diperhatikan, salah satu diantaranya yang dianggap mempunyai peranan yang cukup penting
berkesinambungan, dapat diterima dan wajar, mudah dicapai, mudah dijangkau dan bermutu.
Dengan mengucapkan Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Puskesmas
Tekarang telah menyusun Pedoman Keselamatan Pasien dan Manajemen Risiko Klinis
sebagai pedoman dalam melaksanakan upaya menanggulangi semua resiko yang mungkin
Kami sampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada berbagai pihak atas
Resiko ini. Semoga pedoman ini akan bermanfaat dan Tuhan Yang Maha Esa akan selalu
melimpahkan hidayah-Nya.
a. Latar Belakang
Sarana pelayanan kesehatan merupakan tempat yang dikategorikan tidak aman dan
berisiko terjadinya kejadian yang tidak diharapkan , baik dari dari ruang lingkup yang paling
Risiko mungkin saja dialami oleh setiap orang yang berada dalam sarana pelayanan
kesehatan mulai dari pasien atau pengunjung sarana kesehatan maupun petugas kesehatan
yang memberikan pelayanan kesehatan. Risiko atau kejadian yang tidah diharapkan terjadi
bukan arena ada unsur kesengajaan, tetapi karena rumitnya pelayanan kesehatan. Banyak
faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya risiko atau kejadian yang tidak diharapkan
sebagai contoh tidak tersedianya sumber daya manusia yang kompeten, kondisi fasilitas,
maupun ketersediaan obat dan peralatan kesehatan yang tidak memenuhi standar.
Tidak hanya pelayan klinis saja yang berisiko terhadap pasien, pengunjung,
Pasien, pengunjung, dan masyarakat dapat mengalami cedera atau kejadian yang
tidak diharapkan terkait dengan infeksi, kesalahan pemberian obat, kesalahan identifikasi,
kondisi fasilitas pelayanan yang tidak aman, maupun akibat penyelenggaraan kegiatan pada
penerapan manajemen risiko dalam seluruh aspek pelayanan yang disediakan oleh puskesmas
tekarang.
c. Sadaran Pedoman
Sasaran dari pedoman ini adalah semua petugas kesehatan yang ada dalam instansi
kesehatan di Kecamatan tekarang mulai dari Puskesmas Pembantu, Pos Kesehatan Desa serta
d. Batasan Operasional
outcome yang tidak diharapkan sebagai akibat tindkan yang tidak aman atau kondisi
3. Risiko adalah hal yang tidak akan pernah dapat dihindari pada suatu
4. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah cedera yang diakibatkan oleh tatakelola
5. Kejadian Tidak Cedear (KTC) adalah terjadi penanganan klinis yang tidak sesuai
menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi karena secara kebetulan diketahui atau
menimbulkan cedera
BAB II
RUANG LINGKUP
Sesuai dengan standar akreditasi FKTP, upaya upaya keselamatan pasien yang perlu
dilakukan di FKTP antara lain adalah mengupayakan tercapainya sasaran keselamatan pasien,
penanganan dan tindak lanjut jika terjadi insiden keselamatan pasiem, penerapan manajemen
risiko kinis dalam pelayanan pasien, meningkatkan mutu dan keselamatan pasien dalam
pelayanan obat, pelayanan laboratorium dan pelayanan penunjang yang lain, serta
1.Sasaran keselamatan pasien Terdapat enam sasaran keselamatan pasien yang perlu
Manajemen resiko adalah upaya menanggulangi semua resiko yang mungkin terjadi di
sebuah instansi, diperlukan sebuah proses yang dinamakan sebagai manajemen resiko.
memiliki kemungkinan perubahan yang tidak diinginkan. Resiko adalah hal yang tidak akan
acuan sebagai dasar pencegahan terhadap resiko yang mungkin terjadi, yaitu ;
untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh aktifitas atau kegiatan di Puskesmas
Manajemen risiko layanan klinis adalah suatu pendekatan untuk mengenal keadaan
yang menempatkan pasien pada suatu risiko dan tindakan untuk mencegah terjadinya risiko
tersebut.
risiko akibat adanya layanan klinis oleh tenaga kesehatan di Puskesmas yang dapat
untuk keselamatan pasien dan petugas. Penyusunan panduan manajemen risiko layanan klinis
bertujuan untuk memberikan panduan bagi petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan
program Puskesmas.
BAB III
TATALAKSANA
- Bangunan Puskesmas terdiri dari bangunan dengan konstruksi kuat, atap tidak bocor,
lantai tidak licin, permukaan dinding kuat dan rata serta menggunakan bahan
- Terdapat fasilitas pemadam kebakaran dan petunjuk jalur evakuasi dan pintu darurat
dengan toilet yaitu 1:20 artinya setiap penambahan 20 karyawan harus ditambah I
-Tata ruang
• Risiko tinggi: meliputi Poli P2, Laboratorium, UGD dan tempat penampungan
limbah/sampah medis
• Fasilitas sanitasi seperti wastafel buntu, air tidak lancar, sampah medis tidak
4.Limbah, misalnya sarana pembuangan limbah yang penuh, paparan limbah pada
lingkungan dll
2. Pembuangan sampah,
-Tersedia fasilitas tempat sampah organik dan non organik di setiap ruangan
- Sampah/ limbah non medis padat ditampung dalam kantong warna hitam.
5. Pengolahan limbah
-Limbah medis padat ditampung dalam tempat sampah medis dengan kantong
warna kuning
7. Pengelolaan linen
sterilisasi
1.Identifikasi risiko
Masing-masing unit pelayanan dan jaringan Puskesmas menyusun daftar risiko yang
-Adanya insiden atau kejadian berbahaya yang pernah terjadi di unit pelayanan
tersebut