Anda di halaman 1dari 8

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN PUSAT DAN DAERAH

Mikael Bili Bulu


Yumison
Review By. Nisfatul Izzah, SE., M.A.

A. Pendahuluan

Sistem Akuntansi Pemerintah mencakup prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai
dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan
dan operasi keuangan Pemerintah. Melalui pencatatan, pemprosesan dan pelaporan transaksi
keuangan yang konsisten sesuai dengan standar dan praktek akuntansi yang diterima secara
umum dapat menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang anggaran dan kegiatan
keuangan Pemerintah, baik secara nasional maupun instansi yang berguna sebagai dasar 
penilaian kinerja, untuk menentukan ketaatan terhadap otorisasi anggaran dan untuk tujuan
akuntabilitas.

Adapun SEJARAH Akuntansi Pemerintah Pusat mengalami bbrp fase perkembangan


mulai orde lama, orba, hingga reformasi. Tahun 1975 belum ada sistem akuntansi
pemerintahan hanya sistem administrasi atau tata usaha keuangan daerah. Tahun 1979-80
satu satunya laporan pemeintah kepada DPR berupa perhitungan Anggaran Negara
(PAN). Tahun 1986 Sistm yang diseuj=tuji adalah menyusun alokasi anggaran, proses
penerimaan dan pengeluaran. Tahun 1987-1988 simulasi sitem manual pada Departemen
Pekerjaan Umum. Tahun 1992ndibentuk Badan Akuntan Keuangan Daerah (BAKUN) .
Tahun 2001-2002 penggunaan basis kas modifikasi. Tahun 2003-2004 menerbitkan
Undang-undang Keuangan Negara Nomer 17/2003, nomer 1/2004, nomer 15/2004. Tahun
2005 Komite Standar Akuntansi Pemerintah-KSAP Keppres No.84 tahun 2004. Tahun
2010 dikeluarkam Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2010 Stantandar Akuntansi
Pemerintahan mengganti PP No. 24 tahun 2005.
B. Sistem Akuntansi Pemerintahan Pusat

Penjelasan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara,


menyatakan bahwa agar informasi yang disampaikan dalam laporan keuangan pemerintah dapat
memenuhi prinsip transparansi dan akuntabilitas, perlu diselenggarakan Sistem Akuntansi
Pemerintah Pusat (SAPP) yang terdiri dari Sistem Akuntansi Pusat (SiAP) yang dilaksanakan
oleh Kementerian Keuangan dan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang dilaksanakan oleh
Kementerian Negara/Lembaga.

Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) adalah serangkaian prosedur manual maupun yang
terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan
pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan Pemerintah Pusat.

1.      Ruang Lingkup SAPP

SAPP berlaku untuk seluruh unit organisasi pada Pemerintah Pusat  dan unit akuntansi pada
Pemerintah Daerah dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi dan/atau Tugas Pembantuan yang
dananya bersumber dari APBN  serta  pelaksanaan Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan.

Tidak termasuk dalam ruang lingkup SAPP adalah:

1. Pemerintah Daerah (yang sumber dananya berasal dari APBD);


2. Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah  yang terdiri dari:
3. Perusahaan Perseroan; dan
4. Perusahaan Umum.
a.Tujuan
Sistem Akuntansi Pemerintahan Pusat (SAPP) bertujuan untuk:

1. Menjaga aset Pemerintah Pusat dan instansi-instansinya melalui pencatatan,


pemprosesan dan pelaporan transaksi keuangan yang konsisten sesuai dengan standar dan
praktek akuntansi yang diterima secara umum;
2. Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang anggaran dan kegiatan
keuangan Pemerintah Pusat, baik secara nasional maupun instansi yang berguna sebagai
dasar  penilaian kinerja, untuk menentukan ketaatan terhadap otorisasi anggaran dan
untuk tujuan akuntabilitas;
3. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang posisi keuangan suatu instansi
dan Pemerintah Pusat secara keseluruhan;
4. Menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan, pengelolaan dan
pengendalian kegiatan dan keuangan pemerintah secara efisien.
b.Ciri-ciri Pokok SAPP.
1. Basis Akuntansi
Cash toward Accrual. Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah
adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi
Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dalam neraca.

2.  Sistem Pembukuan Berpasangan

Sistem Pembukuan Berpasangan didasarkan atas persamaan dasar akuntasi yaitu: Aset =
Kewajiban + Ekuitas Dana. Setiap transaksi dibukukan dengan mendebet sebuah perkiraan dan
mengkredit perkiraan yang terkait.

3.  Dana Tunggal

Kegiatan akuntansi yang mengacu kepada UU-APBN sebagai landasan operasional. Dana
tunggal ini merupakan tempat dimana Pendapatan dan Belanja Pemerintah
dipertanggungjawabkan sebagai kesatuan tunggal.

4.  Desentralisasi Pelaksanaan Akuntansi

Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan di instansi dilaksanakan secara berjenjang oleh unit-
unit akuntansi baik di kantor pusat instansi maupun di daerah.

5.  Bagan Akun Standar

SAPP menggunakan akun standar yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang berlaku untuk
tujuan penganggaran maupun akuntansi.
c.Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

SAPP mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dalam melakukan pengakuan,
penilaian, pencatatan, penyajian, dan pengungkapan terhadap transaksi keuangan dalam rangka
perencanaan, pelaksanaan anggaran, pertanggungjawaban, akuntansi, dan pelaporan keuangan.

d.Kerangka Umum SAPP

Berdasarkan PMK Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Pemerintah Pusat, SAPP memiliki 2 (dua) subsistem, yaitu Sistem Akuntansi Bendahara Umum
Negara (SA-BUN) dan Sistem  Akuntansi Instansi (SAI).

SA-BUN dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan selaku Bendahara Umum Negara /Chief
Financial Officer (CFO). Selanjutnya, SA-BUN memiliki beberapa subsistem, yaitu

1. Sistem Akuntansi Pusat (SiAP);


2. Sistem Akuntansi Utang Pemerintah dan Hibah (SAUP & H);
3. Sistem Akuntansi Transfer ke Daerah (SA-TD);
4. Sistem Akuntansi Penerusan Pinjaman (SA-PP);
5. Sistem Akuntansi Investasi Pemerintah (SA-IP);
6. Sistem Akuntansi Transaksi Khusus (SA-TK);
7. Sistem Akuntansi Subsidi dan Belanja Lainnya (SA-BSBL);
8. Sistem Akuntansi Badan lainnya (SA-BL).
SAI memiliki 2 (dua) subsistem, yaitu Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Informasi
Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAI dilaksanakan oleh
Menteri/Ketua Lembaga Teknis selaku Chief Operational Officer (COO).

SA-BUN adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari
pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan
operasi keuangan pada Kementerian Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. Laporan
Keuangan yang dihasilkan berupa Laporan Realisasi Anggaran termasuk pembiayaan, Neraca,
Laporan Arus Kas serta dilengkapi dengan Catatan atas Laporan Keuangan.
Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dilaksanakan oleh kementerian negara/lembaga. Kementerian
negara/lembaga melakukan pemrosesan data untuk menghasilkan Laporan Keuangan berupa
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan.

SAK digunakan untuk memproses transaksi anggaran dan realisasinya, sehingga menghasilkan
Laporan Realisasi Anggaran. Sedangkan SIMAK-BMN memproses transaksi perolehan,
perubahan dan penghapusan BMN untuk mendukung SAK dalam rangka menghasilkan Laporan
Neraca.  Di samping itu, SIMAK-BMN menghasilkan berbagai laporan, buku-buku, serta kartu-
kartu yang memberikan informasi manajerial dalam pengelolaan BMN.

Ruang lingkup pembahasannya hanya mengenai Sistem Akuntansi Instansi yang dilaksanakan
oleh Kementerian Negara/Lembaga.

B.    Sistem Akuntansi Instansi

Sistem Akuntasi Instansi merupakan serangkaian prosedur manual maupun yang


terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan
dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada kementerian/lembaga.

SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Keuangan (SAK), Sistem Informasi Manajemen dan
Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK- BMN).

Sistem Akuntansi Keuangan (SAK)


Sistem Akuntansi Keuangan merupakan bagian SAI yang digunakan untuk memproses transaksi
anggaran dan realisasinya, sehingga menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran. SAK
dilaksanakan oleh kementerian negara/lembaga. Berdasarkan PMK Nomor
171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat
danPerdirjen Nomor Per 24/PB/2006 tentang Pelaksanaan Penyusunan Laporan Keuangan
Kementerian Negara/Lembaga dinyatakan bahwa dalam pelaksanaan SAK kementerian
negara/lembaga membentuk dan menunjuk unit akuntansi di dalam organisasinya, yang terdiri
dari :

1. UAPA pada tingkat Kementerian Negara/Lembaga;


2. UAPPA-E1 pada tingkat Eselon I;
3. UAPPA-W pada tingkat wilayah;
4. UAKPA pada tingkat satuan kerja.

Unit-unit akuntansi instansi tersebut melaksanakan fungsi akuntansi dan pelaporan keuangan atas
pelaksanaan anggaran sesuai dengan tingkat organisasinya. Laporan keuangan yang dihasilkan
merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran oleh unit-unit akuntansi, baik
sebagai entitas akuntansi maupun entitas pelaporan.

Laporan keuangan kementerian negara/lembaga yang dihasilkan unit akuntansi instansi


tersebut terdiri dari:

a.     Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran menyajikan informasi realisasi pendapatan dan belanja, yang
masing-masing dibandingkan dengan anggarannya dalam satu periode;

b.     Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas akuntansi dan entitas pelaporan mengenai
aset, kewajiban, ekuitas dana per tanggal tertentu;

c.     Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan, daftar rinci, dan analisis atas nilai suatu pos
yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca.

Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN).

Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara adalah sub sistem dari SAI
yang merupakan serangkaian prosedur yang saling berhubungan untuk mengolah dokumen
sumber dalam rangka menghasilkan informasi untuk penyusunan neraca dan laporan BMN serta
laporan manajerial lainnya sesuai ketentan yang berlaku.

Barang Milik Negara (BMN) meliputi semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban
APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Perolehan lainnya yang sah antara lain
berupa transfer masuk, hibah, pembatalan penghapusan, dan rampasan/sitaan.

BMN meliputi unsur-unsur aset tetap dan persediaan. Aset tetap adalah aset berwujud yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau
dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Sedangkan persediaan adalah aset lancar dalam bentuk
barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional
pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan atau diserahkan dalam
rangka pelayanan kepada masyarakat.

SIMAK-BMN diselenggarakan oleh unit organisasi Akuntansi dengan memegang prinsip-prinsip


;

1. Ketaatan, yaitu dilakukan sesuai perundang-undangan dan prinsip akuntansi yang


berlaku umum;
2. Konsistensi, yaitu dilaksanakan secara berkesinambungan sesuai dengan peraturan
yang berlaku;
3. Kemampubandingan, yaitu menggunakan klasifikasi standar sehingga menghasilkan
laporan yang dapat dibandingkan antar periode akuntansi;
4. Materialitas, yaitu dilaksanakan dengan tertib dan teratur sehingga informasi yang
mempengaruhi keputusan dapat diungkap;
5. Objektif, yaitu dilakukan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya;
6. Kelengkapan, yaitu mencakup seluruh transaksi BMN yang terjadi.
Untuk melaksanakan SIMAK-BMN, Kementerian/Lembaga membentuk ;

1. Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPB),


2. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon 1 (UAPPB-E1),
3. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah (UAPPB-W)
4. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB).
UAKPB melakukan proses akuntansi atas data sumber Barang Milik Negara untuk menghasilkan
Daftar Barang Kuasa Pengguna (DBKP), Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran
(LBKPS), Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan (LBKPT), Jurnal Transaksi BMN, dan
daftar laporan manajerial lainnya termasuk yang dananya bersumber dari anggaran pembiayaan
dan perhitungan.

** Sumber : Mahmudi UII Press 2016

Anda mungkin juga menyukai