Anda di halaman 1dari 27

PENGADILAN PAJAK

Latar Belakang
Negara mengharapkan agar kesadaran
masyarakat akan kewajibannya di bidang
perpajakan semakin meningkat
Kesadaran masyarakat yang meningkat dalam
pemenuhan kewajiban perpajakan akan
meningkatkan juga kesadaran masyarakat akan
hak-haknya dalam perpajakan
Konsekuensinya: potensi sengketa pajak
meningkat
Latar Belakang (lanj.)
Meningkatnya potensi sengketa pajak yang harus diselesaikan dan
adanya tuntutan agar pelayanan kepada masyarakat sebagai pembayar
pajak juga meningkat maka diperlukan suatu lembaga peradilan di
bidang perpajakan yang dapat menjamin hak dan kewajiban pembayar
pajak dan memberikan kepastian hukum serta keadilan bagi semua
pihak
Penyebab Sengketa Pajak
Kesalahan dan perbedaan dalam penerapan
atau penafsiran pasal – pasal UU mengenai
Dasar Pengenaan Pajak (DPP) dan lain
sebagainya (subyek dan obyek)
Perbedaan pencatatan dan pengakuan
penghasilan antara laporan keuangan secara
komersial dan fiskal
Kesalahan pengenaan sanksi administrasi dalam
penerbitan Surat Ketetapan Pajak (SKP)
Kesalahan – kesalahan formal administrasi
dalam mengeluarkan keputusan
Dasar Hukum

UU No. 17/1997 tentang BPSP (Badan Penyelesaian Sengketa Pajak)

UU No. 14/2002 tentang Pengadilan Pajak


UU No.14/2002
Penyelesaian sengketa pajak harus dilakukan dengan adil melalui prosedur dan
proses yang cepat, murah dan sederhana
Putusan Pengadilan Pajak merupakan putusan akhir yang mempunyai kekuatan
hukum tetap
Namun masih dimungkinkan untuk mengajukan Peninjauan Kembali ke
Mahkamah Agung (merupakan upaya hukum luar biasa)
Persidangan Pajak
Sidang peradilan pajak pada prinsipnya dilaksanakan
secara terbuka (meskipun bisa juga tertutup), sedang
pembacaan putusan Hakim Pengadilan Pajak
dilaksanakan dalam sidang yang terbuka untuk umum
Diperlukan tenaga-tenaga Hakim khusus
Sengketa yang diproses khusus menyangkut sengketa
perpajakan
Putusan pengadilan pajak memuat penetapan
besarnya pajak terhutang dari WP
Susunan Pengadilan Pajak
Pimpinan, terdiri dari seorang Ketua dan paling banyak lima orang Wakil Ketua
Hakim, terdiri dari Hakim Ketua, Hakim Anggota serta Hakim Ad Hoc
Sekretaris, yang dibantu oleh Wakil Sekretaris dan atau Sekretaris Pengganti,
yang dapat merangkap tugas sebagai panitera
Larangan bagi Hakim
Seorang hakim tidak boleh merangkap menjadi:
Pelaksana putusan Pengadilan Pajak
Wali, Pengampu atau pejabat yang berkaitan dengan suatu
sengketa pajak yang akan atau sedang diperiksa olehnya
Penasihat hukum
Konsultan pajak
Akuntan publik dan atau
Pengusaha
Kekuasaan Pengadilan Pajak
Pengadilan pajak merupakan Pengadilan tingkat pertama dan
terakhir dalam memeriksa dan memutus sengketa pajak.
Pengadilan pajak dapat memanggil atau meminta data atau
keterangan yang berkaitan dengan sengketa pajak dari pihak
ketiga sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
Tugas dan Wewenang
Pengadilan Pajak

Memeriksa dan memutus sengketa pajak sebagai


akibat dikeluarkannya keputusan yang dapat
diajukan banding (atas keputusan keberatan) atau
gugatan (atas pelaksanaan penagihan pajak)
Mengawasi kuasa hukum yang memberikan bantuan
hukum kepada pihak-pihak yang bersengketa
Banding
Upaya hukum yang dapat dilakukan WP terhadap
suatu keputusan yang dapat diajukan banding
berdasarkan UU Pajak

Keputusan tersebut berupa penetapan tertulis di


bidang perpajakan yang dikeluarkan oleh pejabat
berwenang (misal Dirjen Pajak, Dirjen Bea Cukai)
Sengketa Pajak dalam Banding
Sengketa formal, timbul apabila WP atau fiskus
atau keduanya tidak mematuhi prosedur dan tata
cara yang telah ditetapkan oleh UU Perpajakan,
khususnya UU KUP dan UU Pengadilan Pajak.
Sengketa Material, lazim disebut materi sengketa
terjadi apabila terdapat perbedaan jumlah pajak
yang terutang atau terdapat perbedaan jumlah
pajak yang lebih bayar (restitusi) menurut
perhitungan fiskus yang etrcantum dalam SKP,
dengan perhitungan WP
Banding (lanj.)
 Banding dapat diajukan oleh WP, ahli warisnya, seorang
pengurus atau kuasa hukumnya
 Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia
 Terhadap 1 keputusan diajukan 1 surat banding
 Disertai dengan alasan-alasan yang jelas dan dicantumkan
tanggal diterima surat keputusan yang dibanding
 Dilampiri salinan keputusan yang dibanding
 Jika banding diajukan terhadap besarnya jumlah pajak
yang terhutang, maka WP harus membayar terlebih
dahulu jumlah pajak yang terhutang sebesar 50%nya (?)
 Diajukan dalam jangka waktu 3 bulan sejak tanggal
diterimanya keputusan yang dibanding
Gugatan
Upaya hukum yang dapat dilakukan WP terhadap
pelaksanaan penagihan pajak atau terhadap
keputusan yang dapat diajukan gugatan

Keputusan tersebut misalnya berupa keputusan


pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah
Melaksanakan Penyitaan (SPMP) atau Pengumuman
lelang
Gugatan (lanj.)
 Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia
 Terhadap 1 pelaksanaan penagihan atau 1 keputusan
diajukan 1 surat gugatan
 Diajukan dalam jangka waktu 14 hari sejak tanggal
pelaksanaan penagihan atau 30 hari sejak tanggal
diterimanya keputusan yang digugat
Persiapan Persidangan
Pengadilan Pajak meminta Surat Uraian Banding atau Surat Tanggapan
kepada terbanding/tergugat dalam jangka waktu 14 hari sejak tanggal
diterima Surat banding atau Surat Gugatan
Terbanding/Tergugat menyerahkan Surat Uraian Banding atau Surat
Tanggapan dalam jangka waktu:
* 3 bulan sejak tanggal dikirim permintaan Surat Uraian Banding
* 1 bulan sejak tanggal dikirim permintaan Surat Tanggapan
Salinan Surat Uraian Banding atau Surat Tanggapan oleh Pengadilan Pajak
dikirim ke pemohon banding atau penggugat dalam jangka waktu 14 hari
sejak tanggal diterima
Pemohon banding atau penggugat dapat menyerahkan Surat Bantahan
kepada Pengadilan Pajak dalam jangka waktu 30 hari sejak tanggal diterima
Salinan Surat Uraian Banding atau Surat Tanggapan
Salinan Surat Bantahan dikirim kepada terbanding/tergugat dalam jangka
waktu 14 hari sejak tanggal diterima
Persiapan Persidangan (lanj.)
PP menerima Surat Banding
PP meminta Surat Uraian
atau Surat Gugatan
Banding atau Surat Tanggapan
kepada terbanding/tergugat
14 hari

* 3 bulan (Surat Uraian Banding)


* 1 bulan (Surat Tanggapan)

Terbanding/Tergugat
Mwnyerahkan Surat Uraian
Banding atau Surat Tanggapan

14 hari

Salinan Surat Uraian Banding atau


Surat Tanggapan dikirim PP ke
pemohon banding atau penggugat

30 hari

Salinan Surat Bantahan dikirim Pemohon banding atau penggugat


kepada terbanding/tergugat menyerahkan Surat Bantahan
kepada PP

14 hari
Pelaksanaan Persidangan
Ketua Pengadilan Pajak menunjuk Majelis yang terdiri dari 3 orang
Hakim atau Hakim Tunggal
Majelis atau Hakim Tunggal bersidang pada hari yang ditentukan dan
memberitahukan hari yang dimaksud pada pihak yang bersengketa
Majelis atau Hakim Tunggal sudah mulai bersidang dalam jangka
waktu 6 bulan sejak tanggal diterimanya Surat Banding atau 3 bulan
sejak tanggal diterimanya Surat Gugatan
Pengadilan dimulai dengan memeriksa kelengkapan dan atau
kejelasan Banding atau Gugatan
Dilanjutkan dengan pemeriksaan pokok sengketa dengan acara biasa
atau acara cepat
Pemeriksaan dengan Acara Cepat
Dilakukan terhadap:
Sengketa pajak tertentu, yaitu sengketa pajak yang tidak memenuhi
ketentuan-ketentuan pengajuan Banding atau Gugatan
Gugatan yang tidak diputus dalam jangka waktu 6 bulan sejak Surat
Gugatan diterima
Tidak memenuhi salah satu ketentuan Pasal 84 ayat (1) UU Pengadilan
Pajak atau kesalahan tulis dan atau kesalahan hitung dalam putusan
Pengadilan Pajak

Dilakukan tanpa Surat Uraian Banding atau Surat Tanggapan


dan Surat Bantahan
Pembuktian
Pengadilan Pajak menganut prinsip pembuktian bebas yang
mengusahakan sedapat mungkin bukti berupa surat atau
tulisan sebelum menggunakan alat bukti lain. Alat bukti dapat
berupa:
Surat atau tulisan yang terdiri dari akta autentik, akta di bawah
tangan, surat keputusan atau ketetapan yang diterbitkan oleh pejabat
yang berwenang dn surat-surat atau tulisan-tulisan lain yang ada
kaitannya dengan Banding atau Gugatan
Keterangan ahli
Keterangan para saksi
Pengakuan para pihak
Pengetahuan Hakim
Putusan Pengadilan Pajak
Merupakan putusan akhir dan mempunyai kekuatan
hukum tetap
Tidak dapat diajukan gugatan ke Pengadilan Umum,
Peradilan Tata Usaha Negara atau Badan Peradilan lain,
kecuali putusan berupa “Tidak dapat diterima” yang
menyangkut kewenangan/kompetensi
Namun masih dimungkinkan untuk mengajukan
Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung (merupakan
upaya hukum luar biasa)
Jenis Putusan Pengadilan Pajak
Menolak
Mengabulkan sebagian atau seluruhnya
Menambah pajak yang harus dibayar
Tidak dapat diterima
Membetulkan kesalahan tulis dan atau kesalahan hitung
Membatalkan
Jangka Waktu Putusan
Pemeriksaan dengan Acara Biasa
Atas Banding, putusan diambil dalam jangka waktu 12
bulan sejak Surat Banding diterima. Bisa diperpanjang
paling lama 3 bulan
Atas Gugatan, putusan diambil dalam jangka waktu 6
bulan sejak Surat Gugatan diterima. Bisa diperpanjang
paling lama 3 bulan
Dalam hal Gugatan yang diajukan selain atas keputusan
pelaksanaan penagihan pajak tidak diputus dalam
jangka waktu 6 bulan maka wajib diambil putusan
melalui pemeriksaan dengan acara cepat dalam jangka
waktu 1 bulan sejak jangka waktu 6 bulan dimaksud
dilampaui
Jangka Waktu Putusan (lanj.)
Pemeriksaan dengan Acara Cepat untuk
Sengketa pajak tertentu
30 hari sejak batas waktu pengajuan Banding atau Gugatan dilampaui
30 hari sejak Banding atau Gugatan diterima, dalam hal diajukan setelah batas
waktu pengajuan dilampaui
Pelaksanaan Putusan
Putusan Pengadilan Pajak dapat langsung
dilaksanakan dengan tidak memerlukan lagi
keputusan pejabat yang berwenang
Salinan putusan atau penetapan Pengadilan Pajak
dikirim kepada para pihak dengan surat dalam
jangka waktu 30 hari sejak putusan diucapkan
Putusan Pengadilan Pajak harus dilaksanakan oleh
pejabat yang berwenang dalam jangka waktu 30 hari
sejak tanggal diterima putusan
Terima Kasih ……….

Anda mungkin juga menyukai