Anda di halaman 1dari 8

Konsep Pengukuran

Konsep Pengukuran Secara Umum

Secara umum akuntansi dipandang sebagai displin pengukuran dan


pengkomunikasian.

What is measurement?

Campbell mendefiniskan pengukuran adalah :

the assignment of numerals to represent properties of material systems


other than numbers, in virtue of the laws governing these properties

Sedangkan menurut Stevens: pengukuran (measurement) adalah:

assignment of numerals to objects or events according to the


rules(pelekatan suatu angka kepada objek atau peristiwa menurut aturan
tertentu).

Dalam pengertian Campbell, Systems sama dengan objects or


events dalam pengertian Steven. Dalam hal ini contohnya adalah : meja,
manusia, aset, atau jarak perjalanan.Properties yaitu spesifikasi atau
karakteristik dari System dalam pengertian Campbell.

Adnan (2005) menyatakan bahwa pengukuran memegang peranan penting


dalam kaitannya dengan peran laporan akuntansi yang harus menyajikan
data kuantitatif tentang posisi kekayaan perusahaan dalam suatu waktu
tertentu.

Skala (Scale)

Setiap pengukuran dibuat berdasarkan sebuah skala. Sebuah skala dibuat


ketika aturan semantic digunakan untuk menghubungkan pernyataan
matematika kepada objek atau kejadian. Skala menunjukkan informasi apa
yang diwakili oleh angka, sehingga memberikan arti kepada angka tersebut.
Jenis skala yang dibuat tergantung kepada aturan sematik yang digunakan.
Menurut Steven, skala dapat digambarkan secara umum menjadi nominal,
ordinal, interval atau rasio.

1. Skala Nominal (nominal scale)

Dalam skala nominal, nomor hanya diigunakan sebagai sebuauh label.


Contohnya adalah penomoran pemain sepak bola.
Banyak teori yang tidak sependapat dengan skala nominal. Torgerson
menyatakan:

Dalam pengukuran, nomor yang digunakan menunjuk kepada jumlah atau


tingkat kepemilikan dari suatu objek, dan bukan menunjukkan kepada objek
itu sendiri. Sedangkan dalam skala nominal, nomor menunjukkan kepada
objek atau kelompok dari objek.

2. Skala Ordinal (ordinal scale)

Skala ordinal dibuat ketika suatu operasi memeringkat objeknya sehubungan


dengan property yang diberikan. Contohnya, investor melihat 3 kemungkinan
jenis investasi untuk uangnya. Investasi tersebut diperingkat 1,2,3
berdasarkan nilai bersihnya saat ini.

Kelemahan skala ordinal adalah interval antar nomor tidak memberitahukan


apa-apa tentang perbedaan kuantitas kepemilikan yang diwakilinya.

3. Skala Interval (interval scale)

Skala interval memberikan informasi yang lebih daripada skala ordinal. Tidak
hanya memberi peringkat kepada objeknya, tetapi juga jarak antara interval
skalanya diketahui dan sama. Contohnya adalah pengukuran suhu ruangan
dengan menggunakan thermometer celcius. Jika kita mengukur suhu dua
buah ruangan, missal ruangan A dan B, dimana suhu ruangan A 22 derajat
celcius dan ruangan B 30 derajat celcius, maka selain kita dapat mengatakan
bahwa suhu di ruangan B lebih panas, kita juga mengetahui bahwa ruangan
B lebih panas 8 derajat daripada ruangan A.

Kelemahan skala interval adalah titik nol-nya dibuat dengan bebas.

4. Skala Rasio (ratio scale)

Skala rasio adalah skala yang:

Memberikan peringkat kepada objek atau kejadian

Interval antar objek diketahui dan sama

Asal yang unik, titik nol yang alami, dimana jaraknya dengan objek
terakhir diketahui

Contohnya adalah pengukuran panjang. Ketika panjang A adalah 10 meter


dan panjang B adalah 20 m, kita tak hanya bisa mengatakan bahwa B 10
meter lebih panjang dari A, tetapi B juga dua kali lebih panjang dari A.
Penggunaan Skala yang diperbolehkan (permissible operations of
scales)

Invarian dalam skala berarti bahwa apapun metode pengukuran yang


digunakan, maka sistem pengukuran akan menghasilkan format yang sama
dari variabel-variabel yang digunakan dan pengambil keputusan akan
membuat keputusan yang sama juga. Tapi hal ini tidak berlaku dalam
akuntansi, setiap sistem yang berbeda akan berbeda juga variabel-
variabelnya. Pengukuran pendapatan dengan cara yang berbeda akan
menghasilkan keputusan yang berbeda juga. Metode-metode pengukuran
yang berbeda tersebut tidak memberikan informasi yang sama.

Tipe-tipe Pengukuran (types of measurement)

Proses pengukuran sama dengan pendekatan ilmiah pada teori konstruksi


dan pengujian. Pertanyaan tentang pengujian teori berhubungan dengan
pertanyaan tentang perbedaan jenis-jenis pengukuran. Campbell
membaginya kedalam dua jenis: fundamental dan turunan. Menurut
Campbell, pengukuran bisa diakui hanya ketika ada konfirmasi teori-teori
empiric (hukum) untuk mendukung pengukuran. Tipe pengukuran yang lebih
jauh, pengukuran fiat, yang diungkapkan oleh Togerson, menjadi tambahan
atas pengukuran fundamental dan turunan yang didiskusikan Campbell.

1. Pengukuran Fundamental (fundamental measurement)

Pengukuran fundamental merupakan pengukuran dimana angka-angka


bisa diterapkan pada benda dengan mengacu pada hukum alam dan
tidak bergantung pada pengukuran variabel apapun. Hal-hal seperti
panjang, hambatan listrik, nomor, dan volume merupakan hal-hal yang
bisa diukur. Sebuah skala rasio bisa diformulasikan pada tiap-tiap
benda sebagai hukum dasar yang dihubungkan dengan pengukuran
yang berbeda (jumlah) pada benda-benda yang sudah ada.

2. Pengukuran Turunan (Derived measurements)

Menurut Campbell, sebuah pengukuran turunan merupakan


pengukuran yang bergantung dari pengukuran dua atau lebih benda
lain. Contohnya adalah pengukuran kepadatan, yang bergantung pada
pengukuran massa dan volume. Dalam akuntansi, contoh pengukuran
turunan adalah keuntungan, yang diturunkan dari penambahan dan
pengurangan pendapatan dengan beban.

3. Pengukuran Formal (Fiat measurements)

Ini adalah tipe pengukuran dalam ilmu sosial dan akuntansi,


menggunakan definisi yang dibangun secara acak untuk dihubungkan
dengan hal-hal yang bisa diamati dengan pasti (variabel) pada konsep
yang telah ada, tanpa perlu teori konfirmasi untuk mendukung
hubungan tersebut. Sebagai contoh, dalam akuntansi kita tidak tahu
bagaimana cara untuk mengukur konsep keuntungan secara langsung.
Kita mengasumsikan variabel pendapatan, laba, beban, dan kerugian
dihubungkan dengan konsep keuntungan dan bagaimanapun bisa
digunakan untuk mengukur keuntungan secara tidak langsung.

Untuk mengukur validitas pengukurannya, ilmuwan sosial berusaha


menghubungkan hal-hal yang dipelajari dengan variabel lain untuk
melihat manfaatnya. Contohnya, jika kita ingin mengukur kemampuan
aritmatik orang, kita mungkin memilih untuk menguji mereka dalam
suatu tes aritmatik. Bagaimanapun, tidak adateori empiris yang
konfirmasi untuk menilai tes yang kita lakukan, dan kita membuat
asumsi ketika kita membangun skala pengukuran. Kita bisa
memprediksikan bahwa pada kebanyakan orang, yang mempunyai
nilai tes yang tinggi juga akan berprestasi dalam kuliah matematika.

Keandalan dan Ketepatan (realiability and accuracy)

Apa yang dimaksud dengan Keandalan dan Ketepatan dari kegiatan


pengukuran? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita harus menyatakan
terlebih dahulu bahwa tidak ada pengukuran yang bebas dari kesalahan
kecuali perhitungan. Kita bisa mengukur jumlah kursi di ruangan tertentu dan
dengan benar. Untuk semua pengukuran mengandung kesalahan atau error.

Sumber kesalahan :

1. Operasi Pengukuran tidak tetap

Aturan untuk menetapkan nomor untuk properti tertentu biasanya


terdiri dari satu set operasi. Satu set operasi tidak dapat dinyatakan
secara tepat dan karenanya dapat diinterpretasikan salah oleh
pengukur.

2. Pengukur

Pengukur mungkin salah menafsirkan aturan, menjadi bias, atau


menerapkan atau membaca instrumen dengan tidak benar.

3. Instrumen

Banyak operasi membutuhkan penggunaan alat fisik, seperti penggaris


atau termometer atau barometer, yang mungkin cacat.

4. Lingkungan
Pengaturan di mana operasi dilakukan pengukuran dapat
mempengaruhi hasil.

5. Atribut yang tidak jelas

Apa yang harus diukur mungkin tidak jelas, terutama jika pengukuran
melibatkan suatu konsep yang tidak dapat diukur secara langsung.

6. Resiko dan Ketidakpastian

Hal ini berkaitan dengan distribusi pengembalian aset nyata.

Jika semua pengukuran kecuali menghitung secara inheren mengakibatkan


kesalahan, maka yang kita butuhkan adalah untuk menetapkan batas
kesalahan yang diterima. Jika pengukuran masih dalam batas-batas ini maka
dapat dianggap benar dan adil dalam hal akuntansi.

Pengukuran yang dapat diandalkan

Sering diperlukan bahwa sebelum unsur-unsur seperti aktiva, kewajiban,


pendapatan, dan beban diakui dalam laporan keuangan, unsur-unsur tersebut
harus mampu untuk dilakukan pengukuran yang dapat diandalkan. Gagasan
keandalan menggabungkan dua aspek: ketepatan dan kepastian pengukuran,
dan pengungkapan yang secara meyakinkan mewakili sehubungan dengan
transaksi ekonomi yang mendasarinya dan berbagai peristiwa. Aspek
mempengaruhi ketepatan pengukuran.

Istilah presisi sering digunakan dalam dua konteks. Pertama, mungkin merujuk
ke nomor, dalam hal ini adalah berlawanan dengan gagasan pendekatan. Kedua,
berkaitan dengan operasi pengukuran, dalam hal ini berkaitan dengan tingkat
penyempurnaan dari operasi atau kinerjanya, serta persetujuan hasil antara
operasi pengukuran yang digunakan berulang kali yang diterapkan pada properti
tertentu.

Arti terakhir ini pada dasarnya sama dengan keandalan. Dengan menyatukan
dua istilah, kita dapat mengatakan bahwa keandalan dari pengukuran berkaitan
dengan ketepatan di mana suatu properti tertentu diukur dengan menggunakan
satu perangkat operasi.

Pengukuran yang akurat

Konsistensi hasil, presisi dan kehandalan tidak selalu menyebabkan akurasi.


Meskipun prosedur pengukuran mungkin sangat handal, memberikan hasil yang
sangat tepat, namun tidak mungkin menghasilkan hasil yang akurat. Alasannya
adalah akurasi berhubungan dengan seberapa dekat pengukuran menuju nilai
sejati ' dari atribut pengukuran.
Sifat fundamental, seperti panjang dari suatu objek, dapat ditentukan secara
akurat dengan membandingkan objek dengan standar yang mewakili nilai
sebenarnya.

Masalahnya adalah pada beberapa pengukuran nilai yang sebenarnya tidak


diketahui. Untuk menentukan ketepatan dalam akuntansi, kita perlu tahu atribut
apa yang perlu kita ukur untuk mencapai tujuan pengukuran. Tujuan dari
akuntansi untuk menyajikan informasi yang berguna. Oleh karena itu akurasi
pengukuran berkaitan dengan gagasan pragmatis dari kegunaan, tetapi
akuntan tidak sama dalam menentukan spesifikasi dan standar kuantitatif yang
harus diterapkan.

Pengukuran dalam ilmu Akuntansi

Perhitungan yang paling fundamental dalam ilmu akuntansi adalah perhitungan


modal dan laba. Modal dinilai berasal dari transaksi dan penilaian ulang yang
terjadi di pasar modal. Laba berasal dari perbandingan dari beban dan
pendapatan, juga perubahan modal dalam satu periode akuntansi. Modal dapat
dinilai dan dihitung dengan berbagai cara, contoh : historical cost, operasional,
keuangan, atau nilai wajar. Sejarah menunjukkan pada kita bahwa konsep
perhitungan atas modal dan laba telah berubah dan berkembang dari waktu ke
waktu dan menghasilkan beberapa konsep perhitungan yang fundamental. Yang
terkini, standar pelaporan keuangan internasional telah membuat konsep lebih
tepat yaitu konsep nilai wajar. Beberapa pengamat beragumen dan mengkritik
konsep nilai wajar ini. Bahwa konsep ini merubah konsep alokasi ke
pendekatan penilaian, di mana akan menunjukkan perbedaan tergantung atas
situasi dan interpretasi yang subjektif. Perubahan ini lebih fokus pada penilaian
Balance Sheet, mengalihkan akuntansi dari perhitungan alokasi laba yang
sederhana dan lebih menekankan pada relevasi pada realita komersil dan
pengambilan keputusan oleh investor dibandingkan kebenarannya.

Oleh Belkaoui (2000) mengemukakan empat atribut yang diukur dan dua unit
ukuran yang digunakan. Empat atribut dari semua kelompok aset dan hutang
yang mungkin diukur adalah:
1. Kos historis (historical cost)
2. Kos pengganti (replacement cost)
3. Nilai buku yang dapat direalisasikan.
4. Kapitalisasi atau nilai tunai atas aliran kas harapan.
Dua unit ukuran (unit of measure) yang mungkin digunakan adalah:
1. Unit uang
2. Unit daya beli umum
Perbedaan penentuan atribut dan unit pengukuran inilah yang menjadi penyebab
timbulnya perbedaan konsep penilaian dan pengukuran. Kombinasi empat
atribut tersebut dan dua unit ukurannya menghasilkan alternatif penilaian aset
dan model penentuan laba.

Setiap alternatif tersebut menghasilkan laporan keuangan yang berbeda, yang


memberi makna dan relevansi berbeda bagi pemakainya. Belkaoui mengevaluasi
alternatif ini dengan menggunakan contoh sederhana untuk mempertinggi
kejelasan konseptual dan komparabilitas di antara berbagai pendekatan.
Evaluasi tersebut menyoroti sifat perbedaan dan dasar perbandingan hasil
berbagai alternatif tersebut. Belkaoui membandingkan model-model tersebut
berdasarkan kriteria:

1. Kesalahan waktu, yakni kriteria untuk menentukan apakah atribut atau


elemen-elemen laporan keuangan yang seharusnya diukur dalam
akuntansi keuangan dan pelaporan adalah jenis atribut yang terhindar dari
kesalahan waktu (timing errors). Penyebabnya adalah perubahan dalam
nilai yang terjadi dilaporkan pada periode tertentu tetapi dicatat dan
dilaporkan pada periode lain. Atribut yang disukai adalah atribut yang
mengakui perubahan dalam nilai pada periode yang sama dengan
terjadinya perubahan. Secara ideal, laba dapat didistribusikan pada
keseluruhan aktivitas bisnis.
2. Kesalahan unit pengukuran (measuring unit errors) adalah criteria untuk
menentukan apakah unit ukuran yang seharusnya diterapkan untuk
atribut-atribut elemen-elemen laporan keuangan seharusnya adalah jenis
unit ukuran yang menghindari kesalahan unit pengukuran. Kesalahan unit
pengukuran terjadi ketika laporan keuangan tidak dinyatakan dalam unit
daya beli umum. Unit pengukuran yang lebih disukai adalah unit
pengukuran yang mengakui perubahan tingkat harga umum dalam
laporan keuangan.
3. Kemampuan ditafsirkan (interpretability) untuk mengevaluasi apakah
laporan keuangan yang dihasilkan seharusnya dapat dipahami baik dari
segi makna maupun penggunaan. Agar model akuntansi dapat
diinterpretasikan, model tersebut harus diletakkan dalam laporan jika
maka ... untuk menyampaikan kepada pemakai pemahaman makna
sebagaimana menunjukkan salah satu kegunaannya. Karena ada dua
kemungkinan unit ukuran, interpretasi model akuntansimenurut
definisinya, akan berupa salah satu berikut:
a. Jika model akuntansi mengukur berbagai atribut dalam unit uang,
maka hasilnya dapat dinyatakan dalam jumlah dolar (number of
dollar atau NOD);
b. Jika model akuntansi mengukur biaya historis dalam unit daya beli
umum, maka hasilnya tetap dinyatakan dalam NOD;
c. Jika model akuntansi mengukur nilai sekarang dalam unit daya
beli umum, maka hasilnya dinyatakan dalam kemampuan memiliki
barang (command of goods atau COG)

4. Relevansi (relevance) model akuntansi. Dengan kata lain, hasil laporan


keuangan seharusnya berguna. Dari sudut pandang normatif, COG
dianggap sebagai atribut yang paling relevan karena mengekspresikan
perubahan tingkat harga umum. Hasil evaluasi Belkaoui (2000) diringkas
dalam suatu tabel yang menampilkan enam model alternatif yang
dianggap cukup untuk mewakili delapan model yang diinterpretasikan,
seperti berikut:

Ringkasan di atas menunjukkan bahwa model akuntansi nilai buku yang dapat
direalisasikan disesuaikan tingkat harga umum adalah model pengukuran yang
memenuhi semua kriteria.

Menurut Belkaoui (2000), harga sekarang (current value) memiliki beberapa


interpretasi, yakni: nilai kapitalisasi atau nilai tunai (present value); harga beli
sekarang (current entry price); harga jual sekarang (current exit price); dan
kombinasi nilai.

Anda mungkin juga menyukai