ANALISIS AKAR
MASALAH (ROOT
CAUSE ANALYSIS)
INSIDEN KESELAMATAN
PASIEN
RS PKU
MUHAMMADIYAH
PALANGKARAYA
i
Jl. RTA MILONO KM. 2,5
Telp. (0536) 3244801
RS PKU MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
Jl. RTA Milono Km 2,5 Palangkaraya
Telp (0536) 3244801
Tentang :
PANDUAN ANALISIS AKAR MASALAH (ROOT CAUSE ANALYSIS) INSIDEN
KESELAMATAN PASIEN
RS PKU MUHAMMMADIYAH PALANGKARAYA
MEMUTUSKAN
Menetapkan : SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG PANDUAN
ANALISIS AKAR MASALAH (ROOT CAUSE ANALYSIS)
INSIDEN KESELAMATAN PASIEN DI RS PKU
MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
Ditetapkan di : Palangkaraya
Pada Tanggal : 11 April 2018
Direktur,
dr. Suyanto,Sp.Pd
NBM:
KATA PENGANTAR
Segala puji hanyalah bagi Allah Subhanahuwata’ala, Tuhan semesta alam yang telah
memberikan Ridlo dan Petunjuk – Nya, sehingga Panduan Analisis Akar Masalah
(Root Cause Analysis) Insiden Keselamatan Pasien dapat selesaikan dan dapat
diterbitkan.
Panduan ini buat untuk menjadi panduan kerja bagi rumah sakit dalam
mengidentifikasi berbagai penyebab insiden keselamatan pasien yang mungkin terjadi
di RS PKU Muhammadiyah Palangkaraya.
Tidak lupa kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada
penyusun dan bantuan semua pihak sehingga Panduan Analisis Akar Masalah (Root
Cause Analysis) Insiden Keselamatan Pasien RS PKU Muhammadiyah Palangkaraya
dapat terbit. Kepadanya, semoga Allah memberikan balasan yang setimpal.
Direktur
TEMPLET RCA
A. DEFINISI
1. Analisis Akar Masalah (RCA : Root Cause Analysis) adalah sebuah alat
kerja yang berguna untuk mencari akar masalah dari suatu insisden
keselamatan pasien yang terjadi di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Unit II.
2. Insiden Keselamatan Pasien atau disebut insiden adalah setiap kejadian
yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien, terdiri dari
Kejadian Tak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC),
Kejadian Tidak Cedera (KTC) dan Kejadian POtensi Cedera (KPC).
3. Kejadian Sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau
cedera serius.
B. DASAR HUKUM
1. UU No 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran
2. Pasal 43 UU No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. PerMenKes No 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit
C. TUJUAN
Menurunkan dan mencegah insiden keselamatan pasien dengan melakukan
analisis dan perbaikan secara terencana dan terstruktur.
D. KEBIJAKAN
1. RCA dilakukan oleh Tim RCA yang dibentuk oleh Ketua Tim KPRS sesuai
dengan jenis insiden dan unit maupun pihak yang terkait dengan insiden
keselamatan pasien yang akan dibahas.
2. Anggota Tim RCA terdiri dari :
a. Ketua adalah Ketua Tim KPRS.
b. Sekretaris adalah Anggota Tim KPRS yang membidangi manajemen
risiko dan atau Sekretaris Tim KPRS.
c. Anggota adalah anggota tim yang diambil dari Tim KPRS,
pihak/perwakilan dari unit yang terkait dengan insiden dan ahli sesuai
bidang dimana insiden terjadi.
E. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup panduan ini meliputi kewenangan, metode, pelaporan dan tindak
lanjut insiden yang dibahas dengan metode RCA.
1. Kewenangan
Metode Root Cause Analysis (RCA) memiliki kewenangan untuk mencari
tahu apa sumber utama (akar masalah) yang mengakibatkan suatu masalah
terjadi. Kewenangan RCA tersebut di laksanakan oleh tim yang dibentuk
untuk melakukan proses RCA. Hasil akhir yang diharapkan dicapai oleh
tim RCA adalah di identifikasinya akar masalah kemudian memberikan
rekomendasi alternatif-alternatif solusi yang dapat dilakukan sehingga akar
masalah tersebut dapat diatasi dan mencegah masalah yang sama terjadi
kembali di masa mendatang.
Tim juga memiliki kewenangan untuk memantau dan mengevaluasi apakah
rekomendasi-rekomendasi yang sudah dihasilkan dijalankan dengan baik
atau ada permasalahan dalam menjalankan rekomendasi dari tim RCA.
3. Pelaporan
Setelah melakukan tahapan-tahapan RCA, maka tim RCA membuat suatu
laporan yang merangkum proses kerja tim dari awal sampai akhir. Laporan
ini sebaiknya bersifat rahasia. Terdpat beberapa bagian dari laporan ini,
diantaranya:
Bagian pendahuluan, mejelaskan tentang gambaran singkat isi dari laporan
dan tujuan dibuatnya laporan ini. Di sebutkan juga mengenai tim RCA,
ketua dan anggota-anggotanya, serta tujuan dari tim RCA (contoh :
menentukan apa yang terjadi, kenapa hal tersebut bisa terjadi,
mengidentifikasi faktor-faktor yang berdampak sistemik dan akar masalah
dari insiden, memformulasikan rekomendasi dan laporan akhir, dan
mempresentasikan laporan akhir kepada direktur untuk mendapatkan
persetujuan.
Pada bagian metodologi di jabarkan mengenai cara tim RCA memperoleh
informasi (contoh: memeriksa rekam medis pasien, melihat kebijakan dan
F. TATALAKSANA
Analisi akar masalah atau RCA secara singkat terdiri dari beberapa tahap berikut ini :
No Tahap Keterangan
1. Identifikasi kejadian atau Kejadian atau laporan kejadian dapat
insiden yang akan berasal dari banyak sumber seperti :
diinvestigasi dan laporan insiden keselamatan pasien,
mendapatkan data primer keluhan pasien dan keluarga, laporan
terkait insiden pagi, laporan rapat pelayanan dan sumber
informasi lainnya yang valid dan dapat
dipercaya.
Keseluruhan laporan tersebut harus
memenuhi beberapa syarat untuk bisa
dianalisis dengan metode RCA.
2. Memilih tim kerja sebagai Pimpinan menunjuk tim kerja. Anggota
fasilitator proses analisis tim adalah orang-orang yang memiliki
insiden. keahlian di bidang proses yang akan
diperbaiki serta orang-orang yang terlibat
Secara lebih rinci tahap-tahap dalam Root Cause Analysis dapat dijelaskan
sebagai berikut :
Tahap 1 : Identifikasi Kejadian/Insiden
Kejadian atau laporan kejadian dapat berasal dari banyak sumber seperti :
laporan insiden keselamatan pasien, keluhan pasien dan keluarga, laporan pagi,
laporan rapat pelayanan dan sumber informasi lainnya yang valid dan dapat
dipercaya. Prioritas yang tinggi untuk dibahas dengan RCA diberikan pada
insiden yang menimbulkan dampak signifikan atau dampak yang berisiko
tinggi bagi pasien seperti insiden yang mengancam nyawa, menimbulkan efek
yang bersifat irreversible/kecacatan. Jika insiden berasal dari laporan insiden
keselamatan pasien maka risk grading merah dan biru mendapatkan prioritas
tinggi untuk dibahas dibandingkan laporan IKP dengan risk grading kuning dan
hijau.
Pada aspek lain, pembahasan juga dapat diprioritaskan pada kejadian near miss
yang menimpa petugas meskipun kasus telah ditutup/diselesaikan. Hal
Anggota tim dipilih berdasarkan pengalamannya. Salah satu anggota tim harus
sudah berpengalaman melakukan RCA dan dapat membimbing anggota yang
lain. Jumlah anggota tim tergantung pada scoupe investigasi yang akan
dilakukan atau luasnya system maupun prosedur yang akan dikaji. Beberapa
tips penting pada tahap ini antara lain :
a. Anggota tim dipilih berdasarkan kemampuan mereka untuk membahas dan
mengkaji apa yang terjadi secara obyektif dan tidak bias. Dalam beberapa
situasi, orang diundang secara pribadi, misalnya sebagai ahli, untuk
memberikan pandangan berdasarkan kelilmuannya. Anggota yang terlibat
langsung dalam proses terjadniya insiden kemungkinan akan menggunakan
emosinya sehingga menjadi tidak obyektif atau cenderung membela diri.
Dalam kondisi ini, pimpinan tim RCA harus melakukan pendekatan untuk
menjamin obyektivitas dari anggota tim.
b. Anggota tim yang berasal dari manajemen atau supervisor harus minimal.
Anggota yang berasal dari unsur pelaksana atau non struktural harus
dijamin mampu menyampaikan informasi yang jujur tanpa rasa takut
terhadap atasannya.
c. Memberikan penjelasan kepada anggota tim bahwa proses RCA merupakan
suatu kerahasian. Jika dalam tim ada pihak luar yang dilibatkan sebagai
nara sumber/ahli maka perlu untuk membuat pernyataan yang
ditandatangani terkait kerahasiaan data dan informasi apapun yang
diungkapkan dalam Rapat RCA.
Tahap 3 : Kronologi Insiden/Kejadian
Pada pertemuan awal tim RCA, perlu dibuat format kronologi insiden dalam
bentuk time line atau tabel urutan kejadian berbasisi waktu. Informasi dan data
yang ada pada tahap 1 diserahkan kepada Tim RCA untuk disusun sesuai urutan
kronologi kejadian/insiden. Susunan kronologis berbasis waktu
Sebagaimana telah disebutkan dalam Tahap 2, bahwa orang yang terlibat dalam
tim adalah orang-orang yang terlibat langsung dengan insiden yang terjadi akan
membantu Tim dalam mengenali faktor-faktor pemicu tersebut. Gambaran
detail termasuk kondisi dan situasi lingkungan kerja dalam Tahap 4 ini akan
lebih sempurna dengan melibatkan mereka yang terlibat langsung dalam
pelayanan yang menimbulkan insiden. Beberapa tips penting pada tahap ini
antara lain :
a. Pertimbangkan apa yang terjadi pada setiap langkah daalam timeline
kronologi untuk memastikan Tim tidak mengabaikan beberapa factor
penting termasuk informasi tambahan yang membantu mencari akar
penyebab. Sanagt disarankan utnuk menggunakan timeline kronologi
sebagai dasar untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi
terhadap peningkatan kemungkinan munculnya insiden.
b. Brainstorming dapat menjadi cara yang efektif untuk mengidentifikasi
factor-faktor yang berkontribusi sebagai pemicu insiden. Pertanyaan
tentang “apa yang terjadi pada saat itu sehingga dapat meningkatkan
kemungkinan insiden terjadi” perlu berulang-ulang ditanyakan pada setiap
langkah dalam time line kronologi insiden.
c. Perhatikan aspek good practice dari setiap langkah kejadian dalam
kronologi insiden misalnya : prosedur pemberian obat High Alert
seharusnya melibatkan double check oleh dua orang yang berbeda.
d. Ketika mengidentifikasi faktor-faktor pemicu insiden yang berasal dari
informasi tambahan dan good practice, maka Tim harus menghindari
“bias” dan berhati-hati untuk menemukan faktor yang benar-benar terjadi
dan signifikan memicu terjadinya insiden.
Tahap 5 : Identifikasi Care Management Problem (CMP) dan
Root Cause
Pada dasarnya semua kejadian memiliki penyebab langsung yang berupa situasi
atau kondisi tertentu yang menghasilkan atau memicu insiden tersebut. Namun
perlu diingat bahwa penyebab langsung bukanlah akar penyebab.
G. DOKUMENTASI
Dokumentasi dalam proses RCA harus dilakukan secara tertib karena apa yang telah
direkomendasikan oleh Tim RCA harus dapat ditelusur. Proses telusur ini penting
agar semua perubahan yang diusulkan dapat dicari dasar pemikirannya. Selain itu
pada perubahan yang menuntut sumber daya dengan biaya tinggi, alasn untuk
pengadaannya dapat diterima dengan menyertakan proses diskusi dalam RCA.
1. IDENTIFIKASI INSIDEN
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
2. PEMBENTUKAN TIM
Jabatan Tim RCA Nama Unit Kerja
Ketua
Sekretaris 1.
2.
Anggota 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Dari tim diatas semua area yang terkait serta berbagai tingkat pengetahuan yang
dibutuhkan sudah terwakili.
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
Pukul ………………………………….
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………….
Pukul …………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
KEJADIAN
INFORMASI
TAMBAHAN
GOOD
PRACTICE
MASALAH
PELAYANAN
5W
Fish Bone
6. ANALISA INFORMASI
a. Masalah ke-1
MASALAH
MENGAPA
MENGAPA
MENGAPA
MENGAPA
MENGAPA
REKOMENDASI
Space utk
menyimpan obat Kebijakan pelayanan
dabn pelayanan farmasi rawat jalan
farmasi terbatas dan inap measih jadi
satu
a. Faktor Staf :
1) …………………………………………………………………………………
2) …………………………………………………………………………………
3) ………………………………………………………………………………….
b. Faktor Tugas :
1) …………………………………………………………………………………
2) …………………………………………………………………………………
3) …………………………………………………………………………………
c. Faktor Komunikasi :
1) ………………………………………………………………………………..
2) ………………………………………………………………………………..
3) …………………………………………………………………………………
d. Faktor Tim :
1) ……………………………………………………………………………….
2) ……………………………………………………………………………….
3) ………………………………………………………………………………..
e. Faktor pasien :
1) …………………………………………………………………………………
2) …………………………………………………………………………………
3) ………………………………………………………………………………….