MEASUREMENT THEORY
Disusun Oleh :
Kelompok 5 Kelas 9 C
Andry Kurniawan Mulyono
(02)
(05)
Nurrokhim Andayani
(17)
(24)
I.
PENTINGNYA PENGUKURAN
Pengukuran merupakan bagian yang signifikan dalam proses ilmiah.
Pengukuran dibuat, sebagaimana dilakukan pada akuntansi, karena data
kuantitatif dapat memberikan informasi yang lebih luas daripada data
kualitatif dalam banyak kasus. Disebabkan pengukuran atribut-atribut
yang melekat pada laporan akuntansi, seperti asset, income, dan
liabilities, adalah fungsi yang penting dalam akuntansi, ada baiknya lebih
dulu
dipahami
mengenai
teori
pengukuran
dan
sejumlah
asumsi
(property)
dari
sesuatu,
dengan
aturan-aturan
yang
dilakukan
percobaan
bahwa
hubungan
dalam
tataran
SKALA
Pengukuran membentuk skala. Dalam arti, setiap pengukuran dibuat
dalam sebuah skala, dan seperangkat pengoperasian yang digunakan
untuk melekatkan angka-angka membentuk skala.
3
Skala Nominal
Dalam skala nominal, angka hanya digunakan sebagai label.
Stevens mencontohkannya seperti nomor yang ada pada pemain sepak
bola.
Banyak ahli teori yang tidak
nominal
dalam
skala
nominal
angka
seringkali
hanya
merepresentasikan objek dimaksud, seperti penomoran pemain pada timtim olahraga. Dalam akuntansi, penggunaan skala nominal ditemui pada
pengklasifikasian aset dan kewajiban ke dalam kelas-kelas yang berbeda.
Skala Ordinal
skala ordinal merupakan skala yang menetapkan suatu angka ke
dalam peringkat yang mengindikasikan preferensi. Namun, derajat
4
memiliki
tiga
peluang
investasi
yang
memungkinkan.
juga
berpendapat
bahwa
beberapa
skala
ordinal
mempunyai apa yang disebut sebagai a natural zero point. Titik nol
natural ini bisa sebagai titik netral di mana, mengambil contoh
sebelumnya, pada satu arah tertentu merupakan alternatif investasi
dengan profit yang diinginkan dan pada arah yang lain adalah alternatif
yang tidak menguntungkan. Bilangan pada opsi-opsi tersebut pada satu
sisi zero point memundaki tanda positif, sementara di sisi lainnya
bertanda negatif.
Skala Interval
Skala interval menyajikan informasi yang lebih lengkap daripada
skala ordinal. Tidak hanya skala interval mempunyai peringkat untuk
objek (dan karakteristiknya), namun ia juga memiliki jarak di antara
interval-interval pada skala yang mana adalah sama dan diketahui. Titik
nol juga dikenal pada skala ini. Contoh yang cukup baik adalah derajat
Celsius. Interval temperatur yang sama dinotasikan dengan ekspansi
volume yang sama dengan sebuah titik nol yang disetujui. Diferensiasi
suhu terbagi antara membeku dan mendidih ke dalam 100 derajat,
dengan titik beku ditetapkan sebagai nol derajat. Jika suhu dua ruangan
5
Skala Rasio
Skala rasio memberikan infomasi yang paling banyak. Skala rasio
adalah skala di mana:
a. Urutan peringkat dari objek ataupun peristiwa (property) diketahui
b. Interval di antara objek sama dan diketahui
c. Terdapat sebuah sumber yang unik, sebuah titik nol natural, di mana
jarak darinya untuk setidaknya satu objek diketahui.
6
X =cX
Bila X merepresentasikan seluruh titik pada skala tertentu, dan
masing-masing titik dikalikan dengan sebuah konstanta c, hasil dari X
juga adalah skala rasio. Sebabnya adalah karena struktur sebuah skala
adalah:
a. Urutan peringkat titik-titik tersebut tidak berubah
b. Rasio dari titik-titik tersebut tidak berubah
c. Titik nol tidak berubah
Hal ini berarti bahwa bila sebuah ruangan terukur panjangnya
sebesar 400 centimeter dan kemudian angka tersebut dikonversi menjadi
7
teteap
tidak
akan
berubah,
meskipun
angka
yang
merepresentasikannya berubah.
Invarians dari skala seperti ini menunjukkan sejauh mana sebuah
teori
atau
aturan
pada
dasarnya
adalah
sama,
meskipun
skala
saat
diukur
pengukurannya,
dalam
yakni
dolar,
current
cost
nilainya
digunanakan
pada
$110
000.
keduanya,
Unit
namun
skala
interval,
tidak
semua
operasi
aritmatika
bisa
JENIS-JENIS PENGUKURAN
dengan
pertanyaan
tentang
perbedaan
jenis-jenis
benda
sebagai
hukum
dasar
yang
dihubungkan
dengan
dijelaskan
sebelumnya,
sifat
yang
mendasar
dalam
seperti ini didasarkan pada teori emperis yang telah disepakati dan
dikaitkan dengan sifat-sifat lainnya. Operasi matematika dapat dilakukan
pada bilangan-bilangan yang berasal dari pengukuran turunan karena
adanya kesamaan antara operasi secara matematika dan fisik pada halhal yang mendasar.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, terdapat jenis pengukuran,
seperti pengukuran suhu, yang hanya bergantung pada satu bahkan dua
atau lebih besaran. Untuk mengukur suhu perlu mengukur tekanan,
volume atau resistansi
menggunakan
pengertian-pengertian
yang
berkaitan
untuk
dengan
konsep
Namun,
berdasarkan
klasifikasi
Campbell,
membenarkan
pengukuran
di
ilmu
sosial,
Torgerson
daftar
Pengukuran
Campbell,
tersebut
yaitu
pengukuran
mencakup
fiat
pengukuran
(fiat
measurement).
dengan
berdasarkan
menyatakan
bahwa
yang
menjadi
permasalahan
utama
pengukuran berdasar fiat, karena tidak adanya pada teori yang telah ada
(kuat) yang dapat dijadikan acuan, adalah banyaknya cara skala-skala
dapat dibuat atau dikembangkan. Sebagi contoh dalam akuntansi,
berbagai
dewan
standar
akuntansi
menetapkan
skala
akuntansi
mendasar
dan
seseorang
dapat
lebih
yakin
terhadap
hasil
pengukuran.
Untuk dapat menguji keabsahan pengukuran, maka para ilmuwan
sosial telah berupaya mengaitkan sifat-sifat berdasarkan hasil studi
dengan variabel-variabel lain hingga akhirnya dapat diketahui apakah
keabsahan
seperti ini, kita dapat mengetahui adanya korelasi positif yang sangat
tinggi,
sehingga
mampu
memberikan
pengukuran tertentu.
V.
12
keyakinan
dalam
operasi
Untuk
menjawab
pertanyaan
tersebut,
kita
harus
menyatakan terlebih dahulu bahwa tidak ada pengukuran yang bebas dari
kesalahan kecuali perhitungan. Kita dapat menghitung jumlah kursi di
ruangan tertentu dengan benar. Tetapi semua pengukuran mengandung
kesalahan satau eror.
Sumber Kesalahan
Operasi
pengukuran
dinyatakan
tidak
jelas.
Ketentuan
di
dalam
yang diukur.
Pengukur. Pengukur mungkin salah menafsirkan aturan, menjadi bias,
atau menerapkan atau membaca instrumen dengan tidak benar. Sebagai
contoh, apabila sepuluh orang mengukur panjang suatu ruangan, ada
kemungkinan akan menghasilkan sepuluh hasil yang berbeda, yang
mungkin hampir sama, tetapi tetap saja berbeda satu dengan yang lain.
Instrumen. Banyak operasi membutuhkan penggunaan alat fisik, seperti
penggaris atau termometer atau barometer, yang mungkin cacat.
Terdapat potensi kesalahan bahkan ketika alat yang digunakan bukan
alat fisik, sebagai contoh: diagram, grafik, tabel atau indeks harga.
Lingkungan. Keadaan/kondisi di mana pengukuran akan dilakukan dapat
mempengaruhi hasil. Kita dapat mengambil contoh adalah kebisingan.
Kebisingan ketika pengukuran dapat mempengaruhi pengukurnya, atau
dalam akuntansi bisa diambil contoh tekanan dari manajemen dapat
mempengaruhi atas keputusan dari akuntan.
Atribut yang tidak jelas. Apa yang akan diukur mungkin tidak jelas,
terutama jika pengukuran melibatkan suatu konsep yang tidak dapat
diukur secara langsung. Sebagai contoh ketika kita hendak mengukur
13
kemampuan
mekanikal
seseorang.
Apa
yang
kita
lihat
dalam
distribusi
semua
pengukuran
kecuali
menghitung
secara
inheren
handal
adalah
informasi
yang
tanpa
bias
dan
dapat
dengan
angka/bilangan,
dimana
merupakan
lawan
dari
perkiraan. Misalnya angka 90.4 dianggap lebih akurat dari angka 90.
Kedua, berkaitan dengan operasi pengukuran, dimana yang menjadi
permasalahannya berkaitan dengan:
Persetujuan
tentang
hasil-hasil
diantara
penggunaan
operasi
prosedur
pengukuran
mungkin
sangat
handal,
tidak
adalah
pada
diketahui.
beberapa
Untuk
pengukuran
menentukan
nilai
ketepatan
yang
dalam
akuntansi, kita perlu tahu atribut apa yang perlu kita ukur untuk mencapai
tujuan pengukuran. Tujuan dari akuntansi untuk menyajikan informasi
yang berguna. Oleh karena itu akurasi pengukuran berkaitan dengan
gagasan pragmatis tentang azas manfaat, tetapi akuntan tidak sepakat
pada apa yang dianggap spesifik, sehingga standar kuantitatiflah yang
ditetapkan. Perlu dipahami, seberapa pun pengulangan yang dilakukan
tidak dapat memastikan akurasi. Kita dapat menghitung biaya persediaan
15
modal
dan
laba.
Sesuai
dengan
standar
akuntansi
jumlah
laba
dari
berbagai
sumber
termasuk
operasi
pengukuran
ini
berbeda
dengan
pendekatan
16
dengan
kekuasaan.
Tujuan
akuntansi
adalah
untuk
modal
usaha.
Profit
didasarkan
pada
kembalinya
(biasanya) sebuah kapal yang berlayar, yang dibiayai oleh mitra usaha
dan dihitung setelah mengembalikan modal awal. Dengan demikian,
modal akhir diukur sebagai akumulasi kekayaan dari usaha individu
ditambah modal awal. Dari sudut pandang pemegang saham, profit
direpresentasikan sebagai peningkatan kekayaan. Selain itu, penggunaan
sistem penomoran Arab secara bersamaan dengan konsep modal yang
dapat dikembalikan menyebabkan evolusi akuntansi double-entry. Sistem
ini digunakan secara luas oleh para pedagang Italia dari abad kedua belas
sampai abad keenam belas dan pertama kali didokumentasikan oleh Luca
Pacioli sebagai System of Venice pada tahun 1494.
Pada abad ke delapan belas di Inggris terlihat perkembangan joint
stock companies dengan kewajiban terbatas, manajemen yang terpisah,
dan saham yang dapat dipindahtangkankan. Sejumlah perusahaan yang
dinyatakan pailit, mengakibatkan kerugian besar kepada kreditur, yang
pada akhirnya, menyebabkan pengenalan terhadap The 1844 Joint Stock
Companies Regulation and Registration Act. Aturan ini menekankan
perlindungan kreditur dan penilaian akuntansi konservatisme. Dengan
demikian, definisi dari modal yang diperoleh bergerak ke arah capital
17
creditor dan menghasilkan sebuah konsep the lower cost and market
value sebagai prinsip pengukuran yang dapat diterima. Pada abad
kesembilan belas, konsep modal yang lain muncul mengikuti ekspansi
kereta api di Amerika Serikat. Konsep perputaran modal ini berkisar
memelihara keutuhan saham dari keberlangsungan assest (aset kereta api
seperti mesin, pelatih dan rel) sehingga dapat melanjutkan kemampuan
kereta api untuk memberikan jasa transportasi pada tingkatan yang sama.
Hal
ini
mengakibatkan
konsep
depresiasi
sebagai
metode
untuk
yang
pengambilan
mengukur
tidak
terkini
keputusan
penggunaan
sudah
tidak
ekonomi,
sumber
berguna
dan
laba
daya
sama
yang
sekali
untuk
diperoleh
kontemporer.
tidak
Mereka
terdapat
sejumlah
sistem
pengukuran
akuntansi.
dan
kurangnya
kesepakatan
tentang
prinsip-prinsip
mengambil
pandangan
bahwa
globalisasi
bisnis
mendukung
proses
pendapatan.
Singkatnya,
ini
berarti
bahwa
perubahan fair value dari aset dan liabilitas segera diakui setelah
terjadinya dan dilaporkan sebagai bagian dari pendapatan. Selanjutnya,
fokus telah bergeser ke arah konsep penilaian, dengan neraca sebagai
19
menaksir
apakah
terdapat
indikasi
suatu
aset
mengalami
dan
estimasi
nilai
wajar
lainnya.
Auditor
diminta
untuk
yang
memungkinkan,
ada
kemungkinan
jumlah
kerugian
penurunan nilai yang berbeda namun masuk akal yang diakui oleh
manajemen. Jumlah yang berbeda ini akan dapat diterima oleh auditor
jika bukti audit menunjukkan bahwa manajemen telah menerapkan model
penilaian dengan benar dan menggunakan data yang sesuai. Dalam
situasi seperti ini, ada kemungkinan bahwa auditor mendapat tekanan
dari manajemen untuk setuju dengan pilihan metode penilaian mereka
atau auditee akan menggunakan jasa auditor lain.
Di samping isu terkait dengan penggunaan nilai wajar dan isu-isu
terkait lainnya, masalah yang disebabkan oleh variabilitas dalam tingkat
reliabilitas dan ketepatan pengukuran biaya historis juga dihadapi oleh
auditor. Sebagai contoh, standar biaya sistem manufaktur didasarkan
pada biaya historis dari berbagai macam input/masukan, asumsi tentang
volume dan metode pemrosesan, serta isu seputar penetapan biaya
overhead antara produk, proses, dan departemen. Semua faktor ini
mempengaruhi biaya persediaan yang ada pada akhir periode dan barang
21
yang terjual selama periode tersebut. Dalam konteks ini, auditor perlu
menguji kewajaran prosedur yang diterapkan dalam mengembangkan
standar
dari
perekayasaan
spesifikasi.
Dalam
hal
ini
termasuk
22