Anda di halaman 1dari 32

TEMINABUAN, …………………………………..

2013
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Renja SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode satu (1) tahun, yang
memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan
langsung oleh pemerintahan daerah maupun yg ditempuh dengan mendorong
partisipasi masyarakat.

Renja SKPD merupakan sebuah dokumen rencana resmi daerah yang dipersyaratkan
untuk mengarahkan program dan kegiatan pelayanan SKPD khususnya, dan
pembangunan daerah pada umumnya. Renja SKPD memiliki fungsi yang sangat
fundamental dalam sistem perencanaan daerah, karena Renja SKPD merupakan produk
perencanaan pada unit organisasi pemerintah terendah dan terkecil. Renja SKPD
berhubungan langsung dengan pelayanan pada masyarakat yang merupakan tujuan
utama penyelenggaraan pemerintahan daerah. Kualitas penyusunan Renja SKPD
sangatlah menentukan pada kualitas pelayanan ada publik. Proses penyusunan Renja
SKPD dimulai dengan persiapan penyusunan Renja SKPD dengan mengumpulkan
pengolahan data dan informasi. Menganalis gambaran pelayanan SKPD untuk
menentukan isu-isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD sehingga
perumusan tujuan dan sasaran yang dihasilkan berdasarkan review hasil evaluasi renja
SKPD tahun lalu berdasarkan Renstra SKPD yang didasarkan pada penalaahan
rancangan awal RKPD. Selanjutnya menjadi perumusan kegiatan prioritas yang juga
didasarkan kepada penelaahan usulan kegiatan masyarakat.

Prinsip-prinsip di dalam penyusunan rancangan Renja SKPD, adalah sebagai berikut:

a. Berpedoman pada Renstra SKPD dan mengacu pada rancangan awal RKPD;
b. Rumusan program/kegiatan di dalam renja SKPD didasarkan atas pertimbangan
urutan urusan pelayanan wajib/pilihan pemerintahan daerah yang memerlukan
prioritas penanganan dan mempertimbangkan pagu indikatif masing-masing SKPD;
c. Penyusunan Renja SKPD bukan kegiatan yang berdiri sendiri, melainkan merupakan
angkaian kegiatan yang simultan dengan penyusunan RKPD, serta merupakan
bagian dari rangkaian kegiatan penyusunan APBD;
d. Rumusan program/kegiatan di dalam renja SKPD didasarkan atas pertimbangan
urutan urusan pelayanan wajib/pilihan pemerintahan daerah yang memerlukan
prioritas penanganan dan mempertimbangkan pagu indikatif masing-masing SKPD;
e. Program dan kegiatan yang direncanakan memuat tolok ukur dan target capaian
kinerja, keluaran, biaya satuan per keluaran, total kebutuhan dana, baik untuk tahun
n dan tahun n+1.

Keterkaitan Renja SKPD dengan dokumen RKPD dan Renstra SKPD merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena didalam Renja SKPD merupakan
penjabaran dan adanya hubungan keselarasan dengan dokumen daerah yang ada di
atasnya seperti RPJMD, Renstra SKPD dan RKPD. Renja SKPD merupakan masukan
utama bagi penyusunan RKP, Renstra SKPD, dan RPJMD, bagi RKA SKPD, KUA, PPAS,
dan RAPBD.

1.2. Landasan Hukum

Dasar Hukum penyusunan Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong Selatan
Tahun 2013 adalah :
1. Undang-undang No.26 Tahun 2002 tentang pemekaran 14 Kabupaten di Provinsi
Papua
2. Undang-undang No 21 tahun 2004 tentang otonomi khusus Provinsi Papua
3. Undang-undang Dasar 1945 Pasal 28 H ayat 1 tentang : hak untuk hidup sejahtera
lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan yang baik dan sehat
dan hak mendpatkan pelayanan kesehatan.
4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
5. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih
dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
6. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
7. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
8. Peraturan Pemerintah republic Indonesai Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tatacara
Pertanggungjawaban Kepala Daerah
9. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2004-2009
10. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 310);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 517);
13. Kepmenkes RI No. 004/Menkes/VIII/2003 tentang Indonesia Sehat 2010 & Pedoman
Penetapan Indikator Provinsi Sehat dan Kab/Kota Sehat
14. Kepmenkes RI Nomor : 1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
15. Kepmenkes RI No. HK.03.01/160/1/2010 tentang Renstra Kementrian Kesehatan
tahun 2010-2014
16. Peraturan Gubernur ………………………………………………………………………(cari ya…..)
17. Peraturan Bupati Sorong Selatan Nomor 4 Tahun 2006 tentang RPJMD Kabupaten
Sorong Selatan Tahun 2006-2011

1.3. Maksud dan Tujuan

a. Maksud

Maksud disusunnya Renja Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong Selatan Tahun 2015
adalah untuk melaksanakan dokumen perencanaan satuan kerja perangkat daerah
periode 1 (satu) tahun kerja serta menggambarkan capaian kinerja yang dapat
ditransformasikan ke dalam Renja SKPD dan Rencana Kerja Anggaran SKPD.
b. Tujuan

Sedangkan Tujuan Penyusunan Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong


Selatan adalah :

1. Mendeskripsikan tentang program dan kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan


langsung oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong Selatan;
2. Program dan kegiatan tersebut dapat terlaksana sesuai yang diharapkan dengan
menitikberatkan pada program - program prioritas.
BAB II
EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU

2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Program Renstra SKPD
Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong Selatan adalah penjabaran perencanaan
tahunan dan Rencana Strategis Dinas Kesehatan tersebut. Tercapai tidaknya pelaksanaan
kegiatan – kegiatan atau program yang telah disusun dapat dilihat berdasarkan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Pemerintah. Akuntabilitas merupakan suatu bentuk perwujudan kewajiban
untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam
mencapai tujuan-tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, melalui suatu media
pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik. Terkait dengan hal tersebut Rencana
Kerja (RENJA) Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong Selatan ini menyajikan dasar pengukuran
kinerja kegiatan dan Pengukuran Kinerja Sasaran dari hasil apa yang telah diraih atau
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong Selatan selama tahun 2013 dan perkiraan
target tahun 2014. Pengukuran kinerja kegiatan dan Pengukuran Kinerja Sasaran melalui tahapan
sebagai berikut :
A. Penetapan Indikator Kinerja
Penetapan indikator kinerja merupakan ukuran kuantitatif dan kualitatif yang
menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan yang telah ditetapkan. Indikator
Kinerja Kegiatan meliputi indikator masukan (inputs), keluaran (outputs), hasil
(outcomes), manfaat
(benefits) dan dampak (impacts). Indikator-indikator tersebut dapat berupa dana, sumber
daya manusia, laporan, buku dan indicator lainnya. Penetapan indikator kinerja ini diikuti
dengan penetapan besaran indikator kinerja untuk masing-masing jenis indikator yang
telah ditetapkan.
B. Capaian Analisis Kinerja
Analisis kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong Selatan dapat diukur dengan
Monitoring dan evaluasi kinerja Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator
kinerja kegiatan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini
Tabel 2.1

Target dan Realisasi Kinerja Target Perkiraan Realisasi


Program dan Kegiatan Tahun program Capaian Target Renstra
Lalu (n-2) dan SKPD s/d tahun
Realisasi
Target kegiatan berjalan
Target
Kinerja Realisasi
Kinerja Hasil
Capaian Capaian
Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Indikator Kinerja Program (outcomes)/ Program dan Tingkat
Kode Program Target Realisasi Program
Daerah dan Program/Kegiatan Kegiatan (output) Keluaran (Renja Capaian
(Renstra Renja Renja Tingkat dan
Kegiatan s/d SKPD Realisasi
SKPD) Tahun SKPD SKPD Realisasi Kegiatan
dengan tahun n- Target
2015 tahun tahun (n- (%) s/d tahun
tahun (n-3) 1) Renstra
(n-2) 2) berjalan
(%)
(tahun n-
1)
10=(5+7+9
1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 ) 11=(10/4)
1 02       Urusan Wajib Kesehatan                  
1 02 01   Bidang Urusan Kesehatan                  
0 Program Pelayanan Tercapainya administrasi pelayanan
1 02 01 administrasi perkantoran 100%
1 Administrasi Perkantoran 100 43.8 19.3 19.3 100 18.5 81.60 81.60
0 Penyediaan Jasa Komunikasi, Tersedianya Sumber Daya Air,
1 02 01 02
1 Sumber Daya Air dan Listrik Listrik dan Telepon 5 2 1 1 100 1 4 80
0 Tersedianya Alat Tulis Kantor
1 02 01 10 Penyediaan Alat Tulis Kantor
1 5 2 1 1 100 1 4 80
0 Penyediaan Barang Cetakan dan Tersedianya Barang Cetakan &
1 02 01 11
1 Penggandaan Pengadaan 5 2 1 1 100 1 4 80
0 Penyediaan Peralatan dan Penyediaan Peralatan dan
1 02 01 13
1 Perlengkapan Kantor perlengkapan kantor 5 2 1 1 100 1 4 80
0 Penyediaan Peralatan Rumah Tersedianya Peralatan rumah
1 02 01 14
1 Tangga tangga 5 2 1 1 100 1 4 80
1 02 01
0
17
Penyediaan Makanan dan Tersedianya Makanan dan Minuman
5 1 4
1 Minuman Pegawai 2 1 1 100 80
0 Rapat-Rapat Koordinasi dan Koordinasi dan konsultasi keluar
1 02 01 18
1 Konsultasi ke Luar Daerah daerah dan dalam daerah 5 2 1 1 100 1 4 80
0 Penunjang Pengelolaan Keuangan Terselenggaranya Administrasi
1 02 01 19
1 dan Barang pengelolaan uang dan barang 5 2 1 1 100 1 4 80
1 02 01 0 21 Penyediaan Jasa Pegawai Non PNS Penyediaan Jasa Pegawai Non PNS 150 112 20 20 100 10 142 0.9
1 Perawat, Dokter. Bidan ,DII PTT
0 Program Peningkatan Sarana Tersedianya sarana dan prasarana
1 02 01
2 dan Prasarana Aparatur 100% 100 40 20 20 100 20 80 80
Pemeliharaan Rutin/Berkala Jasa Service, suku cadang dan BBM
       
Kendaraan Dinas/Operasional 5 2 1 1 100 1 4 80
Pemeliharaan Rutin/Berkala Jasa Perbaikan Komputer
       
Komputer 5 2 1 1 100 1 4 80
Pengadaan Aplikasi Persediaan tersedianya aplikasi obat di Dinas
       
Obat kesehatan 100% 1         1 1 100
Program Peningkatan Tersedianya Laporan Dinas
       
Pengembangan Sistem Kesehatan yang akuntabel 100% 100 40 20 20   20 80 80
Penyusunan Laporan Capaian Laporan capaian kinerja dan
        Kinerja dan Ikhtisar Realisasi ikhtisar realisasi kinerja SKPD yang
Kinerja SKPD akuntabel 5 2 1 1 100 1 4 80
Penyusunan Pelaporan Keuangan Laporan Keuangan Akhir tahun
       
Akhir Tahun 5 2 1 1 100 1 4 80
Program Obat dan Perbekalan Tersedianya obat di RSUD,
       
Kesehatan Puskesmas dan Jaringannya 100% 100 21.5 20.3 20.3 100 34.1 75.9 75.9
Pengadaan Obat dan Perbekalan Pengadaan Obat dan Perbekalan
       
Kesehatan Kesehatan 5 2 1 1 100 1 4 80
Pengadaan Alat Kesehatan
        Tersedianya Alat Kesehatan
Puskesmas 200 60 40 40 100 69 169 84.5
Pengadaan Sarana Penunjang Tersedianya Pengadaan Sarana
       
Gudang Farmasi Gudang farmasi 200 60 40 40 100 69 169 84.5
Pengadaan Alat dan Bahan Tersedianya Pengadaan Sarana
       
Laboratorium Gudang farmasi 150 11 14 14 100 74 99 66
Pengadaan Bahan Reagen Adanya Bahan Reagen Pemeriksaan
       
Pemeriksaan Sampel Makanan Sampel Makanan 50 0 16 16 100 16 32 64
Tersedianya biaya operasional
Program Upaya Kesehatan Puskesmas dan jaringannya serta
       
Masyarakat monitoring dan evaluasi pelaporan
100% 100 40 20 20 100 20 80 80
Penyediaan Biaya Operasional dan Tersedianya Biaya Operasional
       
Pemeliharaan Puskesmas Puskesmas 5 2 1 1 100 1 4 80
Penyediaan Biaya Operasional dan
Tersedianya Biaya Operasional
        Pemeliharaan Puskesmas
Pustu
Pembantu (Pustu) 5 2 1 1 100 1 4 80
Terlaksananya monitoring evaluasi
        Monitoring dan Evaluasi Pelaporan
dan pelaporan 5 2 1 1 100 1 4 80
Terlaksananya program promosi
Program Promosi Kesehatan
        kesehatan dan pemberdayaan
dan Pemberdayaan Masyarakat
masyarakat 100% 100 45 20 20 100 18.9 83.9 83.9
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Terlaksananya usaha kesehatan
       
dan (UKGS) sekolah 30 4 10 10 100 10 24 80
Peningkatan Pelayanan Posyandu Adanya Pelayanan Posyandu dan
       
dan Posyandu Lansia Posyandu Lansia 120 98 8 8 100 4 110 92
Terlaksananya Peningkatan
        Penyuluhan Kesehatan Lingkungan pengetahuan kesling pada
masyarakat 15 6 3 3 100 3 12 80
Program Pencegahan dan Terlaksananya program pencegahan
        Penanggulangan Penyakit dan penanggulangan penyakit
Menular menular 100% 100 40.2 18.3 18.3 100 13.6 72.1 72.1
Terlaksananya Pelayanan Imunisasi
        Peningkatan Imunisasi
dan Cakupan Desa UCI 122 50 22 22 100 25 97 79.5
Pencegahan dan Penanggulangan Terlaksananya Pencegahan dan
        Penyakit Filariasis,Kusta, dan Penanggulangan Penyakit
Frambusia Filariasis,Kusta, dan Frambusia 600 350 100 100 100.0 40 490 81.7
Maternal Neonatal Tetanus Terlaksananya Maternal Neonatal
       
Elimination Tetanus Elimination 0 0 8601 8001 93.0 0 8001 93.0
Terlaksananya
Penyemprotan/Fogging Sarang
        Penyemprotan/Fogging Sarang
Nyamuk
Nyamuk 2600 1600 1000 1000 100.0 0 2600 100.0
Terlaksananya pelayanan
Program Pelayanan Kesehatan
        pengobatan massal dokter spesialis
Penduduk Miskin
di setiap distrik 100% 100 86.7 6.7 6.7 100.0 0 93.4 93.4
Terlaksananya Pengobatan Massal
        Pengobatan Massal Medik Spesialis
utk masyarakat terpencil 15000 13000 1000 1000 100.0 0 14000 93.3
Program Pengadaan, Terlaksananya pengadaan ,
Peningkatan dan Perbaikan peningkatan dan perbaikan sarana
        Sarana dan Prasarana dan prasarana puskesmas/pustu
Puskesmas/Puskesmas dan jaringannya di 15 distrik 100%
Pembantu dan Jaringannya 100 38.3 44 44 100 0 82.3 82.3
Pembangunan Ruang Inap Terlaksananya Pembangunan Ruang
       
Puskesmas Sawiat Inap Puskesmas Sawiat 0 0 1 1 100.0 0 0  
Terlaksananya Pembangunan
Pembangunan Rumah Kopel
        Rumah Kopel Paramedis Salkma +
Paramedis
Perabot 15 9 2 2 100.0 0 11 73.3
        Pembangunan Puskesmas Terlaksananya Pembangunan 5 3 2 2 100.0 0 5 100
Puskesmas
Terlaksananya Pengadaan
Pengadaan Kendaraan Operasional
        Kendaraan Operasional Gudang
Gudang Farmasi
Farmasi 3 1 1 1 100.0 0 2 66.7
Terlaksananya Pembangunan
        Pembangunan Drynase Puskesmas
Drynase Puskesmas 3 0 1 1 100.0 0 1 33.3
Terlaksananya pelayanan kemitraan
Program Kemitraan
        peningkatan pelayanan insntif kader
Peningkatan Pelayanan
posyandu di 15 distrik 100% 100 40 20 20 100 20 80 80
Terlaksananya Insentif Kader
        Insentif Kader Posyandu
Posyandu 5 2 1 1 100.0 1 4 80.0
Program Pengawasan dan Jumlah TPM dan TTU yang
        Pengendalian Kesehatan berkualitas, bersih dan sehat di 4
Makanan distrik 100% 100 18.89 58.89 58.89 100 20 97.78 97.78
Pengawasan dan Pengendalian Terlaksananya Pengawasan dan
Keamanan dan Kesehatan Pengendalian Keamanan dan
        Makanan Tempat Pengelolaan Kesehatan Makanan Tempat 90 17 53 53 100.0 10 80 88.9
Makanan (TPM) & Tempat-Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) &
Umum (TTU) Tempat-Tempat Umum (TTU)
Tercapainya Peningkatan sumber
Program Peningkatan Sumber
        daya manusia kesehatan di 15
Daya Kesehatan
distrik 100% 100 14.1 44.8 44.8 100 20 78.9 78.9
Rapat Kerja Kesehatan Daerah Terselenggaranya Rapat Kerja
       
(RAKERKESDA) Kesehatan Daerah (RAKERKESDA) 5 2 1 1 100 1 4 80.0
        Penyegaran Kader Posyandu Penyegaran bagi tenaga Kader 600 50 50 50 100 100 200 33.3
Pelatihan Manajemen Puskesmas Pelatihan Manajemen Puskesmas
       
dan Penatausahaan Keuangan dan Penatausahaan Keuangan 30 0 30 30 100 0 30 100
Terselenggaranya Pelatihan APN
        Pelatihan APN dan PONEK
dan PONEK 47 0 12 12 100 20 32 68.1
Penanggulangan Kurang Energi Adanya Penanggulangan Kurang
Protein (KEP) , Anemia Gizi Besi, Energi Protein (KEP) , Anemia Gizi
       
GAKY, Kurang Vitamin A, dan Besi, GAKY, Kurang Vitamin A, dan
Kurang Zat Gizi Mikro Kurang Zat Gizi Mikro 250 100 50 50 100 50 200 80
Terlaksananya Pelatihan VTC
Pelatihan VCT ( Penanggulangan
( Penanggulangan Penyakit TBC &
        Penyakit TBC & HIV/AIDS bagi
HIV/AIDS bagi Petugas VTC
Petugas VCT Puskesmas )
Puskesmas ) 15 0 15 15 100 0 15 100
        Pelatihan dan Pelaporan Terlaksananya Pelatihan dan 45 0 30 30 100 15 45 100
Jamkesmas, BOK dan Penggunaaan Pelaporan Jamkesmas, BOK dan
Obat Penggunaaan Obat
Study Banding bagi petugas Terlaksananya Study Banding bagi
       
puskesmas Petugas Puskesmas 8 0 1 1 100 3 4 50
Pencegahan dan Penanggulangan TerlaksananyaPencegahan dan
         
TBC dan HIV/AIDS Penanggulangan TBC dan HIV/AIDS 100 39 20 20 100 15 74 74
Tabel 2.2
Realisasi
Target Renstra SKPD Proyeksi
Capaian
SPM/ Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Catata
Indikator standar IKK n
2013 2014 2015 2013 2014 2015 ....
nasional Analisis
(thn n- (thn (tnn (thn (thn (tnn (thn
NO 2) n-1) n) n-2) n-1) n) n+1)
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -9 -10 -11 -12 -13
Pelayanan Dasar                    
1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 95% 100 80 80 90 54.7        
2 Cakupan Komplikasi kebidanan yang ditangani 80% 100 65 70 75 40.8        
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang 90.5        
3 memiliki kompetensi kebinanan 90% 100 80 85 90
4 Cakupan Pelayanan Nifas 90% 100 80 85 90 83.51        
5 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 80% 100 70 75 80 40.8        
6 Cakupan Kunjungan Bayi 90% 100 80 85 90 73        
Cakupan Desa/Kelurahan/Kampung Universal Child
7 Immunization 100% 100 80 85 90 60.8        
8 Cakupan Pelayanan Anak Balita 90% 100 80 85 90 73        
Cakupan Pemberian Makanan Pendamping Asi pada anak Usia 6-
9 24 Bulan Keluarga Miskin 100% 100 85 90 95 54        
10 Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapatkan Perawatan 100% 100 85 90 95 88        
12 Cakupan Peserta KB Aktif 70% 100 60 65 70 0        
13 Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit                    
A Penemuan & penanganan Penderita AFP 100% 100 80 85 90 0        
B Penemuan Penderita Pneumonia Balita 100% 100 80 85 90 56        
C Penemuan Pasien Baru TB BTA positif 100% 100 80 85 90 70        
D Penemuan Penderita DBD yang ditangani 100% 100 80 85 90 0        
E Penemuan Penderita Diare 100% 100 80 85 90 88        
14 Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin 100% 100 85 90 95 93        
Pelayanan Kesehatan Rujukan                    
Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat
1 Miskin 100% 100 85 90 95 0        
Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1yang harus Diberikan
2 Sarana Kesehatan di Kabupaten 100% 100 85 90 95 0        
Penyelidikan Epidemologi dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa
(KLB)                    
Cakupan Desa/Kelurahan/Kampung mengalami KLB yang
1 dilakukan penyelidikan epidemologi < 24 Jam 100% 100 85 90 95 0        
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat                    
1 Cakupan Desa Siaga Aktif 80% 100 60 65 70 0        

Tabel 2.3
  Rancangan Awal RKPD Hasil Analisis Kebutuhan

Pagu Kebutuhan Catatan


Program/ Indikator Target Program/ Indikator Target Dana Penting
No Lokasi indikatif Lokasi
Kegiatan kinerja capaian Kegiatan kinerja capaian
(Rp.000)
(Rp.000)
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12
                       
                       
                       
                       
                       

Tabel 2.4
No Program/Kegiatan Lokasi Indikator Kinerja Besaran/ Volume Catatan

-1 -2 -3 -4 -5 -6

           

           

           
kiraan pencapai
Untuk tahun berjalan yakni Anggaran tahun 2014 dengan usulan sebesar Rp. 27.347.511.001,-
terurai dalam 14 program dan 63 kegiatan, diharapkan keberhasilan kinerja mencapai 100 % atau
minimal sama dengan tahun 2011, baik realisasi keuangan maupun realisasi fisik.Berdasarkan
hasil yang diperoleh melalui penilaian kinerja terhadap program maupun kegiatan yang telah
dilaksanakan pada tahun 2011 serta perkiraan capaian program dan kegiatan tahun 2012, dalam
menjalankan kegiatannya, Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong Selatan masih menghadapi
hambatan/kendala yang meliputi :
a. Organisasi
Belum fokusnya kinerja utama yang dihadapi oleh Dinas Kesehatan sehingga
kemungkinan dalam mengawal visi dan misi Dinas Kesehatan menjadi bias dan
belum sinkronnya antara perencanaan dan penganggaran.
b. Sumber Daya Kesehatan
Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong Selatan Sumber Daya Manusia (SDM)
masih kurang memadai karena banyak di puskesmas ,pustu dan poskesdes
kekurangan tenaga kesehatan terutama dokter dan bidan sehingga masyarakat kurang
terlayani dengan baik.
c. Sarana dan prasarana pelayanan kesehatan Untuk sarana kerja dan perlengkapan
masih belum memenuhi kebutuhan puskesmas,Pustu dan Poskesdes terutama Alat
kesehatan, kendaraan bermotor, listrik dan air bersih (sumur) untuk mendukung
kebutuhan dalam pelaksanaan tugas dilingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten
Sorong Selatan.
d. Anggaran
Terbatasnya anggaran sehingga masih banyak kegiatan yang tidak terakomodir.
e. Data Kinerja dan Koordinasi Antar Bidang, Puskesmas , pustu dan poskesdes. Belum
terbangunnya sistem pengumpulan data kinerja yang akurat dan koordinasi antar
Bidang, Puskesmas , pustu dan poskesdes yang masih mengalami hambatan sehingga
diperlukan peraturan yang tegas untuk mengatasi hal tersebut.
Dari permasalahan yang ditemui dalam pelaksanaan tugas tersebut, kedepan akan
dilakukan perbaikan melalui peningkatan dan pengembangan aparatur di lingkungan
Dinas Kesehatan melalui pendidikan kader, fungsional maupun teknis dan
penambahan pegawai. Membangun sistim pengumpulan data kinerja dengan baik dan
selalu melakukan koordinasi dengan seluruh SKPD dengan peraturan mengatur
mengenai koordinasi yang tegas demi terciptanya perencanaan yang akurat dan
uptodate demi terciptanya pembangunan yang berdasarkan aspirasi dari masyarakat
dan pemangku kepentingan. Berdasarkan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten
Sorong Selatan 2009 - 2013 dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang
ditetapkan maka strategi yang diterapkan adalah : “Kemandirian Masyarakat untuk
Hidup Sehat Menuju Kabupaten Sorong Selatan Sehat”. Kebijakan yang ditempuh
untuk mencapai tujuan organisasi adalah : “Menggerakkan pembangunan
berwawasan kesehatan, Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat,
Memelihara dam meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau, dan Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, Keluarga dan
masyarakat beserta lingkungan”.
2.2. ANALISIS KINERJA PELAYANAN SKPD
Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi
Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong Selatan Berdasarkan Peraturan Bupati
Sorong Selatan Nomor 54 tahun 2011 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas
Kesehatan Kabupaten Sorong Selatan, tugas dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong
Selatan adalah sebagai berikut :
a. KEPALA BADAN
b. SEKRETARIAT terdiri dari :
1. Sub Bagian Perencanaan dan Pengendalian Program
2. Sub Bagian Keuangan
3. Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Perlengkapan
c. Bidang terdiri dari :
1. BIDANG PELAYANAN KESEHATAN terdiri dari :
1.1. SEKSI PELAYANAN DASAR DAN RUMAH SAKIT
1.2. SEKSI PELAYANAN SARANA DAN PRASARANA
1.3. SEKSI KEFARMASIAN
2. BIDANG KESEHATAN KELUARAGA terdiri dari :
2.1. SEKSI PROMOSI KESEHATAN
2.2. SEKSI GIZI
2.3. SEKSI KIA DAN KB
3. BIDANG PENGENDALIAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
terdiri dari :
3.1. SEKSI PENCEGAHAN DAN PENGAMATAN PENYAKIT
3.2. SEKSI PEMBERANTASAN PENYAKIT
3.3. SEKSI PENYEHATAN LINGKUNGAN

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong Selatan
didukung oleh 398 (tiga ratus sembilan puluh delapan) orang Pegawai, terdiri dari 348 (tiga ratus
empat puluh delapan) orang Pegawai Negeri Sipil, 25 (dua puluh lima) Pegawai tidak tetap
(PTT), 25 (Dua puluh lima ) orang Pegawai Honorer. Jika dilihat dari tingkat pendidikan maka
Pegawai Negeri Sipil Dinas Kesehatan terdiri dari 2 (dua) orang berpendidikan Magister (S2), 36
(Tiga puluh enam) orang berpendidikan Sarjana (S1), 190 (seratus sembilan puluh)
berpendidikan Diploma (D3), 116 (seratus enam belas) orang SLTA dan 4 (empat) orang SMP.
Secara Struktural Jabatan/Eselonisasi sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun
2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah maka Jabatan Eselon II/b 1 (satu) orang, Eselon III/a
1 (satu) orang, Eselon III/b sebanyak 3 (tiga) orang, dan Eselon IV/a sebanyak 12 (dua belas)
orang.
Berdasarkan Peraturan Bupati Sorong Selatan Nomor 54 tahun 2011 tentang Rincian
Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong Selatan, tugas dan fungsi
Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong Selatan adalah sebagai berikut :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan.
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang kesehatan.
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan.
KABUPATEN SORONG SELATAN
BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR :
2.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD

a. Isu Internal
1). Tugas Pokok dan Fungsi
Secara umum terjadi penurunan angka kesakitan, namun penularan infeksi
penyakit menular utamanya ATM (AIDS/HIV, TBC, dan Malaria) masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang menonjol dan perlu upaya keras untuk dapat
mencapai target MDG’s. Selain itu, terdapat beberapa penyakit seperti penyakit
Filariasis, Kusta, Frambusia cenderung meningkat
kembali. Disamping itu,terjadi peningkatan penyakit tidak menular yang berkontribusi
besar terhadap kesakitan dan kematian, utamanya pada penduduk perkotaan. Target
cakupan imunisasi belum tercapai, perlu peningkatan upaya preventif dan promotif
seiring dengan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Akibat dari cakupan Universal Child Imunization (UCI) yang belum tercapai akan
berpotensi timbulnya kasus-kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
(PD3I) di beberapa kecamatan risiko tinggi yang selanjutnya dapat mengakibatkan
munculnya wabah. Untuk menekan angka kesakitan dan kematian akibat PD3I perlu
upaya imunisasi dengan cakupan yang tinggi dan merata.

2). Sumber Daya Manusia Aparatur


Jumlah dan jenis tenaga kesehatan terus meningkat namun kebutuhan dan pemerataan
distribusinya belum terpenuhi, utamanya di desa di setiap kecamatan. Kualitas tenaga
kesehatan juga masih rendah, pengembangan karier belum berjalan, sistem penghargaan,
dan sanksi belum berjalan sebagaimana mestinya. Masalah kurangnya tenaga kesehatan
terutama bidan dan dokter, baik jumlah, jenis dan distribusinya menimbulkan dampak
terhadap rendahnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan berkualitas, di
samping itu juga menimbulkan permasalahan pada rujukan dan penanganan pasien untuk
kasus tertentu.
3). Sarana dan Prasarana
Sistem informasi kesehatan (SIK) menjadi lemah setelah diterapkan kebijakan
desentralisasi. Keterbatasan data menjadi kendala dalam pemetaan masalah dan
penyusunan kebijakan. Pemanfaatan data belum optimal dan surveilans belum
dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Proses sosialisasi yang belum
optimal berpotensi menimbulkan masalah pada buruknya pelayanan kesehatan yang
diberikan bagi masyarakat. Permasalahan tersebut antara lain muncul pada pembagian
peran dinas kesehatan, puskesmas dan pustu poskesdes termasuk di dalamnya adalah
masalah pembiayaan khususnya untuk kegiatan dan biaya operasional, munculnya
permasalahan pada harmonisasi kebijakan, masalah pada pelaksanaan kebijakan termasuk
sinkronisasi dinas kesehatan dan manajemen Rumah Sakit, serta komitmen pemerintah
daerah untuk biaya operasional dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar yang
masih minim.
 Pemerintah telah berusaha untuk menyiapkan obat generik bagi puskesmas namun
masih banyak kendala yang dihadapi, salah satunya dalam hal persediaan obat
yang masih kurang. Idealnya setiap puskesmas, pustu dan poskesdes mempunyai
persediaan obat dasar selama 18 bulan. Hal inilah yang menghambat pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.
 Masih terbatasnya Alat kesehatan di puskesmas terutama puskesmas rawat inap
sehingga bangunan untuk rawat inap belum bisa difungsikan secara optimal.
 Beberapa desa masih belum mempunyai bangunan pustu maupun poskesdes.

4). Keterbatasan Kemampuan Anggaran Pemerintah Daerah Untuk anggaran


pembiayaan kesehatan, permasalahannya lebih pada alokasi yang cenderung pada upaya
kuratif dan masih kurangnya anggaran untuk biaya operasional dan kegiatan langsung
untuk Puskesmas. Terhambatnya realisasi anggaran juga terjadi karena proses anggaran
yang terlambat. Akibat dari pembiayaan kesehatan yang masih cenderung kuratif
dibandingkan pada promotif dan preventif mengakibatkan pengeluaran pembiayaan yang
tidak efektif dan efisien, sehingga berpotensi menimbulkan permasalahan pada
kecukupan dan optimalisasi pemanfaatan pembiayaan kesehatan. Tingginya presentase
masyarakat yang belum terlindungi oleh jaminan kesehatan mengakibatkan rendahnya
akses masyarakat dan risiko pembiayaan kesehatan yang berakibat pada timbulnya
kemiskinan.

b. Isu Eksternal
1). Globalisasi
Dalam konteks eksternal, perubahan dan tantangan strategis yang terjadi adalah
berlangsungnya era globalisasi, perkembangan teknologi, transportasi, dan telekomunikasi-
informasi yang mengarah pada terbentuknya dunia tanpa batas. Globalisasi yang ditandai oleh
meningkatnya persaingan bebas, mengharuskan setiap komponen bangsa meningkatkan daya
saing. Sejalan dengan itu demokratisasi, hak asasi manusia dan pelestarian lingkungan hidup
telah menjadi tuntutan dunia yang semakin mendesak. Keterikatan Indonesia dengan berbagai
komitmen internasional seperti Millennium Development Goals, Sustainable Development
Principles, World Fit for Children dan agenda agenda internasional lainnya di bidang kesehatan,
perlu dipertimbangkan dalam penyusunan kebijakan dan penyelenggaraan pembangunan
kesehatan.
Pada Pertemuan UNSG tentang Inisiatif Global dalam Strategi Kesehatan Ibu dan Anak (UNSG
Initiative on Global Strategy for Women’s and Children Health /MDGS 4 dan 5), disampaikan
statement tentang inisiatif untuk mobilisasi upaya dan kerjasama internasional untuk mencapai
Target MDGs 4 dan 5 yang mencakup :
(1) menjamin pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih secara universal pada
tahun 2015 dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dari 228 pada tahun 2007
menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015,
(2) pada tahun 2011 pemerintah menjamin setidaknya 1,5 juta kelahiran ibu melahirkan
dari keluarga miskin dijamin oleh pemerintah,
(3) meningkatkan anggaran kesehatan sebesar $ 556 juta pada tahun 2011 dibandingkan
tahun 2010 untuk meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan dan kualitas pelayanan
kesehatan di 552 rumah sakit, 8.898 puskesmas, dan 52.000 pos kesehatan
desa/polindes. Komitmen Indonesia ini telah merupakan bagian dari The Global
Strategy for Womens and Children’s Health yang diluncurkan oleh Sekretaris Jendral
PBB Ban Ki-moon sebagai upaya khusus untuk mencapai target MDG 4 dan 5 pada
tahun 2015.
2). Peraturan Perundang-Undangan
Kebijakan di bidang kesehatan telah banyak disusun, baik pada tingkatan strategis,
manajerial maupun teknis seperti Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan yang merupakan penyesuaian (revisi) dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun
1992; Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran; dan Undang-
Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Berbagai kebijakan dalam
tingkatan manajerial juga tersedia, seperti Sistem Kesehatan Nasional (SKN), Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJPK) Tahun 2005-2025, Rencana
Strategis (Renstra) Departemen Kesehatan 2005-2009, dan telah ditetapkannya Standar
Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan. Kebijakan teknis sebagian besar sudah
tersedia. Namun dirasakan hubungan antar sekuen perencanaan belum berjalan baik,
antara Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan Renstra,
Rencana Kerja Pemerintah Daerah dengan Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan dan
Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Dinas Kesehatan, dan juga antara dokumen
kebijakan dengan dokumen perencanaan dan anggaran yang masih harus disinkronkan.
Pada masa yang akan datang berbagai panduan ini perlu disempurnakan seperti sistem
penganggaran yang berbasis kinerja untuk selanjutnya dilengkapi dengan panduan
tentang Kewenangan Wajib serta
implementasi SPM dalam rangka desentralisasi. Sementara itu hokum kesehatan perlu
ditata secara sistematis, serta banyak peraturan yang masih harus dilengkapi. Dengan
meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kualitas pelayanan kesehatan, maka
masyarakat dan tenaga kesehatan sebagai pengguna dan pemberi pelayanan kesehatan
perlu dilindungi.
Permasalahan Sesuai dengan UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional, telah ditetapkan arah RPJMN Tahap II ialah perlunya
memantapkan penataan kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),
meningkatkan kualitas Daya Manusia (SDM), membangun kemampuan IPTEK serta
memperkuat daya saing perekonomian. Dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Bidang Kesehatan (RPJPK) 2005-2025 dalam tahapan ke–2 (2010–2014),
kondisi pembangunan kesehatan diharapkan telah mampu mewujudkan kesejahteraan
masyarakat yang ditunjukkan dengan membaiknya berbagai indikator pembangunan
Sumber Daya Manusia, seperti meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi
masyarakat, meningkatnya kesetaraan gender, meningkatnya tumbuh kembang optimal,
kesejahteraan dan perlindungan anak, terkendalinya jumlah dan laju pertumbuhan
penduduk, serta menurunnya kesenjangan antar individu, antar kelompok masyarakat,
dan antar daerah.
Dampak Upaya kesehatan di Indonesia belum terselenggara secara menyeluruh, terpadu
dan berkesinambungan. Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bersifat peningkatan
(promotif)
dan pencegahan (preventif) masih dirasakan kurang. Meskipun sarana pelayanan
kesehatan dasar milik pemerintah seperti Puskesmas telah terdapat di semua kecamatan
dan ditunjang paling sedikit oleh tiga Puskesmas Pembantu, namun upaya kesehatan
belum dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat. Kabupaten Lamandau memang masih
menghadapi permasalahan pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan.
Diperkirakan hanya sekitar 30% penduduk yang memanfaatkan pelayanan Puskesmas
dan Puskesmas Pembantu. Selanjutnya meskipun
rumah sakit telah di bangun, namun sistem rujukan pelayanan kesehatan perorangan juga
belum dapat berjalan dengan semestinya. Pengalokasian dana bersumber pemerintah
yang dikelola oleh sektor kesehatan sampai saat ini belum begitu efektif. Dana
pemerintah lebih banyak dialokasikan pada upaya kuratif dan sementara itu besarnya
dana yang dialokasikan untuk upaya promotif dan preventif sangat terbatas.
Pembelanjaan dana pemerintah belum cukup adil untuk mengedepankan upaya kesehatan
masyarakat dan bantuan untuk keluarga miskin. Mobilisasi sumber pembiayaan
kesehatan dari masyarakat masih terbatas serta bersifat perorangan (out of pocket).
Jumlah masyarakat yang memiliki jaminan kesehatan masih terbatas. Metoda
pembayaran kepada penyelenggara pelayanan masih didominasi oleh pembayaran tunai
sehingga mendorong penyelenggaraan dan pemakaian pelayanan kesehatan secara
berlebihan serta meningkatnya biaya kesehatan. Demikian pula penerapan teknologi
canggih dan perubahan pola penyakit sebagai akibat meningkatnya umur harapan hidup
akan mendorong meningkatnya biaya kesehatan yang tidak dapat dihindari.
Tantangan dan Peluang
Lima pendekatan perencanaan yang dipergunakan dalam penyusunan Rencana Kerja
Dinas Kesehatan Untuk penyakit tidak menular, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2007 menunjukkan peningkatan kasus dan penyebab kematian, terutama
pada kasus kardiovaskular (hipertensi), diabetes mellitus, dan obesitas. Pembangunan
kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya dapat terwujud.
Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan,
pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan
perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia (lansia),
dan keluarga miskin. Pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan:
1) Upaya kesehatan,
2) Pembiayaan kesehatan,
3) Sumber daya manusia kesehatan,
4) Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan,
5) Manajemen dan informasi kesehatan, dan
6) Pemberdayaan masyarakat.
Upaya tersebut dilakukan dengan memperhatikan dinamika kependudukan, epidemiologi
penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK), serta globalisasi dan demokratisasi dengan semangat kemitraan dan kerjasama
lintas sektoral. Penekanan diberikan pada peningkatan perilaku dan kemandirian
masyarakat serta upaya promotif dan preventif. Pembangunan Nasional harus
berwawasan kesehatan, yaitu setiap kebijakan publik selalu memperhatikan dampaknya
terhadap kesehatan.
2.5 Penelahaan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat
Dinas Kesehatan Kabupaten Lamandau akan menampung usulan program dan kegiatan
yang diusulkan para pemangku kepentingan, baik dari kelompok masyarakat terkait
langsung dengan pelayanan, LSM, asosiasi-asosiasi maupun dari Puskesmas, Pustu dan
poskesdes.
BAB III
TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

3.1 Telaan terhadap kebijakan Nasional


Di dalam dokumen Rencana Kerja pemeritah RKP 2015 disebutkan bahwa sasaran utama
pembangunan bidang kesehatan yang ingin dicapai pada tahun 2015 adalah Penurunan
Angka Kematian Ibu dan Bayi. Menurunnya angka kematian ibu (AKI) dan menurunnya angka
kematian bayi (AKB), yang ditandai dengan :
1. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu dan Reproduksi
2. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kesehatan Anak
3. Meningkatnya Status Gizi Masyarakat dan Pencegahan Masalah Gizi dengan Fokus pada Ibu
Hamil, Balita, Anak Sekolah, Remaja
4. Menurunnya Angka Kesakitan akibat Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi,
Peningkatan Surveilans, Karantina Kesehatan, dan Kesehatan Matra
5. Tersedianya Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) untuk Puskesmas
Untuk mencapai sasaran tersebut pemerintah pusat merumuskan 12 (dua belas) arah kebijakan dan
strategi pembangunan bidang kesehatan yang terdiri dari
Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu, bayi dan anak melalui:
1. Peningkatan pelayanan kesehatan remaja,
2. Peningkatan pelayanan kesehatan Keluarga Berencana (KB) dan kesehatan reproduksi,
3. Peningkatan pelayanan kesehatan neonatal,
4. Peningkatan pelayanan kesehatan balita,
5. Peningkatan pelayanan kesehatan anak,
6. Peningkatan pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar,
7. Peningkatan pelayanan persalinan di fasilitas kesehatan,
8. Peningkatan peran lintas sektor dalam pembangunan kesehatan ibu, bayi, dan anak
9. Peningkatan sistem pelayanan JKN yang mendorong upaya kesehatan ibu dan anak.
10. Peningkatan pemberian makanan tambahan dan mikronutrien bagi ibu hamil, bayi, dan balita,
11. Peningkatan surveilans epidemiologi faktor risiko dan penyakit,
12. Peningkatan perlindungan kelompok berisiko.
Pemerintah Papua Barat telah menempatkan sektor kesehatan sebagai prioritas utama pembangunan
daerah. Di dalam dokumen RPJMD Provinsi Papua Barat 2012 – 2016 sektor Kesehatan menempati
agenda kedua dari 7 (tujuh) agenda pembangunan daerah. Untuk memastikan bahwa Penurunan
Angka Kematian Ibu dan Bayi di Provinsi Papua Barat.
 Pola hidup sehat
 Peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga medis dan paramedic
 Berbagai program yang direncanakan oleh pemerintah daerah Provinsi Papua Barat kedepannya,
antara lain:
 Program pelayanan kesehatan door to door bagi Orang Asli Papua;
 Program jaminan kesehatan bagi Orang Asli Papua
 Program pengembangan cara-cara pengobatan tradisional Papua;

3.2 Tujuan dan Sasaran dan Renja SKPD


Tujuan dan sasaran Renja Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong Selatan didasarkan atas
rumusan isu – isu penting penting penyelenggaraan Tugas dan fungsi SKPD yang dikaitkan
dengan Sasaran, Target kineja Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong Selatan Tahun
2011 – 2015
 Tujuan dan sasaran
Tujuan 1 :

- Meningkatkan Kinerja dan Upaya Pelayanan Kesehatan yang berkualitas,


merata dan terjangkau

Sasaran :

- Meningkatnya kunjungan ibu hamil sebanyak 1152 ibu hamil


- Meningkatnya pelayanan keselamatan ibu melahirkan dan anak di 15
distrik
- Meningkatnya kualitas TTU dan TPM di 5 distrik
- Meningkanya pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin di 15
distrik
- Meningkatnya penemuan dan pengobatan penyakit ISPA dan Diare
menjadi 95%
- Meningkatnya penemuan dan penyembuhan penyakit TBC menjadi
95%
- Meningkatnya penemuan dan pengobatan penyakit Filaria menjadi
95%
- Meningkatnya penemuan dan pengobatan penderita Kusta menjadi
100 %
- Meningkatnya penemuan dan pengobatan penderita Frambusia
menjadi <0,5%
- Meningkatnya penemuan dan pengobatan penderita HIV/AIDS
menjadi 80%
- Meningkatnya pelayanan Imunisasi bayi dan ibu hamil menjadi 90%
- Menurunnya kasus Malaria menjadi 13/1000 penduduk
Tujuan 2 :

- Meningkatkan Ketersedian dan Pengembangan Sumber Daya Tenaga


Kesehatan

Sasaran :

- Bertambahnya jumlah dokter Umum PNS 13 orang


- Meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan Petugas Kebidanan 36
orang
- Meningkatnya kapasitas pendidikan dari DIII Keperawatan ke Strata 1
Keperawatan sebanyak 10 orang
- Meningkatnya Kinerja Petugas melalui RAKERKESDA (Rapat Kerja
Kesehatan Daerah) 26 orang
- Meningkatnya Kualitas Pengelola Data Kesehatan Puskesmas
sebanyak 15 orang
- Meningkatnya keterampilan Pengelola PWS KIA dan Imunisasi 13
bikor/jurim
- Meningkatnya evaluasi Petugas Pemberantasan TB Paru 13 orang
- Meningkatnya kompetensi petugas Kusta menjadi 30 orang
- Meningkatnya PONED bagi Perawat/bidan menjadi 50 orang
- Meningktnya kompetensi jenjang dokter spesialis 8 orang

Tujuan 3 :
- Meningkatkan Derajat Kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan
masyarakat termasuk swasta dan masyarakat madani
Sasaran :
- Meningkatnya Operasional Puskesmas Rawat Jalan, Puskesmas
Rawat Inap 15 puskesmas
- Meningkatnya Operasional Puskesmas Pembantu 46 Pustu
- Terlaksananya Kontrak Tenaga Bidan 30 orang
- Terlaksananya Insentif Kader Posyandu menjadi 535 orang
- Meningkatnya kemitraan bidan dan dukun di 122 kampung
- Meningkatnya pelayanan kesehatan lansia 15 distrik
- Terlaksananya pembayaran Insentif Perawat dan Bidan Puskesmas
137 orang
- Terlaksananya Insentif Dokter dan doktergigi PNS/PTT Puskesmas 20
orang
- Meningkatnya Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat menjadi 35
Kampung
- Terlaksananya Usaha Kesehatan Sekolah menjadi 7 sekolah
- Meningkatnya Keterampilan bgi kader Posyandu menjadi 150 orang
- Meningkatnya Pengembangan Sistim informasi Kesehatan menjadi
70%
- Meningkatnya Kualitas Perencanaan, Pengelolaan, Pengawasan dan
evaluasi

Tujuana 4 :
- Meningkatkan Sarana dan Prasarana Kesehatan untuk menunjang
Upaya pelayanan Kesehatan Yang berkualitas dan terjangkau
Sasaran :
- Terlaksananya akreditasi puskesmas Rawat jalan menjadi rawat inap 2
puskesmas
- Terlaksananya pembangunan fasilitas air minum teknologi tepat guna
di 3 distrik
- Terwujudnya pembangunan Puskesmas Pembantu 15 unit
- Terwujudnya Rehab Berat Pustu 9 unit
- Terpenuhinya Meubelair Puskesmas dan puskesmas pembantu
sebanyak 100 buah
- Meningkatnya prasarana Vaksin Puskesmas dan Pustu 24 unit
- Tersedianya kendaraan roda dua 23 unit
- Tersedianya Pengadaan Bahan dan alat Peraga Penyuluhan Kesehatan
14 puskesmas
- Tersedianya Obat-obatan Puskesmas dan jaringannya 100%
- Meningkatnya pengawasan obat dan makanan di 4 distrik
- Tersedianya Peralatan Medis Mikroskop 7 Buah, reagen gimsa
- Terlaksananya pemeliharaan alat kesehatan di 15 puskesmas
- Meningkatnya Pemeliharaan Operasional Kendaraan Dinas Kesehatan
menjadi 24 kali
- Tersedianya solar cell di 15 Puskesmas
- Meningkatnya pengembangan system informasi kesehatan di 15
puskesmas
PENUTUP

Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong Selatan dipergunakan sebagai dasar
dan acuan dalam penyusunan berbagai kebijakan, pedoman dan arahan penyelenggaraan
pembangunan kesehatan serta pembangunan berwawasan kesehatan.
Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong Selatan Tahun 2015 harus
dijabarkan lebih lanjut ke dalam RAPBD 2015 dan RKA/DPA Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong
Selatan 2015. Penjabaran dimaksud akan dikoordinasikan dengan Tim Anggaran Pemerintah
Daerah (TAPD) Kabupaten Sorong Selatan.
Renja SKPD dinas Kesehatan menjadi pedoman dan acuan bagi seluruh perangkat
Dinas Kesehatan dalam melaksanakan program dan kegiatan untuk jangka waktu satu tahun ke
depan. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong Selatan menjadi penanggungjawab atas
implementasi, pengendalian, dan evaluasi seluruh program dan kegiatan dinas kesehatan
kabupaten sorong selatan akan di lakukan per triwulan dan evaluasi tahunan.
Rencana kerja ini menjadi sangat penting dalam mengaplikasikan berbagai persoalan-
persoalan terkait dengan perencanaan pembangunan bidang kesehatan sebagai wujud nyata
dan tanggungjawab pemerintah dalam mengadopsi berbagai kebutuhan masyarakat yang
mengedepankan perencanaan kesehatan yang berbasis kepada masyarakat dengan keterlibatan
lebih banyak para pelaku-pelaku stakeholder dalam menciptakan pelayanan kesehatan
masyarakat sesuai dengan tuntutan paradigma baru yang pada gilirannya akan mampu
menciptakan kebijaksanaan yang dampaknya merembes kebawah, sehingga keberpihakkan
pada masyarakat kecil benar-benar dikedepankan.
Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong Selatan Tahun 2015 ini selayaknya
menjadi tolak ukur dalam suatu system akuntabilitas kinerja Dinas Kesehatan itu sendiri, namun
di lain sisi rencana ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat diharapkan sehingga kinerja Dinas Kesehatan lebih baik untuk masa yang
akan datang. Rencana Kerja ini sangat bergantung pada semangat, dedikasi, ketekunan, kerja
keras, kemampuan dan ketulusan para penyelenggara, serta sangat bergantung pula pada
petunjuk, rahmat, dan perlindungan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Teminabuan, 21 Agustus 2014


Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Sorong Selatan

NIKOLAS KONDORORIK, S.Sos.M.Kes


NIP. 19621103 198603 1 012

Anda mungkin juga menyukai