ii
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH SURABAYA
RUMKITBAN 05.08.03 SIDOARJO
iii
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691 / Menkes /
Per / VIII / 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit;
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di Sidoarjo
pada tanggal 12 Desember 2018
iv
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH SURABAYA
RUMKITBAN 05.08.03 SIDOARJO
NO NAMA JABATAN
v
URAIAN TUGAS
TIM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN RUMAH SAKIT
RUMKITBAN 05.08.03 SIDOARJO
vi
e. Usia:
Usia antara 35 – 58 tahun
f. Berbadan sehat jasmani dan rohani
3. Uraian Tugas:
a. Menyusun, mengevaluasi dan mensosialisasikan kebijakan
mutu dan manajemen keselamatan pasien Rumah Sakit.
b. Menyusun program mutu dan keselamatan pasien Rumah
Sakit.
c. Memimpin, mengkoordinir dan mengevaluasi pelaksanaan
program mutu dan keselamatan pasien Rumah Sakit
secara efektif, efisien.
d. Mengusulkan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan
sumber daya manusia rumah sakit dalam hal mutu Rumah
Sakit.
e. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah
sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dalam hal
mutu dan keselamatan pasien RS.
f. Memimpin pertemuan rutin setiap bulan dengan anggota
TIM PMKP untuk membahas dan menginformasikan hal-hal
penting yang berkaitan dengan mutu dan keselamatan
pasien Rumah Sakit.
g. Menghadiri pertemuan manajemen, bila dibutuhkan.
h. Membuat laporan kinerja setiap bulan dan akhir tahun
kepada Karumkitban 05.08.03 Sidoarjo.
4. Tanggung Jawab:
a. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah sakit
b. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang
berhubungan dengan mutu dan keselamatan pasien
c. Bertanggung jawab untuk melaporkan hasil pelaksanaan
program peningkatan mutu dan keselamatan pasien kepada
Direktur Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo
d. Bertanggung jawab terhadap ketersediaan data dan informasi
yang berhubungan dengan mutu dan keselamatan pasien
rumah sakit
e. Bertanggung jawab dalam pemberian informasi yang
berhubungan dengan mutu dan keselamatan pasien rumah
sakit
f. Bertanggung jawab terhadap disiplin dan kinerja kerja staf di
Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
5. Wewenang:
a. Membuat usulan-usulan yang diperlukan kepada Kepala
Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo yang berkaitan dengan
mutu Rumah Sakit.
b. Membuat prosedur yang berkaitan dengan mutu dan
keselamatan pasien Rumah Sakit.
c. Memerintahkan dan menugaskan staf dalam melaksanakan
Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
vii
d. Meminta laporan pelaksanaan program peningkatan mutu
dan keselamatan pasien dari unit kerja terkait
e. Melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja di lingkungan
Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo terkait pelaksanaan program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien
f. Memberikan pengarahan dalam hal penyusunan,
pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut rekomendasi dari
program peningkatan mutu dan keselamatan pasien
g. Meminta data dan informasi yang berhubungan dengan
mutu dan keselamatan pasien dari unit-unit kerja di
lingkungan Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo
6. Hasil Kerja
a. Usulan perencanaan ketenagaan & fasilitas yang berkaitan
dengan mutu dan keselamatan pasien Rumah Sakit.
b. Usulan yang berkaitan dengan mutu dan keselamatan
pasien Rumah Sakit.
viii
b. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang
berhubungan dengan mutu dan keselamatan pasien
c. Bertanggung jawab melaporkan hasil kegiatan administratif
kepada Ketua Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien
d. Membantu Ketua Tim dalam menyusun laporan secara
berkala dan surat menyurat.
6. Wewenang
a. Meminta laporan pelaksanaan program peningkatan mutu
dan keselamatan pasien dari unit kerja terkait
b. Melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja di lingkungan
Rumkitban 05.08.03 Sidoarjoterkait pelaksanaan program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien
c. Meminta data dan informasi yang berhubungan dengan
mutu dan keselamatan pasien dari unit-unit kerja di
lingkungan Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo
d. Melakukan komunikasi internal dan eksternal kepada unit
kerja di lingkungan Rumkitban 05.08.03 Sidoarjodan pihak
luar melalui surat tertulis, email, dan telepon
ix
e. Memberikan masukan kepada Ketua TIM PMKP dalam rangka
pengambilan kebijakan mutu Rumah Sakit;
f. Menghadiri pertemuan Tim PMKP.
g. Membantu membuat laporan mengenai mutu
h. Membuat usulan-usulan yang diperlukan kepada manajemen
yang berkaitan dengan peningkatan mutu.
4. Tanggung Jawab:
a. Bertanggung jawab terhadap pemantauan Program Indikator
Mutu dan pelaksanaan clinical pathway
b. Bertanggung jawab terhadap penyusunan laporan pemantauan
indikator mutu dan pelaksanaan clinical pathway di Tim
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
c. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang
berhubungan dengan inovasi mutu dan pelaksanaan clinical
pathway dan Manajemen resiko di rumah sakit
d. Bertanggung jawab untuk melaporkan hasil
pelaksanaan pemantauan indikator mutu dan pelaksanaan
clinical pathway serta kegiatan-kegiatan mutu lainnya kepada
Ketua Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
e. Bertanggung jawab terhadap pengolahan data dan informasi
yang berhubungan dengan mutu dan pelaksanaan clinical
pathway rumah sakit
f. Bertanggung jawab langsung kepada Ketua TIM PMKP
5. Wewenang
a. Meminta laporan pelaksanaan pemantauan program indikator
mutu penjaminan mutu dan pelaksanaan clinical pathways dari
unit kerja terkait
b. Melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja di lingkungan
Rumkitban 05.08.03 Sidoarjoterkait pelaksanaan pemantauan
indikator mutu serta pelaksanaan clinical pathway dan hal-hal
lainnya yang berhubungan dengan mutu rumah sakit
c. Meminta data dan informasi yang berhubungan dengan mutu
dan pelaksanaan clinical pathway rumah sakit dari unit-unit kerja
di lingkungan Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo
x
h. Memiliki kemampuan profesional, inovatif, komunikasi yang
baik dan percaya diri
i. Usia:
j. Usia antara 20 – 58 tahun
i. Berbadan sehat jasmani dan rohani
3. Uraian Tugas:
a. Berpartisipasi pada program manajemen resiko
b. Menyusun prosedur terkait dengan program Manajemen
resiko rumah sakit.
c. Menjalankan peran untuk melakukan motivasi, edukasi,
konsultasi, pemantauan (monitoring) dan penilaian (evaluasi)
tentang terapan (implementasi) program Manajemen Resiko
Rumah Sakit.
d. Bekerja sama dengan bagian pendidikan dan pelatihan rumah
sakit untuk melakukan pelatihan internal Manajemen resiko
rumah sakit;
e. Memberikan masukan kepada Ketua TIM PMKP dalam rangka
pengambilan kebijakan Manajemen Resiko RS.
f. Membantu membuat laporan mengenai Manajemen Resiko
g. Membuat usulan-usulan yang diperlukan kepada manajemen
yang berkaitan dengan Manajemen Resiko.
4. Tanggung Jawab:
Bertanggung jawab langsung kepada Ketua TIM PMKP
a. Terpenuhinya prosedur – prosedur pelaksanaan dan layanan
yang menjamin pelaksanaan risiko di rumah sakit
b. Terkendalinya kondisi – kondisi yang berpotensi
membahayakan pasien, staf, maupun pengunjung serta
mendukung pelaksanaan manajemen risiko dirumah sakit
c. Terjaganya komitmen karyawan terhadap manajemen risiko di
rumah sakit
5. Wewenang
a. Mengelola tim manajemen risiko RS
b. Melakukan pengawasan dan melaksanakan manajemen risiko
di seluruh unit kerja rumah sakit
c. Memberi masukan dan rekomendasi kepada Direktur rumah
sakit dengan tugas kegiatan manajemen risiko
xi
Mempunyai pengalaman kerja minimal 1 tahun di rumah sakit
d. Ketrampilan:
Memiliki kemampuan profesional, inovatif, komunikasi yang
baik dan percaya diri
e. Usia:
Usia antara 20 – 58 tahun
f. Berbadan sehat jasmani dan rohani
3. Uraian Tugas:
a. Berpartisipasi pada program Keselamatan pasien
b. Menyusun prosedur terkait dengan program Keselamatan
pasien rumah sakit.
c. Menjalankan peran untuk melakukan motivasi, edukasi,
konsultasi, pemantauan (monitoring) dan penilaian (evaluasi)
tentang terapan (implementasi) program Keselamatan pasien
Rumah Sakit termasuk didalamnya menyangkut ke Farmasian
d. Bekerja sama dengan bagian pendidikan dan pelatihan rumah
sakit untuk melakukan pelatihan internal Keselamatan pasien
rumah sakit;
e. Memberikan masukan kepada Ketua Tim PMKP dalam
rangka pengambilan kebijakan Keselamatan pasien RS.
f. Membantu membuat laporan mengenai Keselamatan pasien
Membuat usulan-usulan yang diperlukan kepada manajemen
yang berkaitan dengan Keselamatan pasien.
4. Tanggung Jawab:
a. Bertanggung jawab terhadap pemantauan Program
Keselamatan Pasien
b. Bertanggung jawab terhadap penyusunan laporan
pemantauan indikator Keselamatan Pasien di Tim
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
c. Bertanggung jawab untuk melaporkan hasil pelaksanaan
pemantauan program Keselamatan Pasien dan kegiatan-
kegiatan mutu lainnya kepada Ketua Tim Peningkatan Mutu
dan Keselamatan Pasien
d. Bertanggung jawab terhadap pengolahan data dan informasi
yang berhubungan dengan keselamatan pasien rumah sakit
e. Bertanggung jawab dalam pemberian informasi yang
berhubungan dengan kegiatan keselamatan pasien rumah
sakit
f. Bertanggung jawab langsung kepada Ketua Tim PMKP
5. Wewenang
a. Mengusulkan konsep atau perubahan kebijakan
keselamatan pasien
b. Meminta laporan pelaksanaan pemantauan indikator mutu
keselamatan pasien dan penjaminan mutu dari unit kerja
terkait
c. Melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja di lingkungan
Rumkitban 05.08.03 Sidoarjoterkait pelaksanaan
xii
pemantauan indikator keselamatan pasien dan hal-hal
lainnya yang berhubungan dengan keselamatan pasien
d. Meminta data dan informasi yang berhubungan dengan
keselamatan pasien rumah sakit dari unit-unit kerja di
lingkungan Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pelayanan yang berkualitas merupakan cerminan dari
sebuahproses yang berkesinambungan dengan berorientasi pada hasil
yang memuaskan. Dalam perkembangan masyarakat yang semakin kritis,
mutu pelayanan rumah sakit tidak hanya disorot dari aspek klinis
medisnya saja namun juga dari aspek keselamatan pasien dan aspek
pemberian pelayanannya ,karena muara dari pelayanan rumah sakit
adalah pelayanan jasa.
Peningkatan mutu adalah program yang disusun secara objektif
dan sistematik untuk memantau dan menilai mutu serta kewajaran asuhan
terhadap pasien, menggunakan peluang untuk meningkatkan asuhan
pasien dan memecahkan masalah-masalah yang terungkap (Jacobalis S,
1989).
Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang
kompleks, padat pakar dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena
pelayanan di rumah sakit menyangkut berbagai fungsi pelayanan,
pendidikan dan penelitian, serta mencakup berbagai tingkatan maupun
jenis disiplin. Agar rumah sakit harus memiliki sumber daya manusia yang
profesional baik di bidang teknis medis maupun administrasi kesehatan.
Untuk menjaga dan meningkatkan mutu, rumah sakit harus mempunyai
suatu ukuran yang menjamin peningkatan mutu dan keselamatan pasien
di semua tingkatan.
Pengukuran mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit sudah
diawali dengan penilaian akreditasi rumah sakit yang mengukur dan
memecahkan masalah pada tingkat input dan proses. Pada kegiatan ini
rumah sakit harus melakukan berbagai standar dan prosedur yang telah
ditetapkan. Rumah sakit dipicu untuk dapat menilai diri (self assesment)
dan memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
1
Keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk
dilaksanakan di rumah sakit dan hal itu terkait dengan isu mutu dan citra
rumah sakit.
Upaya meningkatkan mutu pelayanan dan upaya keselamatan
pasien di rumah sakit merupakan sebuah gerakan yang universal.
Berbagai negara maju bahkan telah menggeser paradigma kualitas
kearah paradigma baru yaitu kualitas keselamatan. Ini berarti bukan
hanya mutu pelayanan yang harus ditingkatkan tetapi yang lebih penting
lagi adalah menjaga keselamatan pasien secara konsisten dan terus
menerus. Dengan meningkatnya keselamatan pasien rumah sakit
diharapkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit
dapat meningkat. Selain itu keselamatan pasien juga dapat mengurangi
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) yang selain berdampak terhadap
peningkatan biaya pelayanan juga dapat membawa rumah sakit ke arena
konflik antara dokter atau staf kesehatan dan pasien, menimbulkan
sengketa medis, tuntutan dan proses hukum, tuduhan mal praktek dan
lain-lain yang akhirnya dapat menimbulkan opini negatif terhadap
pelayanan rumah sakit.
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) dapat dan mungkin terjadi
karena begitu banyak prosedur diagnostik dan terapi yang dilakukan di
rumah sakit, begitu banyak Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat,
begitu banyak komunikasi yang harus dilakukan, begitu banyak
pemeriksaan medis seperti pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan
Imaging, pemberian obat yang harus diberikan. Setiap proses tersebut
dapat terjadi error, belum lagi ditambah tuntutan tekanan waktu (time
pressure) dalam menangani kasus emergency, beban pekerjaan yang
tinggi dan lingkungan kerja yang penuh dengan stress dan mendebarkan,
serta waktu bekerja dokter yang tidak menentu, menciptakan situasi dan
kondisi yang berisiko.
Berdasarkan hasil penelitian KKP-RS PERSI di Rumah Sakit
seluruh Indonesia, pada tahun 2010 terdapat 103 laporan insiden yang
terdiri dari KNC sebanyak 62 laporan, KTD sebanyak 35 laporan, dan
2
tidak ada data sebanyak 6 laporan. Sedangkan di R Rumkitban 05.08.03
Sidoarjo pada tahun 2018 tidak terdapat laporan insiden KNC, KTD,
kejadian sentinel, Kondisi Potensial Cidera (KPC).
Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu
pelayanan Rumah Sakit maka fungsi pelayanan Rumkitban 05.08.03
Sidoarjo secara bertahap perlu terus ditingkatkan agar menjadi lebih
efektif dan efisien serta memberi keselamatan dan kepuasan kepada
pasien, keluarga maupun masyarakat. Selanjutnya perlu dilakukan
pemantauan secara berkala terhadap aspek-aspek yang mempengaruhi
kinerja, sarana kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan
pasien di Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo seperti yang diharapkan maka
perlu disusun Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien yang
mengacu melalui perbaikan mutu pelayanan yang terukur pada clinical
pathway, indikator mutu (klinis, manajemen, sasaran keselamatan pasien,
unit kerja, surveillance Tim PMKP), penilaian kinerja (rumah sakit, unit
kerja, para Pimpinan Rumah Sakit, tenaga profesi dan staf), evaluasi
kontrak kerja dan perjanjian lainnya, diklat Tim PMKP, program Tim PMKP
di unit kerja, insiden keselamatan pasien, manajemen risiko, Failure Mood
Effect Analysis (FMEA), pencatatan dan pelaporan, monitoring dan
evaluasi kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMKITBAN 05.08.03 SIDOARJO
4
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan seiring dengan meningkatnya
tuntutan masyarakat yang semakin selektif akan kebutuhan pelayanan
kesehatan yang bermutu.
5
e. Tentara Republik Indonesia (TRI) diubah menjadi Tentara Nasional
Indonesia (TNI).
Pada tanggal 3 Juli 1947. Susunan TNI di JawaTimur tetap 3 Divisi
yaituDivisi V/Ronggolawe, Divisi VI/Narotama, Divisi VII/Suropati.
Dengan pembentukan TNI ini semua satuan yang tergabung dalam
Badan Kelaskaran Bersenjata secara selektif diwadahai dalam wadah
baru TNI.
f. Pembentukan TNI Divisi I Jawa Timur.Pada tanggal 17 Desember
1948,
3 Divisi TNI yang ada di Jawa Timur diadakan reorganisasi dan di
jadikan satu Divisi. Divisi tersebut disahkan berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor 4/532/48
tanggal 25 Oktober 1948 dan diberi sebutan TNI Divisi I Jawa Timur.
g. Menjadi T & T V Jawa Timur.Sesuai Instruksi Kasad Nomor 62/
KSAD / INSTR/50 bulan Agustus 1950 sebagai usaha penyesuaian
terhadap penetapan Kasad Nomor83/KSAD/Pnt/50 tanggal 20 Juni
1950 tentang pembagian daerah militer Indonesia atas 7 teritorium
maka mulai tanggal 1 September 1950 daerah militer di Jawa Timur
disebut Tentara dan Teritorium V Jawa Timur ( TT V Jawa Timur).
h. Penetapan sebutan Brawijaya.Pada tanggal 17 Desember 1951 “ TNI
Divisi I Jawa Timur “ di beri nama Divisi I Brawijaya adalah suatu
wangsa atau dinasti yang telah berhasil membentuk dan menyatukan
wilayah Nusantara, Bra atau Bhre adalah gelar kehormatan yang
diberikan kepada Wijaya pemuda dari dinasti Majapahit ( Dinasti
Brawijaya ). Penokohan Brawijaya bagi warga TNI Divisi I Jawa Timur
adalah sebagai penalurian terhadap sifat – sifat Keprajuritan,
Keperwiraan, Kepemimpinan dan peranannya dalam Sejarah
Nasional. Dan yang lebih dari semua itu adalah pengabdiannya yang
telah dapat menyatukan Bangsa Indonesia di seluruh Nusantara.
Dengan penalurian warga TNI Divisi I Jawa Timur adalah pendukung
dan Penerus pengabdian Brawijaya.
6
Sejarah pertumbuhan Kesdam V/Brawijaya.
a. Pertumbuhan Kesdam V/Brawijaya tidak terlepas dari pertumbuhan
Kodam V/Brawijaya.
Pada tanggal 5 Oktober 1945 Badan Keamanan Rakyat (BKR)diubah
menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR).Dengan pertumbuhan TKR
ini satuan-satuan BKR yang ada di Jawa Timur disusun menjadi 3
Divisi yaitu :
1) Divisi VI yang dipimpin oleh Jenderal Mayor Soediro dan di
tetapkan sebagai dokter Divisi adalah Dr. Koesen Hirohoesodo.
Divisi VI adalah bertanggung jawab di daerah Madiun dan Kediri.
2) Divisi VII pada waktu itu yang bertanggung jawab di daerah
Bojonegoro, Surabaya dan Madiun. Dokter Divisi yang pertama
adalah Dr. Irsan Radjamin.
3) Divisi VIII yang di pimpin oleh Jenderal Mayor Imam Soedja’i,
meliputidaerah Malang dan Besuki.DKT Divisi dipimpin oleh Dr.
Muhamad Imam yang di bantu oleh Dr. Wijono.
b. Menjelang berakhirnya perang kemerdekaan II telah di lakukan
penggabungan Divisi Narotama, Divisi Ronggolawe dan Divisi
Suropati yaitu pada tanggal 17 Desember 1948 menjadi Divisi I Jawa
Timur.Dengan perubahan tersebut satuan kesehatan di Jawa Timur
juga mengalami perubahan menjadi DKT Divisi I Jawa Timur.Markas
DKT Divisi I Jawa Timur semula berlokasi di Desa Nglijuk dengan
Kepala kesehatan dijabat oleh Letkol Dr. Soepono Hadi. Menjelang
penyerahan kedaulatan Desember 1949, berangsur-angsur Staf
Kesehatan Divisi I Jawa Timur berpindah ke Surabaya, mula-mula
Jl.Karangmenjangan Surabaya kemudian pertengahan 1950 DKT
Divisi I Jawa Timur berpindah ke Jl. Tamrin Surabaya.
c. Pada permulaan tahun 1950 Kepala DKT Divisi I diganti oleh Letkol
Dr. Moch Tarekat Prawirowijoto. Bulan September 1950 daerah
Militer Jawa Timur yang semula dengan sebutanDivisi I Jawa Timur
berubah menjadi Tentara dan Teritorium V Jawa Timur ( T T V / Jawa
Timur) Dengan perubahan tersebut, maka sebutan DKT Divisi I Jawa
7
Timur juga mengalami perubahan menjadi DKT T.T V / Jawa Timur.
Pada tanggal 17 Desember 1951 sebutan Daerah Militer Jawa Timur
mengalami perubahan yang semula dengan sebutan Tentara dan
Teritorium V/ Jawa Timur menjadi T & T V / Brawijaya.Dengan
perubahan tersebut , maka DKT T.T V / Jawa Timur berubah menjadi
DKT T& T V / Brawijaya.Tahun 1951 Markas DKT T & T V/Brawijaya
di pindahkan dari Surabaya ke Malang, mula-mula di Jl. Pemandian
Malang.
d. Pada tahun 1955 dilaksanakan serah terima jabatan DKT T & T
V/Brawijaya dari Letkol Dr. Moch. Tarekat Prawirowijoto kepada
penggantinya Letkol Dr. Ali Basah Saleh, sesuai keputusan Kesad
NomorKPTS-952/X/1959 tanggal 9 Oktober 1959 sebutan T & T
V/Brawijaya diubah menjadi Kodam VIII/Brawijaya.Dengan
perubahan tersebut sebutan DKT T & T VIII/Brawijaya berubah
menjadi Kesdam V/Brawijaya. Demikian pula sebutan Kepala DKT T
& T V/Brawijaya menjadi Pa Kesdam V/Brawijaya di pindahkan ke Jl.
Pattimura No. 1 Malang
e. Sesuai Keputusan Kasad Nomor Kep/4/I/1985 tanggal 12 Januari
1985, sebutan Kodam VIII/Brawijaya diubah menjadi Kodam
V/Brawijaya. Dengan adanya perubahan tersebut Kesdam
VIII/Brawijaya mengalami perubahan menjadi Kesdam V/Brawijaya,
pada waktu itu di jabat oleh Kolonel CKM Dr. Toerseno Winarko A
(alm).
f. Berdasarkan Skep Kasad 76/X/1985 tentang struktur organisasi
Kesehatan Daerah Militer V/ Brawijaya termasuk di dalamnya
Denkesyah 05.04.04 Surabaya, maka Kesdim 0816 Sidoarjo dengan
pelayanan rawat jalan, BKIA dan Persalinan Normal, serta Poli Gigi.
Pada tahun 2001 dibawah Pimpinan Dadenkesyah Surabaya Letkol
CKM dr. Eddy Soeharno, Sp.An berbagai pengembangan dilakukan
dengan adanya penambahan fasilitas yang meliputi Kamar Operasi,
UGD, Perawatan Umum serta Poli Spesialis terutama pelayanan
yang sangat terkenal sejak dahulu ada persalinan dan poli Gigi. Pada
8
tahun 2004 keluar kembali Surat Keputusan Kasad 69/XII/2004
tentang perubahan status dari Polban 05.09.09 menjadi Rumkitban
05.08.03 Sidoarjo. Rumah Sakit Bantuan 05.08.03 Sidoarjo dikenal
dengan istilah Kesehatan Kodim 0816 Surabaya ( yang lebih dikenal
dengan sebutan “DKT” atau kependekan dari Detasemen Kesehatan
Tentara ) sesuai dengan juklak Dirjen Rensishan Dephan RI sehingga
dapat melayani masyarakat umum dan Tentara. Selama kurun waktu
64 tahun perjalanan sejarah dari tahun 1951 sampai dengan
sekarang Rumah Sakit Bantuan 05.08.03 Sidoarjo mengalami
pergantian status dan nama Rumah Sakit, pergantian pejabat –
pejabat kepala rumah sakit dan disertai dengan perbaikan/
penambahan bangunan baik bangunan utama / perkantoran, sarana
penunjang maupun ruang rawat inap.
g. Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo merupakan unsur pelaksana Kakesdam
dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan dukungan
kesehatan diwilayah korem 084/BJ dengan tugas dan kewajiban
melaksanakan pelayanan kesehatan untuk meningkatakan derajat
kesehatan prajurit, PNS dan keluarganya serta masyarakat umum.
h. Pejabat - pejabat Kepala Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo :
1. PNS drg Rudi Ariyono Tahun 1985 s/d 2001
2. Kapten CKM dr.Daris Hidayat Tahun 2001 s/d 2003
3. Kapten CKM drg.Okti Wintarsih Tahun 2003 s/d 2006
4. Kapten CKM dr.Eka Esti Pramestuti Tahun 2006 s/d 2010
5. Letkol CKM dr.Anna Wahyuningrum Tahun 2010 s/d 2013
6. Mayor CKM dr.Fajar Satya Putra,Sp.THT.KL Tahun 2013 s/d 2015
7. Mayor CKM (K) drg.Eni Sulistyowati Tahun 2015 s/d Sekarang
9
BAB III
NAMA, VISI, MISI, FALSAFAH, TUJUAN, NILAI-NILAI
DAN MOTTO
3.1 Nama
Nama Rumah Sakit ini adalah Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo milik TNI-
AD, beralamat di jalan Dr.Soetomo No.2
3.2 Visi
Visi Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo adalah :
Mewujudkan Rumkitban Sidoarjo Menjadi Rumah Sakit Kebanggan
bagi prajurit TNI, PNS ,beserta keluarganya dan masyarakat
umum,dengan dilandasi profesionalisme,disiplin,bermoral dan
soliditas.
3.3 Misi
Misi Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo adalah :
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas, terjangkau
dan paripurna dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
b. Menyelenggarakan dukes yang handal,pelayanan yang prima dan
fungsi organik dengan seksama
3.4 Falsafah
10
a. Ada pedoman tentang Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
yang meliputi tujuan, sasaran, program, kebijakan, struktur
organisasi, uraian tugas TIM PMKP
b. Terdapat cakupan kegiatan tertulis mengenai program PMKP
c. Pelaksanaan program PMKP dilakukan evaluasi dan tindak lanjut
secara berkala
d. Kebijakan dan prosedur dievaluasi setiap 3 (tiga) tahun untuk
disempurnakan.
1) Pemberian pelayanan yang dilaksanakan secara menyeluruh
dan terpadu sesuai dengan kebutuhan pasien.
2) Pemanfaatan teknologi tepat guna, hasil penelitian dan
pengembangan pelayanan kesehatan.
3) Menciptakan peningkatan mutu yang berkelanjutan.
11
3.6 MOTTO
RAMAH,CEPAT,TEPAT
LOGO
KETERANGAN :
12
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMKITBAN 05.03.08 SIDOARJO
13
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI TIM MKP
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH SURABAYA
RUMKITBAN 05.08.03 SIDOARJO Lampiran SK Karumkitban 05.08.03 Sidoarjo
PENASEHAT Nomor : SK / 10 / I /2019
drg. Eni Sulistyowati Tanggal : 25 Januari 2019
TUUD
KA TIM PMKP Hari Yati Ningsih,S.S.T
dr. R. Deasy Fiasry, Sp.A
SEKRETARIS
Arista Dewi Oktavia, Amd.Kep
1. Dra., Suryaning Etty 1. Dwi Mira Yudi S., S.Kep.Ners 1. Yuni Rahmawati S., Farm.Apt
2. Anita Eko Budiarti, Amd.AK.Farma 2. Rofikah Yudha E, Amd.Keb 2. Dewi Sulistya Muningsih, Amd.Keb
3. Nikmatul Arfia Rozah, Amd.Kep. 3. Dhitya Bayu C, Amd.Kep
15
Seorang tenaga profesional yang diberi tugas tanggung jawab
dan wewenang dalam manajemen mutu, pengelolaan resiko
dan keselamatan pasien di Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo.
2. Persyaratan dan Kualifikasi
a. Pendidikan Formal:
Minimal S1 Kesehatan.
b. Pendidikan Non Formal:
Memiliki sertifikat Pelatihan Manajemen Mutu dan pelatihan
keselamatan pasien Rumah Sakit
c. Pengalaman Kerja:
Mempunyai pengalaman kerja sebagai penanggung jawab
unit kerja.
d. Ketrampilan:
Memiliki kemampuan kepemimpinan, inovatif, komunikasi
yang baik dan percaya diri
e. Usia:
Usia antara 35 – 58 tahun
f. Berbadan sehat jasmani dan rohani
3. Uraian Tugas:
a. Menyusun, mengevaluasi dan mensosialisasikan kebijakan
mutu dan manajemen keselamatan pasien Rumah Sakit.
b. Menyusun program mutu dan keselamatan pasien Rumah
Sakit.
c. Memimpin, mengkoordinir dan mengevaluasi pelaksanaan
program mutu dan keselamatan pasien Rumah Sakit
secara efektif, efisien.
d. Mengusulkan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan
sumber daya manusia rumah sakit dalam hal mutu Rumah
Sakit.
e. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah
sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dalam hal
mutu dan keselamatan pasien RS.
16
f. Memimpin pertemuan rutin setiap bulan dengan anggota
TIM PMKP untuk membahas dan menginformasikan hal-hal
penting yang berkaitan dengan mutu dan keselamatan
pasien Rumah Sakit.
g. Menghadiri pertemuan manajemen, bila dibutuhkan.
h. Membuat laporan kinerja setiap bulan dan akhir tahun
kepada Karumkitban 05.08.03 Sidoarjo.
4. Tanggung Jawab:
a. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah sakit
b. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang
berhubungan dengan mutu dan keselamatan pasien
c. Bertanggung jawab untuk melaporkan hasil pelaksanaan
program peningkatan mutu dan keselamatan pasien
kepada Direktur Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo
d. Bertanggung jawab terhadap ketersediaan data dan
informasi yang berhubungan dengan mutu dan
keselamatan pasien rumah sakit
e. Bertanggung jawab dalam pemberian informasi yang
berhubungan dengan mutu dan keselamatan pasien rumah
sakit
f. Bertanggung jawab terhadap disiplin dan kinerja kerja staf
di Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
5. Wewenang:
a. Membuat usulan-usulan yang diperlukan kepada Kepala
Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo yang berkaitan dengan
mutu Rumah Sakit.
b. Membuat prosedur yang berkaitan dengan mutu dan
keselamatan pasien Rumah Sakit.
c. Memerintahkan dan menugaskan staf dalam melaksanakan
Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
17
d. Meminta laporan pelaksanaan program peningkatan mutu
dan keselamatan pasien dari unit kerja terkait
e. Melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja di lingkungan
Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo terkait pelaksanaan program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien
f. Memberikan pengarahan dalam hal penyusunan,
pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut rekomendasi dari
program peningkatan mutu dan keselamatan pasien
g. Meminta data dan informasi yang berhubungan dengan
mutu dan keselamatan pasien dari unit-unit kerja di
lingkungan Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo
6. Hasil Kerja
a. Usulan perencanaan ketenagaan & fasilitas yang berkaitan
dengan mutu dan keselamatan pasien Rumah Sakit.
b. Usulan yang berkaitan dengan mutu dan keselamatan
pasien Rumah Sakit.
18
a. Menyelenggarakan kegiatan kesekretariatan Tim agar
proses berjalan lancar.
b. Mengelola kearsipan dan surat menyurat Tim .
c. Membuat laporan kegiatan Tim.
d. Membuat notulen setiap rapat Tim .
e. Memproduksi surat, undangan, konsep-konsep standar,
Protap, pedoman dan lain-lain sehubungan dengan
kegiatan Tim .
f. Menginformasikan hal-hal yang berhubungan dengan
kegiatan Tim sepengetahuan Ketua kepada seluruh
anggota dan berkolaborasi dengan Tim lainnya.
g. Mengkompilasi dan mengolah data yang behubungan
dengan mutu untuk menjadi bahan pelaporan.
h. Tanggung Jawab:
i. Bertanggung jawab terhadap kegiatan administratif di Tim
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
j. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang
berhubungan dengan mutu dan keselamatan pasien
k. Bertanggung jawab melaporkan hasil kegiatan administratif
kepada Ketua Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien
l. Membantu Ketua Tim dalam menyusun laporan secara
berkala dan surat menyurat.
4. Wewenang
a. Meminta laporan pelaksanaan program peningkatan mutu
dan keselamatan pasien dari unit kerja terkait
b. Melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja di lingkungan
Rumkitban 05.08.03 Sidoarjoterkait pelaksanaan program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien
c. Meminta data dan informasi yang berhubungan dengan
mutu dan keselamatan pasien dari unit-unit kerja di
lingkungan Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo
19
d. Melakukan komunikasi internal dan eksternal kepada unit
kerja di lingkungan Rumkitban 05.08.03 Sidoarjodan pihak
luar melalui surat tertulis, email, dan telepon
20
rumah sakit untuk melakukan pelatihan internal mutu rumah
sakit;
e. Memberikan masukan kepada Ketua TIM PMKP dalam
rangka pengambilan kebijakan mutu Rumah Sakit;
f. Menghadiri pertemuan Tim PMKP.
g. Membantu membuat laporan mengenai mutu
h. Membuat usulan-usulan yang diperlukan kepada manajemen
yang berkaitan dengan peningkatan mutu.
4. Tanggung Jawab:
a. Bertanggung jawab terhadap pemantauan Program Indikator
Mutu dan pelaksanaan clinical pathway
b. Bertanggung jawab terhadap penyusunan laporan
pemantauan indikator mutu dan pelaksanaan clinical
pathway di Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
c. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang
berhubungan dengan inovasi mutu dan pelaksanaan clinical
pathway dan Manajemen resiko di rumah sakit
d. Bertanggung jawab untuk melaporkan hasil
pelaksanaan pemantauan indikator mutu dan pelaksanaan
clinical pathway serta kegiatan-kegiatan mutu lainnya
kepada Ketua Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien
e. Bertanggung jawab terhadap pengolahan data dan informasi
yang berhubungan dengan mutu dan pelaksanaan clinical
pathway rumah sakit
f. Bertanggung jawab langsung kepada Ketua TIM PMKP
5. Wewenang
a. Meminta laporan pelaksanaan pemantauan program
indikator mutu penjaminan mutu dan pelaksanaan clinical
pathways dari unit kerja terkait
b. Melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja di lingkungan
Rumkitban 05.08.03 Sidoarjoterkait pelaksanaan
21
pemantauan indikator mutu serta pelaksanaan clinical
pathway dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan mutu
rumah sakit
c. Meminta data dan informasi yang berhubungan dengan mutu
dan pelaksanaan clinical pathway rumah sakit dari unit-unit
kerja di lingkungan Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo
22
konsultasi, pemantauan (monitoring) dan penilaian
(evaluasi) tentang terapan (implementasi) program
Manajemen Resiko Rumah Sakit.
d. Bekerja sama dengan bagian pendidikan dan pelatihan
rumah sakit untuk melakukan pelatihan internal Manajemen
resiko rumah sakit;
e. Memberikan masukan kepada Ketua TIM PMKP dalam
rangka pengambilan kebijakan Manajemen Resiko RS.
f. Membantu membuat laporan mengenai Manajemen Resiko
g. Membuat usulan-usulan yang diperlukan kepada
manajemen yang berkaitan dengan Manajemen Resiko.
4. Tanggung Jawab:
a. Bertanggung jawab langsung kepada Ketua TIM PMKP
b. Terpenuhinya prosedur – prosedur pelaksanaan dan
layanan yang menjamin pelaksanaan risiko di rumah sakit
c. Terkendalinya kondisi – kondisi yang berpotensi
membahayakan pasien, staf, maupun pengunjung serta
mendukung pelaksanaan manajemen risiko dirumah sakit
d. Terjaganya komitmen karyawan terhadap manajemen risiko
di rumah sakit
e. Wewenang
f. Mengelola tim manajemen risiko RS
g. Melakukan pengawasan dan melaksanakan manajemen
risiko di seluruh unit kerja rumah sakit
h. Memberi masukan dan rekomendasi kepada Direktur
rumah sakit dengan tugas kegiatan manajemen risiko
23
2. Persyaratan dan Kualifikasi
a. Pendidikan Formal:
Minimal D3 Kesehatan.
b. Pendidikan Non For mal:
Memiliki sertifikat Pelatihan Keselamatan pasien Rumah
Sakit
c. Pengalaman Kerja:
Mempunyai pengalaman kerja minimal 1 tahun di rumah
sakit
d. Ketrampilan:
Memiliki kemampuan profesional, inovatif, komunikasi yang
baik dan percaya diri
e. Usia:
Usia antara 20 – 58 tahun
f. Berbadan sehat jasmani dan rohani
3. Uraian Tugas:
a. Berpartisipasi pada program Keselamatan pasien
b. Menyusun prosedur terkait dengan program
Keselamatan pasien rumah sakit.
c. Menjalankan peran untuk melakukan motivasi, edukasi,
konsultasi, pemantauan (monitoring) dan penilaian
(evaluasi) tentang terapan (implementasi) program
Keselamatan pasien Rumah Sakit termasuk didalamnya
menyangkut ke Farmasian
d. Bekerja sama dengan bagian pendidikan dan pelatihan
rumah sakit untuk melakukan pelatihan internal Keselamatan
pasien rumah sakit;
e. Memberikan masukan kepada Ketua Tim PMKP dalam
rangka pengambilan kebijakan Keselamatan pasien RS.
f. Membantu membuat laporan mengenai Keselamatan pasien
Membuat usulan-usulan yang diperlukan kepada manajemen
yang berkaitan dengan Keselamatan pasien.
24
4. Tanggung Jawab:
a. Bertanggung jawab terhadap pemantauan Program
Keselamatan Pasien
b. Bertanggung jawab terhadap penyusunan laporan
pemantauan indikator Keselamatan Pasien di Tim
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
c. Bertanggung jawab untuk melaporkan hasil pelaksanaan
pemantauan program Keselamatan Pasien dan kegiatan-
kegiatan mutu lainnya kepada Ketua Tim Peningkatan Mutu
dan Keselamatan Pasien
d. Bertanggung jawab terhadap pengolahan data dan informasi
yang berhubungan dengan keselamatan pasien rumah sakit
e. Bertanggung jawab dalam pemberian informasi yang
berhubungan dengan kegiatan keselamatan pasien rumah
sakit
f. Bertanggung jawab langsung kepada Ketua Tim PMKP
5. Wewenang
a. Mengusulkan konsep atau perubahan kebijakan
keselamatan pasien
b. Meminta laporan pelaksanaan pemantauan indikator mutu
keselamatan pasien dan penjaminan mutu dari unit kerja
terkait
c. Melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja di lingkungan
Rumkitban 05.08.03 Sidoarjoterkait pelaksanaan
pemantauan indikator keselamatan pasien dan hal-hal
lainnya yang berhubungan dengan keselamatan pasien
d. Meminta data dan informasi yang berhubungan dengan
keselamatan pasien rumah sakit dari unit-unit kerja di
lingkungan Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo
25
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
26
yang terdiri dari Evaluasi Praktik Profesional Berkelanjutan (On
going Professional Practice Evaluation/OPPE) dan Evaluasi Praktik
Professional Terfokus (Focused Professional Practice
Evaluation/FPPE).
c. Laporan kepada Karumkit
8. Komunikasi
Komunikasi dilakukan dengan pertemuan dan pelatih
27
TATA HUBUNGAN KERJA
Tim Unit
Cleaning KPRS
service
keper
awata
n
Penyuluhan Gizi
kesehatan
Unit
Laundry Bedah
TIM Farmasi
BPM PMKP
UPSRS
Rekam
Medik
Kabina
Tuud
Pemul Penun
asaran jang
Jenasa
HHh
28
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
29
2) Menambah pengetahuan wawasan bidang mutu
pelayanan rumah sakit.
c. Pelatihan
Pelatihan untuk peningkatan pengetahuan Tim PMKP
dilaksanakan melalui : External Training, yaitu program
pelatihan diluar rumah sakit yang diselenggarakan oleh KARS
dan diikuti oleh anggota Tim PMKP sesuai dengan kebutuhan
dalam upaya meningkatkan mutu dan keselamatan pasien.
Internal Training yaitu program pelatihan yang diselenggarakan oleh
Tim PMKP.
30
BAB IX
PROGRAM ORIENTASI
PENANGGUNG
BULAN
KE MATERI WAKTU METODE
JAWAB
Sosialisasi
PMKP ke
Unit – Unit
Bulan ke 1 dan Instalasi 45 menit Ceramah Ketua TIM PMKP
Sosialisasi
PMKP ke
Instalasi
dan Unit
RS
1. Materi Peran
Bulan ke 3 Pemilik dalam
dan ke 4 TIM PMKP
2.Materi
Pelatihan In Overview PMKP
House SNARS edisi 1,
Training budaya Teori Roll Play
keselamatan
PMKP pasien 4 jam dan Diskusi Ketua TIM PMKP
3.Materi Sasaran
Keselamatan
Pasien
4.Manajemen
resiko RS dalam
standart
akreditasi RS
5.Monitoring dan
evaluasi PPK-CP
31
BAB X
PERTEMUAN / RAPAT
1. Pertemuan rutin
a. Pertemuan rutin Tim PMKP
Hari Rabu,minggu ke-2
Jam 12.00 s/d selesai
Peserta : Ketua, Sekertaris dan Anggota TIM PMKP
Materi : Kegiatan rutin TIM PMKP, analisis lanjutan insiden yang
ditemui.
b. Rapat kerja dengan manajemen RS, ketua Tim RS, kepala instalasi
dan kepala bagian di RS
Hari Kamis,minggu ke-2
Jam 08.00 s/d selesai
Peserta : Manajemen, Ketua Komite /Tim RS, seluruh
kepala
instalasi dan kepala bagian di RS
Materi : Laporan Bulanan Insiden, analisis Insiden, rekomendasi
dan solusi tindak lanjut.
32
BAB XI
PELAPORAN
33
l. Feedback dari Pimpinan Rumah Sakit disampaikan ke jajaran
struktural di bawahnya untuk diketahui sampai ke kepala unit yang
bersangkutan.
Mengetahui
Kepala Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo Ketua Tim PMKP
34