Anda di halaman 1dari 166

1

PERKULIAHAN KE 1
Tujuan Instruksional Umum
1. Menjelaskan manfaat informasi akuntansi.
2. Menjelaskan definisi akuntansi
3. Menjelaskan pemakai informasi akuntansi.
4. Menjelaskan lapangan pekerjaan akuntan.
5. Menjelaskan bidang-bidang akuntasi.
6. Menjelaskan pendidikan dan profesi akuntansi

Pokok Bahasan : Gambaran Umum Akuntansi


Deskripsi Singkat :
Bab
ini merupakan pengantar dalam mempelajari
akuntansi. Anda akan dibantu untuk memahami definisi
akuntansi, manfaat dari informasi akuntansi yang dihasilkannya
serta siapa saja yang mempunyai kepentingan dengan laporan
keuangan yang merupakan salah satu alat yang dapat digunakan
untuk mengukur hasil-hasil yang dicapai oleh suatu perusahaan.

Bahan Bacaan :
1. Al. Haryono Jusup, Dasar-dasr Akuntansi, Jilid1, Yogyakarta, STIE YKPM, 1999, Bab1
2. Niswonger-Fess-Warren, Prinsip-prinsip Akuntansi, Jilid 1, Jakarta,Erlangga, 1990, Bab 1
3. RA. Supriyono- L. Suparwoto, Penganta Akuntansi, Yogyakarta, BPFE, Bab1
4. Soemarso SR, Akuntansi Suatu Pengantar, Jakarta, Rineka Cipta,1999, Bab 1

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

BAB 1
GAMBARAN UMUM AKUNTANSI
Definisi Akuntansi
Pengertian akuntasi menurut American Accounting Assosiation adalah :
.proses
mengidentifikasi, mengukur dan melaporkan informasi
ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan
tegas bagi mereka bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.
Tujuan utama akuntasi adalah menyajiakan informasi ekonomi (economic
informasi) dari suatu kesatuan ekonomi (economic entity) kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.
Manfaat Informasi Akuntansi
Informasi akuntansi digunakan oleh pelbagai pengguna (users) dengan
masing-masing kepentingannya, antara lain :
1. Pemilik dan Calon Pemilik (Investor)
Memerlukan informasi untuk mengetahui hak-haknya yang akan diperoleh
dari hasil operasi perusahaan dan dengan demikian dia dapat juga
memutuskan untuk menambah modal yang ditanamkan atau menariknya.
2. Kreditor
Informasi Akuntasi dapat digunakan untuk mengambil keputusan diberi
atau tidaknya kredit yang diajukan oleh debitor serta berapa jumlah kredit
yang daoat diberikan kepadanya.
3. Pemerintah
Membutuhkan informasi keuangan dalam menevaluasi pajak dan untuk
mengetahui apakah perusahaan telah mematuhi peraturan-peratutan yang
berlaku atau tidak, misalnya sehubungan dengan upah minimum regional
yang berlaku..
4. Karyawan/Federasi Buruh
Membutuhkan informasi keuangan untuk menentukan kontrak-kontrak
kerja, satau keputusan-keputusan lain yang diperlukan.
5. Manager Perusahaan.
Untuk melakukan evaluasi hasil operasi yang telah dilakukan dalam satu
periode, sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan stategik.
Bidang-bidang Akuntansi
M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)
Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

3
Beberapa bidang spesialisasi dalam akuntansi, antara lain :
1. Akuntansi Keuangan, meliputi kegiatan pencatatan transaksi, penyusunan
laporan-laporan periodik yang sesuai dengan Standart Akuntansi Keuangan.
2. Auditing, meliputi kegiatan pemeriksaan atas catatan-catatan akuntansi
secara bebas. Pemeriksaan akuntan ini meliputi pemeriksaan terhadap
system dan prosedur perusahaan, catatan-catatan yang mendukung laporan
keuangan, serta memberikan pendapat mengenai kelayakan dan kewajaran
laporan keuangan yang bersangkutan.
3. Akuntansi Biaya, merupakan bidang akuntansi yang penekanannya pada
masalah penetapan dan pengendalian biaya, dari saat produsi siap dimulai
sampai dengan barang selesai diproses/diproduksi.Hasil akhir dari
akuntansi adalah laporan perhitungan Harga Pokok Produksi
4. Akuntansi Manajemen, bidang akuntansi yang mengolah kasus-kasus
tertentu yang dihadapi para manajer perusahaan dari berbagai jenjang
organisasi (Intern Perusahaan).
5. Akuntansi Pajak, adalah bidang akuntansi yang mencakup penyusunan
surat pemberitahuan pajak, mempertimbangkan konsekuensi perpajakan
dari transaksi usaha yang direncanakan.
6. Sistem Akuntansi, adalah bidang khusus yang menangani perencanaan dan
penerapan prosedur-prosedur untuk mengumpulkan dan melaporkan data
keuangan.
7. Akuntansi Anggaran, adalah bidang akuntansi yang menyajikan rencana
operasi keuangan untuk periode tertentu, kemudian membandingkan
relalisasi dengan rencana operasi , sehingga operasi perusahaan dapat
dimonitor dan dikendalikan.
8. Akuntansi Internasional, merupakan bidang akuntasi yang khusus
menyangkut masalah-masalah perdagangan perdagangan internasional dari
perusahaan-perusahaan multinasional.
9. Akuntansi Lembaga Nonprofit, adalah bidang akuntasi yang mengkhususkan
pada masalah pencatatan dan pelaporan transaksi dari unit-unit pemerintah
dan organisasi non profit seperti tempat ibadah, lembaga amal dan lembaga
pendidikan.
10. Akuntansi Sosial, adalah bidang akuntansi yang mengukur biaya dan
manfaat social, misalnya mengenai masalah penggunaan dana kesejahteraan
social dalam sebuah kota besar.
11. Akuntansi Pendidik, adalah bidang akuntansi yang menyangkut ruang
lingkup pendidikan.

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

Lapangan Pekerjaan Akuntansi:


Sesuai dengan jasa-jasa akuntas yang diberikan pada masyarakat,
akuntasi dapat dibedakan :
Akuntansi Perseorangan (Private Accounting)
Akuntasi perseorangan adalah bidang spesialisasi yang digeluti oleh
akuntan-akuntan yang bekerja pada perusahaan-perusahaan tertentu. Akuntan
yang bekerja dalam bidang ini disebut Akuntan Intern. Ada beberapa jasa yang
diberikan oleh akuntan-akuntan tersebut, antara lain :
Controller
Controller adalah seorang kepala bagian akuntansi dari suatu perusahaan
tertentu. Adapun dari controller adalah mengawasi semua kegiatan dari
organisasi yang bersangkutan.
Cost Accountant
Cost accountant adalah akuntan yang berspesialisai mengelola data biaya
produksi. Adapun tugas dari akuntan ini ialah meyeleksi, memproses, dan
melaporkan data biaya produksi.
Internel Auditor
Internal auditor adalah akuntan yang berkewajiban untuk menyelidiki dan
menilai akuntasi dari perusahaan tempat ia bekerja. Internal auditor akan
memeriksa catatan akuntasi dan apabila diperlukan dapat mengusulkan
perubahan system akuntansi perusahaan yang bersangkutan.Selain itu internal
auditor berkewajiban untuk membawa pihak-pihak pengelola perusahaan dalam
pengambilan keputusan-keputusan.
Tax Specialist
Tax specialist adalah akuntan yang berkewajiban untuk mempersiapkan
pelaporan pajak bagi perusahaan tempat ia bekerja.
Akuntansi Publik (Publik Accounting)
Adalah bidang akuntansi yang dikerjakan oleh akuntan publik.Akuntan
publik adalah akuntan yang mendapat sertifikat dari pemerintah untuk
berprofesi sebagai akuntan publik. Gelar akuntan peblik selain dicapai dengan

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

5
pendidikan formal, juga harus dilalui dengan praktek keahlian seperti yang
ditetapkan.
Di Indonesia gelar akuntan diatur dalam UU No.34 Tahun 1954 Pasal 2
yang berbunyi :
a. Ijazah yang diberikan oleh suatu universitas negeri atau badan perguruan
tinggi lain yang dibentuk menurut undang-undang atau diakui pemerintah,
sebagai tanda bahwa pendidikan akuntan pada perguruan tinggi tersebut
telah dilalui dengan baik.
b. Ijasahyang diterima sesudah lulus dalam ujian lain yang menurut pendapat
panitia ahli termasuk dalam pasal 3, guna menjalankan pekerjaan akuntan
dapat disamakan dengan ijazah akuntan.
Pada undang-undang tersebut, pendidikan untuk menjadi akuntan
dilakukan melalui Fakultas Ekonomi Negeri yang mempunyai jurusan
akuntansi, antara lain Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada,
Universitas Sumatera. Universitas Pajajaran, Universitas Airlangga,
Universitas Brawijaya dan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Bagi fakultas
ekonomi perguruan tinggi swasta (atau perguruan tinggi tertentu lainnya)
gelar akuntan baru dapat diperoleh apabila mereka telah lulus Ujian Negara
Akuntansi (UNA). Ujian ini diselenggarakan oleh Konsorsium Ilmu Ekonomi
(suatu konsorsium pendidikan tinggi ilmu ekonomi yang dibentuk dengan
surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI tahun 1976).
Akuntansi Pemerintahan (Governmental Accounting)
Akuntan yang bertugas untuk membantu pembuatan peraturanperaturan pajak, memeriksa dan memyelidiki pelaporan pajak dan membuat
rancangan system untuk organisasi yang bersangkutan.

Akuntansi Pendidikan (Accounting Education)


Bidang akuntansi yang digeluti oleh para akuntan yang mengajar di
lembaga-lembaga pendidikan, seperti universitas,akademi, dan lain-lain.

Perbedaan Antara Tatabuku Dengan Akuntansi.


Tata buku dalam arti book kepping adalah pencatatan data perusahaan
menurut cara yang telah ditetapkan. Ruang lingkup pekerjaannya adalah
pencatatan transaksi perusahaan, sedangkan akuntansi (sitem Amerika /anglosaxon) memiliki cakupan yang lebih luas, meliputi perencanaan system

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

6
pencatatan, penyususnan laporan data yang telah dicatat dan penyampaiaan
laporan data yang telah dicatat, serta menyampaikan interpretasi laporan
tersebut.

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

Soal-soal Latihan 1:
1. Pihak-pihak yang membutuhkan laporan keuangan adalah :
a. Manajemen
c. kreditur
b. Pemilik
d. Debitur
2. Pemerintah membutuhkan informasi akuntansi untuk keperluan, kecuali :
a. Keputusan kredit
b. Menentukan tingkat upah
c. Menentukan jumlah pajak
d. Memantau ketaatan perusahaan pada peraturan pemerintah.
3. Sebutkan bidang spesialisasi akuntansi?
4. Apa perbedaan antara Auditor internal dengan auditor eksternal ?
5. Sebutkan pihak-pihak yang membutuhkan informasi akuntansi ?

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

Jawaban Soal-soal Latihan :


1. d
2. a
3. Akuntansi keuangan (financial Accounting)
Pemeriksaaan akuntan (Auditing)
Akuntasni Biaya (Cost Accounting)
Akuntansi Manajemen (management Accounting)
Akuntansi Pajak (Tax Accounting)
Sistem Akuntansi ( Accounting System)
Akuntansi Anggaran (Budgetary Accounting)
Akuntansi International (International Accounting)
Akuntansi Lembaga non Profit ( Social Accounting)
Akuntansi social (Social Accounting)
Akuntansi Pendidik (Accounting Education)
4. Auditor Internal adalah Internal auditor adalah akuntan yang berkewajiban
untuk menyelidiki dan menilai akuntasi dari perusahaan tempat ia bekerja.
Internal auditor akan memeriksa catatan akuntasi dan apabila diperlukan
dapat mengusulkan perubahan system akuntansi perusahaan yang
bersangkutan.Selain itu internal auditor berkewajiban untuk membawa
pihak-pihak pengelola perusahaan dalam pengambilan keputusankeputusan.sedangkan auiditor eksternal adalah seseotrang yang berkerja
memeriksa catatan akuntansi serta menyelidiki dan meilai akuntasnsi suatu
perusahaan dan memberikan penilaian kewajaran dari laporan yang dibuat
oleh perusahaan. Ia bukan pekerja pada perusahaan tersebut (ekstrenal).

5. Investor (pemilik), calon investor, bank, kreditor, pemerintah,karyawan,


serikat buruh dan manajemen.

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

9
PERKULIAHAN KE 2

Tujuan Instruksional Khusus :


1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian perusahaan
2. Mahasiswa dapat menjelaskan jenis dan bentuk hukum
perusahaan
3. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep-konsep dasar.

Pokok Bahasan : Unit Usaha dan Laporan Keuangan

Deskripsi :
Dengan mempelajari bab ini anda dapat memahami dengan jelas perbedaan dari
berbagai jenis perusahaan serta bentuk hukumnya, juga sehubungan dengan konsepkonsep dasar penerapan akuntansi yang berlaku di Indonesia.

Bahan Bacaan :
1. Al. Haryono Jusup, Dasar-dasr Akuntansi, Jilid 1, Yogyakarta, STIE YKPM, 1999, Bab1
2. Niswonger-Fess-Warren, Prinsip-prinsip Akuntansi, Jilid 1, Jakarta,Erlangga, 1990, Bab 1
3. RA. Supriyono- L. Suparwoto, Penganta Akuntansi, Yogyakarta, BPFE, Bab2
4. Soemarso SR, Akuntansi Suatu Pengantar, Jakarta, Rineka Cipta,1999, Bab 2

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

10

BAB 2
UNIT USAHA DAN LAPORAN KEUANGAN
Pengertian Perusahaan
Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh seseorang atau
sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah melakukan
produksi dan distribusi guna memenuhi kebutuhan ekonomis manusia.
Kegiatan produksi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh laba.
Namun demikian, banyak juga kegiatan produksi yang tidak bertujuan mencari
laba, misalnya yayasan sosial, keagamaan dan lain-lain. Hasil suatu produksi
dapat berupa barang atau jasa.
Jenis-jenis Perusahaan
Apabila didasarkan atas kegiatan utama yang dijalankan, secara garis besar
jenis perusahaan dapat digolongkan :
1. Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa adlah perusahaan yang kegiatannya menjual jasa.
Contoh dari perusaaan semacam ini adalah kantor akuntan, pengacara,
tukang cukur, dan lain-lain.
2. Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan utamanya memebeli
barang jadi dan menjual kembali tanpa melekukan pengolahan
lagi.Contohnya adalah dealer, toko-toko kelontong, toko serba ada, dan lainlain.
3. Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufactur adalah perusahaan yang kegiatan mengolah bahan
baku
menjadi
barang
jadi
dan
kemudian
menjualbahan
jadi
tersebut.Contohnya pabrik sepatu, pabrik roti, dan lain-lain.
Bentuk Perusahaan
Bila dilihat dari sudut Yuridis Ekonomis, bentuk-bentuk perusahaan
dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Usaha Perseorangan

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

11
Ialah setiap bentuk usaha yang tanggung jawabnya pada pribadi seorang.
Seluruh kekayaan/modal perusahaan adalah milik pribadi orang tersebut dan
ia bertanggung jawab kepada pihak lain dengan seluruh kekayaan pribadinya.
2. Usaha Persekutuan Dengan Firma
Suatu bentuk persekutuan usaha yang didikan oleh beberapa orang dengana
menggunakan nama bersama. Persekutuan ini ini akan memperoleh modal dari
orang-orang yang bergabung di dalam persekutuan.Tiap-tiap oarng yang
menjadi anggota firma bertanggung jawab sepenuhnya jawab sepenuhnya
terhadap seluruh hutang kepada pihak ketiga.

3. Usaha Persekutuan Komanditer (CV=Commanditaire Vennootschap)


Bentuk ini hampir sama dengan firma, hanya didalamnya terdapat sekutusekutu yang memimpin (sekutu komplementer) dan sekutu-sekutu yang
mempercayakan
modalnya
(sekutu
komanditer).
Sekutu
komanditer
bertanggungjawab kepada sekutu-sekutu komplementer hanya sebesar
kekayaan (modal) yang dipercayakan kepada persekutuan komanditer.
4. Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan terbatas adalah badan hukum, yaitu badang yang mempunyai
kekayaan, hak, serta kewajiban sendiri yang terpisah dari pemilik. Pemilik PT
adalah para pemegang saham, dan tanggungjawab terhadap pihak ketiga hanya
terbatas sebesar modal sahamnya.
5. Koperasi
Adalah suatu perkumpulan yang kenggotaannya bersifat murni pribadi dan
tidak dapat dialihkan. Di dalam koperasi tidak ada modal permanen, karena
anggotanya dapat berganti-ganti.Modal koperasi terdiri dari simpanan pokok,
wajib, dan sukarela yang diperoleh dari anggota-anggotanya.

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

12

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

13

Soal-soal latihan 2 :
1. Dari kegiatan dibawah ini , yang bukan merupakan kegiatan yang harus
dicatat dalam akuntansi perusahaan :
a. Mengembalikan pinjaman bank
c. Mengangakat Pegawai
b. Membayar tagihan telepon
d. Membeli perabot kantor
2. Adin dan Dira bersepakat untuk memdirikan perusahaan bersama, bentuk
perusahaan yang tidak dapat mereka bentuk adalah :
a. Perusahaan perseorangan
b. Firma
c. CV
d. Perseroan Terbatas
3. Salon kecantikan termasuk :
a. Perusahaan Jasa
b. Perusahaan dagang

c. Perusahaan Pabrik
d. Perusahaan perseorangan

4. Jelaskan pengertian perusahaan !


5. Apa yang dimaksud dengan perusahaan manufactur, berikan contohnya ?

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

14

Jawaban Soal-soal Latihan 2:


1. C
2. A
3. A
4. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh seseorang atau
ekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah melakukan
produksi dan distribusi guna memenuhi kebutuhan ekonomis manusia.
5. Perusahaan manufactur adalah perusahaan yang kegiatan mengolah bahan
baku
menjadi
barang
jadi
dan
kemudian
menjualbahan
jadi
tersebut.Contohnya pabrik sepatu, pabrik roti, dan lain-lain.

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

15
PERKULIAHAN KE 3

Tujuan Instruksional Khusus :


1. Menjelaskan pengertian harta, hutang dan modal
2. Mahasiswa dapat memasukan transaksi ke dalam persamaan
dasar akuntansi
3. Menyusun laporan keuangan melalui transaksi yang sudah
dimasukan dalam persamaan dasar akuntansi.
4. Menjelaskan hubungan antara neraca, laporan perhitungan rugi
laba dan laporan perubahan modal

Pokok Bahasan : TRANSAKSI DAN PERSAMAAN DASAR


AKUNTANSI

Deskripsi :
Dalam bab ini anda dibantu untuk bernalar dalam menangani
transaksi yang terjadi melalui persamaan dasar akuntansi. Sehingga
bila nantinya anda akan dapat lebih mudah dapat melakukan
pencatatan dengan menggunakan media yang sesungguhnya
digunakan (misalnya Jurnal, Buku besar).

Bahan Bacaan :
1. Al. Haryono Jusup, Dasar-dasr Akuntansi, Jilid1, Yogyakarta, STIE YKPM, 1999, Bab2
2. Niswonger-Fess-Warren, Prinsip-prinsip Akuntansi, Jilid 1, Jakarta,Erlangga, 1990, Bab 1
3. RA. Supriyono- L. Suparwoto, Penganta Akuntansi, Yogyakarta, BPFE, Bab1
4. Soemarso SR, Akuntansi Suatu Pengantar, Jakarta, Rineka Cipta,1999, Bab 3
M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)
Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

16

BAB 3
TRANSAKSI DAN PERSAMAAN AKUNTANSI
PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI
Transaksi dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan yang menyangkut
ketiga unsur pokok persamaan akuntansi. Pengaruh dari perubahan-perubahan
itu nampak jelas dalam persamaan dasar akuntansi, yaitu :
Harta = Utang + Modal
Jadi dapat dikatakan bahwa transaksi adalah peristiwa-peristiwa atau
kejadian-kejadian yang mengakibatkan adanya perubahan atau pergeseran
Harta, utang dan modal.
Berikut ini akan diberikan contoh-contoh penerapan transaksi kedalam
persamaan-persamaan akuntansi :
Transaksi 1
Nona Indira menyerahkan uang tunai sebesar Rp 15.000.000 kedalam
perusahaan yang baru ia dirikan dengan nama Indira Butik. Akibat dari
transaksi ini, harta akan bertambah sebesar Rp 15.000.000, sedangkan modal
juga kan bertambah pada sisi lainnya. Maka persamaan akan terlihat sebagai
berikut :
Harta
Kas
1. Rp 15.000.000

Modal
Modal, Indira
Rp 15.000.000

Sesuai dengan konsep kesatuan usaha, maka uang Rp 15.000.000 yang


disetor ke Indira Butik bukan lagi milik Nona Indira, tetapi sudah merupakan
kekayaan/modal perusahaan Indira Butik
Transaksi 2
Indira Butik membeli sebidang tanah untuk kegiatan operasional perusahaan
seharga Rp 10.000.000 secara tunai. Transaksi ini mengubah komposisi harta,
tetapi tidak mengubah jumlah keseluruhan dari harta, sehingga bentuk

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

17
persamaan akan nampak sebagai berikut :

Transaksi

Harta

Modal

Kas +
Tanah
1.
Rp 15.000.000
2.
(Rp 10.000.000) Rp 10.000.000
Saldo Rp 5.000.000 Rp 10.000.000

Modal, Indira
Rp 15.000.000
Rp 15.000.000

Transaksi 3
Pada bulan yang sama Indira butik membeli benang jahit,benang obras dan
perlengkapan lainnya seharga Rp 200.000 yang akan dilunasinya dalam waktu
dekat. Transaksi ini akan menambah perlengkapan perusahaan dan oleh
karena pembelian ini belum dilunasi, maka akan timbul utang dagang.
Transaksi tersebut akan tampak sebagai berikut :
Transaksi Harta

Kas

Saldo Rp 5.000.000
3.
Saldo Rp 5.000.000

+Perlengkapan +

Tanah =

Rp 10.000.000

Rp 200.000
Rp 200.000

Rp 10.000.000

Hutang + Modal
Hutang Dagang Modal, Indira
Rp 15.000.000
_______________
Rp 15.000.000

Rp 200.000
Rp 200.000

Transaksi 4
Pada bulan yang sama perusahaan dapat melunasi utangnya sebesar Rp 100.000.
Akibat dari transaksi ini utang dagang berkurang dan harta berupa kas
berkurang Rp 100.000. Persamaanya nampak sebagai berikut :
Transaksi

Saldo
4.
Saldo

Harta

Kas
+
Rp 5.000.000
(Rp 100.000)
Rp 4.900.000

Perlengkapan +
Tanah
Rp 200.000
Rp 10.000.000
____________ _______________
Rp 200.000
Rp 10.000.000

=
=

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

Hutang

Modal

Hutang Dagang + Modal, Indira


Rp 200.000
Rp 15.000.000
(Rp 100.000)
_______________
Rp 100.000
Rp 15.000.000

18

Transaksi 5
Dalam bulan ini Indira Butik memperoleh penghasilan dari kegiatan
operasionalnya sebesar 3.000.000. Pendapatan adalah hasil penjualan barang
dan jasa dari perusahaan sedangkan biaya adalah harta/jasa yang habis
dipakai dalam proses memperoleh suatu pendapatan. Apabila Indira
memperoleh pendapatan Rp 3.000.000, maka modalpun akan bertambah
dengan jumlah yang sama. Demilan sebaliknya bila terjadi biaya. Persamaan
dasar akuntansi akan tampak msebagai berikut :

Transaksi

Saldo
5.
Saldo

Harta

Kas
+
Rp 4.900.000
Rp 3.000.000
Rp 7.900.000

Perlengkapan +
Tanah
Rp 200.000
Rp 10.000.000
____________ _______________
Rp 200.000
Rp 10.000.000

Hutang

Modal

Hutang Dagang + Modal, Indira


Rp 100.000
Rp 15.000.000
____________
Rp 3.000.000
Rp 100.000
Rp 18.000.000

Transaksi 6
Indira Butik memberikan jasa senilai 1.000.000 kepada pelanggan dan baru
akan dibayar bulan depan.Dalam transaksi ini pendapatan yang belum diterima
kasnya akan menimbulkan piutang dagang (tagihan) pada langganan, sehingga
akan nampak salam persamaan sebagain berikut :
Transaksi

Harta

Hutang

Modal

Kas
+ Piutang + Perlengkapan +
Tanah
= Hutang Dagang + Modal
Saldo Rp 7.900.000
Rp 200.000
Rp 10.000.000
Rp 100.000
Rp 18.000.000
6.
_____________ Rp 1.000.000 _______________ ____________
_____________
Rp 1.000.000
Saldo Rp 7.900.000 Rp 1.000.000 Rp200.000
Rp 10.000.000
Rp 100.000
Rp 19.000.000

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

19

Transaksi 7
Pada Bulan tersebut dibayar biaya listrik Rp 150.000; biaya telepon Rp 250.000
dan biaya lain-lain Rp 50.000. Biaya-biaya yang terjadi akan mengurangi kas
dan modal perusahaan, maka persamaanya nampak sebagai berikut :
Transaksi

Harta

Kas
+ Piutang +
Saldo Rp 7.900.000 1.000.000
7.

Perlengkapan +
Tanah
200.000
10.000.000

(450.000) ___________
Saldo Rp 7.450.000 1.000.000

___________
200.000

Hutang

____________
10.000.000

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

Modal

Hutang Dagang + Modal


100.000
19.000.000
150.000
250.000
__________
50.000
100.000
Rp 18.550.000

20

Transaksi 8
Nona Indiara mengambil uang kas sebesar Rp 150.000 untuk kepentingan
pribadinya.Transaksi akan mengurangi kas dan modal. Perlu diingat bahwa
pengambilan pribadi ini bukan merupakan biaya perusahaan melainkan
merupakan pengurang modal Indira. Persamaan akan berubah sebagai berikut :

Transaksi

Harta

Kas
+ Piutang +
Saldo Rp 7.450.000 1.000.000
8.
(150.000)
Saldo Rp 7.300.000 1.000.000

=
Perlengkapan +
Tanah
200.000
10.000.000
200.000

Hutang
=

10.000.000

Modal

Hutang Dagang + Modal


100.000
18.550.000
(150.000)
100.000
Rp 18.400.000

Apabila transaksi-transaksi perusahaan Indira Butik diringkaskan


dalam tabel akan nampak sebagai berikut :

Transaksi

1
2
3.
4.
5.
6.
7.

Harta

Kas
+ Piutang +
Rp 15.000.000
(10.000.000)

=
Perlengkapan +

Tanah

Hutang

Hutang Dagang + Modal


15.000.000

10.000.000
200.000

200.000
(100.000)

( 100.000)
3.000.000
1.000.000
( 450.000)

8.
(150.000)
Saldo Rp 7.300.000 1.000.000

+ Modal

200.000

10.000.000

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

100.000

3.000.000
1.000.000
(150.000)
(250.000)
( 50.000)
(150.000)
Rp 18.400.000

21

LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan dari suatu perusahaan perseorangan atau firma
umumnya berupa perhitungan rugi laba, laporan perubahan modal dan neraca.
Laporan Rugi Laba
Laporan rugi laba adalah ringkasan dari pendapatan dan biaya sebuah
perusahaan dalam peiode tertentu
Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal adalah ringkasan
perusahaan yang terjadi dalam peride tertentu.

perubahan

modal

suatu

Neraca
Neraca adalah suatu daftar yang menunjukan posisi harta, utang dan modal
sebuah perusahaan pada tanggal tertentu.
Apabila transaksi-transaksi peruhaan Indira Butik dilaporkan dalam
ketiga jenis laporan keuangan tersebut diatas, akan terlihat sebagai berikut :

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

22

Indira Butik
Laporan Rugi Laba
Bulan Januari xxxx
Pendapatan

Rp 4.000.000

Biaya-biaya Usaha :
Biaya Listrik
Biaya Telepon
Biaya lain-lain

Rp 250.000
Rp 150.000
Rp 50.000
Rp

450.000

Rp

3.550.000

Indira Butik
Laporan Perubahan Modal
Bulan Januari xxxx
Modal, Indira, 1 Januari xxx
Laba bersih
Rp 3.550.000
Prive
( Rp 150.000)

Rp 15.000.000

Penambahan modal

Rp 3.400.000

Modal Indira, 31 Januari xxxx

Rp18.400.000

Indira Butik
Neraca
31 Januari xxxx
Aktiva
Kas
Piutang Dagang
Perlengkapan

Hutang dan Modal


Rp 7.300.000
Rp 1.000.000
Rp
200.000

Hutang

Rp

Modal

Rp 18.400.000

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

100.000

23
Tanah

Rp 10.000.000
Rp 18.500.000

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

18.500.000

24

Soal-soal Latihan 3 :
1. Sumber dari mana kekayaan perusahaan berasal disebut :
a. Harta
c. Modal
b. Hutang
d. Pasiva
2. Bila selama bulan agustus 2003 harta Tuan Nyoman bertambah sebesar
Rp 50.000.000 dan jumlah hutang bertambah Rp 10.000.000, maka
jumlah dan arah perubahan (bertambah atau berkurang) dari modal,
adalah :
a. Bertambah Rp 60.000.000
b. Berkurang Rp 60.000.000
c. BertambahRp 40.000.000
d. Berkurang Rp 40.000.000
3. Bunyi persamaan dasar akuntansi adalah ;
a. M = H + A
b. H = M - A
c. A = H + M
d. A = H - M
4. Suatu daftar harta, utang dan modal suatu perusahaan pada tanggal
tertentu,disebut :
a. Neraca
b. Perhitungan rugi/laba
c. Laporan perubahan Modal
d. Laporan laba ditahan
5. Diantara pos-pos dibawah
perhitungan rugi/laba :
a. Pendapatan jasa
b. Biaya gaji
c. Biaya bunga
d. Prive

ini,

mana

yang

tidak

mempengaruhi

6. Bila besarnya pendapatan adalah Rp 45.000.0000, beban sebesar Rp


37.500.000, dan prive pemilik sebesar Rp 10.000.000, maka jumlah laba
bersih atau kerugian adalah :
a. Laba bersih Rp 45.000.000
b. Laba bersih Rp 7.500.000
M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)
Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

25
c. Rugi Rp 37.500.000
d. Rugi Rp 2.500.000

7. Neraca menunjukkan
a. Hasil usaha
b. Posisi Keuangan
c. Perubahan modal
d. Laba Bersih
8. Perhitungan Rugi laba menunjukkan :
a. Hasil usaha
b. Posisi Keuangan
c. Perubahan modal
d. Laba Bersih

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

26

Jawaban Soal-soal Latihan 3:


1. d
2. c
3. c
4. a
5. d
6. b
7. b
8. a

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

27
PERKULIAHAN KE 4

TIK:
Pada akhir mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian Buku Besar
2. Menjelaskan pengertian rekening
3. melakukan pengelompokkan rekening
4. Memahami bentuk rekening
5. Memahami aturan Pendebit-kreditan rekening
6. Melakukan pencatatan transaksi ke dalam rekening
7. Menyebutkan macam-macam nama rekening

Pokok Bahasan: PENCATATAN TRANSAKSI KE BUKU BESAR

Deskripsi Singkat:
Dalam pertemuan ini akan mempelajari tentang buku besar dan rekening
rekening yang ada di dalam buku besar serta bagaimana aturan pencatatan ke
dalam rekening buku besar. Materi ini sebagai dasar melanjutkan materi
berikutnya yaitu pencatatan transaksi ke dalam buku jurnal.

Bahan Bacaan:
1. Dasar-Dasar Akuntansi 1, Sugiarto,, Yogyakarta, BPFE, 1985, Bab 2
2. Akuntansi Suatu Pengantar, Soemarso, Jakarta, Rineka Cipta, Bab 4
3. Pengantar Akuntansi 1, Slamet Sugiri, Yogyakarta, UPP AMP, YKPN, 1999,
bab 3

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

28

BAB 4
PENCATATAN TRANSAKSI KE BUKU BESAR
BUKU BESAR
Pengertian.
Pada bab sebelumnya telah dijelaskan tentang persamaan dasar
akuntansi yang digunakan untuk menganalisis pengaruh suatu transaksi
keuangan perusahaan terhadap posisi Aktiva, Hutang, dan Modal pemilik, jadi
persamaan dasar akuntansi bukan merupakan proses pencatatan transaksi
melainkan merupakan media untuk melakukan analisis pengaruh tarnasaksi
keuangan. Didalam praktek akuntansi yang sebenarnya transaksi keuangan
perusahaan dicatat dalam buku catatan akuntansi. Salah satu alat pencatatan
transaksi keuangan perusahaan adalah Buku besar (Ledger) yang diartikan
sebagai sebuah buku yang berisi kumpulan rekening atau perkiraan (account).
Buku besar berisi rekening-rekening yang ada didalam pembukuan perusahaan.
Rekening-rekening yang terdapat di dalam buku besar digunakan untuk
mencatat transaksi keuangan perusahaan secara terpisah aktiva, Hutang dan
modal pemilik. Di dalam rekening tersebut transaksi keuangan perusahaan
dicatat, misalnya rekening kas untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan
yang berpengaruh terhadap rekening kas, rekening piutang untuk mencatat
transaksi yang berpengaruh terhadap rekening piutang dan sebagainya,
sehingga dari dari rekaning dapat diketahui transaksi-transaksi yang terjadi
yang mempengaruhi rekening tersebut.
Pengelompokan Rekening.
Dalam bab sebelumnya kita baru mengenal tiga kelompok rekening yaitu
aktiva, hutang ,dan modal pemilik. Rekening modal pemilik digunakan untuk
menampung semua transaksi yang mempengaruhi modal pemilik yaitu setoran
modal, pendapatan, biaya dan prive. Pendapatan merupakan elemen yang
menambah modal dan biaya merupakan pengorbanan perusahaan dalam
rangka memperoleh pendapatan sebagai pengurang modal, sedangkan prive
adalah pengambilan untuk keperluan pribadi pemilik sehingga mengurangi
modal pemilik.
Dalam praktek sebenarnya, perusahaan mempunyai banyak sumber
pendapatan dan macam-macam biaya yang harus dikeluarkan. Apabila semua
sumber biaya dan macam-macam biaya digabung dalam pencatatanya ke dalam
rekening modal akan berakibat tidak informatif dan akan mengalami kesulitan
M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)
Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

29
dalam pembuatan laporan keuangan, khususnya laporan Rugi laba yang hanya
melaporkan pendapatan dan biaya, sehingga perlu di pisahkan kedalam
rekening-rekening sendiri yaitu rekening pendapatan digunakan untuk
mencatat transaksi pendapatan, rekening biaya untuk mencatat biaya dan
rekening prive untuk mencatat transaksi pengambilan pribadi pemilik.
Informasi yang dihasilkan dari suatu sistem akuntansi dapat dibedakan
menjadi 6 kelompok informasi atau rekening yaitu Aktiva, Hutang, Modal
pemilik, Pendapatan, Biaya,dan Prive. Keenam kelompok rekening tersebut
dapat dikelompokkan lagi menjadi dua (2) kelompok rekening dalam
pelaporannya, yaitu:
1. Rekening riil, yaitu rekening-rekening yang pada akhir periode akan
dilaporkan pada laporan neraca antara lain aktiva , hutang dan modal
2. Rekening Nominal, yaitu rekening-rekening yang pada akhir periode akan
dilaporkan dalam laporan Rugi-laba.
Untuk lebih jelasnya pengelompokan rekening dapat dilihat dalam gambar
berikut ini:
Kelompok Rekening:
Aktiva
Hutang

Rekening Riil

Modal
Pendapatan
Biaya
Rekening Nominal
Prive
Bentuk Rekening
Bentuk Rekening harus terdiri (3) bagian yaitu:
1. Nama rekening, yang menjelaskan tentang jenis aktiva, kewajiban, modal,
pendapatan atau biaya yang dicatat dalam rekening tersebut.
2. Tempat untuk mencatat penambahan yang terjadi dalam perkiraan yang
bersangkutan
M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)
Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

30
3. Tempat untuk mencatat pengurangan rekening yang bersangkutan
Berikut ini bentuk-bentuk rekening yaitu:
1. Rekening bentu T
Nama Perkiraan
Sisi Sebelah kiri
(debit)

Sisi Sebelah Kanan


(kredit)

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

31
2.
Perkiraan Dua Kolom :
Nama Perkiraan :
Tgl

Keterangan

3.
Tgl

Ref

Debit

Perkiraan Empat Kolom :


Keterangan
Ref

Nomor Perkiraan :
Tgl

Keterangan

Debit

Ref

Kredit

Kredit

Saldo
D

Aturan Pendebitan dan Pengkreditan


Aturan pendebitan dan pengkreditan adalah aturan yang digunakan untuk
mencatat perubahan aktiva, hutang, modal pemilik, pendapatan, biaya, prive
dalam rekening yang bersangkutan baik penambahan atau pengurangan yang
terjadi pada rekening tersebut. Aturan pendebitan dan pengurangan suatu
rekening pada umumnya dapat dijelaskan dengan suatu gambar sebagai
berikut:
NERACA
AKTIVA
Debit
Penambahan
(+)

Kredit
Pengurangan
(-)

HUTANG
Debit
Pengurangan
(-)

Kredit
Penambahan
(+)

MODAL
Debit
Pengurangan
M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)
Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

Kredit
Penambahan

32
(-)

(+)

Rekening Riil atau Neraca.


Apabila suatu transaksi yang mengakibatkan suatu rekening aktiva bertambah,
maka rekening yang bersangkutan di debit, sedangkan suatu transaksi
mengakibatkan suatu rekening aktiva berkurang , maka rekening tersebut di
kredit. Sebaliknya untuk rekening hutang dan modal, apabila suatu transaksi
akan mengakibatkan rekening hutang dan modal bertambah akan di kredit,
sedangkan apabila mengakibatkan rekening hutang dan modal berkurang akan
di debit.
Rekening Perhitungan Rugi laba.
Penerapan aturan pendebitan dan pengkreditan untuk rekening Nominal yaitu
Pendapatan dan biaya didasarkan pada hubungan dengan rekening modal. Laba
bersih atau rugi suatu akan mempengaruhi penambahan dan pengurangan
modal yang berasal dari kegiatan usaha. Rekening pendapatan akan menambah
modal, oleh karena itu penambahan pendapatan pencatannya di dalam rekening
di sebelah kredit dan pengurangan pendapatan di sebelah debit. Sedangkan
biaya akan mengakibatkan berkurangnya modal sehingga pencatatannya di
rekening di sebelah debit dan pengurangan biaya dicatat di sebelah kredit.
Untuk memperjelas aturan pendebitan dan pengkreditan rekening pendapatan
dan biaya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

REKENING MODAL
Debit
Pengurangan Modal
Rekening-rekening Biaya
Kas
Debit untuk Kredit untuk

penambaha
(+)

Penguranga
(-)

Kredit
Penambahan Modal
Rekening-rekening Pendapatan
Modal Brilliant
Debit Kredit untuk
untuk
Pengurang
penambaha
an
n
(-)
(+)

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

33

Pada akhir suatu periode akuntansi, saldo rekening pendapatan dan


biaya dilaporkan dalam perhitungan rugi laba. Secara berkala (biasanya
padaakhir tahun) semua rekening pendapatan dan biaya dipindahkan ke
rekening yang mengikhtisarkannya (rekening R/L). Akibat dari pemindahan
saldo ini dikatakan bahwa rekening-rekening pendapatan dan biaya yang
bersangkutan dihitung (closed). Saldo rekening yang mengikhtisarkan
pendapatan dan biaya tersebut merupakan laba bersih atau rugi bersih untuk
periode yang bersangkutan. Saldo ini kemudian dipindahkan ke rekening modal.
Dengan pemindahan ini berarti rekening tersebut sudah ditutup. Oleh karena
penutupan rekening pendapatan dan biaya dilakukan secara berkala, maka
rekening pendapatan dan biaya sering disebut rekening modal sementara
(temporary capital account) atau rekening nominal ( nominal account). Saldo
rekening-rekening yang dilaporkan dalam neraca pada akhir periode akan
dipindahkan menjadi saldo awal rekening yang bersangkutan untuk periode
berikutnya. Pemindahan ini dilakukan secara terus menerus dari tahun ke
tahun. Oleh karena sifatnya yang permanen, rekening-rekening neraca sering
disebut dengan rekening riil (real account).
Rekening Prive
Rekening prive ini digunakan untuk penampung transaksi pengambilan uang
untuk keperluan pribadi pemilik modal. Hal ini merupakan kebiasaan dalam
praktek, terutama apabila pemilik tersebut bekerja penuh untuk perusahaan
atau apabila perusahaan tersebut merupakan sumber penghasilan utama.
Pengambilan ini dicatat di sebelah kredir rekening Prive (drawing) yang berarti
sebagai pengurangan modal.
Pencatatan Transaksi Dengan Rekening
Suatu tarnsaksi dicatat ke dalam rekening dengan menerapkan aturan pendebit
dan pengkreditan suatu rekening. Oleh karena itu sebelum melakukan
pencatatan kedalam suatu rekening sebaiknya setiap transaksi selalu dianalisis
terlebih dahulu. Urut-urutan yang harus diikuti untuk meneliti setiap transaksi
adalh sebagai berikut:
1. Tentukan pengaruh transaksi terhadap penambahan (pengurangan)
aktiva, kewajiban, modal, pendapatan dan biaya.
2. Tentukan rekening yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut. Gunakan
bagan rekening untuk menentukan rekening-rekening yang dipengaruhi
oleh transaksi

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

34
3. tentukan apakah sebagai akibat adanya transaksi tadi perkiraan tersebut
harus didebit atau dikredit. Gunakan aturan pendebitan dan
pengkreditan. Tentukan jumlah yang harus didebit dan dikredit.
4. Jumlah debit dan kredit dicatat dalam rekening yang bersangkutan.
Perlu diketahui bahwa suatu transaksi paling tidak akan mempengaruhi dua
rekening. Apabila suatu rekening di debit maka rekening lainnya dikredit,
dengan demikian akan terpelihara suatu keseimbangan debit dan kredit.
Misalnya :
Pada tanggal 1 September 2003 Tuan Brilliant mendirikan sebuah perusahaan
ANGGREK MAS yang bergerak dalam bidang memberikan pelatihan. Transaksitransaksi di bawah ini terjadi selama bulan September 2003:

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

35

Tanggal 1 September 2003


Tuan Brilliant menyerahkan kas sebesar Rp 15.000.000 sebagai modal
pertamanya.
Analisis Transaksi:
Transaksi tanggal 1 September mengakibatkan kas perusahaan bertambah
sebesar Rp 15.000.000 dan modal pemilik bertambah sebesar Rp 15.000.000.
Pencatatan transaksi tersebut ke dalam rekening buku besar adalah
penambahan kas akan dicatat di sebelah debit rekening kas dan penambahan
modal pemilik akan dicatat di sebelah kredit rekening modal pemilik.
Kas

Modal Brilliant
1.

1.
15.000.000

15.000.000

Tanggal 2 September 2003


Perusahaan membeli peralatan kantor perupa meja, lemari kantor
dengan harga
Rp 5.000.000 dengan membayar uang muka
sebesar Rp 2.000.000 .
Analisis Transaksi:
Transaksi tanggal 2 September mengakibatkan rekening peralatan kantor
bertambah dicatat di sebelah debit rekening peralatan kantor sebesar Rp
5.000.000, mengakibatkan rekening kas berkurang Rp 2.000.000 akan dicatat
di sebelah kredit rekening kas serta mengakibatkan rekening hutang bertambah
sebesar Rp 3.000.000 di catat di sebelah kredit rekening hutang. Pengaruh dari
transaksi diatas terlihat pada gambar berikut ini:
Kas
1. 2.
15.000.000
2.000.000

Peralatan Kantor
2.
5.000.000

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

36
Hutang
2.
3.000.000

Tanggal 5 September 2003


Perusahaan membeli bahan habis pakai Berupa spidol,
penghapus, bolpoin, dan lain-lain sebesar Rp 500.000
Analisis Transaksi:
Transaksi tersebut mengakibatkan rekening Bahan habis pakai bertambah
dicatat sebelah debit rekening Bahan Habis Pakai sebesar Rp 500.000 dan kas
berkurang dicatat di sebelah kredit rekening kas sebesar Rp 500.000 tampak
sebagai berikut:

Kas
1. 2.
15.000.000
2.000.000
5.
500.000

Bahan Habis Pakai


5.
500.000

Transaksi tanggal 7 September 2003


Pembayaran biaya sewa gedung kantor bulan September sebesar
Rp 2.000.000
Analisis transaksi:
Transaksi diatas menyebabkan bertambahnya biaya sewa gedung dicatat di
sebelah debit rekening sewa gedung dan berkurangnya kas dicatat di sebelah
kredit rekening Kas.
Kas
1. 2.
15.000.000
2.000.000
5.

Biaya Sewa Gedung


7.
2.000.000

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

37
500.000
7.
2.000.000

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

38
Tanggal 10 September 2003
Membayar hutang atas pembelian peralatan kantor sebesar Rp
1.000.000
Analisis transaksi:
Transaksi diatas mengakibatkan hutang berkurang dicatat di sebelah debit
rekening hutang sebesar Rp 1.000.000 dan mengurangi kas dicatat di sebelah
kredit rekening kas sebesar Rp 1.000.000
Kas
1. 2.
15.000.000
2.000.000
5.
500.000
7.
2.000.000
10.
1.000.000

Hutang
10.
1.000.000

2.
3.000.000

Tanggal 20 September 2003


Digunakan bahan habis pakai sebanyak Rp 50.000

Analisis transaksi:
Transaksi diatas mengakibatkan bertambahnya biaya bahan habis pakai
sebesar Rp 50.000 di catat di sebelah debit rekening biaya bahan habis pakai
dan berkurangnya bahan habis pakai dicatat di sebelah kredit bahan habis
pakai sebesar Rp 50.000
Biaya Bahan Habis pakai
20.
50.000

Bahan Habis Pakai


5.
500.000

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

39
Bagan Rekening
Aktiva, Hutang, Modal, Pendapatan, Biaya dan Prive adalah kelompok-kelompok
rekening. Tiap kelompok rekening terdiri dari rekening-rekening yang dapat
digambarkan sebagai berikut:

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

40

KELOMPOK
REKENING
Ativa

KELOMPOK TERJABAR

ELEMEN REKENING

Aktiva Lancar

Kas
Surat-surat berharga
Piutang usaha
Persediaan

Investasi
Jangka Investasi pada saham
Panjang
Investasi pada obligasi
Aktiva Tetap Berwujud
Tanah
Bangunan
Mesin-mesin
Kendaraann
Alat-alat perkantoran
Aktiva
Tetap
Berwujud

UTANG

Tidak Goodwill
Hak paten
Merk dagang
Leasehold

Aktiva Lain-lain

Gedung dalam pembangunan


Mesin yang tidak digunakan

Utang Lancar

Utang usaha
Utang bank
Utang Pajak
Pos-pos transitoris & antisipasi
pasif
Utang hipotik
Utang obligasi
Utang bank jangka panjang

Utang Jangka Panjang

Pendapatan

Pendapatan Usaha

Pendapatan
Usaha
Biaya

Biaya Usaha

Penjualan
Pendapatan jasa

diluar Pendapatan bunga


Pendapatan dividen
Harga pokok penjualan

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

41
Biaya administrasi
Biaya penjualan

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

42

Modal Pemilik

Prive

Biaya Di Luar Usaha


Modal Disetor

Biaya bunga
Modal
Modal Saham Biasa
Agio modal saham biasa

Laba Ditahan

Laba ditahan

Prive

Prive

AKTIVA
Aktiva adalah sumber-sumber ekonomi yang dikuasai oleh perusahaan dan
masih memberikan menfaat dimasa yang akan datang.
Aktiva dapat dibedakan menjadi aktiva lancar, investasi, aktiva tetap, dan aktiva
lain-lain.
Aktiva Lancar
Adalah meliputi kas dan sumber-sumber ekonomis lainnya yang dapat dicairkan
menjadi kas, dijual, atau habis dipakai dalam jangka waktu satu tahun atau
selama satu periode akuntansi. Aktiva lancar meliputi:
1. Kas
Adalah uang tunai (uang kertas dan uang logam) dan alat-alat pembayaran
lainnya yang dapat disamakan dengan uang tunai.
2. Surat-surat berharga
Adalah peneneman uang kas yang sementara menganggur pada surat-surat
berharga, misalnya saham dan obligasi, sebagai investasi jangka pendek.
3. Piutang usaha
Adalah tagihan kepada pihak luar yang timbul dari aktivitas penjualan
barang atau penyerahan jasa secara kredit. Piutang usaha ini ada yang
dilengkapi dengan
dokumen tertulis tentang kesanggupan membayar
disebut piutang wesel, disamping itu ada jenis piutang yang timbul bukan
dari kegiatan usaha. Piutang ini disebut piutang lain-lain. Contohnya
piutang kepada karyawan.
4. Persediaan
Persediaan pada perusahaan dagang meliputi persediaan barang dagangan
dan rupa-rupa bahan pembantu yang berupa bahan pengepak (packing
material) dan bahan pembungkus (emballing material). Sedangkan
M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)
Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

43
persediaan untuk perusahaan pengolahan terdiri dari persediaan bahan
baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi.

5. Pos-pos transitoris dan antisipasi aktif


Adalah pos-pos yang terjadi sehubungan dengan periodesasi akuntansi.
Periode akuntansi terjadi karena adanya penyusunan laporan keuangan
secara periodik. Penyusunan laporan neraca menimbulkan dampak khusus
terhadap beberapa transaksi:
a. Transitoris aktif, yaitu biaya-biaya yang telah dikeluarkan kasnya
oleh perusahaan tetapi bukan merupakan biaya pada periode
tersebut melainkan biaya periode berikutnya.
Contoh: Perusahaan pada tanggal 1 Januari 2002 melakukan
pembayaran biaya sewa kantor untuk 2 tahun sebesar
Rp
4.000.000. Pada saat menyusun laporan keuangan pada 31
Desember 2002 yang menjadi biaya sewa kantor adalah biaya sewa
kantor sebesar Rp 2.000.000 dari bulan Januari sampai desember
2002. Pengeluaran kas sebesar Rp 2.000.000 untuk Januari sampai
dengan Desember 2003 belum dapat diakui sebagai biaya biaya
sewa kantor tahun 2002 dan diakui sebagai Persekot biaya atau
Biaya yang dibayar dimuka.
b. Antisipasi Aktif, adalah pendapatan-pendapatan yang seharusnya
menjadi pendapatan periode sekarang tetapi pendapatan itu belum
diterima kasnya. Pendapatan ini disebut Pendapatan yang masih
akan diterima atau Piutang pendapatan.
6. Investasi Jangka panjang
Adalah penanaman diluar perusahaan yang jangka waktunya lebih dari satu
tahun dengan tujuan untuk menguasai perusahaan atau memperoleh
pendapatan tetap, atau memperoleh kenaikan nilai. Misalnya investasi dalam
bentuk saham dan obligasi perusahaan lain dan investasi tanah yang
semata-mata untuk memperoleh kenaikan harga jualnya.
7. Aktiva tetap berwujud
Adalah sumber-sumber ekonomi berwujud yang perolehannya sudah dalam
kondisi siap untuk dipakai atau denganmembangun lebih dahulu. Aktiva
tetap ini dimaksudkan untuk digunakan dalam kegiatan normal perusahaan
dan tidak untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan. Aktiva ini
M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)
Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

44
dapat dimanfaatkan secara permanen atau dalam jangka waktu lebih dari
satu tahun. Karena pemanfaatannya lebih dari satu periode akuntansi dan
semakin lama aktiva tersebut akan berkurang manfaatnya karena aus, rusak
dan sebagainya maka kecuali tanah, aktiva tetap ini dilakukan penyusutan
atau depresiasi. Jumlah kumulatif penyusutan yang sudah diakui dicatat
dalam rekening akumulasi penyusutan yang perlakuannya sebagai
pengurang harga perolehan aktiva tetap berwujud. Berikut ini disajikan
rekening-rekening aktiva tetap berwujud dan akumulasi penyusutannya.

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

45

Rekening Aktiva Tetap


Mesin
Gedung
Kendaraan
Alat-alat kantor

Rekening Akumulasi Depresiasi


Akumulasi depresiasi mesin
Akumulasi Depresiasi Gedung
Akumulasi depresiasi kendaraan
Akumulasi depresiasi alat-alat
kantor

8. Tanah
Adalah bagian dari bumi yang dimiliki perusahaan dan digunakan dalam
kegiatan normal perusahaan.
9. Gedung dan bangunan
Adalah bangunan-bangunan yang dimiliki perusahaan dan digunakan dalam
kegiatan normal perusahaan, contoh gedung kantor, gedung pabrik, gedung
garasi, dan lain-lain.
10.
Mesin-mesin
Adalah segenap alat-alat yang diguanakan dalam pengolahan barang yang
berkaitan dengan kegiatan normal perusahaan.
11.
Kendaraan
Adalah segala alat-alat transportasi milik perusahaan dan digunakan dalam
rangka kegiatan normal perusahaan, sebagai pengangkut barang atau
karyawan.
12.
Alat-alat perkantoran
Meliputi perangkat, perabot dan perkakas perkantoran milik perusahaan
yang digunakan dalam kaitannya dengan kegiatan normal perusahaan.
Untuk perusahaan dagang alat-alat kantor ini meliputi alat-alat kantor
untuk kegiatan administrasi dan alat-alat untuk toko.
13.
Aktiva tetap tidak berwujud
Aktiva ini mencerminkan hak-hak istimewa atau kondisi yang
menguntungkan perusahaan dalam mencapai pendapatan. Aktiva ini dapat
diperoleh dengan cara membeli dari pihak lain atau mengembangkan sendiri.
Hak patenm adalah aktiva yang dapat dibeli dari pihak lain. Goodwill yang
melekat pada perusahaan merupakan pengakuan dari pihak lain, seperti
M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)
Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

46
Keberhasilan manajemennya dalam mengelola perusahaan. Terhadap aktiva
ini dikenakan amortisasi yang hampir sama dengan penyusutan atau
depresiasi pada aktiva tetap berwujud.

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

47

14.
Aktiva lain-lain
Aktiva-aktiva yang dikelompokkan kedalam aktiva ini adalah aktiva yang
dimiliki perusahaan tetapi tidak digunakan untuk kegiatan normal
perusahaan. Misalnya gedung masih dalam tahap pembangunan, tanah
yangtidak untuk kegiatan normal perusahaan, Villa, dan sebagainya.
Hutang
Adalah Klaim atau hak para kreditur terhadap harta yang dimiliki oleh
perusahaan.
Hutang dapat di bedakan menjadi Hutang lancar dan Hutang jangka panjang,
hal ini dikaitkan dengan jangka waktu pelunasannya.
Hutang lancar
1.
Hutang usaha
Adalah kewajiban perusahaan yang timbul dari kegiatan normal perusahaan.
Hutang usaha ini juga dapat dilengkapi dengan dokumen secara tertulis
berisi kesanggupan membayar dari perusahaan disebut hutang wesel, di
samping hutang wesel ada juga hutang yang tanpa dilengkapi dokumen
tertulis dari perusahaan.
2. Hutang bank
Adalah penarikan pinjaman oleh perusahaan dari bank. Hutang Bank yang
masih kelompok ini adalah hutang bank yang jangk waktunya maksimal satu
tahun.
3. Transitoris pasif
Yaitu penghasilan-penghasilan yang sudah diterima kasnya oleh perusahaan
tetapi belum saatnya diakui sebagai penghasilan perusahaan karena belum
memberikan jasanya.
Contoh: Perusahaan menyewakan ruang kantor kepada pihak lain selama 3
Tahun dimulai dari 1 januari 2002 sampai dengan 31 Desember 2004. Pada
tanggal 1 Januari 2002 pihak penyewa membayar uang sewa toko tersebut
secara keseluruhan sebesar Rp 15.000.000. Pada tanggal 31 Desember 2002
pada saat perusahaan membuat laporan keuangan, penghasilan yang dapat
diakui sebagai penghasilan sewa tahun 2002 adalah sebesar Rp 5.000.000
sedangkan siasanya adalah merupakan pendapatan diterima dimuka atau
hutang pendapatan yang menimbulkan kewajiban perusahaan kepada pihak
penyewa.

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

48

4. Antisipasi Pasif
Adalah biaya yang sudak diakui sebagai biaya tetapi belum dibayar oleh
perusahaan.
Contoh: Biaya listrik bulan Desember 2002 biasanya akan dibayarkan pada
bulan januari 2003. Maka pada saat perusahaan menyusun laporan
keuangan tahun 2002 biaya listrik sudah mengakui sebagai biaya tahun
2002 karena perusahaan sudah menggunakan listrik tersebut tetapi belum
dibayar, sehingga timbul kewajiban bagi perusahaan yaitu hutang listrik.
Hutang Jangka Panjang
Adalah hutang yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu tahun atau
meliputi beberapa tahun. Yang termasuk dalam kelompok hutang jangka
panjang adalah:
1.
Hutang hipotik
Adalah hutang jangka panjang yang dijamin dengan aktiva tetap, misalnya
tanah, Gedung, mesin dan sebagainya.
2.
Hutang Obligasi
Adalah hutang yang disertai dengan kesanggupan perusahaan untuk
membayar sejumlah uang sebagaimana tercantum dalam surat hutang
tersebut pada saat jatuh tempo. Biasanya perusahaan mengeluarkan surat
obligasi untuk memperoleh dana dari pihak luar.
3. Utang bank jangka panjang
Adalah Hutang perusahaan kepada bank yang jangka waktu pelunasannya
lebih dari satu tahun.
Pendapatan
Adalah setiap tambahan aktiva atau pengurangan kewajiban yang timbul karena
usaha perusahaan baik yang kegiatan pokok perusahaan, contohnya adalah
pendapatan penjualan atau pendapatan jasa atau kegiatan di luar usaha pokok
perusahaan contohnya pendapatan bunga deposito dan pendapatan dividen dan
lain-lain.
Biaya
Adalah semua pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan perusahaan untuk
memperoleh pendapatan. Pengorbanan ekonomis dapat berupa pengurangan
aktiva karena terjadi pengeluaran kas atau penambahan kewajiban karena
belum terjadi pengeluaran kas.
Dalam pengelompokan biaya yang dikeluarkan perusahaan tergantu jenis
perusahaan. Perusahaan jasa mengelompokan biaya yang dikeluarkan ke dalam
M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)
Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

49
biaya operasi sedangkan untuk jenis perusahaan jasa dapat dikelompokkan
menjadi:
1. Harga Pokok penjualan, yaitu harga pokok barang yang dijual
2. Biaya operasi yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendukung kegiatan
usaha perusahaan. Biasanya usaha ini dibedakan menjadi biaya pemasaran
misalnya biaya iklan, biaya gaji bagian penjualan dan lain-lain, dan biaya
administrasi dan umum contohnya adalah biaya gaji pimpinan, gaji karyawan
kantor, biaya bahan habis pakai, penyusutan dan lain-lain.
Modal Pemilik
Adalah sisa hak pemilik atas aktiva yang dimiliki perusahaan setelah dikurangi
dengan utang-utang perusahaan. Rekening modal perusahaan dalam neraca
tergantung pada jenis perusahaan.Modal pemilik pada perusahaan
perseorangan dan persekutuan , rekening modal di ikuti dengan nama pemilik,
misalnya Modal Brilliant. Modal pemilik untuk perusahaan persero merupakan
setoran pemegang saham. Pemilik saham adalah pemilik perusahaan dengan
cara membeli saham yang dikeluarkan oleh perusahaan sehingga modal pemilik
disebut modal saham. Di dalam neraca modal saham dicantumkan sebesar nilai
nominalnya, apabila jumlah modal yang disetor pemilik lebih besar dari nilai
nominal selisihnya akan ditampung ke rekening agio modal saham sedangkan
apabila jumlah yang disetor pemilik lebih kecil dari jumlah nominal selisihnya
akan ditampung ke rekening Dis agio modal saham.
Modal Sumbangan adalah rekening yang dibentuk untuk menampung
penambahan modal yang berasal dari sumbangan oleh pihak lain.
Prive
Adalah pengambilan aktiva perusahaan yang dilakukan oleh pemilik
perusahaan. Rekening ini digunakan untuk menampung pengambilan pribadi
oleh pemilik. Rekening prive terdapat pada perusahaan perseorangan dan
perusahaan persekutuan. Untuk perusahaan persekutuan rekening prive
digunakan untuk menampung transaksi pengambilan pribadi masing-masing
pemilik.

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

50
Soal soal latihan 4:
Test digunakan sebagai bahan pengukur seberapa mahasiswa dapat memahami
materi ini. Apabila hasil tes mahasiswa nilainya mencapai 60 keatas maka dapat
dilanjutkan pada bab berikutnya. Apabila nilai mahasiswa dibawah 60 harus
mengulangi bab ini.
1. Buku yang berisi informasi transaksi keuangan berupa penambahan dan
pengurangan rekening tertentu adalah:
A. Jurnal
B. Rekening buku besar
C. Buku harian
D. Laporan rugi laba
2. Buku besaradalah:
A. Alat pencatatan transaksi keuangan perusahaan secara urut waktu
berupa pendebitan dan pengkreditan rekening besaerta informasi yang
menyertai transaksi tersebut
B. Merupakan The books of Original Entries
C. Merupakan alat pencatatan transaksi keuangan tentang penambahan dan
pengurangan yang terjadi dalam kelompok rekening tertentu
D. Tidak ada jawaban yang benar
3. Rekening di bawah ini termasuk aktiva lancar adalah rekening:
A. Mesin
B. Piutang usaha
C. Kendaraan
D. Gedung
4. Rekening di bawah ini yang mempunyai saldo debit adalah:
A. Piutang usaha
B. Utang Usaha
C. Utang obligasi
D. Modal A
4. Rekening yang mempunyai saldo kredit adalah rekening:
A. Kendaraan
B. Piutang usaha
C. Persediaan
D. Hutang wesel

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

51
5. Rekening tersebut yang termasuk rekeninh nominal adalah rekening:
A. Sewa dibayar dimuka
B. Persekot asuransi
C. Pendapatan sewa
D. Akumulasi penyusutan mesin
6. Rekening di bawah ini yang termasuk rekening riil adalah rekening:
A. Biaya sewa
B. Sewa dibayar dimuka
C. Pendapatan bunga
D. Penyusutan gedung
7. Saldo normal rekening modal adalah:
A. Debit
B. Kredit
C. Positif
D. Negatif
8. Kolom debit rekening kas adalah untuk mencatat:
A. Penambahan
B. Pengurangan
C. Penyusutan
D. Akumulasi
10. Pernyataan manakah di bawah ini yang benar:
A. Setiap transaksi keuangan perusahaan bisa merubah sisi debit atau sisi
kredit persamaan dasar akuntansi ataupun merubah baik sisi debit dan
sisi kreditnya
B. Setiap transaksi keuangan perusahaan akan selalu merubah salah satu
sisi debit dan sisi kredit persamaan dasar akuntansi
C. Setiap transaksi keuangan perusahaan akan selalu merubah sisi debit
persamaan dasar akuntansi
D. Setiap transaksi keuangan perusahaan akan selalu merubah sisi kredit persamaaan
dasar akuntansi

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

52
Jawaban Soal-soal Latihan 4 :
1. B
2. C
3. B
4. A
5. D
6. C
7. B
8. B
9. A
10. A

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

53

PERTEMUAN KE : 5
TIK:
Pada akhir mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan definisi jurnal
2. Menjelaskan alasan-alasan melakukan pencatatan transaksi di dalam buku jurnal
3. Menjelaskan bentuk buku jurnal
4. Melakukan pencatatan kedalam buku jurnal
5. Menjelaskan pengertian posting
6. Melakukan posting dari buku jurnal ke rekening buku besar
7. Melakukan penghitungan saldo tiap-tiap rekening
8. Menjelaskan macam-macam kesalahan dalam proses pencatatan tarnsaksi
9. Membuat jurnal koreksi
10. Menjelaskan pengertian dan tujuan pembuatan neraca saldo
11. Menyusun neraca saldo

Pokok Bahasan: BUKU JURNAL, POSTING, DAN NERACA SALDO


Deskripsi Singkat: Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bagaimana
cara melakukan pencatatan transaksi ke dalam rekening dan
bagaimana aturan pendebitan dan pengkreditan rekaning, sehingga
diharapkan anda dapat dengan mudah melakukan pencatatan
transaksi ke dalam buku jurnal karena pencatatan transaksi di
dalam jurnal perlu memahami terlebih dahulu bagaimana aturan
pendebitan dan pengkreditan. Pada praktek pencatatan transaksi ke
dalam buku besar tidak dibenarkan oleh siklus akuntansi. Prosedur
yang benar pencatatan transaksi dilakukan di dalam buku jurnal
Proses pencatatan ke dalam buku jurnal disebut dengan proses
penjurnalan. Informasi yang ada di buku jurnal kemudian ditransfer
ke rekening buku besar melalui proses posting. Pada akhir periode
akuntansi disusun neraca saldo yang berisi saldo-saldo dari rekening-

Bahan Bacaan:
1. Dasar-Dasar Akuntansi 1, Sugiarto,, Yogyakarta, BPFE, 1985,
Bab 2
2. Akuntansi
Suatu Pengantar,
Jakarta, Rineka Cipta,
M/MK-Pengantar
Akuntansi/V-001/09/2006
(UntukSoemarso,
kalangan sendiri)
Disusun
ulang
oleh
Mappa
Panglima
Banding
Bab 5
3. Pengantar Akuntansi 1, Slamet Sugiri, Yogyakarta, UPP AMP,

54

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

55

BAB 5
BUKU JURNAL, POSTING DAN NERACA SALDO
BUKU JURNAL
Buku Jurnal adalah media pencatatan transaksi secara kronologis berupa
pendebitan dan pengkreditan rekening beserta penjelasan yang diperlukan dari
transaksi tersebut. Jurnal merupakan catatan akuntansi yang pertama
sehingga sering disebut The Books of Original Entry. Di dalam buku jurnal
semua transaksi dicatat sehingga dari buku jurnal kita dapat mengetahui
semua transaksi yang terjadi di dalam perusahaan. Buku jurnal dirancang
sedemikian rupa sehingga dapat menampung penjelasan-penjelasan yang
menyertai transaksi tersebut karena buku jurnal merupakan sumber
pencatatan transaksi ke dalam rekening buku besar.
Pencatatan transaksi secara langsung ke rekening buku besar tidak
dibenarkan oleh siklus akuntansi disamping terdapat alasan-alasan sebagai
berikut:
1. Transaksi keuangan menyangkut beberapa elemen
yang harus
ditunjukkan pada satu media tertentu. Suatu transaksi akan
mempengaruhi paling sedikit 2 (dua) rekening. Rekening hanya meliputi
informasi tentang transaksi yang mempengaruhi rekening tersebut. Maka
pencatatan tranaksi secara langsung ke buku besar akan mengaburkan
gambaran pengaruh suatu transaksi terhadap rekening-rekening.
2. Pencatatan tarnsaksi harus mampu menyajikan terjadinya transaksi
secara kronologis. Pencatatan transaksi secara urut waktu atau kronolis
mempermudah dalam penelusuran terhadap suatu transaksi. Sedangkan
di dalam rekenign buku basar tidak dirancang untuk keperluan semacam
itu.
3. Sebuah perusahaan yang besar mempunyai ratusan rekening . Apabilan
pencatatan dilakukan secara langsung ke rekening buku besar, maka
pekerjaan ini hanya dapat dilakukan oleh satu orang. Sedangkan
transaksi yang terjadi di dalam perusahaan pada kenyataannya dalam
satu hari dapat mencapai sepuluh bahkan sampai seratus transaksi,
maka tidak mungkin satu orang dapat menangani semua transaksi
sendirian karena kemampuan yang terbatas pencatatan transaksi yang
demikian banyak akan menimbulkan banyak kesalahan.
4. Transaksi keuangan harus dicatat lengkap beserta keterangan dan kondisi
yang menyertainya. Rekening Buku besar tidak dirancang untuk
M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)
Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

56
memantau segenap keterangan dan kondisiyang mengikuti transaksi
tersebut karena kolom keterangan yang disediakan tidak cukup untuk
menampung keterangan yang menyertai transaksi tersebut.
5. Pencatatan secara langsung ke dalam buku besar menimbulkan kesulitan
untuk mengidentifikasi terjadinya kesalahan pencatatan transaksi. Proses
identifikasi transaksi sangat penting untuk dapat menemukan kesalahan
saat dan tempat terjadinya kesalahan. Kesalahan-kesalahan berikut tidak
dapat diidentifikasi dengan pencatatan langsung ke buku besar:
a Lupa melakukan pendebitan dan pengkreditan suatu transaksi.
b Mendebit dan mengkredit pada rekening yang tidak sesuai
c Kelebihan dan kekurangan pada saat pencatatan transaksi
d Kesalahan letak suatu angka pada saat pencatatan misalnya Rp
123.000 di tulis menjadi Rp 132.000.
Bentuk Jurnal
Bentuk Buku jurnal secara umum dpat ditunjukkan pada gambar berikut:
JURNAL
Halaman
Jurnal:
Tanggal

Keterangan

Ref

Debit

Kredit

Kolom-kolom yang harus ada pada jurnal adalah:


a Halaman Jurnal.
Transaksi keaungan yang dilakukan oleh suatu perusahaan meliputi jumlah
yang banyak sehingg tidak cukup dicatat pada halaman. Halaman jurnal
akan dicatat dalam kolom Ref buku rekening. Apabila di dalam suatu

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

57
rekening kolom Ref berisi satu maka sumber pencatatan rekening buku
besar terdapat pada buku jurnal halaman 1.
b Tanggal.
Tanggal transaksi harus dicatat pada buku jurnal, sebab buku jurnal berisi
semua transaksi yang terjadi di dalam perusahaan sehingga mempermudah
dalam penelusuran suatu transaksi. Penulisan tanggal diawali dengan
penulisan tahun di ujung paling atas. Nama bulan di tulis sekali selama
bulan yang sama dan di ujung atas tiap-tiap halaman.
c Keterangan.
Kolom keterangan merupakan elemen penting yang menampung nama
rekening-rekening yang terkait dalam suatu transaksi sekaligus
pengelompokannya dalam debit atau kredit yang sesuai. Rekening yang
didebit ditulis dekat dengan garis pada kolom keterangan, sedangkan
rekening yang dikredit ditulis di bawah rekening yang didebit dengan
menjorok kedalam paling tidak sebanyak 5 karakter/spasi. Tiap transaksi
harus disertai dengan keterangan dan kondisi yang menyertai transaksi
tersebut.
d Referensi.
Kolom Ref digunakan untuk menampung informasi mengenai rekening yang
terkait dengan transaksi yang baru di catat. Biasanya kolom referansi diisi
dengan nomor kode rekening, namun pada perusahaan-perusahaan kecil ada
yang mengisi hanya dengan tick mark () sebagai tanda bahwa transaksi
telah diposting ke buku besar. Sebelum diposting ke rekening buku besar
kolom Ref di kosongkan.
e Debit dan Kredit.
Kolom debit dan kredit digunakan untuk menulis jumlah rupiah transaksi.
Rekening yang di debit ditulis di kolom debit dan rekening yang dikredit
ditulis di kolom kredit.
Mencatat Transaksi di Buku Jurnal.
Berikut ini contoh pencatatan tarnsaksi ke dalam buku jurnal:
Tanggal 1 September 2003
Tuan Brilliant menyerahkan kas sebesar Rp 15.000.000 sebagai modal
pertamanya.
Analisis Transaksi:

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

58
Transaksi tanggal 1 September mengakibatkan kas perusahaan bertambah
sebesar Rp 15.000.000 dan modal pemilik bertambah sebesar Rp 15.000.000.
kas bertambah akan didebit dan modal bertambah akan di kredit.
JURNAL
Halaman

Jurnal: 1
Tanggal
2003
September

Keterangan

Ref

Debit

Kas
Modal
(untuk mencatat setoran
modal oleh pemilik)

101
301

15.000.000

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

Kredit
15.000.000

59

Tanggal 2 September 2003


Perusahaan membeli peralatan kantor berupa meja, almari kantor dengan harga
Rp 5.000.000 dengan membayar uang muka sebesar Rp 2.000.000 .

Analisis Transaksi:
Transaksi tanggal 2 September mengakibatkan rekening peralatan kantor
bertambah di sebesar
Rp 5.000.000, mengakibatkan rekening kas
berkurang dikredit sebesar Rp 2.000.000 dan serta mengakibatkan rekening
hutang bertambah dikredit sebesar Rp 3.000.000 pencatatan ke dalam buku
jurnal terlihat pada gambar berikut ini:
JURNAL
Halaman Jurnal: 1
Tanggal
2003
September

Keterangan

Ref

Debit

Kas
Modal
(untuk mencatat setoran
modal oleh pemilik)

101
301

15.000.000

Peralatan Kantor
Kas
Hutang

104
101
201

5.000.000

Kredit
15.000.000

2.000.000
3.000.000

(untuk
mencatat
pembelian
berupa
meja, almari kantor
dengan
harga
Rp
5.000.000
dengan
membayar
uang
muka sebesar Rp
2.000.000 .

Tanggal 5 September 2003


Perusahaan membeli bahan habis pakai Berupa spidol, penghapus,
bolpoin, dan lain-lain sebesar Rp 500.000 secara tunai
M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)
Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

60

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

61
Analisis Transaksi:
Transaksi tersebut mengakibatkan rekening Bahan habis pakai bertambah di
debit sebesar Rp 500.000 dan kas berkurang di kredit sebesar Rp 500.000
tampak sebagai berikut:
JURNAL

Tangg Keterangan

Ref

Halaman Jurnal: 1
Debit
Kredit

al
2003
September

Kas
Modal
(untuk mencatat setoran
modal oleh pemilik)

101
301

15.000.000

Peralatan Kantor
Kas
Hutang

104
101
201

5.000.000

(untuk
mencatat
pembelian
berupa
meja, almari kantor
dengan
harga
Rp
5.000.000
dengan
membayar
uang
muka sebesar Rp
2.000.000 .
5

105
Bahan Habis Pakai
101
Kas
(Untuk
mencatat
pembeli bahan habis
pakai Berupa spidol,
penghapus, bolpoin,
dan lain-lain sebesar
Rp 500.000 secara
tunai)

15.000.000

2.000.000
3.000.000

500.000

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

500.000

62
Transaksi tanggal 7 September 2003
Pembayaran biaya sewa gedung kantor bulan September sebesar Rp
2.000.000
Analisis transaksi:
Transaksi diatas menyebabkan bertambahnya biaya sewa gedung , rekening
biaya sewa gedung di debit sebesar Rp 2.000.000 dan rekening kas berkurang
dikredit Rp 2.000.000
JURNAL
Halaman Jurnal: 1
Tangg Keterangan
Ref Debit
Kredit
al

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

63
2003
September

Kas
Modal
(untuk mencatat setoran
modal oleh pemilik)

101
301

15.000.000

Peralatan Kantor
Kas
Hutang

104
101
201

5.000.000

105
101

500.000

15.000.000

2.000.000
3.000.000

(untuk
mencatat
pembelian
berupa
meja, almari kantor
dengan
harga
Rp
5.000.000
dengan
membayar
uang
muka sebesar Rp
2.000.000 .
5

Bahan Habis Pakai


Kas

500.000

(Untuk
mencatat
pembeli bahan habis
pakai Berupa spidol,
penghapus, bolpoin,
dan lain-lain sebesar
Rp 500.000 secara
tunai)
7

Biaya Sewa Gedung


502
Kas
101
(untuk
mencatat
pembayaran
biaya
sewa gedung bulan
september)

2.000.000

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

2.000.000

64

Tanggal 10 September 2003


Membayar hutang atas pembelian peralatan kantor sebesar Rp 1.000.000
Analisis transaksi:
Transaksi diatas mengakibatkan hutang berkurang rekening kas di debit
sebesar Rp 1.000.000 dan mengurangi kas , rekening kas di kredit sebesar Rp
1.000.000
JURNAL
Halaman Jurnal: 1
Tangg Keterangan
Ref Debit
Kredit
al

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

65
2003
Sept

Kas
Modal
(untuk mencatat setoran modal
oleh pemilik)

101
301

15.000.000

Peralatan Kantor
Kas
Hutang

104
101
201

5.000.000

105
101

500.000

Biaya Sewa Gedung


Kas
(untuk mencatat pembayaran
biaya sewa gedung
bulan
september)

502
101

2.000.000

Hutang
Kas
(untuk mencatat pembayaran
hutang
pembelian
peralatan
kantor)

201
101

1.000.000

15.000.000

2.000.000
3.000.000

(untuk mencatat pembelian


berupa meja, almari kantor
dengan harga Rp 5.000.000
dengan membayar uang
muka
sebesar
Rp
2.000.000 .
5

Bahan Habis Pakai


Kas

500.000

(Untuk mencatat pembeli


bahan habis pakai Berupa
spidol, penghapus, bolpoin,
dan lain-lain sebesar Rp
500.000 secara tunai)
7

10

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

2.000.000

1.000.000

66

Tanggal 20 September 2003


Digunakan bahan habis pakai sebanyak Rp 50.000
Analisis transaksi:
Transaksi diatas mengakibatkan bertambahnya biaya bahan habis pakai
sebesar Rp 50.000 rekening Bahan habis pakai di debit dan berkurangnya
bahan habis pakai rekening Bahan habis pakai di kredit sebesar
Rp 50.000
JURNAL
Halaman Jurnal: 1
Tangg Keterangan
Ref Debit
Kredit
al

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

67
2003
Sept

Kas
Modal
(untuk mencatat
pemilik)

setoran

modal

101
301

15.000.000

104
101
201

5.000.000

105
101

500.000

15.000.000

oleh

Peralatan Kantor
Kas
Hutang

2.000.000
3.000.000

(untuk mencatat pembelian berupa


meja, almari kantor dengan harga
Rp 5.000.000 dengan membayar
uang muka sebesar Rp 2.000.000 .
5

Bahan Habis Pakai


Kas

500.000

(Untuk mencatat pembeli bahan


habis
pakai
Berupa
spidol,
penghapus, bolpoin, dan lain-lain
sebesar Rp 500.000 secara tunai)
7

10

20

502
Biaya Sewa Gedung
101
Kas
(untuk mencatat pembayaran biaya
sewa gedung bulan september)

2.000.000

Hutang
Kas
(untuk
mencatat
pembayaran
hutang pembelian peralatan kantor)
Biaya bahan habis pakai
Bahan habis pakai
(Untuk mencatat pemakaian bahan
habis pakai)

1.000.000

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

201

2.000.000

101

501
105

1.000.000

50.000
50.000

68

POSTING
Posting adalah proses pemindahan jumlah di kolom debit buku jurnal ke
kolom debit rekening buku besar dan jumlah di kolom kredit buku jurnal
ke kolom kredit rekening buku besar.
Langkah-langkah posting adalah sebagai berikut:
1. Ambillah, dari buku besar rekening- rekening yang disebut di dalam buku
jurnal di kolom keterangan. Dengan mengambil contoh transaksi tanggal 1
September 2003 pada perusahaan Brilliant corp rekening-rekening yang
diambil adalah Kas dan Modal.
2. Masukkan tanggal transaksi yang tertera di buku jurnal ke kolom tanggal
untuk masing-masing rekening
3. Masukkan jumlah rupiah baik yang di debit maupun dikredit ke masingmasing rekening sesuai debit dan kreditnya.
4. Catatlah keterangan yang singkat di kolom keterangan masing-masing
rekening.
5. Masukkan nonor halaman yang ada di buku jurnal ke kolom Ref masingmasing rekening.
6. Sebagai tandingan nomor 5, masukkan nomor-nomor rekening di kolom Ref
pada buku jurnal. Langkah terakhir ini digunakan untuk menandai bahwa
jurnal benar-benar telah diposting.
Secara skematis proses posting dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

69

JURNAL UMUM
Halaman : 1
Tanggal
2003
September

Keterangan

Ref

Debit

Kas
Modal
(untuk mencatat setoran
modal oleh pemilik)

101
301

15.000.000

Nama Perkiraan : Kas


Tanggal
Keterangan
2003
Sept

1 Saldo Awal
(setoran modal)

Nama Perkiraan : Modal


Tanggal
Keterangan
2003
Sept

1 Modal Awal
(setoran modal)

Kredit
15.000.000

Ref

Debit

JU 1

15.000.000

Ref

Debit

JU 1

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

Kredit

No. Perkiraan : 101


Saldo
D
K

15.000.000

Kredit

15.000.000

No. Perkiraan : 301


Saldo
D
K

15.000.000

70
Saldo Rekening Buku Besar
Saldo rekening buku besar diambil angkanya dari selisih total jumlah kolom
debit dengan total jumlah kolom kredit rekening buku besar. Sebagai contoh
rekening saldo Kas sebesar Rp 9.500.000 pada kasus bab sebelumnya setelah
mengalami beberapa kali posting tampak sebagai berikut:

Nama Perkiraan : Kas


Tanggal
Keterangan Ref
2003
1
Setoran
1
Sept
Tn. Brillian
Jumlah
Saldo
kredit
Saldo

Jumlah
Tanggal
15.000.000 2003
2
Sept
5.500.000
5

9.500.000

No. Perkiraan : 101


Keterangan Ref
Jumlah
1 2.000.000

7
10
Jumlah

500.000

1
1

2.000.000
1.000.000
5.500.000

NERACA SALDO
Setelah proses pencatatan transaksi di dalam buku jurnal dan pemindahan
informasi buku jurnal ke rekening buku besar melalui proses posting langkah
selanjutnya adalah menyusun Neraca Saldo.
Neraca Saldo adalah daftar rekening-rekening beserta saldosaldo yang
menyertainya.
Tujuan dari penyusunan neraca saldo adalah untuk menguji kesaman
jumlah kolom debit dan jumlah kolom kredit neraca saldo. Adanya kesamaan
jumlah kolom debit dan kolom krdit neraca saldo tidak menjamin bahwa semua
saldo tiap-tiap rekening di neraca saldo menunjukkan jumlah benar karena
terdapat kesalahan yang tampak dalam neraca saldo karena mempengaruhi
kesamaan debit dan kredit neraca saldo dan kesalahan yang tidak tampak
pada neraca saldo, karena kesalahan tersebut tidak mempengaruhi kesamaan
debit dan kredit neraca saldo. Berikut ini kesalahan kesalahan yang tampak
dalam neraca saldo:
1. Kesalahan pada saat penyusunan neraca saldo, seperti:
a Salah dalam penjumlahan salah satu kolom neraca saldo
b Kesalahan dalam penulisan jumlah saldo rekening ke neraca saldo

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

71
c Kesalahan dalam penulisan saldo debit ke saldo kredit dan
sebaliknya
d Lupa menulis saldo rekening ke dalam neraca saldo

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

72

2. Kesalahan di dalam menentukan saldo suatu rekening:


a Salah menghitung saldo
b Suatu saldo di catat dalam kolom saldo yang salah
3. Kesalahan pada saat pencatatan transaksi:
a Angka yang salah telah diposting ke dalam suatu rekening
b Suatu debit telah di bukukan sebagai kredit, dan sebaliknya
c Ada suatu debit atau kredit yang dihilangkan
Sedangkan kesalahan-kealahan dibawah ini adalah kesalahan kesalahan yang
tidak dalam neraca saldo:
1. Suatu transaksi tidak dicatat dalam Jurnal.
Apabila suatu transaksi tidak dicatat ke dalam buku jurnal karena
lupa tidak akan mempengaruhi keseimbangan debit dan kredit neraca
saldo akan tetapi jumlah saldo yang ada di dalam neraca saldo salah.
2. Suatu tarnsaksi dicatat dalam jurnal dengan satuan uang yang salah.
Misalnya suatu transaksi pembayaran biaya sewa sebesar Rp 450.000
di tulis sebesar Rp 45.000. Kesalahan ini tidak akan mempengaruhi
keseimbangan debit dan kredit neraca saldo.
3. Suatu transaksi dicatat dalam jurnal lebih dari satu kali.
Pencatatan suatu transaksi lebih dari satu kali tidak akan
mempengaruhi keseimbangan debit dan kredit neraca saldo tetapi
mengakibatkan saldo rekening dilaporkan lebih besar dari jumlah yang
sebesarnya.
4. Suatu transaksi dicatat dalam jumlah jurnal pada rekening yang salah.
Kesalahan dalam pencatatan transaksi dengan cara mencatat pada
rekening yang tidak semestinya tidak akan mempengaruhi
keseimbangan debit dan kredit neraca saldo akan tetapi mengakibatkan
suatu rekening dilaporkan lebih besar dan rekening lainnya dilaporkan
terlalu kecil dari yang sebesarnya.
Untuk menghidari terjadinya kesalahan-kesalahan yang dapat berakibat fatal,
maka suatu ketelitian bekerja sangat diperlukan oleh para pemegang
pembukuan (book keepers). Suatu langkah pencegahan yang lebih baik adalah
sebagai berikut:
a Menganalisis elemen-elemen yang akan dipengaruhi oleh sesuatu
transaksi, apakah itu aktiva, hutang, modal, pendapatan dan biaya
b
Menganalisis pengaruh suatu transaksi kepada elemen

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

73
c Menganalisis pendebitan dan pengkreditan yang semestinya dilakukan,
apakah sesuatu tambahan pada elemen tertentu harus dicatat pada sisi
debet ataukah pada sisi kredit.
d Menguji kebenaran posting yang dilakukan, dengan membandingkan
angka-angka pada jurnal dengan yang yang tercantum padarekening.
e Menguji ulang kesamaan antara keseluruhan jumlah debit dengan
keseluruhan jumlah kredit dalam jurnal.
f Menyusun daftar rekening pada neraca saldo secara urut sesuai dengan
nomor tiap-tiap rekening.
g Memeriksa posisi angka, khususnya tanda titik yang memisahkan posisi
ribuan, jutaan, milyaran dan seterusnya serta tanda koma yang
menunjukkan pecahan desimal, sehingga tidak terjadi kesalahan
meletakkan tanda tersebut.
Berikut ini adalah contoh Neraca Saldo Perusahaan Brilliant Per 31 Desember
2002. Angkaangka dan jumlah saldo rekening tidak ada kaitannya dengan
pembahasan soal sebelumnya:

PT BRILLIANT
Neraca Saldo
Per 31 Desember 2002
No Rek
101
102
103
104
105
106
201
202
301
302
401
402
501
502
503

Nama Rekening
Kas
Piutang Usaha
Premi Asuransi Dibayar di
Muka
Bahan Habis Pakai
Perangkat Kantor
Kendaraan
Utang Usaha
Utang Bank
Modal Tuan Brilliant
Prive Tuan Brilliant
Pendapatan Jasa
Pendapatan Sewa
Biaya Gaji
Biaya Sewa
Biaya Air, Telepon & Listrik

Debit
Rp 25.500.00
1.500.000
850.000

Kredit

500.000
7.000.000
20.000.000

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

3.000.000

Rp 4.350.000
8.000.000
23.500.000
35.000.000
3.000.000

8.500.000
5.000.000
1.500.000

74
504

Biaya lain-lain

500.000
73.850.000

73.850.000

Jurnal Koreksi
Di dalam pencatatan transaksi ke dalam buku jurnal dan proses
pemindahan ke rekening buku besar kemungkinan terjadi kesalahan sangatlah
besar. Untuk mengatasi terjadinya kesalahan tersebut diperlukan perlakuanperlakuan yang khusus bukan hanya sekedar menghapus dengan menggunakan
karet penghapus atau korektor (tip-ex, stipo, dan lain-lain, karena langkah
tersebut justru tidak diperbolehkan dan akan menimbulkan kecurigaan
terjadinya kecurangan-kecurangan.
Ada 4 macam kesalahan yang kemungkinan terjadi:
1. Suatu transaksi dicatat langsung ke buku besar. Implikasinya kesalahan
ini adalah transaksi tersebut belum dicatat di buku jurnal. Untuk
mengatasi kesalahan ini, cukup segera dilakukan penjurnalan atas
transaksi yang bersangkutan, dengan memberikan keterangan seperlunya
agar kesalahan tersebut dapat diterima oleh pihak-pihak yang
bersangkutan dengan pembukuan perusahaan.
2. Suatu transaksi sudah dijurnal, namun belum diposting. Untuk mengatasi
kesalahan ini, cukup segera dilakukan posting ke rekening buku besar
yang bersangkutan.
3. Suatu transaksi dijurnal pada rekening atau dengan jumlah rupiah yang
salah dan diketahui sebelum dilakukan posting ke buku besar. Untuk jenis
kesalahan ini, perlu dilakukan koreksi pada buku jurnal. Prosedur yang
dianjurkan untuk melakukan koreksi kesalahan ini adalah sebagai berikut:
aPada nama rekening yang salah, atau jumlah rupiah yang salah buatlah
sebuah garis lurus. Buatlah garis tersebut dengan tinta yang relatif
menyolok, sehingga kesan tersebut segera dapat dilihat.
bDiatas nama rekening atau jumlah rupiah yang salah dan telah bergaris
tersebut, bubuhkan nama rekening atau jumlah rupiahyang seharusnya.
Tanggal September 2003
Perusahaan membeli peralatan kantor berupa meja, lemari kantor dengan
harga Rp 5.500.000 dengan membayar uang muka sebesar Rp 2.000.000
keliru dicatat sebesar Rp 5.000.000

Tanggal

Keterangan

Ref

Debit

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

Kredit

75
2003
September

Peralatan Kantor
Kas
Hutang
(untuk
mencatat
pembelian berupa meja,
lemari kantor
5.500.000 dengan harga
Rp 5.000.000 dengan
membayar uang muka
sebesar Rp 2.000.000 .

104
101
201

5.000.000
2.000.000
3.000.000

yang salah cukup dicoret.

4. Suatu transaksi dijurnal pada rekening atau jumlah rupiah yang salah dan
diketahui sesudah jurnal itu diposting ke buku besar. Untuk jenis
kesalahan ini, harus di selenggarakan suatu jurnal koreksi. Fungsi jurnal
koreksi ini adalah untuk:
a Menetralkan kesalahan
b Mencatat transaksi seperti yang seharusnya.
Contoh:
Tanggal September 2003
Perusahaan membeli peralatan kantor berupa meja, almari kantor dengan
harga Rp 5.500.000 dengan membayar uang muka sebesar Rp 2.000.000
keliru dicatat sebesar Rp 5.000.000

Analisis Transaksi:
Kesalahan penjurnalan transaksi diatas mengakibatkan:
a Rekening Peralatan kantor kurang di debit Rp 500.000
b Rekening Hutang kurang di kredit Rp 500.000
Jurnal koreksi yang harus dibuat untuk menetralkan kesalahan
tersebut adalah dengan mendebit rekening kas Rp 2.000.000, rekening
hutang di debit Rp 3.000.000 dan rekening Peralatan kantor di kredit Rp
5.000.000. langkah selanjutnya membuat jurnal untuk mencatat transaksi
yang benar yaitu mendebit rekening Peralatan kantor Rp 5.500.000 rekening
Kas di kredit Rp 2.000.000 dan rekening Hutang di kredit Rp 3.500.000.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam jurnal dibawah ini:

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

76

Tanggal
2003
September

Keterangan

Ref

Debit

Kas
Hutang
Peralatan kantor

101
201
104

2.000.000
3.000.000

Peralatan kantor
Kas
Hutang

104
101
201

5.500.000

Kredit

5.000.000

2.000.000
3.500.000

Jurnal koreksi diatas harus diposting sehingga saldo rekening rekening


akan terpengaruh.

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

77
Soal soal latihan 5:
Test digunakan sebagai bahan pengukur seberapa mahasiswa dapat memahami
materi ini. Apabila hasil tes mahasiswa nilainya mencapai 60 keatas maka dapat
dilanjutkan pada bab berikutnya. Apabila nilai mahasiswa dibawah 60 harus
mengulangi bab ini.
1.
A.
B.
C.
D.

Buku yang berisi informasi


Tanggal terjadinya transaksi
Tanggal didirikan perusahaan
Tanggal posting transaksi
Tanggal pembuatan bukti transaksi

A.
B.
C.
D.

Kolom Ref pada kolom jurnal berisi:


Kode rekening
Halaman rekening
Halaman jurnal
Kode jurnal

A.
B.
C.
D.

Kolom Ref pada rekening buku besar berisi:


Kode rekening
Halaman rekening
Halaman jurnal
Kode jurnal

2.

3.

4. Kekeliruan dalam penjurnalan transaksi penerimaan kas dari penjualan


tunai sebagai penerimaan piutang dapat dikoreksi dengan jurnal:
A. Debit kas, kredit piutang
B. Debit kas, kredit penjualan
C. Debit piutang, kredit penjualan
D. Debit piutang, kredit kas
5. Berikut ini manakah yang merupakan pengertian posting yang paling benar:
A. Pemindahan saldo debit dan kredit dari halaman satu buku jurnal ke
halaman berikutnya buku jurnal
B. Pemindahan saldo dari rekeing satu ke rekening lainnya dalam buku
besar
C. Pemindahan saldo rekening buku besar ke dalam sisi debit atau kredit
buku jurnal

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

78
D. Pemindahan saldo dari kolom debit jurnal ke dalam sisi debit rekening
dan pemindahan saldo dari kolom kredit jurnal ke dalam sisi kredit
rekeningn buku besar

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

79

6. Neraca saldo berisi:


A. Semua rekening yang
B. Semua rekening yang
C. Semua rekening yang
D. Semua rekening yang

ada di bagan perkiraan


ada saldonya
ada di buku besar
bersaldo nol

7. Transaksi pembelian peralatan sebesar Rp 5.000.000 dengan membayar


uang muka sebesar Rp 3.000.000 akan dicatat di dalam jurnal:
A. Peralatan debit, kas kredit, utang kredit
B. Peralatan debit, kas debit, utang kredit
C. Peralatan debit, kas kredit, utang debit
D. Peralatan kredit, Kas debit, utang kredit
8. Transaksi penyetoran kas sebagai modal pertama sebasar Rp 10.000.000
dicatat di dalam jurnal:
A. Kas debit, Modal debit
B. Kas debit, Modal kredit
C. Kas kredit, Modal debit
D. Kas kredit, Modal kredit
9. Tujuan pembuatan neraca saldo adalah:
A. Untuk menguji kesamaan sisi debit dan sisi kredit dalam buku besar
2.
Memrupakan salah satu laporan yang harus dibuat
dalam proses akuntansi
C. Merupakan ringkasan dari buku besar sehingga mempermudah
penyusunan laporan keuangan
D. Jawaban A dan C benar
10. Berikut ini adalah kesalahan-kesalahan yang tidak mempengaruhi
keseimbangan sisi debit dan kredit nerca saldo:
A. Adanya transaksi yang tidak dicatat dalam buku besar
2.
terdapat kesalahan dalam jumlah rupiah yang
dicatat dalam buku besar
C. Adanya pendebitan atau pengkreditan dalam rekening yang salah
D. Semua jawaban benar

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

80
Jawaban
1.
2.
3.
4. C
5. D
6. C
7. A
8. B
9. D
10. D

soal latihan 5:
A
A
C

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

81

PERTEMUAN KE : 6

TIK:
Pada akhir mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mahasiswa dapat memahami maksud dari jurnal penyesuaian dan
rekening-rekening yang perlu disesuaikan.
2. Memahami tujuan dan proses pencatatan jurnal penyesuaian.
3. Mahasiswa memahami proses dan langkah yang harus dilakukan
dalam membuat jurnal penyesuaian.

Pokok Bahasan: AYAT JURNAL PENYESUAIAN

Deskripsi : materi dalam pokok bahasan ini meliputi tujuan


pembuatan jurnal penyesuian , dan rekening-rekening apa saja yang
harus dibuat jurnal penyesuaiannya, sehingga mahasiswa dapat
mengerti proses pembuatan jurnal penyesuaian.

Bahan Bacaan:
4. Dasar-Dasar Akuntansi 1, Sugiarto,, Yogyakarta, BPFE, 1985, Bab
2
5. Akuntansi Suatu Pengantar, Soemarso, Jakarta, Rineka Cipta,
Bab 5
6. Pengantar Akuntansi 1, Slamet Sugiri, Yogyakarta, UPP AMP,
YKPN, 1999, bab 4
M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)
Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

82

BAB 6
AYAT JURNAL PENYESUAIAN

Cash Basis dan Accrual Basis


Didalam pencatatan transaksi dikenal 2 metode pencatatan, yaitu metode
kas (cash basis) dan metode akrual (accrual basis). Metode kas merupakan
pencatatan transaksi yang mencatat pendapatan dan biaya setelah pendapatan
maupun biaya benar-benar telah diterima per kas atau telah dibayar per kas.
Sehingga tidak dikenal perkiraan piutang pendapatan maupun utang biaya.
Sedangkan dalam metode akrual, transaksi dicatat berdasarkan
saat
terjadinya. Sehingga pendapatan maupun biaya
akan diakui pada saat
terjadinya, oleh karena itu akan timbul perkiraan piutang dan utang. Sesuai
dengan Prinsip Akuntansi Indonesia, dengan metode akrual akan dihasilkan
laporan keuangan yang mempertemukan semua pendapatan dan biaya dalam
periode yang sama.
Penyesuaian Rekening
Penyesuaian pada prinsipnya juga merupakan transaksi, hanya saja
transaksi tersebut bersifat khusus dan hanya dilakukan pada akhir periode
menjelang penyusunan laporan keuangan. Biasanya hal ini disebabkan oleh
dokumen-dokumen sumber yang pada akhir periode belum dibuat, sehingga
transaksi tersebut belum tercatat dalam perkiraan yang bersangkutan. Oleh
karena itu perkiraan-perkiraan tersebut perlu disesuaikan dengan suatu jurnal
yang disebut jurnal penyesuaian. Sesuai dengan siklus akuntansi , jurnal
penyesuaian dibuat setelah pembuatan neraca saldo.
Adapun perkiraan-perkiraan yang perlu disesuaikan adalah :
1.
Biaya dibayar dimuka
2.
Pendapatan diterima dimuka
3.
Biaya yang masih harus dibayar
M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)
Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

83
4.
5.
6.

Pendapatan masih harus diterima


Penyusutan aktiva tetap
Kerugian piutang

Pencatatan Jurnal Penyesuaian


1.
Biaya dibayar dimuka
Biaya dibayar dimuka adalah biaya yang terjadi atas pembelian
suatu barang atau jasa. Pencatatan biaya ini dapat dilakukan
dengan 2 cara:
a.
dicatat sebagai persekot biaya
b.
dicatat sebagai biaya
Contoh : transaksi pada perusahaan angkuatan Bromo pada 2
Februari 1986, dibayar premi asuransi Rp 120.000,- untuk periode
2 Februari 1986 2 Februari 1987. Maka jurnal dan jurnal
penyesuaiannya ialah :

2.

Dicatat sebagai persekot biaya.


Jurnal 2 Februari 1986 :
Persekot asuransi
Rp 120.000,Kas

Rp 120.000,-

Jurnal penyesuaian
:
Biaya asuransi
Rp 120.000,Persekot asuransi

Rp 120.000-

Dicatat sebagai biaya.


Jurnal 2 Februari 1986 :
Biaya asuransi
Rp 120.000,Kas

Rp 120.000,-

Jurnal penyesuaian
:
Persekot asuransi
Rp 120.000,Biaya asuransi

Rp 120.000,-

Pendapatan diterima dimuka


Pendapatan diterima dimuka adalah pendapatan yang telah
diterima sebelum barang/jasa yang bersangkutan diberikan.
Pencatatan pendapatan ini ada 2 cara :
a.
diakui sebagai pendapatan
b. diakui sebagai pendapatan diterima dimuka

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

84

Contoh : transaksi pada perusahaan Bromo pada 26 Februari 1986,


diterima sewa kendaraan Rp300.000,- untuk pemakaian tanggal
27,28 Februari
dan 1 Maret 1986. Maka jurnal dan jurnal
penyesuaiannya ialah :
Dicatat sebagai pendapatan.
Jurnal 26 Februari 1986 :
Kas
Rp 300.000,Pendapatan jasa
Rp 300.000,Jurnal penyesuaiannya 28 Februari 1986 :
Pendapatan jasa Rp 100.000,Pendapatan jasa diterima dimuka Rp 100.000,-

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

85
Dicatat sebagai pendapatan diterima dimuka.
Jurnal 26 Februari 1986 :
Kas
Rp 300.000,Pendapatan jasa diterima dimuka Rp 300.000,-

Jurnal Penyesuaiannya 28 Februari 1986 :


Pendapatan jasa diterima dimuka Rp 200.000,Pendapatan jasa
Rp 200.000,3.

Biaya masih harus dibayar


Biaya masih harus dibayar adalah biaya yang sudah terjadi dalam
periode laporan keuangan namun belum dicatat / dilunasi, karena
belum jatuh tempo.
Contoh : transaksi pada 10 Februari 1986, perusahaan angkutan
Bromo meminjam uang dari bank Rp 20.000.000,- dengan bunga
16% pertahun dibayar dibelakang tiap 1 Agustus dan 1 Februari.
Maka jurnal penyesuaian 28 Februari :
Biaya bunga
Rp 160.000,Biaya bunga masih harus dibayar Rp 160.000,Adapun perhitungan bunganya =18/360 * 16% *Rp 20.000.000,= Rp 160.000,Perkiraan biaya bunga dan biaya bunga masih harus dibayar :

Biaya bunga
28/02

Rp160.000,-

Biaya bunga masih harus dibayar


28/02

Rp 160.000,-

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

86

4.

Pendapatan masih harus diterima


Pendapatan masih harus diterima adalah pendapatan yang terjadi
dalam periode laporan keuangan, namun jumlah tersebut belum
diterima karena belum jatuh tempo.
Contoh : transaksi
pada 3 Februari 1986 pada perusahaan
angkutan Bromo yang menyewakan ruangan untuk garasi mobil
kepada Tn. Edi selama 6 bulan
dengan harga kontrak
Rp
180.000,-. Uang kontrak akan dibayar pada tanggal 3 Agustus
1986. (Laporan keuangan dibuat tanggal 28 Februari 1986).

Jurnal penyesuaian :
pendapatan sewa masih harus diterima Rp 30.000,pendapatan sewa
Rp 30.000,Keterangan : sampai tanggal 28 Februari 1986 perusahaan telah
memberikan jasa kepada Tn.Edi selama 1 bulan. Pendapatan sewa
dari Tn.Edi belum saatnya diterima. Menurut metode akrual
pendapatan sewa ini harus tetap diakui pada saat terjadinya.
Karena belum saatnya diterima, dicatat sebagai pendapatan sewa
masih harus diterima di sisi debit sebesar 1/6 * Rp 180.000,- = Rp
30.000,- .
Perkiraan pendapatan sewa dan pendapatan sewa diterima dimuka
terlihat sebagai berikut :

Pendapatan sewa masih harus diterima


28/02

Rp 30.000,-

pendapatan sewa
28/02

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

Rp 30.000,-

87

5.

Penyusutan aktiva tetap


Penyusutan aktiva tetap adalah alokasi harga perolehan aktiva tetap
dalam periode-periode yang menikmati jasa aktiva tetap tersebut.
Maka periode-periode yang menimati jasa tadi harus dibebani
dengan biaya yang disebut biaya penyusutan aktiva tetap. Biaya
ini secara terus-menerus akan mengurangi harga perolehan aktiva
tetap sampai umur ekonomisnya habis, yang harus diakumulasikan
dalam perkiraan akumulasi penyusutan tetap. Perkiraan dicatat
pada sisi debit neraca yang mengurangi aktiva yang bersangkutan.
Berikut ini akan dijelaskan metode penyusutan yang paling
sederhana yaitu metode garis lurus. Penyusutan ini dapat dihitung
dengan cara :
( Harga perolehan nilai sisa ) / umur ekonomis
Keterangan :
Harga perolehan adalah harga beli aktiva ditambah semua biaya
yang dikeluarkan untuk mendapatkan aktiva tersebut, sampai
aktiva itu siap digunakan. Nilai sisa adalah taksiran harga jual
aktiva tetap apabila habis disusutkan. Umur ekonomis adalah umur
penggunaan aktiva tetap yang paling ekonomis.

Contoh :
Kendaraan yang dimiliki oleh perusahaan angkutan Bromo yang
seluruhnya mempunyai harga perolehan Rp 70.000.000,- , taksiran
umur ekonomis selama 5 tahun dengan nilai sisa Rp 10.000.000,(laporan keuangan dibuat tanggal 28 Februari 1986).
Jurnal penyesuaian 28/02/1986 =
Biaya penyusutan kendaraan
Rp1.000.000,Akumulasi penyusutan kendaraan
Rp 1.000.000,Penjelasan :
biaya penyusutan kendaraan pertahun =
( Rp 70.000.000,- - Rp 10.000.000,- ) / 5 tahun = Rp 12.000.000,biaya penyusutan kendaraan untuk 1 bulan = Rp 1.000.000,-

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

88

Perkiraan biaya penyusutan dan akumulasi penyusutan kendaraan


adalah :
Biaya penyusutan kendaraan
28/02

Rp 1.000.000,-

Akumulasi penyusutan kendaraan


28/02

Rp 1.000.000,-

Penyajian perkiraan kendaraan dan akumulasi penyusutan


kendaraan di neraca pada 28 Februari 1986 sebagai berikut:
Kendaraan
Rp 70.000.000,Akumulasi penyusutan kendaraan (Rp 1.000.000,-)
Rp 69.000.000,6.

Kerugian piutang
Kerugian piutang adalah taksiran jumlah piutang yang tidak
tertagih. Oleh karena itu pada setiap akhir periode akuntansi
ditaksir besarnya kerugian piutang. Taksiran ini tidak dapat secara
langsung mengurangi piutang yang bersangkutan, tetapi dilakukan
dalam perkiraan penyisihan piutang yang diragukan.
Dalam akuntansi dikenal
beberapa cara untuk menentukan
besarnya taksiran , salah satu yang paling sederhana adalah
berdasarkan prosentase tertentu dari penjualan atau saldo piutang
pada akhirperiode laporan keuangan.
Contoh :
Pada tanggal 28 Februari 1986 perusahaan angkutan Bromo
mempunyai saldo piutang dagang Rp 100.000,- . Perusahaan
menetapkan bahwa dari saldo piutang sebesar Rp 100.000,tersebut tidak dapat ditagih sebesar 10%. Kerugian piutang pada
28 Februari tersebut dapat dihitung sebagai berikut :

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

89
Kerugian piutang = 10% * Rp 100.000,= Rp 10.000,-

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

90

Jurnal penyesuaian pada 28 Februari adalah :


Kerugian piutang Rp 10.000,Penyisihan piutang yang diragukan Rp 10.000,Perkiraan piutang dan penyisihan piutang yang diragukan sebagai
berikut :
Kerugian piutang
28/02

Rp 10.000,-

Kerugian piutang yang diragukan


28/02

Rp 10.000,-

Penyajian perkiraan piutang dagang


dan penyisihan piutang yang
diragukan di neraca pada 28 Februari 1986 adalah :
Piutang dagang
Rp 100.000,Penyisihan piutang yang diragukan (Rp 10.000,-)
Rp 90.000,-

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

91

Soal-Soal Latihan 6 :
1.

Suatu metode pencatatan transaksi yang mencatat pendapatan maupun


biaya setelah pendapatan dan biaya benar-benar telah diterima atau dibayar
perkas, disebut metode:
a.
metode kas
b.
metode akrual
c.
metode kas dan metode akrual

2.

Berikut ini adalah perkiraan yang perlu disesuaikan,kecuali


a.
biaya dibayar dimuka
b.
pendapatan diterima dimuka
c.
jawaban a dan b salah

3.

Pencatatan untuk biaya dibayar dimuka,ada 2 cara,kecuali :


a.
dicatat sebagai persekot biaya
b.
dicatat sebagai biaya
c.
dicatat sebagai biaya masih harus dibayar

4.

Taksiran harga jual aktiva tetap bila habis disusutkan, disebut :


a.
harga perolehan
b.
nilai sisa
c.
umur ekonomis

5.

Pada penyusutan aktiva tetap , periode-periode yang menikmati jasa aktiva


harus dibebani dengan biaya yang disebut dengan biaya
a.
biaya perolehan
b.
biaya penyusutan aktiva tetap
c.
biaya nilai sisa

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

92

Jawaban Soal-soal Latihan 6:


1. a
2. c
3. c
4. b
5. b

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

93

PERTEMUAN KE : 7

TIK:
1. Mahasiswa dapat menjelaskan langkah-langkah yang diperlukan
untuk membuat laporan keuangan , khususnya dengan bantuan
neraca lajur.
2. Mahasiswa dapat membuat laporan keuangan

dengan bantuan

neraca lajur

Pokok Bahasan: NERACA LAJUR

Deskripsi : Materi yang dikemukakan dalam pokok bahasan Neraca


Lajur ini meliputi pengertian neraca lajur, perbedaan antara neraca
saldo sebelum dengan sesudah penyesuaian (pada neraca saldo),
mahasiswa dapat mengklasifikasi rekening-rekening mana yang harus
dimasukkan ke dalam kolom neraca, kolom laba-rugi, serta
membedakan posisi antara saldo laba atau saldo rugi pada kolom
neraca dan kolom laba-rugi.

Bahan Bacaan:
7. Dasar-Dasar Akuntansi 1, Sugiarto,, Yogyakarta, BPFE, 1985,
Bab 2
8. Akuntansi Suatu Pengantar, Soemarso, Jakarta, Rineka Cipta,
Bab 5
9. Pengantar Akuntansi 1, Slamet Sugiri, Yogyakarta, UPP AMP,
YKPN, 1999,
bab 4
M/MK-Pengantar
Akuntansi/V-001/09/2006
(Untuk kalangan sendiri)
Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

94

BAB 7
NERACA LAJUR

Pengertian neraca lajur


Neraca lajur adalah suatu lembaran kertas berlajur / berkolom yang digunakan
dalam kegiatan dalam kegiatan akuntansi secara manual. Adapun kegunaan
dari neraca lajur adalah untuk mempermudah
penyusunan laporan
keuangan.Neraca lajur berisi semua informasi untuk laporan keuangan seperti
saldo-saldo perkiraan sebelum jurnal penyesuaian , perkiraan-perkiraan jurnal
penyesuaian dan saldo-saldo perkiraan setelah jurnal penyesuaian.
Dalam praktek penyelenggaraan akuntansi secara manual, laporan keuangan
justru disusun terlebih dahullu sebelum keseluruhan tahap penyesuaian rekening
diselesaikan, yang dimaksudkan sebagai sarana uji kebenaran. Dalam akuntansi
secara manual dapat dilakukan dengan cara membuat neraca lajur. Neraca lajur
memuat 6 bagian pokok yaitu : (1) neraca saldo, (2) penyesuaian, (3) neraca saldo
setelah penyesuaian, (4) laporan perhitungan laba-rugi, (5) laporan perubahan
modal/laba ditahan, (6) neraca.
7.2 Bentuk umum neraca lajur:
Rekening

Neraca Saldo
Debet

Kredit

Penyesuaian
Debet

Kredit

Neraca saldo
setelah
penyesuaian
Debet
Kredit

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

Laba Rugi
Debet

Kredit

Neraca
Debet

Kredit

95
Lajur neraca saldo
Informasi-informasi yang tercantum pada lajur neraca saldo adalah sama persis
dengan neraca saldo. Jadi sebenarnya dengan menggunakan neraca lajur, neraca
saldo dapat langsung dibuat pada neraca lajur , tidak perlu dibuat secara
terpisah.
Lajur jurnal penyesuaian
Lajur ini berisi penyesuaian-penyesuaian. Jurnal-jurnal penyesuaian yang telah
dibuat akan menyesuaikan perkiraan-perkiraan neraca saldo yang sudah ada.
Untuk perkiraan baru yang timbul akan dituliskan dibawah perkiraan-perkiraan
neraca saldo tersebut.
Lajur neraca saldo setelah jurnal penyesuaian
Setelah dilakukan jurnal penyesuaian, neraca saldo akan memperkirakan semua
perkiraan dan saldo-saldo yang terdapat dalam lajur ini, yang nantinya akan
terlihat pada laporan keuangan. Untuk perkiraan-perkiraan neraca saldo yang
tidak dipengaruhi oleh jurnal penyesuaian, langsungdipindah ke lajur ini, tetapi
bagi perkiraan yang dipengaruhi oleh jurnal penyesuaian, harus dihitung saldo
perkiraan yang bersangkutan dan kemudian dipindahkan ke lajur ini.
Lajur ini pada akhirnya harus dijumlahkan ke-2 sisinya . Sehingga kebenaran dan
ketelitian dalam lajur ini dapat terjamin.
Lajur Rugi-Laba
Lajur rugi-laba berisi semua perkiraan nominal, yang merupakan perkiraan yang
akan dikelompokkan atau akan dimasukkan dalam laporan perhitungan rugi-laba.
Selanjutnya kolom debit dan kredit dalam lajur rugi-laba dijumlahkan.Bila sisi
kredit lebih besar sisi debitnya, maka perusahaan akan mendapat laba.
Sebaliknya, bila sisi debit yang lebih besar dari sisi kredit, maka perusahaan
menderita kerugian.
Lajur Neraca
Lajur neraca berisi semua perkiraan riil, yang merupakan perkiraan yang akan
dikelompokkan dalam neraca.

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

96

PERTEMUAN KE : 8

TIK:
Pada akhir mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat:
1.
Membuat jurnal penutup
2.
Menjelaskan tujuan pembuatan jurnal enyesuaian kembali
3.
Membuat jurnal penyesuaian kembali.

Pokok Bahasan: JURNAL PENUTUP dan


JURNAL PENYESUAIAN KEMBALI

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

97

Deskripsi Singkat: Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bagaimana


melakukan pencatatan transaksi ke dalam buku jurnal dan rekening buku
besar. Pada bab ini mahasiwa dapat membuat jurnal penutup dan jurnal
penyesuaian kembali dengan dasar aturan pendebitan dan pengkreditan
suatu rekening.

Bahan Bacaan:
1.
Sugiarto, Dasar-Dasar Akuntansi 1,, Yogyakarta, BPFE, 1985, Bab 5
2. Soemarso, Akuntansi Suatu Pengantar, , Jakarta, Rineka Cipta, Bab 6
3. Slamet Sugiri, Pengantar Akuntansi 1, , Yogyakarta, UPP AMP, YKPN, 1999,
bab 6

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

98

BAB 8
JURNAL PENUTUP DAN JURNAL PENYESUAIAN KEMBALI

JURNAL PENUTUP
Pada bab sebelumnya telah disebutkan bahwa Rekening-rekening Buku
besar pada dasarnya dapat dibedakan menjadi 6 kelompok dasar rekening yaitu
aktiva, hutang, modal, pendapatan, Biaya dan prive. Keenam kelompok rekening
tersebut dapat dibedakan lagi menjadi 2 yaitu Rekening Riil (aktiva, hutang,
modal) dan Rekening nominal. Rekening (pendapatan, biaya , prive). Dari kedua
kelompok rekening tersebut rekening nominal ini sifatnya sementara dan
digunakan untuk menampung transaksi yang berupa penambahan dan
pengurangan modal. Pada akhir periode rekening-rekening tersebut harus di
pindahkan ke rekening tetap yaitu rekening modal. Proses pemindahan dari
rekening nominal ke rekening modal disebut proses penutupan buku dengan
cara membuat jurnal penutup.
Fungsi jurnal penutup adalah untuk me-nol-kan saldo rekening-rekening
sementara agar dapat digunakan untuk melakukan pencatatan transaksi pada
periode berikutnya. Untuk melakukan melakukan penutupan buku diperlukan
rekening yang dapat menampung data-data yang terdapat pada yang terdapat
dalam rekening-rekening pendapatan dan biaya yaitu disebut rekening R/L.
Tahapan dalam melakukan penutupan buku:
1. Semua rekening pendapatan didebit sebesar masing-masing saldo
akhirnya. Rekening R/L di kredit dengan jumlah saldo akhir rekeningrekening tersebut.
2. Semua rekening biaya di kredit sebesar masing-masing saldo akhirnya
dan rekening R/L didebit sebesar sejumlah saldo akhir rekeningrekening tersebut.
3. Selisih antara jumlah sisi debit dan sisi kredit rekening R/L di
pindahkan ke rekening modal. Apabila perusahaan memperoleh laba
Rekening R/L di debit dan di kredit rekening Modal. Apabila perusahaan
mengalami kerugian Rekening R/L di kredit dan rekening Modal di debit.
4. Rekening prive di kredit sebesar saldo akhirnya dan rekening modal di
debit dengan jumlah yang sama.

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

99
Prosedur Penutupan Pada Perusahaan Persekutuan
Prosedur penutupan buku pada perusahaan perseorangan dan
perusahaan persekutuan hampir sama. Perbedaan yang ada pada prosedur
penutupan rekening R/L ke rekening modal pemilik karena harus
mengalokasikan rekening R/L ke masing-masing modal sekutu. Penutupan
rekening prive pada perusahaan persekutuan adalah untuk setiap prive sekutu
ke rekening modal sekutu.
Prosedur penutupan buku untuk perusahaan persekutuan tampak pada
gambar brikut ini:
Pendapatan
xxx

xxx

R/L
xxx
(1)

xxx

Biaya
xxx

Modal
xxx
xxx

xxx

(3)

(2)

Prive
xxx

xxx

(4)

xxx

berikut ini adalah kasus pentutupan buku untuk perusahaan persekutuan.


Contoh:
Persekutuan ABC adalah persekutuan yang didirikan oleh Tuan A, Tuan B, dan
Tuan C. Komposisi modal pada saat pendirian persekutuan adalah sebagai
berikut:
Anggota
Persekutuan
A
B
C
Total

Modal
25.000.000
25.000.000
50.000.000
100.000.000

Rasio
pembagian R/L
25%
25%
50%
100%

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

100

Pada periode 2002 persekutuan memperoleh


50.000.000 dan biaya-biaya yang dikeluarkan
Sepanjang periode akuntansi tersebut, Tuan A
keperluan pribadi sebesar Rp 500.000.
Penutupan buku yang diselenggarakan persekutuan

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

pendapatan sebesar Rp
sebesar Rp 30.000.000.
menggunakan kas untuk
ABC adalah sebagai berikut:

101

Tanggal
2003
Desember

Keterangan
3
1

Pendapatan

Ref

Debit
50.000.000

R/L
(untuk menutup rekening
pendapatan)
3
1

R/L

50.000.000

30.000.000

Macam-macam biaya
(untuk menutup rekening
biaya)
3
1

R/L

30.000.000

20.000.000

Modal A
Modal B
Modal C
(untuk menutup rekening
R/L)
3
1

Modal A

Kredit

5.000.000
5.000.000
10.000.000

500.000

Prive A

(untuk
menutup
rekening prive)

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

500.000

102
Prosedur Penutupan Pada Perusahaan Perseroan
Pada perusahaan perseroan , rekening modal pemilik adalah rekening pemegang
saham. Modal pemilik dalam perseroan memiliki sifat sebagai berikut:
1. Dua rekening permanen, terdiri dari:
a Modal Saham Biasa dan Modal Saham Prioritas (sesuai dengan jenis
saham) digunakan untuk mencatat investasi modal oleh para pemilik,
yang disebut pemegang saham.
b Laba Ditahan, untuk mencatat penutupan seluruh rekening
pendapatan, biaya dan dividen.
2. Satu rekening temporer, Dividen, menggantikan rekening prive. Rekening ini
digunakan untuk mencatat pembagian laba ke pemegang saham. Dalam
perusahaan perseroan, para pemilik tidak diijinkan untuk mengambil
aktiva perusahaan untuk keperluan pribadi. Mereka hanya berhak untuk
menerima dividen dari pembagian laba apabila sudah disetujui oleh rapat
umum pemegang saham (RUPS) dan diumumkan.
Prosedur penutupan buku perusahaan perseroan dapat penulis gambarkan
sebagai berikut:
Pendapatan
xxx

xxx

xxx

R/L

xxx

(1)

Laba di tahan
xxx
xxx

Biaya
xxx

xxx

xxx

(3)

(2)
Dividen
xxx

xxx

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

(4)

103
Berikut ini adalah proses penutupan buku perusahaan perseroan .
Contoh :
PT Abadi Jaya memperoleh penghasilan untuk periode 2002 sebesar Rp
100.000.000 dan mengeluarkan biaya sebesar Rp 35.000.000. Dividen yang
dibayarkan pada periode 2002 sebesar Rp 15.000.000. Jurnal penutupan
bukunya adalah sebagai berikut.
Tanggal
2003
Des

Keterangan
3
1

Pendapatan

Ref

Debit
100.000.000

R/L
(untuk menutup rekening
pendapatan)
3
1

R/L

100.000.000

35.000.000

Macam-macam biaya
(untuk menutup rekening
biaya)
3
1

R/L

35.000.000

65.000.000

Laba di tahan
(untuk menutup rekening
R/L)
3
1

Laba ditahan

Kredit

65.000.000

15.000.000

Dividen

(untuk
menutup
rekening dividen)

15.000.000

Jurnal Penyesuaian Kembali


Jurnal penyesuaian kembali adalah jurnal yang di buat setelah dilakukan
penyusunan neraca saldo setelah penutupan kembali. Jurnal penyesuain
kembali sifatnya optional artinya boleh dilakukan atau tidak . Apabila dilakukan
jurnal penyesuaian kembali ini dilakukan pada hari pertama pada periode
berikutnya, misalnya perusahaan melaukan penutupan buku dan penyusunan
laporan keuangan periode pada tanggal 31 Desember 2002 maka jurnal
penyesuaian kembali dibuat pada tanggal 1 Januari 2003.
M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)
Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

104
Beberapa penyesuaian harus di lakukan kembali sebelum dilakukan
pencaattan untuk periode berikutnya dilakukan . penyesuaian kembali dapat
dilakukan dengan cara membalik jurnal penyesuaian yang ditelah dibuat pada
saat proses penyusunan laporan keuangan akhir periode. Hal ini dilakukan
apabila suatu transaksi berkaitan dengan periode berikutnya. Tujuan
pembuatan jurnal penyesuaian kembali adalah agar pencatatan transaksi
dilakukan secara konsisten.
Sebagai contoh : Pembayaran gaji karyawan biasa dilakukan peda tanggal 5 tiap
bulannya. Pada tanggal 31 Desember merupakan akhir periode tahun yang
bersangkutan dan perusahaan akan menyusun laporan keuangan perusahaan.
Pada akhir periode akuntansi perusahaan harus mengakui adanya biaya gaji
karena menggunakan jasa kaeyawan, akan tetapi pembayaran di lakukan pada
5 januari periode berikutnya. Apabila gaji karyawan selama satu bulan sebesar
Rp 4.500.000 Maka pada tanggal 31 Desember perusahaan akan membuat
jurnal penyesuaian berikut ini sebagai berikut:
Tanggal
2002
Des

31

Keterangan

Ref

Debit

Biaya gaji

50
3
20
3

3.774.194

Utang biaya gaji

Kredit

3.774.194

(untuk
mencatat
biaya
gaji
dari
tanggal 6 desember
sampai
dengan
tanggal 31 desember
2002)

Jurnal penyesuaian diatas mengakibatkan rekening biaya gaji bertambah dan


timbul utang biaya gaji, maka pada tanggal 1 januari 2003 perusahaan harus
membuat jurnal penyesuaian kembali dengan mendebit rekening utang biaya
gaji dan mengkredit rekening biaya gaji.
Tanggal

Keterangan

Ref

Debit

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

Kredit

105
2003
Januari

Utang biaya gaji


Biaya gaji

50
3
20
3

3.774.194
3.774.194

(untuk
membalik
jurnal
penyesuaian
kembali)

Setelah dilakukan jurnal penyesuaian kembali maka saldo biaya gaji dan utang
biaya gaji menjadi nol sehingga pada saat terjadi pembayaran biaya gaji pada
tanggal 5 Januri 2003 perusahaan mencatat pembayaran gaji sebagai berikut:

Tanggal
2003
Januari

Keterangan

Ref

Debit

Biaya gaji

50
3
20
3

4.500.000

Kas
(untuk pembayaran
biaya gaji karyawan)

Kredit

4.500.000

Apabila tidak dilakukan penyesuaian kembali maka jika pada saat pembayaran
gaji pada tanggal 5 Januari jurnal yang dibuat adalah:
Tanggal

Keterangan

Ref

Debit

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

Kredit

106
2003
Januari

Biaya gaji
Utang biaya gaji
Kas

50
3
20
3
10
1

725.806
3.774.194
4.500.000

Untuk
mencatat
pembayaran gaji
Jurnal pencatatan tarnsaksi di atas akan menyulitkan pemegang buku karena
pemegang buku harus melihat pencatatan pada periode sebelumnya.

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

107
Soal-soal latihan 8:
Test digunakan sebagai bahan pengukur seberapa mahasiswa dapat memahami
materi ini. Apabila hasil tes mahasiswa nilainya mencapai 60 keatas maka dapat
dilanjutkan pada bab berikutnya. Apabila nilai mahasiswa dibawah 60 harus
mengulangi bab ini.
1.
a.
b.
c.
d.
2.
a.
b.
c.
d.
3.
a.
b.
c.
d.
4.

Tujuan dibuatnya jurnal penutup adalah:


Me-nol-kan saldo rekening-rekening nominal
Me-nol-kan saldo rekening-rekening riil
Menghitung saldo prive pemilik
Menghitung laba bersih perusahaan
Manakah rekening dibawah ini yang ditutup ke rekening R/L:
Persekot asuransi
Piutang usaha
Biaya sewa
Modal
Rekening-rekening di bawah ini yang tidak perlu ditutup ke rekening R/L
adalah:
Biaya gaji
Biaya listrik dan air
Biaya sewa
Kas
Jurnal penutup yang di buat untuk menutup rekening Biaya sewa
sebesar Rp 3.000.000 adalah:

a.

R/L
Biaya sewa

Rp 3.000.000
Rp 3.000.000

b.

Biaya sewa
R/L

Rp 3.000.000

c.

Biaya Sewa
Modal

Rp 3.000.000

d.

Modal
Biaya sewa

Rp 3.000.000

Rp 3.000.000
Rp 3.000.000

Rp 3.000.000

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

108

5.
a.

Jurnal penutup yang dibuat untuk menutup pendapatan sebesar


Rp 15.000.000 adalah:
Pendapatan
Rp 15.000.000
R/L
Rp 15.000.000

b.

R/L

c.

Pendapatan
Modal

Rp 15.000.000

Modal

Rp 15.000.000

d.

Pendapatan

Pendapatan

Rp 15.000.000

Rp 15.000.000

Rp 15.000.000

Rp 15.000.000

6.
a. Modal
b. Kas
c. HPP
d. R/L

Rekening Pendapatan pada saat penutupan buku di tutup ke rekening:

7.
a. HPP
b. Modal
c. R/L
d. Prive

Rekening biaya pada saat penutupan buku ditutup ke rekening:

8.

Rekening Prive pada perusahaan Persekutuan pada saat penutupan


buku ditutup ke rekening:
a. Modal
b. Kas
c. HPP
d. R/L
9. Rekening Dividen pada perusahaan perseroan terbatas pada penutupan
buku ditutup ke rekening:
a. Modal saham disetor
b. Kas
c. Prive
d. Laba ditahan
M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)
Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

109

10. Rekening di bawah ini yang termasuk rekening nominal adalah:


a. Kas
b. Piutang
c. Persediaan
d. Biaya gaji

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

110
Jawaban soal-soal latihan 8:
1. A
2. C
3. D
4. A
5. B
6. D
7. C
8. A
9. D
10. D

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

111
PERTEMUAN MINGGU KE : 9
TIK : Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menguraikan dan menggambarkan akuntansi untuk transaksi barang
dagangan
2. Menjelaskan setiap elemen yang diperhitungkan dalam penentuan harga
pokok penjualan dan laba kotor penjualan
3. Membuat jurnal penyesuaian pada perusahaan dagang
4. Membuat Neraca lajur dan laporan keuangan untuk sebuah perusahaan
dagang yang menggunakan metode persediaan periodik.
5. Membuat Jurnal Penutup pada perusahaan dagang.

Pokok Bahasan : AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG

Diskripsi singkat : Dalam pertemuan ini akan dipelajari siklus akuntasni untuk
perusahaan dagang. Dalam banyak hal catatan-catatn dan prosedur prosedur
akuntansi dalam perusahaan dagang tidak berbeda dengan perusahaan jasa.
Baik perusahaan dagang maupun perusahaan jasa semua transaksi harus
dicatat dalam jurnal dan kemudian secara periodik dibukukan ke dalam
rekening-rekening di buku besar. Pada akhir periode saldo-saldo dari semua
rekening dihitung dan dicantumkan dalam neraca lajur sebagai alat bantu
menyusun laporan keuangan, dimana terlebih dahulu dibuat jurnal
penyesuaian. Kemudian dapat disusun laporan keuangan dan tahap akhir
adalah membuat jurnal penutup dan neraca saldo setelah tutup buku.

Bahan Bacaan :
1. Al. Haryono Jusup, Dasar-Dasar Akuntansi 1, Yogjakarta, STIE YKPN,
1999, Bab 7
2. Niswonger-Fess-Werren, Prinsip-prinsip Akuntansi, Edisi terjemahan,
Jakarta, Erlangga, 1990, Bab 4
3. Slamet Sugiri, Pengantar Akuntansi 1, , Yogyakarta, UPP AMP, YKPN,
1999, bab 4
4. Soemarso Akuntansi Suatu Pengantar, Jakarta, Rineka Cipta, Bab 7.8.9
&10
M/MK-Pengantar
(Untuk kalangan
sendiri)
5. Sugiarto,Akuntansi/V-001/09/2006
Dasar-Dasar Akuntansi
1,Yogyakarta,
BPFE, 1985, Bab 2
Disusun
ulang
oleh
Mappa
Panglima
Banding
6. Waygandt, Kieso, Accounting Principles, Fourth Edition, Canada, John
Wiley & Sons, Inc,1996 Chapter 5

112

BAB 9
AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

Pengukur
Laba Rugi

Pendapatan
Penjualan
Harga Pokok
Penjualan
Laba Kotor
Biaya Operasional
Laba Bersih

Prosedur prosedur akhir


periode

Jurnal penyesuaian
Penyusunan Neraca
Lajur
Penyusunan Laporan
Keuangan
Pembuatan Jurnal
penutup pada Akhir
Periode

KEGIATAN PERUSAHAAN DAGANG


Dalam catatan maupun prosedur akuntansi perusahaan dagang tidak
berbeda dengan perusahaan jasa. Sesuai dengan konsep penanding (matching
principle) laba bersih (Rugi) suatu perusahan dagang dihitung dengan cara
mengurangkan biaya untuk memperoleh pendapatan dari hasil penjualan pada
periode yang bersangkutan. Biaya-biaya tersebut meliputi harga pokok (cost)
barang yang terjual dan biaya-biaya operasi yang terjadi selama periode yang
bersangkutan. Harga pokok barang yang laku dijual disebut dengan harga
pokok penjualan. Misalkan dalam suatu toko elektronik, yang disebut harga
pokok penjualan meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk membeli televisi,
radio, kulkas, mesin cuci dan lainnya yang telah laku dijual dalam satu periode.
M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)
Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

113
Biaya Operasi suatu toko elektronik meliputi semua biaya yang
berhubungan dengan kegiatan penjualan dan administrasi toko seperti biaya
sewa, gaji pegawai, biaya advertensi, biaya listrik dan biaya telpon.

GAMBAR 9.1 : Kegiatan Perusahaan Jasa dan Dagang

Sumber : Accounting Principles, Fourth Edition,1996


Perbedaan kegiatan perusahaan jasa dan perusahaan dagangan adalah
perusahaan pertama menjual jasa sedangkan perusahaan yang kedua menjual
barang dagangan. Karena adanya barang secara fisik yang dibeli dan dijual,

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

114
biasanya perusahaan dagang mempunyai gudang untuk menyimpan barang
dagangan. yang disebut dengan persediaan barang dagangan. Perusahaan
membeli barang dagangan dari pemasok dan menjualanya kembali kepada
pelanggan

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

115

Prosedur laba (rugi) untuk perusahaan dagang dapat kita lihat pada
Gambar 9.2
Pandapatan
Penjualan
HPP

Laba Bruto

Biaya
Operasional

Laba
Bersih

AKUNTANSI UNTUK PENJULAN BARANG DAGANGAN


Penjualan barang dagangan juga dicatat dengan mendebet rekening kas
atau piutang dagang dan mengkredit rekening pendapatan. Nama rekening
pendapatan yang biasanya digunakan untuk mencatat transaksi penjualan
barang dagangan adalah penjualan.
Penjualan barang dagangan dapat dilakukan secara tunai atau dapat
dilakukan secara kredit.

PENJUALAN TUNAI
Penjualan tunai biasanya dicatat pada Register Kas dan pada akhir hari
kerja dijumlah. Penjualan tunai seperti ini dapat dicatat sebagai berikut :
Kas

Rp 10.000.000
Penjualan

Rp 10.000.000

(untuk mencatat transaksi penjualan tunai)


Penjualan kepada pelanggan yang membayar dengan kartu kredit bank
misalkan (Master Card, Visa Card) biasanya dianggap sebagai penjualan tunai.
Kartu kredit yang diterima oleh sipenjual disetor ke bank bersama dengan

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

116
diterima uang kontan dan cek yang diterima dari pelanggan. Secara berkala
bank membebankan ongkos jasa pengurusan penjualan dengan kartu kredit
tersebut. Ongkos jasa ini didebet ke perkiraan beban.

PENJUALAN KREDIT
Suatu perusahaan sering juga menjual barang dagangan secara kredit
yaitu bilamana pembayaran baru diterima bebarapa waktu kemudian. Penjualan
semacam ini dibukukan debet pada rekening Piutang dagang dan kredit
rekening penjualan, jurnalnya adalah :
Piutang Dagang
Rp 10.000.000
Penjualan
Rp 10.000.000
(Untuk mencatat transaksi penjualan kredit)
Rekening penjulan hanya digunakan untuk mencatat penjualan barang
dagangan. Apabila sebuah perusahaan dagangan menjual peralatan kantor
(bukan barang dagangan), maka yang dikredit adalah rekening Peralatan Kantor,
bukan rekening Penjualan.
Penjualan dengan kartu kredit yang bukan dikeluarkan oleh bank
misalnya American Express umumnya harus dilaporkan secara berkala kepada
perusahaan yang mengelolah kartu kredit tersebut sebelum dapat dicairkan
menjadi uang tunai.Penjualan seperti ini menimbulkan piutang pada
perusahaan pengelolah kartu kredit tersebut. Pengelolah kartu kredit akan
memungut ongkos jasa pengurusan sebelum mengirimkan uang tunai
pencairan kartu kredit tersebut. Misalkan penjualan dengan menggunakan
kartu kredit bukan bank Rp 5.000.000 dan dilaporkan kepada perusahaan
pengelolah kartu kredit pada tanggal 10 Januari. Pada Tanggal 15 Januari
perusahaan pengelolah kartu kredit memotong ongkos sebesar Rp 125.000 dan
mengirim uang sebesar Rp 4.875.000. Transaksi tersebut dapat dicatat :

10 Januari

Piutang Dagang
Rp 5.000.000
Penjualan
Rp 5.000.000
( Penjualan dgn menggunakan American Express)

15 Janauri

Kas

Rp 4.875.000

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

117
Beban Penagihan Kartu Kredit
Piutang dagang

Rp

125.000
Rp 5.000.000

( Penerimaan kas dari American Express untuk penjualan


yang dilaporkan tanggal 10 Januari)

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

118

RETUR DAN POTONGAN PENJUALAN


Barang dagangan yang telah terjual mungkin saja dikembalikan oleh
pelanggan (retur penjualan) atau karena barangnya cacat atau karena alasan
lain sehingga pembeli tidak puas. Kepada pelanggan diberikan potongan dari
harga semula barang yang dijual tersebut (potongan penjualan). Bila retur
penjualan atau potongan penjualan menyangkut penjualan kredit, biasanya
penjual menyampaikan nota kredit (Credit Memorandum) kepada pelanggan.
Gambar 1.3
Nota Kredit

Sumber :Accounting Principles, Fourth Edition,1996


Nota kredit itu menunjukkan jumlah yang dikreditkan pada pelanggan serta
alasan pengkreditan tersebut.
Retur penjualan pada hakikatnya merupakan pembatalan atas
penjualan yang telah dilakukan perusahaan (baik sebagian ataupun
M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)
Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

119
seluruhnya). Pengaruh Retur ataupun potongan penjualan adalah berkurangnya
pendapatan penjualan dan berkurangnya kas atau piutang dagang.
Bila perkiraan penjualan didebet, maka saldo perkiraan penjualan ini
pada akhir periode akan menunjukkan penjualan bersih (net Sales), dan jumlah
retur dan potongan penjualan tidak akan diungkapkan lagi. Karena
berkurangnya pendapatan disebabkan oleh potongan penjualan, dan berbagai
beban yang berkaitan dengan pengembalikan barang (angkutan, pengepakan,
perbaikan, penjualan kembali dan sebagainya), disarankan agar jumlah
transaksi seperti ini diketahui oleh manajemen. Kebijakan semacam ini akan
memungkinkan manajemen menentukan sebab-sebab retur dan potongan
tersebut, seandainya jumlahnya sangat besar, dan untuk mengambil tindakan
perbaikan. Kerena alasan inilah kita cendrung mendebet perkiraan yang disebut
Retur dan potongan penjualan ( Sales Return and Allowances ). Bila penjualan
semula dilakukan secara kredit, maka sisa transaksi tersebut dicatat sebagai
kredit ke piutang dagang. Misalnya diterima pengembalian barang karena rusak
dari salah seorang pelanggan senilai Rp 250.000 yang berasal dari transaksi
penjualan kredit. maka pencatatn yang dilakukan untuk pengembalian barang
tersebut adalah :
Retur dan Potongan Penjualan
Rp 250.000
Piutang Dagang
Rp 250.000
( Berdasarkan nota kredit no. 234)

Jika uang tunai yang dikembalikan karena barang yang dikembalikan


ataupun karena potongan harga, maka retur dan potongan penjualan didebet
dank as dikredit

POTONGAN PENJUALAN
Jika penjualan dilakukan secara kredit, maka syarat pembayaran
dimasa akan datang harus ditetapkan dengan jelas, sehingga kedua pihak
mengetahui berapa jumlah yang harus dibayar dan kapan pembayaran
dilakukan. Syarat penjualan biasanya dicantumkan dalam faktur penjualan dan
merupakan bagian dari perjanjian penjualan. Syarat perjanjian disebut juga
dengan termin yang biasa ditulis 2/10, n/30, artinya adalah akan diberikan
potongan 2% jika pembayaran dilakukan 10 hari sesudah tanggal faktur, tapi
tidak melewati 30 hari sejak tanggal faktur.

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

120
Syarat penjualan kadang kala juga ditulis dengan symbol n/30 (n adalah
singkatan dari netto) yang artinya harga faktur neto atau keseluruhan harga
faktur harus dibayar dalam waktu 30 hari sesudah tanggal faktur, cara lain
menyatakan syarat penjualan adalah misal n,10/EOM (End of Month) atau
akhir bulan. Ini berarti faktur harus dibayar dalam waktu 10 hari sesudah
akhir bulan, dihitung dari bulan yang tertulis pada faktur.

Gambar 9.3 : Faktur Penjualan

Sumber : Niswonger-Fess-Werren, Prinsip-prinsip Akuntansi,1994


Pada saat transaksi penjualan penjual belum mengetahui apakah
pembeli akan memanfaatkan potongan atau tidak. Biasanya perusahaan
mencatat penjualan sebesar harga faktur bruto.
Contoh :
Pada tanggal 20 Januari perusahaan Amazon menjual barang dagangan kepada
seorang pembeli seharga Rp 10.000.000 secara kredit, dengan syarat
2/10,n/30. Jurnal untuk mencatat transaksi penjualan ini adalah :

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

121

20 Januari

Piutang dagang
Penjualan

Rp 10.000.000
Rp 10.000.000

(Pencatatan penjualan barang dagangan dengan


syarat 2/10,n/30)

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

122

Syarat penjualan diatas mempunyai arti bahwa perusahaan Amazon akan


memberikan potongan 2% ( 2% x 10.000.000 = 200.000) jika pembeli
melakukan pembayaran tidak melewati tanggal 30 Januari atau jika melewati
tanggal 30 Januari tapi tidak lebih dari tanggal 19 Februari pembeli harus
membayar penuh yaitu 10.000.000. Jurnal pencatatan transaksi tanggal 30
Januari adalah :
30 Januari

Kas
Rp 9.800.000
Potongan penjualan Rp 200.000
Piutang Dagang
Rp 10.000.000
( Pencatatan penerimaan piutang dikurangi potongan
2%)

Seandainya pembeli melakukan pengembalian barang (retur) sebelum


pembayaran dilakukan, maka potongan hanya dikenakan pada harga barang
yang jadi dijual (tidak dikembalikan). Sebagai contoh seandainya konsumen
yang melakukan pembelian pada tanggal 10 Januari seharga Rp 10.000.000
dengan syarat 2/10,n/30, pada tanggal 15 Januari mengembalikan barang yang
rusak seharga Rp 2.000.000, maka harga faktur brutoatas barang yang jadi
dibeli adalah Rp 8.000.000 (Rp 10.000.000 Rp 2.000.000). Dengan demikian
potongan tunai harus dihitung atas dasar harga Rp 8.000.000. Misalkan
pembeli melakukan pembayaran tanggal 19 Januari maka ia akan mendapat
potongan sebesar Rp 160.000 (2% x Rp 8.000.000). Jurnal yang dicatat adalah :
19 Januari

Kas
Rp 7.840.000
Potongan tunai penjualan Rp 160.000
Piutang dagang
Rp 8.000.000
(untuk mencatat penerimaan piutang dengan
potongan 2%)

Seandainya pembayaran piutang diterima tanggal 21 Januari, maka


perusahaan, maka pembeli tidak memanfaatkan potongan, maka ia harus
membayar penuh sebeesar Rp 8.000.000. Jurnal yang dilakukan adalah :
21 Januari

Kas

Rp 8.000.000
Piutang Dagang
Rp 8.000.000
(Untuk mencatat penerimaan piutang dagang)

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

123

Contoh penyajian rekening-rekening tersebut dalam laporan rugi laba adalah :


PT Amazon
Laporan Rugi-Laba (sebagian)
Penjualan Rp 10.000.000
Kurangi : Retur dan Potongan penjualan Rp 250.000
Potongan Penjualan
Rp 160.000
Rp 410.000
Penjualan bersih .
Rp 9.590.000

HARGA POKOK PENJUALAN


Harga pokok barang yang telah laku dijual biasa disebut juga Harga
Pokok Penjualan (HPP). Untuk mendapat memahami cara menentukan harga
pokok penjualan pada suatu periode, kita harus memahami dahulu pengertian
persediaan dagangan dan harga pembelian bersih.

PERSEDIAAN BARANG DAGANG (INVENTORY)


Persediaan barang dagangan adalah barang-barang yang disediakan
untuk dijual kepada para konsumen selama periode normal kegiatan
perusahaan.
Persediaan yang dimiliki perusahaan pada awal periode akuntansi,
disebut persediaan awal. Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan pada akhir
periode akuntansi disebut dengan persediaan akhir dan akan dilaporkan dalam
neraca sebagai aktiva lancar yaitu pada rekening persediaan dan dipihak lain
dicantumkan dalam laporan rugi-laba sebagai salah satu elemen yang akan
berpengaruh pada penentuan laba bersih perusahaan.
Ada dua system pencatatan persediaan yakni metode persediaan
periodik dan metode persediaan perpetual.
Metode Persediaan Periodik
Dalam metode periodik, adanya transaksi peembelian tidak didebet pada
rekening persediaan tapi didebet pada rekening pembelian begitu juga dengan
M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)
Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

124
transaksi penjualan tidak dikredit pada reeking persediaan tapi pada reeking
penjualan.
Informasi mengenai persediaan yang ada pada suatu saat tertentu, tidak
didapat dari rekening persediaan tapi melalui perhitungan fisik atas persediaan
yang ada digudang. Perhitungan fisik biasa dilakukan pada saat perusahaan
akan menyusun laporan keuangan. Dalam metode ini perhitungan fisik
mempunyai peranan penting, karena tanpa perhitungan fisik laporan keuangan
tidak dapat disusun. Dalam pembahasan ini kita akan menggunakan metode
pisik atau periodik.
Metode Persediaan Perpetual
Dalam metode perpetual, baik jumlah penjualan maupun harga pokok
penjualan dan dicatat pada setiap saat barang dijual. Dengan cara ini catatan
akuntansi akan secara terus menerus mengungkapkan besarnya persediaan
yang ada.

Gambar 9.4 : Sistem Pencatatan Persediaan

Sumber : Accounting Principles, Fourth Edition,1996

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

125

Contoh perhitungan Harga Pokok Penjualan adalah :


Harga Pokok Penjualan :
Persediaan barang, 1 Januari
Rp 10.000
Pembelian
Rp 530.000
Dikurangi : Retur dan Potongan pembelian Rp 20.000
Potongan pembelian
Rp 10.600
Pembelian bersih
Rp 499.400
Harga Pokok Barang Tersedia Untuk Dijual
Rp 509.400
Dikurangi : Persediaan barang, 31 Desember
Rp
60.000
Harga Pokok Penjualan
Rp 449.400

PERSEDIAAN AWAL
Persediaan awal sebesar Rp 10.000 diperoleh dari perhitungan fisik periode yang
lalu

PEMBELIAN
Apabila perusahaan menggunbakan metode persediaan periodic, maka
pembelian barang dagangan dicatat dengan mendebet rekening pembelian.
Rekening pembelian merupakan sebuah rekening sementara yang digunakan
untuk mengumpulkan seluruh harga pokok barang yang dibeli selama periode,
sehingga pada tiap akhir peeriode rekening ini harus ditutup.
Misalkan pada tanggal 5 Januari perusahaan membeli barang dagangan secara
kredit (2/10, n/30) seharga Rp 530.000. Transaksi ini dicatat :

5 Januari

Pembelia

Rp 530.000
Hutang Dagang
Rp 530.000
( untuk mencatat pembelian barang dagangan
dengan termin (2/10,n/30)

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

126
Rekening pembelian hanya digunakan untuk mencatat pembelian
barang dagangan, apabila perusahaan membeli barang yang digunakan untuk
keperluan sendiri misalnya membeli lemari untuk dipakai sendiri, maka yang
didebet adalah rekening aktiva yang bersangkutan.

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

127
RETUR DAN POTONGAN PEMBELIAN
Seperti halnya transaksi penjualan, dalam transaksi pembelian terdapat
juga retur pembelian. Apabila barang yang dibeli dari pemasok ternyata rusak
atau tidak memuaskan, maka biasa pembeli mengembalikan barang tersebut
dan utang kepada pemasok menjadi berkurang. Kemungkinan lain adalah
barang tersebut tidak dikembalikan oleh pembeli tapi ia meminta potongan
harga. Untuk mencatat kejadian ini biasanya digunakan rekening Retur dan
Potongan pembelian.
Misal Pada tanggal 6 Januari dikembalikan barang sebesar Rp 20.000 yang
dibeli pada tanggal 5 Januari. Maka jurnalnya adalah :
6 Januari

Hutang Dagang
Rp 20.000
Retur Pembelian
Rp 20.000
(untuk mencatat pengembalian barang )

Transaksi retur pembelian sebenarnya dapat dicatat dengan mengkredit


rekening pembelian. Namun banyak perusahaan menyukai rekening retur dan
potongan pembelian, karena dari rekening ini dapat diketahui jumlah retur
pembelian yang terjadi selama periode.
Rekening retur dan potongan peembelian merupakan rekening lawan terhadap
rekening pembelian. Saldo reking retur dan potongan pembelian harus
dikurangkan terhadap jumlah pembelian kotor, sehingga dapat diketuhi
pembeelian bersih.
POTONGAN TUNAI PEMBELIAN
Apabila barang dagangan dibeli secara kredit maka syarat
pembayarannya ditulis pada faktur peembelian. Pemasok biasanya memberikan
potongan kepada pembeli yang membayar dalam waktu yang telah ditentukan.
Jika penjual memberikan potongan tunai, maka potongan tersebut oleh pembeli
dinamakan potongan tunai pembelian.
Sehubungan dengan contoh sebelumnya yaitu pada tanggal 5 Januari
perusahaan membeli barang dagangan secara kredit (2/10, n/30) seharga Rp
530.000 Kemudian tanggal 6 Januari dikembalikan barang sebesar Rp 20.000
yang dibeli pada tanggal 5 Januari. Seandainya tanggal 14 Januari perusahaan
melunasi semua hutangnya. Maka jurnalnya adalah :
14 Januari

Hutang dagang
Potongan pembelian
Kas

Rp 530.000
Rp
10.600

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

Rp 519.400

128
(Jurnal untuk mencatat saat pembayaran atas pembelian
barang tanggal 5 Januari, dengan potongan 2%)

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

129

POTONGAN RABAT
Biasanya pembelian dalam jumlah yang besar bisanya mendapat potongan
khusus dari harga resmi yang tercantum. Potongan semacam ini disebut RABAT.
Rabat tidak dama dengan potongan tunai. Potongan tunai adalah potongan yang
diterima karena perusahaan membayar dalam waktu yang telah ditentukan
dalam syarat pembelian, sedangkan rabat adalah potongan yang diterima
berupa pengurang harga dari harga resmi. Rabat biasanya ditentukan dalam
tarif. Misalnya Barang dengan harga menurut daftar sebesar Rp100.000 dijual
dengan rabat 30% . Harga jual sesungguhnya menjadi Rp 70.000 ( 100.000(30% x Rp 100.000). Rabat tidak dicatat dalam pembukuan, baik dalam
pembukuan pembeli maupun penjual.

BIAYA ANGKUT
Perjanjian antara penjual dan pembeli mencakup ketentuan mengenai pihak
manakah yang harus menanggung biaya angkut barang ke gudang pembeli. Bila
pembeli yang menanggung biaya tersebut, ketentuan ini disebut franco gudang
penjual (FOB Shipping point), bila biaya angkut ditanggung oleh penjual,
ketentuan ini disebut franco gudang pembeli ( FOB Destination).
Biaya Angkut bagi Pembeli
Bila barang dibeli dengan syarat franco gudang penjual, maka biaya
angkut yang telah dibayar oleh pembeli hendaknya didebet ke perkiraan
Pembelian dan dikredit ke rekening Kas. Beberapa perusahaan menggunakan
perkiraan yang diberi judul Angkos Angkut. Saldo perkiraan ini ditambahkan ke
saldo perkiraan pembelian untuk menetapkan jumlah harga pokok barang yang
dibeli.
Dalam bebrapa hal, penjual mungkin membayar dimuka biaya angkut
dan menambahkannya ke Faktur, walaupun dalam perjanjiannya dinyatakan
bahwa pembeli yang menanggung biaya angkut tersebut (franco gudang
penjual). Bila penjual membayar lebih dulu biaya angkut, pembeli akan
memasukkan biaya itu dalam debet pembelian dan kredit hutang dagang.
Misalnya tanggal 15 Januari Amazon Co. membeli barang dari Bill Co. secara
kredit seharga Rp 5.000.000 dengan syarat franco gudang penjual, (2/10,n/30)
ditambah biaya angkut yang telah dibayar lebih dahulu oleh penjual sebesar
Rp50.000yang ditambahkan ke faktur. Ayat jurnalnya adalah :
15 Januari

Pembelian
Rp 5.050.000
Hutang dagang
Rp 5.050.000

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

130
(mencatat pembelian barang dagangan dengan
franco gudang pembeli)

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

131

Bila dalam perjanjian dicantumkan adanya potongan harga untuk


pelunasan lebih awal, maka potongan itu dihitung dari jumlah penjualan dan
bukan dari total jumlah dalam faktur. Misalkan Amazon Co. membayar hutang
tanggal 20 Januari , maka perhitungannya adalah :
Faktur dari Bill termasuk biaya angkut Rp 50.000 yang telah dibayar lebih
dulu oleh penjual
Rp 5.050.000
Dasar menghitung potongan Rp 5000.000
Tarif potong 2%
Jumlah potongan (5.000.000 x 2%)
Rp 100.000
Jumlah pembayaran
Rp 4.950.000
Amazon akan menjurnal :
20 Januari

Hutang dagang Rp 5.050.000


Kas
Rp 4.950.000
Potongan pembelian
Rp

100.000

Biaya Angkut bagi penjual


Bila dalam perjanjian dinyatakan bahwa penjual menanggung biaya angkut
(franco gudang pembeli), maka biaya angkut yang dibayar oleh penjual didebet
ke perkiraan Biaya transport. Total biaya ini dilaporkan dalam perhitungan rugi
laba sebagai biayapenjualan.
PERSEDIAAN AKHIR
Pada akhir periode akuntansi, perusahaan yang menggunakan metoda
periodic harus melakukan perhitungan atas jumlah fisik persediaan yang belum
terjual. Jumlah fisik persediaan ini kemudian dikalikan dengan harga pokok
yang sesuai, sehingga dapat ditentukan harga pokok persediaan akhir periode.

LABA KOTOR
Laba kotor yang dimiliki oleh perusahaan berasal dari Penjualan neto dikurangi
dengan Harga Pokok Penjualan. Contoh :
Penjualan bersih
Harga Pokok Penjualan
Laba Kotor

Rp
Rp
Rp

9.590.000
449.400
9.140.600

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

132

BIAYA OPERASIONAL
Biaya operasi perusahaan dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok
dan subjek. Pada perusaaah pengecar umumnya cukup membagi beban operasi
menjadi dua kelompok, yaitu biaya penjualan dan biaya umum.
Biaya yang timbul secara langsung dan seluruhnya berhubungan dengan
penjualan barang dagangan, digolongkan sebagai biaya penjualan (selling
expenses). Contoh biaya gaji pegawai bagian penjualan, perlengkapan gudang
yang digunakan, penyusutan [eralatan gudang dan beban iklan.
Beban yang timbul dalam operasi umum perusahaan digolongkan
sebagai biaya umum atau biaya administrasi. Contoh gaji pegawai kantor,
asuransi dan pajak biasanya dilaporkan dalam biaya umum.
Biaya yang reletif kecil jumlahnya dan tidak dapat diindentifikasi ke
perkiraanutama umumnya dikumpulkan dalam perkiraan biaya penjualan ruparupa dan biaya umum rupa-rupa.

LABA DARI OPERASIONAL


Selisih antara laba kotor dengan total biaya operasi disebut laba dari operasi.
Jumlah laba operasi dan hubungannya dengan investassi modal serta
penjumlahan bersih merupakan faktor penting untuk menilai efisiensi
manajemen dan tingkat profitabilitas perusahaan. Bila biaya operasi lebih besar
dari laba kotor, selisih ini disebut kerugian dari operasi.

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

133

LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN


PERUSAHAAN DAGANG MUTIARA
NERACA SALDO
31 DESEMBER 2002 (dalam ribuan rupiah)
Rekening
Saldo
Debet
Kredit
Kas
Rp 9.500
Piutang dagang
16.100
Persediaan barang dagangan
36.000
Asurasni Dibayar dimuka
3.800
Gedung
80.000
Akumulasi Depresiasi Gedung
Rp 16.000
Utang Dagang
20.400
Modal, Mutiara
83.000
Prive, Mutiara
15.000
Penjualan
480.000
Retur dan Potongan penjualan
12.000
Potongan tunai penjualan
8.000
Pembelian
325.000
Retur dan potongan pembelian
10.400
Potongan tunai pembelian
6.800
Biaya angkut pembelian
12.200
Biaya angkut penjualan
7.000
Biaya iklan
16.000
Biaya sewa
19.000
Biaya gaji
40.000
Biaya rupa-rupa
17.000
Total
616.600
616.600
Prosedur-prosedur akhir periode pada perusahaan dagang dengan Metode Pisik
1. Pembuatan jurnal penyesuaian
2. Penyusunan Neraca Lajur
3. Penyusunan Laporan Keuangan
4. Pembuatan jurnal penutup pada akhir periode

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

134
PENYESUAIAN
Penyesuaian diperlukan pada akhir periode didalam suatu perusahaan dagang,
pada umumnya tidak berbeda dengan penyesuaian-penyesuaian dengan
perusahaan jasa.
Perusaah yang menggunakan metode periodik sangat sederhana, namun metode
ini tidak dapat menyediakan informasi mengenai dua hal yang sangat
diperlukan dalam laporan keuangan, yaitu informasi tentang :
1. Persediaan yang ada pada setiap saat diperlukan
2. Harga pokok barang yang sudah dijual ( harga pokok penjualan)
Hal ini disebabkan karena dalam metode persedian periodik rekening
persediaan barang dagangan tidak digunakan untuk mencatat pertambahan
persediaan karena adanya transaksian pembelian dan sebaliknya juga tidak
mencatat pengurangan persediaan karena adanya transakssi penjualan
sehingga dalam buku besar rekening persediaan hanya menunjukkan saldo
persediaan barang dagangan pada awal periode. Rekening ini tidak dapat
memberi informasi mengenai jumlah persediaan yang ada pada saat-saat
tertentu. Pada akhir periode perusahaan melakukan perhitungan atas jumlah
fisik persediaan yang ada digudang (belum terjual) pada akhir periode. Informasi
tentang persediaan akhir yang diperoleh melalui perhitungan fisik ini harus
dimasukkan dalam pembukuan perusahaan, agar pembukuan dapat
memberikan informasi sesuai dengan keadaan keadaan yang sebenarnya pada
akhir periode akuntansi. Proses untuk memasukkan data persediaan akhir ini
kedalam pembukuan perusahaan dilakukan dengan membuat jurnal
penyesuaian.

HPP = Persediaan Awal + Pembelian Persediaan Akhir

Sesuai dengan rumus diatas maka jurnal penyesuaian untuk mecatat harga
pokok peenjualan dan persediaan akhir pada perusahaan yang menggunakan
persediaan periodic adalah :
M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)
Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

135

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

136

Harga Pokok Penjualan


Rp xxxx
Persediaan Barang Dagangan

Rp xxxx

(untuk memindahkan saldo rekening persediaan awal ke dalam


rekening Harga Pokok Penjualan)

Harga Pokok Penjualan


Pembelian

Rp xxxx
Rp xxxx

(untuk memindahkan saldo rekening pembelian ke rekening Harga Pokok


Penjualan)

Persediaan
Rp xxxx
Harga Pokok Penjualan

Rp xxxx

(untuk mencatat saldo persediaan akhir )

Apabila dalam buku besar terdapat rekening-rekening yang berpengaruh atas


pembelian, seperti rekening biaya angkut pembelian, Retur dan Potongan
Pembelian, dan Potongan Tunai Pembelian, maka saldo rekening-rekening
tersebut harus dipindahkan juga kerekening Harga Pokok Penjualan.

Harga Pokok Penjualan


Rp xxxx
Biaya Angkut Pembelian

Rp xxxx

(untuk memindahkan saldo rekening biaya angkut ke dalam rekening


Harga Pokok Penjualan)
M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)
Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

137

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

138

Retur dan Potongan Pembelian


Harga Pokok Penjualan

Rp xxxx
Rp xxxx

(untuk memindahkan saldo rekening Retur dan Potongan Pembelian


ke dalam rekening Harga Pokok Penjualan)

Potongan Tunai Pembelian


Harga Pokok Penjualan

Rp xxxx
Rp xxxx

(untuk memindahkan saldo rekening Potongan tunai pembelian ke


dalam rekening Harga Pokok Penjualan)

Apabila jurnal-jurnal penyesuaian tersebut diatas dibukukan ke buku


besar, maka saldo rekening Persediaan Barang Dagangan akan menunjukkan
jumlah persediaan yang ada pada akhir periode dari rekening Harga Pokok
Penjualan untuk periode yang bersangkutan.
Untuk memperjelas, dibawah ini data-data untuk penyesuaian
pembukuan Perusahaan Dagang MUTIARA pada akhir bulan Desember 2002
(dalam ribuan ):
1.
2.
3.
4.
5.

Persediaan barang dagangan per 31 Desember 2002 Rp 40.000


Asuransi Dibayar Dimuka Rp 1.800
Depresiasi Gedung 10% pertahun
Gaji Pegawai yang masih harus dibayar Rp 5.000
Sewa yang masih harus dibayar Rp 4.000

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

139

Berdasarkan data diatas, jurnal penyesuaian yang harus dibuat Perusahaan


Dagang MUTIARA pada tanggal 31 Desember 2002 adalah (dalam ribuan ) :

Tanggal

JURNAL PENYESUAIAN
Keterangan

Jumlah
D

02
Des

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

Harga Pokok Penjualan


Rp 36.000
Persediaan Barang Dagangan
Harga Pokok Penjualan
Pembelian

36.000

325.000
325.000

Harga Pokok Penjualan


Biaya Angkut Pembelian

12.200

Retur dan Potongan Pembelian


Harga Pokok Penjualan

10.400

Potongan tunai pembelian


Harga Pokok Penjualan

6.800

Persediaan barang dagangan


Harga Pokok Penjualan

40.000

12.200

10.400

6.800

40.000

Biaya Asuransi
Asuransi dibayar dimuka

2.000

Biaya Depresiasi Gedung


Akum. penyusutan gedung

8.000

Biaya Gaji
Hutang gaji

5.000

Biaya sewa
Hutang sewa

4.000

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

2.000

8.000

5.000

4.000

140
NERACA LAJUR
PERUSAHAAN DAGANG MUTIARA
NERACA LAJUR
PERIODE BERKAHIR 31 DESEMBER 2002
Rekening

Kas
Piutang dagang
Persediaan barang
dagangan
Asr. Dibayar
dimuka
Gedung
Akum Dep. Gedung
Utang Dagang
Modal, Mutiara
Prive, Mutiara
Penjualan
Retur & Pot.
penjualan
Pot. tunai
penjualan
Pembelian
Retur & pot.
pembelian
Pot. tunai
pembelian
Bi. angkut
pembelian
Bi. angkut
penjualan
Biaya iklan
Biaya sewa
Biaya gaji
Biaya rupa-rupa
Total
Harga Pokok
Penjualan
Biaya Asuransi
Biaya Dep. gedung
Hutang gaji
Hutang sewa
Saldo Laba

Neraca Saldo
Debet
9.500
16.100
36.000

Kredit

Penyesuaian
Debet

Kredit

40.000

36.000

3.800

2.000

80.000

Neraca saldo
setelah
penyesuaian
Debet
Kredit
9.500
16.100
40.000

Laba Rugi
Debet

1.800
24.000
20.400
83.000

24.000
20.400
83.000

15.000
480.000

15.000
480.000

480.000

12.000

12.000

12.000

8.000

8.000

8.000

7.000

7.000

16.000
23.000
45.000
17.000

16.000
23.000
45.000
17.000

316.000
2.000
8.000

316.000
2.000
8.000

325.000

Kredit

80.000

8.000

15.000

Debet
9.500
16.100
40.000
1.800

80.000
16.000
20.400
83.000

325.000
10.400

10.400

6.800

6.800

12.200

12.200

7.000
16.000
19.000
40.000
17.000
616.600

Kredit

Neraca

4.000
5.000
616.600
36.000
325.000
12.200
2.000
8.000
449.400

10.400
6.800
40.000
5.000
4.000
449.400

616.400

5.000
4.000
616.400

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

454.000
26.000
480.000

480.000
480.000

162.400
162.400

5.000
4.000
136.400
26.000
162.400

141

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

142
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Dengan telah selesainya disusun pembuatan Neraca lajur, maka
penyususnan lapran keuangan dapat dilakukan dengan mudah karena data
yang diperlukan dalam pembuatan laporn keuangan telah tersedia di nerac
lajur. Namun demikian dalam menyusun laporan keuangan harus dilakukan
dengan memperhatikan cara-cara penyajian yang lazim.
Berikut ini adalah laporan keuangan Perusahaan Daganga MUTIARA :

PERUSAHAAN DAGANG MUTIARA


NERACA
31 DESEMBER 2002
(DALAM RIBUAN RUPIAH)
AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas
PiutangDagang
Persediaan Barang dagangan
Asuransi Dibayar Dimuka
Jumlah Aktiva Lancar
Aktiva Tak Lancar
Gedung
80.000
Akum. Dep Gedung 24.000
Jumlah Aktiva Tak Lancar
Jumlah Aktiva

PASSIVA

Rp 9.500
16.100
40.000
1.800
67.400

Kewajiban Lancar :
Utang Dagang
Utang Gaji
Utang Sewa
Jumlah Kewajiban Lancar

MODAL :
Modal Mutiara

56.000
123.400 Jumlah Passiva

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

Rp 20.400
5.000
4.000
29.400

94.000

123.400

143

PERUSAHAAN DAGANG MUTIARA


LABA RUGI
31 DESEMBER 2002
(DALAM RIBUAN RUPIAH)
Penjualan
Kurangi :
Retur dan potongan penjualan
Potongan tunai penjualan
Penjualan bersih
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan 1 Jan 2002
Pembelian
Retur dan pot. Pembelian Rp 10.400
Potongan pembelian
Rp 6.800
Pembelian bersih
Biaya angkut pembelian
Harga pokok Barang Tersedia untuk
Persediaan 31 Desember 2002
Harga Pokok Penjualan
Laba Kotor Penjualan
Biaya-biaya Operasi :
Biaya Angkut penjualan
Biaya Iklan
Biaya sewa
Biaya gaji
Biaya Asuransi
Biaya Depresiasi Gedung
Biaya Rupa-rupa
Jumlah biaya operasional
Laba Bersih

Rp 480.000
Rp 12.000
Rp 8.000

Rp 325.000

Rp

17.200

dijual

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

Rp
Rp

20.000
460.000

Rp 36.000

Rp 307.800
Rp 12.200
Rp 356.000
Rp 40.000

Rp 316.000
Rp 144.000

7.000
16.000
23.000
45.000
2.000
8.000
17.000

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

Rp 118.000
Rp 26.000

144

PERUSAHAAN DAGANG MUTIARA


LABA RUGI
31 DESEMBER 2002
(DALAM RIBUAN RUPIAH)
Modal, Mutiara 1 Januari 2002
Rp
Laba 31 Desember 2002
Rp
Prive, Mutiara
( Rp
Modal, Mutiara 31 Desember 2002
Rp

83.000
26.000
15.000 )
94.000

AYAT JURNAL PENUTUP


Ayat jurnal penutup dicatat segera dalam buku harian setelah jurnal
penyesuaian. Semua perkiraan Nominal sementara ditutup dan saldonya
menjadi nol.
Ayat jurnal penutup untuk perusahaan dagang Mutiara :
PENUTUPAN REKENING-REKENING PENDAPATAN
Penjualan

Rp 20.000.000
Retur dan Potongan Pembelian
Rp 12.000.000
Potongan Tunai Pnjualan
Rp 8.000.000

(Untuk memindahkan saldo rekening-rekening pengurang penjualan ke rekening


penjualan)

Penjualan
Rugi Laba

Rp 460.000
Rp 460.000

(Untuk memindahkan saldo rekening Penjualan neto ke rekening Rugi Laba)

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

145

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

146

Apabila perusahaan memiliki rekening-rekening pendapatan yang lain, seperti


rekeing pendpatan sewa, maka rekening tersebut juga harus ditutup ke rekening
Rugi Laba dengan jurnal :
Pendapatan sewa
Rp xxxxx
Rugi-Laba
Rp xxxxx
( Untuk memindahkan saldo rekening-rekening pendapatan lainnya ke rekening Laba
Rugi)

PENUTUPAN REKENING-REKENING BIAYA


Rugi-Laba

Rp 434.000
Harga Pokok Penjualan
Biaya Angkut penjualan
Biaya Iklan
Biaya sewa
Biaya gaji
Biaya Asuransi
Biaya Depresiasi Gedung
Biaya Rupa-rupa

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

316.000
7.000
16.000
23.000
45.000
2.000
8.000
17.000

( Untuk memindahkan saldo rekening-rekening biaya ke Rugi - Laba )

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

147

PENUTUPAN REKENING RUGI LABA


Semua rekening pendapatan dan biaya ditutup , maka rekening tersebut tidak
memiliki saldo lagi (saldonya nol rupiah). Tahap berikutnya adalah menutup
rekening Rugi-Laba ke rekening Modal dengan jurnal penutup :

Rugi-Laba
Rp 26.000
Modal. Mutiara
Rp 26.000
(untuk memindahkan saldo rekening Rugi-Laba ke rekening Modal)

PENUTUPAN REKENING PRIVE


Pada perusahaan perseorangan saldo rekening prive pada akhir tahun harus
ditutup ke rekening modal dengan jurnal penutup :
Modal Mutiara
Prive, Mutiara

Rp 15.000

Rp 15.000

(untuk memindahkan saldo rekening Prive ke rekening Modal)

NERACA SALDO SETELAH TUTUP BUKU


Dengan selesainya pembuatan ayat jurnal penutup, maka tahap terakhir dalam
siklus akuntasni perusahaan dagang adalah membuat neraca saldo setelah
tutup buku. Tujuan dan proses penyusunan neraca saldo setelah tutup buku
pada perusahaan dagang tidak berbeda dengan penyusunan neraca saldo
setelah tutup buku pada perusahaan jasa.

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

148

Soal-soal Latihan 9:
1. Jika barang dagangan dijual secara kredit Rp 1.000.000 kepada seorang
pelanggan dengan franco gudang penjual 1/10, /30 dan penjual tersebut
telah membayar lebih dahulu ongkos angkutnya sebesar Rp 50.000, maka
jumlah potongan atas pembayaran yang lebih dini adalah :
a.
Rp 0
b.
Rp 5.000
c.
RP 10.000
d.
Rp 10.500
2. Jumlah persediaan barang dagangan yang tertera pada lajur neraca dalam
neraca lajur adalah :
a.
Persediaan pada awal periode berjalan
b.
Persediaan pada akhir periode berjalan
c.
Harga Pokok penjualan selama periode berjalan
d.
Tidak ada jawaban yang benar
3.
a.
b.
c.
d.
4.

a.
b.
c.
d.

Laba kotor diperoleh dari :


Biaya operasional dikurang laba bersih
Pendapatan penjualan ditambah biaya operasional
Pendapatan penjualan dikurang HPP
Biaya operasional ditambah HPP
Penjualan kredit Rp 750.000 pada tanggal 13 Juni, (2/10,n/30), pada
tanggal 16 Juni diterima retur penjualan dari penjualan tgl 13 Juni sebesar
Rp50.000. Pada tgl 23 Juni diterima pembaran, maka uang yang akan
diterima adalah sebesar :
Rp 700.000
Rp 686.000
Rp 685.000
Rp 650.000

5. Jika penjualan sebesar Rp 400.000, HPP Rp 310.000, dan biaya operasional


Rp 60.000. Maka laba bersihnya sebesar :
a.
Rp 30.000
b.
RP 90.000
c.
Rp 340.000
M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)
Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

149
d.

Rp 400.000

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

150
Jawaban Soal-soal Latihan 9:
1. b
2. a
3. c
4. b
5. a

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

151
PERTEMUAN MINGGU KE : 10
TIK : Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan dalam akuntansi yang secara
potensial dapat diganti computer dan yang tidak mungkin diganti dengan
computer
2. Menjelaskan perangkat keras dan lunak serta konsep cara kerja computer
3. Menjalankan paket program computer akuntansi (accounting software)
standar yang bany6ak digunakan dalam praktek

Pokok Bahasan : AKUNTANSI DENGAN KOMPUTER

Diskripsi singkat : Dalam pertemuan ini akan membahas langkah-langkah


dalam siklus akuntansi yang pengerjaannya dapat dilakukan dengan computer.
Juga diberikan wawasan tentang bagaimana memandang akuntansi sebagai
bidang pengetahuan dengan pekembangan teknologi informasi.

Bahan Bacaan :
1. Al. Haryono Jusup, Dasar-dasar Akuntansi, Jilid 1, Yogyakarta, STIE
YKPM, 1999 Bab 9
2. Sujarwono, Akuntansi Pengantar, Yogyakarta, BPFE, 1996, Bab 11

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

152

BAB 10
AKUNTANSI DENGAN KOMPUTER
Tujuan mempelajari akuntansi adalah untuk memahami konsep proses dan
bukan untuk mempelajari sistem itu sendiri, karena perangkat sistem
akuntansi dapat berubah sesuai dengan kemajuan teknologi.
Secara ringkas konsep proses akuntansi adalah : masukan, proses,
keluaran.
Ditinjau dari sudut pengolahan data, pengolahan data akuntansi bersifat
terstruktur, sistematis, logis dan matematis. Sifat semacam inilah yang
merupakan makanan empuk bagi komputer dan dalam hal inilah akuntansi
mengalami perubahan yang luar biasa baik dalam cara pengolahan data,
pengertian maupun konsep akuntansi.
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMPUTER
Komputer adalah sebuah mesin yang dapat diprogram untuk mengerjakan
operasi atau tugas tertentu sesuai dengan kebutuhan pemakai. Suatu operasi
atau tugas harus dapat diterjemahkan dalam bentuk operasi yang dapat
dimengerti oleh komputer.Ditinjau dari urutan pengerjaan tugas, operasi
komputer dibagi menjadi 3 proses utama, yaitu : masukan, proses dan
keluaran. Sedangkan dilihat dari perangkat yang membentuk suatu system
komputer, ada 3 komponen utama yaitu perangkat lunak, perangkat keras, dan
perangkat manusia.
Sekarang ini hampir tidak lagi dijumpai penggunaan mesin ketik di kantorkantor. Perusahaan ataupun kantor lebih menggunakan komputer untuk
membantu kelancaran operasinya, termasuk untuk pengolahan data
akuntansinya. Bahkan dalam perusahaan besar, akuntansi menjadi subsistem
dalam system informasi manajemen.
Dimasa mendatang mungkin tidak akan lagi dijumpai system akuntansi
manual. Jika demikian halnya, harus ada pendekatan baru untuk dalam
pengajaran akuntansi agar tidak tergelincir untuk cenderung menguasai halhal yang sangat teknis, sementara ada hal-hal teknis tadi pada prakteknya
akan digantikan fungsinya oleh komputer. Karakteristik pemprosesan data
akuntansi yang telah disebutkan dimuka, khususnya akuntansi keuangan,
telah banyak mengundang perusahaan perangkat lunak untuk mengembangkan
program umum akuntansi (general accounting program) yang cukup canggih
dan banyak dijual di pasar bebas, seperti DecEasy Accounting dan Peachtree.

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

153

Perangkat Pembentuk Sistem Komputer


Perangkat yang membentuk system komputer ada 3 :
1)
Perangkat keras ( Hardware)
Perangkat keras adalah komponen fisik sebuah komputer yang
mengerjakan operasi tertentu. Perangkat keras ada 3 alat utama
yaitu:
a. Masukan (input device). Pada input device ini, program dan data
biasanya disimpan dalam media masukan seperti disk, tape,
kertas khusus, dsb.Sedangkan untuk data yang masih berupa
dokumen sumber ke dalam media masukan diperlukan kegiatan
yang disebut data entry.
b. Proses (processing device). Processing device ini sering disebut
Central Processing Unit (CPU) dan merupakan otak
komputer.Pada processing unit ini data, program dan alat dalam
system komputer dikendalikan melalui suatu bahasa operasi
yang dirancang khusus, sehingga
komputer mampu
mengerjakan tugas sesuai dengan programnya. Pada CPU ada 3
bagian utama yaitu main memory unit (yang berfungsi untuk
menyimpan sementara data dan program yang akan diproses),
arithmetic-logic unit / ALU (yang berfungsi melakukan operasi
aritmetis dan logis), dan control unit(yang berfungsi untuk
mengkoordinasikan
semua
alat,
mengurutkan
dan
mengendalikan
langkah-langkah
operasi
sesuai
dengan
program).
c. Keluaran ( output device). Setelah data diolah, maka informasi
yang dihasilkan akan bermanfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkan informasi. Alat keluaran berupa printer, layar
monitor, terminal .
2). Perangkat Lunak (software)
Pengertian perangkat lunak menunjuk kepada program dan alat
bantu yang bersifat menambah kemampuan komputer sebagai
alat untuk melaksanakan tugas. Program adalah instruksi dalam
bahasa mesin atau yang dapat dibaca oleh komputer, sehingga
kalau operator menjalankan komputer dan menekan tombol
tertentu maka komputer akan mengerjakan tugasnya.Sedangkan
program yang dirancang untuk tujuan tertentu disebut program
aplikasi, yang dapat dibuat khusus untuk memenuhi kebutuhan
khusus pula.
3). Perangkat manusia(peopleware)
M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)
Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

154
Perangkat manusia adalah mereka yang terlibat dalam
perancangan dan pengoperasian system komputer untuk suatu
organisasi tertentu . Perangkat ini antara lain analis system,
programmer, operator dan teknisi.

Data dan Informasi


Dalam pembahasan terdahulu telah disebutkan istilah data
dan informasi. Pengertian data harus dibedakan dengan informasi. Data
merupakan bahan mentah untuk memproduksi informasi; tanpa data tidak
akan dapat dihasilkan informasi. Untuk menjadi informasi data harus diproses
untuk disajikan sesuai dengan kebutuhan pemakai tertentu. Untuk dapat
disebut sebagai informasi, suatu informasi harus mempunyai makna tertentu
bagi pemakainya.
Kualitas Informasi
Kualitas informasi berkaitan dengan intensitas informasi dalam
memenuhi kebutuhan pemakai. Kualitas informasi dan kepuasan dalam
menggunakan informasi biasanya ditentukan oleh hal-hal berikut :
1. Ketelitian. Informasi harus bebas dari kesalahan dan bias karena
kesalahan, yang dapat mengurangi nilai informasi.
2. Bentuk. Informasi harus disajikan dalam format yang paling sesuai
dengan permintaan pemakainya.
3. Tempat. Informasi mempunyai nilai yang tinggi kalau informasi
tersimpan dalam bentuk yang mudah diperoleh kembali pada saat
dibutuhkan.
4. Tepat waktu. Informasi harus tersedia tepat pada saat dibutuhkan.
5. Relevansi. Informasi harus berkaitan dengan tujuan diperolehnya
informasi, yang berkaitan dengan masalah peringkasan informasi.
6. Reliabilitas. Informasi harus dapat diandalkan, yang biasanya
berkaitan dengan sumber dan cara pengolahan informasi tersebut.
Program Komputer Untuk Akuntansi
Kebutuhan informasi yang berkaitan dengan akuntansi sangat
banyak dan bervariasi, tergantung pada kompleksitas operasi
perusahaan. Untuk kebutuhan akuntansi pada umumnya, perusahaan
dapat menggunakan program standar(general accounting software) yang
dijual dalam bentuk paket program.

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

155

Berikut ini akan dijelaskan 2 contoh program komputer untuk akuntansi :

DacEasy Accounting 3.0


DacEasy Accounting adalah system yang lengkap mengelola dan
mencatat transaksi-transaksi yang terjadi pada setiap perusahaan,
baik perusahaan dagang maupun jasa. Dac Easy Accounting terdiri
dari 7 fungsi utama yaitu : inventori barang dan jasa, pengajuan
rekening /faktur, piutang dagang, order pembelian dan penerimaan,
hutang dagang, buku besar serta penyusunan anggaran dan
peramalan.
Untuk mengamankan informasi dalam system akuntansi, DacEasy
Accounting
menyediakan option
kontrol untuk password
pengaman.
Program ini dijalankan pada komputer IBM PC, XT atau AT yang
kompatibel. Untuk penggunaan harus menggunakan MS DOS versi
2.00 atau yang lebih tinggi dan minimum mempunyai RAM 256
kilobyte.Juga diperlukan printer 80 kolom yang mampu mencetak
karakter condesed (17 CPI). Sebuah harddisk sangat dianjurkan
untuk penanganan dan penduplikasian data
yang cepat dan
mudah. DacEasy Accounting dapat beroperasi untuk perusahaan
kecil yang menggunakan 2 disk drive atau satu drive dengan
densitas tinggi (1.2 Megabyte).

MYOB Accounting Plus 9.X


Program yang dibuat oleh MYOB Limited Australia ini telah dipakai
dibeberapa negara dan direkomendasikan untuk berbagai jenis
perusahaan. Program ini mempunyai
beberapa keunggulan
dibandingkan dengan software lain yang sejenis, yaitu : mudah
digunakan, cocok untuk situasi dan kondisi bisnis di Indonesia,
membuat laporan keuangan secara otomatis dan lengkap,
kemampuan menampilkan data secara cepat dan mudah, system
sekuriti yang mamadai, Laporan keuangan dapat diaktifkan dengan
Microsoft Excel maupun Microsoft Word tanpa melalui proses exporimpor.
Kelengkapan fasilitas program ini antara lain : General Ledger,
Chequebook, sales, time billing, purchases, payroll, inventory dan
card file. MYOB dilengkapi dengan fasilitas password yang melekat
pada data akuntansi bukan pada program MYOB. Sehingga jika
perusahaan mempunyai beberapa data akuntansi, maka

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

156
perusahaan dapat membuat beberapa password sesuai dengan
banyaknya data .

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

157

Contoh paket program komputer akuntansi lainnya yang cukup


dikenal dan dapat dibeli di toko komputer yang menjual software
adalah :

Program ACCPAC, dibuat oleh Computer Associates

Program ACT 1 Series, dibuat oleh Cougar Mountain Software

Program Business Works PC, dibuat oleh Manzanita Software


Systems

Program DacEasy Accounting, dibuat oleh Daceasy

Program PACIOLI 2000, dibuat oleh


M.USA Business
Systems, Inc

Program PeachtreeComplete II, dibuat oleh Peachtree Software


Paket-paket tersebut tidak dapat dengan sendirinya langsung
digunakan karena sifat program tersebut yang umum. Untuk memenuhi
kebutuhan tertentu harus ditentukan lebih dahulu spesifikasi khusus
yang diinginkan, seperti kode rekening, banyaknya rekening, nama
rekening, jurnal yang akan dipakai, dsb.

Komputerisasi Proses Akuntansi


Bila dipelajari sifatnya, proses akuntansi yang dimulai dari
penjurnalan sampai kepada laporan adalah bersifat matematis (karena
hubungan buku besar dapat ditunjukkan dalam persamaan akuntansi),
sistematis (karena urutan pengerjaannya jelas), dan logis (karena unsur
pertimbangan tidak terlibat lagi), biasanya menjadi objek komputerisasi.

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

158

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

159

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

160

Dengan system komputer, maka langkah yang paling kritis adalah


analisis transaksi. Karena kalau langkah ini salah maka hasil
pengolahan data yang dilakukan oleh komputer selanjutnya juga akan
ikut salah. Yang menjadi persoalan adalah siapa orang yang tepat untuk
melakukan data entry. Hanya operator tertentu yang diotorisasi yang
dapat melakukan tugas entry data. Untuk menjalankan program dan
entry data, operator tersebut diberi kode khusus (password) agar dapat
membuka file
akuntansi dan melakukan pencatatan
transaksi
tertentu. Cara ini merupakan salah satu langkah pengaman bila terjadi
kesalahan maupun penyalahgunaan informasi.
Komunikasi dengan komputer dilakukan melalui terminal yang terdiri
atas keyboard, layar monitor dan printer. Dalam hal mikrokomputer,
semua perangkat komputer menjadi satu kesatuan dan berdiri sendiri
sebagai suatu system. Walaupun dengan penggunaan komputer
kegiatan-kegiatan dalam siklus akuntansi menjadi tidak ada lagi,
namun konsep dalam system akuntansi manual tetap diperlukan . Perlu
dicatat bahwa pelaporan keuangan tidak dapat digantikan oleh
komputer, karena yang dapat digantikan adalah proses pengolahan
datanya. Oleh karena itu bagian akuntansi yang mengolah data dengan
komputer disebut bagian electronic data processing (EDP).
Keuntungan Komputerisasi Data Akuntansi
Berikut
ini
adalah
beberapa
keuntungan
dilakukannya
komputerisasi data akuntansi :

Kecepatan proses. System komputer dapat menghasilkan informasi


keuangan relatif cepat
dibandingkan dengan system manual,
karena komputer dapat melakukan beberapa pekerjaan secara
bersamaan dengan kecepatan yang tinggi.

Volume output yang dihasilkan lebih banyak.

Pencegahan kekeliruan. Tingkat ketelitian dan kepatuhan komputer


jauh lebih tinggi daripada manusia.

Posting dilakukan otomatis. Pekerjaan pembukuan dan pelaporan


keuangan dapat dicetak setiap saat sehingga memudahkan si
pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan.

Pencetakan dokumen dapat lebih banyak. Pencetakan dokumen


dapat dilakukan berulangkali dalam waktu relatif singkat dengan
tingkat ketelitian tinggi dan terinci.

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

161

Pengamanan data yang terjamin. Program dilengkapi password yang


memungkinkan hanya karyawan tertentu yang dapat mengakses
data akuntansi.

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

162

Sistem Informasi Manajemen


Komputer tidak hanya dapat mengolah data akuntansi, tetapi juga data
lainnya dalam rangka menghasilkan informasi untuk pengambilan keputusan
terutama keputusan manajerial.
Kalau ditinjau dari kepentingan manajemen dalam pengendalian
perusahaan secara keseluruhan yang didukung oleh informasi, baik secara
kualitatif dan kuantitatif, maka sistem informasi akuntansi mungkin hanya
merupakan subsistem dari sistem yang lebih luas yaitu sistem informasi
manajemen (SIM). SIM berkepentingan dalam penyediaan informasi secara
menyeluruh dan terintegrasi dalam membantu pangambilan keputusan bagi
berbagai tingkatan manajemen pada perusahaan.Dengan demikian, data yang
tersimpan
dalam sistem komputer
harus meliputi seluruh data yang
diperlukan, yang keseluruhannya akan membentuk basis data (data base), yang
kemudian dapat diolah menjadi berbagai informasi manajemen sesuai
kebutuhan.

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

163

Soal-soal Latihan 10 :
1.
Ditinjau dari sudut pengolahan data, data akuntansi bersifat :
a.
terstruktur,sistematis, otomatis, logis
b.
logis, sistematis, terstruktur, matematis
c.
ringkas,logis, sistematis
d.
2.
Dilihat dari perangkat yang membentuk sistem komputer, maka ada 3
perangkat yaitu :
a.
CPU, layar monitor, printer
b.
Perangkat keras, perangkat lunak, perangkat manusia
c.
CPU, hardware, software
3.

Komponen fisik komputer yang mengerjakan operasi tertentu, disebut


a.
CPU
b.
Hardware
c.
Software

4.

Program dan data yang biasanya disimpan dalam media seperti disk, tape,
disebut
a.
program aplikasi
b.
input device
c.
data entry

5.

Pada unit ini, data, program, dan alat dalam sistem komputer
dikendalikan dengan suatu bahasa operasi khusus, yang disebut unit :
a.
input device
b.
processing device
c.
software

6.

Unit yang terdapat pada CPU , yang berfungsi untuk menyimpan


sementara data dan program yang akan diproses, adalah unit :
a.
main memory unit
b.
arithmatic-logic unit
c.
control unit

7.

Alat keluaran berupa printer, layar monitor, terminal, berada pada unit :
a.
output device
M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)
Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

164
b.
c.

control unit
processing device

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

165

8.

Program yang dirancang untuk tujuan tertentu disebut


a.
Program aplikasi
b.
Software
c.
Data entry

9.

Laporan keuangan dapat diaktifkan dengan Microsoft Excel maupun


Microsoft Word, tanpa melalui proses expor-impor, berada pada program
aplikasi :
a.
MYOB Accounting Plus 9x
b.
DacEasy Accounting
c.
Peachtree Complete II

10.

Bagian
a.
b.
c.

akuntansi yang mengolah data dengan komputer disebut bagian:


electronic data processing ( EDP)
processing unit
input unit

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

166

Jawaban soal-soal latihan 10:


1. B
2. B
3. B
4.
5. B
6. B
7. A
8. A
9. A
10. A

M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)


Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding

Anda mungkin juga menyukai