PEMBAHA
SAN
Laporan keuangan pemerintah memiliki tujuan khusus yang berbeda dari laporan keuangan
entitas bisnis atau organisasi lainnya. Tujuan utama dari laporan keuangan pemerintah adalah
untuk memberikan informasi transparan dan akurat tentang bagaimana pemerintah mengelola
dan menggunakan dana publik.
Tujuan khusus dari laporan keuangan pemerintah meliputi:
Akuntabilitas: Laporan keuangan pemerintah bertujuan untuk memastikan bahwa
pemerintah bertanggung jawab atas pengelolaan dana publik. Ini berarti bahwa
pemerintah harus dapat menjelaskan bagaimana dan untuk apa dana publik
digunakan.
Transparansi: Laporan keuangan pemerintah harus memberikan gambaran yang jelas
dan terperinci tentang pengeluaran, pendapatan, dan posisi keuangan pemerintah. Ini
memungkinkan publik untuk memahami bagaimana dana publik digunakan dan
apakah digunakan secara efisien.
Pengawasan dan Pengendalian: Laporan keuangan pemerintah dapat digunakan
sebagai alat untuk memantau dan mengendalikan penggunaan dana publik. Ini dapat
membantu mengidentifikasi potensi masalah atau penyimpangan dalam pengelolaan
keuangan pemerintah.
Evaluasi Kinerja: Laporan keuangan pemerintah dapat digunakan untuk menilai
kinerja keuangan pemerintah dalam mencapai tujuan dan sasaran publik. Misalnya,
apakah pemerintah berhasil mengalokasikan dana untuk sektor-sektor kunci seperti
pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan sebagainya.
Basis untuk Pengambilan Keputusan: Informasi yang terdapat dalam laporan
keuangan pemerintah dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan
oleh berbagai pihak, termasuk para pemimpin pemerintah, legislator, pemangku
kepentingan, dan masyarakat umum.
Pembandingan dengan Target dan Standar: Laporan keuangan pemerintah
memungkinkan untuk membandingkan kinerja aktual dengan target, anggaran, atau
standar yang telah ditetapkan. Hal ini membantu menilai sejauh mana pemerintah
telah mencapai tujuan keuangan yang telah ditetapkan.
Memenuhi Kewajiban Pelaporan: Pemerintah memiliki kewajiban hukum dan etika
untuk menyediakan informasi keuangan kepada publik. Laporan keuangan pemerintah
membantu memenuhi kewajiban ini.
Mengelola Risiko Keuangan: Melalui laporan keuangan, pemerintah dapat
mengidentifikasi dan mengelola risiko keuangan yang mungkin mempengaruhi
stabilitas keuangan dan kesejahteraan masyarakat.
Jadi, laporan keuangan pemerintah bertujuan untuk memberikan gambaran yang
komprehensif tentang bagaimana pemerintah menggunakan dana publik untuk memenuhi
kepentingan masyarakat dan memenuhi kewajiban keuangan mereka dengan transparan dan
akuntabel.Demi mencapai hal ini, laporan keuangan memberikan informasi yang dimana
mengandung tentang berbagai aspek entitas pelaporan, termasuk aset, kewajiban,
kepemilikan dana, pemasukan, pengeluaran, transfer, pendanaan, dan aliran kas.
2. Neraca
Neraca adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada
tanggal neraca dengan menggambarkan aset, kewajiban, dan modalnya. Baik sistem terpusat
maupun desentralisasi memungkinkan penyusunan neraca secara terpusat oleh departemen
akuntansi perusahaan pelapor. Pada sistem pertama, neraca disiapkan oleh departemen
akuntansi sendiri dan diringkas oleh departemen pelaporan. Salah satu Departemen
Akuntansi Negara Daerah (SKPD) merupakan departemen akuntansi yang bertugas
menyusun laporan keuangan. Laporan-laporan ini disusun menjadi neraca setelah
dijumlahkan pada rekening-rekening di neraca pemerintah daerah dan dibuatkan rekening
bersama. Aset, kewajiban, dan ekuitas dana (aset bersih) membentuk neracanya. Modal suatu
dana adalah selisih antara asetnya setelah dikurangi kewajibannya dan dapat dirumuskan
dalam persamaan akuntansi sebagai:
Aset = Kewajiban + Ekuitas Dana
Hubungan aset, kewajiban, dan ekuitas dana dapat digambarkan sebagai berikut:
Neraca
Aset Rp XXX Kewajiban Rp XXX
Ekuitas Dana Rp XXX
Total Rp XXX Total Rp XXX
Landasan hukum pelaporan keuangan pemerintah sangat penting untuk menjamin keteraturan
dan keandalan penyajian informasi keuangan. Dasar hukum pelaporan keuangan pemerintah
adalah:
1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD RI), khususnya bagian yang
mengatur keuangan negara. Konstitusi Indonesia memberikan landasan
konstitusional bagi seluruh kegiatan keuangan pemerintah.
2) Peraturan perundang-undangan di bidang keuangan, meliputi peraturan mengenai
berbagai aspek keuangan, seperti penatausahaan, pengawasan, dan tanggung jawab
keuangan.
3) Undang-undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN);
Mengatur proses penyusunan, pengesahan, dan pelaksanaan APBN.
4) Undang-undang yang mengatur pemerintahan daerah, terutama yang fokus pada aspek
keuangan daerah.
5) Undang-undang yang mengatur perimbangan keuangan pemerintah pusat dan daerah,
termasuk aturan mengenai alokasi dana antara pemerintah pusat dan daerah.
6) Ketentuan hukum pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara/daerah,
menetapkan pedoman pelaksanaan anggaran menurut aturan yang telah ditetapkan.
7) Peraturan perundang-undangan lain yang mengatur keuangan pusat dan daerah,
termasuk peraturan lain mengenai keuangan pusat dan daerah.
Pentingnya landasan hukum ini adalah untuk memastikan pelaporan keuangan pemerintah
dilakukan sesuai dengan prinsip hukum yang berlaku dan untuk meningkatkan kepercayaan
masyarakat terhadap transparansi dan akuntabilitas keuangan pemerintah.pemerintah.
Karakteristik kualitatif laporan keuangan merupakan standar normatif yang harus tercermin dalam
informasi akuntansi untuk mencapai tujuannya. Beberapa persyaratan normatif diperlukan agar
laporan keuangan pemerintah dapat mencapai kualitas yang diinginkan. Persyaratan normatif
meliputi, antara lain:
1) Relevansi: Informasi dalam laporan keuangan harus relevan bagi pengguna dalam
mengambil keputusan keuangan. Informasi yang relevan adalah informasi yang dapat
mempengaruhi keputusan keuangan Anda.
2) Keandalan: Informasi harus dapat diandalkan dan dapat diverifikasi. Artinya, informasi yang
diberikan harus akurat, dapat diandalkan, dan dapat diverifikasi oleh pihak lain.
3) Kompatibilitas: Informasi yang disajikan harus sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum dan tandar akuntansi yang berlaku.
4) Ketepatan Waktu: Informasi harus disediakan tepat waktu sehingga pengguna dapat
mengambil keputusan keuangan yang tepat.
5) Keterpahaman: Informasi harus disajikan dengan cara yang jelas dan mudah dimengerti oleh
pengguna dengan pengetahuan akuntansi yang sesuai.
Selain laporan keuangan utama, suatu entitas pelaporan dapat menyajikan Laporan Kinerja
Keuangan berbasis akrual dan Laporan Perubahan Ekuitas. Laporan kinerja keuangan adalah
laporan yang menunjukkan pendapatan, beban, dan surplus atau defisit selama suatu periode,
yang disusun berdasarkan akrual. Laporan pergerakan saham adalah laporan yang
menunjukkan bagaimana saldo saham dana kekayaan negara berfluktuasi dan berfluktuasi
selama periode waktu tertentu.
periode.
Menurut Undang-Undang Keuangan Negara Nomor 17 Tahun 2003, laporan keuangan harus
disampaikan dalam waktu enam bulan setelah akhir tahun anggaran. Oleh karena itu, laporan
keuangan menjadi kurang bermanfaat jika tidak disajikan kepada pengguna dalam jangka
waktu tertentu sejak tanggal pelaporan. Keterlambatan penyampaian laporan tidak dibenarkan
karena alasan seperti rumitnya operasional perusahaan pelapor.
Setiap lembaga pelapor wajib menyampaikan laporan keuangan interim paling sedikit enam
bulan sekali sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan dan Kinerja Keuangan. harus diciptakan. dari
lembaga pemerintah. Selain laporan keuangan tahunan, perusahaan pelapor juga wajib
menyusun laporan keuangan interim setiap semester.