DAFTAR ISI..................................................................................................................................1
BABIV. DOKUMENTASI................................................................................................................18
1
BAB I
DEFINISI
Tujuh langkah menuju keselamatan rumah sakit adalah upaya untuk menggerakkan
program keselamatan pasien di RS Islam Assyifa. Berdasarkan langkah ke enam dari tujuh
langkah tersebut yaitu rumah sakit mengembangkan kebijakan yang mencakup insiden yang
terjadi dan minimum satu kali pertahun melakukan Failure Modes and Effects Analysis (FMEA)
untuk proses risiko tinggi. Pada saat ini pencegahan kesalahan medis belum menjadi fokus
utama untuk asuhan perawatan pasien di rumah sakit. Sebagian besar sistem pelayanan
kesehatan tidak didesain untuk mencegah terjadinya error.
1. Suatu tindakan pengujian terhadap suatu produk atau system untuk mengidentifikasi
semua kemungkinan kegagalan dan menganalisa penyebabnya.
2. Metode perbaikan kinerja dengan mengidentifikasi dan mencegah potensi kegagalan
sebelum terjadi.
3. Proses proaktif dimana kesalahan dapat dicegah dan diprediksi.
4. Mengantisipasi kesalahan dan meminimalkan dampak buruk.
Secara umum definisinya adalah : metode perbaikan kinerja dengan mengidentifikasi dan
mencegah Potensi Kegagalan sebelum terjadi. Hal tersebut didesain untuk meningkatkan
keselamatan pasien.
2
BAB II
RUANG LINGKUP
3
BAB III
TATA LAKSANA
4
Kesalahan biasanya terjadi pada perpindahan langkah atau adanya langkah yang
diabaikan. Kesalahan pada satu langkah akan segera diikuti oleh kesalahan berikutnya,
terutama karena koreksi tidak sempat dilakukan.
E. Keterbatasan waktu.
F. Pertimbangkan :
Yang paling tinggi potensi resikonya.
Yang paling “saling berkaitan” dengan proses lain
Ketertarikan orang untuk memperbaiki.
B.Membentuk Tim
1. Komposisi tim
a. Multidisiplin & multi personal
Berbagai macam profesi yang terkait dilibatkan menjadi anggota tim.
Beberapa karakter seperti : orang yang memiliki kewenangan memutuskan, orang yang
penting untuk penerapan perubahan yang mungkin diperlukan, pemimpin yang memiliki
pengetahuan-dipercaya-dihormati, orang dengan pengetahuan yang sesuai
Jumlahnya tidak lebih dari 10 orang (idealnya 4-8 orang)
b.Pembagian peran tim
1. Team leader
5
Pemimpin yang memiliki pengetahuan, dipercaya dan dihormati.
Mempunyai kemampuan membuat keputusan.
Orang yang memiliki „critical thinking‟ saat perubahan akan dilaksanakan.
2. Fasilitator.
Fungsi fasilitator bisa dirangkap oleh team leader.
Orang yang ditunjuk sebagai fasilitator bukan berasal dari area yang dianalisis.
Memandu tim dalam proses diskusi.
Memilah temuan atau masukan yang tidak penting.
Memastikan bahwa anggota tim menyelesaikan setiap langkah dan
mendokumentasikan hasil.
Mengarahkan tim untuk fokus pada masalah yang sedang dibicarakan.
Anggota tim merasa nyaman dengan adanya fasilitator.
3. Expert.
Petugas yang menguasai dan ahli dalam bidang yang dianalisis.
Dengan keahliannya diharapkan memberikan masukan berupa perubahan proses. d)
Perwakilan dari disiplin ilmu terkait.
4. Notulen
Bertanggung jawab mencatat dan membagikan notulen
Fungsi notulen bisa dirangkap oleh anggota secara bergantian. Fungsi notulis dapat
menghambat kemampuannya dalam mengemukakan pendapat, sehingga perlu
bergantian.
Membuat dokumentasi
6
LANGKAH 2 : MEMBUAT ALUR PROSES
7
c. High--‐low (Top--‐down)
Menambahkan pada kedalaman pada high--‐level Process Map, namun tanpa mapping
yang detil
1. Failure Mode.
Jenis potensi kegagalan dalam proses untuk memenuhi persyaratan atau tujuan proses.
Berasal dari proses yang tidak sempurna.
Menyebabkan dampak.
Contoh : tidak berfungsi, fungsi menurun, fungsi menyimpang, jatuh, salah identifikasi dll.
2. Efek.
Contoh diagram 1 proses
9
Seberapa parah efek yang ditimbulkan. Tingkat kefatalan dampak menggunakan alat
bantu berupa tabel Severity.
Seberapa sering potensi penyebab terjadi. Tingkat kemungkinan terjadi menggunakan alat
bantu berupa tabel Occurrence.
Seberapa mudah potensi penyebab terdeteksi. Kemampuan deteksi dari sistem yang ada
menggunakan tabel Detection.
Sering digunakan untuk mengkalkulasi kritisnya keadaan sebagai suatu a risk priority number
(RPN), juga disebut Criticality Index (CI), berdasarkan derajat Severity,Probability dan Deteksi
Modus kegagalan dengan nilai RPN yang tinggi, otomatis menjadi perhatian untuk diatasi /
menjadi PRIORITAS.
Memilih skala peringkat :
a.JCI tidak secara spesifik menentukan “skala” mana yang harus digunakan dalam menilai
modus kegagalan.
b. Skala yang dipilih adalah skala 1-10
A. Severity
10
9
10 Bencana, cacat Sangat berbahaya : kegagalan akan menyebabkan
seumur kematian pada orang yang dilayani dan menyebabkan
hidup/meningga dampak serius pada proses
l
B. Occurance
C. Detection
Menggunakan skala 1-10
11
1 Pasti terdeteksi 10 dari 10 Hampir selalu terdeteksi dengan
segera
2
3 Kemungkinan rendah 7 dari 10 Mungkin terdeteksi
4
5 Kemungkinan moderat 5 dari 10 Kemungkinan sedang terdeteksi
6
7 Kemungkinan tinggi 2 dari 10 Tidak akan terdeteksi dengan
mudah
8
9 Hampir pasti tidak 0 dari 10 Tidak mungkin terdeteksi tanpa
terdeteksi upaya serius
10 Tidak ada upaya Tidak ada mekanisme deteksi atau
deteksi proses baru
12
N Sub Failure Effect S Potensial O D RPN
O Proses Mode Cause
Print Charge slip Dampak 9 Petugas salah 3 7 189
charge & etiket pada input
slip & berbeda dg pasien :
etiket resep salah
obat,
salah
harga,
terapi
irasional
Dampak
pada
pengunjun
g:-
Dampak
pada staf :
komplain
pasien,
sangsi
atasan
Peralatan
/ fasilitas :
-
Charge slip
& etiket
buram
13
Dalam konteks FMEA : RCA digunakan untuk menganalisa kemungkinan salah dalam Proses
dan sistem.
Desainnya adalah Kegagalan dimasa datang bisa dicegah. Kalaupun tidak dapat dicegah,
pasien harus di proteksi terhadap dampak kegagalan tsb atau Dampak di mitigasi. Alat bantu
yang bisa digunakan untuk analisa akar penyebab :
1. Brainstorming.
Analisa akar penyebab : jika diinginkan ide / solusi yang tidak terbatas untuk
menemukan akar masalah dari semua pihak dalam proses perbaikan. Tujuan : untuk
menghasilkan beberapa ide-ide dalam waktu minimum melalui proses kreatif dalam
kelompok.
2. Cause & Effect Diagram.
Analisa akar penyebab : ketika masalah memiliki beberapa penyebab. Tujuannya : untuk
menampilkan gambaran yang jelas dari beberapa hubungan sebab akibat antara hasil
dan faktor yang mempengaruhi. Menggunakan 5 faktor yaitu = 5 M + 1 E
1 Tulang mencakup “Why” sebanyak 5 kali.
14
Hal yg perlu dilakukan adalah :
a) Lakukan studi literatur untuk mengumpulkan informasi dari literatur ilmiah.
b) Belajar dari rumah sakit lain dalam mengatasi masalah untuk problem yang sama.
c) Berkomitmen untuk mencapai berubahan baru dalam cara pandang baru.
Strategi Redesain
a) Desain atau desain ulang proses untuk eleminasi peluang terjadinya kegagalan (mencegah
terjadinya kegagalan).
b) Mencegah kegagalan sampai ke pasien dg meningkatkan deteksi kegagalan.
c) Fokus pada mitigasi dampak kesalahan yang sampai ke pasien.
I. Panduan Analisis.
15
1. Strategi perubahan.
a) Buat ‘sense of urgency’
b) Bentuk tim pemandu.
c) Buat visi dan strategi
d) Komunikasikan visi yang berubah.
2. Strategi pemantauan.
a) Dokumentasikan seluruh hasil proses yang baru, masukkan ke dalam prosedur (sehingga
menjadi standar baru).
b) Berikan training dan sosialisasi menyeluruh.
c) Jaga kestabilan proses selama beberapa waktu untuk memastikan kekonsistenannya.
Kontrol.
Eliminasi.
Terima.
b) Jelaskan tindakan untuk setiap potensial modus kegagalan yang akan dieliminasi atau
dikontrol.
c) Identifikasi ukuran outcome yang digunakan untuk analisa dan uji re-desain proses.
d) Identifikasi penanggung jawab dan deadline / target waktu untuk melaksanakan tindakan
tersebut.
16
e) Tentukan apakah perlu dukungan direktur atau tidak untuk menjalankan proses baru
tersebut.
h) Jika nilai RPN sudah mencapai target maka cari kembali nilai RPN yang masih diatas target.
17
BAB IV
DOKUMENTASI
Dokumentasi dalam panduan ini adalah : Menuliskan semua langkah dalam bentuk form yang
tersedia sebagai berikut :
18