Anda di halaman 1dari 8

Profesi Akuntansi

Profesi Akuntansi adalah pekerjaan yang menggunakan keahlian di bidang


akuntansi. Termasuk bidang pekerjaan akuntansi publik, intern,
keuangan / dagang, akuntansi pemerintah & akuntansi pendidikan.
Seseorang yang bekerja di bidang akuntansi dan memiliki keahlian di
bidang akuntansi maka disebutnya akuntan.

Keahlian yang Dimiliki Akuntan


1. Teori akuntansi
2. Akuntansi biaya
3. Pengauditan
4. Sistem akuntansi
5. Perpajakan
6. Sistem informasi manajemen
7. Akuntansi keuangan
8. Ekonomi perusahaan

Macam-Macam Bidang Profesi Akuntasi


1.  Akuntan Publik 
Profesi yang berhubungan dengan akuntansi publik dikenal dengan istilah
akuntan publik. Bidang pekerjaan yang utama bagi akuntan publik adalah
pemeriksaan laporan keuangan yang telah dibuat (auditing). Pemeriksaan
laporan keuangan ini dilakukan secara independen untuk menilai
kewajaran laporan keuangan sesuai standar akuntansi keuangan yang
disusun oleh pihak manajemen perusahaan bagi para investor, kreditur,
dan pihak eksternal lainnya.
Hasil pemeriksaan akuntan publik ini dituliskan dalam sebuah laporan
yang disebut laporan hasil pemeriksaan akuntan. Ada lagi hal yang
dikerjakan oleh akuntan publik, yaitu akuntansi perpajakan  yang banyak
dibutuhkan masyarakat untuk memenuhi peraturan perpajakan yang
berlaku dan menekan tarif pajak seminimum mungkin. Akuntan publik
juga menangani akuntansi manajemen dengan memberikan pertimbangan
dan saran kepada manajemen untuk memperbaiki hasil operasi perusahaan
yang memakai jasanya.
2.  Akuntan Internal Perusahaan/Lembaga
Akuntan internal perusahaan dikenal juga dengan istilah akuntansi
umum yang memiliki tanggung jawab dalam pencatatan transaksi
keuangan, penyusunan laporan manajemen, dan penyusunan laporan
keuangan umum yang terdiri dari neraca, rugi-laba, perubahan modal,
aliran kas. Akuntansi umum berhubungan dengan konsep dasar
akuntansi yang menghasilkan data yang dasar (basic data) bagi ruang
lingkup akuntansi. Akuntansi biaya menganalisis biaya perusahaan untuk
membantu manajemen dalam pengawasan biaya terutama penekanan
biaya pemasaran.
Penganggaran dilakukan oleh perusahaan untuk menetapkan sasaran
penjualan dan laba serta merencanakan pencapaian sasaran itu secara
rinci. Kegiatan ini selalu memerhatikan data masa lalu dalam laporan
keuangan karena anggaran dipakai untuk mengawasi kegiatan operasional
perusahaan melalui perbandingan fakta dengan anggaran.
Perancangan fungsi sistem informasi akuntansi mengidentifikasikan
kebutuhan informasi bagi pihak internal maupun eksternal.
Pemeriksaan internal juga dilakukan oleh akuntan internal perusahaan
yang bertugas mengevaluasi sistem akuntansi dan manajemen. Tugas
pokok akuntan internal antara lain membantu pihak manajemen
sesuai manfaat akuntansi manajemenuntuk memperbaiki tingkat efesiensi
operasi dan menjamin seluruh stakeholders telah melaksanakan prosedur
dan rencana yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen yang
sesuai tujuan laporan keuangan.
3.  Akuntan Pemerintah
Akuntan pemerintah bekerja di berbagai lembaga pemerintahan seperti
BUMN / BUMD, inspektorat jenderal, kementrian, dan lembaga
pemerintah lainnya. Para akuntan ini harus mengikuti aturan kerja yang
diterapkan di masing-masing departemen atau lembaga.
4.  Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik ini adalah pengajar dalam bidang akuntansi yang
mengajarkan siklus akuntansi, melakukan penelitian, pengembangan
akuntasi, mengajar dan menyusun kurikulum pendidikan akuntansi.
Biasanya akuntan pendidik ini memiliki pendidikan khusus yang
berhubungan dengan pendidikan dengan gelar sarjana pendidikan yang
berfokus pada akuntansi.
Tenaga pengajar akuntansi bekerja di institusi pendidikan dengan jam
kerja yang fleksibel sehingga biasanya akuntan pendidik ini tidak semata-
mata mengajar, tetapi merangkap pekerjaan lain seperti membuka praktik
untuk melayani kebutuhan masyarakat atau pihak-pihak lain yang
membutuhkan keahliannya.
Setelah mengetahui tentang macam macam akuntansi dan profesi dalam
akuntansi mungkin bisa menjadikan pencerahan bagi para pembaca yang
masih ragu untuk menentukan program studi yang akan dipilih untuk
kuliah di perguruan tinggi.

Bidang-bidang Spesialisasi Akuntansi


Bidang spesialisasi akuntansi merupakan cabang ilmu yang lebih sempit
dibanding dengan akuntansi. Perkembangan jaman dan teknologi
menuntut adanya spesialisasi dalam bidang akuntansi. Hal ini tentu harus
adanya pengkhususan di bidang ilmu akuntansi itu sendiri. Pengkhususan
ini akan membantu agar lebih berfokus pada satu jenis ilmu tertentu.
Sehingga anda akan bisa memeperoleh pekerjaan sesuaindengan
spesialisasi yang anda miliki.  Berikut 10 bidang spesialisasi akuntansi yang
wajib dipahami.
1. Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)
Akuntansi keuangan merupakan bidang spesialisasi akuntansi yang
berfokus pada pencatatan transaksi perusahaan dan secara periodik
menyajikannya dalam laporan keuangan. Artinya, akuntansi keuangan
berfokus kepada penyusunan laporan keuangan secara umum. Dalam
membuat laporan keuangan oleh akuntansi keuangan harus
memperhatikan prinsip akuntansi yang diterima secara umum berdasarkan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
2. Akuntansi Pemeriksaan (Auditing)
Akuntansi Pemeriksaan merupakan bidang spesialisasi akuntansi yang
menguji dan memeriksa secara bebas tentang kebenaran dan kewajaran
dari pernyataan penyusun laporan,dimana laporan yang diperiksa tersebut
tetap merupakan tanggung jawab dari penyusun laporan. Pemeriksaan
dapat dilakukan pada laporan keuangan,kegiatan operasional
perusahaan,dan juga atas kepatuhan terhadap peraturan yang mengikat
perusahaan. Auditor melakukan pemeriksaan terhadap kewajaran dan
kebenaran laporan keuangan secara independen dan objektif. Laporan
Keuangan diperiksa oleh Auditor guna memastikan apakah laporan
keuangan tersebut disusun sesuai dengan prinsip akuntansi.
3. Akuntansi Biaya (Cost Accounting)
Akuntansi Biaya merupakan bidang spesialisasi akuntansi yang
memfokuskan kegiatannya pada pencatatan dan penyajian informasi biaya
operasional. Informasi dari Akuntansi Biaya digunakan untuk melakukan
perencaan dan pengendalian biaya operasional serta menentukan harga
pokok produksi secara tepat oleh manajemen. Informasi dari Akuntansi
Biaya biasanya tidak dipublikasikan ke masyarakat.
4. Akuntansi Manajemen (Management Accounting)
Akuntansi Manajemen merupakan bidang spesialisasi akuntansi yang
mengkhususkan diri pada pengembangan dan penafsiran informasi
akuntansi untuk membantu manajemen dalam menjalankan perusahaan.
Informasi yang dihasilkan oleh akuntansi manajemen dapat berasal dari
kombinasi berbagai informasi dari bidang akuntansi lainnya. Informasi ini
digunakan untuk melakukan prediksi apa yang akan diambil dimasa
mendatang.
5. Akuntansi Pajak (Tax Accounting)
Akuntan yang bekerja sebagai Akuntansi Pajak maka akan memiliki tugas
untuk menjalankan peraturan perpajakan,perencanaan pajak, pelaksanaan
administrasi perpajakan,atau mewakili perusahaan sebagai wajib pajak
dihadapan kantor pajak. Akuntan dalam akuntansi perpajakan sangat
berfokus pada hal-hal yang terkait dengan perpajakan.
6. Akuntansi Internasional (International Accounting)
Akuntansi Internasional merupakan bidang spesialisasi akuntansi yang
diterapkan pada perusahaan yang memiliki ruang lingkup aktivitas
mencakup lebih dari satu negara. Jadi, akuntansi internasional mencakup
permasalahan transaksi dengan pihak luar negeri. Perusahaan
Internasional seperti Uniliver,Nestle menggunakan akuntansi
internasional.
7. Akuntansi Lembaga Nirlaba (Non-Profit Accounting)
Akuntansi Lembaga Nirlaba merupakan bidang spesialisasi akuntansi yang
diterapkan pada organisasi-organisasi yang mana aktivitasnya tidak untuk
mencari keuntungan. Contoh dari organisasi yang tidak mencari
keuntungan adalah yayasan sosial dan lembaga pendidikan.
8. Akuntansi Pemerintahan/Sektor Publik (Government Accounting)
Akuntansi Pemerintahan/Sektor Publik merupakan bidang spesialisasi
akuntansi yang diterapkan pada instansi-instansi pemerintahan.
9. Sistem Akuntansi (Accounting System)
Sistem Akuntansi merupakan bidang spesialiasi akuntansi yang
menfokuskan kegiatannya pada pembuatan sistem akuntansi. Di zaman
teknologi modern ini,sistem akuntansi cenderung mengacu kepada sistem
akuntansi yang terkomputerisasi.
10.  Akuntansi Anggaran (Budgetary Accounting)
Akuntansi Anggaran merupakan bidang spesialisasi akuntansi yang
menitikberatkan kegiatannya pada perencanaan kegiatan perusahaan.
Hasil perencanaan tersebut menjadi bahan perbandingan antara anggaran
yang direncanakan dan hasil kerja yang dicapai.

Etika Profesi
Berbicara mengenai pentingnya etika profesi, dalam bidang akuntansi etika
profesi sangatlah penting. Mengapa ? Karena etika profesi berisi ketentuan
mengenai apa yang baik dan yang tidak baik serta apakah suatu kegiatan
yang dilakukan oleh profesi itu dapat dikatakan bertanggung jawab atau
tidak. Suatu profesi memerlukan etika dikarenakan suatu
profesi merupakan pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk
menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.
Dimana keahlian yang dikerjakan dan dihasilkan itu harus berpedoman
dengan sebuah etika. Etika itu sendiri seperti yang sudah dijelaskan pada
artikel sebelumnya adalah seperangkat aturan, norma atau pedoman yang
mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus
ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat
atau profesi.
Tujuan penerapan etika dalam profesi akuntansi adalah memenuhi
tanggung jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi, mencapai
tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada kepentingan publik.
Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat empat kebutuhan dasar yang
harus dipenuhi:
1. Kredibilitas
Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi.
2. Profesionalisme
Diperlukan individu yang dengan jelas dapat diidentifikasikan oleh
pemakai jasa Akuntan sebagai profesional di bidang akuntansi. 
3.  Kualitas Jasa
Terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan
diberikan dengan standar kinerja tertinggi.
4. Kepercayaan
Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa terdapat kerangka
etika profesional yang melandasi pemberian jasa oleh akuntan.
Dalam kongres tahun 1973 IAI menetapkan kode etik bagi profesi akuntan
di Indonesia, yang saat itu diberi nama Kode Etik Ikatan Akuntan
Indonesia. Kode etik ini mengatur standar mutu terhadap pelaksanaan
pekerjaan akuntan. Standar mutu ini penting untuk menjaga kepercayaan
masyarakat terhadap profesi akuntan. Setelah mengalami perubahan, maka
tahun 1998 Ikatan Akuntan Indonesia menetapkan delapan prinsip etika
yang berlaku bagi seluruh anggota IAI baik di pusat maupun di daerah. 

Seperti yang tercantum pada buku Mulyadi, 2001 Kode etik akuntan


Indonesia memuat delapan prinsip etika sebagai berikut :
1. Tanggung Jawab profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap
anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan
profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. Sebagai profesional,
anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan dengan
peran tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua
pemakai jasa profesional mereka. 
2. Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka
pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan
menunjukan komitmen atas profesionalisme. Satu ciri utama dari suatu
profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik. Profesi akuntan
memegang peran yang penting di masyarakat, dimana publik dari profesi
akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja,
pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya
bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara
berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Atas kepercayaan yang diberikan
publik kepadanya, anggota harus secara terus menerus menunjukkan
dedikasi mereka untuk mencapai profesionalisme yang tinggi. Untuk
memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus
memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi
mungkin.
3. Integritas
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya
pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi
kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota
dalam menguji keputusan yang diambilnya.
4.  Obyektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan
kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Obyektivitasnya
adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan
anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak
memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta
bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain.
5.  Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-
hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk
mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat
yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja
memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling
mutakhir. Hal ini mengandung arti bahwa anggota mempunyai kewajiban
untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan
tanggung jawab profesi kepada publik.
6. Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh
selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau
mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak
atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.
Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa standar profesi yang
berhubungan dengan kerahasiaan didefinisikan bahwa terdapat panduan
mengenai sifat sifat dan luas kewajiban kerahasiaan serta mengenai
berbagai keadaan di mana informasi yang diperoleh selama melakukan jasa
profesional dapat atau perlu diungkapkan.
7. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi
yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan
profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung
jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf,
pemberi kerja dan masyarakat umum.
8. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan
standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan
keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut
sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Standar teknis dan
standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, Internasional Federation of
Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang
relevan.

Namun dalam pelaksanaannya pemahaman seorang akuntan terhadap Kode Etik IAI tidak menjamin
akuntan tersebut tidak melakukan tindak kecurangan. Terdapat banyak akuntan yang sudah
memahami kode etik akuntansi namun tetap saja masih melanggarnya. Berbagai pelanggaran etika
yang terjadi pada perusahaan go public di Indonesia juga sering terjadi, padahal semestinya hal ini
tidak perlu terjadi apabila setiap akuntan mempunyai pemahaman, kemampuan dan kemauan untuk
menerapkan nilai-nilai moral dan etika secara memadai dalam melaksanakan profesinya.

Anda mungkin juga menyukai