PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Tujuh langkah menuju keselamatan rumah sakit adalah upaya untuk menggerakkan
program keselamatan pasien di RS PKU Muhammadiyah Sekapuk. Berdasarkan langkah ke enam
dari tujuh langkah tersebut yaitu rumah sakit mengembangkan kebijakan yang mencakup insiden
yangterjadi dan minimum satu kali pertahun melakukan Failure Modes and Effects Analysis
(FMEA) untuk proses risiko tinggi.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka komite mutu dan keselamataan pasien RS PKU
Muhammadiyah Sekapuk menyusun panduan FMEA (Failure Mode Effect and analysis) sebagai
tool atau alat untuk penilaian risiko pada proses yang belum dilakukan, sedang dilakukan dan proses
baru dengan pendekatan proaktif.
1.2. TUJUAN
Mencegah terjadinya kegagalan suatu proses atau sistem tanpa harus mengalami kegagalan
terlebih dahulu.
Perbaikan sistem atau redesign proses terhadap proses proses pelayanan yang mempunyai
risiko tinggi terjadi error.
1.3. DEFINISI
Definisi dari FMEA (Failue Mode and Effect Analysis) / analisis efek dan mode kegagalan
adalah metode perbaikan kinerja dengan mengidentifikasi dan mencegah potensi kegagalan
sebelum terjadi. Hal tersebut didesain untuk meningkatkan keselamatan pasien.
Istilah istilah dalam HFMEA
Failure (kegegalan) dalah hilangnya fungsi karena sesuatu kondisi
Failure mode (modus kegagalan): cara kegagalan muncul atau segala sesuatu yang berpotensi
menimbulkan masalah
Failure cause (penyebab kegagalan) adalah penyebab mendasar yg mempengaruhi proses
sehingga terjadi kegagalan
Failue effect (akibat kegagalan) adalah konsekuensi segera dari suatu kegagalan
RPN (risk priority number): severity x probability x detection
Severity: kemungkinan terburuk dari kegagalan
Probability: kemungkinan terjadinya kegagalan
Detection: kemungkinan tidak terdeteksinya.
1
BAB II
TATALAKSANA
2.1. RUANG LINGKUP
1. Memilih proses yang beresiko tinggi dan membentuk tim.
2. Membuat diagram proses.
3. Bertukar pikiran tentang modus kegagalan dan menetapkan dampaknya.
4. Memprioritaskan modus kegagalan.
5. Identifikasi akar masalah.
6. Redesain proses
7. Analisis dan uji prose baru
8. Implementasi dan monitor perbaikan proses.
B. Membentuk tim
1. Komposisi tim.
a. Multidisiplin dan multi personal
Berbagai macam profesi yang terkait dilibatkan menjadi anggota tim.
Beberapa karakter seperti: orang yang memiliki kewenangan memutuskan, orang yang
penting untuk penerapan perubahan yang mungkin diperlukan, pemimpin yang memiliki
pengetahuan-dipercaya-dihormati, orang dengan pengetahuan yang sesuai.
b. Jumlahnya tidak lebih dari 10 orang (idealnya 4-8 orang)
2. Pembagian peran tim
a. Team leader
Pemimpin yang memiliki pengetahuan, dipercaya dan dihormati.
Mempunyai kemampuan membuat keputusan.
Orang yang memiliki critical thinking saat perubahan akan dilaksanakan.
b. Fasilitator.
Fungsi fasilitator bisa dirangkap oleh team leader.
Orang yang ditunjuk sebagai fasilitator bukan berasal dari area yang dianalisis.
Memandu tim dalam proses diskusi.
Memilah temuan atau masukan yang tidak penting.
Memastikan bahwa anggota tim menyelesaikan setiap langkah dan mendokumentasikan
hasil.
Mengarahkan tim untuk fokus pada masalah yang sedang dibicarakan.
Anggota tim merasa nyaman dengan adanya fasilitator.
c. Expert
Petugas yang menguasai dan ahli dalam bidang yang dianalisis.
Dengan keahliannya diharapkan memberikan masukan berupa perubahan proses.
d. Perwakilan dari disiplin ilmu terkait
e. Notulen
Bertanggung jawab mencatat dan membagikan notulen.
Fungsi notulen bisa dirangkap oleh anggota secara bergantian. Fungsi notulis dapat
menghambat kemampuannya dalam mengemukakan pendapat, sehingga perlu
bergantian.
Membuat dokumentasi.
3
b. High-Level.
Process Map tercepat, paling sederhana dan detil
c. High--low (Top--down)
Menambahkan pada kedalaman pada high--level Process Map, namun tanpa mapping yang detil
4
Contoh diagram 1 proses
A. Severity
- Yaitu efek pada pelanggan
- Nilai 10 adalah ekstrem (komplain) dan nilai 1adalah pelanggan tidak nyaman.
Tabel severity:
RATING DESKRIPSI DEFINISI
1 Dampak minor atau tidak ada Tidak akan disadari oleh orang
2 yang megalami dan tidak
mempengaruhi proses
3 Dapat mempengaruhi orang
4 yang mengalami dan akan
sedikit berpengaruh pada proses
5 Dampak moderat Dapat berpengaruh pada orang
yang mengalami dan
menyebabkan dampak serius
pada proses
6 Cedera ringan
5
7 Akan berpengaruh pada orang
dan menyebabkan dampak
serius pada proses
8 Cedera berat Akan mengakibatkan cedera
9 serius pada orang dan
menyebabkan dampak serius
pada proses
10 Bencana, cacat seumur hidup / meninggal Sangat berbahaya: kegagalan
akan menyebabkan kematian
pada orang yang dilayani dan
menyebabkan dampak serius
pada proses
B. Occurance
C. Detection
6
Tabel RPN dan Criticality
7
Tujuan: untuk menghasilkan beberapa ide-ide dalam waktu minimum melalui proses kreatif
dalam kelompok.
2. Cause & Effect Diagram
Analisa akar penyebab: ketika masalah memiliki beberapa penyebab.
Tujuannya: untuk menampilkan gambaran yang jelas dari beberapa hubungan sebab akibat
antara hasil dan faktor yang mempengaruhi. Menggunakan 5 faktor yaitu = 5 M + 1 E
1 Tulang mencakup Why sebanyak 5 kali.
Strategi Redesain
- Desain atau desain ulang proses untuk eleminasipeluang terjadinya kegagalan (mencegah
terjadinya kegagalan).
- Mencegah kegagalan sampai ke pasien dg meningkatkan deteksi kegagalan.
- Fokus pada mitigasi dampak kesalahan yang sampai ke pasien.
9
BAB III
DOKUMENTASI
10
Langkah 8. Tabel implementasi dan pemantauan.
12
BAB V
PENUTUP
Demikianlah panduan ini disusun sebagai pedoman dalam menjalankan HFMEA. Panduan ini masih
jauh dari sempurna, oleh sebab itu panduan akan ditinjau kembali setiap 2 sampai 3 tahun sesuai
dengan tuntutan layanan dan standar akreditasi.
13