DEFINISI AKUNTANSI
1. Akuntansi sebagai sistem informasi
Dari sudut pemakai: “ suatu disiplin yang menyediakan informasi yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien, dan mengevaluasi kegiatan suatu
organisasi”.
Dari sudut proses kegiatan: “proses pencatatan, penggolongan, peringkasan,
pelaporan, dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi”.
Menurut American Accounting Association (AAA), akuntansi adalah “…. suatu
proses pengidentifikasian, pengukuran, dan pelaporan informasi ekonomi yang
memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas
oleh mereka yang menggunakan informasi keuangan tersebut”.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia (2010), akuntansi adalah seni pencatatan
pengikhtisaran transaksi keuangan dan penafsiran akibat suatu transaksi terhadap
suatu kesatuan ekonomi.
Berdasarkan pengertian di atas, maka ada 3 (tiga) hal yang dapat disimpulkan:
a.Masukan (input) akuntansi adalah informasi ekonomi dari kegiatan
(transaksi) Organisasi ataupun perusahaan.
b.Masukan tersebut diolah melalui proses identifikasi, pengukuran, dan pelaporan
untuk menghasilkan keluaran (output) yang berupa informasi atau laporan
keuangan.
c.Keluaran tersebut digunakan sebagai penunjang pengambilan keputusan bisnis
oleh pemakai informasi tersebut.
2. Perkembangan akuntansi
Luca Pacioli, di Italia tahun 1494 memperkenalkan sistem pembukuan
berpasangan (kontinental) yang membahas sistem pencatatan transaksi keuangan ke
dalam dua bagian, yaitu debit dan kredit dalam buku berjudul Summa de
Aritmatica, Geometrica, Proportioni et Computies et Scriptoris. Sejalan
perkembangan zaman, sistem kontinental
mulai ditinggalkan dan dimulai penerapan sistem akuntansi Anglo Saxon yang
terletak pada pembagian kegiatan atau pencatatan keuangan.
3. Sistem informasi akuntansi
Dalam sistem informasi akuntansi data keuangan diolah menjadi laporan
yang sistematis dan terperinci sehingga dapat dipahami oleh pemakai informasi
akuntansi.
a. Kualitas Informasi Akuntansi
Informasi akuntansi yang berkualitas harus memenuhi syarat-syarat:
• Perbandingan antara manfaat dan biaya.
• Dapat dipahami oleh pemakai informasi akuntansi.
• Relevan atau sesuai dengan kebutuhan pemakai.
• Dapat diandalkan oleh pemakai informasi akuntansi dan disajikan secara jujur.
• Dapat diperbandingkan dengan periode sebelumnya untuk mengetahui
kinerja perusahaan.
• Dapat dipercaya dan disajikan sewajarnya.
• Tepat waktu.
• Materialitas, artinya kelalaian mencantumkan atau kesalahan mencatat dapat
memengaruhi keputusan pemakai.
b. Tujuan Informasi Akuntansi
• Memberikan informasi mengenai harta, hutang, modal dan perubahannya pada
satu periode waktu.
• Memberikan informasi mengenai laba perusahaan.
• Memberikan informasi kepada pemakai untuk memprediksi kondisi perusahaan
pada masa depan.
4. Pemakai informasi akuntansi
Pemakai informasi akuntansi dapat dibedakan atas dua bagian atau kelompok, yaitu :
a. Pihak Internal.
b. Pihak Eksternal
Pihak-pihak eksternal pemakai informasi akuntansi :
• Pemilik perusahaan atau pemegang saham atau investor
• Karyawan dan serikat pekerja
• Kreditor
• Badan-badan pemerintah
• Pelanggan
• Masyarakat
5. Bidang akuntansi
a. Akuntasi Keuangan
Bagian dari akuntansi yang mengkhususkan dalam proses pencatatan transaksi
hingga penyajiannya dalam bentuk laporan keuangan.
b. Auditing
Pelaksanaannya disebut auditor yang bekerja secara bebas tanpa dipengaruhi
kepentingan pihak-pihak tertentu yang memeriksa pencatatan transaksi telah sesuai
dengan prinsip-prinsip atau standar akuntansi keuangan yang berlaku.
c.Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya berhubungan dengan perencanaan, penetapan, dan pengendalian biaya
produksi dan biaya lazim digunakan oleh perusahaan manufaktur.
d. Akuntansi Manajemen
Bidang akuntansi yang mengkhususkan pada pengembangan dan penafsiran informasi
akuntansi untuk membantu manajemen dalam menjalankan perusahaan.
e.Akuntansi Anggaran
Berhubungan dengan penyusunan rencana pengeluaran perusahaan dan
membandingkannya dengan pengeluaran aktual dan merupakan bagian dari
akuntansi manajemen.
f.Akuntansi Perpajakan
Berkaitan dengan penyiapan data yang diperlukan untuk perhitungan pajak yang
sesuai dengan peraturan pemerintah.
g. Sistem Akuntansi
Bidang akuntansi yang mengkhususkan dalam perencanaan dan pelaksanaan
prosedur pengumpulan, serta pelaporan data keuangan. Akuntansi dalam hal ini
harus menciptakan suatu cara sedimikian rupa sehingga mempermudah
pengendalian internal dan menciptakan arus laporan yang tepat untuk kepentingan
manajemen.
h.Akuntansi Pemerintahan
Mengkhususkan dalam penyajian laporan transaksi yang dilakukan oleh pemerintah.
Akuntansi ini melaporkan dan menjelaskan, melalui data informasi, berbagai aspek
dari pengelolaan administrasi keuangan negara dan melakukan pengendalian atas
pengeluaran uang negara.
i. Akuntansi Pendidik
Berhubungan dengan kegiatan pengajaran dan pengembangan pendidikan akuntansi.
6. Bidang profesi akuntansi
a. Akuntan Perusahaan (Internal)
Bertindak sebagai pengontrol perusahaan, yaitu pengawas terhadap seluruh
operasi perusahaan yang berhubungan dengan keluar masuk uang.
b. Akuntan Publik
Akuntan independen (bebas) yang secara perorangan atau kelompok memberikan
jasa dalam bidang akuntansi bagi perusahaan atau organisasi bisnis dan nonbisis.
Jasa akuntan publik yang utama adalah memeriksa laporan keuangan suatu
organisasi apakah wajar atau layak.
c.Akuntan Pemerintah
Akuntan yang bekerja pada lembaga-lembaga pemerintah yang tugas utamanya
adalah merencanakan, mengendalikan, dan memeriksa penggunaan uang atau kekayaan
negara.
d. Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik adalah akuntan yang tugas utamanya adalah mengembangkan dan
mengajarkan akuntansi, misalnya dosen dan guru mata pelajaran akuntansi.
7. Etika profesi akuntansi
Tiga prinsip dasar perilaku yang etis bagi akuntan, yaitu :
a.Menghindari pelanggaran etika yang terlihat remeh
b.Memusatkan perhatian pada reputasi jangka panjang
c.Bersiap menghadapi konsekuensi yang kurang baik bila berpegang pada perilaku
etis Etika profesi akuntan meliputi :
a.Memiliki pertimbangan moral dan professional dalam tugasnya.
b.Memberikan pelayanan dan menghormati kepercayaan publik.
c.Memiliki integritas tinggi dalam memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik.
d.Menjunjung sikap objektif dan bebas dari kepentingan pihak tertentu.
8. Standar akuntansi keuangan
Standar akuntansi keuangan merupakan suatu himpunan prinsip, prosedur, metode,
dan teknik akuntansi yang mengatur penyusunan laporan keuangan, khususnya yang
ditujukan kepada pihak luar seperti pemegang saham, kreditor, investor, dan bank.
JENIS-JENIS PERUSAHAAN
Perusahaan adalah sebuah organisasi yang beroperasi dengan tujuan menghasilkan
keuntungan dengan cara menjual produk (barang dan atau jasa) kepada para
pelanggannya.
Ditinjau dari jenis usahanya, perusahaan dapat dibedakan menjadi:
1. Perusahaan Manufaktur (Manufacturing Business)
Perusahaan jenis ini akan mengolah bahan mentah atau bahan setengah jadi
menjadi barang jadi untuk didistribusikan kepada konsumen. Contoh perusahaan
manufaktur adalah perusahaan perakit kendaraan bermotor, perusahaan konveksi,
perusahaan farmasi dan lain sebagainya.
2. Perusahaan Dagang (Merchandise Business)
Perusahaan jenis ini mendistribusikan barang jadi ke konsumen. Perusahaan hanya
menjual barang-barang jadi dan tidak memproduksi apapun. Contoh dari perusahaan
jenis ini adalah Gramedia, Carrefour, minimarket dan lainnya.
3. Perusahaan Jasa (Service Business)
Perusahaan ini menjual jasa sebagai produk kepada konsumennya. Contoh
perusahaan ini adalah perusahaan pelayanan transportasi, pelayanan kesehatan, jasa
konsultan, jasa wisata, telekomunikasi dan sebagainya.
Dalam pencatatan akuntansi, perbedaan yang mencolok dari ketiga jenis
perusahaan di atas adalah terletak pada pencatatan bahan baku. Pembahasan dari
tiap jenis perusahaan akan dijelaskan di topik mendatang.
Ditinjau dari karakteristik bentuk organisasinya, perusahaan dapat dibedakan menjadi:
1. Perusahaan Perorangan (Proprietorship)
Perusahaan perorangan merupakan bentuk perusahaan paling sederhana. Pemilik
perusahaan menyediakan modal operasional hingga menghasilkan keuntungan dan
keuntungan tersebut sepenuhnya menjadi hak pemilik perusahaan. Begitu juga
halnya bila terjadi kerugian, maka pemilik perusahaan akan menanggung sepenuhnya
kerugian yang
terjadi hingga ke aset-aset pribadinya. Pengambilan keputusan ada di tangan pemilik
perusahaan. Karena modal berasal dari pemilik perusahaan sehingga perusahaan jenis
ini terkadang mengalami kesulitan untuk berkembang karena terbatasnya modal yang
dimiliki.
Dari sisi perpajakan, perusahaan jenis ini tidak akan dikenai pajak dan pajak hanya akan
dikenakan pada level individu yaitu pemilik perusahaan.
2. Perusahaan Persekutuan (Partnership)
Perusahaan persekutuan dimiliki oleh dua orang atau lebih yang dibentuk atas
dasar kepercayaan. Dalam partnership keahlian yang dimiliki akan dikombinasikan
dengan sumber daya yang dimiliki oleh anggota persekutuan lainnya. Masing-masing
anggota memiliki tanggung jawab tidak terbatas hingga ke aset-aset pribadinya bila
terjadi kerugian. Setiap anggota sekutu berlaku hubungan mutual agency dimana
setiap anggota adalah wakil atau perantara perusahaan dan tindakan setiap anggota
sekutu bersifat mengikat secara keseluruhan. Aset yang disetorkan akan menjadi
milik bersama dan apabila salah seorang anggota persekutuan mengundurkan diri
maka otomatis persekutuan dibubarkan.
3. Perusahaan Perseroan (Corporation)
Kepemilikan persero diwujudkan dalam bentuk lembaran saham. Modal perusahaan
diperoleh dari hasil penjualan saham kepada pemegang saham yang dinamakan modal
saham atau modal disetor. Keunggulan utama bentuk persero adalah adanya
kemampuan untuk menambah modal dengan cara menerbitkan dan menjual saham.
Dalam persero berlaku ketentuan limited liability yang berarti tanggung jawab pemegang
saham terbatas pada jumlah saham yang dimiliki.
Persero yang sahamnya diperdagangkan secara terbuka di pasar bursa disebut
public corporation sedangkan persero yang sahamnya tidak diperdagangkan di pasar
bursa disebut private corporation. Umur persero tidak terbatas sesuai yang
tercantum dalam AD/ART sehingga jika ada anggota pemegang saham yang
mengundurkan diri maka tidak otomatis persero dibubarkan.
Dengan bentuk yang sudah berupa badan, maka persero akan dibebankan pajak
baik di tingkat individu (pajak atas deviden yang diterima investor) juga atas laba
perusahaan.
PENCATATAN AKUNTANSI
Aspek pengakuan memegang peranan penting sebagai kerangka dasar, karena
pengakuan merujuk kepada prinsip yang mengatur kapan dicatatnya transaksi
pendapatan (revenue), beban (expenses), laba (gain) dan rugi (loss). Aspek
pengukuran memegang peranan penting dalam kaitannya dengan peran laporan
akuntansi yang harus menyajikan data kuantitatif tentang posisi kekayaan perusahaan
dalam suatu waktu tertentu. Yang perlu dipertimbangkan dalam aspek ini adalah
atribut apa yang dipakai dalam pengukuran.
a) Asumsi Dasar
Struktur akuntansi keuangan dibangun atas empat asumsi dasar yaitu:
1. Asas Kesatuan Usaha
Suatu perusahaan dianggap satu unit usaha ekonomi yang harus dipisahkan dari
kekayaan pemiliknya. Tidak boleh ada pencampuran aset dan hutang pemilik dalam
perusahaan. Hal ini untuk menentukan nilai bersih dari kekayaan perusahaan.
2. Kesinambungan Usaha
Perusahaan merupakan satu entitas keuangan yang dianggap akan berdiri seterusnya
untuk beberapa periode ke depan. Dalam hal ini tidak ada keinginan yang
direncanakan oleh pemilik perusahaan untuk membatasi umur perusahaan kecuali
dalam kondisi force majeur. Hal ini akan mempengaruhi pencatatan nilai aktiva dan
kewajiban. Sehingga akan diperoleh nilai wajar dari pencatatan aktiva dan hutang
apabila terjadi likuidasi perusahaan.
3. Pengukuran Nilai Uang
Uang merupakan nilai yang digunakan dalam pencatatan aktivitas ekonomi dan
merupakan dasar yang tepat untuk pengukuran serta analisa akuntansi.
4. Periode Akuntansi
Kegiatan ekonomi perusahaan perlu dibagi-bagi menjadi periode-periode akuntansi
untuk penilaian kinerja perusahaan. Selain itu, pembagian periode ini juga dapat
dijadikan sebagai data pembanding untuk melihat sejauh mana besaran profit yang
seharusnya diterima perusahaan. Karena apabila penilaian kinerja dilakukan pada
saat perusahaan dilikuidasi akan membutuhkan waktu yang lama untuk mengetahui
nilai perusahaan tersebut.
b) Prinsip-Prinsip
Prinsip-prinsip yang dijadikan pegangan dalam setiap pencatatan akuntansi adalah:
1. Nilai Historis
Demi keandalan atas informasi maka nilai aktiva dan kewajiban yang tercatat pada
neraca adalah sebesar nilai historisnya yaitu nilai perolehan. Sehingga pencatatan
dilakukan secara riil dan tepat nilai. Hal ini akan mempengaruhi nilai pasar
perusahaan dan profit atas penjualan perusahaan apabila akan dijual.
2. Pengakuan Pendapatan
Pengakuan pendapatan dilakukan apabila perusahaan telah selesai memberikan kewajiban
dan pendapatan dapat diakui walaupun secara kas belum diterima. Dengan demikian
dapat ditentukan proyeksi nilai pendapatan yang akan diterima perusahaan dalam
periode berjalan. Untuk perusahaan tertentu, terdapat metode pengakuan
pendapatan khusus.
3. Penandingan Pendapatan-Beban
Pendapatan dan beban perlu ditandingkan untuk menilai efektivitas produksi
perusahaan. Apabila pendapatan yang dihasilkan lebih kecil dari beban produksi yang
dikeluarkan maka perusahaan dapat dikatakan mengalami kerugian. Dengan demikian
dapat dilakukan langkah-langkah perbaikan untuk proses produksi berikutnya demi
memaksimalkan pendapatan.
4. Pengungkapan Penuh
Penyajian laporan keuangan dan informasi yang mendasarinya harus diungkapkan
secara penuh kepada pemakai laporan keuangan. Sehingga informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan yang
tepat untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
c) Keterbatasan
Dalam praktiknya, pencatatan akuntansi memliki beberapa keterbatasan seperti
disebutkan di bawah ini:
1. Hubungan Antara Manfaat dan Biaya
Hubungan manfaat dan biaya penyajian laporan keuangan merupakan usaha efisiensi atas
kegiatan dalam perusahaan. Apabila manfaat yang diberikan dalam penyajian laporan
keuangan tidak sebanding dengan biaya yang harus dikeluarkan dalam penyajiannya, maka
informasi tersebut tidak akan dipaksakan untuk disiapkan.
2. Materialitas
Nilai materialitas berkaitan dengan dampak atas penyajian informasi dalam laporan
keuangan. Nilai materialitas ini berbeda-beda dalam setiap perusahaan. Jika suatu
informasi dalam laporan keuangan apabila dimasukkan atau diabaikan memiliki
pengaruh atas pemakai informasi keuangan, maka informasi tersebut dikatakan material.
Begitu juga sebaliknya. Sehingga setiap perusahaan memiliki standar yang berbeda
atas makna materialitas ini.
3. Praktik di Industri
Beragamnya jenis industri yang ada mengakibatkan dibutuhkannya metode
pencatatan yang berbeda agar tercapai efektifitas laporan keuangan. Karena
penyeragaman pencatatan dari industri yang berbeda akan memberikan informasi
yang menyesatkan pemakai laporan keuangan.
4. Konservatisme
Konservatisme berarti kembali pada prinsip dasar yang bersifat umum. konsep ini berguna
apabila dalam pencatatan akuntansi terdapat perbedaan dalam penyajiannya. Hal ini
bertujuan agar tidak terjadi kelebihan pencatatan ataupun kekurangan penilaian atas
sebuah aset yang dapat pemakai informasi keuangan memiliki pemahaman yang keliru.
PERSAMAAN AKUNTANSI
Pengertian Persamaan Akuntansi
Persamaan akuntansi adalah suatu persamaan yang menunjukkan bahwa jumlah harta
kekayaan suatu perusahaan selalu sama dengan jumlah modal dan hutang perusahaan
tersebut.
Aktiva = Hutang + Modal
Unsur-unsur Persamaan Akuntansi
Bila dirumuskan maka persamaan akuntansi memiliki bentuk persamaan sebagai berikut:
Aktiva = Hutang + Modal
1.Aktiva, yaitu kekayaan yang dimiliki oleh
perusahaan. Aktiva terdiri dari beberapa unsur
yaitu:
a.Kas, yaitu alat pembayaran yang dimiliki perusahaan yang siap digunakan, seperti
uang tunai, cek dan sejenisnya.
b.Piutang, yaitu hak perusahaan atas perusahaan lain, seperti tagihan perusahaan
terhadap perusahaan lain, tagihan perusahaan kepada karyawan.
c.Perlengkapan, yaitu barang pelengkap aktivitas perusahaan yang biasanya
berumur kurang dari satu tahun, seperti kertas dan tinta.
d.Peralatan, yaitu barang yang digunakan untuk aktiviats perusahaan dan
biasanya umurnya lebih dari satu tahun, seperti kendaraan, komputer, dan
sebagainya.
e.Gedung, yaitu bangunan yang digunakan untuk aktivitas perusahaan, seperti
gedung kantor, pabrik, dan sebagainya.
f.Tanah, yaitu tanah yang digunakan untuk aktivitas perusahaan.
2. Hutang, terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut:
a.Hutang usaha, yaitu kewajiban perusahaan untuk membayar sejumlah uang
kepada pihak lain yang berhubungan dengan transaksi usaha.
b.Hutang bank, yaitu kewajiban perusahaan untuk membayar pinjaman ke bank.
3.Modal, yaitu penyertaan harta kepada perusahaan, seperti uang tunai, bangunan,
kendaraan, dan sebagainya yang digunakan oleh perusahaan. Dalam proses
pengoperasionalan modal perusahaan, ada unsur yang dapat menjadi penambah
dan pengurang modal seperti yang disebutkan di bawah ini:
* Penambah modal
Penambah modal adalah pendapatan, yaitu kenaikan modal perusahaan yang timbul akibat
penjualan produk perusahaan baik barang maupun jasa.
* Pengurang modal
a.Beban
Beban, yaitu pengorbanan ekonomis untuk memperoleh barang dan jasa yang
manfaatnya dapat dinikmati dalam satu tahun/period.
b.Prive, yaitu pengambilan kekayan perusahaan oleh pemilik.
c.Deviden, yaitu bagian dari laba perusahaan yang dibagikan kepada pemilik
perusahaan (pemegang saham).
Modal merupakan jumlah yang tetap ada setelah kewajiban perusahaan dilunasi
atau dikurangkan dari aktiva. Sehingga modal sering juga disebut sebagai aktiva
bersih.Sedangkan hak atau klaim pemilik atas aktiva atau bagian kekayaan
perusahaan adalah sisa dari aktiva yang dikurangkan dengan pasiva seperti yang
ditunjukkan dalampersamaan berikut ini:
Aktiva -Pasiva = Modal
Tujuan perusahaan adalah meningkatkan aktiva dan modal perusahaan melalui
pendapatan. Pendapatan akan menambah nilai modal karena perusahaan karena
pendapatan akan menambah aktiva tetapi tidak menambah kewajiban. Sementara itu,
jenis transaksi yang dapat mengurangi modal antara lain adalah pengambilan pemilik
(prive) dan pembayaran beban-beban. Beban-beban merupakan penurunan dalam
modal yang berkaitan dengan kegiatan penyerahan barang atau jasa kepada
pelanggan.
Keterangan:
• Kolom tanggal digunakan untuk mencatat tanggal transaksi yang ada dalam bukti
transaksi.
• Kolom Perkiraan/Keterangan digunakan untuk mencatat perkiraan/akun yang
muncul akibat adanya transaksi. Keterangan biasanya diletakkan dibawah akun
untuk memperjelas keberadaan transaksi. Keterangan dapat berupa nomor bukti
atau nama toko, debitur, kreditur dan sebagainya.
• Kolom Referensi digunakan untuk proses posting data dari jurnal ke buku besar.
• Kolom Debet dan Kolom Kredit digunakan untuk memasukkan jumlah uang yang
ada dalam bukti transaksi
Data transaksi dalam jurnal, harus menunjukkan keseimbangan, karenanya
akan dilakukan pencatatan pada kedua sisi debet atau kredit. Rumus dasar
perubahan akun/perkiraan/rekening, yaitu:
Keterangan:
Harta (D) : Akun harta akan ditempatkan sebelah debet jika dalam transaksi terjadi
penambahan Jumlah.
Harta (K) : Akun harta akan ditempatkan sebelah kredit jika dalam transaksi terjadi
pengurangan Jumlah.
Berikut adalah beberapa contoh penjurnalan untuk transaksi operasional
sebuah perusahaan.
Trwsaks› Dfbsl•pe‹leogkapan secara›unaisonIial Rp3o0.e00,-
/Lnares: e wwkari per1engkâ@n akan berakibat : be rtambahnya” akun per1engkapan
e»geiuu»• ua untvk pemocyue pembsru» ba ataat sa ikwang«ya
ggr\§/ pg ygh gn
stun Debet Perlenghepan termesu h ekun herte kBreng bertgrnbeh moka ek u n perlengkgpen
dgetakkan sebebh debet
qtun «redit teste-k honharta karena kas bertursng maka Run kas difetakkari sebelah
kredrt
ruma
Trarvs•kx4
Akun KredR Kai termasuk akin herta karena kas berkiJrang make akun kas dI/etgkkm sebelah
ceba N #d bet
Amen Kas1ermasuk Aun harta karena kas berlvurang maka atun kas dl4eTakkan setelah
kredlt
ID) Wa p500-000.•
Pendapa‹an }asa termasuk kebrngok akun pendapaMo yang bertar bah rumus
perubahaanya orempstw ebekh xuar
era i oibayar urang ticzkanpsoo.w..
Akun Dsbet utang uszhe \crmctuk our ute Serena berkurang nuke ctun uIar•g.
usaka dUelab.b.en sebelah debet
Akun kredx Kas tewasuk ekun h-arta karena kas berturang maka akun kas d¥eLa¥kan
setelah kredn
Rptg0.000.000,-
P+na m mobs 6sr‹pema\ w yasA sosr pengadaan became
M+xfa pemtlik benambah karena pemillk penu-akaan telah n¥enyelos mobs
yang dñzM¥btya unksk d sunaaen ok h panifch4an
Mob4l termasuk dalam aktJri karta karena karena bertarzibah make akun
déetakkan dl sebezah debet
h\odaI pemM .bPrmasuk.akuri modd karena l‹as betturang maka ekun modd
rs miI& dlletakAen sebeW krzdrl
Jumzfl (D[ Mobd fip1gD.€ID0.dD0,-
[k} MedaZ Rp1g0.gOD.€IOD,-
Dari beberapa contoh di atas, dapat disimpulkan beberapa fungsi penyusunan jurnal yaitu:
1.Melakukan pencatatan semua transaksi yang terjadi berdasarkan bukti dokumen
yang dimiliki.
2.Berfungsi secara historis untuk mencatat transaksi sesuai urutan waktu atau kronologis.
3.Melakukan analisa pada transaksi yang dilakukan sehingga jelas letak debet
dan kreditnya serta perkiraan jumlahnya.
4. Melakukan posting untuk memindahkan debet/ kredit ke dalam buku besar
5.Memberikan informasi mengenai transaksi yang terjadi.
Keterangan:
a) Nama akun diisi dengan nama akun
b) Sisi sebelah kiri (Debet) diisi dengan jumlah uang yang harus dicatat di sisi
sebelah kiri perkiraan tersebut.
c) Sisi sebelah kanan (Kredit) diisi dengan jumlah uang yang harus dicatat di sisi
sebelah kanan perkiraan tersebut.
2.Bentuk Skontro
Bentuk skontro adalah bentuk buku besar dua kolom atau bentuk buku besar T yang
lebih lengkap.
3.Bentuk Staffel
Bentuk stafel atau biasa juga disebut dengan bentuk vertikal atau
disebut dengan balance-column account. Bentuk ini terdiri dari kolom-
kolom untuk
pemindahan (posting) debit, satu kolom untuk pemindahan (posting) kredit, satu
kolom untuk menunjukkan saldo akun jika yang terjadi adalah saldo debit, dan satu
kolom untuk menunjukkan saldo akun jika yang terjadi adalah saldo kredit. Bentuk ini
yang sering digunakan dalam praktik karena saldo untuk setiap akun bisa diketahui
setiap saat.
Bentuk staffel dibedakan menjadi 2 yaitu:
a) Buku besar 3 kolom:
Buku besar berbentuk stafel (balance-column account) tersebut sedikit berbeda dengan
rekening T. Perbedaannya terletak pada :
1) Letak kolom debit dan kredit tidak berlawanan tetapi berdampingan.
2) Kolom jumlah rupiah bertambah untuk mencatat saldo setiap akun. Dengan
kolom tambahan ini saldo akun ditentukan setiap kali terjadi transaksi.
Terkadang pada sebuah perusahaan, akun pada buku besar tidak dapat
menjelaskan data secara rinci untuk akun seperti rekening Hutang, Piutang dan
Persediaan Barang Dagang. Untuk mengetahui saldo pada masing-masing akun
tersebut secara rinci maka diperlukan rekening-rekening lain yang dikelompokkan
dalam suatu buku yang disebut buku besar pembantu atau subsidiary ledger. Dengan
adanya buku besar pembantu maka akan dijumpai :
1.Buku Besar Pembantu Hutang (account payable subsidiary)
Berfungsi sebagai tempat mencatat perubahan hutang kepada kreditor secara
individual sehingga merupakan rincian dari akun Hutang dagang dalam buku besar
umum.
2.Buku Besar Pembantu Piutang (account receivable subsidiary ledger)
Berfungsi sebagai tempat mencatat perubahan piutang (tagihan) kepada debitor secara
individual sehingga merupakan rincian dari akun Piutang dagang dalam buku besar umum.
3.Buku Besar Pembantu Barang Dagang.
Rekening pada buku besar yang dirinci dalam subsidiary ledger disebut dengan
rekening kontrol atau controlling account. Data yang diposting ke dalam buku
pembantu diperoleh dari dokumen sumber (faktur pembelian, faktur penjualan, bukti
pengeluaran, bukti penerimaan kas, dan lain sebagainya) atau dari jurnal. Karenanya
dalam perusahaan yang menggunakan buku pembantu dalam sistem akuntansinya,
prosedur yang harus dilakukan sebagai berikut :
a.Dicatat dalam buku jurnal untuk dipindah bukukan ke dalam buku besar, baik
pada pos jurnal individual ataupun kolektif.
b.Dicatat ke dalam buku pembantu yang selanjutnya pada tiap akhir periode
tertentu dari data buku pembantu disusun daftar saldo. Artinya dari data pada buku
pembantu dapat dihasilkan daftar saldo hutang, daftar saldo piutang dan daftar
barang dagang di setiap akhir periode akuntansi.