Anda di halaman 1dari 17

EVALUASI AKIP

1
Fokus Evaluasi 2017

Dokumen Terkini
(RPJMD, Renstra, PK 2017, LKj 2016)
Efektivitas Penggunaan
Anggaran
( DPA 2017, RKA 2018)

Penerapan Budaya Kinerja


HASIL EVALUASI SAKIP K/L & PEMDA TAHUN
2015-2016
3
Kementerian/ Pemerintah Kabupaten /
Efisien
Skala nilai
Lembaga Provinsi Kota
INSTANSI Semakin
PEMERINTAH
DENGAN NILAI
Kategori Range 2015 2016 2015 2016 2015 2016 tinggi nilai
Nilai
AKUNTABILITAS akuntabili
KINERJA DIBAWAH AA 90-100 0 0 0 0 0 0 tas kinerja
70 (50K/L, 24 PROV,
456 KAB/KOTA) A 80-90 4 4 2 3 1 2
semakin
BERPOTENSI tinggi
TERJADI BB 70-80 21 28 7 7 7 7
tingkat
INEFISIENSI
> 30% DARI B 60-70 36 36 8 12 31 31 efisiensi
APBN/APBD di luar CC 50-60 16 11 13 10 174 172 pengguna
Belanja Pegawai
C 30-50 0 3 3 2 239 239
an
anggaran
D 0-30 0 0 1 0 14 14
± 392,87 T Inefisiensi
INEFISIENSI TERJADI KARENA :
1. Tidak jelas hasil yang akan dicapai 4. Rincian kegiatan tidak sesuai dengan
(tujuan/sasaran tidak berorientasi hasil). maksud kegiatan.
2. Ukuran kinerja tidak jelas. 5. Evaluasi Internal Belum Optimal
3. Tidak ada keterkaitan antara
Program/Kegiatan dengan Sasaran.
EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA
4

(menilai tingkat akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dalam penggunaan anggaran)

Dilakukan evaluasi tiap


tahun untuk mengukur
perkembangan efektivitas
implementasi SAKIP di
instansi pemerintah (pusat
& daerah)

Efektivitas & Efisiensi


Penggunaan Anggaran pada
Instansi Pemerintah
Tujuan Evaluasi
Mengetahui tingkat penerapan
sistem akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah dalam menghasilkan
manfaat/outcome kepada
masyarakat atas penggunaan
anggaran negara/daerah
Memetakan perkembangan/
kemajuan pelaksanaan reformasi Pelayanan
birokrasi, pada Instansi Pemerintah, publik yang
dan Unit Kerja Pelayanan. baik dan
berkualitas

pemerintahan yang
bersih, akuntabel, dan
Memberikan saran dalam rangka berkinerja tinggi
peningkatan akuntabilitas kinerja
penggunaan anggaran, serta
dalam rangka perbaikan dan
percepatan pelaksanaan
reformasi birokrasi di Instansi
Pemerintah dan unit kerja
pelayanan.
5
KOMPONEN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA

PERENCANAAN KINERJA PENGUKURAN KINERJA


• Setiap instansi harus memiliki rencana • Setiap instansi melakukan pengukuran
30 kinerja yang baik, tepat, dan jelas sasaran 25 kinerja secara berkala dengan metode
dan tujuannya dengan indikator yang yang tepat dengan membandingkan
tepat baik di level outcome, output antara target dengan capaiannya.
maupun input.

PELAPORAN KINERJA EVALUASI KINERJA


• Setiap instansi melaporkan kinerjanya • Setiap instansi melakukan evaluasi
15 secara berjenjang dari unit terbawah 10 capaian kinerjanya untuk mengidentifikasi
hingga tertinggi. keberhasilan, kegagalan, hambatan, dan
tantangan yang dihadapi pada setiap level
mulai terbawah hingga tertinggi

CAPAIAN KINERJA
• Capaian kinerja yang dihasilkan oleh
20 instansi pemerintah pada kurun waktu
satu tahun.

6
PERENCANAAN KINERJA

Menilai kemampuan instansi pemerintah


dalam merencanakan kinerja.

RPJMD (Perencanaan 5 tahunan Tingkat Pemda)

Rencana Strategis (Renstra) (Perencanaan 5 tahunan tingkat SKPD)

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) (Perencanaan Tahunan)

Penetapan Kinerja (PK) (Kontrak kinerja tahunan)


7
PERENCANAAN KINERJA

PEMENUHAN


Apakah dokumen telah disusun

Apakah memuat visi, misi, tujuan, sasaran dan indikator kinerja

DOKUMEN PERENCANAAN
KUALITAS


Apakah tujuan, sasaran dan indikator kinerja telah berorientasi hasil

Apakah indikator kinerja telah spesifik, terukur, mungkin dicapai, relevan dan jelas jangka waktunya.

Apakah target kinerja ditetapkan dengan baik

Apakah telah selaras dengan dokumen lainnya

Apakah kegiatan sudah merupakan cara untuk mencapai sasaran

PEMANFAATAN


Apakah digunakan sebagai acuan dalam dokumen turunannya

Apakah telah dilakukan reviu secara berkala

Apakah target kinerja dipergunakan untuk mengukur keberhasilan

Apakah realisasi penetapan kinerja telah dimonitor secara berkala

Apakah penetapan kinerja dimanfaatkan dalam pengarahan dan pengorganisasian kegiatan 8
PENGUKURAN KINERJA

Menilai kemampuan instansi pemerintah dalam


menyusun ukuran kinerja yang baik dan melakukan
pengukuran kinerja.

Indikator Kinerja Utama (IKU)


IKU (sesuai Permenpan 9/2007) adalah ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan
sasaran strategis organisasi

Mekanisme Pengumpulan Data Kinerja


Mekanisme pengumpulan data yang memadai:

Terdapat pedoman atau SOP tentang pengumpulan data kinerja yang up-to-date

Ada kemudahan untuk menelusuri sumber data yang valid

Ada kemudahan untuk mengakses data bagi pihak yang berkepentingan

Terdapat penanggung jawab yang jelas

Jelas waktu deliverynya

Terdapat SOP yang jelas jika terjadi kesalahan data 9
PELAPORAN KINERJA

Menilai kemampuan instansi pemerintah dalam


mempertanggungjawabkan pencapaian kinerja.

Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP)


Laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam
mencapai tujuan/sasaran strategis instansi

Mengungkapkan keberhasilan/kegagalan, upaya mencapainya, tantangan/hambatan, dan
strategi ke depan.

Laporan Akuntabilitas ini harus dapat diakses masyarakat dengan mudah 10
EVALUASI INTERNAL

Menilai kemampuan instansi pemerintah dalam


melakukan evaluasi mandiri terhadap penerapan
manajemen kinerja.

Evaluasi internal atas unit kerja


Apakah terdapat pedoman evaluasi internal

Kualitas pemahaman evaluator internal

Kualitas rekomendasi perbaikan yang diusulkan kepada unit kerja

Apakah terdapat monitoring pencapaian kinerja

Apakah terdapat evaluasi program kegiatan 11
CAPAIAN KINERJA

Menilai kinerja instansi pemerintah

Capaian kinerja


Tingkat pencapaian target kinerja

Tingkat keandalan informasi kinerja

Tingkat pencapaian kinerja dibandingkan dengan pemerintah daerah lainnya

Tingkat pencapaian kinerja menurut stakeholder lainnya (Opini BPK, Penghargaan, Inovasi,
dll) 12
PENILAIAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA

Sistem AKIP FORMAL KUALITAS PEMANFAATAN TOTAL

Perencanaan
Kinerja 7% 17,5% 10,5% 30%

Pengukuran
Kinerja 4% 10% 6% 25%
80%
Pelaporan
Kinerja 3% 7,5% 4,5% 15%

Evaluasi 2% 5% 3% 10%

Kinerja OUTPUT OUTCOME LAINNYA TOTAL


CAPAIAN KINERJA
5% 5% 10% 20%
13
©oaching
MINIMUM REQUIREMENT
PADA PEMBERIAN KATEGORI HASIL EVALUASI SAKIP
No. ITEM AA A BB B CC C D
1 Jumlah Sampling unit kerja
OPD OPD OPD
100% 100% 75% 50%
Sample Sample Sample

2 IKU:              
  Instansi Pemerintah Ada dan Baik Ada dan Baik Ada dan Baik Ada Ada Ada Ada
  Unit Kerja/SKPD Ada dan Baik Ada dan Baik Ada dan Baik Ada Ada Ada Ada
3 Persentase Unit Kerja yang
sudah baik implementasi SAKIP
nya (pemenuhan, kualitas, dan OPD
100% 100% 50% 25% Sample X X
pemanfaatannya)

4 Cascade down IKU


100% hingga ke 50% hingga
100% hingga ke level Struktural level struktural Hanya yang
level individu dan terendah dan terendah dan X X X
wajib
sudah baik sudah baik sudah baik

5 Pemanfaatan (cth: digunakan


sebagai dasar pemberian
reward and punishmeny, Sudah Sangat Sudah Sangat
penilaian kinerja) Baik Baik Sudah dimulai X X X X

6 Budaya Kinerja Sudah


diimplementasika Sudah Sudah mulai
X X X X
n di seluruh unit diimplementasi diimplementasi
kerja

14
©oaching
ARTI NILAI AKUNTABILITAS KINERJA
Mencerminkan
Mencerminkan tingkat
tingkat akuntabilitas
akuntabilitas instansi
instansi pemerintah
pemerintah dalam
dalam
mempertanggungjawabkan
mempertanggungjawabkan hasilhasil atau
atau manfaat
manfaat dari
dari seluruh
seluruh penggunaan
penggunaan anggaran
anggaran
negara/daerah
negara/daerah secara
secara efektif,
efektif, efisien,
efisien, dan
dan ekonomis.
ekonomis.

Peringkat Nilai
Nilai akuntabilitas kinerja mengidentifikasi
kemampuan instansi pemerintah untuk:
AA >90-100
1. Merencanakan kinerja dan target
A >80-90 kinerja,
2. Menyelaraskan apa yang dianggarkan
BB >70-80 dengan apa yang direncanakan,
B >60-70 3. Menyesuaikan apa yang dilaksanakan
dengan yang dianggarkan,
CC >50-60 4. Serta telah melaporkan capaian
kinerja selaras dengan apa yang telah
C >30-50 dilaksanakan dan direncanakan
sebelumnya.
D 0-30 17
©oaching
ARTI NILAI AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas kinerja yang baik:


1. Budaya kinerja telah menjadi budaya organisasi;
2. Seluruh Unit kerja telah dapat mengidentifikasi kinerja yang seharusnya;
3. Cascading kinerja telah dilakukan minimal sampai level struktural terendah;
4. Pengintegrasian antara Perencanaan kinerja dengan sistem penganggaran;
5. Setiap anggota organisasi memiliki ukuran kinerja yang jelas dan merupakan
usaha mencapai kinerja organisasi;
6. Sistem monev dilakukan secara berkala dan mampu memitigasi risiko
ketidaktercapaian kinerja;
7. Sistem pengumpulan dan pengukuran kinerja yang andal;
8. Sistem pelaporan telah mampu menyajikan kinerja yang seharusnya dan
dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja;
9. Capaian kinerja telah dijadikan dasar reward and punishment.

18
©oaching
TERIMA KASIH

19

Anda mungkin juga menyukai