Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan
kinerja keuangan suatu entitas. Catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada
suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan
tersebut. Begitu juga dalam lingkup keuangan pemerintahan yang wajib menyajikan
laporan keuangan atas dana yang didapatnya.

Tujuan pernyataan dalam PSAK No. 1 adalah menetapkan dasar-dasar bagi


penyajian laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statements)
yang selanjutnya disebut “Laporan Keuangan” agar dapat dibandingkan, baik dengan
laporan keuangan perusahaan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan
perusahaan lain. Laporan keuangan dalam lingkup pemerintahan diatur jelas berdasarkan
aturan atau ketentuan hukum. Prinsip penyajian laporan keuangan pemerintahan sama
dengan prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan akuntansi, yang membedakan adalah
komponen dan struktur laporan keuangannya.

1.2 Tujuan Masalah


1.2.1 Untuk mengetahui Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
1.2.2 Untuk mengetahui Komponen LKPD

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah


Laporan keuangan pemerintah daerah itu sendiri adalah gambaran mengenai
kondisi dan kinerja keuangan entitas tersebut. Salah satu pengguna laporan keuangan
pemerintah daerah adalah pemerintah pusat. Pemerintah pusat berkepentingan dengan
laporan keuangan pemerintah daerah karena pemerintah pusat telah menyerahkan sumber
daya keuangan kepada daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah.
Secara garis besar, tujuan umum penyajian laporankeuangan oleh pemerintah
daerah adalah :
a. Untuk memberikan informasi yangdigunakan dalam pembuatan keputusan ekonomi,
sosial, dan politik serta sebagaibukti pertanggungjawaban dan pengelolaan.
b. Untuk memberikan informasi yangdigunakan untuk mengevaluasi kinerja manajerial
dan organisasional.
Secara khusus, tujuan khusus penyajian laporankeuangan oleh pemerintah daerah
adalah :
a. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi aliran kas,
saldo neraca, dan kebutuhan sumber daya finansial jangka pendek unit pemerintah.
b. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi kondisi
ekonomi suatu unit pemerintahan dan perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya.
c. Memberikan informasi keuangan untuk memonitor kinerja, kesesuaiannya dengan
peraturan perundang-undangan, kontrak yang telah disepakati, dan ketentuan lain
yang disyaratkan.
d. Memberikan informasi untuk perencanaan dan penganggaran, serta untuk
memprediksi pengaruh pemilikan dan pembelanjaan sumber daya ekonomi terhadap
pencapaian tujuan operasional.
e. Memberikan informasi untuk mengevaluasikinerja manajerial dan organisasional.

2.2 Komponen LKPD


2.2.1 Laporan Realisasi APBD (LRA)
Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian
sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat daerah, yang
menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam
satu periode pelaporan. Unsur yang dicakup secara langsung oleh Laporan Realisasi Angg
aran terdiri dari pendapatan-LRA, belanja, transfer, dan pembiayaan. Masing-masing
unsur dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara
Umum Daerah atau oleh entitas pemerintah lainnya yang menambah Saldo Anggaran

2
Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadikan hak
pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
b. Belanja adalah semua pengeluaran oleh bendahara umum negara/bendahara umum
daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran
bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
c. Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu entitas pelaporan
dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.
d. Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan/pengeluaran yang tidak berpengaru
h pada kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar kembali dan/atau akan
diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-
tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama
dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.Penerimaan
pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman dan hasil divestasi. Pengeluaran
pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok
pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal
oleh pemerintah.
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) menyediakan informasi mengenai anggaran
dan realisasi pendapatan-LRA, belanja, transfer, surplus/defisit-LRA,
dan pembiayaan dari suatu entitas pelaporan. Informasi tersebut berguna bagi para pengg
una laporan dalam mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-sumber daya
ekonomi, akuntabilitas dan ketaatan entitas pelaporan terhadap anggaran karena
menyediakan informasi-informasi sebagai berikut:
a. Informasi mengenai sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya ekonomi;
b. Informasi mengenai realisasi anggaran secara menyeluruh yang berguna dalam
mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi dan efektivitas dalam anggaran.
Penyusunan dan penyajian LRA didasarkan pada:

a. Akuntansi Anggaran, merupakan teknik pertanggungjawaban dan pengendalian


manajemen yang digunakan untuk membantu pengelolaan
pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan. Akuntansi anggaran diselenggarakan
sesuai dengan struktur anggaran yang terdiri dari anggaran, pendapatan, belanja dan
pembiayaan.
b. Akuntansi Pendapatan-LRA diakui pada saat uang diterima pada Rekening Kas
Umum Negara/Daerah, yang mana pencatatan pendapatan-LRA dilaksanakan
berdasarkan azas bruto, yaitu mencatat jumlah bruto penerimaan dan tidak mencatat
jumlah netonya, namun ketika biaya atas pendapatan tersebut bersifat variabel dan
tidak dapat dianggarkan terlebih dahulu dikarenakan proses belum selesai, maka dapat
mencatat nilai nettonya.
c. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas
Umum Negara/Daerah. Belanja diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi (jenis
belanja) organisasi, dan fungsi. Klasifikasi ekonomi adalah pengelompokkan belanja
yang didasarkan pada jenis belanja untuk melaksanakan suatu aktivitas,
contoh belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, bunga, subsidi, hibah.
Klasifikasi belanja menurut organisasi di lingkungan pemerintah pusat antara lain
belanja per kementerian negara/lembaga beserta unit organisasi dibawahnya.

3
Klasifikasi menurut fungsinya adalah klasifikasi yang didasarkan pada fungsi-fungsi
utama pemerintah pusat/daerah dalam memberikan pelayanan dalam masyarakat.
d. Selisih antara pendapatan-LRA dan belanja selama satu periode pelaporan dicatat
dalam pos Surplus/Defisit-LRA. Surplus-LRA terjadi jika jumlah pendapatan-LRA
selama suatu periode lebih besar daripada jumlah belanja pada periode tersebut,
begitu pula sebaliknya, defisit-LRA terjadi jika jumlah pendapatan-LRA lebih kecil
dari jumlah belanja selama satu periode pelaporan tersebut.
e. Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah,
baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali
,yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup deficit
dan/atau memanfaatkan surplus anggaran.
f. Akuntansi sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran adalah selisih lebih/kurang antara
realisasi penerimaan dan pengeluaran selama satu periode pelaporan atau selisih
lebih/kurang antara realisasi pendapatan-LRA dan penerimaan pembiayaan dengan
belanja dan pengeluaran pembiayaan selama satu periode pelaporan.

2.2.2 Neraca
Neraca merupakan laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan
suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu.
Manfaat dari neraca adalah menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya
ekonomi, kewajiban dan eukitas pemerintah pada tanggal tertentu.
Unsur yang dicakup oleh neraca terdiri atas aset, kewajiban dan ekuitas.
Neraca menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya pos-pos berikut:
a. Kas dan setara kas e. Investasi jangka panjang
b. Investasi jangka pendek f. Aset tetap
c. Piutang pajak dan bukan g. Kewajiban jangka pendek
pajak h. Kewajiban jangka panjang
d. Persediaan i. Ekuitas

4
Aset diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh oleh
pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Aset
diakui pada saat diterima atau kepemilikannya dan/atau kepenguasaanya berpindah.
Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya ekonomi
akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sampai saat pelaporan dan
perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur
dengan andal. Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada saat
kewajiban timbul. Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih
antara aset dan kewajiban pemerintah pada tangga pelaporan. Saldo ekuitas di Neraca
berasal dari saldo akhir ekuitas pada Laporan Perubahan Ekuitas.
2.2.3 Laporan Arus Kas (LAK)
Laporan arus kas adalah bagian dari laporan finansial yang menyajikan
informasi penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang
diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan dan transitoris.
Klasifikasi arus kas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna
laporan untuk menilai pengaruh dari aktivitas tersebut terhadap posisi kas dan setara
kas pemerintah.
Informasi tersebut juga dapat digunakan untuk mengevaluasi hubungan antar
aktivitas operasi, investasi, pendanaan dan transitoris. Satu transaksi tertentu dapat
mempengaruhi arus kas dari beberapa aktivitas, misalnya transaksi pelunasan utang
yang terdiri dari pelunasan pokok utang dan bunga utang. Pembayaran pokok utang
akan diklasifikasikan ke dalam aktivitas pendanaan sedangkan pembayaran bunga
utang pada umumnya diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi kecuali bunga yang
dikapitalisasi akan diklasifikasikan ke dalam aktivitas investasi. Berikut manfaat
informasi dalam Laporan Arus Kas:
a. Sebagai indikator jumlah arus kas di masa yang akan datang, serta berguna untuk
menilai kecermatan atas taksiran arus kas yang telah dibuat sebelumnya.
b. Alat pertanggungjawaban arus kas masuk dan arus kas keluar selama periode
pelaporan.
c. Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan lainnya, laporan arus kas memberikan
informasi yang bermanfaat bagi para pengguna laporan dalam mengevaluasi
perubahan kekayaan bersih/ekuitas suatu entitas pelaporan dan struktur keuangan
pemerintah
2.2.4 Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan dimaksudkan agar laporan keuangan dapat
dipahami oleh pembaca secara luas, tidak terbatas hanya untuk pembaca tertentu
ataupun manajemen entitas pelaporan. Laporan keuangan mungkin mengandung
informasi yang dapat mempunyai potensi kesalahpahaman di antara pembacanya.
Oleh karena itu, untuk menghindari kesalahpahaman, atas sajian laporan keuangan
harus dibuat Catatan atas Laporan Keuangan yang berisi informasi untuk
memudahkan pengguna dalam memahami Laporan Keuangan.
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari
angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan SAL,
Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca dan Laporan Arus Kas.
Catatan atas Laporan Keuangan juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi
yang dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan
diajurkan untuk diungkapkan di dalam Standar Akuntansi Pemerintah serta ungkapan-
ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara
wajar. Catatan atas Laporan Keuangan mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:
a. Mengungkapkan informasi umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi;
b. Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro;
c. Menyajikan ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut
kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target;
d. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-
kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan
kejadian penting lainnya;
e. Menyajikan rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada lembar
muka laporan keuangan;
f. Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan;
g. Menyediakan informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang
tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Laporan keuangan pemerintah daerah disusun dan disajikan sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang diatur melalui Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
Laporan keuangan pemerintah daerah adalah gambaran mengenai kondisi dan kinerja
keuangan entitas tersebut. Laporan keuangan bertujuan umum mempunyai kemampuan
prediktif dan prospektif dalam ham memprediksi besarnya sumber daya yang dibutuhkan
untuk operasi berkelanjutan, sumber daya dihasilkan dari operasi yang berkelanjutan
serta risiko dan ketidakpastian yang terkait. Secara spesifik, tujuan pelaporan keuangan
pemerintah adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan
keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya.
Dengan memahami tujuan, manfat dan isi/pos-pos dari setiap komponen laporan
keuanga, aparatur negara akan lebih mudah dalam menyusun laporan keuangan
pemerintah yang handal dan relevan sehingga masyarakat tidak memperoleh informasi
yang salah tentang penggunaan dan pengelolaan keuangan negara yang disajikan
pemerintah kepada masyarakat sebagai bentuk akuntabilitas negara.
3.2 Saran
Disamping itu diharapkan PSAP 11 dapat menjadi acuan akan
pentingnya penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang selama
ini belum dilaksanakansecara menyeluruh oleh entitas pelaporan.

Anda mungkin juga menyukai