Anda di halaman 1dari 20

EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN

DAN KESEHATAN KERJA UNTUK MENCEGAH TERJADINYA


KECELAKAAN KERJA DI PT. XYZ TAHUN 2014

Linchon Hasiholan Simorangkir, Robiana Modjo


1. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok – Indonesia
2. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok – Indonesia

linchon@yahoo.co.id

Abstrak

Dalam UU No. 13 Tahun 2003 Pasal 87 Ayat 1 Tentang Ketenagakerjaan dinyatakan bahwa ”Setiap perusahaan
wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang terintegrasi dengan sistem
manajemen perusahaan”. Banyak perusahaan melakukan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan
Kerja (SMK3) untuk berbagai macam kepentingan, seperti pemenuhan persyaratan Perundang-undangan,
standarisasi sertifikasi dan kepentingan lainya, tetapi sangat sedikit sekali yang menggunakan penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja (SMK3) untuk dapat mencegah terjadinya kecelakaan. PT. XYZ sebagai
salah satu perusahaan yang bergerak di mining kontraktor yang beroprasi di Indonesia mencatat angka lost time
injury frequency rate di perusahaan tersebut masih ada dan mengalami peningkatan dari tahun 2012 ke 2013. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penerapan SMK3 untuk dapat mencegah dan mengurangi
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

Evaluation Management System Implementation Occupational Health and Safety for


Preventing The Occurrence Of Accidents at PT XYZ 2014

Abstract

In Law. of Indonesia regulation 13 of 2003 Article 87 Paragraph 1 On Labor stated that "Each company shall apply
the Occupational Safety and Health Management System (SMK3) integrated with enterprise management system ".
Many companies carry out the implementation of Health Safety Management System (SMK3) for various purposes,
such as eligibility Regulations Act, standardization and other certifications, but very few who use Health Safety
Management System implementation (SMK3) in order to prevent accidents. PT. XYZ as one of the companies
engaged in mining contractors that operate in Indonesia recorded the lost time injury frequency rate in company still
exists and has increased from 2012 to 2013. The purpose of this study was to determine the effectiveness of SMK3
to prevent and reduce workplace accidents and occupational diseases.

Key Words:
System Management Occupational Safety and Health, Accident

Evaluasi implementasi…, Linchon Hasiholan Simorangkir, FKM UI, 2014


Pendahuluan

Penerapan SMK3 bertujuan untuk meningkatkan efektivitas perlindungan keselamatan


dan kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi, untuk dapat mencegah
dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsur manajemen,
pekerja atau buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat buruh, serta menciptakan tempat kerja yang
aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong produktivitas (Peraturan Pemerintah nomor 50
Tahun 2012).

Berdasarkan data International Labor Organization (ILO), Indonesia menduduki


peringkat ke-26 dari 27 negara yang diteliti pada tahun 2000-2003 untuk tingginya angka
kecelakaan kerja yang terjadi yaitu 1.736 tenaga kerja meninggal dunia, namun bila dibandingkan
sampai Januari 2004 yang mencapai 105.846 kasus, terdapat penurunan angka kecelakaan 9,9%,
data tersebut menunjukkan kasus kecelakaan kerja di Indonesia masih relatif tinggi
(Mangkuprawira dan Vitayala, 2007).

Dari data tersebut risiko kecelakaan dapat terjadi di segala sektor usaha tidak terkecuali di
sektor usaha pertambangan, PT. XYZ dalam kegiatan operasinya di bidang kontraktor
pertambangan sangat mengedepankan aspek keselamatan dan kesehatan di tempat kerja, terbukti
dengaan adanya IMS (Integrated Management System) yang menggabungkan antara standar
Mutu, Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (MK3L). Namun dalam perjalannya masih
adanya kecelakaan kerja yang masih terjadi, sebagai contoh seperti yang ditunjukan pada gambar
1 dibawah.

Gambar 1 : Lost Time Injury Frequency Rate (LTI FR) dari Tahun 2007 – 2013 PT. XYZ

Melihat karateristik dan keaneka-ragaman pekerjaan yang sangat berisiko tinggi di PT.
XYZ seperti penggunaan excavator, penggunaan grader, penggunaan light vehicle, proses
pengangkatan, proses blasting, pekerjaan di ketinggian dan aktivitas berisiko lainya, maka
seharusnya strategi pendekatan pencegahan kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja (PAK)

Evaluasi implementasi…, Linchon Hasiholan Simorangkir, FKM UI, 2014


dilakukan dengan optimal melalui penerapan Sistem Manajemen K3 (SMK3) yang lebih
komprehensif, untuk menurunkan risiko terjadinya kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja (PAK)
sehingga diharapkan dapat mencegah terjadinya kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja (PAK).

Tinjauan Teori

Menurut Martin F Stankard (2002) siklus evaluasi yang paling tahan lama dan kuat dikenal
sebagai “plan, do, check and act cycle” yang digunakan untuk tindakan perbaikan terus-menerus
dalam evaluasi program. Plan, do, check and act cycle (sering hanya disebut siklus PDCA)
adalah prototipe untuk siklus paling sering digunakan di dalam bisnis, gambar 2 dibawah
menggambarkan siklus PDCA untuk evaluasi program (Stankard, 2002) :

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 50 tahun 2012 pendekatan


berdasarkan prinsip “plan, do, check and act cycle” dijelaskan bahwa dalam menerapkan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

Gambar 2 : Siklus Penerapan SMK3. Sumber: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
50 Tahun 2012 pasal 6 (PP No. 50, 2012)

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis kualitatif ini
(content analysis) terhadap evaluasi pelaksanaan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di PT. XYZ.
Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk
membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2003).
Sedangkan, penelitian kualitatif merupakan pendekatan penelitian yang dilakukan dengan
cara memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. pendekatan ini dilakukan secara holistic dan dengan
cara desktipsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2006).

Evaluasi implementasi…, Linchon Hasiholan Simorangkir, FKM UI, 2014


Hasil Resume Wawancara Penelitian

Panduan Informan
No
Wawancara
D1 G1 M1 M2 P1 S1 O1 N1
Sosialisasi
Bentuk komunikasi dilakukan
Perubahan maupun Sudah hampir
terhadap kebijakan K3 melalui
Mengkomun menginformasikan semua karyawan Melalui Mulai dari
Safety talk dan yaitu melalui induksi, Rapat Kerja
ikasikan up-date terhadap mengetahui isi media pamflet, buletin, Melalui safety
1 manajemen safety talk, safety (Raker) dan
kebijakan seluruhnya pihak dari kebijakan K3 training, spanduk, safety talk
review campaign terhadap K3, melalui
K3 yang terlibat tentang dan safety talk. talk
media elektronik dan sistem on
status SMK3 implementasinya
media cetak line (IMS,
CSIS)
Manajemen mentapkan a. Membuat
Manajemen
: Keterlibatan kebijakan Sosialisasi
melakukan : Melakukan :
a. Terget/Key manajemen mengenai
1. Mendorong a. Sosialisasi, Sudah adanya
Performance Indikator dalam penerapan
tentang K3
Keterlibatan tebentuknya SMK3 b. Komunikasi, P2K3, executive Manajemen dari
(KPI) termasuk top penerapan SMK3
manajemen tersebut, jadi kita c. Penyusunan meeting yang melakukan
manajemen SMK3 sudah b. Membuat manajemen
2 dalam harus peduli. SMK3, membahas isu K3, pemantauan
penerapan 2. KManajemen d. Memfasilitasi Gemba (Gerakan
b. Seluruh pekerjaan
melakukan
cukup bagus, aturan pada saat
haru dilakukan sesuai namun c. Melakukan general safety
SMK3 memberikan contoh organisasi dalam Manajemen Turun inspeksi
dengan prosedur evaluasi sosialisasi
3. Manajemen implementasinya ke Bawah)
c. Strategi, program yang perlu tentang
talk maupun
mendorong SMK3 safety talk
apa yang dibuat diselur ditingkatkan implementasi
penerapannya
departemen SMK3
Review
pemantauan
SMK3
Melakukan dilakukan Hasil ada audit untuk
Manajemen review
Dalam bentuk audit internal dan Sudah adanya seminggu evaluasi pemantauan
dilakukan oleh top
& dibahas dalam eksternal audit, audit per enam sekali SMK3 SMK3. Dan ada
Pemantauan manajemen, dibuat
3
SMK3
meeting seluruh melakukan review bulan, hasil audit
tindakan perbaikan
dengan termasuk review yang Adanya audit
departemen secara dari hasil audit & didiskusikan dan berkoordinas Sidak dilakukan setiap
sampai melakukan
berkala melakukan di-follow-up i seluruh ke disampaikan bulan pada
continous improvement
tindaklanjut departemen pada saat meeting P2K3
P2K3
meeting

Evaluasi implementasi…, Linchon Hasiholan Simorangkir, FKM UI, 2014


Panduan
Informan
No
Wawancara
D1 G1 M1 M2 P1 S1 O1 N1
Kompetensi
karyawan
yang Kompetensi
Untuk melakukan untuk level
Departemen yang me-
Sudah auditor Karyawan yang kompetensi pemantauan kepala
Kompetensi review yang dilakukan
Bagi yang yang tersertifikasi melakukan audit pengawas SMK3 sudah departemen
nya SDM oleh departemen bisnis
menjalankan maupun & Untuk eksternal IMS dan audit sudah sesuai sesuai yang ada sudah
yang proses quality termasuk
4
melakuan
yang mengawasi audit perusahaan internal SMK3
Manajemen
yaitu taining contohnya tersertifikasi, -
harus terpenuhi menggunakan Pemerintah sudah POP safety namun masih
pemantauan Representatif
kompetensinya badan eksternal sesuai untuk (Pengawas departemen ada pengawas
SMK3 kompetensinya sudah
yang berwenang kompetensinya Operasional sudah AK3 yang belum
sesuai
Pratama) Umum dan tersertifikasi
pengawas POP
sudah trainig
POP.
Review pelaksanaan
Sudah
SMK3 harus ada
membandingkan Review sudah
laporan berkala Review dari
antara dilakukan
mengenai : Dibahas pada Sudah ada evaluasi
Review kesesuaian/Key Review sudah perbulan dan
1. Apa saja yang level organisasi review saat SMK3 sudah
5 pelaksanaan
sudah terjadi untuk ditindak
Performance dilakukan satu tahun
Rapat Kerja dilakukan
sudah dilakukan -
SMK3 Indikator (KPI) sekali analisa dan
2. Upaya-upaya lanjut hasil audit (Raker). secara
dengan efektivitas tindak lanjut
perbaikan continue,
implementasi dari hasil review
3. Monitoring secara
dilapangan
berkelanjutan
Untuk site
yang ada di
Pelaksanaan
Hubungan Sumatra
SMK3 tidak Sudah ada, Dengan Depnaker,
kerjasama Selatan
Sudah ada kerjasama terlepas dari pihak contohnya sudah ESDM, Kementrian Review dalam
dalam belum Pihak owner
dari badan yang di eksternal baik itu dilakukan audit Lingkunga, bentuk audit
6 penerapan
tunjuk oleh dari customer, dari badan yang Kementrian Kehutanan
melakukan &
sudah dilakukan
-
SMK3 & kerjasama Pemerintah
pemerintah dari pihak ditunjuk oleh (dalam hal pinjam oleh pihak luar
pencegahan dengan
regulator, pemerintah pakai lahan).
kecelakaan Pemerintah
masyarakat, client
setempat

Evaluasi implementasi…, Linchon Hasiholan Simorangkir, FKM UI, 2014


Informan
Panduan
No
Wawancara D1 G1 M1 M2 P1 S1 O1 N1
Adanya buletin, Spanduk
Pamflet, Akses email, pamflet, tentang K3,
Melalui hard copy, Media elektronik
Rambu, spanduk, mading atau komunikasi spanduk, baliho, pin &
Media disebarkan lewat Pamflet, majalah, berupa email, safety
baliho, media papan telepon, safety talk,
7 mensosialisa email, yang paling brosur, meeting,
training, coaching
campain berupa
informasi maupun safety brifing, gantungan
sikan SMK3 efektif melalui “tatap safety talk spanduk, buletin, safety kunci yang
dan lain-lain K3 & melalui media
muka” talk dan safety meeting
induksi safety talk elektronik bertemakan
berupa email pesan K3
Penyediaan
APD, eye
Pemenuhan
wash,
standar oil
Penerapan SMK3 pengalokasia Development
Training, rambu- trap, standar
Budget tidak terlepas dari n untuk karyawan dan
Atribut/kelengkapan rambu, travling Perusahaan membuat wash pad,
untuk komitmen pengendalia peralatan
baik dalam dan budget blue print untuk biaya pembuatan
8 alokasi
kesehatan, limbah
perusahaan untuk
lainnya untuk K3 dari total
n debu
spanduk,
pendukung -
penerapan menyediakan (melalui untuk penerapan
dan sebagainya mendukung operasional pembuatan
SMK3 sarana dan penyiraman implementasi
implementasi K3. stiker,
prasarana jalan), SMK3
reward,
treatment air
training.
tambang dan
juga APAR
1. Merujuk pada 1. Dilakukan 1. Petugas Kompetensi
aturan yang seleksi baik K3 sudah Training yang ada
ditetapkan berupa ujian, sesuai, misal sudah menurut saya
Pemerintah, penilaian Kompetensi karyawan training Ahli dilakukan masih ada yang
Kompetensi yang ada 2. Membuat karyawan harus diseleksi dengan K3 umum, namun untuk belum sesuai,
harus dari orang yang leveling internal, 2. Pelatihan yang baik, contoh seleksi 2. Untuk feedback sebagai contoh
Seleksi
tepat sesuai yang menunjukan ada sudah spesifik operator : tinggi badan, pengawas taining pendidikan
pendidikan
9.A
&
jabatannya, baik dari tingkat berdasarkan kesehatan, tingkat sudah trainig berupa pengawas -
sisi manajerial, pengetahuan jabatan pengetahuan yang POP, namun efektivitas, minimal
kompetensi
teknikal, dari sisi 3. Membuat 3. Yang perlu sesuai dan tes-tes untuk evaluasi dan harusnya SMA,
leadership-nya kamus ditingkatkan lainya seperti soft skill Training monitoring namun pada
kompetensi untuk follow up dari maupun hard skill Need terhadap kenyataannya
semua bidang implementasi Analisis implementas masih ada
yang di kerjakan karena belum masih dalam inya pendidikan yang
di perusahaan ini 100% proses dibawah SMA.

Evaluasi implementasi…, Linchon Hasiholan Simorangkir, FKM UI, 2014


Panduan
Informan
No
Wawancara
D1 G1 M1 M2 P1 S1 O1 N1
Untuk setiap
jabatan
Sangat sudah Untuk prosedur
Sudah ada job
Prosedur kerja lengkap, tersedia job kerja menurut
description dan Untuk
Prosedur kerja yang sudah sesuai dan namun jika dest. Namun saya sudah
adanya manual Sudah sesuai hanya prosedur kerja
Prosedur ada sudah jika ada masih ada untuk lengkap, yang
yang menjadi saja perlu dikaji ulang
9.B setiap mengakomodir
rujukan pada
ketentuan-
jika ada ketentuan yang
prosedur prosedur perlu yang ada
jabatan kebutuhan ketentuan yang yang belum menurut ditingkatkan menurut saya
setiap pekerjaan baru.
perusahaan baru maka akan ada maka saya masih sosialisasi dari
& termasuk sudah lengkap
dikaji kembali segera belum prosedur kerja
prosedurnya.
dibuat spesifik dan tersebut
belum
lengkap
Induksi,
Induksi orientasi, Untuk pekerja
(terutama pelatihan Adanya induksi, baru sudah ada
Upaya yang Adanya induksi Adanya induksi, untuk dan Untuk training dan induksi dan
Sudah adanya
dilakukan dan pelatihan pelatihan, khusus Induksi karyawan baru, pemberi pekerjaan untuk pekerja khususnya
pelatihan untuk
perusahaan yang disesuaikan untuk Operator induksi visitor, induksi induksi), yang yang bekerja di
10
bagi
penyesuaian terhadap
dengan jabatan yang baru ada setelah cuti, training pendamping beresiko area kerja
operator yang
pekerjaan yang mengoprasikan
karyawan maupun melihat pendampingan mandatory. an (terutama tinggi sudah beresiko tinggi
dilakukan
baru resiko pekerjaan dari atasan. untuk ada ada ketentuan kendaraan ada
Operator ketentuan work permit pendampingan
baru). mengenai dari trainer.
work permit
1. Sosialisasi, 1. Adanya 1. Memberikan
induksi, re- lag and lead Adanya
1. Menindak sanksi
induksi Jika ada pelanggaran indikator sosialisasi
Mencegah pelanggaran K3 2. Ada pesan-
2. Melakukan maka akan 2. Telah prosedur kerja,
terjadinya sedini mungkin pesan
suatu penegakan Induksi dan mempengaruhi Key Melakukan terdapat ketentuan dalam
pelanggaran (pencegahan)
11.A
terhadap 2. Ketentuan tersebut
disiplin bagi adanya reward Performance Indikator inspeksi ketentuan Peraturan keselamatan
karyawan yang and punishment. (KPI), dimana KPI 3. reward and Perusahaan (PP) saat safety talk
ketentuan terdapat aturan dan
melakukan mengenai K3 harus ada Melakukan punishment dan adanya
K3 jika di langgar maka maupun P5M
pelanggaran di seluruh departemen Pengamatan Sidak (Inpeksi
ada sanksinya
3. peningkatan Tugas Mendadak) (Pembicaraan
kepengawasan. Lapangan Lima Menit)

Evaluasi implementasi…, Linchon Hasiholan Simorangkir, FKM UI, 2014


Panduan
Informan
No
Wawancara
D1 G1 M1 M2 P1 S1 O1 N1
Adanya Adanya sanksi
Jika terjadi pembinaan
Jika ada pelanggaran Dalam organisasi Masih perlu di insiden Jika ada terhadap orang
mulai dari
Tindakan Adanya Pedoman surat
maka ada sanksinya di perusahaan ini improve karena law menurut saya pelanggaran yang
yang Peraturan K3L
dilakukan
karena perusahaan sudah diatur jenis-
(PP K3L) yang
enforcement masih yang pertama sudah ada melanggar dan peringatan satu
11.B
mempunyai jenis pelanggaran belum terlalu ketat diberikan peraturan dari adanya sanksi samapai PHK
jika ada didalamnya
ketentuan/aturan dan jenis penerapannya di sanksi ialah owner yang yang diberikan (Pemutusan
pelanggaran terdapat sanksi
yang sudah dibuat sanksinya sini pengawas atau harus dijalankan jika
atasannya pembinaan
Hubungan
tidak berhasil Kerja)
1. Sudah ada Di site yang
reward untuk sekarang
organisasi Perusahaan hanya baru Sudah ada
Penghargaan Penghargaan bagi Ada reward dari Sudah adanya
misalnya Sudah ada memiliki standar menyebutkan penghargaan
bagi karyawan yang pencapaian jam reward berupa
pencapaian jam penghargaan bagi penghargaan K3L, nama- bagi karyawan
karyawan melakukan kinerja kerja
12
yang tidak K3 dengan baik
kerja karyawan yang dimana jika tidak karyawan
berdasarkan
yang membuat pencapaian
2. Sistem tidak melakukan terjadi kecelakaan yang laporan jumlah jam
melakukan sudah terlaksana ketentuan dari
kompensasi pelanggaran maka akan mempunyai bahaya
pelanggaran dengan baik. head office kerja
perusahaan jika mendapat benefit tanggung terbanyak
indexs kinerja jawab
safety tercapai terhadap K3
1. Dapat
terbawa-bawa
sampai ke luar
Semua orang akan
tempat kerja
merasa nyaman, Pekerjaan lebih
aman dan dapat Lebih efisien dan rapih, semua Jika SMK3
bahkan bisa
Akan Saya dapat
membuat mengenal
Manfaat meminimalisir aman dan itu akan Operasional akan pekerjaan ada alur tidak mengurangi
sebuah karakter
13 penerapan kecelakaan kerja memberikan suatu aman dari dan prosesnya dan diterapkan
2. Mendapat
cost yang safety dan bisa
SMK3 yang berdampak dampak terhadap kecelakaan bekerja tidak mungkin saya keluar jika ada menerapkan ke
penghargaan
kerusakan harta cost perusahaan waswas/merasa sudah di kecelakaan
dari Pemerintah keluarga
benda perusahaan, aman rumah sakit
dan dapat
injury pada manusia
membuat nama
perusahaan
lebih baik.

Evaluasi implementasi…, Linchon Hasiholan Simorangkir, FKM UI, 2014


Panduan Informan
No
Wawancara D1 G1 M1 M2 P1 S1 O1 N1
1.Karyawan
1. Tujuan
lokal masih
perusahan terlalu
belum 1. Kendala yang Menurut saya
terfokus terhadap
bertanggung ada menurut saya
Kendala yang produksi dan kendala yang
Tidak ada jawab 1. Kepedulian dari manajemen
ada menurut melupakan ada pada
Merubah perilaku kendala, tetapi 2. Safety dari setiap yang masih belum
Kendala saya ada pada implementasi jumlah
karyawan, yang harus memerlukan karyawan maksimal,
dalam diri kita sendiri SMK3
14
penerapan dan kemauan 2. Masih adanya
misalnya diperkuat cost dan kendala 2. Sanksi 2. selain itu dari sisi karyawan
melakukan jalan komunikasi lainnya menurut terhadap karyawan masih yang
SMK3 kita, permisif yang “short cut”
pintas/short cut sistem K3 ke saya ada pada pelanggaran kurang
dalam arti tidak 3. Resiko karyawan memiliki
seluruh karyawan. safety minded yang ada kesadarannya
peduli yang fatique masih
yang masih terhadap penerapan sifat-sifat
sangat tinggi dan yang berbeda
harus SMK3
ini menjadi kendala
ditingkatkan
dalam operasional.
1. Sistem yang
1. Kesadaran dari
1. Pola pikir K3 perlu ditinjau
manajemen
harus lebih ulang
menurut saya masih
mendasar dan 2. sosialisasi
perlu ditingkatkan
dijadikan suatu terkait ketentuan
1. Penerapan lagi dalam
kesadaran setiap 1. Pemahaman yang ada,
SMK3 agar penerapan SMK3.
individu semua lini, diharapkan ada
seluruh karyawan 2.Development dari
2. Dalam terutama posisi- kuisoner
dapat melakukan Implementasi pelaksanaan
mengulirkan SMK3 posisi pemegang 3. Memperkuat tim
Jadi aturan atau secara konsisten yang ada sangat training- training
tidak terlepas dari keputusan, Meningkatkan safety untuk
sistem K3 yang 2. Keterlibatan lemah, oleh sebab yang perlu
Saran terkait proses sosialisasi, karena mereka fungsi malakukan
ada diharapkan semua pihak itu implementasi ditingkatkan
15 penerapan implementasi, yang mengatur pengawasan, pengawasan
digeser/diubah termasuk juga harus ada 3.Keselamatan
SMK3 review, dan keuangan karena masih setiap saat,
menjadi sebuah pengawas, bahkan komitmen dan hal bukan
kembali melakukan perusahaan ada toleransi terutama pada
budaya pihak level lini itu harus tanggungjawab dari
re-sosialisasi. 2. aplikasi terhadap saat malam hari
juga harus ditingkatkan. safety departemen
Proses tersebut dilapangan yang pelanggaran
mengimplementas tetapi
terus digulirkan harus terus di yang ada
ikan prosedur tanggungjawab
sampai akhirnya monitoring 4. Dalam
kerja yang ada individu
semua karyawan investigasi
4. Sosilalisasi
terbiasa dan mahir diharapkan
kesadaran
dalam dapat
karyawan akan
pelaksanaannya menyentuh
pengetahuan
kasus near miss

Evaluasi implementasi…, Linchon Hasiholan Simorangkir, FKM UI, 2014


Pembahasan

Pembahasan Sistem Manajemen PT. XYZ


7.1. Kebijakan

Dalam penjabaran kebijakan K3 PT. XYZ tersebut telah memenuhi persyaratan

1. OHSAS 18001:2007 elemen 4.2 “kebijakan K3”

2. OHSMS Australia/New Zealand AS/NZS 4801:2001 elemen 2 “kebijakan K3”,

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Pasal 7 & Pasal 8.

Dan dari hasil wawancara seluruh informan penelitian dapat disimpulkan bahawa :

A. PT. XYZ sudah melakukan sosialisasi terhadap isi dari kebijakan K3.

B. Berdasarkan hasil penelitian dan bukti dokumentasi, bahwa

a. Adanya perubahan pimpinan puncak

b. Hasil wawancara ke informan M1 selaku Senior OSHE Manajer dikatakan


bahwa “untuk kebijakan K3 yang ada sekarang masih dalam proses review
dan masih menunggu pengesahanya”

7.2. Perencanaan

A. Penilaian Awal

Penilaian awal (HIRA) sudah dilakukan melalui prosedur “identifikasi bahaya


penilaian dan pengendalian risiko K3L” (PR-00-SHE-025) dan ketentuan ini telah
memenuhi persyaratan :

1. OHSAS 18001:2007 elemen 4.3.1 “identifikasi bahaya, penilaian risiko dan


penetapan pengendalian”,

2. OHSMS Australia/New Zealand AS/NZS 4801:2001 elemen 4 “implementasi”


sub elemen 5 “identifikasi, penilaian dan pengendalian bahaya/risiko”,

3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 Tahun 2012 Pasal 9.

Evaluasi implementasi…, Linchon Hasiholan Simorangkir, FKM UI, 2014


B. Persyaratan Hukum, Pedoman dan Standar

Ketentuan ini telah memenuhi persyaratan :

1. OHSAS 18001:2007 elemen 4.3.2 “peraturan perundangan dan persyaratan lain”

2. OHSMS Australia/New Zealand AS/NZS 4801:2001 elemen 3 sub elemen 2


“hukum dan persyaratan lain”.

C. Tujuan dan Sasaran

Ketentuan ini telah memenuhi persyaratan :

1. OHSAS 18001:2007 elemen 4.3.3 “tujuan dan program”,

2. OHSMS Australia/New Zealand AS/NZS 4801:2001 elemen 3 sub elemen 2


“tujuan dan sasaran”,

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Pasal 9.

D. Program Kerja

Ketentuan mengenai program kerja yang ada di PT. XYZ ini terdapat di prosedur
“pemantauan dan pengukuran kinerja K3L” (PR-00-SHE-057), prosedur “laporan
kinerja K3L” (PR-00-SHE-036) dan ketentuan ini telah memenuhi persyaratan :

1. OHSAS 18001:2007 elemen 4.3.3 “tujuan dan program”,

2. OHSMS Australia/New Zealand AS/NZS 4801:2001 elemen 3 sub elemen 4


“perencanaan manajemen K3”,

3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 Tahun 2012 Pasal 9.

7.3. Penerapan (Implementasi)

A. Kompetensi, Pelatihan dan Kesadaran

Ketentuan ini telah memenuhi persyaratan :

Evaluasi implementasi…, Linchon Hasiholan Simorangkir, FKM UI, 2014


1. OHSAS 18001:2007 elemen 4.4.2 “kompetensi, pelatihan dan kepedulian”,

2. OHSMS Australia/New Zealand AS/NZS 4801:2001 elemen 4 “implementasi”


sub elemen 2 “pelatihan dan kompetensi”,

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Pasal 10.

Dan dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahawa PT. XYZ sudah melakukan
pelaksanan pelatihan dengan baik terbukti dengan sudah adanya leveing internal
Operator & Mekanik dimana menunjukan tingkat pengetahuan Operator & Mekanik
dan perusahaan juga sudah membuat kamus kompetensi untuk semua bidang yang di
kerjakan di perusahaan.

Namun berdasarkan hasil wawancara didapat:

a. Masih belum semua pengawas tersertifikasi POP (Pengawas Operasional Pratama)

b. Untuk matriks training (TNA/Training Need Analisis) masih dalam proses,

c. Feedback taining berupa efektivitas, evaluasi dan monitoring terhadap


implementasi yang ada dilapangan setelah karyawan tersebut training belum
maksimal.

B. Pengendalian Operasional

Ketentuan pengendalian operasional ini telah memenuhi persyaratan :

1. OHSAS 18001:2007 elemen 4.4.6 “pengendalian operasional”,

2. OHSMS Australia/New Zealand AS/NZS 4801:2001 elemen 5 “pengukuran


dan evaluasi” sub elemen 1 “Pemantauan dan Pengukuran”,

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Pasal 11 &


Pasal 12.

Dan dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahawa PT. XYZ sudah melakukan
identifikasi terhadap kebutuhan prosedur dalam mendukung operasional
dilapangan.

Evaluasi implementasi…, Linchon Hasiholan Simorangkir, FKM UI, 2014


Namun didalam ketentuan mengenai pengendalian operasional, berdasarkan hasil
penelitian dan bukti dokumentasi, bahwa :

1. Adanya aktifitas yang belum ada prosedur kerja, seperti :pengendalian listrik
dan proses pengangkatan

2. Prosedur yang ada harusnya diterapkan untuk seluruh site, namun aktualnya
berbeda-beda.

C. Keselamatan Bahan dan Produk

Ketentuan ini telah memenuhi persyaratan :

1. OHSAS 18001:2007 elemen 4.4.6 “pengendalian operasional”,

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Pasal 11


Ayat 2f.

D. Kesiapan dan Tanggap Keadaan Darurat

Ketentuan ini telah memenuhi persyaratan :

1. OHSAS 18001:2007 elemen 4.4.7 “kesiapsiagaan dan tanggap darurat”,

2. OHSMS Australia/New Zealand AS/NZS 4801:2001 elemen 4 “implementasi”


sub elemen 6 “kesiapan keadaan darurat”,

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Pasal 11


Ayat 2g-h.

E. Manajemen Perubahan

PT. XYZ ini terdapat di prosedur “pengelolaan perubahan” (PR-00-SHE-096) dan


ketentuan ini telah memenuhi persyaratan :

1. OHSAS 18001:2007 elemen 4.4.3.2 “partisipasi & konsultasi”,

2. OHSMS Australia/New Zealand AS/NZS 4801:2001 elemen 4 “implementasi”


sub elemen 3 “konsultasi, komunikasi dan pelaporan”,

Evaluasi implementasi…, Linchon Hasiholan Simorangkir, FKM UI, 2014


3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Pasal 11
Ayat 2b,

F. Komunikasi, Partisipasi Dan Konsultasi

Komunikasi yang dikembangkan oleh PT. XYZ terdapat di prosedur “komunikasi


K3L” (PR-00-SHE-048) dan ketentuan ini telah memenuhi persyaratan

1. OHSAS 18001:2007 elemen 4.4.3.1 “komunikasi” & elemen 4.4.3.2


“partisipasi & konsultasi”,

2. OHSMS Australia/New Zealand AS/NZS 4801:2001 elemen 4 “implementasi”


sub elemen 3 “konsultasi, komunikasi dan pelaporan”,

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Pasal 13,

G. Pengendalian Dokumen

Ketentuan ini telah memenuhi persyaratan :

1. OHSAS 18001:2007 elemen 4.4.4 “dokumentasi”,

2. OHSMS Australia/New Zealand AS/NZS 4801:2001 elemen 4 “implementasi”


sub elemen 4 “dokumentasi”,

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Pasal 13.

H. Penyelidikan Kejadian

Ketentuan ini telah memenuhi persyaratan

1. OHSAS 18001:2007 elemen 4.5.3 “penyelidikan insiden, ketidak-sesuaian,


tindakan perbaikan dan pencegahan”,

2. OHSMS Australia/New Zealand AS/NZS 4801:2001 elemen 5 “pengukuran


dan evaluasi” sub elemen 2 “penyelidikan kecelakaan, tindakan koreksi &
perbaikan”,

Evaluasi implementasi…, Linchon Hasiholan Simorangkir, FKM UI, 2014


3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Pasal 13
Ayat 2.

Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahawa :

1. PT. XYZ sudah melakukan tahapan dalam penyelidikan kecelakaan.

2. Namun root cause dari hasil investigasi dengan rekomendasi tindakan


perbaikan kurang sesuai”

I. Evaluasi

Evaluasi yang dikembangkan oleh PT. XYZ terdapat di :

a. Prosedur “internal audit” (PR-00-BPM-002),

b. Prosedur “pemantauan dan pengukuran kinerja K3” (PR-00-SHE-057),

c. Prosedur“inspeksi K3 peralatan” (PR-00-SHE-072)

Dan ketentuan ini telah memenuhi persyaratan :

1. OHSAS 18001:2007 elemen 3.2 “audit”,

2. OHSMS Australia/New Zealand AS/NZS 4801:2001 elemen 5 “pengukuran


dan evaluasi” sub elemen 4 “audit sistem manajemen K3”,

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Pasal 14.

7.4. Pemeriksaan dan Tindakan Koreksi

Pemeriksaan & tindakan koreksi (audit & corrective action) yang dikembangkan oleh PT.
XYZ terdapat di prosedur “audit internal” (PR-00-BPM-002) dan ketentuan ini telah
memenuhi persyaratan :

1. OHSAS 18001:2007 elemen 4.5.5 “audit internal”,

2. OHSMS Australia/New Zealand AS/NZS 4801:2001 elemen 5 “pengukuran dan


evaluasi” sub elemen 4 “audit sistem manajemen K3”,

Evaluasi implementasi…, Linchon Hasiholan Simorangkir, FKM UI, 2014


3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Pasal 14.

7.5. Tinjauan manajemen

Tinjauan manajemen (management review) yang dikembangkan oleh PT. XYZ


terdapat di prosedur “tinjauan manajemen” (PR-00-QA-004) dan ketentuan ini telah
memenuhi persyaratan :

1. OHSAS 18001:2007 elemen 4.6 “tinjauan manajemen”,

2. OHSMS Australia/New Zealand AS/NZS 4801:2001 elemen 5 “pengukuran dan


evaluasi” sub elemen 5 “tinjauan manajemen”,

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Pasal 15.

Angka Kecelakaan Setelah Penerapan SMK3 di PT. XYZ


Penerapan SMK3 di PT. XYZ dimulai dari tahun 2007 dan dalam perjalanannya hingga
tahun 2014 dampak penerapan SMK3 terhadap kecelakaan mengalami penurunan, seperi yang
ditunjukan pada gambar 3 di bawah. Sebelum penerapan SMK3 di tahun 2007 terlihat jumlah
kecelakaan yang cukup tinggi di atas 228 kejadian. Jadi dapat disimpulkan bahwa setelah
diterapkannya SMK3 di PT. XYZ dapat mencegah terjadinya kecelakaan.

Gambar 3 : Angka Kecelakaan Setelah Penerapan SMK3 di PT. XYZ

Evaluasi implementasi…, Linchon Hasiholan Simorangkir, FKM UI, 2014


Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa :

1) Pelaksanaan SMK3 PT. XYZ sudah ada dan terintegrasi, yaitu menggunakan Integrated
Management Systems (IMS) sejak tahun 2007 yang bersertifikasi OHSAS 18001:2007, ISO
9001:2008, ISO 14001:2004 dan juga sudah tersertifikasi SMK3 berdasar Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012.
2) Pelaksanaan SMK3 PT. XYZ sudah sangat baik, karena melibatkan management tertinggi,
terbukti sudah adanya kebijakan Manajemen Mutu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (MK3L) yang ditandatangani pimpinan tertinggi dan adanya program Gemba
(Gerakan Manajemen Turun ke Bawah) dimana top manajemen melakukan pengawasan
secara langsung pada kegiatan operasional. Selain itu semua lini yang ada di site baik dari
pimpinan tertinggi sampai level yang paling bawah sudah ditergetkan untuk ikut serta dalam
peningkatan SMK3, sebagai salah satu contoh seluruh karyawan sudah ada terget safety
accountability dan ada evaluasi pencapaiannya.
3) Dalam penerapannya PT. XYZ sudah berdasarkan Innovative Management (Gallagher, 2001),
karena dalam penerapan K3 melibatkan semua lini (Pegawai telah dipandang secara kritikal
dalam sistem operasi ) dan Manager mempunyai peran kunci dalam K3 selain itu SMK3 juga
sudah terintegrasi terhadap perencanaan bisnis, atau kualitas/inisiatif sistem manajemen yang
terbaik, sehingga dalam pencegahan kecelakaan dan penyakit di tempat kerja akan menjadi
lebih baik.
4) Pelaksanaan SMK3 PT. XYZ mulai dari komitmen dan kebijakan, perencanaan, penerapan,
pengukuran dan evaluasi sampai tinjauan ulang sudah dilakukan dengan baik dan bisa
dikatakan efektif untuk mencegah kecelakaan. Terbukti dengan adanya penghargaan yang
diperoleh dari Kementrian Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia dari tahun
2007 dan penghargaan terakhir sampai penelitian ini dilakukan telah mendapat penghargaan
terkait pencapaian jam kerja tanpa kecelakaan (zero accident) pada tanggal 26 Mei 2014.

Saran

Dalam upaya mencegah kecelakaan dan meningkatkan performa SMK3 perusahaan, ada
beberapa saran yang diusulkan peneliti, antara lain :

Evaluasi implementasi…, Linchon Hasiholan Simorangkir, FKM UI, 2014


1. Dikarenakan adanya perubahan organisasi dan perubahan kegiatan operasional yang ada di
PT. XYZ disarankan agar kebijakan K3 yang ada agar dapat di review dan segera disahkan
2. Meningkatkan kualitas training
a. Memenuhi kompetensi yang diperlukan baik dari ketentuan matriks training perusahaan
(TNA/Training Need Analisis), regulasi maupun prosedur yang ada di perusahaan.
b. Dan dari hasil training yang sudah dilakukan agar tetap konsisten melakukan
review/Feedback taining dengan tujuan melihat efektivitas, evaluasi dan monitoring
terhadap implementasi yang ada dilapangan setelah karyawan tersebut training dan untuk
melihat, apakah jabatan tersebut sesuai untuk mendapatkan training tersebut atau perlu di
tingkatkan.
3. Dalam semua tahapan kegiatan dari awal, mulai beroperasi sampai pada selesainya suatu
kegiatan agar dapat melibatkan petugas K3.
4. Meningkatkan pengawasan di area tambang dengan melakukan inspeksi terdokumentasi
untuk mengetahui adanya kecenderungan tindakan ataupun kondisi yang dapat menyebabkan
kecelakaan agar tindakan pencegahan dan korektif dapat segera dilakukan.
5. Evaluasi terhadap kejadian kecelakaan agar root cause yang ada dengan rekomendasi
tindakan perbaikan dapat sesuai. Jadi disarankan agar proses evaluasi dari tindakan perbaikan
saat investigasi agar dapat lebih ditingkatkan.
6. Ketentuan reward and and punishment sudah ada namun masih perlu di ditingkatkan
terutama pemberian sanksi. Agar pemberian sanksi diberikan dengan tujuan untuk dapat
mencegah atau pada saat ada pelanggaran yang dapat berpotensi terjadinya kecelakaan (near
miss). Dan tidak hanya diberikan pada saat adanya pelanggaran yang mengakibatkan/sudah
terjadi kecelakaan.
7. Melakukan perbaikan pada prosedur kerja aman/SOP yang kurang memadai, melakukan
sosialisasi kepada seluruh pekerja baik prosedur maupun ketentuan yang berlaku dan
melakukan pemantauan terhadap efektivitas implementasi pelaksanaan SMK3 secara
berkesinambungan.
8. Agar dapat mempertimbangkan saran-saran yang diberikan oleh informan pada penelitian ini
yang sifatnya positif dan membangun untuk meningkatkan penerapan SMK3 agar dapat
mencegah kecelakaan dan menuju PT. XYZ yang lebih baik. PT. XYZ Pasti bisa !!!

Evaluasi implementasi…, Linchon Hasiholan Simorangkir, FKM UI, 2014


Daftar Referensi

Azwar, Azrul,Pengantar Epidemiologi, Binarupa Aksara,Jakarta1999

Barnard, C.I. 1938. The Function of Executive. Cambridge, Mass: Harvard University Press.

Bird Jr, E. Frank and Germain L. George. 1990. Practical Loss Control Leadership. Georgia :
Loganvile.
Ericson, Clifton A. 2005. Hazard Analysis Techniques for System Safety. Virginia : Published by
John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey.
Gallagher, Clare. 2001. Occupational Health and Safety Management Systems. Australia :
NOHSC.
Gibson, Ivancevich. 1984. Organisasi dan Manajemen Perilaku Struktur Proses. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Hawkins, F.H. 1987. Human Factor In Flight. Netherland : Gower Technical Press.
Heinrich, H. W. & Petersen, Dan. 1980. Industrial Accident Prevention. New York : McGraw-
Hill Book Company.
Hidayat. 1986. Teori efektivitas Dalam Kinerja Karyawan. Yogyakarta : Gajah Mada University
Press.
International Labour Organization (ILO). 2001. Guidelines on Occupational safety and Health
Management System: ILO-OSH 2001. Geneva: International Labour Office
Janes, Craig R. 1986. Anthropology and Epidemiology. Holland : D. Raidel Publishing Company.
Lubis, S.B. Hari dan Huseini, Martani. 1987. Teori Organisasi (Suatu Pendekatan Makro),
Jakarta : PAUIS-UI.
Mangkuprawira S. dan Vitayala Hubeis. 2007. Manajemen Mutu Sumber Daya Manusia. Bogor :
Ghalia Indonesia

Martoyo, Susilo. 1998. Pengetahuan Dasar Manajemen dan Kepemimpinan. Yogyakarta: BPFE.

Moleong, J Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Offset.

Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Evaluasi implementasi…, Linchon Hasiholan Simorangkir, FKM UI, 2014


Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012. Tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Rantanen, Jorma. 2007. Basic Occupational Health Services. Helsinki : Editing: Suvi Lehtinen,
Finnish Institute of Occupational Health

Reason J. Managing. 1997. The risks of organizational accidents. Aldershot: Ashgate.

Robbins, Stephen P. 1994. Teori Organisasi: Struktur, Desain dan Aplikasi. Jakarta: Arcan.

Saksono, Prasetyo B. 1984. Dalam Menuju SDM Berdaya. Jakarta: Bumi Aksara.

Standar Australian International Ltd, sydney. 2001. Australian/New Zealand Standard, AS/NZS
4801:2001, NSW

Stankard, Martin F. 2002. Management Systems and Organizational Performance: The Search
for Excellence Beyond ISO 9000. London : Greenwood Publishing Group

Steers, M Richard. 1985. Efektivitas Organisasi Perusahaan. Jakarta: Erlangga.

Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta. Bandung

Terry, George R. 1977, Asas-Asas Manajemen (Principle of Management), Bandung : Penerbit


ALUMNI.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009. Tentang Kesehatan.

Yuanna, Sisilia. 2009. Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan Sebagai Standar


Keselamatan Pelayanan Lalu Lintas Udara. Jakarta : Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu
Administrasi dan Organisasi.

Evaluasi implementasi…, Linchon Hasiholan Simorangkir, FKM UI, 2014

Anda mungkin juga menyukai