Anda di halaman 1dari 3

Andai Kamu Tahu...

   
Edisi 155/Tahun ke-4 (28 Juli 2003)

Andai kamu tahu, bagaimana pedih dan perihnya perjuangan menyebarkan Islam yang
dijalani Rasulullah saw. dan para sahabatnya, kamu akan sangat menghargai jerih payah
mereka. Kamu akan bangga dengan tetesan keringat, darah dan air mata Rasulullah dan
para sahabatnya. Kamu akan membayar usaha mereka dengan prestasi yang kamu
tunjukkan, juga dalam membela Islam.

Tahukah kamu, perjuangan Rasulullah saw. penuh dengan risiko. Dalam suatu kesempatan
Rasulullah saw. berhenti di depan rumah sejumlah kabilah sembari berkata: “Wahai Bani
Fulan, sesungguhnya aku ini adalah Rasulullah untuk kalian, memerintahkan kalian untuk
menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun. Hendaklah kalian
meninggalkan penyembahan kepada selain-Nya sekaligus beriman kepadaku,
membenarkanku, dan membelaku sampai aku menjelaskan dari Allah wahyu-Nya yang
dengan itu Dia mengutusku.” (dalam Sirah Ibnu Hisyam)

Ketika itu paman beliau, Abu Lahab sedang berdiri di belakang beliau. Dia menolak segala
ucapan Nabi saw. sekaligus mendustakannya. Saat itu, tak ada seorang pun yang mau
menerima ajakan beliau. Mereka kemudian berkata, “Kaummu saja, yang lebih mengetahui
tentang siapa dirimu, tidak mengikutimu.” Duh, orang terdekat saja malah mendustakan.
Teman, jika kamu bisa mengetahui dan memahami beratnya perjuangan di masa awal-awal
berkembangnya Islam, insya Allah kamu bisa lebih bijak dalam hidup ini. Nggak asal aja.
Bahkan nggak layak kalo sampe meninggalkan ajaran Islam dan berpaling menyambut
ideologi lain selain Islam. Kagak bakalan deh. Sangat boleh jadi akan kamu pertahankan
Islam ini dengan harta dan nyawa sebagai taruhannya.

Sobat muda muslim, andai kamu tahu, dan juga paham bahwa ajaran Islam mampu
mengguncangkan hati setiap orang, insya Allah kamu bakalan menjadikan Islam ini sebagai
senjata dan obat penawar bagi rusaknya kehidupan saat ini. Kamu pun berdiri sebagai
pengembannya dan berjuang sekuat tenaga.

Atas hidayah Allah Swt. dan dakwah Rasulullah yang gencar, maka orang sekeras Umar bin
Khaththab pun bertekuk lutut di hadapan Rasulullah saw. dan menyatakan kesediaannya
memeluk agama Allah ini. Dinding es yang selama ini melindungi Umar dari kebenaran,
ternyata mampu cair dengan dakwah Islam yang diemban Rasulullah dan para sahabatnya.
Andai kamu tahu, maka tidak ada alasan buat kamu, untuk merasa risih dengan kondisi
kamu yang masih belum sempurna. Kamu bisa menjadi baik dengan Islam. Yakinlah. Kondisi
kamu yang jauh dari nilai Islam jadikan sebagai masa lalu kamu, tapi bersinar dengan Islam
adalah masa depanmu.

Seperti halnya saat Khalid bin Walid akan memeluk Islam. Ia menyadari betul posisi dirinya
yang pernah menjadi panglima perang kaum Quraisy dan sempat berhadapan dengan kaum
muslimin di Perang Uhud. Sangat boleh jadi jika diukur dengan hawa nafsu, beliau akan
gengsi bin keki. But, karena ajaran Islam jauh lebih mempesona, akhirnya Khalid pun
mengucap dua kalimah syahadat. Bahkan di kemudian hari ia menjadi panglima perang
Islam yang berhasil menaklukan Romawi. Masih ingat kata-kata heroik beliau ketika
mengancam panglima perang Romawi dengan kata-katanya yang tajam, “Kalau kalian tidak
tunduk, akan aku kirim pasukan yang mencintai kematian sebagaimana pasukan kalian
mencintai hidup!”? Subhanallah. Dan andai kamu tahu, kamu pun insya Allah bisa menjadi
pembela dan pejuang Islam yang tangguh. Kamu bisa meneladani Khalid bin Walid ra.

Sobat muda muslim, andai kamu tahu dan juga paham, bahwa Islam adalah agama yang
mencerahkan kehidupan manusia, insya Allah kamu akan berdiri paling depan sebagai
pejuang dan pembelanya. Seperti ketika Usamah bin Zaid, yang menjadi panglima perang di
usianya yang baru genap 18 tahun. Semangat Usamah patut kita teladani. Gimana nggak,
usia belia ternyata bukan halangan utuk menjadi orang yang hidupnya semata untuk Islam.
Usia muda, bukan halangan bagi Usamah untuk minder, tapi ia bahkan menjadi orang yang
bertanggung jawab sebagai pemimpin pasukan Islam. Padahal bro, di situ banyak para
veteran Perang Badar seperti Abu Bakar, Umar bin Khaththab, Usman bin Affan, Ali bin Abi
Thalib, dan masih banyak lagi para sahabat Rasulullah yang usianya beda jauh dengan
Usamah.

Subhanallah, mencintai Islam dengan sepenuh hati adalah nafas yang dihembuskan dalam
hidup Usamah. Pemuda perkasa yang menjadi pejuang dan pembela Islam. Kita semua
yakin, andai kamu tahu bahwa Islam adalah agama yang sempurna dan paripurna, dan kamu
yakini sepenuh hatimu, insya Allah semangatmu untuk membela Islam nggak pernah luntur.
Bahkan kian hari akan semakin meneguhkan pendirianmu. Ya, sekali lagi, andai kamu tahu,
dan juga paham tentang Islam.

Sobat, andai kamu tahu semangatnya Abdullah Ibnu ‘Umar, insya Allah kamu pun ingin
seperti dia. Di usianya yang menginjak 13 tahun, sudah kebelet ingin ikut berjihad bersama
Rasulullah saw. Jihad baginya adalah impian yang sejak lama berusaha ia wujudkan jadi
kenyataan. Maka, beliau bersama al-Barra’ ngotot ingin berperang (jihad) bersama pasukan
Rasulullah dalam perang Badar. Namun oleh Rasulullah saw. ditolak karena masih kecil.
Untuk sementara impiannya belum terwujud jadi kenyataan. Tahun berikutnya pada perang
Uhud, beliau tetap ditolak, hanya al-Barra’ yang boleh ikut. Barulah keinginannya yang tak
tertahankan itu terpenuhi pada saat perang Ahzab, Rasul memasukkannya ke dalam
pasukan kaum Muslim yang akan memerangi kaum Musyrik (Shahih Bukhari jilid VII, hal. 226
dan 302).

Sobat muda muslim, andai kamu tahu bahwa Islam pernah merambah hampir sepertiga
dunia, pastinya kamu bakal bangga dengan Islam. Yup, Islam pernah berjaya dan hampir
seluruh daratan di bumi ini terwarnai dengan Islam. Itu semua berkat jerih payah para
pendahulu kita dalam menyebarkan Islam.

Kamu kenal Thariq bin Ziyad? Beliaulah penakluk Spanyol. Dikisahkan, sesaat setelah
armada tempur lautnya merapat di pantai, beliau berdiri di atas bukit karang dan
berpidato. Dalam pidatonya yang berapi-api itu, beliau memerintahkan pembakaran kapal-
kapal yang telah membawa seluruh awak pasukannya dari Afrika pada 711 M, kecuali
beberapa pasukan kecil yang diminta pulang untuk meminta bantuan kepada Khalifah.

Pidato ‘kontroversial’ itu karuan aja membuat pasukannya keheranan. Namun beliau
mengatakan, “Kita datang ke sini tidak untuk kembali. Hanya dua pilihan; menaklukkan
negeri ini dan menetap di sini serta mengembangkan Islam, atau kita semua binasa
(syahid).” Subhanallah, sungguh mengagumkan.

Tak ayal lagi, itu membuat pasukannya bangkit dan segera menyusun kekuatan untuk
menggempur pasukan Spanyol yang terkenal kuat. Atas pertolongan Allah Swt. pasukan Raja
Rhoderick yang berkekuatan 100.000 pasukan tumbang di tangan pasukan kaum muslimin
yang hanya berjumlah 7000 pasukan ditambah 5000 pasukan susulan. Spanyol kemudian
berkembang pesat, dan bahkan sempat menjadi pusat pemerintah Islam. Spanyol menjadi
center of excellent. Sekarang, Islam di Spanyol tinggal kenangan. Menyedihkan.

Andai kamu tahu bahwa di tanah Uzbekistan, negeri yang kini dipimpin oleh Islam Karimov,
tengah terjadi pembantaian para aktivis Islam oleh rejim Karimov, pastinya kamu bakalan
geram dan gelisah. Hasrat hatimu kuat ingin membela nasib saudara kita yang tertindas.
Uzbekistan dan sekitarnya adalah negeri para periwayat hadis kesohor, di antaranya Imam
Bukhari dan Imam Nasa’i. Sayangnya, banyak kaum muslimin yang cuek dengan kenyataan
ini. Siapa yang mau menolong mereka selain kita semua?

Sobat muda muslim, andai kamu tahu kondisi sehari-hari di Palestina, pastinya kesedihan,
keharuan, dan kekesalan bercampur jadi satu. Aksi tentara Yahudi Israel yang doyan
menjagal rakyat Palestina, harusnya membakar semangat untuk membela saudara kita dan
menghancurkan serdadu-serdadu Yahudi. Saatnya kita belajar kepada keberanian
Shalahuddin al-Ayubi yang merebut kembali Palestina dari tangan pasukan salib Eropa.
Andai kamu tahu, bahwa kapitalisme dan sosialisme (termasuk komunisme) adalah ideologi
sesat dan menyesatkan, niscaya kamu nggak bakalan tergoda untuk meyakini dan
memperjuangkannya. Sebaliknya, kamu akan menyingkirkan ideologi itu dari kehidupanmu,
dan menegakkan ideologi Islam. Pasti!

Kita sebagai pejuang


Sobat muda muslim, andai kamu tahu dan menyadari bahwa kemunduran umat Islam ini
adalah karena kaum muslimin meninggalkan agamanya, niscaya akan berupaya sekuat
tenaga untuk selalu terikat dengan ajaran Islam. Kita mundur setelah kita mencampakkan
Islam. Setelah kita nggak menjadikan Islam sebagai ideologi. Tapi sayang banget, kaum
muslimin saat ini nggak ngeh kalo sekarang justru tengah menderita. Celaka dua belas euy!

Saat ini, kaum muslimin gandrung banget dengan pemikiran dan budaya yang disebar
musuh-musuh Islam. Maklumlah, kemasan yang ditawarkan amat menggiurkan. Itu
sebabnya, jangan kaget kalo ada remaja yang gampang hadir di acara konser musik meski
kudu membayar dengan harga mahal, ketimbang duduk bersila dengerin ceramah di masjid.
Aneh kan?

Banyak banget yang punya cita-cita jadi seleb ketimbang jadi pengemban dakwah. Sangat
boleh jadi karena profesi sebagai seleb identik banget dengan beken dan tajir. Sementara
jadi pengemban dakwah, imejnya jelek banget. Bahkan seringkali identik dengan
kemiskinan. Udah gitu tampilannya kuleuheu alias kumuh. Pake sarungan mulu, pake peci,
dan juga bawa tasbih. Waduh, padahal nggak selalu kudu tampil begitu kan? Gambaran
seperti inilah yang ikut ngasih cap jelek buat Islam. Maklumlah kalo jadi seleb pujian kerap
hadir, sampe di panggung pun dilempar pake bunga segala. Eh, begitu ustadz yang
‘manggung’ dilempar pake bunga juga seh, tapi lengkap dengan potnya. Gubrak!

Seringkali kajian Islam itu nggak menarik minat orang untuk datang dan dengerin (*bab
thaharoh mulu seh).. Itu sebabnya, saatnya kita ngasih kemasan yang menarik utuk
memikat kaum muslimin dengan Islam. Sampaikan bahwa Islam itu nggak kumuh, nggak
kuno. Sebab, Islam itu emang modern, mencerahkan pemikiran, sekaligus menjadi
pandangan hidup yang benar yang bakalan menyelesaikan berbagai problem kehidupan saat
ini. Islam ini sempurna dan paripurna sobat. Firman Allah Swt.: “Pada hari ini telah
Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan
telah Kuridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS al-Maaidah [5]: 3)

Andai saja kamu tahu, bahwa perjuangan Islam ini membutuhkan tenaga, pikiran, waktu,
harta, bahkan nyawa kita, niscaya kita akan menyerahkannya dengan sukarela. Kita bakalan
tampil sebagai pejuang dan pembela Islam. Nggak kenal rasa takut. Pantang menyerah.

Sobat, kita adalah kaum muslimin, umat yang mulia di hadapan Allah. Firman Allah Swt.:
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS ali ‘Imran [3]:
110)

Jadi, nggak pantes banget kalo kita cuma menjadi penonton di saat Islam dan umatnya
terpuruk. Itu sebabnya, mari kita berjuang untuk menegakkan kembali Islam sebagai
ideologi negara, di bawah naungan Daulah Khilafah Islamiyah. Nah, karena sekarang kamu
udah tahu, jadi kobarkan semangat untuk membela dan memperjuangkan Islam. Allahu
Akbar! ?

Anda mungkin juga menyukai