususnya antara pengguna
informasi internal dan eksternal. Standar ini bersifat komplementer terhadap karakteristik
kualitatif netral, sehingga standar ini diperlukan.

3
4) Kuantifikasi
Kuantifikasi berhubungan dengan teori pengukuran, dimana keduanya merupakan dua
konsep yang sangat penting dalam struktur metateori. Dalam laporan keuangan,
pengungkapan pengukuran ini menjadi sangat penting.

1.5 Pedoman Berkomunikasi Informasi Akuntansi


Selain empat standar yang mengisyaratkan bahwa kualitas informasi akuntansi penting
bagi para pemakai informasi, ASOBAT juga merumuskan pedoman yang dapat digunakan
sebagai pegangan untuk membuat hubungan – hubungan dalam menyusun informasi akuntansi.
Pedoman – pedoman tersebut berhubungan dengan :
1) Kepatutan yang diharapkan untuk digunakan
Standar akuntansi menjadi penting karena akuntansi keuangan merupakan produk
regulasi yang melibatkan pengakuan, pengukuran, dan penyajian kejadian ekonomik
suatu entitas dalam satuan waktu tertentu. Kepatutan yaitu hubungan standar dengan
transaksi yang dilakukan.
2) Penjelasan hubungan-hubungan yang penting atau cukup berarti
Hubungan dalam laporan keuangan penting untuk mendapatkan penjelasan karena
akuntansi melibatkan menggunakan konsep-konsep seperti artikulasi, akrual, kebijakan
dan lainnya.
3) Perhitungan informasi keuangan
Pihak diluar pemilik yang dikenal dengan lingkungan akuntansi juga merupakan
pengguna informasi akuntansi. Lingkungan ini akan menerima dan mentransfer
informasi.
4) Keseragaman dengan praktek diantara kesatuan usaha
Pedoman ini berhubungan dengan pedoman no.1 yang erat kaitannya dengan pemilihan
standar yang tepat dan dilaksanakan secara seragam atau konsisten dari periode ke
periode.
5) Konsekuensi praktek yang berkesinambungan
Kondisi bisnis adalah going concern atau berkesinambungan. Dalam kondisi tersebut
kinerja manajemen dapat diukur dan informasi keuangan dapat diwujudkan.

II. ACCOUNTING PRINCIPLES BOARD STATEMENT NO.4


Accounting Principles Board (APB) dibentuk oleh AICPA pada tahun 1959. Tugas
utama dari APB adalah mengajukan rekomendasi secara tertulis mengenai prinsip akuntansi,
4
menentukan praktek akuntansi yang tepat, dan mempersempit celah perbedaan-perbedaan yang
ada serta ketidak konsistenan yang terjadi dalam praktek akuntansi saat itu. Anggota APB yang
berjumlah 18 hingga 21 orang, sebagian besar merupakan akuntan publik, ditambah dengan
wakil-wakil dari industri, dan akademisi.
Pada tahun 1970, APB menerbitkan Statement No. 4 yang berjudul “Basic Concepts and
Accounting Principles Underlying Financial Statements of Business Enterprises”. Laporan ini
berisi tentang tujuan khusus dan tujuan umum laporan keuangan. APB Statement 4, Basic
Concepts and Accounting Principles Underlying Financial Statements of Business
Enterprises, muncul ketika postulat dan prinsip-prinsip pendekatan berlalu dan tujuan dan
standar bermunculan. Tujuan APB Statement No.4 adalah untuk menyatakan konsep
dasar pelaporan keuangan. Dalam laporan ini tujuan laporan keuangan digolongkan sebagai
berikut :
1) Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah untuk menyajikan laporan posisi keuangan,
hasil usaha, dan posisis keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan General
Accepted Accounting Principles (GAAP) atau Prinsip – Prinsip Akuntansi Berterima
Umum (PABU).
2) Tujuan Umum
APB menetapkan tujuan umum laporan keuangan yaitu menyediakan informasi yang
dapat digunakan oleh para pemakai informasi sebagai dasar pengambilan keputusan
ekonomis. Tujuan tersebut dapat dijabarkan menjadi beberapa tujuan sebagai berikut :
a. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang sumber daya ekonomi dan
kewajiban suatu entitas bisnis.
b. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang perubahan sumber daya bersih
sebagai hasil aktivitas – aktivitas entitas dalam menghasilkan laba.
c. Menyediakan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk mengestimasi
potensi laba dalam satuan waktu tertentu.
d. Menyediakan informasi lain yang dibutuhkan tentang perubahan sumberdaya
ekonomi dan kewajiban.
e. Mengungkapkan informasi lain yang relevan dengan kebutuhan pemakai.
3) Tujuan Kualitatif
Disamping menetapkan tujuan khusus dan tujuan umum, APB juga menempatkan
kualitas informasi keuangan sebagai tujuan. Secara eksplisit tujuan kualitatif ini

5
memberikan isyarat bahwa suatu informasi dapat dipergunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan ekonomik jika informasi tersebut berkualitas. Adapun tujuan
kualitatif yang dirumuskan APB Statement No. 4 adalah sebagai berikut :
a. Relevansi (relevance), memilih informasi yang benar – benar sesuai dan dapat
membantu pemakai laporan dalam proses pengambilan keputusan.
b. Dapat dipahami (understandability), informasi yang dipilih untuk disajikan bukan
saja yang penting tetapi juga informasi yang dimengerti oleh pemakainya.
c. Dapat diuji kebenarannya (verifiability), hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa
oleh pihak lain dengan metode pengukuran yang sama dan akan menghasilkan
pendapat yang sama.
d. Bersifat netral (neutrality), laporan akuntansi itu bersifat netral terhahap pihak yang
berkepentingan. Informasi yang dimaksud untuk pihak umum bukan pihak tertentu
saja.
e. Tepat waktu (timeliness), laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk pengambilan
keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat.
f. Dapat diperbandingkan (comparability), informasi akuntansi harus dapat saling
dibandingkan artinya akuntansi harus memiliki prinip yang sama baik untuk suatu
perusahaan maupun perusahaan lain.
g. Kelengkapan (completeness), informasi akuntansi yang dilaporkan harus mencakup
semua kebutuhan yang layak dari para pemakai.

III. THE TRUEBLOOD COMMITTEE REPORT


AICPA membentuk The Trueblood Committee pada bulan April 1971, ketika APB
berada di bawah kritik keras tetapi juga pada suatu titik ketika beberapa tingkat kemajuan yang
tenang sedang dibuat dalam hal merumuskan struktur teori akuntansi. Komite didakwa dengan
menggunakan APB Statement 4 sebagai cara untuk menyempurnakan tujuan laporan keuangan
sebagai bagian dari struktur metatheoretical. Komite yang dipimpin Trueblood ini
beranggotakan sembilan orang yang berasal dari akademisi dan praktisi. Mereka ditugaskan
untuk merumuskan tujuan laporan keuangan. Dalam laporannya komite ini ingin menentukan
hal-hal berikut.
a. Siapa yang memerlukan laporan keuangan ?
b. Informasi apa yang mereka perlukan ?
c. Berapa banyak informasi yang diperlukan tersebut dapat disupply oleh akuntansi?

6
d. Kerangka apa yang dibutuhkan untuk menyusun informasi yang diperlukan itu ?
Adapun tujuan utama dan tujuan spesifik dan perincian sifat kualitas yang harus dimiliki
oleh laporan keuangan antara lain :
1) Tujuan Utama
Trueblood Commitee merumuskan tujuan utama laporan keuangan adalah memberikan
informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan. Para pemakai laporan akan
menggunakannya untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai dampak keuangan
yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambil.
2) Penggolongan Tujuan Secara Spesifik
a. Untuk memberikan informasi sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bagi
pemakai laporan keuangan.
b. Untuk melayani pemakai umum yang memiliki wewenang, kemampuan atau sumber
kekayaan yang terbatas untuk mendapatkan informasi lain yang meyakini laporan
keuangan sebagai sumber informasi utama mengenai aktivitas perusahaannya.
c. Untuk memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor untuk
meramalkan, membandingkan, dan menilai potensi arus kas menurut jumlah, waktu
dan memperhatikan ketidakpastian lainnya.
d. Untuk memberikan informasi kepada pemakai laporan keuangan untuk meramalkan,
membandingkan dan menilai earning power (kemampuan mendapatkan laba)
perusahaan.
e. Untuk menyediakan informasi yang berguna untuk menilai kemampuan manajemen
menggunakan sumber kekayaan perusahaan secara efektif dalam mencapai tujuan
perusahaan.
f. Untuk memberikan informasi faktual yang dapat ditafsirkan tentang transaksi dan
kejadian lainnya yang berguna untuk meramalkan, membandingkan dan menilai
earning power. Hal ini menjadi dasar dalam hal yang tergantung pada penafsiran,
penilaian, peramalan, taksiran harus diungkapkan.
g. Untuk memberikan laporan tentang posisi keuangan yang berguna untuk
meramalkan, membandingkan dan menilai earning power perusahaan.
h. Untuk meberikan laporan laba periodik yang berguna untuk meramalkan,
membandingkan dan menilai earning power perusahaan.
i. Untuk memberikan laporan kegiatan yang berguna untuk meramalkan,
membandingkan dan menilai earning power perusahaan.

7
j. Untuk memberikan informasi yang berguna untuk proses peramalan keuangan.
k. Untuk lembaga pemerintah dan lembaga nirlaba laporan keuangan berguna untuk
menilai efektivitas dari manajemen dan sumber-sumber kekayaan dalam mencapai
tujuan perusahaan.
l. Untuk masyarakat laporan keungan menyajikan kegiatan perusahaan yang
mempengaruhi masyarakat yang dapat ditentukan, dijelaskan, atau diukur dan
merupakan hal yang penting bagi peranan perusahaan dalam lingkungannya.
3) Sifat dan Kualitas Laporan Keuangan
Laporan komite Trueblood juga menjelaskan tujuh sifat dan kualitas laporan keuangan
sebagai berikut :
a. Relevan dan materialitas (relevance and materiality)
b. Formalitas dan kenyataan di atas formalitas (form and substance over form)
c. Tingkat kepercayaan (reliability)
d. Bebas dari prasangka subjektif (freedom from bias)
e. Dapat dibandingkan (comparability)
f. Konsisten (consistency)
g. Dapat dipahami (understandability)

IV. STATEMENT OF ACCOUNTING THEORY AND THEORY ACCEPTANCE


Statement Of Accounting Theory And Theory Acceptance (SATTA) diterbitkan oleh
Komite Eksekutif AAA pada tahun 1973. Tujuannya sama dengan ASOBAT yaitu sebagai
badan yang berdedikasi tinggi dengan melakukan riset tentang literatur yang berhubungan
dengan laporan keuangan dan pernyataan-pernyataan profesi yang berkaitan dengan teori
akuntansi.
Dalam rangka lebih memahami SATTA, sangat perlu juga untuk memahami
hubungannya dengan ASOBAT. Tentu saja, kedua dokumen tersebut merupakan produk dari
komite AAA yang mempunyai garis pedoman yang sama. ASOBAT berusaha untuk
mengembangkan garis pedoman metateoritis yang sama untuk evaluasi sistem penilaian dan
informasi akuntansi. Sedangkan, SATTA mempertimbangkan banyak system penilaian
akuntansi dan juga pertimbangan teoritis serta alasan-alasan kenapa kriteria suatu sistem
penilaian tidak dapat dikembangkan.

8
4.1 Pendekatan-Pendekatan Teori Dalam Akuntansi
1) Pendekatan Klasik
SATTA secara efektif mengkategorikan system penilaian yang beragam yang dijelaskan
dalam literatur. Sistem-sistem yang lama diklasifikasikan sebagai pendekatan-pendekatan
klasik terhadap perkembangan teori. Kebanyakan dari pendekatan tersebut dikategorikan
sebagai normatif dan deduktif dan sebagai suatu hal tidak berbeda terhadap kebutuhan
pengguna akan keputusan walaupun pihak pengembang model berpendapat bahwa model
mereka merupakan model unggulan guna bersaing dengan model alternatif.
Dalam beberapa kasus, para penulis klasik (kuno) menggunakan apa yang SATTA sebut
dengan pendekatan induktif, akan tetapi “induktif” dalam pengertian khusus – sebuah
pengumpulan fakta dari literatur akuntansi itu sendiri dan juga dari beberapa observasi praktik
– bukan dalam pengertian review sistematis dan analisa praktik yang biasa.
2) Pendekatan Kegunaan Keputusan
Antar pendekatan kontemporer terhadap terhadap teori akuntansi merupakan bagian luas
penelitian yang telah terkonsentrasi pada pengguna laporan akuntansi, keputusan mereka,
kebutuhan informasi, dan kemampuan memproses informasi. Pendekatan kegunaan keputusan
telah lebih jauh fokus ke dalam model keputusan dan pembuat keputusan. Kerangka kerja
metatoeritis yang dikembangkan dalam ASOBAT dan laporan Trueblood merefleksikan
orientasi model keputusan. System yang termasuk dalam kategori ini mempunyai karakteristik
sebagai berikut: (1) mereka normatif dan deduktif karena sistem teoritis harus memenuhi,
sedekat mungkin, kriteria kerangka kerja metateoritis; (2) beberapa bentuk relevansi dari
keputusan-keputusan tertentu ditekankan oleh kelompok pengguna tertentu; dan (3) kriteria
relevansi merupakan alat dalam mengukur aset, liabilitas dan transaksi pemasukan.
Poin utama mengenai orientasi pembuat keputusan adalah bahwa orientasi ini lebih
bersifat deskriptif dibandingkan normatif karena orientasi tersebut mencoba untuk mencari
tahu informasi apa yang sebenarnya digunakan atau diinginkan. Dengan demikian, penelitian
yang termasuk kategori pembuat keputusan juga bersifat induktif (empiris). Banyak dari
penelitian tingkah laku termasuk kategori pembuat keputusan.
Walaupun banyak informasi penting telah datang dari penelitian yang sedikit luas yang
dilakukan dengan pendekatan ini, akan tetapi tidak ada posisi yang kuat yang muncul untuk
metode penilaian (pembeberan biaya saat ini pada SFAS No. 33 tidak dipahami secara baik
oleh pengguna). Di lain pihak, karena pendekatan model keputusan bersifat normatif,
pendekatan tersebut telah menghasilkan advokasi untuk sistem penilaian tertentu.

9
3) Pendekatan Ilmu Ekonomi Informasi
Ilmu ekonomi informasi seperti yang diterapkan pada teori akuntansi tidak berkaitan
langsung dengan sistem penilaian alternatif. Tetapi terkait dengan permasalahan biaya dan
keuntungan yang timbul dari produksi dan kegunaan informasi. Dengan demikian, informasi
akuntansi dilihat sebagai sebuah barang ekonomi, sebuah pandangan yang sebelumnya tidak
dipertimbangan dalam formulasi teori.

4.2 Kelemahan Pendekatan Teori


Masalah mendasar yang diangkat oleh SATTA adalah keberagaman pengguna dalam hal
keputusan dan kebutuhan informasi mereka yang berbeda. ASOBAT dan APB No.4
menghadirkan fakta bahwa banyak kelompok pengguna membutuhkan informasi demi tujuan
pembuatan keputusan. Salah satu reaksi ASOBAT terhadap permasalahan ini disebut dengan
problem multiples measures. Akan tetapi, ada batasan terhadap kemampuan pengguna untuk
menyerap dan memproses informasi tambahan, sehingga ekspansi data tidak dapat terserap
secara utuh. Di lain pihak, laporan Trueblood menerbitkan premis yang menyatakan grup
pengguna informasi yang berbeda akan membuat keputusan yang mirip dan memiliki
kebutuhan informasi yang mirip pula.
SATTA jauh lebih pesimis dibandingkan dengan laporan Trueblood mengenai keputusan
dan informasi baik antar atau sesama kelompok pengguna. Informasi yang dibutuhkan bisa
bersifat heterogen atau bisa juga bersifat homogen. Biasanya pilihan terhadap sifat informasi
dan yang membutuhkan penggabungannya selalu pada situasi yang sulit. Laporan entitas dan
pengungkapannya merupakan bentuk barang bebas, karena informasi akuntansi sudah
merupakan barang publik bukan barang privat. Memberikan informasi akuntansi yang
merupakan barang publik pada para pemakai yang berbeda, menjadikan formulasi standar-
standar akuntansinya dan metode-metode penting dapat menghasilkan jalan buntu. Dengan
demikian, perbedaan set informasi akuntansi berbeda akan menghasilkan harga saham yang
berbeda pula.

V. TUJUAN PENGGUNA DAN KEBERAGAMAN PENGGUNA


Pencarian untuk tujuan pengguna telah diliputi oleh masalah keanekaragaman pengguna
dibahas dalam laporan SATTA. Pada bagian ini, akan secara singkat dibahas tentang pelaporan
tujuan mayor dan minor perusahaan dan kemudian berhubungan dengan masalah
keanekaragaman pengguna untuk tujuan. Tujuan pengguna tercantum dalam dokumen
seperti Trueblood Committee Report dan SFAC No.1 yang cukup luas dan umum. Spesifisitas
10
lebih lanjut mungkin diperlukan jika membuat kebijakan. Namun, jumlah jumlah penelitian
mengenai isu ini sangatlah terbatas.

5.1 Kemampuan Prediktif


Data akuntansi kegunaan sebagai bantuan untuk memprediksi variabel masa depan dalam
konteks pasar modal yang sebagian besar efisien telah menjadi sangat penting dalam penelitian
akuntansi. Meskipun efisiensi pasar memvalidasi tujuan kemampuan prediktif, tugas FASB
memilih antara bersaing alternatif akuntansi dalam konteks di mana manfaat dari standar
akuntansi harus melebihi biaya mereka. Sejumlah penelitian awal berusaha untuk
menggunakan data akuntansi untuk memprediksi variabel masa depan. Satu kelompok studi
telah berusaha untuk memprediksi pendapatan masa depan berdasarkan angka pendapatan
sekarang dan masa lalu. Salah satu tujuan dari studi ini adalah untuk memperoleh bukti tentang
apakah biaya perolehan pendapatan, laba-tingkat harga disesuaikan umum, atau pendapatan
nilai saat ini adalah prediktor yang lebih baik dari dirinya sendiri.

5.2 Akuntabilitas
Kata akuntabilitas berarti suatu konsep yang lebih luas terutama berkaitan dengan
pengamanan aset. Tanggung jawab manajemen untuk laporan tentang pencapaian tujuan
untuk penggunaan sumber daya perusahaan yang efektif dan efisien. Pengukuran berdasarkan
tujuan akuntabilitas akan mencakup laba per saham dan tingkat pengembalian investasi dan
komponennya (modal omzet dan profit margin). Kemampuan prediktif dan akuntabilitas
merupakan tujuan yang terpisah. Salah satunya adalah terkait dengan data yang akan berguna
dalam hal menilai prospek masa depan, sedangkan yang berkaitan dengan mengevaluasi
kinerja perusahaan. Objektivitas akan menjadi komponen penting dari kerangka ini.

5.3 Tujuan Sekunder


Tujuan lain adalah beradaptasi, tujuan ini berkaitan dengan mengukur total likuiditas
yang tersedia bagi perusahaan. Menurut definisi, ini ditentukan dengan mengukur exit value
aset perusahaan dikurangi kewajiban. Sebuah laporan laba rugi mengukur perubahan likuiditas
yang terjadi selama periode sebagai hasil usaha. Perusahaan yang sukses going
concern mungkin akan memanfaatkan hanya sebagian sangat kecil dari total likuiditas yang
tersedia selama periode waktu yang relatif singkat. Pengukuran adaptasi mungkinakan paling
penting bagi para pemilik kecil, dipegang perusahaan dan mungkin kreditor jangka pendek.

11
5.4 Keberagaman Pengguna
Ada sejumlah besar dan beberapa pengguna laporan keuangan yang dipublikasikan.
Daftar kelompok pengguna mungkin memang panjang. Ini akan mencakup:
1) Pemegang Saham
2) Kreditor
3) Analis keuangan dan penasihat
4) Karyawan
5) Serikat buruh
6) Pelanggan
7) Pemasok
8) Asosiasi perdagangan industry
9) Instansi Pemerintah
10) Kelompok kepentingan umum
11) Penelitian dan pembuat standar
12) Auditor
13) Manajemen
14) Kelompok lainnya yang berhubungan dengan operasi perusahaan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Wolk Harry, Tearney Michael, Dodd James. 2000. Accounting Theory: A Conceptual and
Institutional Approach Fifth Edition. United States if America:South Western College
Publishing:

Astika, I.B Putra. 2011. Konsep – Konsep Dasar Akuntansi Keuangan. Denpasar: Udayana
University Press.

Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Teori Akuntansi Edisi Edisi Revisi 2011. Jakarta : Rajawali Pers.

13

Anda mungkin juga menyukai