Anda di halaman 1dari 20

PENGAWASAN K3 LISTRIK

BABI PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Listrik adalah salah satu bentuk sumber dayaatau energi potensial yang
sanggupmelakukan usaha atau kerja yang dapat memberikan banyak manfaat
untuk menunjang di berbagai sektor kegiatan. Daya listrik sangat ideal dan
praktis dapat dimanfaatkan sebagai tenaga penggerak mekanik pemanas
pencahayaan dan lain sebaagainya.

Disisi lain listrik dapat menimbulkan bahaya atau bahkan bencana yang
merugikan. Apabila perancangan, pemasangan,pemanfaatan tenaga listrik
tidak mengikuti kaidah kaidahtekhnik kelistrikan.

Data kecelakaan dari sumber buku seabad K3 terbitan dewan


keselamatandan kesehatan kerja nasional, di sektor listrik PLN dari tahun
1995 – 1999, tercatat 1458 kasus kecelakaan yang mengakibatkan korban
orang. Kasus kebakaran 741 kali, gangguan teknis2720 kasu. Akibat dari kasus
kasus tersebut PLN menderita kerugian sebesar Rp 25,5 milyar. Data dari
sumber Puslabfor mabes polrimengindikasi kan listrik sebagai pemicu
kebakaran kurang lebih 30%.

Setiap peralatan dan pesawat yang digerakan dengan tenaga listrik,


diperlukan pengamanan operatornya atau yang menggunakanya.

Salah satu contoh lift adalah alat tranfortasi vertikal digerakan dengan
tenaga listrik yang di rancang bekerja secara otomatis tanpa operator, di
kontrol dengan sistem elektronnik. Kegagalan pungsi kontrol mungkin saja
dapat terjadi,dan oleh karena itu dapat beresiko menimbulkan kecelakaan.

Petir,guruh atau halilintar adalah penomena alam bermuatan listrikyang


terjadi dari alamiah.Sampai saat ini, petir walaupun meiliki tegangan dan arus
yang sangat besar belum dapatdi manfaatkan energinya.Arus dan tegangan
petir yang sangat besar itu sangat berbahaya. Karena itu obyek obyek yang
rawan bahaya sambaran petir harus dilindungi dengan instslasi penyalur petir
dan peralatan listrik yang rawan terhadap pengaruh fluktuasi tegangan listrik
yang tinggi harus di proteksi.
Undang undang no 1tahun 1970 tentang keselamatan kerja, dalam
konsideran menimbang, tidak hannya ditunjukan untuk keselamatan tenaga
kerja saja,akn tetapi mencakup demi kelancaran dan kelangsungan proses
produksi.

Peraturan dan standar K3 di bidang listrik, termasuk lift danproteksi


sambaran petir adalah berbasis pada ilmu keteknikan (engineering), karena
itu pembahasan modul ini diperlukan pemahaman pengetahuan dasar teknik
kelistrikan.

Salah satu tugas pegawai pengawas adalah menjalan kan pengawasan


terhadap peraturan dan stsndar K3 listrik. Termasuk lift dan instalasi penyalur
peetir, mulai dari tahapan perancangan, pemasangan dan pemanfaatanya
sesuai dengan mekanisme dan ketentuanperaturan perundang undangan dan
standar yang berlaku.

B.TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Tujuan pembelajaran umum

Melalui program pembelajaran ini di harapkan anda dapat memahami


ketentuan peraturan perundanganyang berkaitan dengan pengawasan K3
bidang listtrik.

2. Tujuan pembelajaran khusus

Melalui program pembelajaran ini di harapkan anda dapat menjelaskan

a. Pengertian pengawasan K3 listrik


b. Dasr hukum K3 listrik
c. Ruang lingkup K3 listrik
d. Sumber bahaya listrik petir dan lift
e. Sistim proteksi petir
f. Sistim pengamanan listrik
g. Syarat-syarat K3 listrik
h. Sistem pengawasan K3 listrik,instalasi penyalur petir dan lift.

C. RUANG LINGKUP
Dalam kegiatan pembelajaran ini berorientasisesui ruang lingkup tugas dan
pungsi pegawai pengawasan peraturan perundangan K3 listrik,yang ditinjau
dari segi aspek normatp, admionistratipdan aspek dasar teknik kelistrikan,
maka sistem proteksi bahaya petir masuk dalam ruang lingkupK3 listrik dan
demikian juga lift dikelompokan sebagai peralatan listrik.

BAB II POKOK BAHASAN

Beberapa pengertian tekhnik yang terkait dengan tugas pengawasan K3 listrik


berikut ini, anda dapat memahami dengan baik.

 Gambar ini menunjukan sistem jaringan tenaga listrik milik dan


tanggung jawab PLN, yaitu mulai dari pembangkitan sampai titk meter
sambungan pelanggan. Sedangkan dari titik meter kedalam adalah
Instalasi listrik – adalah jaringan yang tersusun secara terkoordinasi
mulai dari sumber pembangkit atau titik sambungan suplay daya listrik
sampai titik beban akhir sesuai maksud dan tujuan penggunanya.
instalasi listrik milik dan tanggun jawab pelanggan.

PLN di tunjuk oleh pemerintah selaku pemegang kuasa usaha


pemyelenggara dan pemasok tenaga listrik kepada masyarakat luas.
 Perlengkapan listrik. – adalah sarana yang diperlukan dalam rangkaian
instalasi listrik, misalnya pengendali, fiting, saklar dan sejenisnya.
hanya yang di gerakan dengan tenaga listrik atau sebagai pengguna
listrik contoh: lift, eskalator, mesin lass, lemari es, setrika dan
sejenisnya adalah termasuk peralatan listrik.
 Besaran listrik – adalah besaran-besaran listrik yang harus dipahami
antara lain tegangan (volt), arus (ampere), frekwensi ( hertz), daya
(watt), resistor (ohm).
a. Sisteem klasifikasi tegangan
 Teganngan extra tinggi (TET) >
 Tegangan tinggi (TT ) > 35 Kv
 Tegangan menengah (TM) > 1Kv – 35 Kv
 Tegangan rendah (TR) < 1Kv
 Tegangan extra rendah < 50 Volt
b. Tegangan domistik adalah tegangan suplay kepada pelanggan 220
volt – 380 volt, yang artinya adalah nilai tegangan antar fase dengan
netral220 volt dan antara fase dengan fase 380 volt
R-S =380 volt R-T =380 volt S-T = 380 volt

R-N = 220 volt S-N =220 volt T-N = 220 volt

c. Suplay daya kepada pelanggan


Setiap pelanggan dicatu dengan jumlah daya tertentu dengan
dipasang pembatas arus (circuit breaker) yang tidak dapat di
lampaui.
Contoh :pelanggan listrik dengan daya 450VA,oleh PLN dipasang
pembatas arus 2 ampere maka pembatas arus akan jatuh.
Pelanggan diharuskan membayar listrik( berapa ampere jam) yang
tercatat pada alat meter pencatat otomatis.
Gambar ini adalah skema instalasi listrik pelanggan 1 phase dan 3
phasa
d. Cara menghitung arus kerja
No 1. Lampu 100 watt, 220 volt
No 2. Pompa listrik 1 phase 450 watt
No 3. Mesin pendingin 3 phase 2 kw, 380 volt, cos α 0.9
1. Menghitung arus listrik yang di butuhkan untuk lampu 100watt
W = ExI dimana W : daya lampu 100 watt
E : tegangan 220 volt
I : arus listrik ampere
I = W/E
= 100/220
= ½ ampere
2. Menghitung arus listrik yang di butuh kan untuk pompa listrik 1phase
220 volt, 450 watt
W = ExI 450 w = 220x I
I = 450 / 220
= 2 ampere
3. Menghitung arus listrik yang dibutuhkan pada mesin pendingin
3phase
220/380 v.1,5 kw cos α0,9
W = 1,76xExIxcosα
I = 1500/1,76 x380x0,9

= ......

 Bahaya sentuhan listrik- adalah sentuhan yang dapat membahayakan


manusia. Nilai tegangan dan arus listrik yg dapat mengakibatkan
kematian sebagai berikut :
t (detik) 1,0 0,8 0,6 0,4 0,3 0,2
E (volt) 90 100 110 125 140 200
I (mA) 180 200 250 280 330 400
 Bahaya sentuhan langsung adalah menyentuh pada bagian konduktif
yg secara normal bertegangan
 Bahaya sentuh tidak langsung adalah menyentuh pd bagian konduktif
yg secara normal tidak bertegangan menjadi bertegangan karena
adanya kebocoran isolasi.
Contoh, body lemari es dalam keadaan normal tidak nyetrum tetapi pd
suatu saat bisa nyetrum, apabila ada bocor ke body
 Bahaya sambaran petir adalah bahaya pd manusia, binatang bangunan
atau peralatan karena di lalui oleh arus petir baik langsung maupun
tidak langsung
 Lift. Adalah sarana transfortasi vertikal untuk mengangkut orang atau
barang, denngan penggerak tenaga listrikdan di kendalikan secara
otomatik melaalui control elektronik.
Lift harus di lengkapi beberapa alat pengaman (sapety device) yang
bekerja otomatis.
Pengaturan sistem pengaman lift antara lain :
- pintu sangkar lift akan membuka atau menutup otomatis
bersama pintu pada lantai pemberhentian
- pintu akan membuka setelah sangkar berheni sempurna
dan sangkar akan mulai bergerak naik turun setelah pintu
menutup sempurna.
- Apabila sangkar berjalan melampaoi kecepatan tertentu, rem
akan bekerja otomatik

Jenis – jenis bahaya yang mungkin akan terjadi:

- Apabila ada gangguan suplay listrik, lift akan berhenti dan


penumpang atau barang tidak dapat keluar tanpa adanya
bantuan.
- Apabila terjadi kegagalan pada system kontrol.
- Apabila tali baja putus dan rem tidak berpungsi dll.
1. Pengawasan k3 listrik, dan system proteksi petir. Pada dasarnya
mengawasi pelaksanaan syarat- syarat K3, baik administrasiketentuan
teknik sesuai ketentuan peraturan dan standar yg berlaku. Yang
bertujuan untuk menjamun kehandalan dan keamanan operasi instalasi
dan peralatan listrik, termasuk sistim proteksi bahaya petir.

Section I.1 B. DASAR HUKUM


Listrik, lift maupun petir adalah merupakan bentuk dari sumber bahaya
yg perlu di kendalikan sebagai mana di amanatkan dalam UU no 1 th
1970

Pasal-pasal dalam undang-undang no 1 tahun 1970 yang berkaitan


dengan batasan ruang lingkup, tujuan, metoda pengawasan masalah
k3 listrik perlu dipahami secara baik .
Tugas baca:
Pelajaran UU no 1 /1970
1. Tujuan umum K3 konsideran dan penjelasannya;
2 Ruang lingkup obyek K3 pasal 2ayat (1) huruf q;
3. Sasaran khusus K3 listrik pasal 3 ayat (1) hurup q
4. Pola tahapan penerapan k3 pasal 4;
5. Sistem pengurusannya pasal 5 UU 1 th 1970
Dari ketentuan-ketentuan dasar tersebut diatas, lebih lanjut di
tetapkan pengaturan secara teknis mengacu sesuai perkembangan
teknologi.
Standardteknik perencanaan, pemasangan, pengoperasian,
pemeliharaan dan pemeriksaan/pengujian instalasi listrik, adalah
mengikuti perkembangan penerbitan peraturan umum instalasi
listrik (PUIL). Edisi PUIL yang terbaru adalah “PUIL 2000” sebagai
generasi ke lima.

Sejarah PUIL berawal dari sejak jaman belanda bernama AVE 1938
di terjemahkan dan disempurnakan menjadi PUIL 1964,
disempurnakan menjadi PUIL 1977, selanjutnya direvisi menjadi
PUIL 1987 (SNI – 225 – 1987), dan terakhir PUIL 2000 (SNI 04 – 0225 –
2000). Sejak AVE 1938 sudah menjadi bagian dari standar K3 listrik,
yang terakhir PUIL 2000 ditetapkan dengan keputusan menteri
tenaga kerja dan Transmigrasi no Kep 75/men/2002.
PUIL berdiri sendiri adalah standard yang
Bersifat netral,sebagai panduan yang tidak
mengikat secara hukum.biasanya standar di
Gunakan sebagai rujukan dalam suatu kont
rak kerja, antara kontraktor/instalatir
dengan pemberi kerja.
Oleh karena PUIL telah ditetapkan diberlakukan secara utuh dengan
peraturan dan keputusan menteri, maka semua persyaratan teknis
maupun administrati, menjadi bersifat wajib.

Didalam PUIL juga memuat persyaratan khusus instalasi listrik untuk


pesawat lift dan persyaratan instalasi proteksi bahaya sambaran
petir.

Ketentuan secara lebih teknis lift dan proteksi bahaya sambaran


petir mmasing – masing diatur dalam peraturan tersendiri yaitu:

1. Permenaker No Per 02/Men/1989, mengatur parsyaratan


mengenai instalasi penyalur petir
2. Permenaker No Per 03/Men/1999, mengatur
lebih persyaratan mengenai lift.
3. Kepmenaker No kep 407/M/BW/1999, mengatur
lebih lanjut tentang kompetensi teknisi lift.
4. Keputusan dirjen bina No kep.311/BW/2002,mengatur
lebih lanjut mengenai sertifikasi kompetensi K3 bagi teknis
listrik.

Section I.2 C. RUANG LINGKUP PENGAWASAN K3 LISTRIK


o Ruang lingkup obyek pengawasan K3 listrik tersilat dalam Bab ll
pasal 2 ayat (2) huruf q UU 1/70,yaitu tertulis :disetiap tempat
dimana di bangkitkan, diubah, dikumpulkan, disimpan, di bagi –
bagikan ataudisalurkan listrik, gas, minyak atau air.

o Untuk lingkup K3 listrik,yaitu mulai dari pembangkitan, jaringan


transmisi Tegangan Ekstra Tinggi (TET), tegangan Tinggi (TT),
Tegangan Menengah TM dan jaringan distribusi Tegangan
Rendah (TR) sampai dengansetiap tempat pemanfaatannya,
khususnya tempat kerja.
o Memperhatikan pasal 3 ayat (1) hurup q UU 1/70 tertulis :dengan
peraturan perundangan ditetapkan K3 untuk mencegah terkena
aliran listrik berbahaya
o Menurut ketentuan PUIL 2000 listrik yg bahaya adalah listrik yang
bertegangan lebih dr 25vol di tempat yg lembab atau 50 volt di
tempat yg normal
o Ruasng lingkup obyek pengawasan sistem proteksi petirsesuai
permenaker no per – 02/men /1989 adalah yang di pasang di
setiap tempat kerja, hanya untuk konvensional dan system
elektro statik dan hanya mengatur perlindungan sambaran
langsung.
o Sambaran langsung seperti ilustrasi gambar 6 adalah pelepasan
muatan listrik dari aawan ke bumi melalui obyek yg tertinggi.
Obyek yg dilalui arus petir tadi adalah tersambar petir secara
langsung selanjut nya akan tersebar ke bumi ke segala arah
hingga netral. Obyek yg tersambar petir dan dialiri arus dan
tegangan petir akan merasakan pengaruh secara lansung yaitu
suhu yg sangat tinggi bisa mencapai 30000 *C. Tegangan dan
kuat arus yg sangat tinggi dapat mengakibatkan kerusakan
secara pisik.
o Penyebaran arus dan tegangan petir di dalam bumi akan
menyebar ke setiap penjuru. Kemungkinan dari itu dapat
dirasakan oleh grounding instalasi listrik pada bangunan itu
sehingga penghantar bumi bertegangan petir yg akibatnya
terjadi pd potensial pada jaringan instalasi listrik R,S,T
bertegangan 220 volt sedangkan penghantar pengaman dan
penghantar netral bertegangan petir.ini yang disebut dengan
sambaran tidak lansung dapat merusak peralatan listrik dan
peralatan elektronik kerja no Per 02/Men/ 1989 tidak mengatur
syarat-syarat sistem proteksi sambaran petir tidak
langsung.ruang lingkup obyek pengawasan lift adalah yg di
pasang disetiap kerja. Sedangkan jenis yg diatur pd permen
03/99 adalah lift untuk mengangkut orang dan barang.

D. POTENSI BAHAYA LISTRIK


Arus listrik antara 15-30mA sudah dapat mengakibatkan karena
sudah tidak mungkin lagi untuk melepaskan pegangan. Pengaruh pengaruh
lain dari arus listrik yang mengalir melalui tubuh manusia ialah:panas yang
timbuldalam tubuh, dan pengaruh elektronika.

Tegangan yang dapat dianggap aman juga ada kaitanya dengan tahanan kulit
manusia.kulit yang kering tahanan ini berkisar antara 100-500k ohm.

Tetapi kulit yang basah, misalnya karena keringat dapat memiliki tahanan
sampai serendah1k ohm ,juga permukaan kulit yang menyentuh dapat
mempengaruhi.

Akibat sentuh langsungmaupun tidak langsung dapat mengakibatkan


kecelaakaan dan kerugian.

Kecelakaan akibat lisrtrk dapat mengakibatkan:

- Kecelakaan pd manusia.
Arus listrik antara 15-30 mA sudah dapat mengakibatkan kematian.
Pengaruh pengaruh listrik yang mengalir melalui tusukialah panas yang
timbul dalam tubuhdan pengaruh elektronika.
Tegangan yang dianggap aman juga adakaitanya dengan tahanan kulit
manusia. Untuk kulit kering tahanan ini berkisar antara 100-500 k ohm.
Tetapi kulit basah, misalnya karena keringat dapat memiliki tahanan
serendah1k ohm.juga luas permukaan yang menyentuhikut
mempengaruhi. Klau benda bertegangan dipegang penuh dengan
tangan pada arus kurang lebih 10mAakan sulit sekali dilepaskannya.
- Kerusakan instalasi serta kelengkapanya

Jaringan instalasi listrik yang harus diaman kan dengan baik sesui
ketentuan yang berlaku ganguan listrik akan mengakibatkan:
 Kerusakan instalasi beserta kelengkapanya (kabel terbakar, panel
terbakar,kerusakan isolsi dan peralatan)
 Terjadinya kebakaran bangunan serta isisnya.
- Kerugian
Kerugian akibat kecelakaan lisrik dapat berupa:
 Kerugian materi (dalam rupiah)akibat rusaknya instalasi,
bangunan serta isinya.
 Terhentinya proses produksi.
 Mengurangi kenyamanan misalnya lampu padam,AC mati, suplay
air terganggu dan lain lain.

Pada dasarnya bahaya listrik yang menimpa manusia di sebabkan oleh:


a. Bahaya sentuh langsung
Yang di maksud sentuh langsung adalah sentuh langsung pada
bagian aktif perlengkapan instalasi aktif
Bagian aktif perlengkapanatau instalasi listrikadalah bagian
konduktif yang merupakan bagian sikkrit listriknya yang dalam
keadan pelayanan normal, umumnya bertegangan atau di aliri
listrik.
Bahaya sentuh langsung dapat diatasi dengan cara:
1) Proteksi dengan isolasi bagian aktif
 Bagian aktif harus seluruhnya tertutup dengan isolasi yang dapat
merusaknya.
 Untuk perlengkapan buatan pabrik isolasi harus dengan standar
yang relepan untuk perlengkapan listrik tersebut
 Untuk perlenkapan lainya, proteksi harus dilengkapi dengan
isolasi yang mampu menahan stres yang mampu mengenainnya
dalam pelayanan seprti pengaruh mekanik, kimia listrik dan
termal.
 Jika tempat kabel masuk kedalam perlengkapan listrik berada
dalam jangkauan maka lapisan isolasi dalam selubung kabel
masuk kedalam kotak hubung atau dalam hal tanpa kotak lubang
ke dalam perlengkapan tersebut. Lapisan logam pelindung kabel
tidak boleh masuk kedalam kotak hubung, tetapi kedalam mof
ujung kabelatau mof sambungan kabel.
2) Proteksi dengan penghalan selungkup
Proteksi yang di berikan oleh selungkupterhadap sentuh langsungke
bagian berbahaya adalah proteksi manusia terhadap:
- Sentuh dengan bagian aktif tegangan rendah yang berbahaya
- Sentuh dengan bagian mekanik yang berbahaya.
- Mendekati bagian aktif tegangan tinggiyang berbahaya di bawah
jarak yang memadai di dalam selungkup.
Proteksi dapat diberikan:
- Oleh selungkup itu sendiri
- Oleh penghalang sebagai bagian dariselungkup atau oleh jarak
didalamselungkup
Bagian aktif harus berada di dalam selungkupatau di belakang penghalang
yang memberikan tingkat proteksi paling rendah IP 2x (akan dijelaskan
sendiri).
Penghalang atauselungkup harus terpasang dengan kokoh di tempatkanya
dan mempunyai kesetabilan dan daya tahan yang memadai untuk
mempertahankantingkat proteksi yang di persyaratkan.
Jika diperlukan untuk penghalang atau membuka selungkup atau untuk
melepas bagian selungkup, maka hal ini hanya mungkin:
- Dengan menggunakan kunci atau perkakas.
- Sesudah memutuskan suplay ke bagian aktip yang d beri proteksi oleh
penghalang atau selungkup tersebut,dan pengembalian suplai hanya
sesudah pemasangan kembali atau penutup kembali penghalang atau
selungkup
3) Proteksi dengan rintangan
Yang di maksud dengan rintangan di sini adalah untuk mencegah
sentuh tidak sengaja dengan bagian aktif tetapi tidak mencegah sentuh
sengaja dengan cara menghindari rintangan secara sengaja.
Rintangan harus dapat mencegah:
- Mendekatnya badan dengan tidak sengajake bagian aktif atau
- Sentuh tidak sengaja dengan bagian aktif selama opersi dari
perlengkapan aktif dalam pelayanan normal.
Rintangan dapat d lepas tanpa mengunakan kunci atau perkakas
tetap harus aman sehingga tercegah terlepasnya rintangan secara
sengaja.
4) Proteksi dengan penempatan d luar jsangkauan.
Proteksi dengan penempatan d luar jangkauan hanya d maksudkan
untuk mencegah sentuh yang tidak d sengaja dengan bagian aktif.
Bagian berbeda potensialyang dapat d jangkausecara simultan harus
berada d luar jangkauan tangan.
(dua bagiaan dapat di jangkau secara ssimultan jika berjarak tidak lebih
dari 2,5 meterterhadap lainya)
5) Proteksi tambahan dengan Gawai Gengaman Arus Sisa (GPAS)
GPAS adalah gawai yang menggunakan pemutus yang peka terhadap
arus sisa, yang daapat memutus sirkit termasuk penghantar netral nya
secara otomatis dalam waktu tertentu.apabila terjadi karena kegagalan
isolasi melebihi nilai tertentu, sehingga tercegahlah bertahanya
tegangan sentuhyang terlalu tinggi.
Penggunaan GPAS disinihanya di maksudkan untuk menambah
tindakan proteksilain terhadap kejut listrik dalam pelayanan normal.
Penggunaan GPAS dengan arus operasi sisapengenal tidak lebih dari
30mA,di kenal sebagai proteksi tambahan dari kejut listrik dalam
pelayanan normal, dalam hal ini kegagalan tindakan proteksi lainya
atau karena kecerobohan pemakai.
Pengguna gawai demikian bukan lah merupakan satu satunya cara
proteksi dan tidak meniadakan perlunya penerapan salah satu tindakan
proteksi yg tidak ditentukan dalam:
- Proteksi dengan isolasi bagian aktif.
- Proteksi dengan penempatan di luar jangkauan.
b. Bahaya sentuh tidak lansung
Yang di maksud dengan bahaya sentuh tidak langsung adalah sentuh
pada BKT perlengkapan atau intalasi listrik yang menjadi bertegangan
akibat kegagalan isolasi.
BKT perlengkapan atau instalasi listrik adalah bagian konduktif yang
tidak merupakan bagian dari sirkitlistrik nya yang dalam pelayanan
normal tidak bertegangan, tetapi bisa menjadi bertegangan.
Kegagalan tersebut di atas harus di cegah yaitu dengan cara:
- Perlengkapan listrik harus di rancang dan di buat dengan sangat
baik.
- Bagian aktif harus d isolasi dengan bahan yang tepat
- Instalasi harus dipasang dengan baik.
Tindakan proteksi harus dilakukan dengan sebaik baiknya agar
tegangan sentuh yang terlalu tinggi (>50 volt) karena kegagalan isolasi
tidak dapat terjadi atau tidak dapat bertahan.
Khususnya pada tempat tempat yang basah atau lembab misalnya
dalam industri pertanian tegangan sentuh yang terlalu tinggiadalah
tegangan yang >25 volt AC.
Proteksi dari sentuh tidak langsung (dalam kondisi gangguan )dapat
dengan cara:
a. Proteksi dengan pemutusan suplai secara otomatis.
b. Proteksi dengan penggunaan perlengkapan kelas Iiatau dengan
isolasi ekuivalen.
c. Proteksi dengan lokasi tidak konduktif.
d. Proteksi dengan ikatan penyama potensial lokal bebas
pembumian.
e. Proteksi dengan sparasi listrik.
Penjelasan singkat dari masing masing proteksi dari sentuh tidak
langsung adalah sebagai berikut:
a. Proteksi dengan pemutusan suplai secara otomatis.
Pemutusan suplay secara otomatis dipersyaratkan jika dapat
terjadi resiko efek patofisiologi yang berbahaya dalam tubuh
manusia ketika terjadi gangguan, karena nilai dan durasi
tegangan sentuh.
Tindakan proteksi ini memerlukan koordinasi jjenis pembumian
sistem dan karakteristik penghantar proteksi serta gawai
proteksi.
Tindakan konvensional yang dapat diambil adalah:
1. Pemasangan gawai proteksiyang ecara otomatis harus
memutus suplay ke sirkit atau perlengkapan yang di beri
proteksi gawai tersebut dari sentuh tak langsung
2. Pembumian
3. Sistem pembumian pengaman
4. Membumikan BKT dan BKT instalasi listrik sedemikian rupa
sehingga apabila terjadi kegagalan isolasi tercegah
bertahanya tegangan sentuhyang terlalu tinggi pada BKT
tersebut karena terjadinya pemutusan suplay secara
otomatis dengan diberinya gawai proteksi.
b. Proteksi dengan menggunakan perlengkapan kelas II atau
isolasi ekwivalen.
Tindakan ini di maksud kan untuk mencegah timbulnya
tegangan berbahaya padabagiab perlengkapan listrik yang
dapat terjangkau melalui ganguan isolasi dasarnya.

Penjelasan tentang kelas perlengkapan


a) Perlengkapan O
Yaitu perlengkapan yang proteksinya dari kejut listrik
mengandalkan isolsi dasar, hal ini menunjukan bahwa
tidak ada sarana untuk bagian konduktip yang dapat
terjangkau (jika ada) ke penghantar proteksi pada
pengawatan apasangan tetap instalasi, sehingga
kehandalan saat terjadi kegagalan pada isolasi dasarnya
dipercayakan pada lingkungan.
b) Perlengkapan kelas I
Yaitu perlengkapan yang proteksinya dari kejut listrik
tidak hanya mengandalkan isolasi dasarnya, tetapi juga
mencakup tindakan pencegahan penyelamatan
tambahan dengan cara menyediakan sarana untuk
hubungan bagian konduktif yang dapat terjangkau ke
penghantar proteksi (pembumian) pada pengawatan
pasangan tetap dari instasi, demikian sehingga bagian
konduktipyang dapat terjangkau tersebut tidak dapat
menjadi aktif(bertegangan)pada saat terjadinga
kegagalan isolasi.
c) Perlengkapan kelasII
Yaiatu perlengkapan yang proteksinya dari kejut listrik
tidak hanya mengandalkan isolasi dasarnya,tetapi juga
diberikan tindakan pencegahan keselamatan tambahan
seperti isolasi ganda atau isolasi diperkuat , maka tidak
ada ketentuan untuk pembumian proteksi atau
ketergantungan dengan kondisi instalasi.
d) Perlengkapan kelas III
Yaitu perlengkapan yang proteksinya dari kejut listrik
mengandalkan pada suplay tegangan ektra rendah
(SELV) dan tegangan yang lebih tinggi dari SELV tidak
dibangkitkan.
Persyaratan dari protek sidengan menggunakan
perlengkapan kelas Iiatau isolasi ekwivalen harus
dilengkapi:
 Perlengkapan listrik yang mempunyai isolasi
ganda atau diperkuat (perlengkapan kelas II)
 Rakitan perlengkapan listrik buatan pabrik yang
mempunyai isolasi total dengan lambang R (IEC
439).
c. Proteksi dengan lokasi tidak konduktip
Yaitu tindakan proteksi untuk mencegah sentuh secara
simultan dengan yang dapat berbeda potensial karena
kegagalan isolasi dasar bagian aktif. Penggunaan perlengkapan
kelas Odiijinkan jika semua kondisi berikut dipenuhi.
BKTharus disusun sedemikian rupa sehingga dalam keadaan
biasa tidak akan terjadi sentuh secara simultan antara orang
dengan 2 BKT atau sebuah BKT dan aktip BKE jika bagian ini
berbeda potensial karena kegagalan isolasidasar dari bagian
aktif.
Dalam kondisi yang tidak konduktif tidak boleh ada
penghantar proteksi. Hal ini dapat dipenuhi jika lokasi
mempunyai lantai dan didnding isolasi dan diterapkan satu
atau lebih susunan sebagai berikut:
 Jarak antara BKT dengan BKE sama dengan jarak antara
BKT. Jarak ini cukup jika jarak antara dua bagian
tersebut tidak kurang dari 2meterjarak ini bisa dikurangi
menjadi 1,25 mdiluar jangkauan tangan
 Penyisipan rintangan efektifnantara BKT dan BKEdari
bahan isolasimempunyai kuat mekanikyang cukup dan
mampu menahan tegangan uji sekurang kurangnya2000
volt.
d. Proteksi dengan ikatan penyama potensial lokal bebas bumi.
Ikatan penyama potensial lokal bebas bumi dimaksudkan
untuk mencegah timbulnya tegangan untuk yang berbahaya.
Penghantar ikatan penyama potensial harus
menginterkoneksikan semua BKT dan BKE yang dapat
terjangkau secara simultan.
Sistem ikatan penyama potensial lokal tidak boleh sentuh
listrik secara langsung deangan bumi melalui BKT atau BKE.
e. Proteksi dengan separasi listrik
Proteksi dengan separasi listrik adalah suatu tindakan proteksi
dengan memisahkan sirkit perlengkapan listrik dari jaringan
sumber dengan menggunakan transformator, pemisah atau
motor generator.
Dengan demikian tercegahlah timbulnya tegangan sentuh
yang terlalu tinggi pada BKT perlengkapan pada proteksi, bila
terjadi kegahgalan isolasi dalam perlengkapan tersebut.
Proteksi dengan separasi listrik ini hanya akan efektif selama
sirkit sekunder tidak terjadi gangguan bumi.yang dimaksud
sirkit sekunder dalam hal ini adalah sirkit sekunder dari
transformator pemisah atau sirkit generator dari motor
generator.
Proteksi dengan separasi listrik hahya diperkenalkan pada
tegangan jaringan sumber maksimum 500 volt.
Direkomemdasikan agar hasil klai tegangan niminal sirkit
dalam volt dengan panjang sistem pengawatan daaalam meter
tidak boleh melebihi 100.000 dan panjang sistem pengawatan
tidak boleh lebih dari 500 m.
Kotak flexible dan kabel semuharus dapat terlihat semua
bagian panjangnya dan dapat terkena kerusakan mekanis dan
harus dari jenis tertentu.
E. SISTEM PENGAMANAN LISTRIK
1. Prinsip pengaamanan instalasi listrik antara lain:
a) Pengaman kejut listrik baik langsung maupun tidak
langsung pada prinsipnya :
- Mencegah mengalirnya arus listrik pada tubuh
manusia
- Membatasi nilai arus listrik dibawah arus kejut
- Memutuskan arus listrik pada saat terjadi gangguan
b) Pengaman terhadap bahaya kebakaran kebakaran (efek
termal)
c) Pengaman terhadap induksi medan magnet dan medan
listrik.
c. Sistim pengamanan isolasi listrik antara lain:

Anda mungkin juga menyukai