linchon@yahoo.co.id
Abstrak
Dalam UU No. 13 Tahun 2003 Pasal 87 Ayat 1 Tentang Ketenagakerjaan dinyatakan bahwa ”Setiap perusahaan
wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang terintegrasi dengan sistem
manajemen perusahaan”. Banyak perusahaan melakukan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan
Kerja (SMK3) untuk berbagai macam kepentingan, seperti pemenuhan persyaratan Perundang-undangan,
standarisasi sertifikasi dan kepentingan lainya, tetapi sangat sedikit sekali yang menggunakan penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja (SMK3) untuk dapat mencegah terjadinya kecelakaan. PT. XYZ sebagai
salah satu perusahaan yang bergerak di mining kontraktor yang beroprasi di Indonesia mencatat angka lost time
injury frequency rate di perusahaan tersebut masih ada dan mengalami peningkatan dari tahun 2012 ke 2013. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penerapan SMK3 untuk dapat mencegah dan mengurangi
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Abstract
In Law. of Indonesia regulation 13 of 2003 Article 87 Paragraph 1 On Labor stated that "Each company shall apply
the Occupational Safety and Health Management System (SMK3) integrated with enterprise management system ".
Many companies carry out the implementation of Health Safety Management System (SMK3) for various purposes,
such as eligibility Regulations Act, standardization and other certifications, but very few who use Health Safety
Management System implementation (SMK3) in order to prevent accidents. PT. XYZ as one of the companies
engaged in mining contractors that operate in Indonesia recorded the lost time injury frequency rate in company still
exists and has increased from 2012 to 2013. The purpose of this study was to determine the effectiveness of SMK3
to prevent and reduce workplace accidents and occupational diseases.
Key Words:
System Management Occupational Safety and Health, Accident
Dari data tersebut risiko kecelakaan dapat terjadi di segala sektor usaha tidak terkecuali di
sektor usaha pertambangan, PT. XYZ dalam kegiatan operasinya di bidang kontraktor
pertambangan sangat mengedepankan aspek keselamatan dan kesehatan di tempat kerja, terbukti
dengaan adanya IMS (Integrated Management System) yang menggabungkan antara standar
Mutu, Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (MK3L). Namun dalam perjalannya masih
adanya kecelakaan kerja yang masih terjadi, sebagai contoh seperti yang ditunjukan pada gambar
1 dibawah.
Gambar 1 : Lost Time Injury Frequency Rate (LTI FR) dari Tahun 2007 – 2013 PT. XYZ
Melihat karateristik dan keaneka-ragaman pekerjaan yang sangat berisiko tinggi di PT.
XYZ seperti penggunaan excavator, penggunaan grader, penggunaan light vehicle, proses
pengangkatan, proses blasting, pekerjaan di ketinggian dan aktivitas berisiko lainya, maka
seharusnya strategi pendekatan pencegahan kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja (PAK)
Tinjauan Teori
Menurut Martin F Stankard (2002) siklus evaluasi yang paling tahan lama dan kuat dikenal
sebagai “plan, do, check and act cycle” yang digunakan untuk tindakan perbaikan terus-menerus
dalam evaluasi program. Plan, do, check and act cycle (sering hanya disebut siklus PDCA)
adalah prototipe untuk siklus paling sering digunakan di dalam bisnis, gambar 2 dibawah
menggambarkan siklus PDCA untuk evaluasi program (Stankard, 2002) :
Gambar 2 : Siklus Penerapan SMK3. Sumber: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
50 Tahun 2012 pasal 6 (PP No. 50, 2012)
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis kualitatif ini
(content analysis) terhadap evaluasi pelaksanaan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di PT. XYZ.
Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk
membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2003).
Sedangkan, penelitian kualitatif merupakan pendekatan penelitian yang dilakukan dengan
cara memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. pendekatan ini dilakukan secara holistic dan dengan
cara desktipsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2006).
Panduan Informan
No
Wawancara
D1 G1 M1 M2 P1 S1 O1 N1
Sosialisasi
Bentuk komunikasi dilakukan
Perubahan maupun Sudah hampir
terhadap kebijakan K3 melalui
Mengkomun menginformasikan semua karyawan Melalui Mulai dari
Safety talk dan yaitu melalui induksi, Rapat Kerja
ikasikan up-date terhadap mengetahui isi media pamflet, buletin, Melalui safety
1 manajemen safety talk, safety (Raker) dan
kebijakan seluruhnya pihak dari kebijakan K3 training, spanduk, safety talk
review campaign terhadap K3, melalui
K3 yang terlibat tentang dan safety talk. talk
media elektronik dan sistem on
status SMK3 implementasinya
media cetak line (IMS,
CSIS)
Manajemen mentapkan a. Membuat
Manajemen
: Keterlibatan kebijakan Sosialisasi
melakukan : Melakukan :
a. Terget/Key manajemen mengenai
1. Mendorong a. Sosialisasi, Sudah adanya
Performance Indikator dalam penerapan
tentang K3
Keterlibatan tebentuknya SMK3 b. Komunikasi, P2K3, executive Manajemen dari
(KPI) termasuk top penerapan SMK3
manajemen tersebut, jadi kita c. Penyusunan meeting yang melakukan
manajemen SMK3 sudah b. Membuat manajemen
2 dalam harus peduli. SMK3, membahas isu K3, pemantauan
penerapan 2. KManajemen d. Memfasilitasi Gemba (Gerakan
b. Seluruh pekerjaan
melakukan
cukup bagus, aturan pada saat
haru dilakukan sesuai namun c. Melakukan general safety
SMK3 memberikan contoh organisasi dalam Manajemen Turun inspeksi
dengan prosedur evaluasi sosialisasi
3. Manajemen implementasinya ke Bawah)
c. Strategi, program yang perlu tentang
talk maupun
mendorong SMK3 safety talk
apa yang dibuat diselur ditingkatkan implementasi
penerapannya
departemen SMK3
Review
pemantauan
SMK3
Melakukan dilakukan Hasil ada audit untuk
Manajemen review
Dalam bentuk audit internal dan Sudah adanya seminggu evaluasi pemantauan
dilakukan oleh top
& dibahas dalam eksternal audit, audit per enam sekali SMK3 SMK3. Dan ada
Pemantauan manajemen, dibuat
3
SMK3
meeting seluruh melakukan review bulan, hasil audit
tindakan perbaikan
dengan termasuk review yang Adanya audit
departemen secara dari hasil audit & didiskusikan dan berkoordinas Sidak dilakukan setiap
sampai melakukan
berkala melakukan di-follow-up i seluruh ke disampaikan bulan pada
continous improvement
tindaklanjut departemen pada saat meeting P2K3
P2K3
meeting
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Pasal 7 & Pasal 8.
Dan dari hasil wawancara seluruh informan penelitian dapat disimpulkan bahawa :
A. PT. XYZ sudah melakukan sosialisasi terhadap isi dari kebijakan K3.
7.2. Perencanaan
A. Penilaian Awal
D. Program Kerja
Ketentuan mengenai program kerja yang ada di PT. XYZ ini terdapat di prosedur
“pemantauan dan pengukuran kinerja K3L” (PR-00-SHE-057), prosedur “laporan
kinerja K3L” (PR-00-SHE-036) dan ketentuan ini telah memenuhi persyaratan :
Dan dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahawa PT. XYZ sudah melakukan
pelaksanan pelatihan dengan baik terbukti dengan sudah adanya leveing internal
Operator & Mekanik dimana menunjukan tingkat pengetahuan Operator & Mekanik
dan perusahaan juga sudah membuat kamus kompetensi untuk semua bidang yang di
kerjakan di perusahaan.
B. Pengendalian Operasional
Dan dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahawa PT. XYZ sudah melakukan
identifikasi terhadap kebutuhan prosedur dalam mendukung operasional
dilapangan.
1. Adanya aktifitas yang belum ada prosedur kerja, seperti :pengendalian listrik
dan proses pengangkatan
2. Prosedur yang ada harusnya diterapkan untuk seluruh site, namun aktualnya
berbeda-beda.
E. Manajemen Perubahan
G. Pengendalian Dokumen
H. Penyelidikan Kejadian
I. Evaluasi
Pemeriksaan & tindakan koreksi (audit & corrective action) yang dikembangkan oleh PT.
XYZ terdapat di prosedur “audit internal” (PR-00-BPM-002) dan ketentuan ini telah
memenuhi persyaratan :
1) Pelaksanaan SMK3 PT. XYZ sudah ada dan terintegrasi, yaitu menggunakan Integrated
Management Systems (IMS) sejak tahun 2007 yang bersertifikasi OHSAS 18001:2007, ISO
9001:2008, ISO 14001:2004 dan juga sudah tersertifikasi SMK3 berdasar Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012.
2) Pelaksanaan SMK3 PT. XYZ sudah sangat baik, karena melibatkan management tertinggi,
terbukti sudah adanya kebijakan Manajemen Mutu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (MK3L) yang ditandatangani pimpinan tertinggi dan adanya program Gemba
(Gerakan Manajemen Turun ke Bawah) dimana top manajemen melakukan pengawasan
secara langsung pada kegiatan operasional. Selain itu semua lini yang ada di site baik dari
pimpinan tertinggi sampai level yang paling bawah sudah ditergetkan untuk ikut serta dalam
peningkatan SMK3, sebagai salah satu contoh seluruh karyawan sudah ada terget safety
accountability dan ada evaluasi pencapaiannya.
3) Dalam penerapannya PT. XYZ sudah berdasarkan Innovative Management (Gallagher, 2001),
karena dalam penerapan K3 melibatkan semua lini (Pegawai telah dipandang secara kritikal
dalam sistem operasi ) dan Manager mempunyai peran kunci dalam K3 selain itu SMK3 juga
sudah terintegrasi terhadap perencanaan bisnis, atau kualitas/inisiatif sistem manajemen yang
terbaik, sehingga dalam pencegahan kecelakaan dan penyakit di tempat kerja akan menjadi
lebih baik.
4) Pelaksanaan SMK3 PT. XYZ mulai dari komitmen dan kebijakan, perencanaan, penerapan,
pengukuran dan evaluasi sampai tinjauan ulang sudah dilakukan dengan baik dan bisa
dikatakan efektif untuk mencegah kecelakaan. Terbukti dengan adanya penghargaan yang
diperoleh dari Kementrian Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia dari tahun
2007 dan penghargaan terakhir sampai penelitian ini dilakukan telah mendapat penghargaan
terkait pencapaian jam kerja tanpa kecelakaan (zero accident) pada tanggal 26 Mei 2014.
Saran
Dalam upaya mencegah kecelakaan dan meningkatkan performa SMK3 perusahaan, ada
beberapa saran yang diusulkan peneliti, antara lain :
Barnard, C.I. 1938. The Function of Executive. Cambridge, Mass: Harvard University Press.
Bird Jr, E. Frank and Germain L. George. 1990. Practical Loss Control Leadership. Georgia :
Loganvile.
Ericson, Clifton A. 2005. Hazard Analysis Techniques for System Safety. Virginia : Published by
John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey.
Gallagher, Clare. 2001. Occupational Health and Safety Management Systems. Australia :
NOHSC.
Gibson, Ivancevich. 1984. Organisasi dan Manajemen Perilaku Struktur Proses. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Hawkins, F.H. 1987. Human Factor In Flight. Netherland : Gower Technical Press.
Heinrich, H. W. & Petersen, Dan. 1980. Industrial Accident Prevention. New York : McGraw-
Hill Book Company.
Hidayat. 1986. Teori efektivitas Dalam Kinerja Karyawan. Yogyakarta : Gajah Mada University
Press.
International Labour Organization (ILO). 2001. Guidelines on Occupational safety and Health
Management System: ILO-OSH 2001. Geneva: International Labour Office
Janes, Craig R. 1986. Anthropology and Epidemiology. Holland : D. Raidel Publishing Company.
Lubis, S.B. Hari dan Huseini, Martani. 1987. Teori Organisasi (Suatu Pendekatan Makro),
Jakarta : PAUIS-UI.
Mangkuprawira S. dan Vitayala Hubeis. 2007. Manajemen Mutu Sumber Daya Manusia. Bogor :
Ghalia Indonesia
Martoyo, Susilo. 1998. Pengetahuan Dasar Manajemen dan Kepemimpinan. Yogyakarta: BPFE.
Moleong, J Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Offset.
Rantanen, Jorma. 2007. Basic Occupational Health Services. Helsinki : Editing: Suvi Lehtinen,
Finnish Institute of Occupational Health
Robbins, Stephen P. 1994. Teori Organisasi: Struktur, Desain dan Aplikasi. Jakarta: Arcan.
Saksono, Prasetyo B. 1984. Dalam Menuju SDM Berdaya. Jakarta: Bumi Aksara.
Standar Australian International Ltd, sydney. 2001. Australian/New Zealand Standard, AS/NZS
4801:2001, NSW
Stankard, Martin F. 2002. Management Systems and Organizational Performance: The Search
for Excellence Beyond ISO 9000. London : Greenwood Publishing Group