Oktober 2016
BAB 3
Oleh:
Billy Ivan Tansuria, SE, MBA
Dosen Fakultas Ekonomi UNKLAB
1
Bahan Bacaan untuk Bab Ini
1. Pasal 21 UU No.7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan stdtd UU No.36 Tahun 2008.
2. PMK No.252/PMK.03/2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan Pajak atas
Penghasilan Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi.
3. PMK No.102/PMK.010/2016 tentang Penetapan Bagian Penghasilan Sehubungan dengan
Pekerjaan dari Pegawai Harian dan Mingguan serta Pegawai Tidak Tetap Lainnya yang
Tidak Dikenakan Pemotongan Pajak Penghasilan.
4. PER-16/PJ/2016 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan
Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan
dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi.
5. Indonesian Tax Review Volume V/Edisi 20/2012 hlm. 6-17 “Pemilihan Bentuk Fasilitas
Kesehatan untuk Karyawan” & “Reimburesement Kesehatan, Aturan Pajaknya Tidak Jelas”.
2
Pengertian PPh Pasal 21
(Pasal 1 angka 2 PER-16/PJ/2016)
3
Ilustrasi PPh Pasal 21
PEMOTONG PENERIMA
PPh PASAL 21 PENGHASILAN
Pekerjaan, Jasa, Kegiatan
Penghasilan
PPh Ps. 21
Tidak Final
Kredit SPT
Final Tahunan
Pajak
Selesai
4
Subjek Pajak Orang Pribadi
Dalam Negeri
Yang menjadi Subjek Pajak OP Dalam Negeri
adalah:
Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia,
Orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari
183 hari dalam jangka waktu 12 bulan (tidak harus
berturut-turut, tetapi ditentukan oleh jumlah hari orang
tersebut berada di Indonesia dalam jangka waktu 12 bulan
sejak kedatangannya di Indonesia), atau
Orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak
berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk
bertempat tinggal di Indonesia.
5
Subjek Pajak Orang Pribadi
Luar Negeri
Yang menjadi Subjek Pajak OP Luar negeri adalah:
Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia;
Orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183
hari dalam jangka waktu 12 bulan.
yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui BUT
di Indonesia, dan/atau yang dapat menerima/memperoleh
penghasilan dari Indonesia selain dari kegiatan usaha atau
kegiatan BUT di Indonesia.
Misalnya:
1. Thomas (NZ) memperoleh penghasilan dari pabrik batiknya di
Yogyakarta.
2. Robert (USA) menerima dividen dari PT Matuari (Indonesia).
6
Saat Mulai dan Berakhir Kewajiban Pajak
Subjektif Orang Pribadi
7
Pemotong PPh Pasal 21
(Pasal 2 ayat (1) PMK No.252/PMK.03/2008 jo. Pasal 2 ayat (1) PER-16/PJ/2016)
Pegawai Tetap
OP Sebagai Subjek Pajak Dalam Negeri
PEGAWAI
Pegawai Tidak Tetap / Tenaga Kerja Lepas
10
Golongan Penerima Penghasilan
Pegawai:
1. Pegawai Tetap
2. Pegawai Tidak
Tetap 3.Bukan
Pegawai
4.Peserta
5.
Kegiatan
Lainnya
• Orang pribadi
Pegawai
• Bekerja pada Tetap Hanya menerima
penghasilan bila
pemberi kerja • Pegawai menerima bekerja berdasarkan:
• Berdasarkan penghasilan dalam • Jumlah hari bekerja
perjanjian/ jumlah tertentu secara (upah harian)
kesepakatan kerja teratur (mis: gaji • Jumlah unit hasil
(tertulis/lisan) bulanan) pekerjaan (upah
• Melaksanakan • Termasuk anggota satuan)
suatu pekerjaan dewan komisaris &
• Penyelesai-an suatu
dewan pengawas pekerjaan (upah
• Memperoleh • Serta pegawai yang
imbalan borongan)
bekerja berdasarkan
berdasarkan kontrak untuk suatu
periode tertentu, jangka waktu tertentu Pegawai
penyelesaian • Memperoleh Tidak Tetap/
pekerjaan… penghasilan dalam Tenaga Kerja
jumlah tertentu secara
teratur.
Lepas
Pegawai
12
Bukan Pegawai
(Pasal 1 angka 12 PER-16/PJ/2016)
• Orang Pribadi
• Selain pegawai tetap & pegawai
tidak tetap / tenaga kerja lepas
• Memperoleh penghasilan dengan
Definisi nama dan dalam bentuk apapun
dari pemotong PPh 21
• Sebagai imbalan jasa
berdasarkan perintah/
permintaan pemberi penghasilan
• Pasal 1 angka 21 PER-16/PJ/2016: imbalan yang
diberikan antara lain berupa honorarium, komisi,
fee, dll
13
Bukan Pegawai…
(Pasal 3 huruf c PER-16/PJ/2016)
Mereka adalah…
Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas: pengacara,
akuntan, konsultan, penilai, arsitek, notaris, dokter, &
aktuaris (PAK PANDA).
Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang
film, bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto
model, peragawan/peragawati, pemain drama, penari,
pemahat, pelukis, & seniman lainnya
Olahragawan
Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh &
moderator
Pengarang, peneliti & penerjemah
14
Bukan Pegawai…
(Pasal 3 huruf c PER-16/PJ/2016)
• Orang Pribadi
• Terlibat dalam suatu kegiatan tertentu
(rapat, sidang, seminar, workshop,
pendidikan, pertunjukan, olahraga,
Definisi kegiatan lain)
• Menerima/memperoleh imbalan
sehubungan dengan keikutsertaannya
dalam kegiatan tersebut
• Pasal 1 angka 23 PER-16/PJ/2016: imbalan antara lain berupa
uang saku, uang representasi, uang rapat, honorarium, hadiah,
penghargaan, dan penghasilan sejenis lainnya.
16
Peserta Kegiatan…
(Pasal 3 huruf f PER-16/PJ/2016)
17
Lainnya
(Pasal 3 huruf b, d & e PER-16/PJ/2016)
18
Tidak Termasuk Penerima Penghasilan
Yang Dipotong PPh Pasal 21
(Pasal 4 PMK No.252/PMK.03/2008 jo.Pasal 4 PER-16/PJ/2016; SE-57/PJ/2009)
Benefit in Cash
Benefit in Kind
21
Penghitungan Besarnya Penghasilan
(Pasal 7 PMK No.252/PMK.03/2008 jo. Pasal 7 PER-16/PJ/2016)
Natura/
Uang rupiah Uang asing kenikmatan
22
Tidak Termasuk Pengertian Penghasilan
Yang Dipotong PPh Pasal 21
(Pasal 8 PMK No.252/PMK.03/2008 jo. Pasal 8 PER-16/PJ/2016)
24
Jumlah dan Peruntukan PTKP
(PMK No.101/PMK.010/2016)
Tambahan untuk
Rp2.025.000 Rp3.000.000 Rp4.500.000
Wajib Pajak yang Kawin
Besarnya
PTKP
Ditentukan oleh:
29
Keadaan WP pada Awal Bulan
dari bagian Tahun Kalender
30
PTKP Karyawati
(Pegawai Tetap Seorang Wanita)
(Pasal 11 ayat (3) & (4) Per 16/PJ/2016)
Kawin,Suami
Tidak tidak
Kawin
Kawin berpenghasilan
1. Diri sendiri;
1. Diri sendiri;
Diri sendiri 2. Status kawin;
2. Tanggungan
3. Tanggungan
max 3.
max 3.
syarat
menunjukkan keterangan tertulis dari pemerintah daerah
setempat serendah-rendahnya kecamatan bahwa suami
tidak menerima/memperoleh penghasilan 31
PTKP menurut status
Wajib Pajak Orang Pribadi
Tabel berikut ini meringkaskan jumlah PTKP yang telah dihitung berdasarkan
status dari Wajib Pajak orang pribadi Pegawai:
32
Saat & Tempat Terutang Pajak
(Pasal 21 PER-16/PJ/2016)
Saat terutang
(untuk setiap masa pajak)
Penerima
penghasilan
Pemotong
Tempat terutang
Tempat Pemotong terdaftar (KPP Lokasi)
33
Kewajiban Pemotong PPh Pasal 21
(Pasal 22, 23 PER-32/PJ/2016)
Dalam hal terjadi kelebihan penyetoran PPh Pasal 21 yang terutang pada
suatu bulan, kelebihan tersebut dapat diperhitungkan (kompensasi) dengan
PPh Pasal 21 yang terutang pada bulan berikutnya melalui SPTMasa PPh 21
35
Ketentuan Khusus
Pemotongan PPh Pasal 21
(Pasal 17 & 18 PER-16/PJ/2016)
BERSIFAT FINAL
36
Reimbursement
Biaya Pengobatan
Reimbursement perusahaan melakukan pembayaran
kembali kepada pegawai atas biaya pengobatan/kesehatan
yang telah dikeluarkan.
Dalam praktek reimbursement biaya pengobatan paling
sering dijumpai.
Perlakuan pajak atas reimbursement belum memiliki dasar
hukum / aturan pajak.
Oleh karena tidak ada aturan pajaknya maka Wajib Pajak
harus memahami sifat dasar (nature) dari transaksi
reimbursement untuk menentukan apakah bersifat taxable
income – deductible expense atau tidak berdasarkan
ketentuan PPh.
37
Pihak-Pihak Terkait
dalam Transaksi Reimbursement
• Pegawai
Pihak • Pihak yang ditalangi
Pertama
• Perusahaan
Pihak • Pihak yang menalangi
Kedua
• Rumah Sakit
• Pihak yang membantu terselenggaranya
Pihak kegiatan/pemberian fasilitas dari pihak kedua, bisa
Ketiga
dalam bentuk pemberian jasa maupun material
Pada kasus ini secara substansi yang bertransaksi adalah PT Klabat dengan
RS Advent Manado untuk memberikan fasilitas kesehatan kepada David,
sehingga bagi David hal ini adalah kenikmatan. Bagi David bersifat non-
taxable income, bagi PT Klabat non-deductible expense.
40
Ilustrasi-2
Billy seorang pegawai tetap di PT Klabat. Bulan Juni 2014 mengalami sakit
gigi dan berobat ke drg. Suhartono yang berpraktek di Apotik Re Ra Farma.
Pengobatan tersebut menghabiskan biaya sebesar Rp200 ribu. Billy kemudi-
an mengajukan penggantian ke PT Klabat sebesar Rp250.000 termasuk bia-
ya transportasi (dan memang PT Klabat memiliki kebijakan menambahkan
Rp50.000 atas setiap kuitansi yang diperoleh dari dokter sebagai biaya
transportasi). Bagaimana aspek reimbursement tersebut?
Oleh karena penggantian/reimbursement yang diminta/diberikan tidak
sesuai dengan biaya pengobatan yang sesungguhnya (terdapat mark-
up), maka penggantian tersebut substansinya adalah pemberian uang
tunai kepada pegawai.
Pada kasus ini secara substansi pemberian uang tunai merupakan benefit-in-
cash sehingga merupakan objek PPh Pasal 21 bagi Billy.
Bagi Billy bersifat taxable income, bagi PT Klabat deductible expense.
41
Ilustrasi-3
Billy seorang pegawai tetap di PT Klabat. Bulan Juni 2014 mengalami sakit
gigi dan berobat ke drg. Suhartono yang berpraktek di Apotik Re Ra Farma.
Pengobatan tersebut menghabiskan biaya sebesar Rp200 ribu. Billy kemudi-
an mengajukan penggantian ke PT Klabat dan mendapat penggantian sebe-
sar 75% dari biaya yang dikeluarkan yaitu sebesar Rp150 ribu. Bagaimana
aspek reimbursement tersebut?
Penggantian biaya pengobatan tersebut tidak memenuhi syarat material
karena diberikan tidak sesuai dengan biaya sesungguhnya (mark-down).
Apabila syarat reimbursement tidak terpenuhi, maka perlakuan penggan-
tian pembayaran dari PT Klabat kepada Billy dapat dipersamakan dengan
pemberian tunjangan – seolah-olah perusahaan memberikan uang seba-
gai tambahan kemampuan ekonomis bagi pegawai.
Pada kasus ini pemberian tunjangan tersebut bagi PT Klabat dapat
diperhitungkan sebagai deductible expense, sedangkan bagi Billy bersifat
taxable income (objek PPh Pasal 21)
42
Soal Latihan
1. Tentukan apakah penerima penghasilan berikut ini termasuk pada
golongan Pegawai Tetap; Pegawai Tidak Tetap, Bukan Pegawai;
Peserta Kegiatan; atau Lainnya dalam penghitungan PPh Pasal 21:
a. Taufik Hidayat (pemain bulutangkis nasional) memperoleh fee sebagai
bintang iklan produk Deodorant PT Unilever.
b. Hermawan menerima fee dari Unklab sebagai pembicara seminar
pemasaran yang diselenggarakan untuk mahasiswa.
c. Kale, pelawak ternama SULUT disewa oleh PT Kawanua untuk menjadi
MC acara ulang tahun perusahaan.
d. Daniel, seorang dokter spesialis gigi, menerima bonus uang tunai dari
PT Prodent atas penulisan resep obat selama tahun 2015.
e. Agatha, mahasiswa FEKON Unklab yang magang di PT Bank BNI
dengan menerima uang saku mingguan. (lanjutan)
43
Soal Latihan…
46
Soal Latihan…
5. Apa kode status dan berapa jumlah PTKP tahun 2016 bagi pegawai-pegawai
berikut ini:
a. Susanti telah menikah dan suaminya bekerja, mempunyai tanggungan 2
orang anak kandung dimana anak kedua lahir pada 5 Februari 2016.
b. Sintia telah menikah dan suaminya tidak berpenghasilan (memiliki surat dari
Kecamatan), mempunyai tanggungan 4 orang anak kandung dimana anak
keempat lahir pada 5 Februari 2016?
c. Amran telah menikah dengan tanggungan 2 orang anak kandung dimana
anak kedua lahir pada 5 Februari 2016?
d. Rio telah menikah dengan Susi pada 5 Maret 2016. Anak pertama lahir pada
5 Desember 2016. Rio juga menanggung mertuanya Albert, seorang
pensiunan PNS.
e. Toni telah menikah dengan Sonia pada 1 Januari 2015. Anak pertama lahir
pada 5 Oktober 2015 akan tetapi meninggal pada 10 Januari 2016. Toni
juga menanggung mertuanya Melani.
-ooOoo-
48