NIM : 12010116140113
No. Presensi : 43
Kelas : Peng. Bisnis - D
Kesatuan organisasi yang menggunakan faktor Bagian dari proses produksi dan merupakan
produksi untuk menghasilkan barang dan jasa alat dan badan untuk memperoleh laba.
dengan tujuan mencari laba.
2) Perum
Perum adalah perjan yang sudah diubah. Tujuannya tidak lagi berorientasi
pelayanan tetapi sudah profit oriented. Sama seperti Perjan, perum di kelola
oleh negara dengan status pegawainya sebagai Pegawai Negeri. Namun
perusahaan masih merugi meskipun status Perjan diubah menjadi Perum,
Nama : Damas Pandya Janottama
NIM : 12010116140113
No. Presensi : 43
Kelas : Peng. Bisnis - D
sehingga pemerintah terpaksa menjual sebagian saham Perum tersebut
kepada publik (go public) dan statusnya diubah menjadi persero.
3) Persero
Persero adalah salah satu Badan Usaha yang dikelola oleh Negara atau
Daerah. Berbeda dengan Perum atau Perjan, tujuan didirikannya Persero
yang pertama adalah mencari keuntungan dan yang kedua memberi
pelayanan kepada umum. Modal pendiriannya berasal sebagian atau
seluruhnya dari kekayaan negara yang dipisahkan berupa saham-saham.
Persero dipimpin oleh direksi. Sedangkan pegawainya berstatus sebagai
pegawai swasta. Badan usaha ditulis PT < nama perusahaan > (Persero).
Perusahaan ini tidak memperoleh fasilitas Negara Ciri-ciri Persero Adalah
:
Tujuan utamanya mencari laba (Komersial)
Modal sebagian atau seluruhnya berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan yang berupa saham-saham
Dipimpin oleh direksi
Pegawainya berstatus sebagai pegawai swasta
Badan usahanya ditulis PT (nama perusahaan) (Persero)
Tidak memperoleh fasilitas negara
1) Firma
Firma adalah perusahaan yang didirikan oleh dua orang atau lebih dan
menjalankan perusahaan atas nama perusahaan. Dalam persekutuan firma
umumnya seluruh sekutu memiliki kewajiban tidak terbatas terhadap utang
perusahaan, sedangkan dalam persekutuan terbatas satu atau lebih pemilik mungkin
memiliki kewajiban terbatas.
Untuk mendirikan firma terdiri dari dua cara. Pertama melalui akta resmi
dan yang kedua akta dibawah tangan. Jika melalui akta resmi, maka proses
selanjutnya harus sampai di berita Negara. Namun jika memilih akta di bawah
tangan proses tersebut tidak perlu, cukup melalui kesepakatan pihak-pihak terlibat.
Kepemimpinan firma berada sepenuhnya di tangan pemilik sekaligus
bertanggung jawab terhadap segala resiko yang mungkin timbul, seperti masalah
utang piutang. Modal firma diperoleh dari mereka yang terlibat dalam firma dan
besarnya tergantung kesepakatan dari para pihak yang terlibat ( Gendon, 2013 ).
Kebaikan ( Julaiha, 2012 ) :
Kemampuan manajemen lebih besar, karena ada pembagian kerja diantara
para anggota
Pendiriannya relatif mudah, baik dengan Akta atau tidak memerlukan Akta
Pendirian
Dalam pendirian firma tidak terlalu memerlukan akta formal, karena dapat
menggunakan akta dibawah tangan (tidak formal).
Lebih mudah memperoleh modal, karena pihak perbankan lebih
mempercayainya. Apalagi jika firma tersebut didirikan dengan akta resmi
dan juga tidak terlalu banyak peraturan permerintah yang mengatur.
Lebih mudah berkembang karena dipegang lebih dari satu orang, sehingga
lebih terbuka terhadap berbagai pendapat atau kritikan untuk kemajuan
usaha.
Keburukan ( Gendon, 2013 ) :
Pemilik firma memiliki tanggung jawab yang tidak terbatas atas utang yang
dimilikinya.
Apabila salah satu pihak pemilik firma meninggal dunia atau mengundurkan
diri, maka akan mengancam kelangsungan hidup perusahaan.
Nama : Damas Pandya Janottama
NIM : 12010116140113
No. Presensi : 43
Kelas : Peng. Bisnis - D
Kesulitan dalam peralihan kepemimpinan karena berbagai kepentingan para
pihak yang terlibat dan juga sering terjadi konflik kepentingan sehingga
dapat mengancam kemajuan usahanya.
2) Persekutuan Komanditer (CV)
Persekutuan Komanditer (commanditaire vennootschap atau CV) adalah
suatu persekutuan yang didirikan oleh 2 orang atau lebih.
Persekutuan komanditer mengenal 2 istilah yaitu :
Sekutu aktif adalah anggota yang memimpin/ menjalankan perusahaan dan
bertanggung jawab penuh atas utang- utang perusahaan.
Sekutu pasif / sekutu komanditer adalah anggota yang hanya menanamkan
modalnya kepada sekutu aktif dan tidak ikut campur dalam urusan
operasional perusahaan. Sekutu pasif bertanggung jawab atas risiko yang
terjadi sampai batas modal yang ditanam.
Kebaikan ( Gendon, 2013 ) :
Bentuk CV sudah dikenal masyarakat, terutama masyarakat bisnis kecil dan
menegah, sehingga memudahkan perusahaan ikut dalam berbagai kegiatan.
CV lebih mudah dalam memperoleh modal, karena pihak perbankan lebih
mempercayainya.
Lebih mudah berkembang karena manajemen dipegang oleh orang yang ahli
dan dipercaya oleh sekutu lainnya.
CV lebih fleksibel, karena tanggung jawab terbatas hanya pada sekutu
Komanditer sedangkan yang mengurus perusahaan dan mempunyai
tanggung jawab tidak terbatas hanya sekutu komplementer.
Pengenaan pajak hanya satu kali, yaitu pada badan usaha saja. Pembagian
keuntungan atau laba yang diberikan kepada sekutu Komanditer tidak lagi
dikenakan pajak penghasilan.
Keburukan ( Gendon, 2013 ) :
Maka tanggung jawab akan menjadi tanggung jawab pribadi apabila sekutu
komanditer menjadi sekutu aktif.
Status hukum badan usaha CV jarang dipilih oleh pemilik modal atau
beberapa proyek besar.
Sementara itu untuk mendirikan CV tidak diperlukan syarat yang berat.
Adapun persyaratan pendirian CV adalah sebagai berikut ( Gendon, 2013 ):
Pendirian CV disyaratkan oleh dua orang, dengan menggunakan akta notaris
dan menggunakan bahasa Indonesia.
Pada pendirian CV, yang harus dipersiapkan sebelum datang ke notaris
adalah adanya persiapan mengenai: nama CV yang akan digunakan, tempat
kedudukan CV, siapa saja yang bertindak sebagai persero aktif, dan persero
Nama : Damas Pandya Janottama
NIM : 12010116140113
No. Presensi : 43
Kelas : Peng. Bisnis - D
diam, maksud dan tujuan pendirian CV serta dokumen persyaratan yang
lain.
CV tersebut didaftarkan pada pengadilan negeri setempat serta membawa
perlengkapan berupa: SKPD (Surat Keterangan Domisili Perusahaan) dan
NPWP atas nama CV yang bersangkutan, guna memperkuat kedudukan CV.
5) Yayasan
Yayasan merupakan badan usaha yang dibentuk untuk kegiatan sosial atau
pelayanan masyarakat. Tujuannya memberikan pelayanan seperti kesehatan atau
pendidikan atau pemberdayaan masyarakat umum dan tidak mencari keuntungan.
Modal berasal dari sumbangan, wakaf, hibah, atau sumbangan lainnya ( Gendon,
2013 ).
Kekayaan yayasan baik berupa uang, barang, maupun kekayaan lain yang
diperoleh yayasan. Berdasarkan undang-undang ini dilarang dialihkan atau dibagikan
secara langsung atau tidak langsung kepada pembina, pengurus, pengawas,
karyawan, atau pihak lain yang mempunyai kepentingan terhadap yayasan ( Gendon,
2013 ). Dalam menjalankan kegiatannya sehari-hari yayasan mempunyai organ yang
terdiri atas:
Pembina
Pengurus
Pengawas
Ketentuan, syarat, dan pendirian yayasan antara lain ( Gendon, 2013 ):
Yayasan didirikan oleh satu orang atau lebih dengan memisahkan sebagian
harta kekayaan pendirinya sebagai kekayaan awal.
Pendirian yayasan dilakukan dengan akta notaris dan dibuat dalam bahasa
Indonesia.
Yayasan dapat didirikan berdasarkkan surat wasiat.
Yayasan memperoleh status badan hukum setelah akta pendirian yayasan
memperoleh pengesahan dari materi.
Kewenangan materi dalam memberikan pengesahan akta pendirian yayasan
sebagai hukum dilaksanakan oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia atas nama menteri, yang wilayah
kerjanya meliputi tempat kedudukan yayasan.
Dalam memberikan pengesahan, Kepala Kantor Departemen Kehakiman
dan Hak Asasi Manusia dapat meminta pertimbangan instalasi terkait.
Nama : Damas Pandya Janottama
NIM : 12010116140113
No. Presensi : 43
Kelas : Peng. Bisnis - D
c. Koperasi
Koperasi merupakan badan usaha yang terdiri dari kumpulan orang-orang
yang berlandaskan asas-asas kekeluargaan yang bertujuan mensejahterakan para
anggotanya, dalam praktiknya koperasi juga melayani kepentingan umum.
Menurut undang-undang nomor 25 tahun 1995, koperasi adalah badan
usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat berdasarkan asas kekeluargaan.
Tujuan koperasi adalah untuk memajukan kesejahteraan para anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya. Koperasi juga ikut membangun tatanan
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil,
dan makmur .
Ciri-Ciri Badan Usaha Koperasi
Bekerja sama dengan sukarela untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi
Memperhatikan hak dan kewajiban tiap anggota yang bergabung
didalamnya
Mengutamakan gotong royong agar bisa mencapai tujuan.
Berasas kekeluargaan
Keanggotaan sukarela dan terbuka bagi setiap Warga Negara
RepublikIndonesia
Rapat anggota adalah pemegang kekuasaan tertinggi
Prinsip dasar koperasi menjadikan ciri khas koperasi yang membedakan
koperasi dengan badan usaha yang lain :
a) Keanggotaan Bersifat Sukarela dan Terbuka
Sifat sukarela dalam keanggotaan koperasi mengandung makna bahwa
menjadi anggota tidak boleh dipaksa oleh siapapun. Selain itu berarti pula
bahwa seorang anggota dapat mengundurkan diri dari koperasi sesuai
dengan syarat yang ditentukan dalam anggaran dasar koperasi.
b) Pengelolaan Dilakukan Secara Demokratis
Prinsip demokrasi menunjukkan bahwa pengelolaan koperasi dilakukan atas
kehendak dan keputusan para anggota. Anggota koperasi adalah pemegang
dan pelaksana kekuasaan tertinggi dalam koperasi.
c) Pembagian Sisa Hasil Usaha ( SHU )
Pembagian SHU adalah koperasi dilakukan secara adil sebanding dengan
besar nya jasa usaha masing-masing anggota. Besarnya modal yang dimiliki
anggota tidak mutlak dijadikan dasar dalam pembagian SHU. Kententuan
ini merupakan perwujudan nilai kekeluargaan dan keadilan.
d) Pemberian Balas Jasa Terbatas terhadap Modala
Nama : Damas Pandya Janottama
NIM : 12010116140113
No. Presensi : 43
Kelas : Peng. Bisnis - D
Modal dalam koperasi pada dasar nya dipergunakan untuk kemanfaatan
anggota dan bukan sekedar mencari keuntungan. Oleh karena itu, balas jasa
terhadap modal yang diberikan kepada anggota jasa terbatas dan tidak
didasarkan semata-mata atas besarnya modal yang diberikan
e) Kemandirian
Kemandirian mengandung pengertian dapat berdiri sendiri tanpa bergantung
pada pihak lain. Semua keputusan dan kegiatan koperasi dilandasi oleh
kepercayaan, pada pertimbangan, kemampuan, dan usaha sendiri.
Kemandirian berarti pula kebebasan yang bertanggung jawab keperbuatan
sendiri dan kehendak untuk mengelola diri sendiri.