Anda di halaman 1dari 6

PPh 23  DEVIDEN

Pada bulan Maret 2014 PT HERANITA melakukan


pembayaran dividen tahun 2013 kepada pemiliknya:
1. PT. Jaya (20%),
2. PT. Ancol (30%),
3. PT. Pembangunan (40%) dan
4. sisanya kepada masyarakat umum (orang pribadi).
Jumlah seluruh dividen yang dibayar Rp.200.000.000,-

Hitung PPh Pasal 23 yang harus dipotong, disetorkan


dan dilaporkan atas pembagian dividen yang dilakukan
oleh PT HERANITA dan buatlah jurnalnya baik dari
pihak yang memberi maupun yang menerima.
PPh 23 atas BUNGA
Pada bulan April 2007 PT. HERFAN membayar bunga pinjaman kepada Bank Mandiri Rp
70.000.000 dan kepada PT. UQI sebesar Rp 40.000.000.
PPh Pasal 23 yang harus dipotong, disetorkan dan dilaporkan atas :
Bunga ke Bank Mandiri  Tidak dipotong PPh 23 karena bunga yang diterima Bank bukanlah
Objek PPh 23.
Sedangkan bunga ke PT Sinar  15% x Rp 40.000.000 = Rp 6.000.000

 Jurnal bagi PT. Wisata :


Tanggal Keterangan Debet Kredit
Apr-07 Biaya Bunga Rp.40.000.000,-
Utang Pajak PPh 23 Rp. 6.000.000,-
Kas Rp.34.000.000,-

 Jurnal bagi PT. Sinar :


Tanggal Keterangan Debet Kredit
Apr-07 Kas Rp.34.000.000,-
Pajak Dibayar di muka PPh 23 Rp. 6.000.000,-
Pendapatan bunga Rp.40.000.000,-
PPh 23 untuk ROYALTI

PT HERIKO sebagai penerbit yang membayar royalti


kepada SALMA salah seorang pengarangnya sebesar Rp.
40.000.000,- dan dipotong PPh 23 sebesar 15% maka
perusahaan akan mencatat transaksi tersebut :

Keterangan Debet Kredit


Beban Royalti Rp. 40.000.000,-
Utang Pajak PPh 23 Rp. 6.000.000,-
Kas Rp. 34.000.000,-
PPh pasal 23
• Pada awal Agustus 2010, PT HERFAN memanfaatkan jasa
aktuaris yang disediakan oleh PT HERANISA. Dalam hal ini PT
HERANISA tidak dapat menunjukkann NPWP-nya. Dalam
kontrak, tertera besarnya nilai penggantian atas jasa
aktuaris sebesar Rp. 13.200.000,- termasuk PPN. Dengan
demikian penghitungan PPh pasal 23 atas jasa aktuaris
adalah sbb:
• Jumlah bruto = Rp. 13.200.000 x (100/110)
• = Rp 12.000.000,-
PPh pasal 23 = 4% x Rp 12.000.000,-
• = Rp. 480.000,-
• ctt: normal tarif PPh 23 sebesar :2% tdk punya NPWP lebih tinggi 100 %
sehingga jadi 4 %
Pajak Penghasilan pasal 26
Pada tanggal 18 Oktober 2006, PT HERANI membayar gaji kepada
karyawan asing sebesar Rp 100.000.000 dan PPh 26 dibayar oleh
perusahaan.
Besarnya biaya yang dapat dibebankan oleh PT HERANI dapat
dihitung sebagai berikut :
Gaji yang diterima karyawan asing sebesar Rp 100.000.000
PPh 26 sebesar 100/80 x Rp 100.000.000 = Rp 125.000.000.
Jurnal yang dicatat PT HERANI atas transaksi tersebut adalah :

Tanggal Keterangan Debet Kredit


18-Okt-06 Beban Gaji Rp.125.000.000,-
Utang Pajak PPh 26 Rp. 25.000.000,-
Kas Rp 100.000.000,-
10-Nov-06 Utang Pajak PPh 26 Rp 25.000.000,-
Kas Rp 25.000.000,-
Pajak Keluaran
PT RIFAN melakukan penyerahan barang kena pajak Rp.10.000.000 secara tunai pada
tanggal 15 Januari 2006 yang sebelumnya telah melakukan pembelian Barang Kena
Pajak sebesar Rp.8.000.000 pada tanggal 12 Januari 2006. Tarif PPN 10%.
• Berikut pencatatan yang dilakukan oleh PT Vanno:

Tanggal Keterangan Debet Kredit


12-Jan-06 Pembelian Rp.8.000.000,-
Pajak Masukan Rp. 800.000,-
Kas Rp.8.800.000,-
15-Jan-06 Kas Rp.11.000.000,-
Penjualan Rp.10.000.000,-
Pajak Keluaran Rp. 1.000.000,-

 Saat penyetoran PPN :


Tanggal Keterangan Debet Kredit
15-Feb-06 Pajak Keluaran Rp.1.000.000,-
Pajak Masukan Rp. 800.000,-
PPN ymhd Rp. 200.000,-
PPN yang masih harus dibayar Rp. 200.000,-
Kas Rp. 200.000,-

Anda mungkin juga menyukai