SULAWESI SELATAN
Disusun untuk memenuhi tugas Perencanaan dan Kebijakan Pembangunan
Disusun oleh :
RIMA MELATI ANGGRAENI
NIM. 216020101111007
Kelas DA
PENDAHULUAN
Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) adalah upaya membangun sistem
manajemen pemerintahan yang transparan, partisipatif, akuntabel dan berorentasi pada hasil,
yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kualitas pelayanan publik. Hal ini sejalan
dengan pelaksanaan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang menyatakan bahwa asas-
asas umum penyelenggaraan negara meliputi kepastian hukum, asas tertib penyelenggaraan
negara, asas kepentingan umum, asas keterbukaan, asas proporsionalitas dan profesionalitas serta
akuntabilitas. Selain itu, penyusunan Indikator Kinerja Utama merupakan upaya untuk
menunjukan arah dan dimensi kebijakan sistem akuntabilitas di lingkungan Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi Selatan khususnya dalam penyelenggaraan pemerintah di bidang pengawasan.
Untuk dapat mengukur tingkat keberhasilan Instansi Pemerintah dalam merealisasikan
semua Visi dan Misi yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) dapat kita lihat dengan Indikator Kinerja. Dengan Indikator Kinerja kita dapat
mengetahui sejauh mana anggaran yang telah direalisasikan dalam DPA telah mencapai sasaran
dan tujuan yang telah ditetapkan, dan sudah barang tentu memberikan sesuatu yang bermanfaat
bagi masyarakat yang kita sebut outcome.
Berdasarkan hal tersebut, lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan sebagai
Instansi Pembina Aparat Pengawasan Intern Pemerintah juga menetapkan suatu Indikator
Kinerja Utama yang mengacu pada fungsi dari Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan
sebagai Instansi yang memiliki tugas dalam bidang pengawasan.
Oleh karena itu, diharapkan Indikator Kinerja Utama dapat memberikan informasi kinerja
yang penting dan diperlukan dalam penyelenggaraan manajemen kinerja secara baik disamping
juga sebagai dokumen tolak ukur kinerja utama serta menunjukan target yang harus dicapai
berdasarkan menunjukan target yang harus dicapai berdasarkan tolak ukur yang ditetapkan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah yang
diajukan adalah :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Indikator Kinerja Utama
Dalam rangka pengukuran dan peningkatan kinerja serta untuk lebih meningkatkan
akuntabilitas kinerja, instansi pemerintah perlu menetapkan indikator kinerja utama, berdasarkan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi Nomor 9 Tahun 2007
disebut bahwa yang dimaksud dengan Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indicators)
adalah ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi.
Indikator Kinerja Utama ini terkandung dalam tujuan dan sasaran strategis instansi
pemerintah. Selain itu Indikator Kinerja Utama dari juga merupakan hal utama yang akan
diwujudkan oleh instansi yang bersangkutan, atau untuk mewujudkan untuk apa instansi
pemerintah tersebut dibentuk, yang menjadi core area/business area dan tertuang dalam tugas
dan fungsi serta kewenangan utama instansi pemerintah.
BAB III
PEMBAHASAN
Sasaran program yang termuat dalam Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan
periode 2020-2024 sebanyak 6 (enam) program dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) sebanyak
15 (lima belas) yaitu sebagai berikut : Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan memberikan
dukungan atas pencapaian Program 01 dan 06 melalui dukungan pencapaian 6 (enam) sasaran
kegiatan dengan Indikator Kinerja Utama/Kegiatan sebagai berikut:
Sasaran Kegiatan/
Sifat Target
No Indikator Kinerja Utama Satuan
Target 2020 2021 2022 2023 2024
I Meningkatnya Pengawasan
Pembangunan atas
Akuntabilitas Keuangan
Negara/ Daerah
1.1 Nilai optimalisasi penerimaan Rp Tidak 158 530 758 758 758
negara/daerah yang (Juta) Kumulatif
terealisasi
1.2 Potensi Penerimaan Rp Tidak 316 884 1.263 1.263 1.263
Negara/Daerah yang (Juta) Kumulatif
Dioptimalisasi
1.3 Nilai Efisiensi Pengeluaran Negara Rp Tidak 1.123 186.779 154.487 136.270 112.930
dan Daerah (Juta) Kumulatif
1.4 Nilai penyelamatan Rp Tidak 27.124 40.679 49.715 56.500 51.982
keuangan Negara (Juta) Kumulatif
1.5 Nilai Penyelamatan Rp Tidak - 118 120 122 125
Pengelolaan Dana Transfer (Juta) Kumulatif
1.6 Nilai Penyelamatan Rp Tidak - 59 60 61 62
Pembiayaan Daerah (Juta) Kumulatif
II. Meningkatnya Pengawasan
Pembangunan atas
Pembangunan Nasional
2.1 Jumlah PP yang tercapai sesuai Program Tidak 1 5 1 1 1
target Prioritas Kumulatif
2.2 Jumlah KP yang diawasi Kegiatan Tidak 9 7 7 7 7
Prioritas Kumulatif
2.3 Jumlah KP yang tercapai sesuai Kegiatan Tidak 13 13 13 13 14
target Prioritas Kumulatif
2.4 Jumlah PPS yang tercapai sesuai Program Tidak 4 3 3 3 3
target Kumulatif
2.5 Jumlah PSN yang tercapai sesuai Program Tidak - 1 1 1 1
target Kumulatif
2.6 Jumlah Program Lintas Sektoral Program Tidak - 1 1 1 1
Pembangunan Daerah yang Kumulatif
Tercapai Sesuai Target
2.7 Persentase Desa yang Diaudit Persen Tidak - 16,67% 25% 29,17% 33%
Kinerja dengan Hasil Baik Kumulatif
2.8 Persentase hambatan pelaksanaan Persen Tidak 75% 80% 85% 85% 85%
pembangunan yang diselesaikan Kumulatif
III. Meningkatnya Pengawasan
Pembangunan atas Badan
Usaha
3.1 Jumlah BUMN dengan pengelolaan BUMN Kumulatif - - - - 1
korporasinya baik
3.2 Jumlah BUMD dengan BUMD Kumulatif - - - 2 3
pengelolaan korporasinya baik
3.3 Jumlah BUMD dengan kinerja BUMD Tidak 9 10 10 11 11
sehat Kumulatif
3.4 Jumlah BLUD dengan kinerja BLUD Tidak - 4 4 4 4
sehat Kumulatif
3.5 Jumlah BUMDes yang mampu BUMDes Kumulatif - 45 55 69 77
menyusun laporan
IV Meningkatnya Pengawasan
Pembangunan atas Efektivitas
Pengendalian Korupsi
4.1 Persentase hasil pengawasan Persen Tidak 100% 100% 100% 100% 100%
represif yang dimanfaatkan/ Kumulatif
ditindaklanjuti
4.2 Persentase hasil Pengawasan Persen Kumulatif 70% 75% 80% 85% 90%
preventif dan edukatif yang
dimanfaatkan/ ditindaklanjuti
4.3 Jumlah Pemda dengan Pemda Tidak - - 2 3 4
efektivitas pengendalian korupsi Kumulatif
Baik
4.4 Jumlah badan usaha dengan BUMD Tidak - - 2 1 2
efektivitas pengendalian korupsi Kumulatif
baik
V Meningkatnya Pengawasan
Pembangunan atas
Kualitas Pengendalian Intern
K/L/P/BU
5.1 Jumlah APIP K/L/Pemda dengan APIP Kumulatif 12 14 17 19 21
Kapabilitas APIP
≥ Level 3
5.2 Jumlah K/L/Pemda K/L/ Kumulatif 16 18 19 20 21
dengan Maturitas SPIP ≥ Level 3 Pemda
5.3 Jumlah Pemda Provinsi dengan K/L/ Kumulatif - - - 1 1
MRI ≥ Level 3 Pemda
5.4 Jumlah Pemda Kab/Kota dengan Pemkab Kumulatif 1 2 3 4 9
MRI ≥ Level 3 /Kota
5.5 Persentase jumlah pemda yang Persen Kumulatif 0,00% 0,18% 0,37% 1,48% 2,40%
akuntabel dalam pengelolaan
keuangan dan kinerja daerah
5.6 Tersedianya Rekomendasi Reko- Kumulatif 1 1 1 1 1
Strategis (Policy Brief) kepada mendasi
Provinsi/Kabupaten/Kota
5.7 Persentase Jumlah desa yang Persen Kumulatif 35% 40,01% 45,02% 50,02% 54,98%
Menyusun laporan
Pertanggungjawaban
Keuangan Desa
5.8 Jumlah desa yang menerapkan Desa Kumulatif - 45 111 246 506
pengelolaan aset desa secara
memadai
5.9 Jumlah APIP yang APIP Kumulatif 1 5 8 10 12
Mengimplementasikan
Siswaskeudes
5.10 Jumlah BUMN dengan MRI ≥ Level BUMN Kumulatif - - 1 2 4
3
100
6.2 Persentase Pegawai yang Persen Tidak 100% 100% 100% 100% 100%
6.3 Persentase administrasi SDM Persen Tidak 100% 100% 100% 100% 100%
6.4 Persentase Penyusunan RKA Tepat Persen Tidak 100% 100% 100% 100% 100%
100
waktu Kumulatif
6.8 Nilai Pengelolaan BMN Predikat Tidak Baik Baik Baik Baik Baik
Unit Kerja (khusus Unit Kerja Pengelo- Kumulatif
Mandiri) laan
100
6.10 Maturitas SPIP Unit Kerja Persen Tidak Level 3 Level 3 Level 3 Level 3 Level 3
Kumulatif
6.11 Indeks MR Unit Kerja Level Tidak - Level 3 Level 3 Level 3 Level 3
1-5 Kumulatif
100
Dari kedua kegiatan yang dilakukan tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan
telah mengeluarkan rekomendasi sebagai berikut:
1) Melakukan identifikasi risiko, penilaian dan mitigasi risiko atas kegiatan-kegiatan yang
mendukung pencapaian optimalisasi PAD;
2) Melakukan perbaikan tata kelola pajak dan retribusi daerah;
3) Mengoptimalkan tata kelola penetapan dan pemungutan pajak dan retribusi.
Pihak yang bertanggung jawab atas pencapaian indikator ini adalah Deputi Bidang
Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang Perekonomian dan Kemaritiman, Deputi
Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah
Upaya-upaya penting yang telah dilakukan dalam tahun 2020 untuk mendukung
pencapaian kinerja tersebut, antara lain:
1) Evaluasi Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun 2020 dan Triwulan I Tahun
2021
Evaluasi Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah dilakukan pada Kota Makassar dan
Kabupaten Maros. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mendorong peningkatan kinerja
PAD dan mendorong potensi serta penerimaan pajak dan retribusi daerah sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
2) Bimbingan Teknis Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah pada Pemerintah
Kabupaten Bone
Tujuan pengawasan ini adalah untuk mendorong peningkatan kinerja Pendapatan
Asli Daerah (PAD) dan potensi penerimaan pajak/retribusi daerah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Rincian penerimaan daerah yang dioptimalisasi dari 3
kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:
Dari kedua kegiatan yang dilakukan tersebut. Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Selatan telah mengeluarkan rekomendasi sebagai berikut:
a) Melakukan identifikasi risiko, penilaian dan mitigasi risiko atas kegiatan-kegiatan
yang mendukung pencapaian optimalisasi PAD;
b) Melakukan perbaikan tata kelola pajak dan retribusi daerah;
c) Mengoptimalkan tata kelola penetapan dan pemungutan pajak dan retribusi.
Pihak yang bertanggung jawab atas pencapaian indikator ini adalah Deputi Bidang
Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah, Deputi Bidang Investigasi,
Deputi Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang Politik, Hukum,
Keamanan, Pembangunan Manusia, dan Kebudayaan
Aktivitas-aktivitas pengawasan penting yang dilakukan untuk mendukung pencapaian
target “Nilai efisiensi pengeluaran negara dan daerah” antara lain:
1) Evaluasi Perencanaan dan Penganggaran APBD pada Pemerintah Daerah di
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2021
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan melakukan pengawasan terhadap
Perencanaan dan Penganggaran APBD di Provinsi Sulawesi Selatan dalam bentuk
evaluasi. Evaluasi ini bertujuan untuk menilai sekaligus memberikan saran perbaikan
atas keselarasan perencanaan program, kegiatan, dan anggaran termasuk tingkat
efektivitas serta efisiensinya.
2) Melakukan asistensi penghitungan kembali nilai kontrak Consultant
Management4health GmbH-RRP International Hospitas Planners Pte LTD-Project
Hospital Hasanuddin University Makassar pada Rumah Sakit Universitas Hasanuddin
tahun anggaran 2021
3) Reviu atas dokumen perencanaan pengadaan renovasi rumah dinas Balai Harta
Peninggalan dan Kurator di Makassar TA 2021
4) Reviu dokumen perencanaan pembangunan menara pusat kuliner dan cinderamata
pembangunan revitalisasi kawasan Islamic Centre dan pembangunan kawasan arena
Road Race Kota Palopo Tahun 2021.
5) Reviu Pekerjaan Infrastruktur pada Dinas PUPR Provinsi Sulawesi Selatan yang
dibiayai Pinjaman PEN Daerah Tahun Anggaran 2020
6) Reviu Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Daerah yang bersumber dari Pinjaman
Tahun Anggaran 2020 dan 2021 pada Kabupaten Sinjai
7) Reviu kegiatan SPAM dilakukan pada 8 (delapan) Instalasi Kota Kecamatan/IKK
di 7 (tujuh) Kabupaten/Kota yaitu Kabupaten Jeneponto, Barru, Soppeng, Bone, Tana
Toraja (2 IKK), Enrekang dan Luwu Utara (pasca bencana). Evaluasi ini bertujuan
untuk memberikan keyakinan terbatas atas kewajaran nilai kontrak Pembangunan
SPAM.