Anda di halaman 1dari 3

2.

4 PENGUKURAN DALAM AKUNTANSI

2.4.1 Hakikat Pengukuran Dalam Akuntansi


Secara umum akuntansi dianggap sebagai salah satu alat pengukuran sekaligus suatu
disiplin komunikasi. Pengukuran memiliki arti “pemberian angka-angka kepada objek
atau kejadian-kejadian menurut aturan-aturan tertentu”. Langkah pertama dalam
akuntansi adalah mengidentifikasi dan memililih objek-objek ini, aktivitas atau kejadian
dan atribut-atributnya yang dianggap relevan bagi para pengguna sebelum pengukuran
yang sebenarnya dilakukan. Sudah barang tentu, keterbatasan data yang tersedia sekaligus
sifat-sifat khusus dari lingkungan, seperti ketidakpastian, kurangnya objektivitas dan
kemampuan verifikasi, akan menciptakan batasan bagi pelaksanaan pengukuran. Tanpa
meilhat batasan-batasan tersebut, secara tradisional, pengukuran dalam akuntansi akan
melibatkan pemberian nilai-nilai angka kepada objek, kejadian, atau atributnya dengan
suatu cara tertentu sehingga dapat memastikan pelaksanaan agregasi atau disagregasi data
dengan mudah. Ketika pengukuran tidak memadai atau tidak mungkin untuk
dilaksanakan, informasi yang tidak dapat dikuantifikasi atau bersifat nonmoneter dapat
disajikan di catatan kaki.

2.4.2 Jenis Ukuran


Terdapat beberapa jenis ukuran yang mungkin dalam akuntansi :

1. Ukuran-ukuran akuntansi dapat langsung maupun tidak langsung.


Ukuran langsung atau utama adalah ukuran nyata dari suatu objek atau atribut yang ia
miliki. Ukuran tidak langsung atau sekunder diambil secara tidak langsung melalui
suatu transformasi aljabar dari sejumlah angka yang mencerminkan ukuran langsung
dari beberapa objek atau atribut. Objek atau atribut ini adalah objek-objek intrinsik
dari suatu ukuran tidak langsung. Biaya unit produksi yang didapatkan melalui total
biaya produksi dibagi dengan volume produksi adalah ukuran tidak langsung atau
sekunder. Kebanyakan ukuran yang digunakan dalam akuntansi adalah ukuran tidak
langsung yang dihasilkan dari beberapa transformasi. Tingkat transformasi itulah
yang memberikan perbedaan antara apa yang dianggap sebagai suatu ukuran langsung
ataupun tidak langsung, dan sekaligus menentukan sumber dari kesalahan dalam
pengukuran. Jadi, kesalahan ukuran akan dapat terjadi baik dalam kuantifikasi utama
awal atau dalam proses transformasi.
2. Dilihat dari dimensi waktu pengambilan keputusan, ukuran akuntansi dapat
diklasifikasikan sebagai : ukuran lampau, ukuran masa kini, atau ukuran masa depan
yang masing-masing mengacu pada kejadian dimasa lampau, masa kini, atau masa
depan.
3. Untuk menentukan apakah objek akuntansi atau atribut pengukurannya berada
dikejadian masa lampau, masa kini, atau masa depan, jika dilihat secara relatif
terhadap waktu ketika ukuran itu dibuat, ukuran akuntansi dapat diklasifikasikan
sebagai suatu ukuran retrospektif, ukuran kontemporer, atau ukuran prospektif. Hal
ini memungkinkannya untuk memiliki :
a. Tiga jenis ukuran masa lampau : ukuran masa lampau prospektif, ukuran msa
lampau kontemporer, dan ukuran masa lampau prospektif
b. Dua jenis ukuran masa kini : ukuran masa kini kontemporer dan ukuran masa kini
prospektif
c. Seluruh ukuran masa depan menjadi ukuran prospektif
4. pengukuran dapat berupa :
a. Pengukuran fundamental dimana suatu angka dapat diberikan kepada suatu sifat
sesuai dengan referensinya terhadap hukum alam, dan tidak bergantung kepada
pengukuran dari variabel-variabel yang lain.
b. Pengukuran turunan yang bergantung kepada pengukuran dari dua atau lebih
kuantitas dan bergantung kepada adanya suatu teori empiris yang telah
diverifikasi yang menghubungkan suatu sifat tertentu dengan sifat lain.
5. Pengukuran dapat dilakukan ketika teori-teori empiris yang telah dikonfimasikan
mungkin dapat digunakan untuk mendukung keberadaan mereka, atau dibuat melalui
suatu keputusan resmi, yang didasarkan pada definisi yang arbitrer. Kebanyakan
pengukuran dalam akuntansi adalah pengukuran melalui keputusan resmi, meskipun
suatu pendekatan ilmiah terhadap penyusunan teori akuntansi dan verifikasinya
mencoba untuk memberikan pengujian empiris yang dibutuhkan, dan karenanya
mengurangi dan bahkan menghilangkan sebagian kearbitreran (arbitrariness) dalam
definisi dan pengukuran konsep-konsep akuntansi. Mattessich menyatakan
pengukuran melalui keputusan resmi adalah hal yang paling tidak diinginkan karena
sangat bergantung pada institusi dari sipelaku percobaan dan sering kali menawarkan
jumlah kemungkinan atau alternatif defisional yang terlalu besar. Kita mungkin dapat
mengukur nilai dari suatu aktiva dengan menggunakan harga pembeliannya (dasar
biaya historis), dengan diskonto pendapatan bersih yang diharapkan, dengan potensi
hasil yang diperoleh pada saat likuidasi, atau banyak variasi dan konfirmasi lainnya.
Saat ini tidak ada kemungkinan untuk menduga niai-nilai akuntansi melalui “hukum
alam” (yaitu, seperti melalui pengukuran fundamental) ataupun melalui suatu
kombinasi dari dua atau lebih pengukuran fundamental yang menghasilkan
pengukuran turunan. Kebanyakan pengukuran ekonomi dan akuntansi berada dalam
kategori pengukuran oleh keputusan resmi, yang tercermin dalam kearbitreran
definisional tertentu dari disiplin kita.
2.4.3 Jenis Skala

Setiap pengukuran dibuat dalam suatu skala. Skala dapat diuraikan dalam istilah umum
sebagai skala nominal, ordinaal, interval, atau rasio.
1. Skala nominal (nominal scale) akan membantu dalam penentuan keseimbangan,
seperti penomoran pemain sepakbola. Skala ini merupakan sistem pengklasifikasian
atau pelabelan yang sederhana seperti dalam kasus kode akun. Angka-angka yang
diberikan mencerminkan objek-objek itu sendiri, dan bukannya sifat yang mereka
miliki.
2. Skala ordinal (ordinal scale) membantu dalam penentuan lebih besar atau lebih kecil
suatu hal, seperti tingkat mutu wol atau nomor jalan. Skala ini merupakan urutan
sistem preferensi. Satu masalah yang terdapat dalam skala ordinal adalah perbedaan
atau interval diantara angka-angka tidaklah harus selalu sama.
3. Skala interval (interval scale) membantu dalam penentuan keseimbangan dari interval
suatu perbedaan seperti suhu dan waktu. Skala ini memberikan nilai yang seimbang
kepada inteval-interval diantara angka-angka yang telah diberikan.
4. Skala rasio (ratio scale) membantu dalam penentuan keseimbangan rasio, dengan
tambahan fitur dari adanya suatu awak yang unik, titik nol yang alamiah, dimana
diketahui jarak dari titik tersebut ke paling sedikit satu objek.

Akuntansi bergantung pada setiap skala pengukuran diatas :

Skala nominal, meskipun menjadi dasar dari proses akuntansi tidaklah menjadi satu-
satunya skala atau skala yang paling penting bagi disiplin ilmu kita. Proses evaluasi inti
dari akuntansi teoritis dengan menggunakan skala rasio, analisis-analisis laporan
khususnya bekerja dengan skala ordinal, dan beberapa aspek-aspek tertentu dari
akuntansi biaya dapat dipertimbangkan telah menerapkan skala interval.

Anda mungkin juga menyukai