Anda di halaman 1dari 9

A.

Pengertian
Instalasi listrik adalah jaringan yang tersusun secara terkoordinasi mulai dari sumber
pembangkit atau titik sambungan suplai daya listrik sampai titik beban akhir sesuai
maksud dan tujuan penggunaanya.
Besaran listrik, yang harus dipahami, adalah;
a. Tegangan (Volt), diklasifikasikan :
1) Tegangan Ekstra Tinggi (TET) >
2) Tegangan Tinggi (TT) > 35 KV
3) Tegangan Menengah (TM) > 1 KV – 35 KV
4) Tegangan Rendah (TR) < 1000 Volt –
5) Tegangan Ekstra Rendah < 50 Volt
b. Arus (Ampere)
c. Frekuensi (Hertz)
d. Daya (Watt)
e. Resistansi (Ohm)
Tegangan domestic adalah suplai kepada pelanggan 220/230 Volt, yang artinya
adalah nilai tegangan antara pase dengan netral 220 Volt dan antara pase dengan pase
380 Volt. Suplai daya pelanggan, setiap suplai kepada pelanggan dicatu dengan jumlah
daya tertentu dengan dipasang pembatas arus (Circuit Breaker) yang tidak dapat
dilampaui.
Bahaya sentuhan listrik adalah sentuhan yang dapat membahayakan manusia. Nilai
tegangan dan arus listrik yang dapat mengakibatkan kematian adalah sebagai berikut :
a. t (detik) 1,0 0,8 0,6 0,4 0,3 0,2
b. E (Volt) 90 100 110 125 140 200
c. I (mA) 180 200 250 280 330 400
Bahaya sentuh langsung adalah menyentuh pada bagian konduktif yang secara
normal bertegangan. Bahaya sentuh tidak langsung adalah menyentuh bagian konduktor
yang secara normal tidak bertegangan dan menjadi bertegangan karena kebocoran
isolasi. Bahaya sambaran petir adalah bahaya pada manusia dan objek lainnya karena
dilalui oleh arus petir baik langsung maupun tidak langsung.
Pengawasan K3 Listrik, Lift dan sistem proteksi petir adalah pengawasan
pelaksanaan syarat-syarat K3 baik secara adiministratif maupun teknik sesuai peraturan
dan standar yang berlaku, untuk menjamin kehandalan dan keamanan operasi instalasi
dan peralatan listrik, termasuk lift dan proteksi bahaya petir.
B. Dasar Hukum
Listrik selain bermanfaat juga mengandung bahaya yang harus dikendalikan sesuai
amanat Undang-undang No.1 Tahun 1970. Standar teknik perencanaan, pemasangan,
pengoperasian, pemeliharaan dan pemeriksaan/pengujian instalasi listrik, adalah
mengikuti perkembangan penerbitan Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL), edisi
terakhir dari PUIL yaitu tahun 2000 ditetapkan dengan Kepmenakertrans No. Kep
75/Men/2002. PUIL berdiri sendiri atau bersifat netral, sebagai panduan yang tidak
mengikat secara hokum. Biasanya standar digunakan sebagai rujukan dalam suatu
kontrak kerja, antara kontraktor/instalatir dengan pemberi kerja. Oleh karena itu PUIL
telah ditetapkan dan diberlakukan secara utuh dengan Peraturan dan Keputusan Menteri,
maka semua persyaratan teknis maupun administratif, menjadi bersifat wajib. Didalam
PUIL juga memuat persyaratan khusus instalasi listrik untuk lift dan instalasi proteksi
bahaya sambaran petir, yang kemudian diatur secara lebih teknis melalui peraturan :
1. Permenaker No. Per 02/Men/1989, mengenai persyaratan instalasi penyalur petir.
2. Permenaker No. Per 03/Men.1999, mengatur persyaratan Lift.
3. Kepmenaker No Kep 407/M/BW/1999, mengatur lebih lanjut tentang kompetensi
teknisi lift.
4. Keputusan Dirjen Binawas No Kep 311/BW/2002, mengatur lebih lanjut mengenai
sertifikasi Kompetensi K3 bagi teknisi listrik.
C. Potensi Bahaya Listrik
Arus listrik antara 15 – 30 mA dapat mengakibatkan kematian, karena sudah tidak
mungkin melepaskan pegangan. Pengaruh lain dalam tubuh manusia adalah panas yang
timbul dan pengaruh elektrokimia. Akibat sentuh langsung maupun tidak langsung dapat
menimbulkan kerugian, antara lain;
1. Kecelakaan Manusia
Arus listrik antara 15 – 30 mA dapat mengakibatkan kematian, tetapi tergantung
dari tahanan dari kulit manusia antara kulit kering dan kulit basah akibat keringat.
Tindakan yang harus dilakukan apabila terjadikecelakaan terkena sengatan listrik :
a. Jika mungkin putuskan aliran listrik.
b. Apabila aliran listrik tidak dapat diputuskan, gunakan potongan kayu atau tali
untuk memindahkan korban kecelakaan.
c. Bila pernapasan korban terhenti berikanlah penapasan buatandan bila jantungnya
berhenti lakukan pijatan kearah jantung danlanjutkan tindakan ini sampai bantuan
kesehatan datang-Minta bantuan seseorang untuk mendapatkan bantuan
pertolongan pertama dokter atau ambulance.
2. Kerugian materi
Terhentinya proses produksi dan mengurangi kenyamanan.
3. Kebakaran
a. Dapat disebabkan oleh :
1) Pembebanan lebih
2) Sambungan tidak sempurna
3) Perlengkapan tidak standar
4) Pembatas arus tidak sesuai
5) Kebocoran isolasi
6) Listrik static
b. Penanggulangan
1) Yakinkan isolasi kabel tidak terkelupas / pecah atau sambungan terminal
tidak kendor yang bisa berakibat terjadinya percikan bunga api. Jika
mendapati hal-hal yang demikian segera laporkan dan dibuatkan perbaikan.
2) Apabila terjadi kebakaran segera isolasi daerahyang terkena dan gunakan alat
pemadamkebakaran yang sesuai untuk memadamkannya.
4. Peledakan
Pusat-pusat distribusi listrik seperti breaker atau kontaktor sudah dirancang untuk
dapat mengatasi jika terjadinya kelebihan beban ataupun short circuit.
5. Radiasi
Menurut pakar kelistrikan yang setuju bahaya radiasi listrik , batas aman bagi kita
pada jarak +3meter dan berada selama 4 jam terus menerus pada lingkungan yang
terjangkau radiasi.
Pada dasarnya, bahaya listrik terhadap manusia disebabkan oleh;
1. Bahaya sentuh langsung adalah sentuh langsung pada bagian aktif perlengkapan atau
instalasi listrik. Bahaya sentuh langsung dapat diatasi dengan cara;
a. Proteksi dengan isloasi bagian aktif
b. Proteksi dengan penghalang atau selungkup
c. Proteksi dengan rintangan
d. Proteksi dengan penempatan di luar jangkauan
e. Proteksi tambahan dengan Gawai Pengaman Arus Sisa (GPAS)
2. Bahaya sentuh tidak langsung adalah sentuh tidak langsung pada BKT perlengkapan
atau instalasi listrik yang menjadi bertegangan akibat kegagalan isolasi. BKT
perlengkapan atau instalasi listrik adalah bagian konduktif yang tidak merupakan
bagian sirkuit listriknya yang dalam kondisi normal tidak bertegangan, tetapi menjadi
bertegangan. Kegagalan isolasi dapat dicegah dengan cara;
a. Perlengkapan listrik harus dirancang dan dibuat dengan baik
b. Bagian aktif harus diisolasi dengan bahan yang tepat
c. Instalasi listrik harus dipasang dengan baik.
Sedangkan proteksi dari sentuh tidak langsung (dalam kondisi gangguan) dapat
dengan cara;
a. Proteksi dengan pemutusan suplai secara otomatis
1) Pemasangan gawai proteksi yang secara otomatis memutus suplai ke sirkuit.
2) Pembumian
3) Sistem Pembumian Pengaman
4) Membumikan titik netral system listrik di sumbernya
5) Membumikan BKT perlengkapan dan BKT Instalasi listrik
b. Proteksi dengan penggunaan perlengkapan kelas II atau dengan isolasi ekivalen
1) Perlengkapan kelas O
Perlengkapan proteksinya dari kejut listrik mengandalkan isolasi dasar.
2) Perlengkapan kelas I
Perlengkapan proteksi kejut listrik tidak hanya mengandalkan isolasi dasar
tetapi juga mencakup tindakan pencegahan keselamatan tambahan
3) Perlengkapan kelas II
Seperti halnya kelas I tetpai diperkuat ganda dan harus dilengkapi dengan
perlengkapan listrik yang mempunyai isolasi ganda atau diperkuat
(perlengkapan kelas II) dan rakitan perlengkapan listrik buatan pabrik yang
mempunyai isolasi total dengan lambing ® (IEC 439)
4) Perlengkapan kelas III
Perlengkapan yang proteksi kejut listriknya mengandalkan pada suplai
tegangan ekstra renda (SELV) dan tegangan yang lebih tinggi dari SELV
tidak dibangkitkan.
c. Proteksi dengan lokasi tidak konduktif
d. Proteksi dengan ikatan penyama potensial local bebas bumi
e. Proteksi dengan separasi listrik
D. Pengawasan K3 Listrik
Pola pengawasan sesuai dengan pasal 4 Undang-undang No.1 Tahun 1970. Gambar
rencana instalasi listrik harus mendapatkan persetujuan sebelum dipasang sesuai dengan
PUIL 2000.
Pengawasan K3 Listrik, Lift dan sistem proteksi petir adalah pengawasan pelaksanaan
syarat-syarat K3 baik secara adiministratif maupun teknik sesuai peraturan dan standar
yang berlaku, untuk menjamin kehandalan dan keamanan operasi instalasi dan peralatan
listrik, termasuk lift dan proteksi bahaya petir.
Pengendalian K3 Lift, sebagai dasar pertimbangan adalah pertimbangan teknis
penetapan Peraturan K3 Lift (Menteri Tenaga Kerja No.Per 03/Men/1999) adalah bahwa
pesawat lift dinilai mempunyai potensi bahaya tinggi, terutama pasal 25, pasal 24 ayat
(1),(2), (3), pasal 24 ayat (4).
E. Sistem Pengamanan Listrik
1. Prinsip pengamanan instalasi listrik
a. Pengaman kejut listrik baik langsung maupun tidak langsung, pada prinsipnya :
1) Mencegah mengalirnya arus listrik melalui tubuh manusia.Membatasi nilai
arus listrik dibawah arus kejut.
2) Memutuskan arus listrik pada saat terjadi gangguan.
b. Pengamanan terhadap bahaya kebakaran (efek thermal).
c. Pengamanan terhadap induksi medan magnit dan medan listrik.
2. Sistem pengamanan instalasi listrik
a. Sistem Isolasi
1) Isolasi bagian aktif dengan isolator
2) Memberi penghalang atau selungkup
3) Memasang rintangan
4) Memberi jarak aman atau diluar jangkauan
b. Sistem isolasi lantai kerja dan dinding.
c. Sistem pembumian pengaman (PP) atau system (TT).
d. Sistem hantaran pengaman (HP).
e. Sistem pembumian netral pengaman (PNP) atau (TN).
f. Pengamanan terhadap bahaya kebakaran (Efek Thermal).
g. Pengamanan efek busur listrik.
F. Ketentuan Sistem Distribusi Listrik untuk Peralatan dan Ruangan Khusus
1. Distribusi suplai daya listrik untuk lift dan proteksi kebakaran
Lift, motor pompa hydrant, springkler atau system pengaman lainnya harus tetap
mendapat supali listrik meskipun suplai power utama terganggu.
2. Distribusi suplai daya listrik di rumah sakit
a. Kelompok 1 : Instalasi untuk utilitas bangunan.
b. Kelompok 1E : Instalasi untuk instalasi medik yang berhubungan langsung
dengan pasien dan harus mendapatkan catu daya pengganti khusus (CDPK)
dalam waktu 10 detik apabila terputus
c. Kelompok 2E : Instalasi untuk instalasi medik yang berhubungan langsung
dengan pasien dan harus langsung mendapatkan catu daya pengganti khusus
(CDPK) apabila terputus
G. Bahaya Sambaran Petir
Petir adalah pelepasan muatan listrik dari awan kea wan atau dari awan ke bumi
dengan sasaran adalah objek paling tinggi. Besarnya arus petir adalah berkisar 5000 –
10.000 Ampere dan panas mencapai 30.000o C, sehingga dampak yang terjadi pada
objek yang tersambar petir adalah kerusakan mekanis, terbakar atau kerusakan karena
fluktuasi arus dan tegangan petir.
Bahaya terbesar bagi manusia dan binatang serta objek lainnya kebanyakan
ditimbulkan oleh sambaran kilat tidak langsung;
1. Kilat yang menyambar gedung atau pohon dapat mengambil jalan parallel melalui
orang yang berdiri dekat dengan objek yang disambar.
2. Kuat medan listrik dari sambaran kilat yang dekat dengan seseorang dapat
menginduksikan arus di dalam badannya yang dapat menyebabkan kematiannya
3. Kilat yang sedang berhubungan dengan tanah dapat menimbulkan gradient potensial
pada seluruh permukaan tanah disekitarnya dengan arah melalui titik sambaran.
H. Sistem Proteksi Bahaya Petir
1. Sistem proteksi eksternal adalah system proteksi terhadap sambaran langsung dengan
cara memasang konduktor dibagian atas obyek yang dilindungi disebut dengan
instalasi penyalur petir. antara lain :
a. Elektroda penerima harus dibuat runcing dengan ketinggian dan jarak tertentu
sehingga masing-masing elektroda penerima melindungi bangunan dengan sudut
perlindungan 112⁰.
b. Hantaran penurunan dan elektroda pembumian minimal 2 buah pada setiap
bangunan dan harus dipasang sejauh mungkin dari pintu bangunan.
c. Resistansi pembumian minimal 5 ohm, jika dari hasil tes tidak memenuhi syarat
maka dapat menimbulkan bahaya, yang disebut tegangan langkah.
2. Sistem instalasi proteksi petir dapat memanfaatkan kolom-kolom gedung bertingkat
tinggi. Sedangkan pembumiannya menggunakan tiang pancang pada kolom-kolom
tersebut.
3. Sistem proteksi internal adalah system proteksi terhadap sambaran petir secara tidak
langsung, misalnya imbas melalui grounding listrik. Prinsipnya adalah memotong
arus dan menyamakan tegangan dengan memasang arrester. Pemasangan arrester
pada saluran udara dilaksanakan sebagai berikut :
a. Arrester dipasang pada titik percabangan dan pada ujung-ujung saluran yang
panjang, baik saluran utama atau saluran cabang..
b. Pada jaringan dengan system TN.
c. Pada jaringan dengan system TT.
Penempatan arrester pada instalasi konsumen dilaksanakan sebagai :
a. Pada titik masuk rumah.
b. Sistem TN, TT.
c. Sistem Informasi.

I. Tujuan khusus K3 bidang listrik antara lain adalah:

a. Menjamin kehandalan instalasi listrik sesuai penggunaannya

Dalam peraturan instalasi listrik dikenal 3 prisip dasar instalasi listrik yaitu

handal, aman, dan ekonomis. Handal artinya sistem instalasi dirancang dengan baik,

sehingga jarang terdapat gangguan; atau saat ada gangguan dari luar, sistem dapat

mengatasinya dengan baik. Aman artinya tidak membahayakan bagi manusia,

instalasi itu sendiri, dan lingkungan sekitar. Dengan menerapkan keamanan dan

keselamatan kerja tanpa mengabaikan nilai ekonomis suatu instalasi listrik, maka

ketiga prinsip tadi akan terpenuhi.

b. Mencegah timbulnya bahaya akibat listrik


· Bahaya sentuhan langsung yaitu bahaya sentuhan pada bagian konduktif yang

secara normal bertegangan. Bahaya sentuhan tidak langsung yaitu bahaya akibat

sentuhan pada bagian konduktif yang secara normal tidak bertegangan, menjadi

bertegangan karena kegagalan isolasi. Bahaya kebakaran biasanya terjadi akibat

adanya percikan api dari hubung singkat. Namun dalam beberapa kasus, kebakaran

juga timbul akibat efek thermal dari sebuah penghantar dengan tingkat resistansi

tinggi yang dialiri arus dalam waktu yang cukup lama.


Atmaja, Irawan D. (2014, 7 November). Keselamatan Listrik (K3 Listrik).
Diakses pada 21 Mei 2018, dari https://www.scribd.com/
Hendrajati. (2014, 9 Desember). Pengawasan K3 Listrik. Diakeses pada 21 Mei
2018, dari http://jurnal-k3lh.web.id

Anda mungkin juga menyukai