Anda di halaman 1dari 6

Pengungkapan

Pihak

pengakuisisi

mengungkapkan

informasi

yang

memungkinkan

pengguna laporan keuangan dapat mengevaluasi sifat dan dampak keuangan


dari kombinasi bisnis yang terjadi:
a) Selama periode pelaporan berjalan; atau
b) Setelah akhir periode pelaporan tetapi sebelum tanggal penyelesaian
laporan keuangan.
Pihak pengakuisisi mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna
laporan keuangan dapat mengevaluasi dampak keuangan dari penyesuaian yang
diakui pada periode pelaporan berjalan yang berhubungan dengan kombinasi
bisnis yang terjadi pada periode tersebut atau periode pelaporan sebelumnya.
Metode Pencatatan Merger dan Akuisisi
Ada dua metode pencatatan, yaitu:
1. Purchased Methode (Metode Pembelian). Metode ini mengakui adanya
goodwill sebesar selisih dari harga beli dan harga wajar aktiva dan
kewajiban yang diakuisisi. Goodwill dianggap sebagai factor yang
menyebabkan perusahaan dapat memperoleh laba di atas rata-rata.
Seperti aktiva lainnya goodwill dinilai berdasarkan biaya perolehan
awalnya dari pembeli jika dapat secara objective ditentukan, untuk
selanjutnya di amortisasi.
2. Pooling of Interest Method (Metode Penggabungan Kepemilikan). Metode
ini tidak mengakui adanya goodwill karena tidak ada harga beli, hanya
nilai buku yang terbawa (diakui). FASB No 141 Busines Combination
tahun 2001 menyatakan penghapusan Pool of Interest Method. Jadi
sejak statement#141 dikeluarkan, diharapkan semua merger dan akuisisi
menggunakan metode pembelian. ED PSAK 22 (revisi 2010) tidak
menggunakan konsep pooling of interest untuk semua jenis kombinasi
bisnis, dimana ED PSAK 22 (revisi 2010) tidak berlaku untuk kombinasi
bisnis yang melibatkan entitas sepengendali. Namun pada prakteknya
masih banyak merger dan akuisisi menggunakan Pooling of Interest
Method, hal ini dikarenakan :
a. Terhindar dari peningkatan biaya depresiasi atas aktiva yang
direvaluasi.
b. Terhindar dari beban amortisasi goodwill.
c. Peningkatan fleksibilitas manajemen terkait dengan dividen.

d. Manajemen memiliki kesempatan menciptakan laba yang


sebelumnya belum dilaporkan.
e. Menyembunyikan nilai kepentingan yang diberikan dalam
f.

merger dan akuisisi.


Melindungi manajemen dari kritik pemegang saham (harga
beli aktiva yang lebih tinggi dari nilai wajar aktiva)

Mendeterminasi Nilai Beli dalam Purchased Methode Merger dan


Akuisisi
Dalam

mendeterminasi

Nilai

Beli

dalam

Purchased

Methode

pembeli

memperhitungkan seluruh biaya perolehan sehubungan dengan akuisisi aktiva


bersih atau saham perusahaan lain sebagai bagian dari harga beli.
Ada beberapa expenditure yang mungkin timbul dari merger dan akuisisi:
1. Direct Expenditure: imbal jasa bagi penemu (finders fee), Accountan fee,
Lawyer Fee dan Appraisal fee
2. Expenditure pengeluaran efek: biaya pendaftaran efek, audit, dan hukum
sehubungan pendaftaran saham dan komisi pialang.
3. Indirect & General Expenditure: biaya gaji accountant yang merupakan
pegawai perusahaan pengakuisisi dalam merger dan akuisisi.
Contoh Kasus:
Pada tanggal 1 Januari 2008, Royal Bali Inc. (RBC) membeli semua aktiva dan
kewajiban PT. Baik Baik Saja (BBS) dalam satu merger dengan mengeluarkan
10,000 lembar saham PT. Baik Baik Saja dengan nilai nominal $ 10. Saham yang
dikeluaran tersebut mempunyai nilai pasar $ 600,000.
Royal Bali Inc mengeluarkan Legal expense dan Appraisal expense sebesar
$40,000 sehubungan dengan M&As dan biaya pengeluaran saham sebesar
$25,000.
Total harga beli saham, sama dengan nilai saham yang dikeluarkan Royal Bali Inc
ditambah biaya tambahan yang terjadi sehubungan dengan akuisisi aktiva.
Total Harga Beli dapat dihitung:
Nilai Wajar Saham yang dikeluarkan = $ 600,000
Other Acquisition Cost = $40,000

-------------------------------------------------------Total Harga Beli = $640,000


Saham yang dikeluarkan oleh Royal Bali Inc untuk melakukan M&As dinilai pada
nilai wajar dikurangi dengan biaya pengeluaran saham.
Nilai tercatat sahamnya dihitung dengan:
Nilai Wajar Saham yang dikeluarkan = $600,000
Biaya Pengeluaran Saham = ($25,000)
-------------------------------------------------------Nilai tercatat saham = $575,000
Perbandingan Nilai Buku dengan Nilai Wajar M&As melalui pembelian aktiva
bersih PT. Baik Baik Saja menjadi sebagai berikut:

Maka, pencatatan jurnal merger dan akuisisi sebagain berikut:


[Debit]. Kas dan Piutang = $ 45,000
[Debit]. Persediaan = $ 75,000
[Debit]. Tanah = $ 70,000
[Debit]. Bangunan & Peralatan = $ 350,000
[Debit]. Paten = $ 80,000
[Debit]. Goodwill = $ 130,000
[Credit]. Kewajiban lancar = $ 110,000
[Credit]. Saham biasa = $ 100,000
[Credit]. Tambahan modal disetor = $ 475,000

[Credit]. Biaya merger tangguhan = $ 40.000


[Credit]. Biaya pengeluaran Saham tangguhan = $ 25.000

Goodwill sebesar $ 130,000 berasal dari total harga beli aktiva bersih
dikurangi dengan nilai wajar dari aktiva bersih; $640,000 $510,000 =

$130,000
Nilai Saham Biasa = $10 x $ 10,000 = $ 100,000
Tambahan Modal disetor = Nilai tercatat sahamSaham biasa= 575,000100,000 = $475,000

Merger dan Akuisisi Melalui Pembelian Saham (Share Acquisition)


Merger dan Akuisisi yang dilakukan melalui pembelian saham dari perusahaan
lain bukan melalui akuisisi aktiva bersih disebut dengan Share Acquisition.
Contoh Kasus:
Royal Bali Inc menukarkan 10,000 lembar sahamnya dengan total nilai pasar $
600,000 untuk semua saham PT. Baik Baik Saja dalam transaksi pembelian,
timbul biaya merger sebesar $40,000 dan biaya pengeluaran saham $ 25,000
yang sebelumnya dicatat dalam Account tangguhan.
Untuk mencatat pembelian saham PT Baik Baik Saja, maka di jurnal:
[Debit]. Investasi pada saham PT. Baik Baik Saja = $640,000
[Credit]. Saham biasa = $100,000
[Credit]. Tambahan Modal disetor = $475,000
[Credit]. Biaya merger tangguhan = $40,000
[Credit]. Biaya pengeluaran saham tangguhan = $25,000

Untuk investasi pada saham biasa, pelaporan kepemilikan antar-perusahaan


dapat menggunakan 3 (tiga) method, yaitu:
1. Laporan Keuangan Konsolidasi
2. Expense Method
3. Equity Method
Penerapan metode tergantung pada Control Level Factor yang dimiliki investor
pada investee. Berikut indikator level kontrol:

1. Expense Method: untuk tingkat kepemilikan 0% - 20 % memiliki Control


Level yang tidak signifikan.
Dicatat oleh investor berdasarkan biaya historisnya.
Pendapatan diakui oleh investor jika deviden diumumkan oleh

invstee
Expense

Method

kemampuan
pengaruh

digunakan

untuk

yang

ketika

mengendalikan

signifikan

atas

investor

tidak

memiliki

atau

tidak

mempunyai

investee,

yang

disebabkaan

besarnya investasi investor ke investee (kurang dari 20%)


Contoh Kasus:
PT. Royal Bali Cemerlang (RBC) membeli 20% Saham biasa PT. Baik Baik
Saja (BBS) senilai $100,000 pada awal tahun tetapi tidak memiliki
pengaruh sigifikan kepada BBS. Selama tahun berjalan BBS memiliki laba
bersih $50,000 dan membayar dividen $20,000.
PT. Royal Bali Cemerlang mencatatnya dengan jurnal:
Untuk mencatat pembelian pada saham biaya PT. Baik Baik Saja:
[Debit]. Investasi pada saham biasa BBS = $100,000
[Credit]. Kas = $100,000
Untuk mencatat pendapatan dividen dari PT. Baik Baik
Saja=$20.000 x 20%:
[Debit]. Kas = $4,000
[Credit]. Pendapatan Dividen = $ 4,000
2. Equity Method: untuk tingkat kepemilikan > 20% - 50 % memiliki Control
Level yang signifikan.
Ditujukan
untuk

mencerminkan

perubahan

Equity

atau

kepemilikan investor dalam investee.


Investasi dicatat sebesar biaya atau harga perolehan awal dan
disesuaikan tiap periode untuk bagian investor atas laba atau rugi
investee dan dividen yang diumumkan oleh investee

Equity Method diharuskan penggunaannya untuk pelaporan investasi


dalam saham perusahaan jenis berikut ini:

Corporate Joint Venture: Perusahaan dimiliki dan dioperasikan oleh


kelompok usaha kecil, dimana tidak satu pun yang memiliki

kepemilikan mayoritas dalam saham biasa joint venture tsb.


Perusahaan dengan kepemilikan investor atas saham, memberikan
investor kemampuan untuk mempunyai pengaruh signifikan atas
kebijakan operasi dan keuangan perusahaan.

Laba bersih yang dicantumkan oleh perusahaan investee akan dicatat


sebagai pendapatan dari investasi serta penginkatan akun investasi. Jika
Rugi Bersih diumumkan oleh perusahaan investee maka akan dicatat
berlawanan dari Laba Bersih. Pembagian deviden yang diumumkan oleh
perusahaan investee akan dicatat sebagai Kas/Piutang serta mencatat
penurunan akun investasi.
Contoh Kasus:
PT. Royal Bali Cemerlang (RBC) mengakuisisi pengaruh signifikan atas
BBS dengan membeli 20% Saham biasa PT. Baik Baik Saja pada awal
tahun. BBS melaporkan laba sebesar $60,000 untuk tahun berjalan.
RBC mencatat bagiannya atas laba BBS sebesar $ 12,000 dengan jurnal:
Pendapatan dari investasi pada PT. Baik Baik Saja $60,000 x 20%
= $12,000
[Debit]. Investasi pada saham BBS = $12,000
[Credit]. Pendapatan dari Investee = $12,000
Jurnal ini disebut sebagai Accrual Equity yang biasanya dibuat
sebagai

Adjustment jurnal pada akhir periode. Apabila investee

melaporkan kerugian

untuk

periode

bagiannya atas rugi tersebut dan

tersebut,

investor

mengakui

mengurangi nilai tercatat investasi

sebesar jumlah porsi kerugian.


3. Laporan Keuangan Konsolidasi: Tingkat kepemilikan > 50 % memiliki
Control Level yang dominant.

Anda mungkin juga menyukai