Anda di halaman 1dari 39

Pertemuan 13:

SISTEM AKUNTABILITAS
KINERJA INSTANSI
PEMERINTAH
Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi
Pemerintah
Kuliah Ke-13.

Sistem – AKIP
Perencanaan Kinerja/Renstra
Indikator Kinerja
Penetapan Kinerja (Tapkin)
Akuntabilitas Kinerja
2

“IF MY MIND CAN CONCIEVE IT


AND MY HEART CAN BELIEVE IT
– THEN I CAN ACHIEVE IT”
-MUHAMMAD ALI
3

Bahan Materi Pendukung


• Inpres No. 5 tahun 2004 tentang Percepatan
pemberantasan Korupsi
• PP No 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah
• Perka BPS No. 58 Tahun 2013 tentang Indikator
Kinerja Utama BPS.
• Perpres No. 29 tahun 2014 (Pengganti Inpres No 7
Tahun 1999) tentang SAKIP
• Permen PAN-RB No. 53 Tahun 2014 (pengganti No
29/2010) tentang Petunjuk Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tatacara Reviu atas laporan
Kinerja Instansi Pemerintah
4

Sistem AKIP Perencanaan


Strategis
(Renstra)

Perencanaan
Kinerja
(RKT,Tapkin)
Pemanfaatan Pengukuran
Informasi Kinerja
Kinerja (IK/PK)

Pelaporan
Kinerja
(LAKIP)
5

Instrumen Sistem AKIP


(Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah)
 Renstra
 IKU
 RKT Indikator
 Tapkin/Perjanjian Kinerja
Kinerja (PK)
 LAKIP/PK: PPS &
PKK.
6

IKU
RENSTRA
PermenPAN 9/2007

Hubungan
antar
Renja-KL RKT

instrumen
sistem RKA-KL Dokumen Tapkin & LAKIP
akuntabilitas Penganggaran PermenPAN 29/2010

kinerja
Form A,B,C LapKeu LAKIP
Indikator Kinerja Utama (IKU)
7

• Harus selaras antar tingkatan unit organisasi


• Indikator kinerja utama pada tingkat Kementerian
Negara/LPNK/Pemerintah Provinsi/ Pemerintah
Kabupaten/Pemerintah Kota sekurang-kurangnya
menggunakan indikator hasil (outcome) sesuai dengan
kewenangan, tugas, dan fungsi;
• Indikator kinerja utama pada unit organisasi
setingkat eselon I menggunakan indikator hasil
(outcome) dan atau keluaran (output) yang setingkat
lebih tinggi dari keluaran (output) unit kerja di
bawahnya;
• Indikator kinerja utama pada unit organisasi
setingkat eselon II/SKPD/unit kerja mandiri
sekurang-kurangnya menggunakan indikator keluaran
(output).
Akuntabilitas Kinerja
8

Instansi Pemerintah
VISI

MISI

TUJUAN

SASARAN IK/PK IK/PK SASARAN TRGT

KEBIJAKAN KEBIJAKAN

PROGRAM PROGRAM

IK/PK KEGIATAN TRGT


Komponen Pengukuran
9

(Indikator)
LATAR BELAKANG

Instansi Pemerintah belum memiliki seperangkat


indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur
keberhasilannya.
Banyak Instansi Pemerintah/Satker yang melaporkan
kinerjanya hanya berdasarkan realisasi DIPA  yang
dilaporkan barang/jasa yang dibeli, BUKAN
barang/jasa yang dihasilkan.
Pelaporan di tingkat Kementerian/Pemda hanya
mengkompilasi kinerja Unit Organisasi/Satker
Kriteria Indikator Kinerja
10

yang baik (SMART)


 Specific: sifat dan tingkat kinerja dapat diidentifikasi dengan jelas
 Measurable: target kinerja dinyatakan dengan jelas dan terukur baik bagi
indikator yang dinyatakan dalam bentuk kuantitas, kualitas, dan biaya

 A
chievable: target kinerja dapat dicapai terkait dengan kapasitas dan
sumber daya yang ada

 R
elevant: mencerminkan keterkaitan antara target output dalam rangka
mencapai target outcome yang ditetapkan

 Time Bound: waktu/periode pencapaian kinerja ditetapkan


11

Type Indikator Kinerja


 Kualitatif: menggunakan skala (misal: baik, cukup, kurang)
 Kuantitatif absolut: menggunakan angka absolut (misal: 30 orang, 80
unit)
 Persentase: menggunakan angka persentase (misal: 50%, 100%)
 Rasio: membandingkan angka absolut dengan angka absolut lain yang
terkait (misal: rasio jumlah guru dibandingkan jumlah murid)
 Rata-rata: angka rata-rata dari suatu populasi atau total kejadian
(misal: rata-rata biaya pelatihan per peserta dalam suatu diklat)
 Indeks: angka patokan dari beberapa variabel kejadian berdasarkan
suatu rumus tertentu (misal: indeks harga saham, indeks pembangunan
manusia)
12

Rumus Capaian Kinerja (1/2)

Digunakan untuk indikator yang sifatnya Semakin tinggi realisasi menunjukkan capaian
positif, misalnya persentase LAKIP yang yang semakin baik
berkategori “Baik”, angka pertumbuhan % capaian = Realisasi x 100%
dsb Rencana

%
INDIKATOR
RENCANA REALISASI PENCAPAIAN
SASARAN
TARGET
Jumlah IP yang telah
menerima modul 400 IP 400 IP 100 %
referensi kinerja
Persentase LAKIP yang = 8,62% x 100
berkategori "baik" 15 % 8,62 % 15%
= 57,47 %
13

Rumus Capaian Kinerja (2/2)

Semakin tinggi realisasi menunjukkan capaian yang semakin


rendah/buruk % capaian = (2 x Rencana) - Realisasi x 100%
Rencana
%
INDIKATOR
RENCANA REALISASI PENCAPAIAN
SASARAN
TARGET

Response time penanganan


15 menit 20 menit 66,67 %
terjadinya kebakaran
Tingkat pengangguran terbuka 8% 10 % 75 %

% capaian = (2 x Rencana) - Realisasi x 100%


Rencana
= (2 x 15) - 20 x 100%
Digunakan untuk indikator yang sifatnya
15
= 30 - 20 x 100% = 10 x 100% = 66,67 %
negatif, misalnya: Tingkat Pengangguran
15 15
Terbuka (TPT); inflasi; atau indikator yang
satuannya waktu.
 Karena realisasinya (=20 menit) lebih lama dari pada target (=15 menit) maka nilai
capaian kinerjanya kurang dari 100%. (=66,67%).
14

Pengukuran Kinerja menjadi Sulit


Perumusan (uraian) sasaran
tidak terukur, tidak fokus

Perumusan Indikator Kinerja


tidak SMART

Sistem pengumpulan data kinerja


belum dibangun

Data tidak tersedia/tidak di-update

Tidak ingin atau tidak berani menghadapi


kenyataan bahwa kinerjanya (organisasi,
individu) memang kurang
15
ASAS UMUM
PENYELENGGARAAN NEGARA
UU No. 28 Tahun 1999
Ttg Penyelenggaraan
Negara Yang Bersih Dan
Kepastian Hukum 01
Bebas Dari KKN

02 Tertib Penyelenggaraan Negara

Kepentingan Umum 03

UU No. 25 Tahun 2004


Ttg Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional 04 Keterbukaan
Proporsionalitas 05

06 Profesionalitas

Akuntabilitas  (sampai
07 dengan manfaat/outcome) bukanlah sekedar
responsibilitas (hanya sampai hasil/output).
16
Asas Akuntabilitas
Setiap Program Dan Kegiatan Dari Kegiatan Penyelenggara Negara Harus
Dapat Dipertanggungjawabkan Kinerja Atau Hasil Akhir Kepada Masyarakat
Atau Rakyat Sebagai Pemegang Kedaulatan Tertinggi Negara Sesuai Dengan
Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Yang Berlaku

(TAP MPR XI/98 Dan UU No. 28 Th. 1999)

Pertanggungjawaban instansi
pemerintah sekarang tidak Akuntabilitas
cukup dengan menyajikan
informasi realisasi anggaran
Sektor Publik
sesuai penggunaannya saja, Akuntabilitas Kinerja
akan tetapi harus juga
menginformasikan “hasil” Manajemen
(output) dan bahkan sampai Kinerja
dengan manfaat (outcome)-
nya kepada masyarakat atas
penggunaan dana tersebut.
Akuntabilitas Kinerja
17

Perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk


mempertanggung-jawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan
misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik
 Perpres No. 29 Tahun 2014 (Pengganti Inpres No.7 Th. 1999)

Orientasi Akuntabilitas Kinerja


Bergeser dari

berapa besar kinerja Berapa besar dana


yang dihasilkan, agar yang telah dan
tujuan yang telah akan dihabiskan
ditetapkan pada akhir
periode perencanaan
dapat dicapai
Perubahan Paradigma

Instansi Pemerintah yang bertanggungjawab atas pelaksanaan Inpres ini adalah Kementerian PAN-RB
sebagai koordinator, LAN sebagai pengkaji dan pembina pengembangan sistem AKIP, dan BPKP sebagai
evaluator.
18
Sistem Anggaran
Sistem Perencanaan
(UU 17/03)
(UU 25/04)
(PP 20/04)
(PP 21/04))
1.Penyediaan Anggaran
1.Penetapan Tujuan
Sesuai Target Kinerja
2.Hubungan Program-Tujuan
2.Standar Biaya Untuk
3.Indikator Kinerja
Output
4.Target Kinerja

INPRS7/99 INPRS5/04

Sistem
Sistem Evaluasi Akuntabilitas Sistem Pengukuran
Kinerja
(PP 39/06) Kinerja
(PP 58/04)
1.Penilaian Kinerja
2.Perbaikan Kinerja 1. Pengumpulan Data
3.Perbaikan Perencanaan Kinerja
4.Redistribusi Anggaran 2. Pengukuran Kinerja

1.Capaian Kinerja
2.Akuntabilitas Kinerja Vs
Akuintabilitas Keuangan

Sistem Perbendahaaran
(UU 1/04)
(PP 8/06)
19 Alat-alat Akuntabilitas
(Tentang penyelenggaraan SAKIP lebih lengkap ada di Perpres
29/2014 Pasal 5)
Rencana Strategis

Rencana Kinerja

Perjanjian Kinerja 
(Lama Penetapan kinerja )

Laporan Akuntabilitas
Kinerja (PK=PKS dan PKK)

 Istilah Penetapan Kinerja (Tapkin) dalam Inpres No. 5/2004 tentang


Percepatan Pemberantasan Korupsi diubah menjadi Perjanjian Kinerja
(PK).
 Format dan Isi Perjanjian Kinerja relatif tidak berubah, hanya ada
penegasan Perjanjian Kinerja ini akan menjadi dasar akuntabilitas kinerja
dalam laporan kinerja tahunan.
20

Perpres No. 29 Tahun 2014 tentang SAKIP


 Terbit tertanggal 21 April 2014

 Perluasan akuntabilitas instansi pemerintah ke seluruh lembaga negara ( RUU

Akuntabilitas Kinerja Penyelenggara Negara)

 Upaya Kemenkeu, Bappenas, Kemendagri dan Kementerian PAN-RB dalam

mengintegrasikan dan menyederhanakan Sistem AKIP dengan Sistem Perencanaan,

Penganggaran dan Pelaporan, akuntansi keuangan

 Amanat UU No.17/2003 tentang Keuangan Negara dan UU No. 1/2004 tentang

Perbendaharaan Negara, serta PP No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan

negara dan Kinerja Instansi Pemerintah.

 Pepres 29/2014 tentang SAKIP ini merupakan peningkatan dasar hukum dari Inpres

No. 7/1999 tentang AKIP (sudah dicabut).


21

Pengintegrasian Rencana Kinerja


Revisi Format dan Isi Renstra Tahunan (RKT) dan Rencana Kerja
dan Anggaran (RKA).

Hasil
Kesepakatan

Pengintegrasian Laporan Kinerja Penetapan Kinerja dan Perjanjian


(LKj) dan Laporan Akuntabilitas Kinerja
Kinerja (LAKIP).
22
Revisi Format dan Isi Renstra
Skfsofkspfk[

Renstra harus memuat Indikator


Kinerja sebagai ukuran
keberhasilan instansi
pemerintah.

Peraturan pelaksanaan penyusunan


Renstra berdasarkan UU No. 25/2004
tentang Sistem Perencanaan Nasional
akan disesuaikan untuk revisi format
dan isi Renstra yang seharusnya
23

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan


Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)

Dokumen Rencana Kinerja Tahunan


(dokumen perencanaan kinerja dalam sistem
AKIP) akan ditiadakan dan fungsinya
sebagai dokumen perencanaan kinerja
tahunan akan diakomodir di dalam Rencana
Kerja dan Anggaran (PP No. 21/2004
tentang RKA).

Format dan isi RKA akan direvisi dengan


menambahkan indikator kinerja sebagai
alat perencanaan kinerja
24

Laporan Kinerja Tahunan dan


Laporan Akuntabilitas Kinerja
Laporan Kinerja Tahunan
Laporan Akuntabilitas
Format dan isi Laporan ini setelah
Kinerja Instansi
Kinerja Tahunan akan dikonsolidasikan oleh
Pemerintah (LAKIP)
memuat format dan isi Kementerian PAN akan
akan ditiadakan dan
LAKIP yaitu informasi menjadi bagian dari
fungsinya sbg alat
tentang capaian kinerja Laporan Kinerja
akuntabilitas
utama organisasi atau Pemerintah Pusat yang
(pertanggungjawaban)
instansi pemerintah (setelah direviu oleh BPKP)
kinerja instansi akan
dalam mencapai tujuan merupakan dasar dari RUU
dimuat dalam Laporan
dan sasaran strategis Pertanggungjawaban
Kinerja Tahunan.
instansi. Pelaksanaan APBN setiap
(Perpres 29/2014 Pasal
tahun. (Perpres 29/2014
18 ayat 2)
Pasal 31 ayat 1-3)
25
Komponen Perencanaan Kinerja (1/3)
A. Perencanaan Strategis
Perencanaan Strategis merupakan
suatu proses yang berorientasi pada
hasil yang ingin dicapai selama
kurun waktu 1 (satu) sampai dengan PLANNING
5 (lima) tahun dengan
memperhitungkan potensi, peluang,
dan kendala yang ada atau mungkin Input Programmatic Investments
timbul. • segala sesuatu yang dibutuhkan dalam rangka menghasilkan
keluaran/outputs

Outputs Activities/Participation
• segala sesuatu berupa produk/jasa (fisik dan atau non fisik) sebagai hasil
langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan program berdasarkan
masukan yang digunakan.

Outcomes Short/Medium/Longterm
• segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran/outputs atau
manfaat/ benefit dari keluaran/outputs. Outcomes dapat terdiri dari (i)
immediate outcome, (ii) intermediate outcome, (iii) Ultimate outcome
26
Komponen Minimal Renstra

NILAI VISI
NILAI
LUHUR MISI

TUJUAN

SASARAN

KEBIJAKAN

PROGRAM
INDIKATOR
KINERJA
Komponen Perencanaan Kinerja (2/3)
27

B. Perencanaan Kinerja Tahunan (PKT)


Perencanaan Kinerja Tahunan
merupakan proses penetapan
kegiatan tahunan dan indikator INDIKATOR
kinerja berdasarkan program, SASARAN KINERJA
kebijakan dan sasaran yang
telah ditetapkan dalam PROGRAM TARGET
rencana strategis. KINERJA
INDIKATOR
KEGIATAN KINERJA

keterangan mengenai (antara lain):


1. keterkaitan kegiatan dengan sasaran dan programnya
2. keterkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
oleh instansi/sektor lain
28
Komponen Perencanaan Kinerja (3/3)
C. Perjanjian Kinerja
 Perjanjian Kinerja merupakan tekad dan janji rencana kinerja
tahunan yang akan dicapai antara pimpinan instansi
pemerintah/unit/perorangan yang menerima
amanah/tanggungjawab/kinerja dengan pihak yang memberikan
amanah/tanggung jawab/kinerja

 Perjanjian Kinerja merupakan pernyataan komitmen yang


merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang Berdasar Perpres 29/2014
jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun menjadi “Perjanjian Kinerja”
(semula disebut “Penetapan
 Perjanjian Kinerja disepakati antara pengemban tugas dengan Kinerja/Tapkin”).
atasannya (Performance Agreement)

 Perjanjian Kinerja merupakan ikhtisar Rencana Kinerja


Tahunan,yang telah disesuaikan dengan ketetersediaan
anggarannya, yaitu setelah proses anggaran (budgeting process)
selesai
29
Hubungan Rencana Kinerja, Perjanjian Kinerja dan
Laporan Kinerja (LAKIP) dalam Sistem AKIP

2020 2021 2022 2023 2024

Rencana strategis
2020-2024

Perjanjian Kinerja
Rencana Kinerja Rencana Kinerja
merupakan Rencana Kinerja
2020 2021 komitmen tertulis 2024
Rencana Kinerja
yang akan dicapai
Perjanjian Kinerja Perjanjian Kinerja Perjanjian Kinerja
2020 2021 2024

LAKIP LAKIP LAKIP


2020 2021 2024
30
Keterkaitan antara PK dengan LAKIP:

Diganti dg :
Perjanjian Kinerja
31

Format PK sesuai dengan MenPAN:


Pernyataan Perjanjian Kinerja (PK)
Lampiran yang berisi: 90%

80%
Program BPS
Sasaran yang mencerminkan sesuatu yang
60%
akan dicapai secara nyata dari pelaksanaan
program dalam rumusan yang spesifik,
45%
terukur, dan berorientasi pada hasil (minimal
output)
30%
Ukuran kinerja yang jelas berupa:
indikator kinerja output, rencana tingkat
capaian untuk masing-masing indikator.
Anggaran untuk setiap program
32

Tahapan penyusunan Perjanjian Kinerja (PK)

Pertama Keempat
Mempersiapkan dan Menyusun dan
menyusun Renstra menetapkan Perjanjian
Kinerja

Kedua Ketiga
Mempersiapkan dan Mempersiapkan dan
menyusun RKT menyusun RKA
33
Perjanjian Kinerja (PK)-(1/2)
(Mulai 2015 berdasarkan Perpres 29/2014)
Pertama

100%
Setiap entitas Akuntabilitas Kinerja (Satker, Unit
Organisasi, K/L, Satker Wilayah) menyusun
Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) yang
ditetapkan dalam dokumentasi pelaksanaan
anggaran sebagai dasar penyusunan Perjanjian
Kinerja

Kedua
Setiap entitas Akuntabilitas Kinerja
menyusun lembar/dokumen Perjanjian
$15
Kinerja dengan mencantumkan
Indikator Kinerja dan Target Kinerja

Ketiga
Kriteria Indikator Kinerja: spesifik (specific),
terukur (measurable), dapat dicapai
(attainable), berjangka waktu tertentu (time
bound), serta dapat dipantau dan dikumpulkan
(trackable)
34

Perjanjian Kinerja (PK)-(2/2)

1 2

Satker menyusun Unit organisasi


lembar/dok PK menyusun lembar/dok PK
menggunakan Indikator menggunakan Indikator
Kinerja Kegiatan (IKK) Kinerja Program (IKP)
dan/atau Indikator Kinerja dan/atau IKU unit
Utama (IKU) satker organisasi

3 4

Lembar/dokumen
Kementerian/lembaga
PK-K/L disampaikan
(K/L) menyusun
kepada Presiden
lembar/dok PK
melalui Men PAN-
menggunakan IKU-
RB.
K/L
35

Pengukuran Kinerja
Setiap entitas Akuntabilitas Kinerja
melakukan Pengukuran Kinerja, dengan
menggunakan Indikator Kinerja yang telah
ditetapkan dalam lembar/dokumen PK

Pengukuran Kinerja dilakukan dengan:


1. Membandingkan realisasi Kinerja dengan
Sasaran (Target) Kinerja yang dicantumkan
dalam lembar/dokumen PK dalam rangka
pelaksanaan APBN/APBD tahun berjalan;
2. Membandingkan realisasi Kinerja Program
sampai dengan tahun berjalan dengan Sasaran
(Target) Kinerja 5 (lima) tahunan yang
direncanakan dalam Renstra K/L/SKPD
Pengelolaan Data Kinerja
36

Setiap entitas Akuntabilitas Pengelolaan data kinerja


Kinerja melakukan pengelolaan mempertimbangkan kebutuhan
data Kinerja; dengan cara informasi pada setiap tingkatan
mencatat, mengolah, dan organisasi, kebutuhan manajerial,
melaporkan data Kinerja. data/laporan keuangan yang
dihasilkan dari sistem akuntansi,
dan statistik pemerintah

Pengelolaan data kinerja mencakup:


1. Penetapan data dasar (baseline data)
2. Penyediaan instrumen perolehan data berupa pencatatan dan
registrasi
3. Penatausahaan dan penyimpanan data, dan
4. Pengkompilasian dan perangkuman.
37

Pelaporan Kinerja
LKT-K/L disampaikan kepada menteri Keuangan,
Menteri PPN/Kepala Bappenas, dan Menteri PAN-RB
paling lambat dua bulan setelah tahun anggaran
berakhir, bersamaan dengan laporan keuangan
tahunan

Keempat

Laporan Kinerja terdiri: Laporan Kinerja


interim (triwulanan) dan Laporan Kinerja Ketiga
Tahunan (LKT)

Kedua LKT dibuat menurut tingkat entitas


Akuntabilitas Kinerja satuan kerja (satker),
unit organisasi, dan K/L
Pertama

Setiap entitas Akuntabilitas Kinerja menyusun


dan menyajikan Laporan Kinerja (LK) atas
prestasi kerja yang dicapai berdasarkan
Penggunaan anggaran yang telah dialokasikan
38

Reviu dan Evaluasi


Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)
pada K/L/Pemda melakukan reviu (dituangkan
dalam pernyataan telah direviu dan
ditandatangani) atas LK dalam rangka
meyakinkan keandalan informasi yang
disajikan sebelum disampaikan oleh pimpinan Kementerian PAN-RB
K/L/Pemda mengkoordinasikan penyelenggaraan
evaluasi atas implementasi SAKIP pada
K/L/Pemda.
APIP melakukan evaluasi atas
implementasi SAKIP dan/atau
evaluasi Kinerja pada K/L/Pemda,
hasil-nya disampaikan Pimpinan
K/L/Pemda kepada menteri PAN-RB

100%

Anda mungkin juga menyukai