DEFINISI
Healthcare FMEA
Metode perbaikan kinerja proaktif dengan mengidentifikasi & mencegah insiden
sebelum terjadi. Metode ini didesain untuk meningkatkan keselamatan pasien.
Insiden Keselamatan Pasien (IKP)
Setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien, terdiri dari Kejadian Tidak
diharapkan, Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Cedera, dan Kejadian Potensial
Cedera.2
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)/ adverse event
Suatu insiden yang mengakibatkan harm/ cedera pada pasien akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dan bukan
karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh
kesalahan medis atau bukan kesalahan medis yang tidak dapat dicegah.1
Insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien. 2
4
BAB III
TATALAKSANA
Topik HFMEA juga dapat dilakukan dengan memilih risiko tertinggi yang
didapatkan melalui proses manajemen risiko. Dengan melakukan FMEA diupayakan
agar risiko tersebut mengalami perbaikan.
Membentuk tim multidisiplin
Tim untuk melakukan metode HFMEA idealnya dilakukan secara multidisiplin,
berjumlah 4-8 orang, memiliki seorang pemimpin (sebagai decisionmaker), memiliki
orang yang berkemampuan analitik, memiliki orang yang ahli dalam topik yang dipilih,
dan orang yang terlibat dalam proses. Tim yang ada diberikan peran sebagai ketua,
fasilitator, anggota, dan notulen. Anggota tim dipilih berdasarkan topik proses yang
akan dilakukan analisa.
5
Mengambar alur proses
Alur proses dibuat langkah demi langkah dan dibuat juga sub proses dari proses
yang dianalisa. Jika proses yang diteliti sangat kompleks, dapat mengambil hanya salah
satu langkah dan subproses yang berisiko tinggi untuk dilakukan analisa. Contoh alur
proses dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Dari subproses yang menjadi scope atau perhatian, dilakukan analisa mengenai
modus kegagalan yang dapat terjadi. Modus kegagalan merupakan segala
penyimpangan atau hambatan yang dapat mengagalkan keberlangsungan proses atau
dapat mengakibatkan efek buruk. Contoh dapat dilihat di gambar di bawah ini:
6
Tabel 1.Probabilitas
3 Kadang-kadang Kemungkinan akan muncul (dapat terjadi sekali dalam waktu 1-2
tahun)
1 Hampir tidak pernah Jarang sekali terjadi (terjadi > 5 tahun sekali)
Tabel 2. Dampak
3
Jarang 8 6 4 2
2
Hampir tidak 4 3 2 1
pernah
1
Setelah analisa hazard, dilakukan analisa lanjutan untuk menentukan perlu tidaknya
dilakukan tindakan pengendalian dengan menggunakan analisa pohon keputusan.
1) Apakah hazard sering terjadi dan berbahaya sehingga perlu dikontrol?
Keterangan: Nilai dari hazard score
2) Apakah hazard merupakan kelemahan tunggal dalam proses?
Keterangan: Merupakan titik kritis dimana bila terjadi penyimpangan/
modus kegagalan akan menggagalkan keseluruhan proses.
3) Apakah terdapat pengendalian efektif sebagai kontrol untuk mengidentifikasi
hazard?
Keterangan: Jika terjadi modus kegagalan, dampak yang mungkin terjadi
tercegah dengan baik oleh barier lain yang efektif.
4) Apakah hazard nyata dan mudah dideteksi sehingga tidak perlu dikontrol?
Keterangan: modus kegagalan mudah diketahui oleh staf dan diketahui
cepat sebelum menimbulkan dampak.
Tindakan dan pengukuran outcome
Tindakan yang dapat dilakukan terhadap suatu risiko terjadi modus kegagalan adalah
menerima, mengeliminasi, atau mengontrol risiko tersebut.
Untuk melakukan tindakan mengeliminasi atau mengkontrol suatu risiko, kita perlu
mengerti tentang akar penyebab risiko atau modus kegagalan terjadi. Untuk mengerti
penyebab dapat menggunakan fish bone analysis. Setelah mengetahui akar masalah,
ditentukan tindakan yang tepat untuk mengendalikan risiko tersebut. Tindakan
perbaikan tersebut harus memiliki suatu indikator untuk evaluasi perbaikan dan juga
tindakan tersebut harus didukung oleh manajemen.
Proses FMEA ini didokumentasikan dalam bentuk laporan kegiatan ke komite PMKP.
PMKP melaporkan ke Direktur Utama.
11
REFERENSI