Anda di halaman 1dari 8

Analisis Efektivitas, Efisiensi, dan Kontribusi Pajak Daerah

Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten


Sumedang Sebelum dan Pada Masa Pandemi Covid-19
Elly Silvia1, Fahrul Alam Masruri2, Fanji Farman3
123
Universitas Sebelas April
ellysilvia44@gmail.com1
masruri2012af@gmail.com2
fanjifarman2501@gmail.com3

Article Info ABSTRACT


Article Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh efektivitas, efisiensi, dan kontribusi
history: pajak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Sumedang pada tahun
2017-2021. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kuantitatif.
Received May
Sumber data yang digunakan adalah data sekunder. Teknik pengumpulan data yang
31, 2022
digunakan yaitu metode dokumentasi dan metode studi pustaka. Populasi dalam penelitian
Revised June
ini adalah data biaya pemungutan pajak daerah, serta data target dan realisasi dari pajak
20, 2022
daerah dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sumedang tahun 2017-2021. Teknis
Accepted
penentuan sampel yang digunakan yaitu sampling jenuh dimana semua anggota populasi
Aug 6, 2022
digunakan sebagai sampel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efektivitas, efisiensi dan
kontribusi pajak daerah berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap Pendapatan Asli
Keywords: Daerah (PAD).

Pajak Daerah;
Pendapatan
Asli Daerah;
Efektivitas;
Efisiensi; Copyright © 2022 SINTESA. All rights reserved.
Kontribusi
Corresponding Author:
Elly Silvia, Program Studi
Akuntansi, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, Universitas Sebelas
April.
Email: ellysilvia44@gmail.com

1. PENDAHULUAN
Pengelolaan sumber pendapatan daerah sebagai bentuk dari otonomi daerah dapat dilihat dari kinerja
pemerintah daerah itu sendiri. Pengertian kinerja keuangan adalah salah satu bentuk penilaian dalam asas
manfaat dan efisiensi dalam penggunaan anggaran keuangan. Salah satu alat untuk menganalisis kinerja
keuangan pemerintah daerah adalah dengan melaksanakan analisis rasio terhadap APBD yang telah ditetapkan
dan dilaksanakannya. Analisis rasio keuangan pada APBD dilakukan dengan membandingkan hasil yang
dicapai dari satu periode dibandingkan dengan periode sebelumnya sehingga dapat diketahui bagaimana
kecenderungan yang terjadi (Putra, 2018 : 48).
Sebagai bagian dari sumber penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD), pajak merupakan sumber
penghasilan negara terbesar karena itu pemerintah membagi penerimaan pajak menjadi 2 (dua) yaitu pajak pusat
dan pajak daerah. Menurut Dunggio & Lambey (2021 : 787) pajak pusat merupakan pajak yang disetorkan
langsung kepada kas negara. Sedangkan pajak daerah merupakan sumber pendapatan daerah yang penting guna
membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah untuk menetapkan otonomi daerah
yang luas, nyata, dan bertanggung jawab.
Berdasarkan tabel 1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sumedang pada tahun 2020 mengalami
penurunan. Kondisi itu dipicu oleh roda perekonomian yang tidak berjalan secara maksimal imbas pandemi
covid-19. Selama pandemi covid-19 ada beberapa sektor usaha yang terpaksa dibatasi kegiatannya, seperti hotel,
restoran, dan tempat hiburan. Hal itu berpengaruh terhadap PAD Kabupaten Sumedang.
Tabel 1
Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sumedang Tahun 2017-2021

No Tahun Target Realisasi %

1 2017 523,547,667,603.00 564,071,045,065.00 107.74

2 2018 464,361,703,852.00 432,196,794,863.00 93.07

3 2019 525,971,744,632.00 463,582,449,322.00 88.14

4 2020 449,530,481,156.00 444,430,236,011.00 98.87

5 2021 486,586,138,339.00 470,253,849,059.00 96.64

Sumber: Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Sumedang, 2022

Keberagaman fenomena dampak pandemi covid-19 terhadap pajak daerah dan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) seperti adanya gap atau penyimpangan antara realisasi dengan target tersebut menjadi latar belakang
peneliti untuk menganalisis pajak daerah dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sumedang, karena
adapun pajak daerah memiliki kontribusi besar terhadap PAD Kabupaten Sumedang sehingga sangat dibutuhkan
pengelolaan yang baik terhadap pajak daerah tersebut untuk dapat terus meningkatkan PAD Kabupaten
Sumedang terutama di masa pemulihan ekonomi imbas pandemi covid-19 ini. Beberapa analisis yang akan
dilakukan antara lain analisis efektivitas, efisiensi, dan kontribusi pajak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah
(PAD) sebelum dan pada masa pandemi covid-19 di Kabupaten Sumedang.
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan fenomena dan uraian diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain:
1. Bagaimana pengaruh efektivitas pajak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten
Sumedang?
2. Bagaimana pengaruh efisiensi pajak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten
Sumedang?
3. Bagaimana pengaruh kontribusi pajak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten
Sumedang?
4. Bagaimana pengaruh efektivitas, efisiensi, dan kontribusi pajak daerah secara simultan terhadap Pendapatan
Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Sumedang?
2. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 = Efektivitas pajak daerah berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

H2 = Efisiensi pajak daerah berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

H3 = Kontribusi pajak daerah berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

H4 = Efektivitas, efisiensi dan kontribusi pajak daerah secara simultan

berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

2. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di
Kantor Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Sumedang yang beralamat di Jalan Prabu Gajah
Agung No. 9, Kelurahan Situ, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang. Populasi dalam penelitian ini
adalah data biaya pemungutan pajak daerah, serta data target dan realisasi dari pajak daerah dan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Kabupaten Sumedang tahun 2017-2021. Teknis penentuan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu sampling jenuh dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

Tingkat efektivitas pajak daerah dapat dihitung dengan mengunakan perbandingan antara realisasi
penerimaan pajak daerah dengan target penerimaan pajak daerah. Hasil dari perhitungan ini menunjukan
seberapa besar rasio efektivitas pajak daerah yang dinyatakan dalam bentuk persentase.
Tabel 1 Kriteria Nilai Efektivitas

Persentase Kriteria
>100% Sangat efektif
90% - 100% Efektif
80% - 90% Cukup efektif
60% - 80% Kurang efektif
<60% Tidak efektif
Sumber: Depdegri,kepmendagri No 690.900.327, 1996

Perhitungan tingkat efisiensi dari pungutan pajak daerah dapat menggunakan perbandingan antara biaya
pemungutan pajak daerah dengan realisasi penerimaan pajak daerah.

Tabel 2 Kriteria Nilai Efisiensi

Persentase Kriteria
>100% Tidak Efisien
90% - 100% Kurang Efisien
80% - 90% Cukup
60% - 80% Efisien
<60% Sangat Efisien
Sumber: Kepmendagri No.690.900-327, 1996

Rasio kontribusi digunakan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi atau sumbangan masing-masing
pos pajak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (Ferdinant, 2021).

Untuk pengukuran nilai kontribusi pajak dikategorikan dalam enam tingkatan, seperti yang ada pada tabel
berikut:

Tabel 3 Kriteria Nilai Kontribusi

Persentase Kriteria
>50% Sangat Baik
40,00% - 50% Baik
30,00% - 40% Cukup Baik
20,00% - 30% Sedang
10,00% - 20% Kurang
0,0 – 10% Sangat Kurang

Sumber: Kepmendagri No.690.900-327, 1996


3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Berdasarkan data Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Sumedang Tahun Anggaran 2017-
2021, besarnya tingkat efektivitas pajak daerah adalah sebagai berikut:

Tabel 4 Tingkat Efektivitas Pajak Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2017-2021

Efektivitas Pajak Kriteria


Tahun Target Pajak Daerah Realisasi Pajak Daerah
Daerah (%) Efektivitas

2017 Rp 143,378,174,349 Rp 157,256,501,630 109.68 Sangat Efektif

2018 Rp 181,875,296,261 Rp 188,935,600,771 103.88 Sangat Efektif

2019 Rp 233,224,000,000 Rp 205,521,153,763 88.12 Cukup Efektif


2020 Rp 194,937,625,000 Rp 181,036,793,797 92.87 Efektif

2021 Rp 217,313,708,500 Rp 198,326,036,138 91.26 Efektif

Sumber: Diolah peneliti, 2022

Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa di tahun 2017 sampai tahun 2018 pajak daerah Kabupaten Sumedang
tergolong kriteria sangat efektif karena persentase kinerja keuangan Kabupaten Sumedang pada kedua tahun
tersebut melebihi 100 persen yaitu di tahun 2017 sebesar 109,68% dan di tahun 2018 sebesar 103,88%. Adapun
tingkat efektivitas pada tahun 2017 merupakan tingkat paling terbesar dalam kurun waktu 5 tahun. Namun di
tahun-tahun selanjutnya tingkat efektivitas pajak daerah Kabupaten Sumedang mengalami penurunan terutama
di tahun 2019 dengan tingkat efektivitasnya dari yang tergolong sangat efektif menjadi cukup efektif dengan
persentase sebesar 88,12% dari target yang telah ditentukan. Kondisi tersebut dipicu oleh roda perekonomian
yang tidak berjalan secara maksimal imbas pandemi covid-19 di Indonesia khususnya di Kabupaten Sumedang.
Selama pandemi covid-19 ada beberapa sektor usaha yang terpaksa dibatasi kegiatannya, seperti hotel, restoran,
dan tempat hiburan sehingga hal tersebut pun berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten
Sumedang.

Selanjutnya di tahun 2020-2021 realisasi pajak daerah mengalami anomali. Pada situasi normal, setoran
pajak restoran bisa mencapai Rp 20 miliar per tahun, tetapi pada tahun 2020 realisasi setoran pajak tersebut
hanya sampai Rp 12 miliar. Begitu juga dengan pajak hotel yang dalam situasi normal pemerintah mampu
menghimpun penerimaan sebesar Rp 5 miliar – Rp 6 miliar sedangkan pada masa pandemi covid-19, realisasi
pajak hotel di Kabupaten Sumedang hanya mencapai Rp 1,5 miliar. Namun tidak semua jenis pajak daerah
Kabupaten Sumedang mengalami penurunan, ada beberapa pendapatan pajak daerah Kabupaten Sumedang yang
mengalami peningkatan tetapi tetap tidak bisa menutupi kekurangan kas daerah Kabupaten Sumedang pada
tahun 2020. Maka dari itu dengan kondisi tersebut tingkat efektivitas pajak daerah Kabupaten Sumedang di
tahun 2020-2021 dapat tergolong efektif kembali karena mencapai persentase sebesar 90 lebih yaitu pada tahun
2020 sebesar 92,87% dan pada tahun 2021 sebesar 91,26%. Hal tersebut pun mencerminkan kemampuan
pengelolaan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Sumedang yang tergolong baik dalam menghadapi roda
perekonomian yang sedang kurang maksimal imbas pandemi covid-19.

Berdasarkan data Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Sumedang Tahun Anggaran 2017-
2021, besarnya tingkat efisiensi pajak daerah adalah sebagai berikut:

Tabel 5 Tingkat Efisiensi Pajak Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2017-2021

Biaya Pemungutan Pajak Efisiensi Pajak Kriteria


Tahun Realisasi Pajak Daerah
Daerah Daerah (%) Efisiensi

2017 Rp 180,000,000 Rp 157,256,501,630 0.11 Sangat Efisien

2018 Rp 180,000,000 Rp 188,935,600,771 0.10 Sangat Efisien

2019 Rp 180,000,000 Rp 205,521,153,763 0.09 Sangat Efisien

2020 Rp 180,000,000 Rp 181,036,793,797 0.10 Sangat Efisien

2021 Rp 180,000,000 Rp 198,326,036,138 0.09 Sangat Efisien

Sumber: Diolah peneliti, 2022

Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa dari tahun 2017-2021 pengelolaan pajak daerah Kabupaten Sumedang
tergolong sangat efisien meskipun persentase kelima tahun tersebut mengalami fluktuasi namun tetap tergolong
kriteria sangat efisien karena kurang dari 60 persen. Biaya pemungutan setiap jenis pajak daerah Kabupaten
Sumedang dari tahun ke tahun selalu dianggap kurang lebih sebesar 18 juta rupiah sehingga dari 11 jenis pajak
daerah yang ada total keseluruhan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 180.000.000, dari kesebelas jenis pajak
daerah tersebut Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan menjadi pengecualian karena dalam pemungutan
pajak tersebut pemerintah daerah Kabupaten Sumedang tidak mengeluarkan biaya.

Berbagai upaya dilakukan pemerintah daerah Kabupaten Sumedang untuk terus menjaga tingkat efisiensi
pemungutan pajak daerah di tengah pandemi covid-19 salah satunya dengan mengeluarkan beberapa kebijakan
mengenai pajak daerah. Salah satu dari upaya meringankan beban masyarakat tersebut dan untuk mendongkrak
PAD dari sektor PBB P2, Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang mengeluarkan kebijakan pembebasan denda
Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan dan Perdesaan (PBB P2) untuk seluruh tahun pajak. Batas waktu
penghapusan sanksi administratif berupa bunga atau denda PBB P2 bagi para wajib pajak yang sebelumnya
diberlakukan sampai tanggal 30 September 2021 tersebut diperpanjang batas waktunya sampai 31 Desember
2021.

Maka dari itu dari rasio efisiensi tersebut dapat menjadi cermin bahwa kemampuan pemerintah daerah
Kabupaten Sumedang sudah tergolong baik dalam memaksimalkan pemungutan pajak daerah meskipun roda
perekonomian sedang kurang maksimal imbas pandemi covid-19.

Berdasarkan data Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Sumedang Tahun Anggaran 2017-
2021, besarnya tingkat kontribusi pajak daerah adalah sebagai berikut:

Tabel 6 Tingkat Kontribusi Pajak Daerah Kabupaaten Sumedang Tahun 2017-2021

Realisasi Pendapatan Kontribusi Pajak Kriteria


Tahun Realisasi Pajak Daerah
Asli Daerah Daerah (%) Kontribusi

2017 Rp 564,071,045,065.84 Rp 157,256,501,630 27.88 Sedang

2018 Rp 432,196,794,863.30 Rp 188,935,600,771 43.72 Baik

2019 Rp 463,528,449,322.47 Rp 205,521,153,763 44.34 Baik

2020 Rp 444,430,236,011.44 Rp 181,036,793,797 40.73 Baik

2021 Rp 470,279,711,324.29 Rp 198,326,036,138 42.17 Baik

Sumber: Diolah peneliti, 2022

Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa pajak daerah memiliki banyak kontribusi terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Kabupaten Sumedang. Dari kelima tahun tersebut tahun 2017 menjadi tahun yang memiliki
tingkat kontribusi terkecil karena hanya pada tahun 2017 kontribusi pajak daerah tergolong sedang terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu sebesar 27,88%. Hal tersebut dikarenakan pada tahun 2017 adalah masa
transisi revisi peraturan daerah, di tahun 2017 Perda belum mengalami revisi seperti pembaharuan nilai-nilai
dasar sehingga menyebabkan kontribusi pajak daerah pada tahun 2017 kurang maksimal. Tetapi bukan berarti
pada tahun tersebut kontribusi pajak daerah dianggap tidak signifikan karena masih dalam kategori sedang.

Pada tahun selanjutnya yaitu di tahun 2018-2019 kontribusi pajak daerah mengalami peningkatan yang
cukup besar yaitu dari 27,88% pada tahun 2017 dan meningkat sampai 43,72% di tahun 2018 dan terus
meningkat menjadi 44,34% di tahun 2019. Hal tersebut dikarenakan pada tahun 2018 payung hukum sudah
direvisi, lalu bermunculan wajib pajak baru diluar perencanaan, juga intensifikasi dan ekstensifikasi dari pihak
BAPPENDA, salah satu yang dilakukan yaitu seperti melakukan checker, monitoring pengawasan ke lapangan,
dan pemeriksaan agar menggenjot prenerimaan. Kemudian di tahun selanjutnya yaitu pada tahun 2020-2021
kontribusi pajak daerah mengalami penurunan namun tetap tidak merubah kriteria kontribusi yang baik. Dimana
pada tahun 2020 kontribusi pajak daerah menurun dari 44,34% menjadi 40,73% dan kembali meningkat pada
tahun 2021 dengan menyumbang kontribusi sebesar 42,17%. Hal tersebut mencerminkan kemampuan
pengelolaan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Sumedang yang tergolong baik mengingat di tahun 2020-
2021 mulai maraknya pandemi covid-19 yang berimbas kepada roda perekonomian menjadi kurang maksimal
namun pemerintah daerah Kabupaten Sumedang tetap dapat menjaga kontribusi pajak daerah terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Tabel 7 Hasil Uji Parsial (T)

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 117.050 .815 143.569 .004

Efektivitas Pajak Daerah -.145 .007 -.197 -22.163 .029


Efisiensi Pajak Daerah 281.693 8.814 .347 31.959 .020

Kontribusi Pajak Daerah -.846 .007 -.847 -119.028 .005

Sumber: Data sekunder yang diolah oleh output SPSS24

Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah efektivitas pajak daerah berpengaruh terhadap Pendapatan
Asli Daerah (PAD). Hasil dari uji T pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai signifikansi pada variabel
efektivitas pajak daerah sebesar 0,029 < 0,05, dengan nilai dari T hitung 22,163 > Ttabel 12,71. Dapat disimpulkan
bahwa hipotesis pertama diterima dan efektivitas pajak daerah berpengaruh tetapi dengan arah negatif
terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah efisiensi pajak daerah berpengaruh terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD). Hasil dari uji T pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai signifikansi pada variabel efisiensi
pajak daerah sebesar 0,020 < 0,05, dengan nilai Thitung 31,959 > Ttabel 12,71. Dapat disimpulkan bahwa
hipotesis kedua diterima dan efisiensi pajak daerah berpengaruh positif terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD).

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah kontribusi pajak daerah berpengaruh terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD). Hasil dari uji T pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai signifikansi pada variabel kontribusi
pajak daerah sebesar 0,005 < 0,05, dengan nilai T hitung 119,028 > Ttabel 12,71. Dapat disimpulkan bahwa
hipotesis ketiga diterima dan kontribusi pajak daerah berpengaruh tetapi dengan arah negatif terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Tabel 8 Hasil Uji Simultan (F)

ANOVAa

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 184.069 3 61.356 21185.266 .005b

Residual .003 1 .003

Total 184.072 4

Sumber: Data sekunder yang diolah oleh output SPSS24

Berdasarkan tabel 4.16, dapat dilihat bahwa hasil uji F menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,005 yang
artinya nilai 0,005 < 0,05 dengan nilai Fhitung 21185,266 > Ftabel 19,2. Maka dapat disimpulkan bahwa
hipotesis keempat dalam penelitian ini diterima karena variabel efektivitas, efisiensi, dan kontribusi
pajak daerah berpengaruh secara simultan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

2. Pembahasan
Hipotesis pertama merumuskan bahwa efektivitas pajak daerah berpengaruh terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD) dan setelah diuji hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi pada variabel
efektivitas pajak daerah sebesar 0,029 < 0,05 dan nilai dari Thitung 22,163 > Ttabel 12,71 sehingga dapat
disimpulkan bahwa hipotesis pertama diterima dan efektivitas pajak daerah berpengaruh secara parsial tetapi
dengan arah negatif terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa jika
pajak daerah meningkat tidak dapat meningkatkan PAD karena selain pajak terdapat indikator lain yang
mendukung peningkatan PAD.

Hipotesis kedua merumuskan bahwa efisiensi pajak daerah berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah
(PAD) dan setelah diuji hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi pada variabel efisiensi pajak
daerah sebesar 0,020 < 0,05 dan nilai T hitung 31,959 > Ttabel 12,71 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis
kedua diterima dan efektivitas pajak daerah berpengaruh positif terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa untuk memperoleh ukuran Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang lebih
baik, rasio efektivitas perlu disandingkan dengan rasio efisiensi yang dicapai pemerintah daerah. Rasio efisiensi
adalah rasio yang menggambarkan perbandingan antara besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
pajak daerah dengan realisasi pajak daerah yang diterima. Semakin baik rasio efisiensi berarti kinerja
pemerintah daerah semakin baik.
Hipotesis ketiga merumuskan bahwa kontribusi pajak daerah berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah
(PAD) dan setelah diuji hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi pada variabel kontribusi pajak
daerah sebesar 0,005 < 0,05 dan nilai Thitung 119,028 > Ttabel 12,71 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis
ketiga diterima dan kontribusi pajak daerah berpengaruh tetapi dengan arah negatif terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD). Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa penerimaan pajak daerah merupakan sumber
penerimaan yang signifikan bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang digunakan untuk pembiayaan rutin dan
pembangunan Kabupaten Sumedang. Namun jika pajak daerah meningkat tidak dapat meningkatkan PAD
karena selain pajak terdapat indikator lain yang mendukung peningkatan PAD.

Hipotesis keempat merumuskan bahwa efektivitas, efisiensi, dan kontribusi pajak daerah berpengaruh
secara simultan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan setelah diuji hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa nilai signifikansi ketiga variabel sebesar 0,005 < 0,05 dan nilai F hitung 21185,266 > Ftabel 19,2 sehingga
dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat dalam penelitian ini diterima dan variabel efektivitas, efisiensi, dan
kontribusi pajak daerah berpengaruh secara simultan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dengan
terbuktinya hasil penelitian tersebut maka dalam rangka pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Sumedang
yang transparan, jujur, demokratis, efektif, efisien, dan akuntabel, analisis rasio-rasio tersebut terhadap APBD
perlu dilaksanakan meskipun kaidah pengakuntansian dalam APBD berbeda dengan keuangan yang dimiliki
oleh perusahaan swasta.

4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:

1. Efektivitas pajak daerah berpengaruh secara parsial tetapi dengan arah negatif terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD) karena nilai signifikansi pada variabel efektivitas pajak daerah sebesar 0,029 < 0,05, dan
nilai dari Thitung 22,163 > Ttabel 12,71.
2. Efisiensi pajak daerah berpengaruh positif secara parsial terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) karena
nilai signifikansi pada variabel efisiensi pajak daerah sebesar 0,020 < 0,05, dan nilai T hitung 31,959 > Ttabel
12,71.
3. Kontribusi pajak daerah berpengaruh secara parsial tetapi dengan arah negatif terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD) karena nilai signifikansi pada variabel kontribusi pajak daerah sebesar 0,005 < 0,05, dan
nilai Thitung 119,028 > Ttabel 12,71.
4. Efektivitas, efisiensi, dan kontribusi pajak daerah berpengaruh secara simultan terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD) karena nilai signifikannya sebesar 0,005 yang artinya nilai 0,005 < 0,05 dan nilai F hitung
21185,266 > Ftabel 19,2.
DAFTAR PUSTAKA
Buku dan Jurnal
Dunggio, V., & Lambey, R. (2021). Efektivitas Penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Pada Kabupaten
Bolaang Mongondow Timur. Jurnal EMBA, 786-793.
Effendi, S. (2021). Pengaruh Efektivitas dan Kontribusi Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Batam. Jurnal
Akuntansi Barelang, 67-73.
Ferdinant, N. (2021). Analisis Efektivitas, Efisiensi, dan Kontribusi Pajak dan Retribusi Daerah Terhadap
Pendapatan Asli Daerah Pada Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Sorong. ELITIS
Social Science Journal, 47-60.
Gunawan, E. (2018). Pengaruh Efektivitas Penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Aceh Timur. Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi, 28-37.
Heriyanto, Arfah, A., & Baharuddin, D. (2020). Analisis Efektivitas dan Kontribusi Pajak Daerah Sebagai Salah
Satu Sumber Pendapatan Asli Daerah Kota Makassar. Center of Economic Student Journal.
Ismail, T., & Enceng. (2019). Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Jamain, T. H., & Mahadi, W. (2021). Analisis Efektivitas Pajak dan Retribusi Daerah serta Kontribusinya
terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Seram Bagian Barat. Management & Accounting
Expose, 80-90.
Lasmini, & Astuti, W. (2019). Pengaruh Efektivitas dan Kontribusi Pajak Hotel dan Pajak Restoran Terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sleman Tahun 2015-2016. Jurnal EBBANK, 29-40
Maharani, I., & Sari, M. R. (2021). Analisis Efektivitas dan Kontribusi Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli
Kabupaten Blitar. Jurnal Sosial dan Sains, 1392-1403.
Mardiasmo. (2019). Perpajakan. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Pandelaki, J. R., Engka, D. S., & Rorong, I. F. (2021). Analisis Efektivitas Efisiensi dan Kontribusi Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara (Studi
Kasus Pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah). Jurnal Pembangunan Ekonomi
dan Keuangan Daerah, 14-34.
Pratama, D. A., Paramita, R. D., & Taufiq, M. (2019). Analisis Efektivitas, Efisiensi, dan Kontribusi Pajak
Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Lumajang Tahun 2013-2017. Progress
Conference, 1-8.
Primahadi, R., & Kurniawan, R. (2021). Analisis Efektivitas, Kontribusi Pajak dan Retribusi Daerah Terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Serta Tingkat Kemandirian Daerah Kota Pariaman. Ekonomis: Journal
of Economics and Business, 84-93.
Putra, W. (2018). Tata Kelola Ekonomi Keuangan Daerah. Depok: Rajawali Pers.
Rahmatika, F., Diana, N., & Mawardi, M. C. (2021). Analisis Efektivitas dan Kontribusi Penerimaan Pajak
Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tabalong
Provinsi Kalimantan Selatan. E-JRA, 12-20.
Samosir, M. S. (2020). Analisis Pengaruh Kontribusi dan Efektivitas Pajak Hotel, Restoran dan Hiburan
Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Sikka. Journal of Public
Administration and Government, 35-43.
Solikhah, B., & Suryarini, T. (2021). Perpajakan. Semarang: UNNES Press.
Sudaryono. (2018). Metodologi Penelitian. Depok: PT RajaGrafindo Persada.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmawati, M., & Ishak, J. F. (2019). Pengaruh Kontribusi Pajak Reklame dan Pajak Restoran Terhadap
Pendapatan Asli Daerah di Kota Bandung. Industrial Research Workshop and National Seminar, 1056-
1068.
Triyono, A., Albetris, Sumantri, & Siswati, E. (2021). Efektivitas dan Kontribusi Pajak Perhotelan Terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2013-2019. Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi, 669-676.
Wahyuni, R. A., & Arief, K. (2020). Pengaruh Efektivitas dan Kontribusi Penerimaan Pajak Daerah Terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bandung. Indonesian Accounting Research Journal, 98-107.
Wulandari, P. A. (2018). Pajak Daerah Dalam Pendapatan Asli Daerah. Yogyakarta: Deepublish Publisher.

Peraturan, Kebijakan, dan Buku Pedoman

1. UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
2. UU No. 16 Tahun 2009 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
3. UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
4. UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
5. Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 690.900-327 Tahun 1996 tentang Pedoman Kinerja Keuangan
6. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah
7. Peraturan Bupati Sumedang Nomor 125 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah
8. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 1 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Daerah Nomor 8 Tahun 2010

Anda mungkin juga menyukai