Anda di halaman 1dari 19

SISTEM PROTEKSI GENERATOR

ABSTRAK

Sistem proteksi pembangkit harus bekerja sesuai syaratnya diantaranya cepat bereaksi jika terjadi
gangguan, selektif, peka/sensitif terhadap gangguan, andal/reliability, stabilitas dan ekonomis. Jika
syarat tersebut tidak terpenuhi, maka akan mempengaruhi kinerja pembangkit. Kehandalan suatu
pembangkit sangat penting karena jika terjadi gangguan akan menyebabkan pembangkit kehilangan
kesempatan produksi dan untuk start kembali membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Keandalan dan kemampuan suatu sistem tenaga listrik dalam melayani konsumen sangat tergantung
pada sistem proteksi yang digunakan. Oleh sebab itu dalam perencangan suatu sistem tenaga listrik,
perlu dipertimbangkan kondisi-kondisi gangguan yang mungkin terjadi pada sistem, melalui analisa
gangguan.

Pada dasarnya gangguan dapat terjadi karena kegagalan operasi peralatan dalam sistem, kesalahan
manusia dan karena alam. Langkah yang dapat diambil untuk mencegah terjadinya gangguan antara
lain dengan menggunakan isolasi yang baik, membuat koordinasi isolasi dan menghindarkan
kesalahan operasi. Tetapi langkah – langkah tersebut dibatasi oleh faktor ekonomis dan alam.
Karenanya para engineer sepakat : gangguan boleh saja terjadi dan tidak dapat dihindari namun
dampaknya harus diminimisasi.
PEMBAHASAN

B. SISTEM PROTEKSI GENERATOR

1. MACAM-MACAM GANGGUAN PADA GENERATOR DAN AKIBATNYA

 Macam-macam gangguan pada generator dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Gangguan listrik/electrical fault

Jenis gangguan ini adalah gangguan yang timbul dan terjadi pada bagian-bagian listrik dari
generator.

Gangguan-gangguan tersebut antara lain :

1. Hubung singkat 3 phasa

Terjadinya arus lebih pada stator yang dimaksud adalah arus lebih yang timbul akibat terjadinya
hubungan singkat 3 phasa/ 3 phase fault. Gangguan ini akan menimbulkan loncatan bunga api
dengan suhu yang tinggi yang akan melelehkan belitan dengan resiko terjadinya kebakaran, jika
isolasi tidak terbuat dari bahan yang anti api /nonflammable.

2. Hubung singkat 2 phasa

Gangguan hubung singkat 2 phasa/unbalance fault lebih berbahaya dibanding gangguan hubung
singkat 3 phasa/balance fault, karena disamping akan terjadi kerusakan pada belitan akan timbul
pula vibrasi pada kumparan stator. Kerusakan lain yang timbul adalah pada poros/shaft dan kopling
turbin akibat adanya momen puntir yang besar.

3. Stator hubung singkat 1 phasa ke tanah/stator ground fault

Kerusakan akibat gangguan 2 phasa atau antara konduktor kadang-kadang masih dapat
diperbaiki dengan menyambung taping atau mengganti sebagian konduktor, tetapi kerusakan
laminasi besi (iron lamination) akibat gangguan 1 phasa ke tanah yang menimbulkan bunga api dan
merusak isolasi dan inti besi adalah kerusakan serius yang perbaikannya dilakukan secara total.
Gangguan jenis ini meskipun kecil harus segera diproteksi.

4. Rotor hubung tanah/field ground

Pada rotor generator yang belitannya tidak dihubungkan oleh tanah (ungrounded system). Bila salah
satu sisi terhubung ke tanah belum menjadikan masalah. Tetapi apabila sisi lainnya terhubung ke
tanah, sementara sisi sebelumnya tidak terselesaikan maka akan terjadi kehilangan arus pada
sebagian belitan yang terhubung singkat melalui tanah. Akibatnya terjadi ketidakseimbangan fluksi
yang menimbulkan vibrasi yang berlebihan serta kerusakan fatal pada rotor.
5. Kehilangan medan penguat/Loss of excitation

Hilangnya medan penguat akan membuat putaran mesin naik, dan berfungsi sebagai generator
induksi. Kondisi ini akan berakibat pada rotor dan pasak/slot wedges, akibat arus induksi yang
bersirkulasi pada rotor. Kehilangan medan penguat dapat dimungkinkan oleh :

a) Jatuhnya/trip saklar penguat (41AC)

b) Hubung singkat pada belitan penguat

c) Kerusakan kontak-kontak sikat arang pada sisi penguat

d) Kerusakan pada sistem AVR

6. Tegangan lebih/Over voltage

Tegangan yang berlebihan melampaui batas maksimum yang diijinkan dapat berakibat tembusnya
(breakdown) design insulasi yang akhirnya akan menimbulkan hubungan singkat antara belitan.
Tegangan lebih dapat dimungkinkan oleh mesin putaran lebih/overspeed atau kerusakan pada
pengatur tegangan otomatis/AVR.

b. Gangguan mekanis/panas (mechanical/thermal fault)

Jenis-jenis gangguan mekanik/panas antara lain :

1. Generator berfungsi sebagai motor (motoring)

Motoring adalah peristiwa berubah fungsi generator menjadi motor akibat daya balik (reverse
power).

Daya balik terjadi disebabkan oleh turunnya daya masukkan dari penggerak utama (prime mover).
Dampak kerusakan akibat peristiwa motoring adalah lebih kepada penggerak utama itu sendiri. Pada
turbin uap, peristiwa motoring akan mengakibatkan pemanasan lebih pada sudu-sudunya, kavitasi
pada sudu-sudu turbin air, dan ketidakstabilan pada sudu turbin gas.

2. Pemanasan lebih setempat

Pemanasan lebih setempat pada sebagian stator dapat dimungkinkan oleh :

· Kerusakan laminasi

· Kendornya bagian-bagian tertentu di dalam generator seperti : pasak-pasak stator (stator


wedges).
3. Kesalahan paralel

Kesalahan dalam memparalel generator karena syarat-syarat sinkron tidak terpenuhi dapat
mengakibatkan kerusakan pada bagian poros dan kopling generator, dan penggerak utamanya
karena terjadinya momen puntir. Kemungkinan kerusakan lain yang timbul, kerusakan PMT dan
kerusakan pada kumparan stator akibat adanya kenaikan tegangan sesaat.

4. Gangguan pendingin stator

Gangguan pada media sistem pendingin stator (pendingin dengan media udara, hidrogen, atau
air) akan menyebabkan kenaikan suhu belitan stator. Apabila suhu belitan melampaui batas
ratingnya akan berakibat kerusakan belitan.

c. Gangguan sistem (system fault)

Generator dapat terganggu akibat adanya gangguan yang datang/terjadi pada sistem. Gangguan-
gangguan sistem yang terjadi umumnya adalah :

1. Frekuensi operasi yang tidak normal (abnormal frequency operation)

Perubahan frekuensi keluar dari batas-batas normal di sistem dapat berakibat ketidakstabilan pada
turbin generator. Perubahan frekuensi sistem dapat dimungkinkan oleh tripnya unit-unit pembangkit
atau penghantar (transmisi).

2. Lepas sinkron (Loss of synhcron)

Adanya gangguan di sistem akibat perubahan beban mendadak, switching, hubung singkat dan
peristiwa yang cukup besar akan menimbulkan ketidakstabilan sistem. Apabila peristiwa ini cukup
lama dan melampaui batas-batas ketidakstabilan generator, generator akan kehilangan kondisi
paralel. Keadaan ini akan menghasilkan arus puncak yang tinggi dan penyimpangan frekuensi operasi
yang keluar dari seharusnya sehingga akan menyebabkan terjadinya stress pada belitan generator,
gaya puntir yang berfluktuasi serta resonansi yang akan merusak turbin generator. Pada kondisi ini
generator harus dilepas dari sistem.

3. Arus beban kumparan yang tidak seimbang (unbalance armature current)

Pembebanan yang tidak seimbang pada sistem/adanya gangguan 1 phasa dan 2 phasa pada sistem
yang menyebabkan beban generator tidak seimbang yang akan menimbulkan arus urutan negatif.
Arus urutan negatif yang melebihi batas, akan mengiduksikan arus medan yang berfrekuensi
rangkap yang arahnya berlawanan dengan putaran rotor akan menyebabkan adanya pemanasan
lebih dan kerusakan pada bagian-bagian konstruksi rotor.

2. MACAM-MACAM RELAI PROTEKSI GENERATOR DAN FUNGSINYA

No

Nama Relai

Fungsi Relai

Relai jarak (distance relay)

Untuk mendeteksi gangguan 2 phasa/ 3 phasa di muka generator sampai batas jangkauannya

Relai periksa sinkron (synchron check relay)

Pengaman bantu generator untuk mendeteksi persyaratan sinkronisasi atau paralel

Relai tegangan kurang (undervoltage relay)

Untuk mendeteksi turunnya tegangan sampai di bawah harga yang diijinkan

Relai daya balik (reverse power relay)

Untuk mendeteksi daya balik sehingga mencegah generator bekerja sebagai motor

Relai kehilangan medan penguat (loss of excita-tion relay)

Untuk mendeteksi kehilangan arus penguat pada rotor

Relai phasa urutan negatif (negative phase sequence relay)

Untuk mendeteksi arus urutan negatif yang disebabkan oleh beban tidak seimbang dari batas-batas
yang diijinkan

Relai arus lebih seketika (instantaneous over cur-rent relay)

Untuk mendeteksi besaran arus yang melebihi batas yang ditentukan dalam waktu seketika

Relai arus lebih dengan waktu tunda (time over current relay)
Untuk mendeteksi besaran arus yang melebihi batas dalam waktu yang ditentukan

Relai penguat lebih (over excitation relay)

Untuk mendeteksi penguat lebih pada generator

10

Relai tegangan lebih (over voltage relay)

1. Bila terpasang di titik netral generator atau trafo tegangan yang dihubungkan segitiga, untuk
mendeteksi gangguan stator hubung tanah

2. Bila terpasang pada terminal generator : untuk mendeteksi tegangan lebih

11

Relai keseimbangan te-gangan (voltage balance relay)

Untuk mendeteksi hilangnya tegangan dari trafo tegangan ke pengatur tegangan otomatis (AVR) dan
ke relay

12

Relai waktu

Untuk memperlambat/mempercepat waktu

13

Relai stator gangguan tanah(stator ground fault relay)

Untuk mendeteksi gangguan hubung tanah pada stator

14

Relai kehilangan sinkroni-sasi (out of step relay)

Untuk mendeteksi kondisi asinkron pada generator yang sudah paralel dengan sistem

15

Relai pengunci (lock out relay)

Untuk menerima signal trip dari relai-relai proteksi dan kemudian meneruskan signal trip ke PMT,
alarm, dan peralatan lain serta penguncinya

16

Relai frekuens
ELEKTRO 2010

telusuri

JUN

SISTEM PROTEKSI GENERATOR DAN SISTEM PROTEKSI TRAFO PEMBANGKIT

SISTEM PROTEKSI GENERATOR DAN SISTEM PROTEKSI TRAFO PEMBANGKIT

Zebulon Manalu ( 5103331040)

Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

Universitas Negeri Medan

ABSTRAK

Sistem proteksi pembangkit ataupun transmisi harus bekerja sesuai syaratnya diantaranya cepat
bereaksi jika terjadi gangguan, selektif, peka/sensitif terhadap gangguan, andal/reliability, stabilitas
dan ekonomis. Jika syarat tersebut tidak terpenuhi, maka akan mempengaruhi kinerja pembangkit.
Dengan menganalisa besar arus gangguan dan hasil pencarian data gangguan baik di sisi GIS 150 kV
maupun sisi PLTU 2 banten labuan. Diharapkan diketahui penyebab gangguan di Transmisi 150 kV
Saketi dan proteksi apa yang menyebabkan pembangkit trip. Kehandalan suatu pembangkit sangat
penting karena jika terjadi gangguan akan menyebabkan pembangkit kehilangan kesempatan
produksi dan untuk start kembali membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit.
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Keandalan dan kemampuan suatu sistem tenaga listrik dalam melayani konsumen sangat tergantung
pada sistem proteksi yang digunakan. Oleh sebab itu dalam perencangan suatu sistem tenaga listrik,
perlu dipertimbangkan kondisi-kondisi gangguan yang mungkin terjadi pada sistem, melalui analisa
gangguan.

Pada dasarnya gangguan dapat terjadi karena kegagalan operasi peralatan dalam sistem, kesalahan
manusia dan karena alam. Langkah yang dapat diambil untuk mencegah terjadinya gangguan antara
lain dengan menggunakan isolasi yang baik, membuat koordinasi isolasi dan menghindarkan
kesalahan operasi. Tetapi langkah – langkah tersebut dibatasi oleh faktor ekonomis dan alam.
Karenanya para engineer sepakat : gangguan boleh saja terjadi dan tidak dapat dihindari namun
dampaknya harus diminimisasi.

PEMBAHASAN

B. SISTEM PROTEKSI GENERATOR

1. MACAM-MACAM GANGGUAN PADA GENERATOR DAN AKIBATNYA

Macam-macam gangguan pada generator dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Gangguan listrik/electrical fault

Jenis gangguan ini adalah gangguan yang timbul dan terjadi pada bagian-bagian listrik dari
generator.

Gangguan-gangguan tersebut antara lain :

1. Hubung singkat 3 phasa

Terjadinya arus lebih pada stator yang dimaksud adalah arus lebih yang timbul akibat terjadinya
hubungan singkat 3 phasa/ 3 phase fault. Gangguan ini akan menimbulkan loncatan bunga api
dengan suhu yang tinggi yang akan melelehkan belitan dengan resiko terjadinya kebakaran, jika
isolasi tidak terbuat dari bahan yang anti api /nonflammable.

2. Hubung singkat 2 phasa

Gangguan hubung singkat 2 phasa/unbalance fault lebih berbahaya dibanding gangguan hubung
singkat 3 phasa/balance fault, karena disamping akan terjadi kerusakan pada belitan akan timbul
pula vibrasi pada kumparan stator. Kerusakan lain yang timbul adalah pada poros/shaft dan kopling
turbin akibat adanya momen puntir yang besar.

3. Stator hubung singkat 1 phasa ke tanah/stator ground fault

Kerusakan akibat gangguan 2 phasa atau antara konduktor kadang-kadang masih dapat
diperbaiki dengan menyambung taping atau mengganti sebagian konduktor, tetapi kerusakan
laminasi besi (iron lamination) akibat gangguan 1 phasa ke tanah yang menimbulkan bunga api dan
merusak isolasi dan inti besi adalah kerusakan serius yang perbaikannya dilakukan secara total.
Gangguan jenis ini meskipun kecil harus segera diproteksi.

4. Rotor hubung tanah/field ground

Pada rotor generator yang belitannya tidak dihubungkan oleh tanah (ungrounded system). Bila salah
satu sisi terhubung ke tanah belum menjadikan masalah. Tetapi apabila sisi lainnya terhubung ke
tanah, sementara sisi sebelumnya tidak terselesaikan maka akan terjadi kehilangan arus pada
sebagian belitan yang terhubung singkat melalui tanah. Akibatnya terjadi ketidakseimbangan fluksi
yang menimbulkan vibrasi yang berlebihan serta kerusakan fatal pada rotor.

5. Kehilangan medan penguat/Loss of excitation

Hilangnya medan penguat akan membuat putaran mesin naik, dan berfungsi sebagai generator
induksi. Kondisi ini akan berakibat pada rotor dan pasak/slot wedges, akibat arus induksi yang
bersirkulasi pada rotor. Kehilangan medan penguat dapat dimungkinkan oleh :

a)

Jatuhnya/trip saklar penguat (41AC)

b) Hubung singkat pada belitan penguat

c) Kerusakan kontak-kontak sikat arang pada sisi penguat

d) Kerusakan pada sistem AVR


6. Tegangan lebih/Over voltage

Tegangan yang berlebihan melampaui batas maksimum yang diijinkan dapat berakibat tembusnya
(breakdown) design insulasi yang akhirnya akan menimbulkan hubungan singkat antara belitan.
Tegangan lebih dapat dimungkinkan oleh mesin putaran lebih/overspeed atau kerusakan pada
pengatur tegangan otomatis/AVR.

b. Gangguan mekanis/panas (mechanical/thermal fault)

Jenis-jenis gangguan mekanik/panas antara lain :

1. Generator berfungsi sebagai motor (motoring)

Motoring adalah peristiwa berubah fungsi generator menjadi motor akibat daya balik (reverse
power).

Daya balik terjadi disebabkan oleh turunnya daya masukkan dari penggerak utama (prime mover).
Dampak kerusakan akibat peristiwa motoring adalah lebih kepada penggerak utama itu sendiri. Pada
turbin uap, peristiwa motoring akan mengakibatkan pemanasan lebih pada sudu-sudunya, kavitasi
pada sudu-sudu turbin air, dan ketidakstabilan pada sudu turbin gas.

2. Pemanasan lebih setempat

Pemanasan lebih setempat pada sebagian stator dapat dimungkinkan oleh :

· Kerusakan laminasi

· Kendornya bagian-bagian tertentu di dalam generator seperti : pasak-pasak stator (stator


wedges).

3. Kesalahan paralel

Kesalahan dalam memparalel generator karena syarat-syarat sinkron tidak terpenuhi dapat
mengakibatkan kerusakan pada bagian poros dan kopling generator, dan penggerak utamanya
karena terjadinya momen puntir. Kemungkinan kerusakan lain yang timbul, kerusakan PMT dan
kerusakan pada kumparan stator akibat adanya kenaikan tegangan sesaat.

4. Gangguan pendingin stator

Gangguan pada media sistem pendingin stator (pendingin dengan media udara, hidrogen, atau
air) akan menyebabkan kenaikan suhu belitan stator. Apabila suhu belitan melampaui batas
ratingnya akan berakibat kerusakan belitan.

c. Gangguan sistem (system fault)

Generator dapat terganggu akibat adanya gangguan yang datang/terjadi pada sistem. Gangguan-
gangguan sistem yang terjadi umumnya adalah :
8

1. Frekuensi operasi yang tidak normal (abnormal frequency operation)

Perubahan frekuensi keluar dari batas-batas normal di sistem dapat berakibat ketidakstabilan pada
turbin generator. Perubahan frekuensi sistem dapat dimungkinkan oleh tripnya unit-unit pembangkit
atau penghantar (transmisi).

2. Lepas sinkron (Loss of synhcron)

Adanya gangguan di sistem akibat perubahan beban mendadak, switching, hubung singkat dan
peristiwa yang cukup besar akan menimbulkan ketidakstabilan sistem. Apabila peristiwa ini cukup
lama dan melampaui batas-batas ketidakstabilan generator, generator akan kehilangan kondisi
paralel. Keadaan ini akan menghasilkan arus puncak yang tinggi dan penyimpangan frekuensi operasi
yang keluar dari seharusnya sehingga akan menyebabkan terjadinya stress pada belitan generator,
gaya puntir yang berfluktuasi serta resonansi yang akan merusak turbin generator. Pada kondisi ini
generator harus dilepas dari sistem.

3. Arus beban kumparan yang tidak seimbang (unbalance armature current)

Pembebanan yang tidak seimbang pada sistem/adanya gangguan 1 phasa dan 2 phasa pada sistem
yang menyebabkan beban generator tidak seimbang yang akan menimbulkan arus urutan negatif.
Arus urutan negatif yang melebihi batas, akan mengiduksikan arus medan yang berfrekuensi
rangkap yang arahnya berlawanan dengan putaran rotor akan menyebabkan adanya pemanasan
lebih dan kerusakan pada bagian-bagian konstruksi rotor.

2. MACAM-MACAM RELAI PROTEKSI GENERATOR DAN FUNGSINYA

No

Nama Relai

Fungsi Relai

Relai jarak (distance relay)

Untuk mendeteksi gangguan 2 phasa/ 3 phasa di muka generator sampai batas jangkauannya

Relai periksa sinkron (synchron check relay)


Pengaman bantu generator untuk mendeteksi persyaratan sinkronisasi atau paralel

Relai tegangan kurang (undervoltage relay)

Untuk mendeteksi turunnya tegangan sampai di bawah harga yang diijinkan

Relai daya balik (reverse power relay)

Untuk mendeteksi daya balik sehingga mencegah generator bekerja sebagai motor

Relai kehilangan medan penguat (loss of excita-tion relay)

Untuk mendeteksi kehilangan arus penguat pada rotor

Relai phasa urutan negatif (negative phase sequence relay)

Untuk mendeteksi arus urutan negatif yang disebabkan oleh beban tidak seimbang dari batas-batas
yang diijinkan

Relai arus lebih seketika (instantaneous over cur-rent relay)

Untuk mendeteksi besaran arus yang melebihi batas yang ditentukan dalam waktu seketika

Relai arus lebih dengan waktu tunda (time over current relay)

Untuk mendeteksi besaran arus yang melebihi batas dalam waktu yang ditentukan

Relai penguat lebih (over excitation relay)

Untuk mendeteksi penguat lebih pada generator

10

Relai tegangan lebih (over voltage relay)

1. Bila terpasang di titik netral generator atau trafo tegangan yang dihubungkan segitiga, untuk
mendeteksi gangguan stator hubung tanah

2. Bila terpasang pada terminal generator : untuk mendeteksi tegangan lebih

11

Relai keseimbangan te-gangan (voltage balance relay)

Untuk mendeteksi hilangnya tegangan dari trafo tegangan ke pengatur tegangan otomatis (AVR) dan
ke relay
12

Relai waktu

Untuk memperlambat/mempercepat waktu

13

Relai stator gangguan tanah(stator ground fault relay)

Untuk mendeteksi gangguan hubung tanah pada stator

14

Relai kehilangan sinkroni-sasi (out of step relay)

Untuk mendeteksi kondisi asinkron pada generator yang sudah paralel dengan sistem

15

Relai pengunci (lock out relay)

Untuk menerima signal trip dari relai-relai proteksi dan kemudian meneruskan signal trip ke PMT,
alarm, dan peralatan lain serta penguncinya

16

Relai frekuensi (frequen-cy relay)

Untuk mendeteksi besaran frekuensi rendah/lebih di luar harga yang ditentukan

17

Relai differensial (diffe- rential relay)

Untuk mendeteksi gangguan hubung singkat pada daerah yang diamankan

Tabel 3.1 Macam- macam Relai Proteksi Generator dan Fungsinya


DIAGRAM PROTEKSI PERALATAN PEMBANGKIT

10

Picture
Gambar 3.1 One Line Diagram Relai Proteksi Generator

C. SISTEM PROTEKSI TRAFO PEMBANGKIT

MACAM-MACAM GANGGUAN PADA TRAFO PEMBANGKIT DAN AKIBATNYA

Yang dimaksud transformator pembangkit dalam pembahasan ini adalah :

a. Transformator Generator (Generator Transformer) / Transformator Utama (Main Transformer)

b. Transformator bantu utama (Main Auxiliary Transformer) / Transformator Pemakaian Sendiri

c. Transformator bantu cadangan (Reserve Auxiliary Transformer) / Transformer start (Starting


Transformer)

d. Transformator lainnya yang digunakan untuk pemakaian motor-motor bertegangan rendah

Macam-macam gangguan transformator pembangkit dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

A. Gangguan luar / External fault

Gangguan luar dimaksud adalah gangguan yang diakibatkan oleh, atau terjadi di luar daerah
pengamanan transformator yang dapat mengakibatkan kerusakan pada transformator. Contoh :

a. Beban lebih/over load.

Pembebanan lebih yang melampaui kapasitasnya menyebabkan pemanasan yang berlebihan akibat
kenaikan suhu.

Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan :

· Memperpendek umur transformator/lifetime

· Merusak isolasi dan material belitan

b. Hubung singkat di sisi luar/external short circuit

Terjadinya hubung singkat phasa ke phasa atau phasa ke tanah di luar daerah pengaman
transformator itu sendiri dapat merusak bagian-bagian transformer.
B. Gangguan dalam / internal fault

Gangguan dalam yang dimaksud adalah gangguan yang bersumber dari dalam trafo itu sendiri.
Gangguan dalam transformator dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Gangguan listrik / electrical fault

Gangguan ini tergolong gangguan berat yang dapat menyebabkan kerusakan pada bagian-bagian
transformator. Gangguan ini biasanya dapat terdeteksi langsung oleh relai-relai arus dan tegangan.

Gangguan tersebut antara lain :

· Gangguan hubung singkat phasa ke phasa atau phasa ke tanah pada terminal belitan tinggi
atau rendah

Gangguan hubung singkat phasa ke phasa atau phasa ke tanah pada belitan tinggi atau rendah.

13

Hubung singkat diantara gulungan belitan tegangan tinggi atau rendah (interturn fault) yang
disebabkan karena kerusakan laminasi di dalam gulungan

· Hubung singkat pada belitan tertier

2. Gangguan awal

Gangguan ini sering diistilahkan incipient fault yaitu gangguan yang tergolong ringan dan berawal
dari gangguan kecil namun kemudian secara perlahan-lahan berkembang menjadi gangguan
besar/berat dan mengakibatkan kerusakan, apabila tidak segera terdeteksi.

Keadaan gangguan seperti ini tidak dapat terdeteksi oleh relai-relai arus dan tegangan. Gangguan
tersebut antara lain :

· Kendornya baut-baut / ring pada terminal konduktor

· Gangguan pada inti besi akibat kerusakan laminasi isolasi yang menimbulkan percikan bunga
api di bawah minyak

· Gangguan di sistem pendingin, seperti kerusakan pada pompa sirkulasi minyak, kipas
pendingin dan bagian-bagian dari sistem pendingin lainnya yang dapat menyebabkan kenaikan suhu
operasi yang tinggi sementara transformator masih beroperasi di bawah beban penuh

· Adanya kemungkinan pengentalan minyak atau kebuntuan pada bagian-bagian tertentu,


sehingga sirkulasi minyak menjadi terganggu yang dapat mengakibatkan pemanasan setempat atau
lokal hot spot pada sebagian belitan.

· Gangguan atau tidak berfungsinya bagian-bagian mekanik dari tap perubahan pembebanan
atau load tap changer akibat pemasangan yang kurang sempurna (loss contact, getaran, dsb)

· Kebocoran minyak dari bagian las-lasan, perapat packing, dsb.


· Gangguan pada terminal bushing akibat adanya kontaminasi, keretakan, penuaan, binatang,
dsb.

2. MACAM-MACAM RELAI PROTEKSI TRAFO PEMBANGKIT DAN FUNGSINYA

No

Nama Relai

Fungsi Relai

Relai suhu

Relai ini adalah relai mekanis yang berfungsi mendeteksi suhu minyak dan kumparan secara
langsung yang akan membunyikan alarm serta mengeluarkan/mentripkan PMT.

Relai suhu ini dipasang pada semua transformator

Relai beban lebih

Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap suhu yang berlebihan akibat beban
lebih

Relai Bucholz

Relai ini berfungsi untuk mendeteksi adanya gas yang ditimbulkan oleh loncatan bunga api dan
pemanasan setempat dalam minyak transformator

14

Relai tekanan lebih (sudden pressure relay)

Bagi transformator tanpa konservator, dipasang relai tekanan mendadak yang dipasang pada tangki,
dan bekerja dengan pertolongan membran.

Relai ini dipasang pada semua transformator.

Relai arus lebih

Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan hubung singkat antar
phasa di dalam maupun di luar daerah pengamanan transformator. Relai ini juga diharapkan
mempunyai sifat komplementer dengan relai beban lebih. Relai ini berfungsi juga sebagai pengaman
cadangan bagi bagian instalasi lainnya

Relai gangguan tanah

Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap hubung tanah, di dalam dan di luar
daerah pengamanan.

Relai differensial

Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan hubung singkat yang
terjadi di dalam daerah pengamanan transformator

Relai gangguan tanah terbatas (Restricted earth fault relay)

Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan tanah dalam daerah
pengamanan transformator khususnya untuk gangguan di dekat titik netral yang tidak dapat
dirasakan oleh relai differensial

Relai fluksi lebih

Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator generator. Relai ini mendeteksi besaran fluksi
/perbandingan tegangan dan frekuensi

Tabel 4.1 Macam- macam Relai Proteksi Trafo Pembangkit dan Fungsinya

DAFTAR PUSTAKA

1.http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ELEKTRO/195512041981031
BACHTIAR_HASAN/SISTEM_PROTEKSI_PEMBANGKITAN_TENAGA_LISTRIK.pdf

Diposting 6th June 2012 oleh Unknown

Lihat komentar
Memuat

Anda mungkin juga menyukai