Anda di halaman 1dari 6

SARANA DAN PRASARANA

SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN SISTEM PROTEKSI PETIR

MOHAMMAD RAFIK SEPTIANUR


20.11.1001.7312.025  
SARANA DAN PRASARANA

Prasarana dan sarana di puskesmas antara lain tercantum dalam PERMENKES RI NOMOR 43
TAHUN 2019 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT, Pasal 14 ayat 1.
1) Persyaratan prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4) paling sedikit
terdiri atas:
a) Sistem penghawaan (ventilasi);
b) Sistem Pencahayaan;
c) Sistem air bersih, sanitasi, dan hygiene;
d) Sistem kelistrikan;
e) Sistem komunikasi;
f) Sistem gas medik;
g) Sistem proteksi petir;
h) Sistem proteksi kebakaran;
i) Sarana evakuasi;
j) Sistem Pengendalian Kebisingan; Dan
k) Kendaraan puskesmas keliling.

Sistem Proteksi Kebakaran

Kecelakaan berupa kebakaran dapat merugikan perusahaan, mulai dari kerugian


finansial sampai kerugian korban jiwa. Maka dari itu, perusahaan harus memperhatikan dan
berusaha semaksimal mungkin untuk mencegah terjadinya kebakaran dan apa saja yang
harus dipersiapkan apabila kebakaran terjadi di tempat kerja. Sistem yang digunakan sering
disebut dengan sistem proteksi kebakaran. Menurut LAMPIRAN PERMENKES RI NOMOR 43
TAHUN 2019 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT :
Sistem Proteksi Kebakaran

1) Bangunan Puskesmas harus menyiapkan alat pemadam kebakaran


untuk memproteksi kemungkinan terjadinya kebakaran.

2) Alat Pemadam Api Ringan (APAR) berukuran minimal 2 kg sesuai


klasifikasi isi ruang. Penempatan APAR antara satu dengan lainnya atau
kelompok satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter, kecuali
ditetapkan lain oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.

3) APAR dipasang sedemikian rupa sehingga bagian paling atas berada


pada ketinggian maksimum 120 cm dari permukaan lantai, kecuali untuk jenis
CO2 dan bubuk kimia kering (dry powder), penempatannya minimum 15 cm
dari permukaan lantai.

4) Apabila bangunan Puskesmas menggunakan generator sebagai


sumber daya listrik utama, maka pada ruang generator harus dipasangkan
Alat Pemadam Kebakaran jenis CO2.

5) Bangunan Puskesmas dengan luas tingkat bangunan gedung seluas


600 m2 atau lebih, yang bagian atas tingkat tersebut tingginya 7,5 m di atas
level akses, harus dilengkapi dengan saf untuk tangga pemadam kebakaran
yang tidak perlu dilengkapi dengan lif pemadam kebakaran.

6) Bangunan Puskesmas harus dapat menjamin bahwa jumlah eksit


cukup, dan eksit memiliki konfigurasi untuk memberikan perlindungan
terhadap bahaya kebakaran.

7) Bukaan (dalam hal ini pintu dan jendela) pada dinding tahan api 2 jam
harus dari material dengan Tingkat Ketahanan Api (TKA) 1,5 jam.

8) Akses eksit dari pintu eksit harus dirancang dan ditata untuk mudah
dikenali dengan jelas, dilengkapi tanda arah dan signage yang sesuai dengan
ketentuan.

9) Akses eksit, baik vertikal dan horizontal harus bebas

Dan Menurut PERMEN PU NO 26 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS SISTEM


PROTEKSI KEBAKARAN PADA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
bangunan Puskesmas ini termasuk Bangunan kelas 9a
Menurut PERMEN PU NO 26 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS SISTEM
PROTEKSI KEBAKARAN PADA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN, Jarak antar bangunan
Gedung Untuk melakukan proteksi terhadap meluasnya kebakaran, harus disediakan jalur
akses mobil pemadam kebakaran dan ditentukan jarak minimum antar bangunan gedung
dengan memperhatikan Tabel 2.2.3.
Menurut PERMEN PU NO 26 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS SISTEM
PROTEKSI KEBAKARAN PADA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN, Akses Kendaraaan
Pemadam Kebakaran
Akses kendaraan pemadam kebakaran harus disediakan dan dipelihara sesuai persyaratan
teknis ini.
Cetak biru akses jalan untuk kendaraan pemadam kebakaran sebaiknya disampaikan kepada
Instansi pemadam kebakaran untuk dikaji dan diberi persetujuan sebelum dilakukan
konstruksinya
Jalan akses pemadam kebakaran meliputi jalan kendaraan, jalan untuk pemadam
kebakaran, jalan ke tempat parkir, atau kombinasi jalan-jalan tersebut.
Apabila tidak ada garasi untuk rumah tinggal untuk satu atau dua keluarga, atau garasi
pribadi, tempat parkir, gudang/bangsal, bangunan gedung pertanian atau bangunan gedung
gandeng atau bangunan gedung seluas (37 m2 ) 400 ft2 atau kurang, maka ketentuan
sebagaimana tersebut dalam butir 2.3.2.1 dan butir 2.3.2.2 diizinkan untuk dimodifikasi oleh
OBS.
Apabila jalan akses pemadam kebakaran tidak dapat dibangun karena alasan lokasi,
topografi, jalur air, ukuran-ukuran yang tidak dapat dinegosiasi, atau kondisi-kondisi
semacam itu, maka pihak yang berwenang bisa mensyaratkan adanya fitur proteksi
kebakaran tambahan.
Sistem Proteksi Petir

Sistem proteksi petir merupakan suatu sistem yang sangat diperlukan pada saat ini,
mengingat peralatan listrik semakin berkembang dengan pesat. Sistem ini melindungi kita
baik dan peralatan listrik kita dari sambaran langsung maupun sambaran tidak langsung
(lightning electromagnetic pulse). Di Indonesia sendiri sebagai kawasan dengan intensitas
petir yang tinggi, sistem ini mutlak diperlukan. Menurut LAMPIRAN PERMENKES RI NOMOR
43 TAHUN 2019 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT :
Sistem proteksi petir harus dapat melindungi semua bagian dari bangunan
Puskesmas, termasuk manusia yang ada di dalamnya, dan instalasi serta peralatan
lainnya terhadap kemungkinan bahaya sambaran petir

Menurut, PP 16 TAHUN 2021 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG


NOMOR 28 TAHUN 2002 TENTANG BANGUNAN GEDUNG. Pasal 32 – Pasal 33

Pasal 32
1) Ketentuan system proteksi petir pada bangunan gedung digunakan untuk
perancangan, instalasi, dan pemeliharan system proteksi petir pada bangunan
gedung.
2) Sistem proteksi petir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Bertujuan untuk
mengurangi risiko kerusakan bangunan gedung dan peralatan yang ada di
dalamnya, serta melindungi keselamatan manusia yang berada di dalam dan/
atau sekitar bangunan gedung dari sambaran petir.
3) Sistem Proteksi petir sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) Harus mempertimbangkan:
a) Kemampuan perlindungan secara teknis
b) Ketahanan mekanis; dan
c) Ketahanan terhadap korosi
Pasal 33
1) Ketentuan kemampuan bangunan gedung terhadap bahaya petir sebagaimana di
maksud dalam pasal 28 ayat (2) huruf c meliputi ketentuan teknis mengenai;
a. System proteksi petir eksternal, dan;
b. System proteksi petir eksternal
2) Ketentuan teknis mengenai system proteksi petir internal sebagimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b merupakan proteksi peralatan elektronik terhadap efek
dari arus petir.

Anda mungkin juga menyukai