Anda di halaman 1dari 17

Measurement

Mata Kuliah : Topik-topik Khusus Dalam Akuntansi

Anggota Kelompok 1 :
Chandra Budiarso (023002104031)
Arnitia Rahmatika (023002104041)
Galuh Sukma Daffa Haenidya (023002104064)
Tujuan Pembelajaran
• Dapat mengkomunikasikan konsep pengukuran dalam konteks pelaporan keuangan saat ini dan
menunjukkan pemahaman tentang banyak manfaat dan keterbatasannya
• Dapat merefleksikan pendekatan pembuat standar untuk pengukuran dan mengevaluasi pendekatan
pengukuran yang berbeda
• Dapat secara kritis menerapkan metode pengukuran yang berbeda untuk mengevaluasi dampak pilihan
pengukuran terhadap kualitas informasi akuntansi
• Dapat mengkomunikasikan dan membenarkan sifat kontroversial dari nilai wajar sebagai pendekatan
pengukuran dan mempertimbangkan argumen untuk dan melawan pergeseran menuju nilai wajar di
bawah standar akuntansi
• Dapat merefleksikan sifat politik pengukuran akuntansi dengan mengembangkan pemahaman tentang
berbagai pemangku kepentingan dalam proses pelaporan keuangan
• Dapat mengkomunikasikan masalah-masalah yang berkontribusi pada sifat kontroversial pengukuran
akuntansi
• Dapat merefleksikan tantangan pengukuran saat ini yang dihadapi oleh profesi akuntansi dengan
referensi khusus untuk kelestarian lingkungan, aset hijau, aset tidak berwujud, aset warisan, dan aset air.
Measurement Theory (Teori Pengukuran)
Dalam bidang Akuntansi pengukuran memiliki makna yaitu pemberian
angka-angka kepadaobjek atau kejadian-kejadian menurut aturan-
aturan tertentu (Riahi-Belkaoui, 2006: 56).
Kesimpulan dari semua Pengertian Pengukuran yang diungkapkan para
ahli, Pengukuran yaitu pemberian angka kepada objek atau unit analisis
untuk menggambarkan karakteristik yang melekat pada objek tersebut.
Untuk memudahkan melakukan suatu pengukuran hingga memperoleh
suatu hasil yang akurat dan dapat diandalkan maka dapat
menggunakan skala dan memilih tipe pengukuran yang sesuai dengan
karakteristik objek yang diukur.
Skala-skala Measurement
1. Skala Ratio : Skala Ratio merupakan Skala yang dapat menunjukkan kategori,
memberikan peringkat kepada objek atau kejadian, menandakan zero point
yang bersifat netral dimana jaraknya dengan objek terakhir diketahui serta
menandakan jika interval Antara objek telah diketehui dan sama.
2. Skala interval : Skala Interval dapat membedakan jarak/interval dari urutan
objek tersebut dan juga skala interval memiliki zero point. Skala interval dapat
membedakan informasi lebih dibandingkan dengan skala ordinal.
3. SkalaNominal : Di dalam Skala Nominal, angka hanya merupakan sebuah
label. dalam sistem akuntansi, yang paling dekat dengan skala nominal adalah
klasifikasi asset dan kewajiban dalam kelas yang berbeda atau biasa disebut
dengan kode akun.
4. Skala Ordinal : Skala ordinal membantu penentuan tingkat mana yang lebih
baik atau lebih kurang atau sistem preferensi.
Perizinan Penggunaan Skala
Beberapa tipe skala hanya dapat digunakan pada aplikasi matematis
tertentu. Pertama ada Skala rasio dimana skala ini diizinkan untuk semua
metode aritmatika, algebra, geometri dan metode statistika. Selanjutnya
ada skala interval, dimana pada skala ini operasi matematis tidak
dapatdigunakan semua, Penambahan dan pengurang dapat digunakan
untuk angka-angka tertentu dalam interval, namun tidak dengan perkalian
dan pembagian. Alasannya adalah karena sebuah skala interval bersifat
tetap dalam berbagai perubahan yang linear. Terakhir ada Skala ordinal,
dimana skala ini tidak dapat digunakan pada satupun skala matematis. Kita
tidak dapat menambah, mengurangi, mengalikan maupun membagi pada
skala interval karena skala ordinal memiliki informasi yang terbatas.
Jenis-jenis measurement (pengukuran)
Menurut Campbell:
a. PENGUKURAN FUNDAMENTAL (Fundamental Measurement)
• Pengukuran fundamental terjadi ketika angka-angka (pengukuran) dapat ditetapkan pada sifat/kemampuan/objek dan tidak
bergantung pada pengukuran variabel lain. Seperti panjang, daya listrik, dan volume. Skala rasio dapat dihitung untuk setiap sifat yang
berhubungan dengan ukuran yang berbeda atas sifaat yang telah diberikan. Interprestasi dari angka tersebut bergantung pada teori
empiris yang telah dikonfirmasi berpengaruh pada operasi pengukuran. Misalnya: pengukuran asset dan utang menggunakan
pengukuran yang sama atau bersifat additive (bisa dijumlahkan atau dikurangkan) dengan menggunakan satuan yang sama.
b. PENGUKURAN TURUNAN (Derived Measurement)
• Pengukuran turunan adalah pengukuran yang dapat ditetapkan pada suatu objek dengan memperhatikan pengukkuran yang lainnya.
Pengukuran turunan bergantung pada pengukuran fundamental yang telah dikethui sebelmnya. Misal pendapatan dan biaya. Biaya
adalah seluruh pengorban yang dikeluarkan sampai porduk tersebut dijual. Pendapatan adalah hasil dari penjualann yang merupakan
pengukuran untuk menunjuk seberapa banyak hasil dari produk yang telah terjual.
Menurut Torgersen:
a. PENGUKURAN FIAT (Fiat Measurement)
• Pengukuran fiat adalah jenis pengukuran pada ilmu social, termasuk akuntansi, yaitu pengukuran yang ditetapkan berdasarkan
kesepakatan bersama dari suatu observasi tanpa ada teori yang mendukung. Torgersen mengatakan bahwa maslah utama dari
pengukuran fiat adalah banyaknya cara yang mana skala dapat dibangn, karena tidaak berdasar pada teori Contoh mudahnya adalah
tanah, yang diukur bukan luasnya sebab luas tanah tidak akan berubah, tetapi nilai RP (Rupiah) dari tanah tersebut.
RELIABILITY AND ACCURACY

Keandalan dari suatu informasi yang bisa digunakan sebagai dasar. Bisa diandalkan maka harus mengandung informasi yang benar dan akurat, namun keakuratan sering kai
tidak bisa diperoeh karena bebrapa hal(sumber kesalahan). Yaitu diantaranya :
1. Kegiatan pengukuran yang kurang akurat
Aturan untuk menetapkan nomor untuk property tertentu biasanya terdiri dari satu set operasi. Satu set operasi tidak dapat dinyatakan tepat dan karenanya dapat
diinterpretasikan salah oleh orang sang pengukur. Sebagai contoh, perhitugnan laba operassi yang melibtkan banyak –seperti- klasifikasi biaya dan alokasi antara asset dan
beban yang sering ditafsirkan berbeda oleh akuntan yang berbeda. Alasan lainnya adalah bahwa seringkali menjadi “fit” dari operasi matematika tidak cocok dengan baik
hubungannya sebenarnya dari properti yang akan diukur.
2. Pengukkurannya Individu
Pengukur mungkin salah menafsirkan aturan, menjadi berat sebelah atau menerapkan/ membaca instrument tersebut dengan benar. Misalnya, jika sepuluh orang
mengukur panjang ruangan tertentu, kemungkinananya akn ada sepuluh hasil yang berbeda yang mungkin mendekati hasil yang tepat, tetapi akan tetap ada selisih antara
satu sama lainnya. Contoh dalam akuntansi adalah bahwa para manajer memiliki bisa tertentu untuk meningkatkan laba dan dasar asset kemudian memberikan tekanan
pada akuntan untuk membiasakan akun tersebut.
3. Alat Pengukur (instrument)
Beberapa operasi menggunakn instrument fisik, seperti penggaris, thermometer, atau barometer yang mungkin cacat. Hal ini memungkinkan terjadinya error bahkan jika
instrument tersebut bukan alat fisik, misalnya grafik, diagram, table, angka, dst. Contoh timbangan digital/manual, jika instrumemntnya berbeda, hasilnya beda.
4. Lingkungan
Keadaan yang menampilkan operasi pengukuran dapat mempengaruhi hasil. Misalnya kondisi cuaca dapat mempengaruhi instrument dan pengukur yang lebih umum lagi
kebisingan dapat mengganggu pengukur, atau dalam akuntansi, tekanan manajemen dpat mempengaruhi keputusan akuntan. Jika tekanan tersebut menyebabkan bias oleh
akuntan, maka kesalahan tersebut tidak disengaja dan non random. Jika tekanan tersebut menyebabkan tekanan dan gngguan, maka sumber kesalahan bisa disebabkan
karena factor lingkungan. Kedalahan random sering disebabkan oleh factor lingkungan. Faktor lainnya adalah lingkungan dimana perusahaan tersebut beroprasi.
5. Ketidakjelasan atribut
Apa yang akan diukur mungkin saja tidak jelas, khususnya jika mengandung kosep yang tidak dapat diukur secara langsung. Pertama-tama, atribut tersebut sulit dijelaskan.
Pengukuran terhadap atribut tersebut hanya disimpulkan secara tidak langsung dari berbagai tanggapan. Contohnya perhitungan 1kg butir telur yang mana dalam 1kg
ukuran telurnya berbeda-beda, ada yang besar ada yang kecil.
6. Risiko dan ketidakpastian
Hal ini berkaitan dengan distribusi hasil pada asset yang berwujud. Sebagai contoh, pegambilan dimasa akan datang pad asset berwujud seperti pabrik, dan peralatan
memiliki risiko tetapi asset tersebut homogeny dan harganya dapat diamati. Bagaimanapun, asset tidak berwujud memiliki banyak masalah risiko seperti ketidakpastian.
MEASUREMENT RELIABEL DAN AKURAT
1. Pengukuran yang dapat diandalkan
Realible atau dapat diandalkan, merujuk pada pembuktian konsistensi operasi untuk menciptakan baik hasil yang
memuaskan atau hasil (angka-angka) itu sendiri untuk keperlua tertentu. Dalam statistic, reliable menuntut
pengukuran yang dilakuka berulang-ulang atau direproduksi dengan demikian dapat menunjukkan konsistensinya.
Keandalan menggabungkan 2 aspek yaitu, ketepatan dan kepastian pengukuran, dan kesetiaan perwakila dan
pengungkapa dalam kaitannya dengan transaksi ekonomi dan peristiwa yang mendasarinya. Aspek pengukuran
menyangkut presisi pengukuran. Istilah presisi ini sering digunakan dalam 2 konteks. Pertama mungkin merujuk ke
suatu angka. Kedua, ia dapat merujuk ke operasi pengukuran, dalam hal ini berkaitan dengan:
· Derajat perbaikan terhadap operasi atau kinerjanya.
· Hasil kesepakatan antara penggunaan operasi pengukuran berulang sebagaimana yang diterapkan pada property
yang diberikan.
2. Pengukuran yang akurat
Meskipun prosedur pengukuran mungkin sangat dapat dihandalkan, memberikan hasil yang sangat tepat, namun hal
tersebut belum tentu memberikan hasil yang akurat. Konsistentsi hasil, ketelitian, dan kehandalan belum tentu
menunjukkan keakuratan.
Masalahnya adalah bahwa untuk beberapa pengukuran terdapat nilai tepat (true value) yang tidak diketahui. Dalam
hal penentuan keakuratan dalam akuntansi, kita harus mengetahui atribut apa yang akan kita ukur untuk mencapai
tujun dari pengukuran tersebut. Tujuan dari akuntansi menyebutkan kebermanfaatan dari sebuah informasi.
Keakuratan dari pengkuran berhubungan dengan pengertian pragmatic dari kebermanfaatan, namun akuntan tidak
setuju. Bagaimanapun pengulangan operasi pengukuran belum memastikan keakuratan hasil. Kita dapat menghitung
biaya persediaan dengan metode FIFO dan mengulang perhitungan berkali-kali dan mendapatkan hasil yang sama,
namun tidak berarti hasil tersebut akurat.
MEASUREMENT DALAM AKUNTANSI
Perhitungan yang paling dasar dalam ilmu akuntansi adalah perhitungan modal dan laba. Modal dinilai berasal dari transaksi dan penilaian ulang
yang terjadi di pasar modal. Laba berasal dari perbandingan dari pendapatan dikurangi beban, juga perubahan modal daam satu periode akuntansi.
1. Pengukuran Modal
• Berasal dari selisih asset dan liabilitas
Dengan begitu kita harus menghitung ilai dari modal awal, jumlah pendapatan yang didapat, jumlah modal yang digunakan, dan perubahan asset
bersih. Peningkatan modal diluar periode akan menghitung jumlah laba dari berbagaimacam sumber daya termasuk operasi dan perhitungan
ulang
(setelah pengaturan untuk pemasukan dari modal baru atau pembayaran dividen). Nilai wajar yang dihitung ulang pada periode berikutnya akan
menjadi modal awal pada periode selanjutnya.
• Modal dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Modal yang berasall dari setoran pemilik
b. Modal yang didistribusika kepada pemilik
c. Modal yang berasal dari kegiatan operasional
• Modal menunjukkan kinerja perusahaan di masa yang akan datang.
• Kinerja modal dilihat dari masa yang akan datang dari kinerja masa lalu.
a. Berasal dari selisih asset dan liabilitas, menggunakan fair value.
b. Pengukuran moda awal. Perubahan yang diperoleh dan perubahan asset bersih.
• Menunjukan sumber daya yang dikelola oleh manajemen, sehingga kita memerlukan informasi bagaimana kemampuan operasional yang
ditunjukkan dengan laba dan kemampuan manajemen dalam mengelola sumber daya yang ditunjukan dari modal.
2. Pengukuran Laba
• Laba menunjukan peningkatan modal yang diperoleh dari hasil kegiatan operasional periode.
• Berasal dari perubahan modal karena perubahan :
a) Periode
b) Kegiatan termasuk peningkatan dan penurunan asset bersih
• Laba adalah selisih pendapatan dan beban atau selisih modal akhir dan awal (konsep ekoomik)
• Laba merupakan objek yang dibagikan kepada investor dan tdak boleh dibagikan lebih besar dari
labany
• Masalah dalam pengukuran asset bersih adalah melibatkan pengukuran aktiva. Bagaimana untuk
mengukur nilai wajarnya dengan lebih menekankan pada laba yaitu laba yang berasal dari modal
dan lebih pada principle based yaitu ilai asset yang bisa digunakan di masa yang akan datang.
Maka laba diukur menggunakan fair value bukan cost.
Pendapatan -> akan mempengaruhi asset sehinggaa akan menaikan asset dan menaikan modal.
Biaya -> akan menurunkan asset sehingga akan mempengaruhi modal (penurunan modal).
Contohnya: penurunan biaya tenaga kerja, biaya angkut.
Tantangan Measurement saat ini
1. Aset hijau (Green Asset) dan masalah keberlanjutan lainnya
Ada banyak tantangan pengukuran yang terkait dengan akuntansi untuk aspek sosial dan lingkungan dari suatu entitas.
Secara khusus, ada banyak tantangan pengukuran yang terkait dengan akuntansi untuk aset hijau. Tiga yang perlu
dipertimbangkan dari perspektif sosial dan lingkungan :
•Apa yang perlu diukur dan dipertanggungjawabkan?
• Bagaimana kebijaksanaan dan subjektivitas yang terkait dengan estimasi nilai dapat dikelola?
•Apa konsekuensi yang terkait dengan akuntansi untuk aspek sosial dan lingkungan dari entitas?
Salah satu pertanyaan besarnya adalah dalam menentukan apa yang harus dipertanggungjawabkan dari perspektif sosial dan
lingkungan- mental. Masalah ini sebagian muncul sebagai result dari konsep entitas. Fakta bahwa biaya dan dampak
lingkungan sering melampaui batas entitas menyebabkan masalah nyata bagi akuntan. Bagaimana akuntan dapat mengukur
sesuatu yang tidak ada biaya yang dikeluarkan atau yang pengetahuan atau kendalinya atas dampak potensial tidak
diketahui? Ada banyak perdebatan tentang bagaimana, atau pada kenyataannya apakah, suatu entitas harus mengukur dan
memperhitungkan masalah sosial dan lingkungan. Dengan tidak adanya transaksi aktual, ketidakmampuan untuk mengakses
data yang sesuai untuk membentuk perkiraan yang akurat, dan kurangnya pengetahuan dan kontrol atas kemungkinan
dampaknya, measurement di bidang ini tentu saja memberikan tantangan bagi akuntan.
Namun, isu keberlanjutan penting dari perspektif pemangku kepentingan. Banyak pemangku kepentingan dalam proses
pelaporan keuangan memiliki minat yang besar pada tingkat masalah keberlanjutan dan juga pada dampak finan- cial dari
masalah ini.
2. Aset tidak berwujud
pada awalnya diukur dengan biaya. Namun apa yang merupakan biaya berbeda tergantung pada apakah yang tidak berwujud diperoleh secara
terpisah, diperoleh sebagai bagian dari kombinasi bisnis, atau dihasilkan secara internal. Kompleksitas dan variasi yang ada dalam hal bagaimana
aset tidak berwujud diukur berdasarkan pengakuan ditunjukkan pada table 4.2 dibawah

Setelah pengakuan awal, entitas dapat memilih untuk selanjutnya mengukur aset tidak berwujud menggunakan model biaya
atau model revaluasi. Di bawah model biaya, aset dibawa dengan biaya lebih sedikit akumulasi amor- tisation dan akumulasi
kerugian penurunan nilai. Di bawah model revaluasi, aset dibawa pada nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi
amortisasi berikutnya dan kerugian penurunan nilai accumu- lated berikutnya. Nilai wajar harus ditentukan dengan mengacu
pada pasar aktif . Jika tidak ada pasar aktif untuk aset tersebut, aset tidak dapat direvaluasi dan akan dibawa dengan biaya
lebih murah daripada akumulasi amor- tisation dan impairment losses. Tantangan ketika datang ke pengukuran tidak
berwujud adalah bahwa nilai yang ditentukan oleh revaluasi pada nilai wajar seringkali lebih relevan dan mencerminkan yang
sebenarnya nilai fundamental aset. Seringkali biaya yang terkait dengan jenis aset ini tidak mencerminkan nilai. Mungkin
tidak ada biaya yangdikutip dengan aset atau biaya terkait mungkin sangat sulit untuk ditentukan
3. Aset Warisan
Aset warisan dianggap sebagai bagian dari properti, pabrik, dan peralatan. Oleh karena itu, mereka tunduk pada definisi, pengakuan,
pengukuran, dan persyaratan presentasi yang sama dengan kategori properti, pabrik, dan peralatan lainnya. Aset warisan adalah barang
berwujud yang terkait dengan lingkungan budaya atau alam kitayang ingin dilestarikan oleh masyarakat.
Contohnya termasuk taman nasional, taman laut, koleksi museum, bangunan bersejarah dan artefak Adat.

Aset warisan bersifat nyata dan, dari perspektif fisik, mirip dengan barang properti, tanaman, dan peralatan lainnya.
Tetapi apakah mereka memberikan manfaat ekonomi masa depan kepada entitas?
Jawaban :
• Banyak yang berpendapat bahwa mereka tidak melakukannya karena tidak untuk dijual dan sering diadakan untuk kepentingan publik. Bahkan
jika kita mampu mencegah- menambang beberapa bentuk nilai moneter, value ini biasanya tidak mencerminkan manfaat ekonomi masa depan
yang akan diperoleh oleh entitas pengelola.
• Banyak yang berpendapat bahwa aset warisan sebenarnya dapat menyebabkan uang tunai yang signifikan atau arus keluar sumber daya
lainnya karena pemeliharaan dan pemeliharaan
Bagaimana kita determine, apa nilainya sekarang ketika seringkali tidak ada niat untuk menjualnya? Sejumlah metode telah diusulkan untuk
mengatasi kesulitan-kesulitan praktik ini :
• Penilaian pada jumlah nominal ($1), Batasan yang jelas dari pendekatan ini adalah bahwa nilai-nilai tersebut tidak ada artinya dalam hal
memberikan informasi tentang item tersebut. Namun, itu telah digunakan di masa lalu. Setidaknya kita dapat mengenali item pada laporan
keuangan dan kita tahu bahwa item tersebut ada.
• Metode biaya perjalanan, Ini melibatkan survei pengunjung untuk menentukan sumber daya yang terkandung dalam kunjungan mereka.
Dengan kata lain, perkiraan berapa biaya entitas untuk memelihara barang dan memberikan akses kepada pengunjung. Perkiraan tersebut
diekstrapolasi ke populasi yang relevan.
• Metode penilaian kontingen, Ini melibatkan survei terhadap kelompok perwakilan di masyarakat yang ditanya apa yang bersedia mereka bayar,
dalam bentuk pajak yang dikenakan atau manfaat yang hilang, untuk mempertahankan aset warisan tertentu. Perkiraan ini kemudian
diekstrapolasi ke seluruh masyarakat. Nilai-nilai yang ditentukan di sini akan sangat tergantung pada siapa yang berada dalam kelompok
responden yang disurvei.
• Penilaian berdasarkan nilai pasar properti pribadi di sekitarnya, Pendekatan semacam ini dapat bekerja untuk bangunan di lingkungan
perkotaan.
4. Aset Air
Tanggung jawab untuk mengembangkan standar pelaporan dan jaminan untuk air berada di tangan Dewan Standar Akuntansi Air
nasional (WASB). Dewan ini beroperasi sebagai dewan penasihat biro meteorologi Australia (BOM). Dewan mendefinisikan
akuntansi air sebagai proses sistematis untuk mengidentifikasi, re-organizing, mengukur, melaporkan, memastikan, dan menerbitkan
informasi tentang air.
Chalmers, Godfrey dan Potter menggambarkan keadaan pelaporan dan akuntansi air saat ini di Australia. Mereka mencatat bahwa
WASB saat ini berfokus pada laporan volumetrik dan ingin menjadi lebih terlibat dengan AASB dan Dewan Standar Audit dan Jaminan
(AUASB).
Untuk mengelola sumber daya ini atau asset lebih baik, lebih banyak pengetahuan dan bergerak menuju implementasi akuntansi air
dan produksi laporan akuntansi air tujuan umum harus membantu dalam pro- viding informasi yang memadai untuk membuat
keputusan sumber daya yang tepat.
a)Pengukuran dan penilaian
Ada sejumlah masalah yang terkait dengan pengukuran atau penilaian air sebagai aset. Beberapa masalah utama
diuraikan di bawah ini.
b) Berbagai pemangku kepentingan
Chalmers dan Godfrey di Plummer and Tower mengidentifikasi kelompok pemangku kepentingan utama untuk air sebagai:
•penyedia sumber daya air dan infrastruktur, misalnya, otoritas air dan lingkungan alam
•penerima layanan air dan air, misalnya, pertanian, industri, dan rumah tangga
•peraturan yang mengawasi functions, misalnya, otoritas pemerintah dan pembuat kebijakan. 15 tahun
Ada berbagai pemangku kepentingan di bidang air, semuanya dengan minat yang beragam dan kebutuhan informasi yang berbeda. Ini
berdampak tidak hanya pada item apa yang harus dilaporkan tetapi juga pada bagaimana item ini harus diukur. Ketika mengukur dan
memperhitungkan aset air, faktor ekonomi serta faktor lingkungan mental dan sosial perlu dipertimbangkan. Hal ini ditekankan oleh
Godfrey, yang dikutip dalam Plummer and Tower, yang berpendapat bahwa agar pembuatan kebijakan yang tepat terjadi, air harus
dipertanggungjawabkan secara luas, mencakup unsur-unsur ekonomi, lingkungan dan sosial.
Bagaimana seharusnya nilai ditentukan?
Masalah penetapan harga air menjadi sangat kontroversial. Plummer dan Tower membahas bagaimana, jika
air dihargai terlalu rendah, air terbuang percuma dan jika harganya terlalu tinggi, ikatan kesejahteraan
besar yang tidak ada bandingannya.
kekacauan sosial yang serius. Apakah teknik lain yang lebih berfokus pada arus masuk dan keluar tertentu
lebih baik untuk menentukan nilai moneter? Sulit untuk menetapkan apa yang akan memberikan
pengukuran nilai air yang andal. Saat ini, metode dan prosedur yang digunakan tidak konsisten dan cukup ad
hoc, with sejumlah pendekatan berbeda yang digunakan di seluruh negara.

Kualitas dan pengakuan air


Setelah memeriksa kriteria pengakuan untuk aset air, muncul pertanyaan apakah untuk manfaat di masa
depan akan diperoleh dari aset, haruskah air memiliki tingkat kualitas tertentu? Apakah kualitas air
kemudian menentukan manfaat masa depan seperti apa yang akan diperoleh dan oleh siapa? Bagaimana
kualitas air akan ditentukan? Apakah ini akan berdampak pada keputusan tentang pendekatan ukuran
yang paling tepat ? Ini jelas merupakan area di mana sains dan akuntansi mulai bertabrakan dan terjalin.
Isu-isu ilmiah seperti kualitas air pasti mempengaruhi keputusan yang dibuat dari perspektif akuntansi yang
digunakan becaada hubungannya dengan nilai. Ini adalah area yang perlu dieksplorasi lebih lanjut.
Air merupakan sumber daya alam yang terbatas yang perlu dikelola. Oleh karena itu tepat bahwa itu
diberikan nilai dan diperhitungkan dengan cara yang sama seperti aset lainnya.
Manfaat Measurement dalam Akuntansi
1. Membantu dalam membuat keputusan laporan keuangan yang berguna dengan
memberi makna pada item yang termasuk di dalamnya. Nilai-nilai yang ditempatkan
pada item sebagai konsekuensi dari mereka yang diukur mewakili informasi accounting.
Kegunaan informasi akuntansi tergantung pada sejauh mana ia mengemukakan
karakteristik kualitatif yang diuraikan dalam Kerangka Konseptual yang dikeluarkan oleh
IASB. Dampak dari pendekatan pilihan pengukuran terhadapkegunaan informasi
akuntansi akan dikutuk kemudian dalam bab ini.
2. Memungkinkan investor, manajemen, dan pengguna informasi akuntansi lainnya untuk
menilai kinerja keuangan dan posisi keuangan entitas.
3. Memungkinkan investor, manajemen, dan pengguna informasi akuntansi lainnya untuk
membandingkan kinerja dan posisi entitas dari waktu ke waktu.
4. Memungkinkan investor, manajemen, dan pengguna informasi akuntansi lainnya untuk
membandingkan entitas.
Keterbatasan Measurement

1. Seringkali ada sedikit atau tidak ada kesepakatan tentang tindakan akuntansi apa yang harus digunakan. Konsekuensi
dari ini adalah bahwa manajemen sering memiliki pilihan dalam hal pendekatan yang diadopsinya untuk mengukur
suatu item. Pilihan ini sering diizinkan bahkan dalam standar individu, di mana ada berbagai metode pengukuran yang
mungkin untuk item yang sama. Ini berarti item yang sama atau serupa dapat diukur menggunakan metode pengukuran
yang berbeda dan, sebagai konsekuensinya, direkorded pada jumlah atau nilai yang berbeda.
2. Fleksibilitas yang melekat dan sifat pendekatan pengukuran campuran mengurangi komparabilitas informasi akuntansi.
Dapatkah makna apa pun berasal dari membandingkan dua entitas yang memiliki item serupa pada laporan keuangan
mereka, tetapi memiliki pendekatan yang berbeda dan membuat pilihan yang berbeda dalam hal metode spesifik yang
digunakan untuk mengukurnya.
3. Pengukuran bisa sangat subjektif. Sebagian besar pendekatan pengukuran memerlukan latihan penilaian profesional
atau beberapa bentuk ion estimatdalam keadaan tertentu. Kebijaksanaan ini terbukti dalam beberapa pendekatan lebih
dari yang lain. Masalah ini akan dieksplorasi sepanjang bab.
4. Fleksibilitas yang melekat diperlukan untuk memungkinkan entitas memilih metode yang akan menghasilkan refleksi
yang paling benar dan akurat dari nilai fundamental item. Terkadang pendekatan yang berbeda mungkin diperlukan
dalam keadaan yang berbeda. Misalnya, dalam kondisi ekonomi yang buruk, pengukuran pada nilai wajar
dibandingkan dengan harga pasar mungkin tidak menghasilkan jumlah moneter yang secara akurat mencerminkan nilai
sebenarnya dari suatu barang.
5. Pendekatan pengukuran saat ini menghasilkan apa yang disebut masalah additivity. Banyak yang berpendapat bahwa
item pada laporan keuangan tidak boleh diringkas dan bahwa total, seperti total aset dan aset bersih, tidak ada artinya.
Jika kita memikirkannya, kita berpotensi menambahkan item yang diukur dengan biaya torical-nya, ke item yang diukur
pada saat ini value, ke item yang diukur pada nilai wajar. Ini adalah equiv- alent dari menambahkan apel dan jeruk.
Mengapa Anda? Jadi apa yang dikatakan angka total aset kepada kita? Apakah logis untuk mencoba mendapatkan
makna dari total ini? Demikian pula, bahkan jika pendekatan pengukuran yang sama digunakan untuk sejumlah item
di seluruh, kemungkinan item diukur pada titik waktu yang berbeda. Ini juga berkontribusi pada additivity problem.

Anda mungkin juga menyukai