Oleh:
- Penilaian Keluar
Metode ini sering dirujuk sebagai proses likuidasi, di mana kewajiban akan sama
nilainya dengan jumlah yang dibutuhkan untuk melunasi pada tanggal laporan.
Dengan pendekatan ini neraca menjadi pernyataan besar likuiditas bersihnya yang
tersedia bagi adaptasi perusahaan, atau kemampuan untuk mengalihkan sumber daya
yang ada pada saat ini menjadi peluang baru.
Dalam kasus yang sederhana ini hanya satu kesimpulan yang bisa dihasilan dari
pernyataan-pernyataan di atas. Lain halnya dengan sistem yang lebih kompleks, dimana
kesimpulan yang dihasilkan bisa lebih dari satu. Namun, kesimpulan hendaknya tidak
bertentangan satu dengan yang lainnya.
Jika kita menggunakan teori ini untuk yang bener-benar bernama John, sebagai lawan
untuk menganalisa logika dari serangkaian pernyataan ini, kita harus melihat dan jika diperlukan,
memeriksa John untuk menentukan statusnya.Dalam point ini kita berada dalam lingkup induktif
karena kita mungkin tidak menilai teori dengan logika internal namun mengobservasi bukti-bukti
tersebut.Contohnya, John mungkin kuda yang punya 2 kaki yang sudah diamputasi.Asumsikan
apabila alasan tersebut valid, hanya premis pertanyaan atau kesimpulan empiris yang bisa
mengubah teori deduktif.
Beberapa pendekatan deduktif untuk teori akuntansi telah menggunakan aksioma formal
sebagai premis dari berbagai aturan akuntansi yang dapat dihasilkan.Oleh aksioma formal kita
artikan satu aturan didefinisikan sesuai dengan aturan atau logika.Pendekatan deduktif formal
(kadang disebut metode analitikal deduktif) tidak menghasilkan kesimpulan yang baik dalam
teori akuntansi.
Penalaran induksi mengkaji atau menguji data, biasanya sampel dari suatu populasi, dan
membuat kesimpulan mengenai populasi tersebut.Dalam penelitian akuntansi, data didapat
melalui banyak metode dan sumber, termasuk kuisioner yang disebar ke responden atau pihak
lainnya, eksperimen dalam laboratorium, beberapa laporan keuangan yang dipublikasikan, dan
harga saham yang diperdagangkan.Penelitian harus berdasarkan hipotesis yang mampu diuji,
memilih sampel yang sesuai dari populasi yang diuji, mengumpulkan dan meneliti data yang
diperlukan, dan menggunakan cara statistik yang dianggap perlu untuk menguji hipotesis.
Teori Normatif dan Deskriptif
Teori juga dapat dikategorikan sebagai terori normatif dan teori deskriptif.Teori normatif
menggunakan nilai pertimbangan; terkandung didalamnya minimal satu premis yang memang
seharusnya terkandung didalamnya.Sebagai contoh, pelaporan akuntansi harus diukur
berdasarkan pada nilai bersih asset yang menunjukan sebuah sistem normatif.Sebaliknya teori
deskripsi mencoba untuk menemukan hubungan yang benar-benat ada.
Sistem deduktif sering merupakan hal yang normatif meskipun matematika dan logika
merupakan nilai yang bebas, sedangkan pendekatan induktif biasanya mencoba untuk
mendeskripsikan sesuatu.Karakteristik ini dihasilkan metode deduktif dan metode
induktif.Metode deduktif pada dasarnya menghasilkan kesimpulan yang sesuai dengan premis
sedangkan metode induktif berusaha untuk mencari dan menjelaskan hubungan yang sebenarnya.
Teori Global dan Partikular
Lebih mendalam didefinisikan perbedaan antara sistem deduktif dan induktif adalah sistem
deduktif terkadang bersifat global (makro), sedangkan induktif biasanya merupakan particular
(mikro). Dimana dalam konteks akuntansi pendekatan global atau premis sistem deduktif adalah
jumlah secara totalannya dan kesimpulan harus merupakan bagian dari semuanya.Sedangkan
sistem induktif, karena menjelaskan kenyataan mengenai hubungan yang sebenarnya, terfokus
hanya pada lingkup kecil dari lingkungan yang relevan, dengan kata lain riset induktif cenderung
untuk menguji lebih seksama definisi pertanyaan dan masalah yang ada.
Hubungan Komplementer Metode Deduktif dan Induktif
Sistem deduktif-induktif berbeda dalam penelitian, namun terlepas dari pendekatan
kompetitif, deduksi dan induksi sifatnya adalah komplementer dan sering digunakan bersama.
Hakansson menyatakan bahwa metode induktif dapat digunakan untuk menilai ketepatan dari
premis yang secara original terpilih melalui sistem deduktif. Penelitian induktif dalam akuntansi
dapat membantu untuk memberikan keterangan mengenai hubungan dan fenomena yang ada
dalam lingkungan bisnis. Sebaliknya, penelitian deduktif digunakan dalam proses pembuatan
kebijakan oleh sebab itu pemikiran deduktif berguna untuk membantu menentukan aturan yang
akan dirumuskan. Karena itu jelas bahwa metode deduktif dan induktif dapat digunakan
bersama-sama dan tidak merupakan pendekatan yang sama-sama eksklusif terlepas dari
ketidakmungkinan untuk mempertahankan penelitian induktif yang bebas nilai.
Apakah Akuntansi Itu Seni Atau Ilmu?
Banyak penulis yang menyatakan akuntansi sebagai suatu seni atau ilmu. Salah satu
penulis menyatakan bahwa akuntansi merupakan suatu ilmu, sedangkan yang lainnya,
menyatakan akuntansi sebagai bagian dari sebuah seni.Namun kedua penulis tersebut tidak
menyatakan kriteria yang nyata untuk menyatakan akuntansi sebagai seni atau ilmu.
Dalam suatu artikel yang penting, Sterling berusaha mengklarifikasi akuntansi sebagai
ilmu.Dia menunjukan bahwa seni sangat bergantung pada interpretasi dari praktisi. Sterling
percaya bahwa akuntansi menampilkan praktek yang jauh dari seni, karena akuntan adalah untuk
memecahkan masalah.Misalnya saja dalam depresiasi, jika dapat menentukan metode depresiasi,
umur aktiva, dan nilai sisa yang dimiliki oleh suatu asset, maka depreseasi dapat diukur secara
objektif.Penilaian tidak dapat dinyatakan secara objektik apabila tidak disajikan sesuai dengan
aturan yang berlaku.
Sesuai dengan pendapat Sterling, akuntansi memiliki potensi sebagai ilmu, namun secara
garis besar akuntansi itu sendiri tergantung pada elemen manusia karena sedikit lebih
dikendalikan daripada fenomena yang diukur dari ilmu alam.Konsekuensinya, kita dapat
mengharapkan akuntansi sebagai ekonomi dan ilmu sosial lainnya, untuk tepat sedikit dalam
pengukuran dan memprediksi daripada ilmu alam.
Penelitian Perilaku
Penelitian perilaku adalah area penting lainnya dari penyelidikan. Konsentrasi untama
dalam penelitian perilaku adalah bagaimana pengguna informasi akuntansi membuat keputusan
dan informasi apa saya yang mereka butuhkan. McIntyre contohnya, berusaha untuk mencari
apakah informasi biaya pengganti lebih berguna daripada informasi biaya historis dalam
mengevaluasi nilai sebenarnya tingkat pengembalian tahunan. Tingkat pengembalian tahunan
yang sebenarnya dirumuskan sebagai berikut:
1 ∆ M +D
r=
n ( M )
dimana:
n = lama periode penyimpanan dalam tahun
D = deviden yang diterima selama periode peyimpanan
M = nilai pasar dari saham pada saat awal periode penyimpanan
∆M = perubahan nilai pasar saham selama periode penyimpanan.
Meskipun terdapat kualifikasi yang cukup, McIntyre gagal untuk menunjukan keuntungan
kepada pengguna biaya pengganti pada laporan keuangan.
Sementara penelitian perilaku masih pada tahap dini, terdapat beberapa hal yang menarik
ditemukan. Banyak penelitian yang menunjukan ketidakcocokan antara model keputusan
normatif dan proses keputusan yang sebenarnya dari pengguna. Sementara penelitian perilaku
merupakan pendekatan deskriptif dan positif, sangat mudah beralih pada kesimpulan normatif
bahwa penggunaan data akuntansi untuk tujuan pengambilan keputusan dapat diperbaiki.
Teori Keagenan
Teori keagenan sekarang merupakan jenis yang sangat penting untuk penelitian
akuntansi.Teori keagenan mempelajari deduktif atau induktif dan contoh khusus penelitian
perilaku, pemeriksaan laporan keuangan contohnya.Laporan keuangan merupakan laporan yang
dibuat oleh manajemen yang menunjukan kondisi perusahaan tersebut.Manajemen mempunyai
tujuan untuk mengelola perusahaannya sebaik mungkin untuk meningkatkan pendapatan dan
meingkatkan bonus.Sedangkan di satu sisi, para pemilik juga menginginkan hasil yang terbaik
dari perusahaan yang mereka miliki. Untuk itu pemilik mendatangkan tim pemeriksa eksternal
untuk memeriksa apakah laporan keuangan yang dibuat manajemen telah sesuai dengan kondisi
perusahaan yang sebenarnya. Kesenjangan tujuan antara manajemen dan pemilik inilah yang
dinamakan teori keagenan.
Informasi Ekonomi
Akuntan menjadi semakin sadar akan biaya yang diperoleh dalam menghasilkan informasi
akuntansi. Hal ini menyebabkan penelitian baru dalam akuntansi yaitu ekonomi
informasi.Penelitian informasi ekonomi selalu merupakan analitikal atau deduktif.Informasi
ekonomi baru-baru ini termasuk dalam asumsi teori keagenan dan situasi dalam analisisnya. Hal
ini dikarenakan pembagian resiko antara pokok dan agen terkait erat dengan masalah apakah
kedua belah pihak mempunyai informasi yang utuh atau apakah asimetri akuntansi ada di mana
salah satu pihak mempunyai informasi yang lebih dibanding pihak lain. Tujuan dari analisis teori
informasi adalah untuk menentukan bagaimana pengaturan optimal kontrak insentif dan
pembagian resiko bisa dinegosiasikan.Pendekatan ini juga telah menunjukkan pentingnya fungsi
kepengurusan akuntansi (mengevaluasi kinerja manajemen sangatlah penting sehubungan
dengan penentuan insentif dan penghargaan manajer).
Kritikal Akuntansi
Kritikal akuntansi merupakan cabang dari teori akuntansi yang melihat akuntansi memiliki
peran yang sangat penting dalam mengadili konflik antara perusahaan dan konstituen sosial
seperti pekerja, pembeli, dan masyarakat umum.Akuntansi kritik penggabungan dari dua bidang
akuntansi yang dikembangkan tahun 1960, yaitu akuntansi sektor publik dan akuntansi sosial.
Akuntansi sektor publik memfokuskan pada pekerjaan “pro bono” (gratis) pajak dan konsultasi
keuangan untuk kelompok, individu, dan usaha kecil yang tidak mampu membayar untuk
layanan ini. Akuntansi sosial berusaha untuk mengukur dan mengalokasikan biaya eksternal
seperti polusi ke dalam laporan pendapatan perusahaan. Akuntansi kritik jauh lebih luas daripada
akuntansi sektor publik dan akuntansi sosial. Dalam penelitian akuntansi kritik, terdapat sedikit
tekanan di atas model matematika dan statistik dan penjelas historis yang mendalam.
c) Abad 20
Perkembangan akuntansi berpindah ke United States, yang sedang mengalami
pertumbuhan ekonomi yang cepat. Pemasukan pajak kemudian diperkenalkan pada tahun
1909, yang pada akhirnya berpengaruh pada para manajer bisnis untuk menerima
amortisasi sebagai pengurangan pendapatan. Great depression yang terjadi pada tahun
1929 sebagai akibat kehancuran pasar saham membawa perubahan penting pada US,
termasuk pendirian Securities and Exchange Commission (SEC) oleh Securities Act pada
tahun 1934 dengan focus melindungi investor dengan cara disclosure –pengungkapan.
Meskipun regulasi dan standar baru tersebut, Special Purpose Entities (SPE) masih
banyak digunakan, terutama oleh institusi finansial, yang mereka sering sebut sebagai
Structured Investment Vehicle (SIV). Kendaraan ini dibuat oleh pemberi pinjaman seperti
bank, perusahaan mortgage, dan institusi finansial lainnya unuk mengamankan pemegang
atas hipotik, saldo kartu kredit, pinjaman mobil, dan aset finansial lainnya. SIV kemudian
mengumpulkannya menjadi asset-backed securities (ABS). ABS kemudian disekuritaskan
sebagai collaterallized debt obligation (CDOs). Untuk membiayai aset yang dibeli oleh
sponsor,SIV meminjam uang dengan menerbitkan asset-backed commercial paper (ABCP).
Pembiayaan dengan ABS dengan uang pinjaman adalah strategi yang berisiko. SIV
kemudian mengurangi risiko nya dengan membeli credit default swaps (CDS).
Mulai tahun 2007, seluruh struktur seperti ini mulai hancur. Asset-backed securities kurang
transparan. Hal ini kemudian menimbulkan kecurigaan pasar yang menimbulkan penurunan
yang lebih jauh terhadap nilai pasar. Penurunan yang didaarkan kepada sedikitnya pembelian
saham oleh investor ini disebut sebagai risiko likuiditas. Semakin banyak kecurigaan
terhadap nilai sekuritas adalah dengan menurunkan harga penawaran, atau tidakmembeli
sama sekali.
Penjualan CDOs dan CDSs dan CDOs sintetis menjadi satu bagian yang disebut Shadow
Banking System. Singkatnya, risiko pihak lawan adalah hal utama yang menyebabkan
hancurnya pasar ABS. Citigroup mengembalikan $147,4 milyar aset kepada sponsor
SUVnya. Pembelian kembali dari para SUV tadi memberkan konsekuensi bahwa
pembayaran tersebut memperlemah sulvensi perusahaan dan pengetahuan mengenai aset
“beracun”. Musibah ini menimbulkan kritik keras terhadap akuntansi nilai wajar. IASB dan
FASB memulai pekerjaan ulang untuk nilai wajar standar akuntansi, dan juga standar
derekognisi, konsolidasi, dan pengakuan pendapatan.
Berdasarkan pemaparan di atas, terdapat 4 poin penting.
1) Pelaporan keuangan harus transparan, sehingga investor dapat melihat dengan jelas nilai
aset dan liabilitas
2) Akuntansi nilai wajar dapat menggantikan value-in-use ketika market collapse karena
nilai likuiditas yang menimbulkan penrunan terahadap kepercayaan diri investor.
3) Kegiatan off-balance sheet harus diungkapkan seluruhnya, meskipun tidak
dikonsolidasikan
4) Karena standar akuntansi adalah satu peraangka regulasi,perubahan yang substansil
terhadap standar yang ada, termasuk pengungkapan terhadap kompensasi manajer, telah
terjadi.
2.1 Overview
Model nilai sekarang (present value model) menyediakan informasi yang relevan
sepenuhnya kepada pengguna laporan keuangan. Dalam konteks ini informasi yang relevan
didefinisikan sebagai informasi mengenai prospek ekonomi perusahaan di masa depan, terutama
terkait dengan dividen, arus kas, dan profitabilitas.
Pada kenyataannya kondisi ideal itu belum tercipta. Oleh sebab itu, praktek akuntansi
bergerak secara kuat ke arah peningkatan penggunaan nilai wajar dari kelas-kelas besar aset dan
kewajiban. Selain pergerakan ke arah nilai wajar, model nilai sekarang menghadapi
permasalahan keandalan yang serius ketika kita mencoba untuk menerapkannya tanpa kondisi
ideal.
Sulit dikatakan bahwa perusahaan minyak dan gas beroperasi dibawah kondisi yang pasti.
Konsekuensinya, kita seharusnya mempertimbangkan SFAS 69 dalam hubungannya terhadap
model nilai sekarang dibawah ketidakpastian. Akuntansi nilai sekarang diterapkan untuk
persediaan minyak dan gas dikenal sebagai reserve recognition accounting (RRA).
2.10 Biaya Penuh (Full-Cost) Versus Usaha yang Berhasil (Successful-Efforts) dalam
Akuntansi Minyak dan Gas
Dibawah akuntansi biaya historis, kita perlu untuk mengetahui biaya aset, sehingga
mereka dapat amortisasi (dibandingkan) terhadap pendapatan selama masa manfaat mereka.
Biaya aset biasanya dapat ditentukan secara andal. Bagaimanapun juga, dalam beberapa kasus,
biaya atas aset adalah tidak jelas. Akuntansi minyak dan gas menyediakan contoh yang menarik
dan penting.
Terdapat dua metode dasar dalam menentukan biaya cadangan minyak dan gas. Metode
biaya penuh (full-cost) mengkapitalisasikan keseluruhan biaya dari penemuan cadangan
(subyek untuk pengecualian tertentu), termasuk biaya pengeboran yang tidak berhasil.
Anggapannya adalah bahwa biaya dari sumur yang berhasil adalah termasuk biaya dari lubang
kering yang dibor dalam rangka mencari yang sukses. Metode usaha yang
berhasil(successful-efforts) hanyamengkapitalisasi sumur yang sukes digali dan
membebankan lubang yang kering, alasannya adalah bahwa sulit untuk menghargai sebuah
lubang yang kering di dalam tanah sebagai sebuah aset.
Secara jelas, kedua pendekatan ini dapat menghasilkan perbedaan material dalam biaya
yang dicatat untuk cadangan minyak dan gas, yang menghasilkan beban penyusutan yang juga
berbeda secara material. Sebaliknya, hal ini mempersulit perbandingan dari laporan laba bersih
perusahaan minyak dan gas, karena perusahaan yang berbeda mungkin menggunakan metode
yang berbeda untuk menentukan biaya terhadap cadangan mereka. Untuk tujuan kita, secara
sederhana perlu dicatat bahwa basis akuntansi biaya historis tidak dapat menempatkan
pertanyaan dimana metode mana yang dapat dipilih. Dasar biaya historis yang mensyaratkan
hanya bahwa biaya dari cadangan minyak dan gas ditetapkan. Ia tidak mensyaratkan sebuah
metode khusus untuk menetapkan biaya apa yang seharusnya dicatat. Kenyataannya, CICA
Handbook (paragraf 3060.25) mengijinkan kedua metode untuk digunakan di Kanada (menjadi
subjek terhadap pengecualian tertentu).
Perhatikan bahwa penggunaan RRA dalam akun perusahaan akan mengeliminasi
kontroversi biaya penuh versus usaha yang berhasil. RRA menilai cadangan minyak dan gas
pada nilai sekarang. Hal ini bukanlah pendekatan berdasarkan biaya, sehingga pertanyaan
tentang bagaimana menentukan biaya tidak timbul. Dibawah RRA, beban penyusutan adalah
perubahan dalam nilai sekarang dari cadangan minyak dan gas selama periode.
Sebuah pendekatan tidak langsung terhadap pendapatan ekonomi yang sebenarnya dari
mendasarkan atas perhitungan pendapatan atas perubahan nilai pasar dibandingkan dengan nilai
sekarang mengarahkan ke dalam dimana nilai pasar perlu ada untuk seluruh aset dan kewajiban
perusahaan, kondisi yang dikenal sebagai pasar yang tidak lengkap (incomplete markets). Jika
nilai pasar tidak tersedia untuk seluruh aset dan kewajiban perusahaan, sebuah pengukuran
pendapatan yang berdasar atas nilai pasar adalah tidak memungkinkan.
Kurangnya probabilitas keadaan objektif membuka pintu untuk estimasi subjektif atas
kinerja masa depan perusahaan. Beberapa estimasi ini dapat menjadi subjek untuk kurangnya
keakuratan dan bias yang mungkin terjadi. Sebagai hasilnya, estimasi akuntansi yang didasarkan
atas nilai sekarang kehilangan keandalan pada saat mereka berjuang untuk mempertahankan
relevansi. Kesimpulan kedua adalah bahwa akuntan merasa bahwa akuntansi berdasar biaya
historis untuk kelas-kelas besar dari aset dan kewajiban operasi menyajikan sebuah cara yang
berguna untuk mencatat, sejak kita melihat akuntansi biaya historis untuk kelas-kelas ini
mengakar kuat dalam praktek. Beberapa relevansi hilang, tetapi diharapkan keandalan
ditingkatkan.