PEDOMAN KERJA
KOMITE PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP)
DI RUMKITAL ILYAS TARAKAN
tentang
PEDOMAN KERJA
KOMITE PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP) DI RUMAH SAKIT
ii
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Tarakan
Pada tanggal : 06 April 2020
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan hanya pada Allah SWT yang telah memberikan keragaman
pikiran dan anugrah yang berbeda untuk masing-masing makhluk-Nya sehingga kita
dapat hidup bersama, saling melengkapi dan saling mengisi.
Pedoman ini diharapkan dapat digunakan sebahagi acuan dalam upaya membuat laporan
peningkatan mutu dan keselamatan pasien di Rumkital Ilyas Tarakan, agar dapat
disesuaikan dengan situasi dan kondisi di lingkungan satuan kerja, masing-masing
program ini tentunya jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat diharapkan.
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatna Pasien Rumkital Ilyas Tarakan ini
diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman dan kemauan untuk
melaksanakan pelayanan yang bermutu dengan mengedepankan keselamatan pasien.
Demikian atas segala bantuan dan kerjasamanya kami sampaikan banyak terima kasih.
Tim Penyusun
iv
DAFTAR ISI
JUDUL............................................................................................................................i
KEPUTUSAN KARUMKIT..............................................................................................ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................................iv
DAFTAR ISI....................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Tujuan Umum Tujuan Khusus............................................................2
C. Tugas Pokok.......................................................................................2
D. Keanggotaan.......................................................................................3
E. Landasan Hukum................................................................................3
BAB II PENGORGANISASIAN KOMITE
A. Struktur Organisasi.............................................................................5
B. Uraian Tugas, Tanggung Jawab, Wewenang dan Peran...................5
C. Tata Hubungan Kerja..........................................................................11
BAB III SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG
A. Sarana kesekretariatan.......................................................................12
B. Kebijakan.............................................................................................12
C. Pengembangan dan Pendidikan Pelatihan (Diklat)............................12
BAB IV KEGIATAN DAN RINCIAN KEGIATAN
A. Kegiatan Peningkatan Mutu................................................................13
B. Kegiatan Keselamatan Pasien............................................................20
BAB V METODE..................................................................................................37
BAB VI MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
A. Monitoring dan Evaluasi......................................................................42
B. Pelaporan............................................................................................42
BAB VII PENUTUP.................................................................................................44
v
PANGKALAN UTAMA TNI AL XIII Lampiran Keputusan Karumkital Ilyas Tarakan
RUMKITAL ILYAS TARAKAN Nomor : Kep/01/IV/2020
Tanggal : 06 April 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Peningkatan mutu pelayanan merupakan prioritas utama di semua rumah sakit.
Upaya tersebut dilaksanakan melalui pembangunan sarana prasarana, pengadaan
peralatan dan ketenagaan serta perangkat lunak lainnya, sejalan dengan
pembangunan rumah sakit umumnya.
Rumkital Ilyas Tarakan terdapat ratusan macam obat, beragam tes dan prosedur,
banyak alat dan tekhnologinya, bermacam jenis tenaga profesi dan non profesi
yang siap memberikan pelayanan pasien 24 jam terus menerus. Keberagaman dan
kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dengan baik dapat
menyebabkan terjadinya kejadian tidak di inginkan.
Agar upaya peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di rumah sakit
dapat berjalan sinergis serta menghasilkan seperti yang diharapkan maka dirasa
perlu disusun pedoman kerja untuk mendukung program upaya peningkatan mutu
dan keselamatan pasien, sehingga buku pedoman ini diharapkan dapat sebagai
acuan bagi Rumkital Ilyas Tarakan.
1
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pelayanan kesehatan melalui upaya peningkatan mutu dan
keselamatan pasien Rumkital Ilyas Tarakan secara efektif dan efisien agar
tercapainya derajat kesehatan yang optimal.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai acuan yang jelas bagi manajemen dan stake holder Rumkital
Ilyas Tarakan didalam mengambil keputusan terhadap peningkatan mutu
dan keselamatan pasien.
b. Terciptanya budaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien di
Rumkital Ilyas Tarakan.
c. Terlaksananya program keselamatan pasien secara sistematis dan
terarah
d. Pemberian pelayanan sesuai dengan standar profesi dan standar
pelayanan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu sesuai
dengan kebutuhan pasien.
e. Meningkatkan mutu pelayanan klinis dan manajemen di seluruh unit
rumah sakit secara berkesinambungan.
C. TUGAS POKOK
Tugas pokok Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien adalah sebagai
berikut :
1. Sebagai motor penggerak penyusunan program PMKP Rumkital Ilyas
Tarakan
2. Melakukan monitoring dan memandu penerapan program PMKP di unit
kerja
3. Membantu dan melakukan koordinasi dengan pimpinan unit pelayanan
dalam memilih prioritas perbaikan, pengukuran mutu/indikator mutu, dan
menindaklanjuti hasil capaian indikator.
4. Melakukan koordinasi dan pengorganisasian pemilihan prioritas di tingkat
unit kerja serta menggabungkan menjadi prioritas rumah sakit secara
keseluruhan. Prioritas program rumah sakit ini harus terkoordinasi dengan
baik dalam pelaksanaannya.
2
5. Menentukan profil indikator mutu, metode analisis, dam validasi data dari
data indikator mutu yang dikumpulkan dari seluruh unit kerja di rumah sakit.
6. Menyusun formulir untuk mengumpulkan data, menentukan jenis data, serta
bagaimana alur data pelaporan dilaksanakan.
7. Menjalin komunikasi yang baik dengan semua pihak terkait serta
menyampaikan masalah terkait pelaksanaan program mutu dan
keselamatan pasien
8. Terlibat secara penuh dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan PMKP.
9. Bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan masalah-masalah mutu
secara rutin kepada semua staf
10. Menyusun regulasi terkait dengan pengawasan dan penerapan program
PMKP.
11. Melakukan pencatatan, pelaporan insiden, analisis insiden termasuk
melakukan RCA dan mengembangkan solusi untuk meningkatkan
keselamatan pasien.
D. KEANGGOTAAN
Keanggotan dalam struktur Komite PMKP terdiri dari Ketua komite, Sekretaris
komite, Sub komite mutu, Sub komite keselamatan pasien, anggota dan PIC di
tiap-tiap unit baik di unit pelayanan dan di unit kerja.
E. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Undang-Undang RI Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
4. Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 11 tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1438/Menkes/PER/IX2010 tentang
Standar Pelayanan Kedokteran
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 755/Menkes/PER/IV/2011 tentang
Penyelenggaraan Komite Medis
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 012 tahun 2012 tentang Akreditasi
3
10. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 290/Menkes/PER/III/2008 tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran
11. KMK No. 251/Menkes/SK/VII/2012 tentang Komite Keselamatan Pasien RS
4
BAB II
PENGORGANISASIAN
Kegiatan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Rumkital Ilyas Tarakan dikelola oleh
Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) yang berada langsung di
bawah Karumkit. Komite PMKP Rumkital Ilyas Tarakan bertugas dalam mengkoordinir
seluruh program kegiatan peningkatan mutu pelayanan rumah sakit melalui upaya
peningkatan mutu pelayanan Rumkital Ilyas Tarakan. Komite PMKP juga berkoordinasi
dengan komite lainnya seperti Komite PPI serta seluruh unit pelayanan dan unit kerja di
Rumkital Ilyas Tarakan.
Karumkit
Sekretaris Komite
PMKP
PIC
B. URAIAN JABATAN
1. Ketua Komite PMKP
a. Pengertian Jabatan
Seorang profesional yang diberi tugas dan wewenang untuk dapat
memimpin dalam menjalankan pelaksanaan program PMKP
b. Persyaratan Jabatan
1) Pendidikan formal minimal S1 kedokteran / S1 Keperawatan
2) Pendidikan non formal memiliki sertifikat pelatihan PMKP eksternal
5
3) Memiliki kemampuan memimpin dan berkoordinasi
4) Memiliki ketertarikan dalam hal peningkatan mutu rumah sakit
c. Uraian Tugas :
1) Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi kebijakan peningkatan
mutu
2) Menyusun, melaksanakan dan mngevaluasi pedoman peningkatan
mutu
3) Menyusun program kerja peningkatan mutu rumah sakit
4) Menyusun dan mengevaluasi panduan manajemen data mutu
5) Memimpin pertemuan berkala
6) Menerima dan melakukan resume laporan mutu unit kerja
7) Melakukan kordinasi dengan komite dan bagian terkait dalam hal
melakukan analisa perbaikan mutu rumah sakit
8) Memberikan laporan program kerja peningkatan mutu kepada
Karumkit secara berkala.
9) Memberikan feedback pencapaian program mutu kepada unit-unit
kerja maupun komite.
d. Tanggung Jawab
1) Ketua komite PMKP bertanggung jawab kepada Karumkit
2) Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab seluruhnya
terhadap pelaksanaan program PMKP di Rumkital Ilyas Tarakan
e. Wewenang
1) Menyusun pedoman peningkatan mutu dan keselamatan pasien
Rumkital Ilyas Tarakan
2) Menyusun panduan manajemen data
3) Menyusun program peningkatan mutu
4) Memberikan penilaian kinerja anggota Komite PMKP
f. Hasil Kerja
1) Kebijakan peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah sakit
2) Pedoman peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah sakit
3) Program kerja
6
4) Daftar indikator mutu prioritas rumah sakit
5) Daftar indikator mutu unit
6) Kamus indikator mutu (profil indikator)
7) Laporan program PMKP
8) Strategi perbaikan
b. Persyaratan Jabatan
1) Pendidikan formal minimal S1 Keperawatan non shift
2) Pendidikan non formal memiliki sertifikat pelatihan PMKP
eksternal/internal
3) Memiliki kemampuan mengoperasikan komputer
4) Memiliki ketertarikan dalam hal peningkatan mutu rumah sakit
c. Uraian Tugas
1) Notulen rapat komite peningkatan mutu dan keselamatan pasien
rumah sakit
2) Melakukan penyusunan resume laporan mutu unit kerja yang diterima
dari setiap unit kerja
3) Melakukan penyusunan laporan mutu dan keselamatan pasien rumah
sakit
4) Membantu ketua komite mutu dalam menyusun dokumen strategi
perbaikan
d. Tanggung Jawab
Sekretaris komite PMKP secara administratif bertanggung jawab kepada
ketua komite PMKP
e. Wewenang
Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan
7
f. Hasil kerja
1) Notulen rapat komite PMKP
2) Resume laporan komite PMKP
3) Strategi perbaikan
9
d. Melaksanakan scoring dan menetapkan prioritas risiko-risiko di seluruh
unit / instalasi / bagian / unit.
e. Melaksanakan koordinasi dengan unit keselamatan pasien dalam hal
penyelidikan KTD.
f. Melakukan evaluasi terhadap KNC dan proses risiko tinggi lainnya yang
dapat berubah dan berakibat terjadinya kejadian sentinel.
g. Melaksanakan kegiatan FMEA untuk suatu kejadian yang berujung
kepada risiko tinggi dan sentinel
h. Melakukan monitoring dan evaluasi ke unit-unit terhadap pelaksanaan
program manajemen resiko rumah sakit dan manajemen dari hal lain
yang terkait.
i. Menyusun laporan berkala dan khusus tentang kegiatan manajemen
resiko termasuk laporan FMEA
b. Persyaratan Jabatan
1) Pendidikan non formal memiliki sertifikat PMKP intermal / eksternal
2) Memiliki ketertarikan dalam hal peningkatan mutu rumah sakit
3) Merupakan anggota mutu di unit kerja masing-masing
c. Uraian Tugas
1) Membantu dalam memilih indikator mutu unit di unitnya dan
menyusun profilnya
2) Mencatat, mengumpulkan, menganalisa data unit dan melaporkan
hasil pengumpulan data ke Komite PMKP
3) Melakukan pengumpulan data indikator mutu unit baik secara manual
maupun elektronik (SISMADAK)
4) Melakukan pelaporan hasil pengumpulan data indikator unit kerja
kepada sekretaris PMKP
5) Membantu ka instalasi/kasubag/kasie dalam hal menyusun
rekomendasi tindak lanjut perbaikan mutu unit.
10
d. Tanggung Jawab
1) Bertanggung jawab terhadap pemantauan indikator mutu unit kerja
2) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang
berhubungan dengan mutu rumah sakit
3) Brtanggung jawab dalam pengumpulan data baik secara manual
ataupun secara elektronik (SISMADAK)
e. Wewenang
1) Meminta data informasi yang berhubungan dengan mutu
2) Melakukan kordinasi dengan unit-unit kerja di lingkungan rumah sakit
KARUMKIT
KOMITE PPI,
UNIT KERJA DAN
KOMITE PMKP KOMITE MEDIS,
UNIT PELAYANAN
DLL
11
BAB III
SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG
A. SARANA KESEKRETARIATAN
Sarana Komite PMKP
1. Kursi 4 buah
2. Meja 2 buah
3. Lemari 1 buah
4. Papan tulis 1 buah
5. Komputer 1 buah
6. Printer 1 buah
DIKLAT PMKP
NO JABATAN LOKASI DIKLAT MATERI
1 Karumkit /Ka. PMKP External PMKP Snars Edisi 1.1
2 Ka. Instalasi/Ka. Sub Bagian External/Internal PMKP Snars Edisi 1.1
3 Komite Medik dan Komite External/Internal PMKP Snars Edisi 1.1
Keperawatan
4 Staf Komite PMKP External/Internal PMKP Snars Edisi 1.1 &
Sistem Manajemen Data
5 PIC data unit Internal Sistem Manajemen Data
6 Staf klinis External/Internal Standar berfokus pada
pasien
12
BAB IV
KEGIATAN DAN RINCIAN KEGIATAN
13
3. Pengukuran Indikator Mutu
a. Indikator Mutu Nasional
Indikator mutu nasional merupakan indikator yang ditetapkan permenkes
tentang pedoman pengukuran dan evaluasi mutu pelayanan rumah sakit
yang terdiri dari 12 indikator wajib yang ada di SISMADAK
14
1) Penilaian rumah sakit secara menyeluruh dan perbaikan prioritas
yang ditetapkan oleh Karumkit yang terkait secara spesifik dengan
unit layanan.
2) Penilaian yang terkait dengan prioritas unit kegiatan secara spesifik
untuk mengurangi variasi, meningkatkan keselamatan untuk tindakan
/ tata laksana berisiko tinggi, meningkatkan kepuasan pasien, dan
meningkatkan efisiensi.
3) Penilaian spesifik di unit pelayanan dengan melakukan evaluasi
Panduan Praktik Klinis dari para profesional pemberi asuhan (PPA).
Selain dari standar pelayanan minimal rumah sakit, indikator mutu unit
kerja dapat berasal dari :
1) Indikator mutu nasional
2) Indikator mutu prioritas rumah sakit yang terkait unit kerja
3) Indikator mutu Ponek (Prognas)
4) Data hasil surveillance (PPI)
5) Data insiden keselamatan pasien
6) Indikator mutu pelayanan yang dikontrakkan
7) Evaluasi kepatuhan DPJP terhadap PPK-CP
8) Data OPPE (Ongoing Professional Practice Evaluation)
15
d. Supervisi pengumpulan data dilakukan oleh ka instalasi / kasubag /
komite PMKP
e. Hasil evaluasi dan rencana tindak lanjut dilaporkan kepada Karumkit
dalam laporan bulanan unit kerja.
16
Di Rumkital Ilyas Tarakan metode analisa yang digunakan adalah terutama
membandingkan dari waktu ke waktu dan membandingkan dengan standar
yang telah ditetapkan, walaupun tidak menutup kemungkinan menambah
perbandingan - perbandingan yang lain.
17
2) Menggunakan sampel tercatat, kasus dan data lainnya yang sahih
secara statistik. Sample 100% hanya dibutuhkan jika jumlah
pencatatan, kasus atau data lainnya sangat kecil jumlahnya.
3) Membandingkan data asli dengan data yang dikumpulkan ulang
4) Menghitung keakuratan dengan membagi jumlah elemen data yang
ditemukan dengan total jumlah data elemen dikalikan dengan 100.
Tingkat akurasi 90 % adalah patokan yang baik.
5) Jika elemen data yang diketemukan ternyata tidak sama, dengan
catatan alasannya (misalnya data tidak koleksi sampel baru setelah
semua tindakan koreksi dilakukan untuk memastikan tindakan
menghasilkan tingkat akurasi yang diharapkan).
c. Proses validasi data yang akan dipublikasi di web site atau media lainnya
agar diatur tersendiri, dan dapat menjamin kerahasiaan pasien dan
keakuratan data. Pelaksanaan validasi indikator mutu dilaksanakan
sebagai berikut :
1) Setelah data indikator mutu terkumpul, selanjutnya dilakukan validasi
oleh Komite PMKP. Validasi dilakukan pada sampel data yang sama,
dengan cara yang sama (menggunakan profil indikator yang sama),
namun oleh orang yang berbeda.
2) Jika data valid, maka data dapat digunakan untuk evaluasi, jika data
tidak valid, maka data tidak dapat digunakan untuk evaluasi dan
dilakukan pengambilan data ulang.
3) Evaluasi dan penyusunan rencana tindak lanjut dilakukan oleh
kabid/kabag/kasi/kasubag/ka irna/ka.irja dan komite PMKP. Hasil
evaluasi dan rencana tindak lanjut dilaporkan kepada Karumkit.
Publikasi data indikator mutu bisa dilakukan melalui media resmi rumah
sakit, antara lain website, media social lainnya dan papan pengumuman.
18
8. Evaluasi Penilaian Kinerja
A. Staf klinis / PPA
Kinerja staf klinis dievaluasi dan dimonitoring melalui beberapa hal,
diantaranya :
1) OPPE (Ongoing Professional Practice Evaluation)
2) Kepatuhan DPJP terhadap PPK-CP
3) Indikator kinerja sesuai dengan kelompok staf medis masing-masing
Evaluasi dilaksanakan secara berkala, yaitu 1 tahun sekali. Hasil
evaluasi kinerja staf klinis selanjutnya dilaporkan kepada Karumkit
dengan tembusan ke Komite PMKP
19
dilakukan dalam pelaksanaan evaluasi pelaksanaan perjanjian kerjasama
oleh tim kerjasama dengan pihak ketiga. Kegiatan yang dilakukan meliputi :
A. Pelaksanaan evaluasi kontrak dan perjanjian lainnya
B. Monitoring dan evaluasi kontrak perjanjian lainnya
DIKLAT PMKP
NO JABATAN LOKASI DIKLAT MATERI
1 Karumkit /Ka. PMKP External Konsep dan Prinsip PMKP
2 Ka. Instalasi/Ka. Sub Bagian External/Internal Konsep dan Prinsip PMKP
3 Komite Medik dan Komite External/Internal Konsep dan Prinsip PMKP
Keperawatan
4 Staf Komite PMKP External/Internal Konsep dan Prinsip PMKP
5 PIC data unit Internal Sistem Manajemen Data
6 Staf klinis External/Internal Standar berfokus pada
pasien
21
Al
ur pelaporan Insiden Keselamatan Pasien di Rumah Sakit
22
10)Setelah melakukan RCA, Tim RCA Rumah Sakit akan membuat
laporan dan Rekomendasi untuk perbaikan serta "Pembelajaran"
berupa : Petunjuk / "Safety alert" untuk mencegah kejadian yang
sama terulang kembali.
11)Hasil RCA, rekomendasi dan rencana kerja dilaporkan kepada Direksi
12)Rekomendasi untuk "Perbaikan dan Pembelajaran" diberikan umpan
balik kepada unit kerja terkait serta sosialisasi kepada seluruh unit di
Rumah Sakit
13)Unit Kerja membuat analisa kejadian di satuan kerjanya masing -
masing
14)Monitoring dan Evaluasi Perbaikan oleh Tim KP di Rumah Sakit.
Gelang identifikasi pasien adalah suatu alat berupa gelang identitas yang
dipasangkan kepada pasien secara individual yang digunakan sebagai
identitas pasien selama dirawat di rumah sakit. Gelang identitas meliputi
gelang berwarna merah muda untuk pasien berjenis kelamin perempuan,
gelang berwarna biru muda untuk pasien yang berjenis kelamin laki-laki.
23
Gelang penanda yang berlaku di Rumkital Ilyas Tarakan diantaranya
gelang berwarna yang merah untuk pasien dengan alergi tertentu,
gelang berwarna kuning untuk pasien yang beresiko jatuh, gelang
berwarna ungu untuk pasien Do Not Resuscitate (DNR).
24
2) Pemasangan gelang identitas
a) Warna gelang identitas dipilih sesuai jenis kelamin, yaitu : a.
pasien perempuan diberikan gelang berwarna merah muda b.
pasien laki-laki gelang diberikan berwarna biru muda
b) Tulisan pada gelang identitas adalah : nama, tanggal lahir, nomor
rekam medis sesuai dengan data rekam medis pasien.
c) Tulisan tersebut harus jelas dan tercetak, mudah terbaca serta
memakai tinta yang tidak mudah luntur. Apabila mesin cetak
mengalami kerusakan petugas dapat menulis menggunakan tinta
yang tidak mudah luntur.
d) Petugas yang memasang gelang identitas adalah perawat / bidan
yang menerima pasien pada waktu masuk IGD dan ruangan
dimana pasien tersebut dirawat.
e) Pemasangan gelang identitas pada pasien Hemodialisa
dilaksanakan sebelum di lakukan tindakan invasive.
25
e) Pendokumentasian pada rekam medis dilakukan oleh
dokter/perawat/ bidan yang bertugas pada saat diketahui bahwa
pasien mengalami alergi.
26
e) Penandaan status DNR yaitu stiker berwarna ungu dipasang oleh
Kepala ruangan/ketua tim jaga pada saat yang bertugas pada
saat itu
f) Konfirmasi ulang kepada keluarga pasien.
28
tentang pasien. Hand Over berisi tentang informasi perubahan status
pasien serta kondisi pasien yang membutuhkan pengawasan lebih.
1) Penandaan
a) Elektrolit konsentrat, insulin, antikoagulan parenteral, psikotropik
dan narkotik diberi label „HIGH ALERT” pada kotak penyimpanan
obat dan atau pada masing-masing ampul / cartridge/ vial.
b) Pelabelan Obat LASA pada dus / kotak penyimpanan obat dan
atau pada masing-masing ampul / cartridge/ vial serta area
penyimpanan
c) Di ruang perawatan bila menggunakan dispensing cabinet, berilah
pesan peringatan di tutup cabinet agar perawat waspada dan hati-
hati. Setiap kotak atau tempat yang berisi high alert medications
harus diberi label.
d) Di ruang perawatan jika high alert medications yang dimasukkan
kedalam plabote infus, harus diberi penandaan berupa tulisan
nama obat high alert yang ditulis di label plabottlenya serta tanda
obat high alert
29
2) Penyimpanan
a) High alert medications di instalasi /unit pelayanan farmasi
disimpan di dalam lemari, penyimpanan harus diberi label yang
jelas dan dipisahkan dengan obat rutin lainnya.
b) Obat High Alert disimpan dalam tempat atau lemari terpisah dari
obat lainnya dan diberi label berwarna merah pada sekeliling area
penyimpanan
c) Elektrolit konsentrat hanya boleh disimpan di Instalasi Farmasi
(Unit, Gudang Farmasi)
d) Psikotropik dan Narkotik disimpan dalam lemari berkunci ganda,
kunci dipegang oleh petugas yang berbeda.
e) Antikoagulan parenteral disimpan sesuai dengan monografi obat
f) Insulin disimpan di dalam rak lemari es, jangan di dalam freezer
atau pintu kulkas. Penyimpanan pada suhu 2-8°C dan harus
dibuang dalam waktu 28 hari setelah vial dibuka (pada saat vial
dibuka diberi tanda penanggalan pada label)
3) Peresepan
a) Peresepan hanya dapat dilaksanakan oleh dokter dan dokter gigi
Rumkital Ilyas Tarakan sesuai kewenangan klinisnya.
b) Peresepan harus menggunakan blangko resep resmi yang
diterbitkan oleh Rumkital Ilyas Tarakan dan membubuhkan tanda
R/ pada tiap sediaan
c) Peresepan harus menggunakan tulisan yang jelas, dapat dibaca
dan menggunakan istilah singkatan yang tidak dilarang
d) Instruksi pengobatan verbal dapat dilayani hanya untuk kasus
emergency. Petugas farmasi wajib mencatat, mengeja jenis
pesanan menggunakan ejaan internasional dan membacakan
kembali dan wajib diganti dengan peresepan tertulis oleh DPJP
atau dokter jaga maksimal 1x24 jam setelah dilayani.
e) Peresepan obat LASA wajib dilakukan konfirmasi ulang kepada
DPJP
4) Penggunaan
30
a) Obat high alert digunakan pada pasien atas intruksi dokter yang
merawat.
b) Harus dilakukan pengecekan ganda oleh petugas sebelum
diberikan kepada pasien, meminimkan intruksi verbal dan
menghindari pemakaian singkatan.
c) Instruksi verbal digunakan khusus pada keadaan emergency.
Petugas penerima instruksi wajib mengeja nama / jenis
permintaan obat dan dosisnya.
d) Perawat harus selalu melakukan pengecekan ganda (double
check) terhadap semua high alert medications sebelum diberikan
kepada pasien. Adapun prosedur pemberian obat-obatan high
alert medications di unit /instalasi pelayanan adalah dilakukan
pengecekan ganda terhadap high alert medications yang
bertujuan untuk meningkatkan keselamatan dan akurasi.
Perawat pertama
o Siapkan obat yang akan diberikan kepada pasien yang
masih lengkap dengan labelnya
o Siapkan peralatan untuk menunjang pemberian obat yang
telah disiapkan
o Siapkan dokumen yang menunjukkan intruksi pemberian
obat tersebut (misalnya catatan pemberian obat, resep,
intruksi tertulis pada saat dokter visite, intruksi via
telpon/lisan yang ditulis oleh petugas di rekam medis
pasien.
Perawat Kedua:
o Anjurkan kepada perawat pertama untuk membaca intruksi
pemberian obat tersebut
o Pastikan bahwa obat yang telah disiapkan dan sesuai
dengan intruksi
o Perhatikan prinsip tujuh benar pemberian obat
o Dokumentasikan pemberian obat tersebut dengan lengkap,
tandatangan perawat yang memberikan dan perawat yang
melakukan pengecekan di lembar rekam medis.
31
d. Memastikan Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien
Operasi
Kepastian tepat lokasi operasi, tepat prosedur dan tepat pasien adalah
pemberian tanda secara pasti terhadap semua pasien yang akan
dilakukan pembedahan di Rumkital Ilyas Tarakan, baik yang memerlukan
pembiusan lokal maupun pembiusan Umum/ Regional.
33
2) Proses Verifikasi Pra Operasi
a) Dilakukan diruang serah terima kamar operasi menggunakan chek
list lembar serah terima pasien prabedah di IKO (Instalasi Kamar
Operasi).
b) Diawali dengan proses identifikasi pasien, diagnosa, dan tindakan
yang akan dilakukan, surat persetujuan tindakan, surat
persetujuan pembiusan dan penandaan lokasi operasi,
c) Pastikan bahwa dokumen penunjang seperti hasil laboratorium,
foto / hasil imaging terlabel dengan benar dan terdokumentasi
d) Pastikan ketersediaan peralatan khusus atau implant dan obat-
obat yg dibutuhkan.
34
Lima momen mencuci tangan yaitu : 1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum melakukan tindakan aseptik 3. Setelah terpapar dengan
darah dan cairan tubuh lainnya 4. Setelah kontak dengan pasien 5.
Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.
35
Orientasikan pasien/penunggu tentang lingkungan ruang
perawatan
Letakkan tanda “Risiko Jatuh”
Pasien dipasang stiker kuning penanda risiko jatuh
Lakukan pengkajian ulang tiap shift
Lakukan pemasangan fiksasi fisik apabila diperlukan dengan
persetujuan keluarga kecuali pada neonates
36
BAB V
METODE
Dengan telah jelasnya cara memecahkan masalah maka bisa dilakukan tindakan
perbaikan. Namun agar pemecahan masalah bisa tuntas, setelah diadakan
tindakan perbaikan perlu dinilai kembali apakah masih ada yang tertinggal. Dari
penilaian kembali maka akan didapatkan masalah yang telah terpecahkan dan
masalah yang masih tetap merupakan masalah sehingga proses siklus akan
berulang mulai tahap pertama.
37
Gambar 5.1 Diagram Tulang Ikan
Pengendalian adalah keseluruhan fungsi atau kegiatan yang harus dilakukan untuk
menjamin tercapainya sasaran perusahaan dalam hal kualitas produk dan jasa
pelayanan yang diproduksi. Pengendalian kualitas pelayanan pada dasarnya
adalah pengendalian kualitas kerja dan proses kegiatan untuk menciptakan
kepuasan pelanggan yang dilakukan oleh setiap orang dari setiap bagian di
Rumkital Ilyas Tarakan.
Keenam langkah P-D-S-A yang terdapat dalam gambar dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Plan
a. Langkah 1 : Menentukan tujuan dan sasaran
Tujuan dan sarana yang akan dicapai didasarkan pada kebijakan yang
ditetapkan. Penetapan sasaran didasarkan pada data pendukung dan
analisis informasi
2. Do
a. Langkah 3 : Menyelenggarakan pendidikan dan latihan
Metode untuk mencapat tujuan yang dibuat dalam bentuk standar kerja.
Agar dapat dipahami oleh petugas terkait, dilakukan program pelatihan
para karyawan untuk memahami standar kerja dan program yang
ditetapkan.
3. Langkah 5 : Study
Memeriksa akibat pelaksanaan
Atasan perlu memeriksa apakah pekerjaan dilaksanakan dengan baik atau
tidak. Jika segala sesuatu telah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
dan mengikuti standar kerja, tidak berarti pemeriksaan dapat diabaikan. Hal
yang harus disampaikan kepada karyawan adalah atas dasar apa
pemeriksaan itu dilakukan. Agar dapat dibedakan manakah penyimpangan
dan manakah yang bukan penyimpangan, dapat dilihat dari akibat yang
timbul dari pelaksanaan pekerjaan dan setelah itu dapat dilihat dari
penyebabnya.
4. Langkah 6 : Action
Mengambil tindakan yang tepat
40
Pemeriksaan melalui akibat yang ditimbulkan bertujuan untuk menemukan
penyimpangan. Jika penyimpangan telah ditemukan, maka penyebab
timbulnya penyimpangan harus ditemukan untuk mengambil tindakan yang
tepat agar tidak terulang lagi penyimpangan. Menyingkirkan faktor-faktor
penyebab yang telah mengakibatkan penyimpangan merupakan konsep
yang penting dalam pengendalian kualitas pelayanan.
41
BAB VI
MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
B. PELAPORAN
1. Setiap unit baik unit kerja ataupun unit pelayanan wajib melaksanakan
kegiatan pemenuhan indikator mutu pelayanan yang sudah ditetapkan
sesuai dengan kebijakan/pedoman/acuan yang digunakan Rumkital Ilyas
Tarakan.
2. Indikator tersebut terdiri dari Indikator Mutu Nasional, Indikator Mutu
Prioritas Rumah Sakit (Indikator Area Klinis / Indikator Area Manajemen /
Indikator Sasaran Keselamatan Pasien) dan indikator mutu unit.
3. PIC / penanggung jawab mutu di unit mencatat, mengumpulkan dan analisa
data unit secara berkala menggunakan form sensus indikator mutu yang
telah disepakati.
4. PIC / penanggung jawab mutu unit setiap 2 minggu akan melaporkan hasil
capaian indikator unitnya kepada Komite PMKP
5. Komite PMKP merekap Indikator Mutu Nasional, Indikator Mutu Prioritas
Rumah Sakit (Indikator Area Klinis / Indikator Area Manajemen / Indikator
Sasaran Keselamatan Pasien) dan indikator mutu unit berdasarkan laporan
PIC dalam bentuk laporan unit.
6. Komite PMKP melaporkan hasil evaluasi dan rekomendasinya ke Karumkit
setiap 3 bulan
42
Alur Pelaporan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien serta Umpan Baliknya :
1. Alur pelaporan capaian indikator mutu dari unit ke komite PMKP setiap 2
minggu, kemudian setiap bulan Ka instalasi melaporkan hasil analisa dan
evaluasi indikator mutu unit kepada Karumkit.
2. Seluruh indikator mutu dari komite PMKP ke Karumkit setiap 3 bulan
selambat-lambatnya tanggal 15 bulan setelahnya.
3. Sedangkan hasil rekomendasi dan umpan balik dari Karumkit akan
disampaikan ke seluruh unit untuk ditindak lanjuti.
4. Alur pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP) dari tim KPRS selambat-
lambatnya tanggal 15 pada bulan berikutnya. Kemudian komite PMKP akan
melaporkan hasil evaluasi dan analisisnya kepada Karumkit setiap 6 bulan.
Kecuali jika ada kejadian sentinel, maka hasil dari RCA langsung dilaporkan
kepada Karumkit.
5. Alur laporan hasil evaluasi kinerja karyawan oleh Kasubbag Kepegawaian
setiap 1 tahun kepada Karumkit, kemudian hasil feedback akan disampaikan
oleh Karumkit kepada Kasubbag Kepegawaian dan komite PMKP
6. Alur laporan hasil evaluasi kontrak dan perjanjian lainnya dilakukan oleh
kasubbag umum kepada Karumkit setiap 3 bulan dengan memberikan
tembusan kepada komite PMKP. Sedangkan hasil feedback disampaikan
oleh Karumkit ke unit yang bersangkutan.
7. Alur laporan surveillance PPI dilakukan oleh komite PPI setiap 6 bulan
kepada Karumkit dengan memberikan tembusan kepada komite PMKP.
Hasil rekomendasi dan feedback akan disampaikan Karumkit ke komite PPI
untuk ditindak lanjuti.
8. Alur laporan indikator PPRA dilakukan oleh komite PPRA setiap 6 bulan
kepada Karumkit dengan memberikan tembusan kepada komite PMKP.
Hasil rekomendasi dan feedback akan disampaikan Karumkit ke komite
PPRA untuk ditindak lanjuti.
43
BAB VII
PENUTUP
Demikian Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) Rumkital Ilyas
Tarakan telah selesai disusun, dengan segala keterbatasan yang ada, untuk itu segala
saran, kritik dan koreksi sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan
pedoman ini dimasa-masa yang akan datang.
Diharapkan pedoman ini dapat meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di
Rumkital Ilyas Tarakan.
Ditetapkan di : Tarakan
Pada tanggal : 06 April 2020
44