BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Pengertian
efek terapeutik. Obat kebanyakan menghasilkan efek samping, baik efek samping
yang diinginkan maupun efek samping yang tidak diinginkan (Jitowiyono, 2018).
(gelang identitas dan double check), informasikan klien (menjelaskan kerja obat
dan efek samping yang mungkin terjadi), berikan obat dengan prinsip enam benar,
a. Benar Pasien
gelang identitas yang dipasang ditangan klien. Jika respon tidak sanggup
merespon secara verbal, perawat dapat melihat respon non verbal pasien,
11
12
b. Benar Obat
generikny atau kandungan obat. Lakukan pengecekan lebel pada botol atau
Pertama, saat membaca permintaan obat dan botolnya diambil dari rak
obat. Kedua, pada saat lebel botol dibandingkan dengan obat yang diminta
dan yang ketiga saat dikembalikan ke rak obat. Jika lebelnya tidak dibaca,
isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan kebagian farmasi. Saat
memberikan obat, perawat harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Hal ini
dapat membantu perawat untuk mengingat nama obat dan bagaimana cara
tiket obat atau format pencatatan unit dosis dengan instruksi yang ditulis
c. Benar Dosis
Jika ragu, perawat harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep
ampul maupun tablet) yang memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau
kekuatan obat yang lebih besar atau lebih kecil dari yang dibutuhkan atau
d. Benar Rute
pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat,
1) Oral
sebagai berikut :
efektivitas obat.
2) Topikal
kulit atau membran mukosa. Misalnya salep, losion, krim, spray, tetes
3) Rektal
4) Parenteral
dengan sifat obat, one set efek terapetik yang dikehendaki, dan
kebutuhan pasien.
bagian atas dan bagian paha medial. Obat yang diberikan melalui
atas, paha bagian luar, dan lengan atas bagian luar. Apabila injeksi
kurang efektif.
(IV push atau IVP). Area injeksi intravena antara lain pada daerah
(Jitowiyono, 2018).
17
5) Inhalasi
Saluran nafas memiliki epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan
e. Benar Waktu
tersebut, misalnya air putih, susu, teh ataupun kopi. Secara umum, setiap
pemberian obat akan lebih baik jika menggunakan air putih yang dinilai
f. Benar Dokumentasi
tindakan yang telah dilakukan, melalui : dosis, rute, waktu dan oleh siapa
obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya, atau obat itu
18
tidak dapat diminum, harus dicatat alasannya dan dilaporkan. Perawat juga
1) Klien berhak untuk mengetahui alasan pemberian obat, oleh karena itu
keputusan.
2) Klien berhak untuk menolak pengobatan, jika hal ini terjadi setelah
termolabil (rusak atau berubah karena panas). Untuk itu perawat harus
ditempat sejuk < 15°C (tapi tidak boleh beku), faksin tifoid antara 2-
2) Posisi, pada tempat yang terang dengan letak setinggi mata (bukan
karena basah.
obat harus ditulis dengan jelas dan terbaca serta harus berisi tujuh bagian
yaitu : (1) nama klien, (2) tanggal dan waktu ketika order, (3) nama obat
yang akan diberikan, (4) dosis, (5) rute. (6) waktu frekuensi, (7) tanda
2.2.1. Pengertian
ilmu dan kiat yang dimilikinya dalam batas-batas kewenangan yang dimilikinya.
telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun diluar negeri sesuai dengan
Perawat adalah orang yang mengasuh dan merawat orang lain yang
semakin meluas. Kini pengertian perawat merujuk pada posisinya sebagai bagian
a. Peran Perawat
Sulihandari, 2017).
b. Fungsi Perawat
pada orang lain. Dalam hal ini perawat dalam melaksanakan tugasnya
diatasi dalam tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun
lainnya.
kebutuhan dasar yang sama yang terdiri atas aspek biologis, psikologis,
a. Kebutuhan Biologis
kesehatan fisik.
b. Kekutuhan Psikologis
macam hal.
d. Kebutuhan Spiritual
atau menyembuhkan penyakit. Ada 2 jenis obat, yaitu obat padat dan obat cair.
Obat-obatan dalam bentuk padat seperti bubuk, tablet, pil, drase, kapsul, salep,
pasta dan supositoria. Obat-obatan dalam bentuk cair seperti sirup, tetesan atau
dengan obat-obatan. Perawat harus tahu cara pemakaian obat dan bagaimana
mengatur obat-obatan yang harus digunakan oleh pasien. Perawat juga harus
tentang cara pemberian obat dan observasi secara tepat terhadap cara obat-obatan
2.3.1. Pengetahuan
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Dengan sendirinya, pada waktu
2019).
hubungan antara faktor internal perawat dengan pelaksanaan prinsip enam benar
pemberian obat oleh perawat pelaksana di ruang Interna dan Bedah Rumah Sakit
obat.
2.3.2. Sikap
masih tertutup dari seseorang suatu stimulus atau objek. Pengukuran sikap dapat
Notoatmodjo (2018) pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan yaitu:
dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu usaha untuk menjawab
pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu
benar atau salah , adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.
yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling
tinggi.
berlangsung seumur hidup. Semakin baik sikap seseorang maka semakin mudah
26
obat di Instalasi Rawat Inap RS Swasta yang menyimpulkan bahwa ada hubungan
yang signifikan sikap perawat dalam penerapan prinsip 6 benar pemberian obat.
faktor yang berhubungan dengan penerapan prinsip 6 benar pemberian obat pada
perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih GMIM
2.3.3. Pendidikan
(Notoatmodjo, 2018).
terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang berpendidikan tinggi akan lebih
rasional dan kreatif serta terbuka dalam menerima adanya bermacam usaha
(2019), hasil ukur untuk pendidikan perawat yaitu terdiri dari 3 kategori yaitu,
Hasil penelitian terkait yang dilakukan oleh Wijaya (2018), tentang faktor-
faktor yang berhubungan dengan penerapan prinsip enam benar dalam pemberian
obat oleh perawat pelaksana di RS Ibu dan Anak Pekalongan yang menyimpulkan
bahwa ada hubungan pendidikan dengan penerapan prinsip enam benar dalam
pemberian obat menggunakan uji spearman rank (α=5%) di dapat nilai p 0,011
(p< 0,05).
28
pemberian obat oleh perawat pelaksana di ruang Interna dan Bedah Rumah Sakit
Haji Makassar, hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan
pengalaman kerja juga ikut menentukan kinerja seseorang. Semakin lama masa
kerja maka kecakapan akan lebih baik karena sudah menyesuaikan diri dengan
cenderung lebih terpuaskan dengan pekerjaan mereka. Para karyawan yang relatip
baru cenderung kurang terpuaskan karena berbagai pengharapan yang lebih tinggi
(Martini, 2017).
Menurut Martini (2017), masa kerja perawat yaitu Lamanya kegiatan yang
dilakukan perawat sejak pertama kali bertugas, dimulai dari 1-10 tahun, 11-20 dan
>20 tahun, sedangkan menurut Suarni (2019), masa kerja perawat dapat
menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan
Hasil penelitian terkait yang dilakukan oleh Wijaya (2018), tentang faktor-
faktor yang berhubungan dengan penerapan prinsip enam benar dalam pemberian
obat oleh perawat pelaksana di RS Ibu dan Anak Pekalongan yang menyimpulkan
bahwa ada hubungan masa kerja dengan penerapan prinsip enam benar dalam
pemberian obat menggunakan uji spearman rank (α=5%) di dapat nilai p 0,002
(p< 0,05).
tingkat pendidikan dan lama kerja perawat dengan penerapan prinsip enam tepat
dalam pemberian obat di Ruang Rawat Inap RS Dr. Kariadi Semarang yang
menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara lama kerja perawat dengan
didalam tinjauan teori, adapun kerangka teori dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Notoatmodjo, 2018
Faktor Predisposisi
Karakteristik Perawat
Pengetahuan*
Pendidikan*
Harmiady, 2019
- Ketersediaan Fasilitas
Prinsip 6 benar
Nuryani, 2020
pemberian obat
- Pengetahuan*
- Sikap*
- SOP dan kebijakan
- Beban Kerja
- Masa Kerja*
Armiyati, 2017
- Beban Kerja
- Masa Kerja *
- Supervisi
Keterangan :
* : Variabel diterliti
Gambar 2.1
Kerangka Teoritis
31