Anda di halaman 1dari 21

PEDOMAN

MANAJEMEN RESIKO
UPT PUSKESMAS TALUN

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR


DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR
TAHUN 2018

i
LEMBAR PENGESAHAN
Pedoman Manajemen Resiko
Di UPT Puskesmas Talun

Telah disetujui dan disahkan,

Talun, 11 Januari 2018

Ketua Tim Mutu Ketua Tim Menajemen Resiko

SUDARSONO, S.Kep,Ns AGUS RUSSUN


NIP. 19740711 200012 1 001 NIP. 19650301 198603 1 017

Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Talun

dr. HETI CANDRA SUSANTI


NIP. 19770427 200901 2 003

KATA PENGANTAR

ii
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusunan Pedoman Manajemen
Risiko UPT Puskesmas TalunKabupaten Blitar tahun 2018 dapat terselesaikan.
Keberadaan Pedoman Manajemen Risiko ini bagi UPT Puskesmas Talun sangat
penting sekali karena akan memberikan panduan secara rinci terhadap seluruh gerak
langkah yang terkait dengan Sistem Manajemen Mutu di UPT Puskesmas Talun.
Pedoman Manajemen Risiko ini juga merupakan sebuah persyaratan yang sangat
penting bagi pelaksanaan Akreditasi UPT Puskesmas Talun sebagai sebuah
puskesmas dengan menjalankan sistem puskesmas akreditasi. Secara umum ruang
lingkup Pedoman Manajemen Risiko ini meliputi seluruh penataan Sistem Manajemen
Mutu di UPT Puskesmas Talun mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai terhadap
evaluasinya.
Penyusunan Pedoman Manajemen Risiko ini tentu masih memerlukan perbaikan
karena memang Pedoman Manajemen Risiko adalah bersifat dinamis dan bahkan
harus selalu diperbaiki secara terus menerus seiring dengan perkembangan di UPT
Puskesmas Talun Kabupaten Blitar Harapannya Pedoman Manajemen Risiko yang
dimiliki UPT Puskesmas Talun ini benar-benar diimplementasikan oleh seluruh
penanggung jawab dan unit/program serta pelaksana terkait pada UPT Puskesmas
Talun Kabupaten Blitar.

Hormat kami,
Penyusun

DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................... i
iii
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... ii
SURAT KEPUTUSAN............................................................................................. iii
KATA PENGANTAR................................................................................................ v
DAFTAR ISI............................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
BAB II GAMBARAN UMUM.................................................................................... 2
A. Profil Organisasi....................................................................................... 2
BAB III VISI, MISI, TUJUAN, MOTTO DAN TATA NILAI PUSKESMAS................. 3
A. Visi........................................................................................................... 3
B. Misi........................................................................................................... 3
C. Tujuan...................................................................................................... 3
D. Motto........................................................................................................ 3
E. Tata Nilai.................................................................................................. 3
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS................................................. 5
BAB V STRUKTUR ORGANISASI TIM MANAJEMEN RESIKO........................... 6
BAB VI TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG................................... 7
BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA........................................................................ 8
BAB VIII KEGIATAN ORIENTASI........................................................................... 15
BAB IX PERTEMUAN DAN EVALUASI.................................................................. 16
BAB X PELAPORAN.............................................................................................. 17

iv
BAB I
PENDAHULUAN

Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk keselamatan Puskesmas .


Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) Puskesmas yaitu :
keselamatan pasien (patient safety), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan,
keselamatan bangunan dan peralatan Puskesmas yang bisa berdampak terhadap
keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan (green productivity) yang
berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan “bisnis” Puskesmas
yang terkait dengan kelangsungan hidup Puskesmas . Kelima aspek keselamatan
Puskesmas sangat penting untuk dilaksanakan di setiap Puskesmas yang harus
dikelola secara professional, komprehensif dan terintegrasi.
Di UPT Puskesmas Talun terdapat ratusan macam obat, berbagai macam bahan,
beragam alat kesehatan dengan berbagai teknologi yang semakin canggih dan
berkembang dengan pesat, bermacam jenis tenaga profesi dan non profesi yang
memberikan pelayanan. Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak
dikelola dengan baik, berisiko menimbulkan insiden. Karena itu UPT Puskesmas Talun
perlu melakukan pengelolaan risiko dalam suatu manajemen risiko yang professional,
komprehensif dan terintegrasi, agar insiden dapat diminimalisasi dan dicegah sedini
mungkin.

BAB II
1
GAMBARAN UMUM

A. Profil Organisasi
UPT Puskesmas Talun terletak dikelurahan talun Kecamatan Talun
Kabupaten Blitar, memiliki letak yang strategis, karena lokasi dekat dengan jalan
raya. Berdekatan dengan instansi atau kantor lain seperti bangunan kantot
kelurahan, kantor kecamatan, kantor police, kantor koramel, SDN, dan Pasar
talun. UPT Puskesmas Talun beralamat di Jalan Raya NO.38 Kecamatan Talun
kabupaten Blitar, Kode Pos 66183. Secara geografis batas-batas wilayah kerja
UPT Puskesmas Talun Kabupaten Blitar ,wilayah timur berbatasan dengan
Kecamatan Wlingi, wilayah selatan berbatasan dengan Kecamatan kanigoro,
wilayah barat berbatasan dengan Kecamatan Garum, dan wilayah utara
berbatasan dengan Kecamatan Gandusari.

2
BAB III
VISI,MISI,TUJUAN,MOTTO DAN TATA NILAI PUSKESMAS

A. Visi
Visi UPT Puskesmas Talun adalah:
Mewujudkan Kecamatan Talun lebih sejahtera maju dan berdaya saing.

B. Misi
Dalam rangka mewujudkan visi sebagaimana tersebut di atas, UPT
Puskesmas Talun memiliki misi sebagai berikut:
a. Mengembangkan dan meningkatkan Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat
b. Mengembangkan dan meningkatkan Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Perorangan
c. Meningkatkan kemitraan dan jejaring fasyankes.
d. Meningkatkan kapasitas Sumber daya Manusia dan Pengolalaan Manajerial

C. Tujuan
Dalam penyelenggaraan pelayanan dan program, UPT Puskesmas Talun
memiliki budaya kerja sebagai dasar pelaksanaan kinerja. Budaya kerja UPT
Puskesmas Talun adalah :Senyum, Salam, Sapa,Sopan,Santun (5 S).

D. Motto
Moto UPT Puskesmas Talun adalah:
KESEHATAN ADALAH INVESTASI KAMI MELAYANI SEPENUH HATI

E. Tata Nilai
Tata nilai yang disepakati oleh seluruh karyawan UPT Puskesmas Talun adalah:
“SIAGA”
Kami bangga dipercaya menjadi petugas yang bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat, oleh karena itu kami mempunyai tata
nilai:
1. SEMANGAT : Semangat memberikan pelayanan ke masyarakat untuk
mewujudkan masyarakat Talun Sehat.
2. INFORMATIF : UPT. Puskesmas Talun sebagai pusat Informasi Kesehatan bagi
masyarakat Kecamatan Talun
3. ADIL : Dalam memberikan Pelayanan Kesehatan Kepada masyarakat
tanpa membedakan status sosial
4. INTEGRITAS : UPT. Puskesmas Talun bekerja dengan karakter Jujur dan
kepribadian yang kuat.

3
5. AKUNTABEL : Layanan UPT. Puskesmas Talun Sesuai dengan Pedoman
dan standart Pelayanan yang ditetapkan dapat diukur dan dapat dipertanggung
jawabkan.

4
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS

Kepala Puskesmas
dr. Heti Candra S.

Koord. Manajemen mutu Kasubag Tata Usaha


Sudarsono, S.Kep.Ns Suwignyo, BSc, ST

Sistem Informasi Puskesmas Kepegawaian Rumah tangga Sarana & prasarana


Lulus R, Amd.AK
Keuangan Reny Siskha W, S,Gz
Suwignyo, BSc, ST Mujiati
Candra S
Sulistyowati, Amd.Keb Nanik Hariani, Amd.Keb

Umi Munjidah, SST Siti Fatimah, Amd.Kep

Reny siskha W, S,Gz

Penanggungjawab Penanggungjawab Penanggungjawab UKP Penanggungjawab Jejaring


UKM Esensial Dan Perkesmas UKBM Pengembangan Farmasi Dan Laborat Yankesmas Dan Fasyankes
Panti Rahayu, Amd.Keb Sri Endah, SST drg. Dewi Iriani Sri Redjeki H, Amd.Keb

Poli Umum
P2P KIA-KB PROMKES Kes Jiwa Kes Indra Agus R PUSLING PUSTU PONKESDES POLINDES
Sudarsono, S.Kep.Ns Sri R. H, Amd.Keb Panti R, Amd.Keb Sri Endah, Eni P, Yeri S
SST Amd.Keb UGD Bendolonje
Emi H, S.Kep.Ns Kendalrejo Kaweron Atiek U.,
KESLING GIZI PERKESMAS
Kes Lansia
Atiek U. Amd.Keb Yudhi A. S, Amd.Keb
battra Umiarsih Widayati Amd.Keb
Reny S. W, S,Gz Widayati Kefarmasian
Badi’atus S, Amd.Keb Amd.Keb
Amd.Keb Amd.Keb Sri S, Amd.Farm
Jabung
Laborat Kendalrejo Jeblog Nanik H.,
Kes Olahraga Kes Kerja Lulus R, Amd Endang S, Sri S, Amd.Keb
Imunisasi P2 Malaria UKS
Siti F, Badi’atus S, Str.Keb Amd.Farm
Endang S, Str.Keb Agus R Agus R
Kes Ibu Amd.Keb Amd.Keb KIA-KB Duren
Sri R. H, Amd.Keb Sri R. H, Amd.Keb Bendosewu Yayuk E.,
P2 Diare P2 Kecacingan UKGS Gigi masyarakat PTM Pasirharjo R, SST
Cici W,
Cici W, Amd.Keb Sri R. H, Amd.Keb drg. Dewi I drg. Dewi Yeri S Kes Gilut Amd.Keb
Panti R,
Kes Ibu Amd.Keb
Iriani drg. Dewi I Wonorejo
Sri R. H, Amd.Keb PTM
P2 DBD P2 TB Badi’atus S.,
Poskestren Yeri S KIA-KB Bajang
Rondiyah Str.Keb Emi H, S.Kep.Ns Amd.Keb
KB Atiek. U Amd.Keb Sri R. H, Amd.Keb Eni P,
Yayuk E. R, SST Amd.Keb
Sragi
P2 Kusta P2 HIV/AIDS 5 GIZI
Eni P, Amd.Keb Eni P, Amd.Keb Reny S. W, S,Gz Sulistyowati, Amd.Keb
MTBS 1
Surveilans P2 Ispa/Pneumonia Umi Munjidah, Rawat Inap Jajar
Sudarsono, S.Kep.Ns Umiarsih Amd.Keb SST Sudarsono, S.Kep.Ns Sri Endah, Amd.Keb

Kamulan
Rondiyah, Amd.Keb
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI TIM MANAJEMEN RISIKO

No Jabatan Nama Keterangan

1. Ketua AGUS RUSSUN PERAWAT

2. Sekertaris NANIK HARIANI,Amd.Keb Bidan

YUDHI ANJAR SASONO, Amd.Kep PERAWAT


3. Anggota
RENI SISKHA WIEDHOWATI, S.Gz NUTRISIONIS

BAB VI
6
TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG

A. Tugas Tim Manajemen Risiko


1. Mengembangkan mekanisme identifikasi risiko seperti laporan insiden, rujukan
staf tinjauan rekam medik, tinjauan keluhan pasien.
2. Mengembangkan dan memelihara hubungan kolaborasi dengan unit layanan
terkait seperti: manajemen mutu, kepelayanan, staf medis dan kontrol infeksi.
3. Mengembangkan statistik dan laporan kualitatif, trend dan pola manajemen
risiko
4. Mengembangkan aturan dan prosedur di area yang rentan terjadi risiko seperti
informed consent, kerahasiaan dan penanganan kejadian sentinel.

B. Fungsi Tim Manajemen Risiko


1. Untuk mengurangi mortality dan morbidity, dengan memperbaiki pelayanan
kepada pasien, melalui identifikasi dan analisa, untuk mengurangi risiko yang
dapat mencegah pasien dari cedera atau kecacatan terkait keselamatan
pasien.
2. Untuk meningkatkan pelayanan pasien dengan mencegah penyimpangan
hasil, melalui pendekatan sistematis, terkoordinasi dan berkesinambungan
untuk meningkatkan keselamatan pasien.
3. Untuk melindungi orang dan asset serta keuangan Puskesmas akibat
kehilangan karena terjadinya insiden, akibat manajemen yang tidak efektif,
dengan meningkatkan perbaikan berkesinambungan pada proses pelayanan
pasien melalui lingkungan yang diciptakan dengan aman.

C. Wewenang
1. Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar selaku pemilik UPT puskesmas Talun
memiliki tanggung jawab utama menjamin penyediaan lingkungan yang aman
untuk memberikan pelayanan kesehatan. Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar
mendelegasikan kewenangan kepada Kepala UPT Puskesmas Talun untuk
membentuk organisasi manajemen risiko yang komprehensif dan berperan
secara luas.

2. Satuan tugas manajemen risiko bertanggung jawab mengkoordinasikan


kegiatan manajemen risiko dengan Kepala UPT Puskesmas Talun , semua
anggota staf medis, semua pegawai dan dengan pihak luar Puskesmas

BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

A. Program Manajemen Resiko

7
Program manajemen risiko dirancang untuk mengidentifikasi, menilai,
mencegah dan mengontrol kerugian yang timbul akibat cedera pada pegawai,
kewajiban pembayaran hutang, properti, kepatuhan terhadap peraturan dan
kerugian lain yang timbul dalam proses kegiatan.
Program manajemen risiko mencakup pencegahan kehilangan, kontrol dan
kegiatan peningkatan mutu berkesinambungan. Upaya timuntuk melaksanakan
program manajemen risiko mencakup dokter, administrator, manajemen,
pengawas dan karyawan front line untuk mengidentifikasi, meninjau,
mengevaluasi dan pengendalian risiko yang mengganggu mutu pelayanan pasien,
keselamatan. Layanan diberikan untuk melakukan tindakan korektif dan
pencegahan tepat yang diperlukan.

B. Cakupan / Ruang Lingkup Manajemen Risiko


1. Terkait dengan pelayanan pasien
a. Berhubungan langsung dengan pelayanan pasien.
b. Konsekuensi hasil pengobatan yang tidak sesuai dengan yang
diharapkan.
c. Kerahasiaan dan pemberian informasi yang sesuai.
d. Perlindungan dari pelecehan, kelalaian dan serangan
e. Pasien diberitahu tentang risiko
f. Pengobatan yang non diskriminatif.
g. Perlindungan barang berharga pasien dari kerugian atau kerusakan
2. Terkait dengan staf medis

a. Apakah telah dilakukan kredensial terhadap staf medis?


b. Apakah tindakan medis dilakukan sesuai kompetensi dan prosedur baku?
c. Apakah pasien dikelola dengan benar?
d. Apakah staf yang kita miliki telah cukup dilatih?
3. Terkait dengan karyawan

a. Menjaga lingkungan yang aman.


b. Kebijakan kesehatan pegawai.

4. Terkait dengan property


a. Melindungi aset dari kerugian akibat kebakaran, banjir, dll
b. Catatan rekam medik pasien non-elektroniik, dan catatan keuangan,
dilindungi dari kerusakan atau perusakan.
c. Ikatan kerja sama dan asuransi untuk melindungi fasilitas dari kerugian

8
5. Lain-lain

a. Manajemen bahan UPT puskesmas Talun lainnya: kimia, radioaktif, bahan


biologis menular, manajemen limbah.
b. Risiko terkait hukum dan peraturan

C. Proses Manajemen Resiko


Manajemen risiko adalah proses yang berkesinambungan dan berkelanjutan.
Risiko mungkin terpapar kepada pasien, staf, pengunjung dan organisasi yang
terus-menerus berubah dan harus diidentifikasi.

Program manajemen risiko menggunakan 5 tahapan proses yaitu:


1.Tetapkan konteks.
2.Identifikasi risiko.
3.Analisis risiko.

4.Evaluasi risiko.

5.Kelola risiko.

PROSES MANAJEMEN RESIKO

1. TAHAP 1: TETAPKAN KONTEKS.


Pada tahapan ini:
a) Identifikasi dan pahami kegiatan operasional di lingkungan UPT Puskesmas
Talun dan strategi program manajemen risiko layanan kesehatan yang efektif.
9
b) Tetapkan parameter organisasi dan lingkungan di mana proses manajemen
risiko harus ditempatkan, tujuan dari aktivitas risiko dan konsekuensi potensial
yang dapat timbul dari pengaruh internal dan eksternal.
c) Tujuan, sasaran, strategi, ruang lingkup, dan parameter kegiatan, atau bagian
dari organisasi UPT Puskesmas Talun dimana proses manajemen risiko sedang
diterapkan, harus ditetapkan. Proses harus dipertimbangkan dengan seksama
sesuai kebutuhan untuk menyeimbangkan biaya, manfaat dan peluang. Perlu
ditentukan pula kebutuhan sumberdaya dan catatan yang harus
didokumentasikan dan dipelihara.
d) Ketika menentukan ruang lingkup program manajemen risiko secara mendalam,
harus dipertimbangkan apakah proses manajemen risiko mencakup pelayanan
yang banyak masalah, atau terbatas pada area praktik klinis spesifiik, unit
pelayanan, fungsi, atau area proyek.

2. TAHAP 2: IDENTIFIKASI RISIKO.


a) Identifikasi risiko internal dan eksternal yang dapat menimbulkan ancaman
sistem kesehatan, organisasi UPT. Puskesmas Talun, unit pelayanan UPT.
Puskesmas Talun, atau pasien.
b) Identifikasi risiko komprehensif sangat penting dan harus dikelola menggunakan
proses sistematis yang terstruktur dengan baik, karena potensi risiko yang tidak
diidentifikasi pada tahap ini akan dikecualikan dari analisis dan pelayanan lebih
lanjut. Semua materi risiko harus diidentifikasi, apakah mereka berada di bawah
kontrol organisasi manajemen risiko.
c) Dari waktu ke waktu, semua risiko yang signifikan di tingkat nasional (sistem
kesehatan), tingkat UPT. Puskesmas Talun , unit pelayanan atau tingkat tim
harus diidentifikasi, dinilai, dikelola dan dipantau. Untuk memulai proses, perlu
dilakukan identifikasi dan penentuan prioritas risiko pelayanan kesehatan internal
dan eksternal yang dapat menimbulkan ancaman.
d) Identifikasi risiko memerlukan pemahaman yang mendalam dari para eksekutif
layanan kesehatan terhadap komponen-komponen berikut:

1. sumber risiko atau bahaya yang berpotensi menimbulkan kerugian.


2. Insiden yang terjadi dan dampaknya pada UPT Puskesmas Talun atau
stakeholder internal / eksternal.
3. Identifikasi konsekuensi, hasil dan dampak klinis risiko atau insidendi UPT
Puskesmas talun atau pihak-pihak yang berkepentingan dengan pelayanan
Puskesmas.

10
4. Faktor kontributor (apa dan mengapa) terhadap terjadinya risiko klinis atau
bahaya dan insiden yang terjadi.
5. Kapan dan di mana risiko klinis atau bahaya dapat terjadi.
e) Identifikasi adalah elemen yang penting dalam manajemen risiko karena risiko
tidak akan efektif ditangani bila tidak dilakukan identifikasi. Satuan tugas
manajemen risiko dapat menggunakan berbagai informasi untuk mengidentifikasi
potensi risiko. Identifikasi risiko dapat dilakukan secara reaktif dan proaktif.
Beberapa sumber informasi untuk identifikasi risiko yang dapat dipakai seperti:
1. -Daftar keluhan pasien,
2. -Hasil survei kepuasan,
3. -Diskusi dengan pimpinan unit layanan serta staf dan mitra kerja,
4. -Laporan insiden.

3. TAHAP 3: ANALISIS RISIKO.


Organisasi manajemen risiko harus melakukan analisa secara sistematis
terhadap system kesehatan, organisasi UPT. Puskesmas Talun , unit pelayanan dan
semua unit layanan, untuk memahami risiko, mengidentifikasi tugas agar dapat
menentukan tindakan lebih lanjut.
Perlu proses sistematis untuk memahami sifat risiko dan menyimpulkan tingkat
risiko, memisahkan risiko kecil yang dapat diterima serta risiko besar, serta
menyediakan data untuk membantu evaluasi dan pelayanan.
Pada umumnya risiko yang berpotensi menyebabkan kerugian keuangan akan
menjadi prioritas intervensi. Makin besar kerugian yang akan terjadi, makin segera
tindakan harus dilakukan. Analisis dilakukan dengan melakukan risk grading/
tingkatan risiko untuk menentukan keparahan dari tiap risiko dengan cara memeriksa
kecenderungan terjadinya risiko dan akibatnya bila hal ini terjadi.
Analisis risiko harus mempertimbangkan bahwa telah ada kontrol atas risiko
saat ini, termasuk kemungkinan keparahan apabila risiko tersebut muncul menjadi
sebuah insiden (risiko yang potensial menjadi insiden), dan kemungkinan terjadinya
insiden.
Penilaian dan rangking risiko dilakukan menggunakan kategori kemungkinan
dan konsekuensi.
MATRIKS GRADING RISIKO

11
Probabilitas/ Frekuensi Kejadian
Level Frekuensi Kejadian Aktual
1 Sangat jarang Dapat terjadi dalam lebih dari 5 tahun
2 Jarang Dapat terjadi dalam 2-5 tahun
3 Mungkin Dapat terjadi tiap 1-2 tahun
4 Sering Dapat terjadi beberapa kali dalam setahun
5 Sangat sering Terjadi dalam minggu/ bulan

12
Keterangan warna (tindak lanjut yang dilakukan):
1 Pita biru : Dapat diatasi dengan prosedur rutin, dilakukan Investigasi sederhana
2 Pita hijau : Manajer/ pimpinan klinik harus menilai dampak terhadap biaya
mengatasi risiko dengan supervisi dan dilakukan Investigasi sederhana.
3 Pita kuning: Dilakukan RCA dan dimonitoring oleh Ketua Tim PMKP
4 Pita merah: Dilaporkan segera ke Kepala Puskesmas dan lakukan RCA

4. TAHAP 4: EVALUASI DAN RANGKING RISIKO.


Mengevaluasi risiko dan membandingkan kriteria risiko yang diterima untuk
dikembangkan dalam daftar prioritas risiko yang akan ditindak lanjuti.
Melakukan evaluasi risiko dan prioritas risiko dengan cara membandingkan
tingkat risiko yang ditemukan selama analisis dengan kriteria risiko yang ditentukan
sebelumnya, dan mengembangkan daftar prioritas risiko untuk menentukan tindak
lanjut.
Saat menyusun evaluasi kriteria layanan kesehatan, harus dilakukan identifikasi
untuk menentukan tingkat risiko secara internal maupun eksternal yang siap diterima
puskesmas.
Kriteria risiko digunakan untuk menilai dan menentukan peringkat risiko, yang
menunjukkan bahwa bila risiko diterima puskesmas, maka harus berhasil
dilaksanakan.
Dalam mengevaluasi kriteria risiko mungkin dipengaruhi oleh persepsi internal,
eksternal dan persyaratan hukum.Penentuan kriteria sejak awal merupakan hal yang
sangat penting.

5. TAHAP 5: PENGELOLAAN RISIKO.


Bila memungkinkan paparan risiko perlu dieliminasi. Contohnya memperbaiki
alat yang rusak, memberikan pendidikan pada staf medis yang belum mendapatkan
edukasi tentang prosedur pengoperasian alat. Bila risiko tidak dapat dieliminasi,
maka perlu dicari teknik lain untuk menurunkan risiko kerugian.
Setelah dilakukan identifikasi dan analisa risiko, maka satuan tugas manajemen
risiko harus menangani dan mengendalikan risiko tersebut.
Ada dua pendekatan dasar:
1. Mengendalikan risiko (risk control).
Risiko sedapat mungkin dihindari karena puskesmas tidak berani mengambil
risiko dengan metode berikut.
2. Menghindari risiko (risk avoidance),
Adalah menghindarkan harta, orang atau kegiatan dari pajanan terhadap
risiko dengan cara:

13
3. Menolak risiko atau menerima dan melaksanakan suatu kegiatan walaupun
hanyauntuk sementara
4. Meninjau kembali risiko yang telanjur diterima atau segera menghentikan
kegiatan itu begitu diketahui mengandung risiko.
5. Mengendalikan kerugian dengan mencegah dan mengurangi kemungkinan
terjadinya insiden yang menimbulkan kerugian dengan cara :
6. Mengurangi kemungkinan terjadinya kerugian
7. Menanggung risiko (risk retention). Risiko diterima dan ditangani sendiri oleh
puskesmas. Artinya puskesmas mentolerir terjadinya kerugian untuk
mencegah terganggunya kegiatan operasional puskesmas dengan
menyediakan sejumlah dana untuk menanggulanginya

BAB VIII
KEGIATAN ORIENTASI

Kegiatan orientasi dilakukan terhadap semua pegawai baik pegawai yang baru
maupun lama, dengan ketentuan sebagai berikut;
1. Orientasi pegawai baru
Orientasi pegawai baru dilakukan terhadap pegawai yang baru diangkat yang
berasal dari Puskesmas maupun dari luar. Juga orientasi dilakukan terhadap
pegawai yang baru dipindahkan dari puskesmas lain ke Puskesmas Talun. Lama
orientasi dilakukan terhadap pegawai baru selama 7 hari dengan ketentuan :
14
a. hari pertama dilakukan orientasi oleh Kepala Puskesmas dengan menjelaskan
hal-hal strategis berupa Visi,Misi,Tujuan,Tata Nilai dan Peran Puskesmas.
b. Orientasi hari ke dua dilakukan oleh Kepala bagian Tata usaha dengan materi
yang diberikan adalah terkait dengan hal-hal kepegawaian, Tata Tertip
Kedisiplinan serta Hak dan Kewajiban Pegawai.
c. Orientasi hari ke tiga dan Ketujuh dilakukan oleh unit /program masing-masing
sesuai dengan bidan tugas pelaksana yang dilakukan orientasi.
2. Orientasi pegawai lama
Orientasi pegawai lama dilakukan kepada seluruh pegawai yang telah bekerja
di UPT. Puskesmas Talun yang mendapatkan perubahan atau tugas tambahan
sebagai pelaksana dan penaggung jawab yang baru.
Orientasi dilakukan selama tiga hari yaitu terhadap program/unit sesuai
dengan bidang tugas pelaksana /penaggung jawab yang bersangkutan .

BAB IX
PERTEMUAN DAN EVALUASI

Memantau dan meninjau risiko yang sedang berjalan, penting untuk memastikan
bahwa rencana organisasi manajemen risiko puskesmas tetap relevan. Mengingat
bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi perubahan “kemungkinan dan dampak
risiko” setiap saat, maka manajemen risiko harus melakukan pemantauan berulang kali,
serta meninjau kembali setiap langkah dalam proses manajemen risiko.
Penentuan prioritas risiko dan perencanaan kegiatan, memperhitungkan laporan
insiden internal, informasi audit, keluhan dan isu-isu perorangan, serta persyaratan dan
panduan tingkat nasional.
15
Pimpinan unit layanan secara sistematis harus menyusun prioritas risiko menurut
keparahan risiko (sesuai warna/ bands risiko), dan melakukan kontrol di tingkat unit
layanan. Tindak lanjut dilakukan oleh manajer level tertentu tergantung tingkat
keparahan risiko (sesuai warna/ bands risiko).
Tujuan utama pemantauan adalah:
1. Untuk mengembangkan sebuah daftar risiko (risk register) secara komprehensif
yang diprioritaskan untuk membuat rencana tindakan terhadap risiko yang
signifikan dan moderat.
2. Untuk mengembangkan daftar risiko internal dan rencana kegiatan untuk semua
unit layanan.
3. Untuk mengembangkan profil utama risiko dan risiko signifikan yang mungkin
timbul dari kegiatan puskesmas serta untuk menganalisis risiko yang berdampak
terhadap keuangan, kemungkinan risiko yang mungkin muncul menjadi insiden
dan kemungkinan untuk mengontrol.

BAB X
PELAPORAN

Laporan Insiden adalah laporan secara tertulis setiap keadaan yang tidak
konsisten dengan kegiatan/ prosedur rutin yang berlangsung di UPT. Puskesmas Talun
terutama untuk pelayanan kepada pasien. Saat ini laporan insiden diwajibkan bagi
setiap RS dan puskesmas seperti tercantum dalam UU RS no 44 tahun 2009 pasal 43
dan Standar Akreditasi RS - KARS.
Secara umum maksud laporan insiden adalah untuk mengingatkan kepada
manajemen risiko bahwa ada keadaan yang mengancam terjadinya klaim. Identifikasi
akan membantu langkah langkah yang akan diambil puskesmas terhadap risiko
tersebut.
16
Tujuan umum laporan insiden (KKP Puskesmas): Menurunnya Insiden
Keselamatan Pasien (KTD, KTC, KNC) dan Kondisi Potensial cedera (KPC) untuk
meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.

Tujuan Khusus Laporan Insiden (KKP Puskesmas):


1) Puskesmas (Internal)
a. Terlaksananya sistem pelaporan dan pencatatan insiden di Puskesmas
b. Diketahui penyebab insiden sampai pada akar masalah
c. Pembelajaran dan perbaikan asuhan kepada pasien untuk mencegah kejadian
yang sama terulang kembali
2) KKP-RS (Eksternal)
a. Diperolehnya data peta nasional angka insiden
b. Pembelajaran untuk meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien bagi
puskesmas lain.
c. Ditetapkannya langkah2 praktis.
3) Laporan insiden terdiri dari
a. Laporan insiden RS (Internal): Pelaporan secara tertulis setiap kondisi potensial
cedera dan insiden yang menimpa pasien, keluarga, pengunjung, maupun
karyawan yang terjadi di puskesmas.
b. Laporan insiden keselamatan pasien eksternal: Pelaporan secara anonim dan
tertulis ke KKP-RS setiap kondisi potensial cedera dan insiden keselamatan
pasien, dan telah dilakukan analisa penyebab, rekomendasi, dan solusinya.

17

Anda mungkin juga menyukai