Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadiratAllah SWT,atas Rahmat dan Hidayah
Nya sehingga dapat menyusun Redesign pelayanan farmasi dengan metode Failure
Mode and Effect Analysis (FMEA). Shalawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan pada Nabi Muhammad SAW, karena dengan bimbingan beliaulah kita
dapat melaksanakan misi islam melalui pelayanan kesehatan.
Semoga apa yang kami susun ini dapat membantu Rumah Sakit dalam
mengembangkan dan meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat yang
membutuhkan.
I. PENDAHULUAN
Pelayanan farmasi merupakan wilayah paling berisiko dalam lingkup kegiatan di
rumah sakit yang menunjang mutu sebuah pelayanan kesehatan.California Health
Care Foundation(CHCF) pada tahun 2001 melaporkan setidaknya ada 7000 kasus
kematian tiap tahunnya di Amerika Serikat diakibatkan medication error.
Pemilihan Tema “Manajemen Risiko ‘Kejadian Medication Error di Instalasi
Farmasi RSIA Kusuma Pradja” adalah pemikiran akan kekhawatiran
kesalahan pelayanan obat atau Medication error (ME) yang dapat terjadi dimana
saja dalam rantai pelayanan obat kepada pasien mulai dari produksi,
peresepan, pembacaan resep, peracikan, penyerahan, dan monitoring pasien
serta dengan tujuan untuk pencegahan kesalahan pelayanan obat dengan perlu
dilakukan berbagai konsep manajemen diantaranya adalah manajemen resiko
guna memberikan pelayanan pengobatan yang aman bagi pasien. Pada tahun
2019 di Unit Pelayanan Farmasi RSIA Kusuma Pradja, Laporan Kejadian Nyaris
Cidera (KNC) yang diambil berdasarkan laporan kegiatan harian Instalasi
Farmasi ditemukan data bahwa selama bulan Oktober – Desember 2019 terjadi
sejumlah 12 laporan KNC, KTC yang merupakan kejadian dispensing error
seperti kesalahan pengambilan obat, kesalahan pemberian dan kesalahan telaah
resep.
2. SARAN.
Redesain proses yang sudah dirumuskan serta diimplementasikan harus
dilakukan evaluasi ulang. Hasil evaluasi ulang tersebut dapat kita amati dari
laporan IKP mengenai medication error yang masuk ke KPRS setelah
redesain diterapkan, waktu tunggu pelayanan farmasi yang semakin pendek
(dapat dilihat dari indikator mutu unit) serta dapat dilakukan penilaian ulang
RPN di lembar kerja RCA. Dari hasil pelaporan implementasi redesain proses
baru, besar harapan kami potensi kegagalan yang ada semakin berkurang
sehingga keselamatan pasien rumah sakit semakin meningkat.
IV. PENUTUP
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tim PMKP RS telah selesai menyusun Failure
Mode and Effect Analysis (FMEA) meskipun masih banyak kekurangan dan
ketidaklengkapan dalam penyusunan ini, tetapi kami akan berusaha untuk
melakukan perbaikan secara bertahap. Dengan tersusunnya Failure Mode and
Effect Analysis (FMEA) ini diharapkan dapat dijadikan evaluasi dan perbaikan
mutu pelayanan dirumah sakit pada umumnya dan pelayanan Farmasi pada
khususnya.
Untuk selanjutnya akan dipahami bahwa kepedulian dalam rangka memperbaiki
dan meningkatkan Mutu Rumah Sakit menjadi tanggung jawab yang harus
dilakukan oleh masing masing petugas dimana mereka bertugas. Sehingga
terciptalah suatu pelayanan yang bermutu dan terjaminnya keselamatan pasien di
rumah sakit.
Mengetahui
Direktur RSIA Kusuma Pradja
• UNIT FARMASI