PERKULIAHAN KE 1
Tujuan Instruksional Umum
1. Menjelaskan manfaat informasi akuntansi.
2. Menjelaskan definisi akuntansi
3. Menjelaskan pemakai informasi akuntansi.
4. Menjelaskan lapangan pekerjaan akuntan.
5. Menjelaskan bidang-bidang akuntasi.
6. Menjelaskan pendidikan dan profesi akuntansi
Bahan Bacaan :
1. Al. Haryono Jusup, Dasar-dasr Akuntansi, Jilid1, Yogyakarta, STIE YKPM, 1999, Bab1
2. Niswonger-Fess-Warren, Prinsip-prinsip Akuntansi, Jilid 1, Jakarta,Erlangga, 1990, Bab 1
3. RA. Supriyono- L. Suparwoto, Penganta Akuntansi, Yogyakarta, BPFE, Bab1
4. Soemarso SR, Akuntansi Suatu Pengantar, Jakarta, Rineka Cipta,1999, Bab 1
BAB 1
GAMBARAN UMUM AKUNTANSI
Definisi Akuntansi
Pengertian akuntasi menurut American Accounting Assosiation adalah :
.proses
mengidentifikasi, mengukur dan melaporkan informasi
ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan
tegas bagi mereka bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.
Tujuan utama akuntasi adalah menyajiakan informasi ekonomi (economic
informasi) dari suatu kesatuan ekonomi (economic entity) kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.
Manfaat Informasi Akuntansi
Informasi akuntansi digunakan oleh pelbagai pengguna (users) dengan
masing-masing kepentingannya, antara lain :
1. Pemilik dan Calon Pemilik (Investor)
Memerlukan informasi untuk mengetahui hak-haknya yang akan diperoleh
dari hasil operasi perusahaan dan dengan demikian dia dapat juga
memutuskan untuk menambah modal yang ditanamkan atau menariknya.
2. Kreditor
Informasi Akuntasi dapat digunakan untuk mengambil keputusan diberi
atau tidaknya kredit yang diajukan oleh debitor serta berapa jumlah kredit
yang daoat diberikan kepadanya.
3. Pemerintah
Membutuhkan informasi keuangan dalam menevaluasi pajak dan untuk
mengetahui apakah perusahaan telah mematuhi peraturan-peratutan yang
berlaku atau tidak, misalnya sehubungan dengan upah minimum regional
yang berlaku..
4. Karyawan/Federasi Buruh
Membutuhkan informasi keuangan untuk menentukan kontrak-kontrak
kerja, satau keputusan-keputusan lain yang diperlukan.
5. Manager Perusahaan.
Untuk melakukan evaluasi hasil operasi yang telah dilakukan dalam satu
periode, sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan stategik.
Bidang-bidang Akuntansi
M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)
Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding
3
Beberapa bidang spesialisasi dalam akuntansi, antara lain :
1. Akuntansi Keuangan, meliputi kegiatan pencatatan transaksi, penyusunan
laporan-laporan periodik yang sesuai dengan Standart Akuntansi Keuangan.
2. Auditing, meliputi kegiatan pemeriksaan atas catatan-catatan akuntansi
secara bebas. Pemeriksaan akuntan ini meliputi pemeriksaan terhadap
system dan prosedur perusahaan, catatan-catatan yang mendukung laporan
keuangan, serta memberikan pendapat mengenai kelayakan dan kewajaran
laporan keuangan yang bersangkutan.
3. Akuntansi Biaya, merupakan bidang akuntansi yang penekanannya pada
masalah penetapan dan pengendalian biaya, dari saat produsi siap dimulai
sampai dengan barang selesai diproses/diproduksi.Hasil akhir dari
akuntansi adalah laporan perhitungan Harga Pokok Produksi
4. Akuntansi Manajemen, bidang akuntansi yang mengolah kasus-kasus
tertentu yang dihadapi para manajer perusahaan dari berbagai jenjang
organisasi (Intern Perusahaan).
5. Akuntansi Pajak, adalah bidang akuntansi yang mencakup penyusunan
surat pemberitahuan pajak, mempertimbangkan konsekuensi perpajakan
dari transaksi usaha yang direncanakan.
6. Sistem Akuntansi, adalah bidang khusus yang menangani perencanaan dan
penerapan prosedur-prosedur untuk mengumpulkan dan melaporkan data
keuangan.
7. Akuntansi Anggaran, adalah bidang akuntansi yang menyajikan rencana
operasi keuangan untuk periode tertentu, kemudian membandingkan
relalisasi dengan rencana operasi , sehingga operasi perusahaan dapat
dimonitor dan dikendalikan.
8. Akuntansi Internasional, merupakan bidang akuntasi yang khusus
menyangkut masalah-masalah perdagangan perdagangan internasional dari
perusahaan-perusahaan multinasional.
9. Akuntansi Lembaga Nonprofit, adalah bidang akuntasi yang mengkhususkan
pada masalah pencatatan dan pelaporan transaksi dari unit-unit pemerintah
dan organisasi non profit seperti tempat ibadah, lembaga amal dan lembaga
pendidikan.
10. Akuntansi Sosial, adalah bidang akuntansi yang mengukur biaya dan
manfaat social, misalnya mengenai masalah penggunaan dana kesejahteraan
social dalam sebuah kota besar.
11. Akuntansi Pendidik, adalah bidang akuntansi yang menyangkut ruang
lingkup pendidikan.
5
pendidikan formal, juga harus dilalui dengan praktek keahlian seperti yang
ditetapkan.
Di Indonesia gelar akuntan diatur dalam UU No.34 Tahun 1954 Pasal 2
yang berbunyi :
a. Ijazah yang diberikan oleh suatu universitas negeri atau badan perguruan
tinggi lain yang dibentuk menurut undang-undang atau diakui pemerintah,
sebagai tanda bahwa pendidikan akuntan pada perguruan tinggi tersebut
telah dilalui dengan baik.
b. Ijasahyang diterima sesudah lulus dalam ujian lain yang menurut pendapat
panitia ahli termasuk dalam pasal 3, guna menjalankan pekerjaan akuntan
dapat disamakan dengan ijazah akuntan.
Pada undang-undang tersebut, pendidikan untuk menjadi akuntan
dilakukan melalui Fakultas Ekonomi Negeri yang mempunyai jurusan
akuntansi, antara lain Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada,
Universitas Sumatera. Universitas Pajajaran, Universitas Airlangga,
Universitas Brawijaya dan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Bagi fakultas
ekonomi perguruan tinggi swasta (atau perguruan tinggi tertentu lainnya)
gelar akuntan baru dapat diperoleh apabila mereka telah lulus Ujian Negara
Akuntansi (UNA). Ujian ini diselenggarakan oleh Konsorsium Ilmu Ekonomi
(suatu konsorsium pendidikan tinggi ilmu ekonomi yang dibentuk dengan
surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI tahun 1976).
Akuntansi Pemerintahan (Governmental Accounting)
Akuntan yang bertugas untuk membantu pembuatan peraturanperaturan pajak, memeriksa dan memyelidiki pelaporan pajak dan membuat
rancangan system untuk organisasi yang bersangkutan.
6
pencatatan, penyususnan laporan data yang telah dicatat dan penyampaiaan
laporan data yang telah dicatat, serta menyampaikan interpretasi laporan
tersebut.
Soal-soal Latihan 1:
1. Pihak-pihak yang membutuhkan laporan keuangan adalah :
a. Manajemen
c. kreditur
b. Pemilik
d. Debitur
2. Pemerintah membutuhkan informasi akuntansi untuk keperluan, kecuali :
a. Keputusan kredit
b. Menentukan tingkat upah
c. Menentukan jumlah pajak
d. Memantau ketaatan perusahaan pada peraturan pemerintah.
3. Sebutkan bidang spesialisasi akuntansi?
4. Apa perbedaan antara Auditor internal dengan auditor eksternal ?
5. Sebutkan pihak-pihak yang membutuhkan informasi akuntansi ?
9
PERKULIAHAN KE 2
Deskripsi :
Dengan mempelajari bab ini anda dapat memahami dengan jelas perbedaan dari
berbagai jenis perusahaan serta bentuk hukumnya, juga sehubungan dengan konsepkonsep dasar penerapan akuntansi yang berlaku di Indonesia.
Bahan Bacaan :
1. Al. Haryono Jusup, Dasar-dasr Akuntansi, Jilid 1, Yogyakarta, STIE YKPM, 1999, Bab1
2. Niswonger-Fess-Warren, Prinsip-prinsip Akuntansi, Jilid 1, Jakarta,Erlangga, 1990, Bab 1
3. RA. Supriyono- L. Suparwoto, Penganta Akuntansi, Yogyakarta, BPFE, Bab2
4. Soemarso SR, Akuntansi Suatu Pengantar, Jakarta, Rineka Cipta,1999, Bab 2
10
BAB 2
UNIT USAHA DAN LAPORAN KEUANGAN
Pengertian Perusahaan
Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh seseorang atau
sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah melakukan
produksi dan distribusi guna memenuhi kebutuhan ekonomis manusia.
Kegiatan produksi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh laba.
Namun demikian, banyak juga kegiatan produksi yang tidak bertujuan mencari
laba, misalnya yayasan sosial, keagamaan dan lain-lain. Hasil suatu produksi
dapat berupa barang atau jasa.
Jenis-jenis Perusahaan
Apabila didasarkan atas kegiatan utama yang dijalankan, secara garis besar
jenis perusahaan dapat digolongkan :
1. Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa adlah perusahaan yang kegiatannya menjual jasa.
Contoh dari perusaaan semacam ini adalah kantor akuntan, pengacara,
tukang cukur, dan lain-lain.
2. Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan utamanya memebeli
barang jadi dan menjual kembali tanpa melekukan pengolahan
lagi.Contohnya adalah dealer, toko-toko kelontong, toko serba ada, dan lainlain.
3. Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufactur adalah perusahaan yang kegiatan mengolah bahan
baku
menjadi
barang
jadi
dan
kemudian
menjualbahan
jadi
tersebut.Contohnya pabrik sepatu, pabrik roti, dan lain-lain.
Bentuk Perusahaan
Bila dilihat dari sudut Yuridis Ekonomis, bentuk-bentuk perusahaan
dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Usaha Perseorangan
11
Ialah setiap bentuk usaha yang tanggung jawabnya pada pribadi seorang.
Seluruh kekayaan/modal perusahaan adalah milik pribadi orang tersebut dan
ia bertanggung jawab kepada pihak lain dengan seluruh kekayaan pribadinya.
2. Usaha Persekutuan Dengan Firma
Suatu bentuk persekutuan usaha yang didikan oleh beberapa orang dengana
menggunakan nama bersama. Persekutuan ini ini akan memperoleh modal dari
orang-orang yang bergabung di dalam persekutuan.Tiap-tiap oarng yang
menjadi anggota firma bertanggung jawab sepenuhnya jawab sepenuhnya
terhadap seluruh hutang kepada pihak ketiga.
12
13
Soal-soal latihan 2 :
1. Dari kegiatan dibawah ini , yang bukan merupakan kegiatan yang harus
dicatat dalam akuntansi perusahaan :
a. Mengembalikan pinjaman bank
c. Mengangakat Pegawai
b. Membayar tagihan telepon
d. Membeli perabot kantor
2. Adin dan Dira bersepakat untuk memdirikan perusahaan bersama, bentuk
perusahaan yang tidak dapat mereka bentuk adalah :
a. Perusahaan perseorangan
b. Firma
c. CV
d. Perseroan Terbatas
3. Salon kecantikan termasuk :
a. Perusahaan Jasa
b. Perusahaan dagang
c. Perusahaan Pabrik
d. Perusahaan perseorangan
14
15
PERKULIAHAN KE 3
Deskripsi :
Dalam bab ini anda dibantu untuk bernalar dalam menangani
transaksi yang terjadi melalui persamaan dasar akuntansi. Sehingga
bila nantinya anda akan dapat lebih mudah dapat melakukan
pencatatan dengan menggunakan media yang sesungguhnya
digunakan (misalnya Jurnal, Buku besar).
Bahan Bacaan :
1. Al. Haryono Jusup, Dasar-dasr Akuntansi, Jilid1, Yogyakarta, STIE YKPM, 1999, Bab2
2. Niswonger-Fess-Warren, Prinsip-prinsip Akuntansi, Jilid 1, Jakarta,Erlangga, 1990, Bab 1
3. RA. Supriyono- L. Suparwoto, Penganta Akuntansi, Yogyakarta, BPFE, Bab1
4. Soemarso SR, Akuntansi Suatu Pengantar, Jakarta, Rineka Cipta,1999, Bab 3
M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)
Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding
16
BAB 3
TRANSAKSI DAN PERSAMAAN AKUNTANSI
PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI
Transaksi dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan yang menyangkut
ketiga unsur pokok persamaan akuntansi. Pengaruh dari perubahan-perubahan
itu nampak jelas dalam persamaan dasar akuntansi, yaitu :
Harta = Utang + Modal
Jadi dapat dikatakan bahwa transaksi adalah peristiwa-peristiwa atau
kejadian-kejadian yang mengakibatkan adanya perubahan atau pergeseran
Harta, utang dan modal.
Berikut ini akan diberikan contoh-contoh penerapan transaksi kedalam
persamaan-persamaan akuntansi :
Transaksi 1
Nona Indira menyerahkan uang tunai sebesar Rp 15.000.000 kedalam
perusahaan yang baru ia dirikan dengan nama Indira Butik. Akibat dari
transaksi ini, harta akan bertambah sebesar Rp 15.000.000, sedangkan modal
juga kan bertambah pada sisi lainnya. Maka persamaan akan terlihat sebagai
berikut :
Harta
Kas
1. Rp 15.000.000
Modal
Modal, Indira
Rp 15.000.000
17
persamaan akan nampak sebagai berikut :
Transaksi
Harta
Modal
Kas +
Tanah
1.
Rp 15.000.000
2.
(Rp 10.000.000) Rp 10.000.000
Saldo Rp 5.000.000 Rp 10.000.000
Modal, Indira
Rp 15.000.000
Rp 15.000.000
Transaksi 3
Pada bulan yang sama Indira butik membeli benang jahit,benang obras dan
perlengkapan lainnya seharga Rp 200.000 yang akan dilunasinya dalam waktu
dekat. Transaksi ini akan menambah perlengkapan perusahaan dan oleh
karena pembelian ini belum dilunasi, maka akan timbul utang dagang.
Transaksi tersebut akan tampak sebagai berikut :
Transaksi Harta
Kas
Saldo Rp 5.000.000
3.
Saldo Rp 5.000.000
+Perlengkapan +
Tanah =
Rp 10.000.000
Rp 200.000
Rp 200.000
Rp 10.000.000
Hutang + Modal
Hutang Dagang Modal, Indira
Rp 15.000.000
_______________
Rp 15.000.000
Rp 200.000
Rp 200.000
Transaksi 4
Pada bulan yang sama perusahaan dapat melunasi utangnya sebesar Rp 100.000.
Akibat dari transaksi ini utang dagang berkurang dan harta berupa kas
berkurang Rp 100.000. Persamaanya nampak sebagai berikut :
Transaksi
Saldo
4.
Saldo
Harta
Kas
+
Rp 5.000.000
(Rp 100.000)
Rp 4.900.000
Perlengkapan +
Tanah
Rp 200.000
Rp 10.000.000
____________ _______________
Rp 200.000
Rp 10.000.000
=
=
Hutang
Modal
18
Transaksi 5
Dalam bulan ini Indira Butik memperoleh penghasilan dari kegiatan
operasionalnya sebesar 3.000.000. Pendapatan adalah hasil penjualan barang
dan jasa dari perusahaan sedangkan biaya adalah harta/jasa yang habis
dipakai dalam proses memperoleh suatu pendapatan. Apabila Indira
memperoleh pendapatan Rp 3.000.000, maka modalpun akan bertambah
dengan jumlah yang sama. Demilan sebaliknya bila terjadi biaya. Persamaan
dasar akuntansi akan tampak msebagai berikut :
Transaksi
Saldo
5.
Saldo
Harta
Kas
+
Rp 4.900.000
Rp 3.000.000
Rp 7.900.000
Perlengkapan +
Tanah
Rp 200.000
Rp 10.000.000
____________ _______________
Rp 200.000
Rp 10.000.000
Hutang
Modal
Transaksi 6
Indira Butik memberikan jasa senilai 1.000.000 kepada pelanggan dan baru
akan dibayar bulan depan.Dalam transaksi ini pendapatan yang belum diterima
kasnya akan menimbulkan piutang dagang (tagihan) pada langganan, sehingga
akan nampak salam persamaan sebagain berikut :
Transaksi
Harta
Hutang
Modal
Kas
+ Piutang + Perlengkapan +
Tanah
= Hutang Dagang + Modal
Saldo Rp 7.900.000
Rp 200.000
Rp 10.000.000
Rp 100.000
Rp 18.000.000
6.
_____________ Rp 1.000.000 _______________ ____________
_____________
Rp 1.000.000
Saldo Rp 7.900.000 Rp 1.000.000 Rp200.000
Rp 10.000.000
Rp 100.000
Rp 19.000.000
19
Transaksi 7
Pada Bulan tersebut dibayar biaya listrik Rp 150.000; biaya telepon Rp 250.000
dan biaya lain-lain Rp 50.000. Biaya-biaya yang terjadi akan mengurangi kas
dan modal perusahaan, maka persamaanya nampak sebagai berikut :
Transaksi
Harta
Kas
+ Piutang +
Saldo Rp 7.900.000 1.000.000
7.
Perlengkapan +
Tanah
200.000
10.000.000
(450.000) ___________
Saldo Rp 7.450.000 1.000.000
___________
200.000
Hutang
____________
10.000.000
Modal
20
Transaksi 8
Nona Indiara mengambil uang kas sebesar Rp 150.000 untuk kepentingan
pribadinya.Transaksi akan mengurangi kas dan modal. Perlu diingat bahwa
pengambilan pribadi ini bukan merupakan biaya perusahaan melainkan
merupakan pengurang modal Indira. Persamaan akan berubah sebagai berikut :
Transaksi
Harta
Kas
+ Piutang +
Saldo Rp 7.450.000 1.000.000
8.
(150.000)
Saldo Rp 7.300.000 1.000.000
=
Perlengkapan +
Tanah
200.000
10.000.000
200.000
Hutang
=
10.000.000
Modal
Transaksi
1
2
3.
4.
5.
6.
7.
Harta
Kas
+ Piutang +
Rp 15.000.000
(10.000.000)
=
Perlengkapan +
Tanah
Hutang
10.000.000
200.000
200.000
(100.000)
( 100.000)
3.000.000
1.000.000
( 450.000)
8.
(150.000)
Saldo Rp 7.300.000 1.000.000
+ Modal
200.000
10.000.000
100.000
3.000.000
1.000.000
(150.000)
(250.000)
( 50.000)
(150.000)
Rp 18.400.000
21
LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan dari suatu perusahaan perseorangan atau firma
umumnya berupa perhitungan rugi laba, laporan perubahan modal dan neraca.
Laporan Rugi Laba
Laporan rugi laba adalah ringkasan dari pendapatan dan biaya sebuah
perusahaan dalam peiode tertentu
Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal adalah ringkasan
perusahaan yang terjadi dalam peride tertentu.
perubahan
modal
suatu
Neraca
Neraca adalah suatu daftar yang menunjukan posisi harta, utang dan modal
sebuah perusahaan pada tanggal tertentu.
Apabila transaksi-transaksi peruhaan Indira Butik dilaporkan dalam
ketiga jenis laporan keuangan tersebut diatas, akan terlihat sebagai berikut :
22
Indira Butik
Laporan Rugi Laba
Bulan Januari xxxx
Pendapatan
Rp 4.000.000
Biaya-biaya Usaha :
Biaya Listrik
Biaya Telepon
Biaya lain-lain
Rp 250.000
Rp 150.000
Rp 50.000
Rp
450.000
Rp
3.550.000
Indira Butik
Laporan Perubahan Modal
Bulan Januari xxxx
Modal, Indira, 1 Januari xxx
Laba bersih
Rp 3.550.000
Prive
( Rp 150.000)
Rp 15.000.000
Penambahan modal
Rp 3.400.000
Rp18.400.000
Indira Butik
Neraca
31 Januari xxxx
Aktiva
Kas
Piutang Dagang
Perlengkapan
Hutang
Rp
Modal
Rp 18.400.000
100.000
23
Tanah
Rp 10.000.000
Rp 18.500.000
18.500.000
24
Soal-soal Latihan 3 :
1. Sumber dari mana kekayaan perusahaan berasal disebut :
a. Harta
c. Modal
b. Hutang
d. Pasiva
2. Bila selama bulan agustus 2003 harta Tuan Nyoman bertambah sebesar
Rp 50.000.000 dan jumlah hutang bertambah Rp 10.000.000, maka
jumlah dan arah perubahan (bertambah atau berkurang) dari modal,
adalah :
a. Bertambah Rp 60.000.000
b. Berkurang Rp 60.000.000
c. BertambahRp 40.000.000
d. Berkurang Rp 40.000.000
3. Bunyi persamaan dasar akuntansi adalah ;
a. M = H + A
b. H = M - A
c. A = H + M
d. A = H - M
4. Suatu daftar harta, utang dan modal suatu perusahaan pada tanggal
tertentu,disebut :
a. Neraca
b. Perhitungan rugi/laba
c. Laporan perubahan Modal
d. Laporan laba ditahan
5. Diantara pos-pos dibawah
perhitungan rugi/laba :
a. Pendapatan jasa
b. Biaya gaji
c. Biaya bunga
d. Prive
ini,
mana
yang
tidak
mempengaruhi
25
c. Rugi Rp 37.500.000
d. Rugi Rp 2.500.000
7. Neraca menunjukkan
a. Hasil usaha
b. Posisi Keuangan
c. Perubahan modal
d. Laba Bersih
8. Perhitungan Rugi laba menunjukkan :
a. Hasil usaha
b. Posisi Keuangan
c. Perubahan modal
d. Laba Bersih
26
27
PERKULIAHAN KE 4
TIK:
Pada akhir mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian Buku Besar
2. Menjelaskan pengertian rekening
3. melakukan pengelompokkan rekening
4. Memahami bentuk rekening
5. Memahami aturan Pendebit-kreditan rekening
6. Melakukan pencatatan transaksi ke dalam rekening
7. Menyebutkan macam-macam nama rekening
Deskripsi Singkat:
Dalam pertemuan ini akan mempelajari tentang buku besar dan rekening
rekening yang ada di dalam buku besar serta bagaimana aturan pencatatan ke
dalam rekening buku besar. Materi ini sebagai dasar melanjutkan materi
berikutnya yaitu pencatatan transaksi ke dalam buku jurnal.
Bahan Bacaan:
1. Dasar-Dasar Akuntansi 1, Sugiarto,, Yogyakarta, BPFE, 1985, Bab 2
2. Akuntansi Suatu Pengantar, Soemarso, Jakarta, Rineka Cipta, Bab 4
3. Pengantar Akuntansi 1, Slamet Sugiri, Yogyakarta, UPP AMP, YKPN, 1999,
bab 3
28
BAB 4
PENCATATAN TRANSAKSI KE BUKU BESAR
BUKU BESAR
Pengertian.
Pada bab sebelumnya telah dijelaskan tentang persamaan dasar
akuntansi yang digunakan untuk menganalisis pengaruh suatu transaksi
keuangan perusahaan terhadap posisi Aktiva, Hutang, dan Modal pemilik, jadi
persamaan dasar akuntansi bukan merupakan proses pencatatan transaksi
melainkan merupakan media untuk melakukan analisis pengaruh tarnasaksi
keuangan. Didalam praktek akuntansi yang sebenarnya transaksi keuangan
perusahaan dicatat dalam buku catatan akuntansi. Salah satu alat pencatatan
transaksi keuangan perusahaan adalah Buku besar (Ledger) yang diartikan
sebagai sebuah buku yang berisi kumpulan rekening atau perkiraan (account).
Buku besar berisi rekening-rekening yang ada didalam pembukuan perusahaan.
Rekening-rekening yang terdapat di dalam buku besar digunakan untuk
mencatat transaksi keuangan perusahaan secara terpisah aktiva, Hutang dan
modal pemilik. Di dalam rekening tersebut transaksi keuangan perusahaan
dicatat, misalnya rekening kas untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan
yang berpengaruh terhadap rekening kas, rekening piutang untuk mencatat
transaksi yang berpengaruh terhadap rekening piutang dan sebagainya,
sehingga dari dari rekaning dapat diketahui transaksi-transaksi yang terjadi
yang mempengaruhi rekening tersebut.
Pengelompokan Rekening.
Dalam bab sebelumnya kita baru mengenal tiga kelompok rekening yaitu
aktiva, hutang ,dan modal pemilik. Rekening modal pemilik digunakan untuk
menampung semua transaksi yang mempengaruhi modal pemilik yaitu setoran
modal, pendapatan, biaya dan prive. Pendapatan merupakan elemen yang
menambah modal dan biaya merupakan pengorbanan perusahaan dalam
rangka memperoleh pendapatan sebagai pengurang modal, sedangkan prive
adalah pengambilan untuk keperluan pribadi pemilik sehingga mengurangi
modal pemilik.
Dalam praktek sebenarnya, perusahaan mempunyai banyak sumber
pendapatan dan macam-macam biaya yang harus dikeluarkan. Apabila semua
sumber biaya dan macam-macam biaya digabung dalam pencatatanya ke dalam
rekening modal akan berakibat tidak informatif dan akan mengalami kesulitan
M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)
Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding
29
dalam pembuatan laporan keuangan, khususnya laporan Rugi laba yang hanya
melaporkan pendapatan dan biaya, sehingga perlu di pisahkan kedalam
rekening-rekening sendiri yaitu rekening pendapatan digunakan untuk
mencatat transaksi pendapatan, rekening biaya untuk mencatat biaya dan
rekening prive untuk mencatat transaksi pengambilan pribadi pemilik.
Informasi yang dihasilkan dari suatu sistem akuntansi dapat dibedakan
menjadi 6 kelompok informasi atau rekening yaitu Aktiva, Hutang, Modal
pemilik, Pendapatan, Biaya,dan Prive. Keenam kelompok rekening tersebut
dapat dikelompokkan lagi menjadi dua (2) kelompok rekening dalam
pelaporannya, yaitu:
1. Rekening riil, yaitu rekening-rekening yang pada akhir periode akan
dilaporkan pada laporan neraca antara lain aktiva , hutang dan modal
2. Rekening Nominal, yaitu rekening-rekening yang pada akhir periode akan
dilaporkan dalam laporan Rugi-laba.
Untuk lebih jelasnya pengelompokan rekening dapat dilihat dalam gambar
berikut ini:
Kelompok Rekening:
Aktiva
Hutang
Rekening Riil
Modal
Pendapatan
Biaya
Rekening Nominal
Prive
Bentuk Rekening
Bentuk Rekening harus terdiri (3) bagian yaitu:
1. Nama rekening, yang menjelaskan tentang jenis aktiva, kewajiban, modal,
pendapatan atau biaya yang dicatat dalam rekening tersebut.
2. Tempat untuk mencatat penambahan yang terjadi dalam perkiraan yang
bersangkutan
M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)
Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding
30
3. Tempat untuk mencatat pengurangan rekening yang bersangkutan
Berikut ini bentuk-bentuk rekening yaitu:
1. Rekening bentu T
Nama Perkiraan
Sisi Sebelah kiri
(debit)
31
2.
Perkiraan Dua Kolom :
Nama Perkiraan :
Tgl
Keterangan
3.
Tgl
Ref
Debit
Nomor Perkiraan :
Tgl
Keterangan
Debit
Ref
Kredit
Kredit
Saldo
D
Kredit
Pengurangan
(-)
HUTANG
Debit
Pengurangan
(-)
Kredit
Penambahan
(+)
MODAL
Debit
Pengurangan
M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)
Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding
Kredit
Penambahan
32
(-)
(+)
REKENING MODAL
Debit
Pengurangan Modal
Rekening-rekening Biaya
Kas
Debit untuk Kredit untuk
penambaha
(+)
Penguranga
(-)
Kredit
Penambahan Modal
Rekening-rekening Pendapatan
Modal Brilliant
Debit Kredit untuk
untuk
Pengurang
penambaha
an
n
(-)
(+)
33
34
3. tentukan apakah sebagai akibat adanya transaksi tadi perkiraan tersebut
harus didebit atau dikredit. Gunakan aturan pendebitan dan
pengkreditan. Tentukan jumlah yang harus didebit dan dikredit.
4. Jumlah debit dan kredit dicatat dalam rekening yang bersangkutan.
Perlu diketahui bahwa suatu transaksi paling tidak akan mempengaruhi dua
rekening. Apabila suatu rekening di debit maka rekening lainnya dikredit,
dengan demikian akan terpelihara suatu keseimbangan debit dan kredit.
Misalnya :
Pada tanggal 1 September 2003 Tuan Brilliant mendirikan sebuah perusahaan
ANGGREK MAS yang bergerak dalam bidang memberikan pelatihan. Transaksitransaksi di bawah ini terjadi selama bulan September 2003:
35
Modal Brilliant
1.
1.
15.000.000
15.000.000
Peralatan Kantor
2.
5.000.000
36
Hutang
2.
3.000.000
Kas
1. 2.
15.000.000
2.000.000
5.
500.000
37
500.000
7.
2.000.000
38
Tanggal 10 September 2003
Membayar hutang atas pembelian peralatan kantor sebesar Rp
1.000.000
Analisis transaksi:
Transaksi diatas mengakibatkan hutang berkurang dicatat di sebelah debit
rekening hutang sebesar Rp 1.000.000 dan mengurangi kas dicatat di sebelah
kredit rekening kas sebesar Rp 1.000.000
Kas
1. 2.
15.000.000
2.000.000
5.
500.000
7.
2.000.000
10.
1.000.000
Hutang
10.
1.000.000
2.
3.000.000
Analisis transaksi:
Transaksi diatas mengakibatkan bertambahnya biaya bahan habis pakai
sebesar Rp 50.000 di catat di sebelah debit rekening biaya bahan habis pakai
dan berkurangnya bahan habis pakai dicatat di sebelah kredit bahan habis
pakai sebesar Rp 50.000
Biaya Bahan Habis pakai
20.
50.000
39
Bagan Rekening
Aktiva, Hutang, Modal, Pendapatan, Biaya dan Prive adalah kelompok-kelompok
rekening. Tiap kelompok rekening terdiri dari rekening-rekening yang dapat
digambarkan sebagai berikut:
40
KELOMPOK
REKENING
Ativa
KELOMPOK TERJABAR
ELEMEN REKENING
Aktiva Lancar
Kas
Surat-surat berharga
Piutang usaha
Persediaan
Investasi
Jangka Investasi pada saham
Panjang
Investasi pada obligasi
Aktiva Tetap Berwujud
Tanah
Bangunan
Mesin-mesin
Kendaraann
Alat-alat perkantoran
Aktiva
Tetap
Berwujud
UTANG
Tidak Goodwill
Hak paten
Merk dagang
Leasehold
Aktiva Lain-lain
Utang Lancar
Utang usaha
Utang bank
Utang Pajak
Pos-pos transitoris & antisipasi
pasif
Utang hipotik
Utang obligasi
Utang bank jangka panjang
Pendapatan
Pendapatan Usaha
Pendapatan
Usaha
Biaya
Biaya Usaha
Penjualan
Pendapatan jasa
41
Biaya administrasi
Biaya penjualan
42
Modal Pemilik
Prive
Biaya bunga
Modal
Modal Saham Biasa
Agio modal saham biasa
Laba Ditahan
Laba ditahan
Prive
Prive
AKTIVA
Aktiva adalah sumber-sumber ekonomi yang dikuasai oleh perusahaan dan
masih memberikan menfaat dimasa yang akan datang.
Aktiva dapat dibedakan menjadi aktiva lancar, investasi, aktiva tetap, dan aktiva
lain-lain.
Aktiva Lancar
Adalah meliputi kas dan sumber-sumber ekonomis lainnya yang dapat dicairkan
menjadi kas, dijual, atau habis dipakai dalam jangka waktu satu tahun atau
selama satu periode akuntansi. Aktiva lancar meliputi:
1. Kas
Adalah uang tunai (uang kertas dan uang logam) dan alat-alat pembayaran
lainnya yang dapat disamakan dengan uang tunai.
2. Surat-surat berharga
Adalah peneneman uang kas yang sementara menganggur pada surat-surat
berharga, misalnya saham dan obligasi, sebagai investasi jangka pendek.
3. Piutang usaha
Adalah tagihan kepada pihak luar yang timbul dari aktivitas penjualan
barang atau penyerahan jasa secara kredit. Piutang usaha ini ada yang
dilengkapi dengan
dokumen tertulis tentang kesanggupan membayar
disebut piutang wesel, disamping itu ada jenis piutang yang timbul bukan
dari kegiatan usaha. Piutang ini disebut piutang lain-lain. Contohnya
piutang kepada karyawan.
4. Persediaan
Persediaan pada perusahaan dagang meliputi persediaan barang dagangan
dan rupa-rupa bahan pembantu yang berupa bahan pengepak (packing
material) dan bahan pembungkus (emballing material). Sedangkan
M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)
Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding
43
persediaan untuk perusahaan pengolahan terdiri dari persediaan bahan
baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi.
44
dapat dimanfaatkan secara permanen atau dalam jangka waktu lebih dari
satu tahun. Karena pemanfaatannya lebih dari satu periode akuntansi dan
semakin lama aktiva tersebut akan berkurang manfaatnya karena aus, rusak
dan sebagainya maka kecuali tanah, aktiva tetap ini dilakukan penyusutan
atau depresiasi. Jumlah kumulatif penyusutan yang sudah diakui dicatat
dalam rekening akumulasi penyusutan yang perlakuannya sebagai
pengurang harga perolehan aktiva tetap berwujud. Berikut ini disajikan
rekening-rekening aktiva tetap berwujud dan akumulasi penyusutannya.
45
8. Tanah
Adalah bagian dari bumi yang dimiliki perusahaan dan digunakan dalam
kegiatan normal perusahaan.
9. Gedung dan bangunan
Adalah bangunan-bangunan yang dimiliki perusahaan dan digunakan dalam
kegiatan normal perusahaan, contoh gedung kantor, gedung pabrik, gedung
garasi, dan lain-lain.
10.
Mesin-mesin
Adalah segenap alat-alat yang diguanakan dalam pengolahan barang yang
berkaitan dengan kegiatan normal perusahaan.
11.
Kendaraan
Adalah segala alat-alat transportasi milik perusahaan dan digunakan dalam
rangka kegiatan normal perusahaan, sebagai pengangkut barang atau
karyawan.
12.
Alat-alat perkantoran
Meliputi perangkat, perabot dan perkakas perkantoran milik perusahaan
yang digunakan dalam kaitannya dengan kegiatan normal perusahaan.
Untuk perusahaan dagang alat-alat kantor ini meliputi alat-alat kantor
untuk kegiatan administrasi dan alat-alat untuk toko.
13.
Aktiva tetap tidak berwujud
Aktiva ini mencerminkan hak-hak istimewa atau kondisi yang
menguntungkan perusahaan dalam mencapai pendapatan. Aktiva ini dapat
diperoleh dengan cara membeli dari pihak lain atau mengembangkan sendiri.
Hak patenm adalah aktiva yang dapat dibeli dari pihak lain. Goodwill yang
melekat pada perusahaan merupakan pengakuan dari pihak lain, seperti
M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)
Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding
46
Keberhasilan manajemennya dalam mengelola perusahaan. Terhadap aktiva
ini dikenakan amortisasi yang hampir sama dengan penyusutan atau
depresiasi pada aktiva tetap berwujud.
47
14.
Aktiva lain-lain
Aktiva-aktiva yang dikelompokkan kedalam aktiva ini adalah aktiva yang
dimiliki perusahaan tetapi tidak digunakan untuk kegiatan normal
perusahaan. Misalnya gedung masih dalam tahap pembangunan, tanah
yangtidak untuk kegiatan normal perusahaan, Villa, dan sebagainya.
Hutang
Adalah Klaim atau hak para kreditur terhadap harta yang dimiliki oleh
perusahaan.
Hutang dapat di bedakan menjadi Hutang lancar dan Hutang jangka panjang,
hal ini dikaitkan dengan jangka waktu pelunasannya.
Hutang lancar
1.
Hutang usaha
Adalah kewajiban perusahaan yang timbul dari kegiatan normal perusahaan.
Hutang usaha ini juga dapat dilengkapi dengan dokumen secara tertulis
berisi kesanggupan membayar dari perusahaan disebut hutang wesel, di
samping hutang wesel ada juga hutang yang tanpa dilengkapi dokumen
tertulis dari perusahaan.
2. Hutang bank
Adalah penarikan pinjaman oleh perusahaan dari bank. Hutang Bank yang
masih kelompok ini adalah hutang bank yang jangk waktunya maksimal satu
tahun.
3. Transitoris pasif
Yaitu penghasilan-penghasilan yang sudah diterima kasnya oleh perusahaan
tetapi belum saatnya diakui sebagai penghasilan perusahaan karena belum
memberikan jasanya.
Contoh: Perusahaan menyewakan ruang kantor kepada pihak lain selama 3
Tahun dimulai dari 1 januari 2002 sampai dengan 31 Desember 2004. Pada
tanggal 1 Januari 2002 pihak penyewa membayar uang sewa toko tersebut
secara keseluruhan sebesar Rp 15.000.000. Pada tanggal 31 Desember 2002
pada saat perusahaan membuat laporan keuangan, penghasilan yang dapat
diakui sebagai penghasilan sewa tahun 2002 adalah sebesar Rp 5.000.000
sedangkan siasanya adalah merupakan pendapatan diterima dimuka atau
hutang pendapatan yang menimbulkan kewajiban perusahaan kepada pihak
penyewa.
48
4. Antisipasi Pasif
Adalah biaya yang sudak diakui sebagai biaya tetapi belum dibayar oleh
perusahaan.
Contoh: Biaya listrik bulan Desember 2002 biasanya akan dibayarkan pada
bulan januari 2003. Maka pada saat perusahaan menyusun laporan
keuangan tahun 2002 biaya listrik sudah mengakui sebagai biaya tahun
2002 karena perusahaan sudah menggunakan listrik tersebut tetapi belum
dibayar, sehingga timbul kewajiban bagi perusahaan yaitu hutang listrik.
Hutang Jangka Panjang
Adalah hutang yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu tahun atau
meliputi beberapa tahun. Yang termasuk dalam kelompok hutang jangka
panjang adalah:
1.
Hutang hipotik
Adalah hutang jangka panjang yang dijamin dengan aktiva tetap, misalnya
tanah, Gedung, mesin dan sebagainya.
2.
Hutang Obligasi
Adalah hutang yang disertai dengan kesanggupan perusahaan untuk
membayar sejumlah uang sebagaimana tercantum dalam surat hutang
tersebut pada saat jatuh tempo. Biasanya perusahaan mengeluarkan surat
obligasi untuk memperoleh dana dari pihak luar.
3. Utang bank jangka panjang
Adalah Hutang perusahaan kepada bank yang jangka waktu pelunasannya
lebih dari satu tahun.
Pendapatan
Adalah setiap tambahan aktiva atau pengurangan kewajiban yang timbul karena
usaha perusahaan baik yang kegiatan pokok perusahaan, contohnya adalah
pendapatan penjualan atau pendapatan jasa atau kegiatan di luar usaha pokok
perusahaan contohnya pendapatan bunga deposito dan pendapatan dividen dan
lain-lain.
Biaya
Adalah semua pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan perusahaan untuk
memperoleh pendapatan. Pengorbanan ekonomis dapat berupa pengurangan
aktiva karena terjadi pengeluaran kas atau penambahan kewajiban karena
belum terjadi pengeluaran kas.
Dalam pengelompokan biaya yang dikeluarkan perusahaan tergantu jenis
perusahaan. Perusahaan jasa mengelompokan biaya yang dikeluarkan ke dalam
M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)
Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding
49
biaya operasi sedangkan untuk jenis perusahaan jasa dapat dikelompokkan
menjadi:
1. Harga Pokok penjualan, yaitu harga pokok barang yang dijual
2. Biaya operasi yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendukung kegiatan
usaha perusahaan. Biasanya usaha ini dibedakan menjadi biaya pemasaran
misalnya biaya iklan, biaya gaji bagian penjualan dan lain-lain, dan biaya
administrasi dan umum contohnya adalah biaya gaji pimpinan, gaji karyawan
kantor, biaya bahan habis pakai, penyusutan dan lain-lain.
Modal Pemilik
Adalah sisa hak pemilik atas aktiva yang dimiliki perusahaan setelah dikurangi
dengan utang-utang perusahaan. Rekening modal perusahaan dalam neraca
tergantung pada jenis perusahaan.Modal pemilik pada perusahaan
perseorangan dan persekutuan , rekening modal di ikuti dengan nama pemilik,
misalnya Modal Brilliant. Modal pemilik untuk perusahaan persero merupakan
setoran pemegang saham. Pemilik saham adalah pemilik perusahaan dengan
cara membeli saham yang dikeluarkan oleh perusahaan sehingga modal pemilik
disebut modal saham. Di dalam neraca modal saham dicantumkan sebesar nilai
nominalnya, apabila jumlah modal yang disetor pemilik lebih besar dari nilai
nominal selisihnya akan ditampung ke rekening agio modal saham sedangkan
apabila jumlah yang disetor pemilik lebih kecil dari jumlah nominal selisihnya
akan ditampung ke rekening Dis agio modal saham.
Modal Sumbangan adalah rekening yang dibentuk untuk menampung
penambahan modal yang berasal dari sumbangan oleh pihak lain.
Prive
Adalah pengambilan aktiva perusahaan yang dilakukan oleh pemilik
perusahaan. Rekening ini digunakan untuk menampung pengambilan pribadi
oleh pemilik. Rekening prive terdapat pada perusahaan perseorangan dan
perusahaan persekutuan. Untuk perusahaan persekutuan rekening prive
digunakan untuk menampung transaksi pengambilan pribadi masing-masing
pemilik.
50
Soal soal latihan 4:
Test digunakan sebagai bahan pengukur seberapa mahasiswa dapat memahami
materi ini. Apabila hasil tes mahasiswa nilainya mencapai 60 keatas maka dapat
dilanjutkan pada bab berikutnya. Apabila nilai mahasiswa dibawah 60 harus
mengulangi bab ini.
1. Buku yang berisi informasi transaksi keuangan berupa penambahan dan
pengurangan rekening tertentu adalah:
A. Jurnal
B. Rekening buku besar
C. Buku harian
D. Laporan rugi laba
2. Buku besaradalah:
A. Alat pencatatan transaksi keuangan perusahaan secara urut waktu
berupa pendebitan dan pengkreditan rekening besaerta informasi yang
menyertai transaksi tersebut
B. Merupakan The books of Original Entries
C. Merupakan alat pencatatan transaksi keuangan tentang penambahan dan
pengurangan yang terjadi dalam kelompok rekening tertentu
D. Tidak ada jawaban yang benar
3. Rekening di bawah ini termasuk aktiva lancar adalah rekening:
A. Mesin
B. Piutang usaha
C. Kendaraan
D. Gedung
4. Rekening di bawah ini yang mempunyai saldo debit adalah:
A. Piutang usaha
B. Utang Usaha
C. Utang obligasi
D. Modal A
4. Rekening yang mempunyai saldo kredit adalah rekening:
A. Kendaraan
B. Piutang usaha
C. Persediaan
D. Hutang wesel
51
5. Rekening tersebut yang termasuk rekeninh nominal adalah rekening:
A. Sewa dibayar dimuka
B. Persekot asuransi
C. Pendapatan sewa
D. Akumulasi penyusutan mesin
6. Rekening di bawah ini yang termasuk rekening riil adalah rekening:
A. Biaya sewa
B. Sewa dibayar dimuka
C. Pendapatan bunga
D. Penyusutan gedung
7. Saldo normal rekening modal adalah:
A. Debit
B. Kredit
C. Positif
D. Negatif
8. Kolom debit rekening kas adalah untuk mencatat:
A. Penambahan
B. Pengurangan
C. Penyusutan
D. Akumulasi
10. Pernyataan manakah di bawah ini yang benar:
A. Setiap transaksi keuangan perusahaan bisa merubah sisi debit atau sisi
kredit persamaan dasar akuntansi ataupun merubah baik sisi debit dan
sisi kreditnya
B. Setiap transaksi keuangan perusahaan akan selalu merubah salah satu
sisi debit dan sisi kredit persamaan dasar akuntansi
C. Setiap transaksi keuangan perusahaan akan selalu merubah sisi debit
persamaan dasar akuntansi
D. Setiap transaksi keuangan perusahaan akan selalu merubah sisi kredit persamaaan
dasar akuntansi
52
Jawaban Soal-soal Latihan 4 :
1. B
2. C
3. B
4. A
5. D
6. C
7. B
8. B
9. A
10. A
53
PERTEMUAN KE : 5
TIK:
Pada akhir mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan definisi jurnal
2. Menjelaskan alasan-alasan melakukan pencatatan transaksi di dalam buku jurnal
3. Menjelaskan bentuk buku jurnal
4. Melakukan pencatatan kedalam buku jurnal
5. Menjelaskan pengertian posting
6. Melakukan posting dari buku jurnal ke rekening buku besar
7. Melakukan penghitungan saldo tiap-tiap rekening
8. Menjelaskan macam-macam kesalahan dalam proses pencatatan tarnsaksi
9. Membuat jurnal koreksi
10. Menjelaskan pengertian dan tujuan pembuatan neraca saldo
11. Menyusun neraca saldo
Bahan Bacaan:
1. Dasar-Dasar Akuntansi 1, Sugiarto,, Yogyakarta, BPFE, 1985,
Bab 2
2. Akuntansi
Suatu Pengantar,
Jakarta, Rineka Cipta,
M/MK-Pengantar
Akuntansi/V-001/09/2006
(UntukSoemarso,
kalangan sendiri)
Disusun
ulang
oleh
Mappa
Panglima
Banding
Bab 5
3. Pengantar Akuntansi 1, Slamet Sugiri, Yogyakarta, UPP AMP,
54
55
BAB 5
BUKU JURNAL, POSTING DAN NERACA SALDO
BUKU JURNAL
Buku Jurnal adalah media pencatatan transaksi secara kronologis berupa
pendebitan dan pengkreditan rekening beserta penjelasan yang diperlukan dari
transaksi tersebut. Jurnal merupakan catatan akuntansi yang pertama
sehingga sering disebut The Books of Original Entry. Di dalam buku jurnal
semua transaksi dicatat sehingga dari buku jurnal kita dapat mengetahui
semua transaksi yang terjadi di dalam perusahaan. Buku jurnal dirancang
sedemikian rupa sehingga dapat menampung penjelasan-penjelasan yang
menyertai transaksi tersebut karena buku jurnal merupakan sumber
pencatatan transaksi ke dalam rekening buku besar.
Pencatatan transaksi secara langsung ke rekening buku besar tidak
dibenarkan oleh siklus akuntansi disamping terdapat alasan-alasan sebagai
berikut:
1. Transaksi keuangan menyangkut beberapa elemen
yang harus
ditunjukkan pada satu media tertentu. Suatu transaksi akan
mempengaruhi paling sedikit 2 (dua) rekening. Rekening hanya meliputi
informasi tentang transaksi yang mempengaruhi rekening tersebut. Maka
pencatatan tranaksi secara langsung ke buku besar akan mengaburkan
gambaran pengaruh suatu transaksi terhadap rekening-rekening.
2. Pencatatan tarnsaksi harus mampu menyajikan terjadinya transaksi
secara kronologis. Pencatatan transaksi secara urut waktu atau kronolis
mempermudah dalam penelusuran terhadap suatu transaksi. Sedangkan
di dalam rekenign buku basar tidak dirancang untuk keperluan semacam
itu.
3. Sebuah perusahaan yang besar mempunyai ratusan rekening . Apabilan
pencatatan dilakukan secara langsung ke rekening buku besar, maka
pekerjaan ini hanya dapat dilakukan oleh satu orang. Sedangkan
transaksi yang terjadi di dalam perusahaan pada kenyataannya dalam
satu hari dapat mencapai sepuluh bahkan sampai seratus transaksi,
maka tidak mungkin satu orang dapat menangani semua transaksi
sendirian karena kemampuan yang terbatas pencatatan transaksi yang
demikian banyak akan menimbulkan banyak kesalahan.
4. Transaksi keuangan harus dicatat lengkap beserta keterangan dan kondisi
yang menyertainya. Rekening Buku besar tidak dirancang untuk
M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)
Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding
56
memantau segenap keterangan dan kondisiyang mengikuti transaksi
tersebut karena kolom keterangan yang disediakan tidak cukup untuk
menampung keterangan yang menyertai transaksi tersebut.
5. Pencatatan secara langsung ke dalam buku besar menimbulkan kesulitan
untuk mengidentifikasi terjadinya kesalahan pencatatan transaksi. Proses
identifikasi transaksi sangat penting untuk dapat menemukan kesalahan
saat dan tempat terjadinya kesalahan. Kesalahan-kesalahan berikut tidak
dapat diidentifikasi dengan pencatatan langsung ke buku besar:
a Lupa melakukan pendebitan dan pengkreditan suatu transaksi.
b Mendebit dan mengkredit pada rekening yang tidak sesuai
c Kelebihan dan kekurangan pada saat pencatatan transaksi
d Kesalahan letak suatu angka pada saat pencatatan misalnya Rp
123.000 di tulis menjadi Rp 132.000.
Bentuk Jurnal
Bentuk Buku jurnal secara umum dpat ditunjukkan pada gambar berikut:
JURNAL
Halaman
Jurnal:
Tanggal
Keterangan
Ref
Debit
Kredit
57
rekening kolom Ref berisi satu maka sumber pencatatan rekening buku
besar terdapat pada buku jurnal halaman 1.
b Tanggal.
Tanggal transaksi harus dicatat pada buku jurnal, sebab buku jurnal berisi
semua transaksi yang terjadi di dalam perusahaan sehingga mempermudah
dalam penelusuran suatu transaksi. Penulisan tanggal diawali dengan
penulisan tahun di ujung paling atas. Nama bulan di tulis sekali selama
bulan yang sama dan di ujung atas tiap-tiap halaman.
c Keterangan.
Kolom keterangan merupakan elemen penting yang menampung nama
rekening-rekening yang terkait dalam suatu transaksi sekaligus
pengelompokannya dalam debit atau kredit yang sesuai. Rekening yang
didebit ditulis dekat dengan garis pada kolom keterangan, sedangkan
rekening yang dikredit ditulis di bawah rekening yang didebit dengan
menjorok kedalam paling tidak sebanyak 5 karakter/spasi. Tiap transaksi
harus disertai dengan keterangan dan kondisi yang menyertai transaksi
tersebut.
d Referensi.
Kolom Ref digunakan untuk menampung informasi mengenai rekening yang
terkait dengan transaksi yang baru di catat. Biasanya kolom referansi diisi
dengan nomor kode rekening, namun pada perusahaan-perusahaan kecil ada
yang mengisi hanya dengan tick mark () sebagai tanda bahwa transaksi
telah diposting ke buku besar. Sebelum diposting ke rekening buku besar
kolom Ref di kosongkan.
e Debit dan Kredit.
Kolom debit dan kredit digunakan untuk menulis jumlah rupiah transaksi.
Rekening yang di debit ditulis di kolom debit dan rekening yang dikredit
ditulis di kolom kredit.
Mencatat Transaksi di Buku Jurnal.
Berikut ini contoh pencatatan tarnsaksi ke dalam buku jurnal:
Tanggal 1 September 2003
Tuan Brilliant menyerahkan kas sebesar Rp 15.000.000 sebagai modal
pertamanya.
Analisis Transaksi:
58
Transaksi tanggal 1 September mengakibatkan kas perusahaan bertambah
sebesar Rp 15.000.000 dan modal pemilik bertambah sebesar Rp 15.000.000.
kas bertambah akan didebit dan modal bertambah akan di kredit.
JURNAL
Halaman
Jurnal: 1
Tanggal
2003
September
Keterangan
Ref
Debit
Kas
Modal
(untuk mencatat setoran
modal oleh pemilik)
101
301
15.000.000
Kredit
15.000.000
59
Analisis Transaksi:
Transaksi tanggal 2 September mengakibatkan rekening peralatan kantor
bertambah di sebesar
Rp 5.000.000, mengakibatkan rekening kas
berkurang dikredit sebesar Rp 2.000.000 dan serta mengakibatkan rekening
hutang bertambah dikredit sebesar Rp 3.000.000 pencatatan ke dalam buku
jurnal terlihat pada gambar berikut ini:
JURNAL
Halaman Jurnal: 1
Tanggal
2003
September
Keterangan
Ref
Debit
Kas
Modal
(untuk mencatat setoran
modal oleh pemilik)
101
301
15.000.000
Peralatan Kantor
Kas
Hutang
104
101
201
5.000.000
Kredit
15.000.000
2.000.000
3.000.000
(untuk
mencatat
pembelian
berupa
meja, almari kantor
dengan
harga
Rp
5.000.000
dengan
membayar
uang
muka sebesar Rp
2.000.000 .
60
61
Analisis Transaksi:
Transaksi tersebut mengakibatkan rekening Bahan habis pakai bertambah di
debit sebesar Rp 500.000 dan kas berkurang di kredit sebesar Rp 500.000
tampak sebagai berikut:
JURNAL
Tangg Keterangan
Ref
Halaman Jurnal: 1
Debit
Kredit
al
2003
September
Kas
Modal
(untuk mencatat setoran
modal oleh pemilik)
101
301
15.000.000
Peralatan Kantor
Kas
Hutang
104
101
201
5.000.000
(untuk
mencatat
pembelian
berupa
meja, almari kantor
dengan
harga
Rp
5.000.000
dengan
membayar
uang
muka sebesar Rp
2.000.000 .
5
105
Bahan Habis Pakai
101
Kas
(Untuk
mencatat
pembeli bahan habis
pakai Berupa spidol,
penghapus, bolpoin,
dan lain-lain sebesar
Rp 500.000 secara
tunai)
15.000.000
2.000.000
3.000.000
500.000
500.000
62
Transaksi tanggal 7 September 2003
Pembayaran biaya sewa gedung kantor bulan September sebesar Rp
2.000.000
Analisis transaksi:
Transaksi diatas menyebabkan bertambahnya biaya sewa gedung , rekening
biaya sewa gedung di debit sebesar Rp 2.000.000 dan rekening kas berkurang
dikredit Rp 2.000.000
JURNAL
Halaman Jurnal: 1
Tangg Keterangan
Ref Debit
Kredit
al
63
2003
September
Kas
Modal
(untuk mencatat setoran
modal oleh pemilik)
101
301
15.000.000
Peralatan Kantor
Kas
Hutang
104
101
201
5.000.000
105
101
500.000
15.000.000
2.000.000
3.000.000
(untuk
mencatat
pembelian
berupa
meja, almari kantor
dengan
harga
Rp
5.000.000
dengan
membayar
uang
muka sebesar Rp
2.000.000 .
5
500.000
(Untuk
mencatat
pembeli bahan habis
pakai Berupa spidol,
penghapus, bolpoin,
dan lain-lain sebesar
Rp 500.000 secara
tunai)
7
2.000.000
2.000.000
64
65
2003
Sept
Kas
Modal
(untuk mencatat setoran modal
oleh pemilik)
101
301
15.000.000
Peralatan Kantor
Kas
Hutang
104
101
201
5.000.000
105
101
500.000
502
101
2.000.000
Hutang
Kas
(untuk mencatat pembayaran
hutang
pembelian
peralatan
kantor)
201
101
1.000.000
15.000.000
2.000.000
3.000.000
500.000
10
2.000.000
1.000.000
66
67
2003
Sept
Kas
Modal
(untuk mencatat
pemilik)
setoran
modal
101
301
15.000.000
104
101
201
5.000.000
105
101
500.000
15.000.000
oleh
Peralatan Kantor
Kas
Hutang
2.000.000
3.000.000
500.000
10
20
502
Biaya Sewa Gedung
101
Kas
(untuk mencatat pembayaran biaya
sewa gedung bulan september)
2.000.000
Hutang
Kas
(untuk
mencatat
pembayaran
hutang pembelian peralatan kantor)
Biaya bahan habis pakai
Bahan habis pakai
(Untuk mencatat pemakaian bahan
habis pakai)
1.000.000
201
2.000.000
101
501
105
1.000.000
50.000
50.000
68
POSTING
Posting adalah proses pemindahan jumlah di kolom debit buku jurnal ke
kolom debit rekening buku besar dan jumlah di kolom kredit buku jurnal
ke kolom kredit rekening buku besar.
Langkah-langkah posting adalah sebagai berikut:
1. Ambillah, dari buku besar rekening- rekening yang disebut di dalam buku
jurnal di kolom keterangan. Dengan mengambil contoh transaksi tanggal 1
September 2003 pada perusahaan Brilliant corp rekening-rekening yang
diambil adalah Kas dan Modal.
2. Masukkan tanggal transaksi yang tertera di buku jurnal ke kolom tanggal
untuk masing-masing rekening
3. Masukkan jumlah rupiah baik yang di debit maupun dikredit ke masingmasing rekening sesuai debit dan kreditnya.
4. Catatlah keterangan yang singkat di kolom keterangan masing-masing
rekening.
5. Masukkan nonor halaman yang ada di buku jurnal ke kolom Ref masingmasing rekening.
6. Sebagai tandingan nomor 5, masukkan nomor-nomor rekening di kolom Ref
pada buku jurnal. Langkah terakhir ini digunakan untuk menandai bahwa
jurnal benar-benar telah diposting.
Secara skematis proses posting dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
69
JURNAL UMUM
Halaman : 1
Tanggal
2003
September
Keterangan
Ref
Debit
Kas
Modal
(untuk mencatat setoran
modal oleh pemilik)
101
301
15.000.000
1 Saldo Awal
(setoran modal)
1 Modal Awal
(setoran modal)
Kredit
15.000.000
Ref
Debit
JU 1
15.000.000
Ref
Debit
JU 1
Kredit
15.000.000
Kredit
15.000.000
15.000.000
70
Saldo Rekening Buku Besar
Saldo rekening buku besar diambil angkanya dari selisih total jumlah kolom
debit dengan total jumlah kolom kredit rekening buku besar. Sebagai contoh
rekening saldo Kas sebesar Rp 9.500.000 pada kasus bab sebelumnya setelah
mengalami beberapa kali posting tampak sebagai berikut:
Jumlah
Tanggal
15.000.000 2003
2
Sept
5.500.000
5
9.500.000
7
10
Jumlah
500.000
1
1
2.000.000
1.000.000
5.500.000
NERACA SALDO
Setelah proses pencatatan transaksi di dalam buku jurnal dan pemindahan
informasi buku jurnal ke rekening buku besar melalui proses posting langkah
selanjutnya adalah menyusun Neraca Saldo.
Neraca Saldo adalah daftar rekening-rekening beserta saldosaldo yang
menyertainya.
Tujuan dari penyusunan neraca saldo adalah untuk menguji kesaman
jumlah kolom debit dan jumlah kolom kredit neraca saldo. Adanya kesamaan
jumlah kolom debit dan kolom krdit neraca saldo tidak menjamin bahwa semua
saldo tiap-tiap rekening di neraca saldo menunjukkan jumlah benar karena
terdapat kesalahan yang tampak dalam neraca saldo karena mempengaruhi
kesamaan debit dan kredit neraca saldo dan kesalahan yang tidak tampak
pada neraca saldo, karena kesalahan tersebut tidak mempengaruhi kesamaan
debit dan kredit neraca saldo. Berikut ini kesalahan kesalahan yang tampak
dalam neraca saldo:
1. Kesalahan pada saat penyusunan neraca saldo, seperti:
a Salah dalam penjumlahan salah satu kolom neraca saldo
b Kesalahan dalam penulisan jumlah saldo rekening ke neraca saldo
71
c Kesalahan dalam penulisan saldo debit ke saldo kredit dan
sebaliknya
d Lupa menulis saldo rekening ke dalam neraca saldo
72
73
c Menganalisis pendebitan dan pengkreditan yang semestinya dilakukan,
apakah sesuatu tambahan pada elemen tertentu harus dicatat pada sisi
debet ataukah pada sisi kredit.
d Menguji kebenaran posting yang dilakukan, dengan membandingkan
angka-angka pada jurnal dengan yang yang tercantum padarekening.
e Menguji ulang kesamaan antara keseluruhan jumlah debit dengan
keseluruhan jumlah kredit dalam jurnal.
f Menyusun daftar rekening pada neraca saldo secara urut sesuai dengan
nomor tiap-tiap rekening.
g Memeriksa posisi angka, khususnya tanda titik yang memisahkan posisi
ribuan, jutaan, milyaran dan seterusnya serta tanda koma yang
menunjukkan pecahan desimal, sehingga tidak terjadi kesalahan
meletakkan tanda tersebut.
Berikut ini adalah contoh Neraca Saldo Perusahaan Brilliant Per 31 Desember
2002. Angkaangka dan jumlah saldo rekening tidak ada kaitannya dengan
pembahasan soal sebelumnya:
PT BRILLIANT
Neraca Saldo
Per 31 Desember 2002
No Rek
101
102
103
104
105
106
201
202
301
302
401
402
501
502
503
Nama Rekening
Kas
Piutang Usaha
Premi Asuransi Dibayar di
Muka
Bahan Habis Pakai
Perangkat Kantor
Kendaraan
Utang Usaha
Utang Bank
Modal Tuan Brilliant
Prive Tuan Brilliant
Pendapatan Jasa
Pendapatan Sewa
Biaya Gaji
Biaya Sewa
Biaya Air, Telepon & Listrik
Debit
Rp 25.500.00
1.500.000
850.000
Kredit
500.000
7.000.000
20.000.000
3.000.000
Rp 4.350.000
8.000.000
23.500.000
35.000.000
3.000.000
8.500.000
5.000.000
1.500.000
74
504
Biaya lain-lain
500.000
73.850.000
73.850.000
Jurnal Koreksi
Di dalam pencatatan transaksi ke dalam buku jurnal dan proses
pemindahan ke rekening buku besar kemungkinan terjadi kesalahan sangatlah
besar. Untuk mengatasi terjadinya kesalahan tersebut diperlukan perlakuanperlakuan yang khusus bukan hanya sekedar menghapus dengan menggunakan
karet penghapus atau korektor (tip-ex, stipo, dan lain-lain, karena langkah
tersebut justru tidak diperbolehkan dan akan menimbulkan kecurigaan
terjadinya kecurangan-kecurangan.
Ada 4 macam kesalahan yang kemungkinan terjadi:
1. Suatu transaksi dicatat langsung ke buku besar. Implikasinya kesalahan
ini adalah transaksi tersebut belum dicatat di buku jurnal. Untuk
mengatasi kesalahan ini, cukup segera dilakukan penjurnalan atas
transaksi yang bersangkutan, dengan memberikan keterangan seperlunya
agar kesalahan tersebut dapat diterima oleh pihak-pihak yang
bersangkutan dengan pembukuan perusahaan.
2. Suatu transaksi sudah dijurnal, namun belum diposting. Untuk mengatasi
kesalahan ini, cukup segera dilakukan posting ke rekening buku besar
yang bersangkutan.
3. Suatu transaksi dijurnal pada rekening atau dengan jumlah rupiah yang
salah dan diketahui sebelum dilakukan posting ke buku besar. Untuk jenis
kesalahan ini, perlu dilakukan koreksi pada buku jurnal. Prosedur yang
dianjurkan untuk melakukan koreksi kesalahan ini adalah sebagai berikut:
aPada nama rekening yang salah, atau jumlah rupiah yang salah buatlah
sebuah garis lurus. Buatlah garis tersebut dengan tinta yang relatif
menyolok, sehingga kesan tersebut segera dapat dilihat.
bDiatas nama rekening atau jumlah rupiah yang salah dan telah bergaris
tersebut, bubuhkan nama rekening atau jumlah rupiahyang seharusnya.
Tanggal September 2003
Perusahaan membeli peralatan kantor berupa meja, lemari kantor dengan
harga Rp 5.500.000 dengan membayar uang muka sebesar Rp 2.000.000
keliru dicatat sebesar Rp 5.000.000
Tanggal
Keterangan
Ref
Debit
Kredit
75
2003
September
Peralatan Kantor
Kas
Hutang
(untuk
mencatat
pembelian berupa meja,
lemari kantor
5.500.000 dengan harga
Rp 5.000.000 dengan
membayar uang muka
sebesar Rp 2.000.000 .
104
101
201
5.000.000
2.000.000
3.000.000
4. Suatu transaksi dijurnal pada rekening atau jumlah rupiah yang salah dan
diketahui sesudah jurnal itu diposting ke buku besar. Untuk jenis
kesalahan ini, harus di selenggarakan suatu jurnal koreksi. Fungsi jurnal
koreksi ini adalah untuk:
a Menetralkan kesalahan
b Mencatat transaksi seperti yang seharusnya.
Contoh:
Tanggal September 2003
Perusahaan membeli peralatan kantor berupa meja, almari kantor dengan
harga Rp 5.500.000 dengan membayar uang muka sebesar Rp 2.000.000
keliru dicatat sebesar Rp 5.000.000
Analisis Transaksi:
Kesalahan penjurnalan transaksi diatas mengakibatkan:
a Rekening Peralatan kantor kurang di debit Rp 500.000
b Rekening Hutang kurang di kredit Rp 500.000
Jurnal koreksi yang harus dibuat untuk menetralkan kesalahan
tersebut adalah dengan mendebit rekening kas Rp 2.000.000, rekening
hutang di debit Rp 3.000.000 dan rekening Peralatan kantor di kredit Rp
5.000.000. langkah selanjutnya membuat jurnal untuk mencatat transaksi
yang benar yaitu mendebit rekening Peralatan kantor Rp 5.500.000 rekening
Kas di kredit Rp 2.000.000 dan rekening Hutang di kredit Rp 3.500.000.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam jurnal dibawah ini:
76
Tanggal
2003
September
Keterangan
Ref
Debit
Kas
Hutang
Peralatan kantor
101
201
104
2.000.000
3.000.000
Peralatan kantor
Kas
Hutang
104
101
201
5.500.000
Kredit
5.000.000
2.000.000
3.500.000
77
Soal soal latihan 5:
Test digunakan sebagai bahan pengukur seberapa mahasiswa dapat memahami
materi ini. Apabila hasil tes mahasiswa nilainya mencapai 60 keatas maka dapat
dilanjutkan pada bab berikutnya. Apabila nilai mahasiswa dibawah 60 harus
mengulangi bab ini.
1.
A.
B.
C.
D.
A.
B.
C.
D.
A.
B.
C.
D.
2.
3.
78
D. Pemindahan saldo dari kolom debit jurnal ke dalam sisi debit rekening
dan pemindahan saldo dari kolom kredit jurnal ke dalam sisi kredit
rekeningn buku besar
79
80
Jawaban
1.
2.
3.
4. C
5. D
6. C
7. A
8. B
9. D
10. D
soal latihan 5:
A
A
C
81
PERTEMUAN KE : 6
TIK:
Pada akhir mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mahasiswa dapat memahami maksud dari jurnal penyesuaian dan
rekening-rekening yang perlu disesuaikan.
2. Memahami tujuan dan proses pencatatan jurnal penyesuaian.
3. Mahasiswa memahami proses dan langkah yang harus dilakukan
dalam membuat jurnal penyesuaian.
Bahan Bacaan:
4. Dasar-Dasar Akuntansi 1, Sugiarto,, Yogyakarta, BPFE, 1985, Bab
2
5. Akuntansi Suatu Pengantar, Soemarso, Jakarta, Rineka Cipta,
Bab 5
6. Pengantar Akuntansi 1, Slamet Sugiri, Yogyakarta, UPP AMP,
YKPN, 1999, bab 4
M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)
Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding
82
BAB 6
AYAT JURNAL PENYESUAIAN
83
4.
5.
6.
2.
Rp 120.000,-
Jurnal penyesuaian
:
Biaya asuransi
Rp 120.000,Persekot asuransi
Rp 120.000-
Rp 120.000,-
Jurnal penyesuaian
:
Persekot asuransi
Rp 120.000,Biaya asuransi
Rp 120.000,-
84
85
Dicatat sebagai pendapatan diterima dimuka.
Jurnal 26 Februari 1986 :
Kas
Rp 300.000,Pendapatan jasa diterima dimuka Rp 300.000,-
Biaya bunga
28/02
Rp160.000,-
Rp 160.000,-
86
4.
Jurnal penyesuaian :
pendapatan sewa masih harus diterima Rp 30.000,pendapatan sewa
Rp 30.000,Keterangan : sampai tanggal 28 Februari 1986 perusahaan telah
memberikan jasa kepada Tn.Edi selama 1 bulan. Pendapatan sewa
dari Tn.Edi belum saatnya diterima. Menurut metode akrual
pendapatan sewa ini harus tetap diakui pada saat terjadinya.
Karena belum saatnya diterima, dicatat sebagai pendapatan sewa
masih harus diterima di sisi debit sebesar 1/6 * Rp 180.000,- = Rp
30.000,- .
Perkiraan pendapatan sewa dan pendapatan sewa diterima dimuka
terlihat sebagai berikut :
Rp 30.000,-
pendapatan sewa
28/02
Rp 30.000,-
87
5.
Contoh :
Kendaraan yang dimiliki oleh perusahaan angkutan Bromo yang
seluruhnya mempunyai harga perolehan Rp 70.000.000,- , taksiran
umur ekonomis selama 5 tahun dengan nilai sisa Rp 10.000.000,(laporan keuangan dibuat tanggal 28 Februari 1986).
Jurnal penyesuaian 28/02/1986 =
Biaya penyusutan kendaraan
Rp1.000.000,Akumulasi penyusutan kendaraan
Rp 1.000.000,Penjelasan :
biaya penyusutan kendaraan pertahun =
( Rp 70.000.000,- - Rp 10.000.000,- ) / 5 tahun = Rp 12.000.000,biaya penyusutan kendaraan untuk 1 bulan = Rp 1.000.000,-
88
Rp 1.000.000,-
Rp 1.000.000,-
Kerugian piutang
Kerugian piutang adalah taksiran jumlah piutang yang tidak
tertagih. Oleh karena itu pada setiap akhir periode akuntansi
ditaksir besarnya kerugian piutang. Taksiran ini tidak dapat secara
langsung mengurangi piutang yang bersangkutan, tetapi dilakukan
dalam perkiraan penyisihan piutang yang diragukan.
Dalam akuntansi dikenal
beberapa cara untuk menentukan
besarnya taksiran , salah satu yang paling sederhana adalah
berdasarkan prosentase tertentu dari penjualan atau saldo piutang
pada akhirperiode laporan keuangan.
Contoh :
Pada tanggal 28 Februari 1986 perusahaan angkutan Bromo
mempunyai saldo piutang dagang Rp 100.000,- . Perusahaan
menetapkan bahwa dari saldo piutang sebesar Rp 100.000,tersebut tidak dapat ditagih sebesar 10%. Kerugian piutang pada
28 Februari tersebut dapat dihitung sebagai berikut :
89
Kerugian piutang = 10% * Rp 100.000,= Rp 10.000,-
90
Rp 10.000,-
Rp 10.000,-
91
Soal-Soal Latihan 6 :
1.
2.
3.
4.
5.
92
93
PERTEMUAN KE : 7
TIK:
1. Mahasiswa dapat menjelaskan langkah-langkah yang diperlukan
untuk membuat laporan keuangan , khususnya dengan bantuan
neraca lajur.
2. Mahasiswa dapat membuat laporan keuangan
dengan bantuan
neraca lajur
Bahan Bacaan:
7. Dasar-Dasar Akuntansi 1, Sugiarto,, Yogyakarta, BPFE, 1985,
Bab 2
8. Akuntansi Suatu Pengantar, Soemarso, Jakarta, Rineka Cipta,
Bab 5
9. Pengantar Akuntansi 1, Slamet Sugiri, Yogyakarta, UPP AMP,
YKPN, 1999,
bab 4
M/MK-Pengantar
Akuntansi/V-001/09/2006
(Untuk kalangan sendiri)
Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding
94
BAB 7
NERACA LAJUR
Neraca Saldo
Debet
Kredit
Penyesuaian
Debet
Kredit
Neraca saldo
setelah
penyesuaian
Debet
Kredit
Laba Rugi
Debet
Kredit
Neraca
Debet
Kredit
95
Lajur neraca saldo
Informasi-informasi yang tercantum pada lajur neraca saldo adalah sama persis
dengan neraca saldo. Jadi sebenarnya dengan menggunakan neraca lajur, neraca
saldo dapat langsung dibuat pada neraca lajur , tidak perlu dibuat secara
terpisah.
Lajur jurnal penyesuaian
Lajur ini berisi penyesuaian-penyesuaian. Jurnal-jurnal penyesuaian yang telah
dibuat akan menyesuaikan perkiraan-perkiraan neraca saldo yang sudah ada.
Untuk perkiraan baru yang timbul akan dituliskan dibawah perkiraan-perkiraan
neraca saldo tersebut.
Lajur neraca saldo setelah jurnal penyesuaian
Setelah dilakukan jurnal penyesuaian, neraca saldo akan memperkirakan semua
perkiraan dan saldo-saldo yang terdapat dalam lajur ini, yang nantinya akan
terlihat pada laporan keuangan. Untuk perkiraan-perkiraan neraca saldo yang
tidak dipengaruhi oleh jurnal penyesuaian, langsungdipindah ke lajur ini, tetapi
bagi perkiraan yang dipengaruhi oleh jurnal penyesuaian, harus dihitung saldo
perkiraan yang bersangkutan dan kemudian dipindahkan ke lajur ini.
Lajur ini pada akhirnya harus dijumlahkan ke-2 sisinya . Sehingga kebenaran dan
ketelitian dalam lajur ini dapat terjamin.
Lajur Rugi-Laba
Lajur rugi-laba berisi semua perkiraan nominal, yang merupakan perkiraan yang
akan dikelompokkan atau akan dimasukkan dalam laporan perhitungan rugi-laba.
Selanjutnya kolom debit dan kredit dalam lajur rugi-laba dijumlahkan.Bila sisi
kredit lebih besar sisi debitnya, maka perusahaan akan mendapat laba.
Sebaliknya, bila sisi debit yang lebih besar dari sisi kredit, maka perusahaan
menderita kerugian.
Lajur Neraca
Lajur neraca berisi semua perkiraan riil, yang merupakan perkiraan yang akan
dikelompokkan dalam neraca.
96
PERTEMUAN KE : 8
TIK:
Pada akhir mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat:
1.
Membuat jurnal penutup
2.
Menjelaskan tujuan pembuatan jurnal enyesuaian kembali
3.
Membuat jurnal penyesuaian kembali.
97
Bahan Bacaan:
1.
Sugiarto, Dasar-Dasar Akuntansi 1,, Yogyakarta, BPFE, 1985, Bab 5
2. Soemarso, Akuntansi Suatu Pengantar, , Jakarta, Rineka Cipta, Bab 6
3. Slamet Sugiri, Pengantar Akuntansi 1, , Yogyakarta, UPP AMP, YKPN, 1999,
bab 6
98
BAB 8
JURNAL PENUTUP DAN JURNAL PENYESUAIAN KEMBALI
JURNAL PENUTUP
Pada bab sebelumnya telah disebutkan bahwa Rekening-rekening Buku
besar pada dasarnya dapat dibedakan menjadi 6 kelompok dasar rekening yaitu
aktiva, hutang, modal, pendapatan, Biaya dan prive. Keenam kelompok rekening
tersebut dapat dibedakan lagi menjadi 2 yaitu Rekening Riil (aktiva, hutang,
modal) dan Rekening nominal. Rekening (pendapatan, biaya , prive). Dari kedua
kelompok rekening tersebut rekening nominal ini sifatnya sementara dan
digunakan untuk menampung transaksi yang berupa penambahan dan
pengurangan modal. Pada akhir periode rekening-rekening tersebut harus di
pindahkan ke rekening tetap yaitu rekening modal. Proses pemindahan dari
rekening nominal ke rekening modal disebut proses penutupan buku dengan
cara membuat jurnal penutup.
Fungsi jurnal penutup adalah untuk me-nol-kan saldo rekening-rekening
sementara agar dapat digunakan untuk melakukan pencatatan transaksi pada
periode berikutnya. Untuk melakukan melakukan penutupan buku diperlukan
rekening yang dapat menampung data-data yang terdapat pada yang terdapat
dalam rekening-rekening pendapatan dan biaya yaitu disebut rekening R/L.
Tahapan dalam melakukan penutupan buku:
1. Semua rekening pendapatan didebit sebesar masing-masing saldo
akhirnya. Rekening R/L di kredit dengan jumlah saldo akhir rekeningrekening tersebut.
2. Semua rekening biaya di kredit sebesar masing-masing saldo akhirnya
dan rekening R/L didebit sebesar sejumlah saldo akhir rekeningrekening tersebut.
3. Selisih antara jumlah sisi debit dan sisi kredit rekening R/L di
pindahkan ke rekening modal. Apabila perusahaan memperoleh laba
Rekening R/L di debit dan di kredit rekening Modal. Apabila perusahaan
mengalami kerugian Rekening R/L di kredit dan rekening Modal di debit.
4. Rekening prive di kredit sebesar saldo akhirnya dan rekening modal di
debit dengan jumlah yang sama.
99
Prosedur Penutupan Pada Perusahaan Persekutuan
Prosedur penutupan buku pada perusahaan perseorangan dan
perusahaan persekutuan hampir sama. Perbedaan yang ada pada prosedur
penutupan rekening R/L ke rekening modal pemilik karena harus
mengalokasikan rekening R/L ke masing-masing modal sekutu. Penutupan
rekening prive pada perusahaan persekutuan adalah untuk setiap prive sekutu
ke rekening modal sekutu.
Prosedur penutupan buku untuk perusahaan persekutuan tampak pada
gambar brikut ini:
Pendapatan
xxx
xxx
R/L
xxx
(1)
xxx
Biaya
xxx
Modal
xxx
xxx
xxx
(3)
(2)
Prive
xxx
xxx
(4)
xxx
Modal
25.000.000
25.000.000
50.000.000
100.000.000
Rasio
pembagian R/L
25%
25%
50%
100%
100
pendapatan sebesar Rp
sebesar Rp 30.000.000.
menggunakan kas untuk
ABC adalah sebagai berikut:
101
Tanggal
2003
Desember
Keterangan
3
1
Pendapatan
Ref
Debit
50.000.000
R/L
(untuk menutup rekening
pendapatan)
3
1
R/L
50.000.000
30.000.000
Macam-macam biaya
(untuk menutup rekening
biaya)
3
1
R/L
30.000.000
20.000.000
Modal A
Modal B
Modal C
(untuk menutup rekening
R/L)
3
1
Modal A
Kredit
5.000.000
5.000.000
10.000.000
500.000
Prive A
(untuk
menutup
rekening prive)
500.000
102
Prosedur Penutupan Pada Perusahaan Perseroan
Pada perusahaan perseroan , rekening modal pemilik adalah rekening pemegang
saham. Modal pemilik dalam perseroan memiliki sifat sebagai berikut:
1. Dua rekening permanen, terdiri dari:
a Modal Saham Biasa dan Modal Saham Prioritas (sesuai dengan jenis
saham) digunakan untuk mencatat investasi modal oleh para pemilik,
yang disebut pemegang saham.
b Laba Ditahan, untuk mencatat penutupan seluruh rekening
pendapatan, biaya dan dividen.
2. Satu rekening temporer, Dividen, menggantikan rekening prive. Rekening ini
digunakan untuk mencatat pembagian laba ke pemegang saham. Dalam
perusahaan perseroan, para pemilik tidak diijinkan untuk mengambil
aktiva perusahaan untuk keperluan pribadi. Mereka hanya berhak untuk
menerima dividen dari pembagian laba apabila sudah disetujui oleh rapat
umum pemegang saham (RUPS) dan diumumkan.
Prosedur penutupan buku perusahaan perseroan dapat penulis gambarkan
sebagai berikut:
Pendapatan
xxx
xxx
xxx
R/L
xxx
(1)
Laba di tahan
xxx
xxx
Biaya
xxx
xxx
xxx
(3)
(2)
Dividen
xxx
xxx
(4)
103
Berikut ini adalah proses penutupan buku perusahaan perseroan .
Contoh :
PT Abadi Jaya memperoleh penghasilan untuk periode 2002 sebesar Rp
100.000.000 dan mengeluarkan biaya sebesar Rp 35.000.000. Dividen yang
dibayarkan pada periode 2002 sebesar Rp 15.000.000. Jurnal penutupan
bukunya adalah sebagai berikut.
Tanggal
2003
Des
Keterangan
3
1
Pendapatan
Ref
Debit
100.000.000
R/L
(untuk menutup rekening
pendapatan)
3
1
R/L
100.000.000
35.000.000
Macam-macam biaya
(untuk menutup rekening
biaya)
3
1
R/L
35.000.000
65.000.000
Laba di tahan
(untuk menutup rekening
R/L)
3
1
Laba ditahan
Kredit
65.000.000
15.000.000
Dividen
(untuk
menutup
rekening dividen)
15.000.000
104
Beberapa penyesuaian harus di lakukan kembali sebelum dilakukan
pencaattan untuk periode berikutnya dilakukan . penyesuaian kembali dapat
dilakukan dengan cara membalik jurnal penyesuaian yang ditelah dibuat pada
saat proses penyusunan laporan keuangan akhir periode. Hal ini dilakukan
apabila suatu transaksi berkaitan dengan periode berikutnya. Tujuan
pembuatan jurnal penyesuaian kembali adalah agar pencatatan transaksi
dilakukan secara konsisten.
Sebagai contoh : Pembayaran gaji karyawan biasa dilakukan peda tanggal 5 tiap
bulannya. Pada tanggal 31 Desember merupakan akhir periode tahun yang
bersangkutan dan perusahaan akan menyusun laporan keuangan perusahaan.
Pada akhir periode akuntansi perusahaan harus mengakui adanya biaya gaji
karena menggunakan jasa kaeyawan, akan tetapi pembayaran di lakukan pada
5 januari periode berikutnya. Apabila gaji karyawan selama satu bulan sebesar
Rp 4.500.000 Maka pada tanggal 31 Desember perusahaan akan membuat
jurnal penyesuaian berikut ini sebagai berikut:
Tanggal
2002
Des
31
Keterangan
Ref
Debit
Biaya gaji
50
3
20
3
3.774.194
Kredit
3.774.194
(untuk
mencatat
biaya
gaji
dari
tanggal 6 desember
sampai
dengan
tanggal 31 desember
2002)
Keterangan
Ref
Debit
Kredit
105
2003
Januari
50
3
20
3
3.774.194
3.774.194
(untuk
membalik
jurnal
penyesuaian
kembali)
Setelah dilakukan jurnal penyesuaian kembali maka saldo biaya gaji dan utang
biaya gaji menjadi nol sehingga pada saat terjadi pembayaran biaya gaji pada
tanggal 5 Januri 2003 perusahaan mencatat pembayaran gaji sebagai berikut:
Tanggal
2003
Januari
Keterangan
Ref
Debit
Biaya gaji
50
3
20
3
4.500.000
Kas
(untuk pembayaran
biaya gaji karyawan)
Kredit
4.500.000
Apabila tidak dilakukan penyesuaian kembali maka jika pada saat pembayaran
gaji pada tanggal 5 Januari jurnal yang dibuat adalah:
Tanggal
Keterangan
Ref
Debit
Kredit
106
2003
Januari
Biaya gaji
Utang biaya gaji
Kas
50
3
20
3
10
1
725.806
3.774.194
4.500.000
Untuk
mencatat
pembayaran gaji
Jurnal pencatatan tarnsaksi di atas akan menyulitkan pemegang buku karena
pemegang buku harus melihat pencatatan pada periode sebelumnya.
107
Soal-soal latihan 8:
Test digunakan sebagai bahan pengukur seberapa mahasiswa dapat memahami
materi ini. Apabila hasil tes mahasiswa nilainya mencapai 60 keatas maka dapat
dilanjutkan pada bab berikutnya. Apabila nilai mahasiswa dibawah 60 harus
mengulangi bab ini.
1.
a.
b.
c.
d.
2.
a.
b.
c.
d.
3.
a.
b.
c.
d.
4.
a.
R/L
Biaya sewa
Rp 3.000.000
Rp 3.000.000
b.
Biaya sewa
R/L
Rp 3.000.000
c.
Biaya Sewa
Modal
Rp 3.000.000
d.
Modal
Biaya sewa
Rp 3.000.000
Rp 3.000.000
Rp 3.000.000
Rp 3.000.000
108
5.
a.
b.
R/L
c.
Pendapatan
Modal
Rp 15.000.000
Modal
Rp 15.000.000
d.
Pendapatan
Pendapatan
Rp 15.000.000
Rp 15.000.000
Rp 15.000.000
Rp 15.000.000
6.
a. Modal
b. Kas
c. HPP
d. R/L
7.
a. HPP
b. Modal
c. R/L
d. Prive
8.
109
110
Jawaban soal-soal latihan 8:
1. A
2. C
3. D
4. A
5. B
6. D
7. C
8. A
9. D
10. D
111
PERTEMUAN MINGGU KE : 9
TIK : Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menguraikan dan menggambarkan akuntansi untuk transaksi barang
dagangan
2. Menjelaskan setiap elemen yang diperhitungkan dalam penentuan harga
pokok penjualan dan laba kotor penjualan
3. Membuat jurnal penyesuaian pada perusahaan dagang
4. Membuat Neraca lajur dan laporan keuangan untuk sebuah perusahaan
dagang yang menggunakan metode persediaan periodik.
5. Membuat Jurnal Penutup pada perusahaan dagang.
Diskripsi singkat : Dalam pertemuan ini akan dipelajari siklus akuntasni untuk
perusahaan dagang. Dalam banyak hal catatan-catatn dan prosedur prosedur
akuntansi dalam perusahaan dagang tidak berbeda dengan perusahaan jasa.
Baik perusahaan dagang maupun perusahaan jasa semua transaksi harus
dicatat dalam jurnal dan kemudian secara periodik dibukukan ke dalam
rekening-rekening di buku besar. Pada akhir periode saldo-saldo dari semua
rekening dihitung dan dicantumkan dalam neraca lajur sebagai alat bantu
menyusun laporan keuangan, dimana terlebih dahulu dibuat jurnal
penyesuaian. Kemudian dapat disusun laporan keuangan dan tahap akhir
adalah membuat jurnal penutup dan neraca saldo setelah tutup buku.
Bahan Bacaan :
1. Al. Haryono Jusup, Dasar-Dasar Akuntansi 1, Yogjakarta, STIE YKPN,
1999, Bab 7
2. Niswonger-Fess-Werren, Prinsip-prinsip Akuntansi, Edisi terjemahan,
Jakarta, Erlangga, 1990, Bab 4
3. Slamet Sugiri, Pengantar Akuntansi 1, , Yogyakarta, UPP AMP, YKPN,
1999, bab 4
4. Soemarso Akuntansi Suatu Pengantar, Jakarta, Rineka Cipta, Bab 7.8.9
&10
M/MK-Pengantar
(Untuk kalangan
sendiri)
5. Sugiarto,Akuntansi/V-001/09/2006
Dasar-Dasar Akuntansi
1,Yogyakarta,
BPFE, 1985, Bab 2
Disusun
ulang
oleh
Mappa
Panglima
Banding
6. Waygandt, Kieso, Accounting Principles, Fourth Edition, Canada, John
Wiley & Sons, Inc,1996 Chapter 5
112
BAB 9
AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
Pengukur
Laba Rugi
Pendapatan
Penjualan
Harga Pokok
Penjualan
Laba Kotor
Biaya Operasional
Laba Bersih
Jurnal penyesuaian
Penyusunan Neraca
Lajur
Penyusunan Laporan
Keuangan
Pembuatan Jurnal
penutup pada Akhir
Periode
113
Biaya Operasi suatu toko elektronik meliputi semua biaya yang
berhubungan dengan kegiatan penjualan dan administrasi toko seperti biaya
sewa, gaji pegawai, biaya advertensi, biaya listrik dan biaya telpon.
114
biasanya perusahaan dagang mempunyai gudang untuk menyimpan barang
dagangan. yang disebut dengan persediaan barang dagangan. Perusahaan
membeli barang dagangan dari pemasok dan menjualanya kembali kepada
pelanggan
115
Prosedur laba (rugi) untuk perusahaan dagang dapat kita lihat pada
Gambar 9.2
Pandapatan
Penjualan
HPP
Laba Bruto
Biaya
Operasional
Laba
Bersih
PENJUALAN TUNAI
Penjualan tunai biasanya dicatat pada Register Kas dan pada akhir hari
kerja dijumlah. Penjualan tunai seperti ini dapat dicatat sebagai berikut :
Kas
Rp 10.000.000
Penjualan
Rp 10.000.000
116
diterima uang kontan dan cek yang diterima dari pelanggan. Secara berkala
bank membebankan ongkos jasa pengurusan penjualan dengan kartu kredit
tersebut. Ongkos jasa ini didebet ke perkiraan beban.
PENJUALAN KREDIT
Suatu perusahaan sering juga menjual barang dagangan secara kredit
yaitu bilamana pembayaran baru diterima bebarapa waktu kemudian. Penjualan
semacam ini dibukukan debet pada rekening Piutang dagang dan kredit
rekening penjualan, jurnalnya adalah :
Piutang Dagang
Rp 10.000.000
Penjualan
Rp 10.000.000
(Untuk mencatat transaksi penjualan kredit)
Rekening penjulan hanya digunakan untuk mencatat penjualan barang
dagangan. Apabila sebuah perusahaan dagangan menjual peralatan kantor
(bukan barang dagangan), maka yang dikredit adalah rekening Peralatan Kantor,
bukan rekening Penjualan.
Penjualan dengan kartu kredit yang bukan dikeluarkan oleh bank
misalnya American Express umumnya harus dilaporkan secara berkala kepada
perusahaan yang mengelolah kartu kredit tersebut sebelum dapat dicairkan
menjadi uang tunai.Penjualan seperti ini menimbulkan piutang pada
perusahaan pengelolah kartu kredit tersebut. Pengelolah kartu kredit akan
memungut ongkos jasa pengurusan sebelum mengirimkan uang tunai
pencairan kartu kredit tersebut. Misalkan penjualan dengan menggunakan
kartu kredit bukan bank Rp 5.000.000 dan dilaporkan kepada perusahaan
pengelolah kartu kredit pada tanggal 10 Januari. Pada Tanggal 15 Januari
perusahaan pengelolah kartu kredit memotong ongkos sebesar Rp 125.000 dan
mengirim uang sebesar Rp 4.875.000. Transaksi tersebut dapat dicatat :
10 Januari
Piutang Dagang
Rp 5.000.000
Penjualan
Rp 5.000.000
( Penjualan dgn menggunakan American Express)
15 Janauri
Kas
Rp 4.875.000
117
Beban Penagihan Kartu Kredit
Piutang dagang
Rp
125.000
Rp 5.000.000
118
119
seluruhnya). Pengaruh Retur ataupun potongan penjualan adalah berkurangnya
pendapatan penjualan dan berkurangnya kas atau piutang dagang.
Bila perkiraan penjualan didebet, maka saldo perkiraan penjualan ini
pada akhir periode akan menunjukkan penjualan bersih (net Sales), dan jumlah
retur dan potongan penjualan tidak akan diungkapkan lagi. Karena
berkurangnya pendapatan disebabkan oleh potongan penjualan, dan berbagai
beban yang berkaitan dengan pengembalikan barang (angkutan, pengepakan,
perbaikan, penjualan kembali dan sebagainya), disarankan agar jumlah
transaksi seperti ini diketahui oleh manajemen. Kebijakan semacam ini akan
memungkinkan manajemen menentukan sebab-sebab retur dan potongan
tersebut, seandainya jumlahnya sangat besar, dan untuk mengambil tindakan
perbaikan. Kerena alasan inilah kita cendrung mendebet perkiraan yang disebut
Retur dan potongan penjualan ( Sales Return and Allowances ). Bila penjualan
semula dilakukan secara kredit, maka sisa transaksi tersebut dicatat sebagai
kredit ke piutang dagang. Misalnya diterima pengembalian barang karena rusak
dari salah seorang pelanggan senilai Rp 250.000 yang berasal dari transaksi
penjualan kredit. maka pencatatn yang dilakukan untuk pengembalian barang
tersebut adalah :
Retur dan Potongan Penjualan
Rp 250.000
Piutang Dagang
Rp 250.000
( Berdasarkan nota kredit no. 234)
POTONGAN PENJUALAN
Jika penjualan dilakukan secara kredit, maka syarat pembayaran
dimasa akan datang harus ditetapkan dengan jelas, sehingga kedua pihak
mengetahui berapa jumlah yang harus dibayar dan kapan pembayaran
dilakukan. Syarat penjualan biasanya dicantumkan dalam faktur penjualan dan
merupakan bagian dari perjanjian penjualan. Syarat perjanjian disebut juga
dengan termin yang biasa ditulis 2/10, n/30, artinya adalah akan diberikan
potongan 2% jika pembayaran dilakukan 10 hari sesudah tanggal faktur, tapi
tidak melewati 30 hari sejak tanggal faktur.
120
Syarat penjualan kadang kala juga ditulis dengan symbol n/30 (n adalah
singkatan dari netto) yang artinya harga faktur neto atau keseluruhan harga
faktur harus dibayar dalam waktu 30 hari sesudah tanggal faktur, cara lain
menyatakan syarat penjualan adalah misal n,10/EOM (End of Month) atau
akhir bulan. Ini berarti faktur harus dibayar dalam waktu 10 hari sesudah
akhir bulan, dihitung dari bulan yang tertulis pada faktur.
121
20 Januari
Piutang dagang
Penjualan
Rp 10.000.000
Rp 10.000.000
122
Kas
Rp 9.800.000
Potongan penjualan Rp 200.000
Piutang Dagang
Rp 10.000.000
( Pencatatan penerimaan piutang dikurangi potongan
2%)
Kas
Rp 7.840.000
Potongan tunai penjualan Rp 160.000
Piutang dagang
Rp 8.000.000
(untuk mencatat penerimaan piutang dengan
potongan 2%)
Kas
Rp 8.000.000
Piutang Dagang
Rp 8.000.000
(Untuk mencatat penerimaan piutang dagang)
123
124
transaksi penjualan tidak dikredit pada reeking persediaan tapi pada reeking
penjualan.
Informasi mengenai persediaan yang ada pada suatu saat tertentu, tidak
didapat dari rekening persediaan tapi melalui perhitungan fisik atas persediaan
yang ada digudang. Perhitungan fisik biasa dilakukan pada saat perusahaan
akan menyusun laporan keuangan. Dalam metode ini perhitungan fisik
mempunyai peranan penting, karena tanpa perhitungan fisik laporan keuangan
tidak dapat disusun. Dalam pembahasan ini kita akan menggunakan metode
pisik atau periodik.
Metode Persediaan Perpetual
Dalam metode perpetual, baik jumlah penjualan maupun harga pokok
penjualan dan dicatat pada setiap saat barang dijual. Dengan cara ini catatan
akuntansi akan secara terus menerus mengungkapkan besarnya persediaan
yang ada.
125
PERSEDIAAN AWAL
Persediaan awal sebesar Rp 10.000 diperoleh dari perhitungan fisik periode yang
lalu
PEMBELIAN
Apabila perusahaan menggunbakan metode persediaan periodic, maka
pembelian barang dagangan dicatat dengan mendebet rekening pembelian.
Rekening pembelian merupakan sebuah rekening sementara yang digunakan
untuk mengumpulkan seluruh harga pokok barang yang dibeli selama periode,
sehingga pada tiap akhir peeriode rekening ini harus ditutup.
Misalkan pada tanggal 5 Januari perusahaan membeli barang dagangan secara
kredit (2/10, n/30) seharga Rp 530.000. Transaksi ini dicatat :
5 Januari
Pembelia
Rp 530.000
Hutang Dagang
Rp 530.000
( untuk mencatat pembelian barang dagangan
dengan termin (2/10,n/30)
126
Rekening pembelian hanya digunakan untuk mencatat pembelian
barang dagangan, apabila perusahaan membeli barang yang digunakan untuk
keperluan sendiri misalnya membeli lemari untuk dipakai sendiri, maka yang
didebet adalah rekening aktiva yang bersangkutan.
127
RETUR DAN POTONGAN PEMBELIAN
Seperti halnya transaksi penjualan, dalam transaksi pembelian terdapat
juga retur pembelian. Apabila barang yang dibeli dari pemasok ternyata rusak
atau tidak memuaskan, maka biasa pembeli mengembalikan barang tersebut
dan utang kepada pemasok menjadi berkurang. Kemungkinan lain adalah
barang tersebut tidak dikembalikan oleh pembeli tapi ia meminta potongan
harga. Untuk mencatat kejadian ini biasanya digunakan rekening Retur dan
Potongan pembelian.
Misal Pada tanggal 6 Januari dikembalikan barang sebesar Rp 20.000 yang
dibeli pada tanggal 5 Januari. Maka jurnalnya adalah :
6 Januari
Hutang Dagang
Rp 20.000
Retur Pembelian
Rp 20.000
(untuk mencatat pengembalian barang )
Hutang dagang
Potongan pembelian
Kas
Rp 530.000
Rp
10.600
Rp 519.400
128
(Jurnal untuk mencatat saat pembayaran atas pembelian
barang tanggal 5 Januari, dengan potongan 2%)
129
POTONGAN RABAT
Biasanya pembelian dalam jumlah yang besar bisanya mendapat potongan
khusus dari harga resmi yang tercantum. Potongan semacam ini disebut RABAT.
Rabat tidak dama dengan potongan tunai. Potongan tunai adalah potongan yang
diterima karena perusahaan membayar dalam waktu yang telah ditentukan
dalam syarat pembelian, sedangkan rabat adalah potongan yang diterima
berupa pengurang harga dari harga resmi. Rabat biasanya ditentukan dalam
tarif. Misalnya Barang dengan harga menurut daftar sebesar Rp100.000 dijual
dengan rabat 30% . Harga jual sesungguhnya menjadi Rp 70.000 ( 100.000(30% x Rp 100.000). Rabat tidak dicatat dalam pembukuan, baik dalam
pembukuan pembeli maupun penjual.
BIAYA ANGKUT
Perjanjian antara penjual dan pembeli mencakup ketentuan mengenai pihak
manakah yang harus menanggung biaya angkut barang ke gudang pembeli. Bila
pembeli yang menanggung biaya tersebut, ketentuan ini disebut franco gudang
penjual (FOB Shipping point), bila biaya angkut ditanggung oleh penjual,
ketentuan ini disebut franco gudang pembeli ( FOB Destination).
Biaya Angkut bagi Pembeli
Bila barang dibeli dengan syarat franco gudang penjual, maka biaya
angkut yang telah dibayar oleh pembeli hendaknya didebet ke perkiraan
Pembelian dan dikredit ke rekening Kas. Beberapa perusahaan menggunakan
perkiraan yang diberi judul Angkos Angkut. Saldo perkiraan ini ditambahkan ke
saldo perkiraan pembelian untuk menetapkan jumlah harga pokok barang yang
dibeli.
Dalam bebrapa hal, penjual mungkin membayar dimuka biaya angkut
dan menambahkannya ke Faktur, walaupun dalam perjanjiannya dinyatakan
bahwa pembeli yang menanggung biaya angkut tersebut (franco gudang
penjual). Bila penjual membayar lebih dulu biaya angkut, pembeli akan
memasukkan biaya itu dalam debet pembelian dan kredit hutang dagang.
Misalnya tanggal 15 Januari Amazon Co. membeli barang dari Bill Co. secara
kredit seharga Rp 5.000.000 dengan syarat franco gudang penjual, (2/10,n/30)
ditambah biaya angkut yang telah dibayar lebih dahulu oleh penjual sebesar
Rp50.000yang ditambahkan ke faktur. Ayat jurnalnya adalah :
15 Januari
Pembelian
Rp 5.050.000
Hutang dagang
Rp 5.050.000
130
(mencatat pembelian barang dagangan dengan
franco gudang pembeli)
131
100.000
LABA KOTOR
Laba kotor yang dimiliki oleh perusahaan berasal dari Penjualan neto dikurangi
dengan Harga Pokok Penjualan. Contoh :
Penjualan bersih
Harga Pokok Penjualan
Laba Kotor
Rp
Rp
Rp
9.590.000
449.400
9.140.600
132
BIAYA OPERASIONAL
Biaya operasi perusahaan dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok
dan subjek. Pada perusaaah pengecar umumnya cukup membagi beban operasi
menjadi dua kelompok, yaitu biaya penjualan dan biaya umum.
Biaya yang timbul secara langsung dan seluruhnya berhubungan dengan
penjualan barang dagangan, digolongkan sebagai biaya penjualan (selling
expenses). Contoh biaya gaji pegawai bagian penjualan, perlengkapan gudang
yang digunakan, penyusutan [eralatan gudang dan beban iklan.
Beban yang timbul dalam operasi umum perusahaan digolongkan
sebagai biaya umum atau biaya administrasi. Contoh gaji pegawai kantor,
asuransi dan pajak biasanya dilaporkan dalam biaya umum.
Biaya yang reletif kecil jumlahnya dan tidak dapat diindentifikasi ke
perkiraanutama umumnya dikumpulkan dalam perkiraan biaya penjualan ruparupa dan biaya umum rupa-rupa.
133
134
PENYESUAIAN
Penyesuaian diperlukan pada akhir periode didalam suatu perusahaan dagang,
pada umumnya tidak berbeda dengan penyesuaian-penyesuaian dengan
perusahaan jasa.
Perusaah yang menggunakan metode periodik sangat sederhana, namun metode
ini tidak dapat menyediakan informasi mengenai dua hal yang sangat
diperlukan dalam laporan keuangan, yaitu informasi tentang :
1. Persediaan yang ada pada setiap saat diperlukan
2. Harga pokok barang yang sudah dijual ( harga pokok penjualan)
Hal ini disebabkan karena dalam metode persedian periodik rekening
persediaan barang dagangan tidak digunakan untuk mencatat pertambahan
persediaan karena adanya transaksian pembelian dan sebaliknya juga tidak
mencatat pengurangan persediaan karena adanya transakssi penjualan
sehingga dalam buku besar rekening persediaan hanya menunjukkan saldo
persediaan barang dagangan pada awal periode. Rekening ini tidak dapat
memberi informasi mengenai jumlah persediaan yang ada pada saat-saat
tertentu. Pada akhir periode perusahaan melakukan perhitungan atas jumlah
fisik persediaan yang ada digudang (belum terjual) pada akhir periode. Informasi
tentang persediaan akhir yang diperoleh melalui perhitungan fisik ini harus
dimasukkan dalam pembukuan perusahaan, agar pembukuan dapat
memberikan informasi sesuai dengan keadaan keadaan yang sebenarnya pada
akhir periode akuntansi. Proses untuk memasukkan data persediaan akhir ini
kedalam pembukuan perusahaan dilakukan dengan membuat jurnal
penyesuaian.
Sesuai dengan rumus diatas maka jurnal penyesuaian untuk mecatat harga
pokok peenjualan dan persediaan akhir pada perusahaan yang menggunakan
persediaan periodic adalah :
M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)
Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding
135
136
Rp xxxx
Rp xxxx
Rp xxxx
Persediaan
Rp xxxx
Harga Pokok Penjualan
Rp xxxx
Rp xxxx
137
138
Rp xxxx
Rp xxxx
Rp xxxx
Rp xxxx
139
Tanggal
JURNAL PENYESUAIAN
Keterangan
Jumlah
D
02
Des
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
36.000
325.000
325.000
12.200
10.400
6.800
40.000
12.200
10.400
6.800
40.000
Biaya Asuransi
Asuransi dibayar dimuka
2.000
8.000
Biaya Gaji
Hutang gaji
5.000
Biaya sewa
Hutang sewa
4.000
2.000
8.000
5.000
4.000
140
NERACA LAJUR
PERUSAHAAN DAGANG MUTIARA
NERACA LAJUR
PERIODE BERKAHIR 31 DESEMBER 2002
Rekening
Kas
Piutang dagang
Persediaan barang
dagangan
Asr. Dibayar
dimuka
Gedung
Akum Dep. Gedung
Utang Dagang
Modal, Mutiara
Prive, Mutiara
Penjualan
Retur & Pot.
penjualan
Pot. tunai
penjualan
Pembelian
Retur & pot.
pembelian
Pot. tunai
pembelian
Bi. angkut
pembelian
Bi. angkut
penjualan
Biaya iklan
Biaya sewa
Biaya gaji
Biaya rupa-rupa
Total
Harga Pokok
Penjualan
Biaya Asuransi
Biaya Dep. gedung
Hutang gaji
Hutang sewa
Saldo Laba
Neraca Saldo
Debet
9.500
16.100
36.000
Kredit
Penyesuaian
Debet
Kredit
40.000
36.000
3.800
2.000
80.000
Neraca saldo
setelah
penyesuaian
Debet
Kredit
9.500
16.100
40.000
Laba Rugi
Debet
1.800
24.000
20.400
83.000
24.000
20.400
83.000
15.000
480.000
15.000
480.000
480.000
12.000
12.000
12.000
8.000
8.000
8.000
7.000
7.000
16.000
23.000
45.000
17.000
16.000
23.000
45.000
17.000
316.000
2.000
8.000
316.000
2.000
8.000
325.000
Kredit
80.000
8.000
15.000
Debet
9.500
16.100
40.000
1.800
80.000
16.000
20.400
83.000
325.000
10.400
10.400
6.800
6.800
12.200
12.200
7.000
16.000
19.000
40.000
17.000
616.600
Kredit
Neraca
4.000
5.000
616.600
36.000
325.000
12.200
2.000
8.000
449.400
10.400
6.800
40.000
5.000
4.000
449.400
616.400
5.000
4.000
616.400
454.000
26.000
480.000
480.000
480.000
162.400
162.400
5.000
4.000
136.400
26.000
162.400
141
142
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Dengan telah selesainya disusun pembuatan Neraca lajur, maka
penyususnan lapran keuangan dapat dilakukan dengan mudah karena data
yang diperlukan dalam pembuatan laporn keuangan telah tersedia di nerac
lajur. Namun demikian dalam menyusun laporan keuangan harus dilakukan
dengan memperhatikan cara-cara penyajian yang lazim.
Berikut ini adalah laporan keuangan Perusahaan Daganga MUTIARA :
PASSIVA
Rp 9.500
16.100
40.000
1.800
67.400
Kewajiban Lancar :
Utang Dagang
Utang Gaji
Utang Sewa
Jumlah Kewajiban Lancar
MODAL :
Modal Mutiara
56.000
123.400 Jumlah Passiva
Rp 20.400
5.000
4.000
29.400
94.000
123.400
143
Rp 480.000
Rp 12.000
Rp 8.000
Rp 325.000
Rp
17.200
dijual
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
20.000
460.000
Rp 36.000
Rp 307.800
Rp 12.200
Rp 356.000
Rp 40.000
Rp 316.000
Rp 144.000
7.000
16.000
23.000
45.000
2.000
8.000
17.000
Rp 118.000
Rp 26.000
144
83.000
26.000
15.000 )
94.000
Rp 20.000.000
Retur dan Potongan Pembelian
Rp 12.000.000
Potongan Tunai Pnjualan
Rp 8.000.000
Penjualan
Rugi Laba
Rp 460.000
Rp 460.000
145
146
Rp 434.000
Harga Pokok Penjualan
Biaya Angkut penjualan
Biaya Iklan
Biaya sewa
Biaya gaji
Biaya Asuransi
Biaya Depresiasi Gedung
Biaya Rupa-rupa
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
316.000
7.000
16.000
23.000
45.000
2.000
8.000
17.000
147
Rugi-Laba
Rp 26.000
Modal. Mutiara
Rp 26.000
(untuk memindahkan saldo rekening Rugi-Laba ke rekening Modal)
Rp 15.000
Rp 15.000
148
Soal-soal Latihan 9:
1. Jika barang dagangan dijual secara kredit Rp 1.000.000 kepada seorang
pelanggan dengan franco gudang penjual 1/10, /30 dan penjual tersebut
telah membayar lebih dahulu ongkos angkutnya sebesar Rp 50.000, maka
jumlah potongan atas pembayaran yang lebih dini adalah :
a.
Rp 0
b.
Rp 5.000
c.
RP 10.000
d.
Rp 10.500
2. Jumlah persediaan barang dagangan yang tertera pada lajur neraca dalam
neraca lajur adalah :
a.
Persediaan pada awal periode berjalan
b.
Persediaan pada akhir periode berjalan
c.
Harga Pokok penjualan selama periode berjalan
d.
Tidak ada jawaban yang benar
3.
a.
b.
c.
d.
4.
a.
b.
c.
d.
149
d.
Rp 400.000
150
Jawaban Soal-soal Latihan 9:
1. b
2. a
3. c
4. b
5. a
151
PERTEMUAN MINGGU KE : 10
TIK : Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan dalam akuntansi yang secara
potensial dapat diganti computer dan yang tidak mungkin diganti dengan
computer
2. Menjelaskan perangkat keras dan lunak serta konsep cara kerja computer
3. Menjalankan paket program computer akuntansi (accounting software)
standar yang bany6ak digunakan dalam praktek
Bahan Bacaan :
1. Al. Haryono Jusup, Dasar-dasar Akuntansi, Jilid 1, Yogyakarta, STIE
YKPM, 1999 Bab 9
2. Sujarwono, Akuntansi Pengantar, Yogyakarta, BPFE, 1996, Bab 11
152
BAB 10
AKUNTANSI DENGAN KOMPUTER
Tujuan mempelajari akuntansi adalah untuk memahami konsep proses dan
bukan untuk mempelajari sistem itu sendiri, karena perangkat sistem
akuntansi dapat berubah sesuai dengan kemajuan teknologi.
Secara ringkas konsep proses akuntansi adalah : masukan, proses,
keluaran.
Ditinjau dari sudut pengolahan data, pengolahan data akuntansi bersifat
terstruktur, sistematis, logis dan matematis. Sifat semacam inilah yang
merupakan makanan empuk bagi komputer dan dalam hal inilah akuntansi
mengalami perubahan yang luar biasa baik dalam cara pengolahan data,
pengertian maupun konsep akuntansi.
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMPUTER
Komputer adalah sebuah mesin yang dapat diprogram untuk mengerjakan
operasi atau tugas tertentu sesuai dengan kebutuhan pemakai. Suatu operasi
atau tugas harus dapat diterjemahkan dalam bentuk operasi yang dapat
dimengerti oleh komputer.Ditinjau dari urutan pengerjaan tugas, operasi
komputer dibagi menjadi 3 proses utama, yaitu : masukan, proses dan
keluaran. Sedangkan dilihat dari perangkat yang membentuk suatu system
komputer, ada 3 komponen utama yaitu perangkat lunak, perangkat keras, dan
perangkat manusia.
Sekarang ini hampir tidak lagi dijumpai penggunaan mesin ketik di kantorkantor. Perusahaan ataupun kantor lebih menggunakan komputer untuk
membantu kelancaran operasinya, termasuk untuk pengolahan data
akuntansinya. Bahkan dalam perusahaan besar, akuntansi menjadi subsistem
dalam system informasi manajemen.
Dimasa mendatang mungkin tidak akan lagi dijumpai system akuntansi
manual. Jika demikian halnya, harus ada pendekatan baru untuk dalam
pengajaran akuntansi agar tidak tergelincir untuk cenderung menguasai halhal yang sangat teknis, sementara ada hal-hal teknis tadi pada prakteknya
akan digantikan fungsinya oleh komputer. Karakteristik pemprosesan data
akuntansi yang telah disebutkan dimuka, khususnya akuntansi keuangan,
telah banyak mengundang perusahaan perangkat lunak untuk mengembangkan
program umum akuntansi (general accounting program) yang cukup canggih
dan banyak dijual di pasar bebas, seperti DecEasy Accounting dan Peachtree.
153
154
Perangkat manusia adalah mereka yang terlibat dalam
perancangan dan pengoperasian system komputer untuk suatu
organisasi tertentu . Perangkat ini antara lain analis system,
programmer, operator dan teknisi.
155
156
perusahaan dapat membuat beberapa password sesuai dengan
banyaknya data .
157
158
159
160
161
162
163
Soal-soal Latihan 10 :
1.
Ditinjau dari sudut pengolahan data, data akuntansi bersifat :
a.
terstruktur,sistematis, otomatis, logis
b.
logis, sistematis, terstruktur, matematis
c.
ringkas,logis, sistematis
d.
2.
Dilihat dari perangkat yang membentuk sistem komputer, maka ada 3
perangkat yaitu :
a.
CPU, layar monitor, printer
b.
Perangkat keras, perangkat lunak, perangkat manusia
c.
CPU, hardware, software
3.
4.
Program dan data yang biasanya disimpan dalam media seperti disk, tape,
disebut
a.
program aplikasi
b.
input device
c.
data entry
5.
Pada unit ini, data, program, dan alat dalam sistem komputer
dikendalikan dengan suatu bahasa operasi khusus, yang disebut unit :
a.
input device
b.
processing device
c.
software
6.
7.
Alat keluaran berupa printer, layar monitor, terminal, berada pada unit :
a.
output device
M/MK-Pengantar Akuntansi/V-001/09/2006 (Untuk kalangan sendiri)
Disusun ulang oleh Mappa Panglima Banding
164
b.
c.
control unit
processing device
165
8.
9.
10.
Bagian
a.
b.
c.
166