Anda di halaman 1dari 69

Daftar Isi

Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek, Provisi, dan Kontinjensi


Bab 12 Liabilitas Jangka Panjang
Bab 13 Ekuitas: Modal Disetor
Bab 14 Ekuitas: Saldo Laba, Dividen, Saham Treasuri, dan
Penghasilan Komprehensif Lain
Bab 15 Sekuritas Dilusian dan Laba per Saham
Bab 16 Investasi: Instrumen Ekuitas dan Utang
Bab 17 Pendapatan
Bab 18 Akuntansi Pajak Penghasilan
Bab 19 Imbalan Kerja
Bab 20 Akuntansi Sewa
Bab 21 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan
Kesalahan
Bab 22 Laporan Arus Kas
Bab 23 Isu Lain Seputar Akuntansi Keuangan
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek,
Provisi, dan Kontinjensi
Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu:

1. Menjelaskan sifat dan tipe liabilitas jangka pendek


2. Menjelaskan klasifikasi liabilitas jangka pendek
3. Menjelaskan liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo pada
periode berikutnya
4. Menjelaskan pencatatan dan pengukuran jangka pendek terkait dengan
kegiatan operasi entitas
5. Penyajian dan pengungkapan liabilitas jangka pendek
6. Menjelaskan definisi, pengukuran, dan penyajian provisi
7. Menjelaskan definisi dan pengungkapan utang dan aset kontinjensi
8. Menganalisis laporan keuangan terkait dengan liabilitas jangka pendek
Peranan dan Definisi Liabilitas
Peranan
mendanai kegiatan
entitas perusahaan

Definisi Utang entitas masa kini yang timbul dari


peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan
mengakibatkan arus keluar dari sumber daya
entitas yang mengandung manfaat ekonomi.
PSAK 1
(Revisi 2009) Liabilitas Jangka Pendek
• diselesaikan dalam siklus operasi normal
• untuk tujuan diperdagangkan

Klasifikasi • jatuh tempo = 12 bulan setelah periode


pelaporan
• Penyelesaian tidak dapat ditunda ≥ periode
pelaporan

• Utang Dagang
• Utang Bank Jangka Pendek
• Wesel Bayar
• Utang Pajak

Jenis • Utang Dividen


• Beban yang Masih Harus Dibayar
• Pendapatan Diterima di Muka
• Utang terkait Gaji Karyawan
• Uang Muka Pelanggan
A. Utang Berbunga Dalam Jangka
Pendek
• Utang Bank
• Utang Wesel
• Liabilitas Jangka Panjang yang Jatuh Tempo
dalam Dua Belas Bulan
Utang Bank Jangka Pendek
Adalah: utang suatu entitas kepada bank dengan
jangka waktu satu tahun atau kurang.

Utang bank jangka pendek biasanya berbunga.


Bunga dapat dibayarkan pada saat jatuh tempo,
selama periode tertentu, bunga dipotong didepan dari
jumlah utang yang ditarik atau kombinasi. Bunga yg
digunakan adalah bunga efektif.

Bunga Efektif adalah bunga yang secara efektif berlaku


untuk kredit tersebut dengan memperhitungkan biaya
transaksi dan bunga kontraktual
Lanjutan..
• Utang bank akan diakui sebesar nilai kontraknya
dikurangi dengan provisi atau biaya transaksi
dari penarikan utang tersebut.

• Provisi adalah biaya yang ditanggung oleh


nasabah (biasanya dikurangkan dari kredit yang
diberikan) dan biaya transaksi yang ditanggung
oleh bank.
Contoh Soal
Contoh 11.1 Utang Bank Jangka Pendek

PT Merapi pada tanggal 1 November 2015 menarik


dari Bank Buana utang sebesar Rp200.000.000
dengan bunga 15%, untuk jangka waktu 150 hari.
Tidak ada ada provisi yang dikenakan oleh bank
atas utang ini. Pokok dan bunga akan dibayarkan
pada saat jatuh tempo.
Jawaban:
Jurnal yang dibuat pada saat menerima utang 1 November 2015.
Kas 200.000.000
Utang Bank 200.000.000
Jurnal penyesuaian pada 31 Desember 2015 atas bunga yang terutang dan belum
dibayarkan.
Beban Bunga 5.000.000
Utang Bunga 5.000.000

Hari selama tahun 2015 = 30 – 1 = 29 hari di bulan November, 31 hari di bulan Desember
Total 60 hari = 2 bulan
Perhitungan bunga = Rp200.000.000 x 15% x 60/360 = Rp5.000.000
Jurnal saat utang jatuh tempo, jatuh tempo pada tanggal 60 + 31 + 29 + 30 = 150. Jatuh
tempo pada tanggal 30 Maret 2016 (asumsi 2016 tahun kabisat).
Beban Bunga 7.500.000
Utang Bunga 5.000.000
Utang Bank 200.000.000
Kas 212.500.000
Perhitungan bunga dibayarkan = Rp200.000.000 x 15% x 150/360 = Rp12.500.000
Perhitungan beban bunga 1 Jan–30 Maret = Rp200.000.000 x 15% x 90/360 =
Rp7.500.000
Contoh 11.2 Utang Bank Jangka Pendek: Bunga
Dibayar di Depan (Zero Coupon)

PT Lawu pada tanggal 2 Oktober 2015 menarik


utang jangka waktu 6 bulan dari Bank Mega
sebesar Rp400.000.000 dengan bunga 15% per
tahun dari pokok yang dipotong pada awal.
Pada saat jatuh tempo PT Lawu membayar
sebesar Rp400.000.000.
Jawaban:
Jurnal yang dibuat pada saat menerima utang 2 Oktober 2015.
Kas 370.000.000
Diskon Utang Bank 30.000.000
Utang Bank 400.000.000

Bunga dibayarkan sekali di akhir sehingga perhitungan bunga efektif dengan membagi bunga dengan
pokok utang. Bunga = Rp30.000.000/Rp370.000.000 = 8,11% untuk 6 bulan atau 16,22% setahun.
Jurnal penyesuaian pada 31 Desember 2015 untuk pengakuan bunga yang dihitung dengan bunga
efektif.

Beban Bunga 15.000.000


Diskon Utang Bank 15.000.000

Bunga dihitung dengan bunga efektif 16,22% x 3/12 x Rp370.000.000 = Rp15.000.000 (pembulatan)
Jurnal saat utang jatuh tempo, 30 Maret 2016.

Beban Bunga 15.000.000


Utang Bank 400.000.000
Diskon Utang Bank 15.000.000
Kas 400.000.000

Asumsi tidak dibuat jurnal balik atas jurnal penyesuaian 31 Desember 2016.
Contoh 11.3 Utang Bank Jangka Pendek: Bunga
Dibayar dibelakang

PT Lawu pada tanggal 2 Oktober 2015 menarik


utang jangka waktu 6 bulan dari Bank Mega
sebesar Rp400.000.000 dengan bunga 15% per
tahun dari pokok yang dibayar pada saat
pelunasan.
Contoh 11.3 Utang Bank Jangka Pendek dengan Provisi
PT Semeru pada tanggal 1 November 2015
menarik dari Bank Mulia utang yang
Rp100.000.000 dengan bunga 12% per tahun
dari pokok yang akan dibayarkan bersamaan
dengan pelunasan tanggal 30 Januari 2016.
Bank Mulia mengenakan biaya administrasi
sebesar 1,5% dari jumlah utang yang ditarik,
sehingga kas yang diterima oleh PT Semeru
sebesar Rp100.000.000 – Rp1.500.000 =
Rp98.500.000.
Jawaban:
Jurnal yang dibuat pada saat menerima utang 1 November 2015.
Kas 98.500.000
Diskon Utang Bank 1.500.000
Utang Bank 100.000.000
Utang bank yang sebenarnya diterima adalah Rp98.500.000, namun PT Semeru harus
melunasi pada saat jatuh tempo bunga Rp3.000.000 dan pokoknya Rp100.000.000.
Untuk itu bunga efektif atas utang tersebut sebenarnya bukan 12% tetapi
Rp4.500.000 / Rp98.500.000 * 12/3 = 18,274%. Bunga dihitung dari bunga yang
dibayar dan provisi. Tingkat bunga efektif menjadi lebih tinggi karena Entitas
menerima utang yang lebih sedikit.
Beban Bunga 3.000.000
Utang Bunga 2.000.000
Diskon Utang Bank* 1.000.000
Beban bunga dihitung dari bunga efektif 18,2741% x 2/12 x Rp98.500.000 =
Rp3.000.000. Amortisasi diskon beban bunga dikurangi utang bunga =
Rp3.000.000 – Rp2.000.000
Jawaban:

Jurnal saat utang jatuh tempo, 30 Januari 2016.


Beban Bunga 1.500.000
Utang Bunga 2.000.000
Utang Bank 100.000.000
Diskon Utang Bank 500.000
Kas 103.000.000

Asumsi tidak dibuat jurnal balik atas jurnal penyesuaian 31 Desember 2015.
Contoh 11.4 Line of Credit atau Standby Loan
PT Kelud pada tanggal 1 Desember 2015 mendapatkan fasilitas line of credit dari Bank
Arta, sebesar 1 miliar selama jangka waktu 5 tahun. Kredit tersebut dapat ditarik sesuai
kebutuhan entitas. Bunga sebesar 12% per tahun dikenakan atas kredit yang ditarik.
Untuk setiap penarikan bank mengenakan biaya transaksi sebesar 2% dari dana yang
ditarik. Bank hanya mengenakan atas tarikan utang yang belum dilunasi sampai dengan
akhir bulan pelaporan. Jika penarikan telah dilunasi pada bulan yang sama, maka tidak
akan dikenakan bunga. Bunga akan dihitung dari tanggal penarikan atau saldo utang
terakhir sampai dengan tanggal jatuh tempo pelaporan. Setiap bulan akan disampaikan
laporan penggunaan line of credit, yang memperlihatkan saldo akhir utang, mutasi
kredit, termasuk jumlah bunga, dan biaya (charges) yang dikenakan.
Informasi ringkas untuk pemakaian line of credit bulan Desember adalah:
Tabel 11.2 Pemakaian Line of Credit

02-Des Penarikan 300.000.000 300.000.000


02-Des Biaya penarikan 6.000.000 306.000.000
16-Des Penarikan 400.000.000 706.000.000
16-Des Biaya penarikan 8.000.000 714.000.000
30-Des Pembayaran 300.000.000 414.000.000
31-Des Bunga 2.069.260 416.069.260
Jawaban:
Jurnal yang akan dibuat adalah:

2 Desember
Kas 300.000.000
Beban Bunga 6.000.000
Utang Bank 306.000.000

16 Desember
Kas 400.000.000
Beban Bunga 8.000.000
Utang Bank 408.000.000

30 Desember
Utang Bank 300.000.000
Kas 300.000.000

31 Desember
Beban Bunga 2.069.260
Utang Bank 2.069.260
Wesel Bayar
Buatlah ayat jurnal untuk transaksi-transaksi yang dilakukan oleh
PT Ceria selama tahun 2016:
• 4 Januari 2016 Membeli barang dagang secara kredit dari Toko
Bahagia seharga Rp 50.000.000,-(periodik) dengan menyerahkan
selembar wesel bayar 9% berjangka waktu 6 bulan.
• 3 Maret 2016 Membeli barang dagang dari Toko Gembira senilai
Rp 90.000.000,- , dengan menerbitkan wesel bayar berbunga 10%,
berjangka waktu 120 hari dagang (perpetual)
• 1 Juli 2016 Melunasi wesel yang diterbitkan pada tanggal 3 Maret
2016 kepada Toko Gembira
• 1 Juli 2016 melunasi wesel yang diterbitkan pada tanggal 4 Januari
2016.
Contoh 11.5 Liabilitas Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Dua Belas Bulan
PT Wilis memiliki beberapa liabilitas jangka panjang untuk mendanai usahanya. Berikut
informasi yang diperoleh pada saat penyusunan laporan keuangan tanggal 31
Desember 2015.
1. Obligasi seri A, senilai Rp400.000.000.000, diterbitkan 1 Maret 2007, jangka waktu
10 tahun, bunga sebesar 10% dibayar setiap tahun.
2. Obligasi seri B, senilai Rp800.000.000.000, diterbitkan 1 Juni 2015, bunga 11% per
tahun dibayar setiap tahun, jatuh tempo setiap tahun sebesar Rp100.000.000.000.
3. Obligasi seri C senilai Rp100.000.000.000, diterbitkan 1 Desember 2006, jatuh
tempo 10 tahun, bunga 10%. Atas obligasi ini entitas sedang mengajukan
pendanaan kepada Bank Mitra untuk mengambil alih obligasi tersebut dan diganti
dengan utang bank jangka panjang dengan jangka waktu 5 tahun tingkat bunga
12%. Entitas sudah melakukan detail pembicaraan dengan bank Mitra. Secara
prinsip Bank Mitra menyetujui namun proses administrasi baru akan diselesaikan
pada tahun 2016 mengingat obligasi tersebut baru akan jatuh tempo 1 Desember
2016. Proses administrasi perjanjian yang menyatakan Bank Mitra akan mendanai
utang obligasi dan menggantinya dengan utang Bank Mitra diselesaikan pada 25
Maret sebelum laporan keuangan selesai diaudit.
Contoh 11.5 Liabilitas Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Dua Belas Bulan
(soal lanjutan)

4. Utang Bank Kriya ditarik pada 1 September 2011 sebesar Rp100.000.000.000,


jangka waktu 5 tahun bunga 12%. Atas utang ini entitas telah melakukan
perjanjian untuk melakukan pendanaan kembali dengan utang jangka panjang
dengan bank yang sama, namun dengan bunga yang lebih rendah sebesar
11%.
5. Utang Bank Permata ditarik pada tanggal 1 Juni 2014 sebesar 300 miliar,
bunga 12% dibayar setiap tahun. Pelunasan akan dimulai 1 Juni 2015 secara
angsuran Rp50.000.000.000 per tahun.

Saat ini entitas sedang memproses penerbitan obligasi seri D sebesar


Rp300.000.000.000. Obligasi tersebut rencananya akan diterbitkan pada 1 Juni
2016. Obligasi tersebut telah mendapat persetujuan RUPS untuk diterbitkan. Saat
ini sedang proses untuk mengurus persyaratan penerbitan. Obligasi tersebut
diterbitkan untuk mendanai ekspansi pembukaan pabrik baru dan membayar
utang yang jatuh tempo.
Buatlah reklasifikasi untuk utang tersebut yang harus disajikan menjadi
liabilitas jangka pendek, buatlah penyajian dan pengungkapan yang diperlukan
untuk kelima utang tersebut jika ada.
Jawaban:
1. Obligasi seri A tidak perlu direklasifikasi, tetap menjadi liabilitas jangka panjang karena
jatuh tempo tahun 2017.
2. Obligasi seri B direklasifikasi menjadi liabilitas jangka pendek sebesar Rp100 miliar,
yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan.

Utang Obligasi Seri B 100.000.000.000


Utang Obligasi Seri B Jangka Pendek 100.000.000.000
3. Obligasi seri C tetap harus direklasifikasi karena proses pengambilalihan belum
selesai sepenuhnya. Namun kejadian ini perlu diungkapkan dalam laporan keuangan.
Utang Obligasi Seri C 100.000.000.000
Utang Obligasi Seri C Jangka Pendek 100.000.000.000

Pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan perlu ditambahkan untuk


menginformasikan peristiwa setelah tanggal laporan posisi keuangan.
4. Dilakukan reklasifikasi menjadi liabilitas jangka pendek, karena akan jatuh tempo pada
1 September 2016. Karena telah dilakukan perjanjian untuk memperbarui utang dan
kontraknya telah diselesaikan, utang ini tetap menjadi utang jangka panjang.
Jawaban:
5. Dilakukan reklasifikasi atas jumlah yang akan jatuh tempo pada 1 Juni 2016.
Utang Bank Permata 50.000.000.000
Utang Bank Permata Jangka Pendek 50.000.000.000

Penyajian dalam laporan posisi keuangan


Liabilitas jangka pendek
Liabilitas jangka pendek yang akan jatuh tempo dalam dua bulan (lihat pengungkapan)
Utang Obligasi Seri B 100.000.000.000
Utang Obligasi Seri C 100.000.000.000 (lihat pengungkapan)
Utang Bank Kriya 50.000.000.000
Utang Bank Permata 50.000.000.000

Liabilitas jangka panjang


Utang Obligasi Seri A 400.000.000.000
Utang Oblligasi Seri B 600.000.000.000
Utang Bank Kriya 100.000.000.000
Utang Bank Permata 200.000.000.000
Jawaban:

Pengungkapan liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam dua
belas bulan mendatang.
Obligasi seri C akan jatuh tempo pada 1 Desember 2016, namun perusahaan
telah melakukan negosiasi dengan Bank Mitra untuk mendanai pelunasan
obligasi tersebut, sehingga akan berubah menjadi utang bank jangka panjang
pada 1 Desember 2016, entitas tetap melakukan reklasifikasi dalam jangka
pendek, karena meskipun pendanaan ini telah disetujui pemegang saham,
secara prinsip telah disetujui Bank Mitra namun proses administrasi baru
diselesaikan pada 25 Maret 2016, sesuai dengan PSAK 1 (Revisi 2009) tetap
harus direklasifikasi.
Atas liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo pada tahun 2016,
perusahaan telah akan menerbitkan obligasi yang saat ini masih dalam proses
penerbitan. Direncanakan obligasi tersebut akan diterbitkan pada Juni 2016.
B. Liabilitas Jangka Pendek Terkait
dengan Kegiatan Operasi Entitas
• Utang Usaha
• Beban Yang Masih Harus Dibayar
• Pendapatan diterima dimuka
• Utang terkait imbalan kerja
• Utang Pajak Pihak Ketiga
• Utang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah
• Utang Pajak Penghasilan
Contoh 11.6 Pencatatan Utang Dagang
Selama bulan Desember 2015 PT Slamet memiliki beberapa
transaksi kepada para pemasoknya.
a. 12 Desember membeli barang secara kredit kepada PT
Delima senilai Rp200.000.000 ditambah nilai PPN 10%
sehingga total Rp220.000.000. Persyaratan jual beli 2/10;
n/30. FOB Shipping point. PT Slamet membayar utang pada
PT Delima pada 22 Desember 2015.
b. 29 Desember membeli barang secara kredit kepada PT
Mawar senilai Rp330.000.000 setelah nilai PPN. Persyaratan
jual beli n/30. FOB Shipping Point. Barang sampai 31
Desember belum sampai di gudang PT Slamet dan diketahui
baru diterima di gudang pada 2 Januari 2016. Pembelian ini
dibayar dengan wesel bayar yang akan jatuh tempo 30 hari
tanpa bunga.
Jawaban:

Jurnal yang dibuat:

12 Desember
Persediaan 200.000.000
PPN Masukan 20.000.000
Utang Dagang 220.000.000

22 Desember
Utang Dagang 220.000.000
Persediaan 4.400.000
Kas 215.600.000

29 Desember
Persediaan 300.000.000
PPN Masukan 30.000.000
Wesel Bayar 330.000.000
(tetap dicatat tertanggal 29 Desember karena titik pengakuan di gudang penjual)
Contoh 11.7 Beban yang Masih Harus Dibayar

1. Pembayaran gaji sebesar Rp240.000.000 dilakukan tanggal 5 tiap bulan,


untuk masa kerja tanggal 1 sampai dengan akhir bulan. Pada akhir periode
misal 31 Des 2015 dibuat penyesuaian atas gaji untuk masa kerja Desember
2015 yang baru akan dibayarkan tanggal 5 Januari 2016.

Jawaban:

Beban Gaji 240.000.000


Utang Gaji 240.000.000
Contoh 11.7 Beban yang Masih Harus Dibayar (lanjutan)

2. Bonus karyawan dibayarkan atas prestasi kerja tahun 2015, namun baru
ditetapkan jumlahnya setelah diketahui laba entitas sehingga jumlahnya baru
dipastikan di bulan Januari 2016 dan akan dibayarkan bulan Maret 2016.
Pada 15 Januari sebelum laporan keuangan terbit, ditetapkan bonus untuk
seluruh karyawan sebesar Rp300.000.000. Atas bonus karyawan akan dibuat
jurnal penyesuaian tertanggal 31 Desember 2015.

Jawaban:

Beban Gaji - Bonus 300.000.000


Utang Gaji 300.000.000
Contoh 11.7 Beban yang Masih Harus Dibayar (lanjutan)

3. Entitas memiliki utang bank yang ditarik pada 1 Desember 2015 sebesar
Rp400.000.000 bunga 12% per tahun, jangka waktu 5 tahun. Bunga
dibayarkan setiap tanggal 1 Desember. Bunga dari tanggal 1 Desember
2015 sampai dengan 31 Desember 2015 harus dibebankan sebagai beban
bunga dan utang bunga/bunga yang masih harus dibayar.

Jawaban:

Beban Bunga 4.000.000


Utang Gaji 4.000.000

Bunga 12% x 1/12 x Rp400.000.000 = Rp4.000.000


Contoh 11.7 Beban yang Masih Harus Dibayar (lanjutan)

4. Entitas memperbaiki AC di kantor dengan meminta perusahaan servis AC.


Pekerjaan telah diselesaikan pada tanggal 30 Desember 2015, namun
sampai dengan tanggal 31 Desember, perusahaan servis AC belum
mengirimkan tagihan sebesar Rp10.000.000. Tagihan baru dikirim pada
tanggal 5 Januari 2016 dan dibayarkan tanggal 10 Januari 2016. Atas jasa
servis AC tersebut diakui pada sebagai beban pemeliharaan dan beban
yang masih harus dibayar (liabilitas) pada 31 Desember 2015.
Jawaban:

Beban Pemeliharaan 4.000.000


Utang Biaya 4.000.000
Contoh 11.8 Pencatatan Pendapatan Diterima di Muka
PT Ciremai mulai tahun 2015 menjual tiket keanggotaan (membership) golf
kepada pelanggan pribadi dan perusahaan. Tiket tersebut dijual dalam bentuk
paket tahunan dan lima tahunan. Untuk paket tahunan harganya Rp6.000.000
dapat digunakan main golf selama satu tahun. Paket tiga tahun dijual dengan
harga Rp16.200.000. Keanggotaan tersebut tidak didasarkan pada jumlah
kedatangan, pemegang kartu keanggotaan bebas datang jika kartu
keanggotaannya masih aktif. Setiap tahun harga kartu keanggotaan meningkat,
sehingga menjadi anggota jangka panjang memberikan banyak keuntungan bagi
anggota.
Pada 1 Desember diterima keanggotaan tahunan 10 paket dan keanggotaan tiga
tahunan sebanyak 5 paket. Entitas melakukan penyesuaian untuk keanggotaan
setiap bulan, karena entitas menyusun laporan bulanan untuk keperluan internal
manajemen. Saldo pendapatan diterima di muka dari keanggotaan tahunan
pada tanggal 1 Desember 2015 adalah Rp337.000.000 dari total penerimaan
keanggotaan tahunan Rp636.000.000. Untuk keanggotaan tiga tahunan saldo 1
Desember Rp620.100.000 dari total penerimaan keanggotaan tiga tahunan
Rp745.200.000. Buatlah jurnal untuk transaksi tersebut dan penyesuaian yang
diperlukan!
Jawaban:

1 Desember 2015
Kas 141.000.000
Pendapatan Diterima di Muka 141.000.000

31 Desember 2015
Pendapatan Diterima di Muka 80.950.000
Pendapatan 80.950.000
Untuk membership tahunan, alokasi pendapatan yang terealiasi per bulan
adalah 1/12 x Rp6.000.000 = Rp500.000 atau total sama dengan
(Rp636.000.000 + Rp60.000.000) x 1/12 = Rp58.000.000.
Untuk membership tiga tahunan, pendapatan terealiasi per bulan
Rp16.200.000 : 3 : 12 = Rp450.000 atau total (Rp745.200.000 + Rp81.000.000)
x 1/36 = Rp22.950.000.
Total pendapatan direalisasi Rp58.000.000 + Rp22.950.000 = Rp80.950.000.
Saldo pendapatan diterima di muka pada 31 Desember 2015 adalah:
Rp337.000.000 + Rp630.100.000 + Rp60.000.000 + Rp81.000.000 –
Rp58.000.000 – Rp22.950.000 = Rp1.017.150.000.
Contoh 11.9 Pembayaran Gaji

Mutiara adalah pegawai PT Salak, pada bulan Desember 2015


menerima gaji sebesar Rp6.000.000 per bulan ditambah tunjangan
rumah Rp500.000 dan tunjangan transportasi Rp1.000.000. Selain
itu, PT Salak membayarkan asuransi kecelakaan kerja Rp150.000,
asuransi kematian Rp50.000, dan iuran tunjangan hari tua
Rp250.000. Mutiara juga melakukan iuran pensiun ke pengelola
dana pensiun sebesar Rp300.000 yang dipotongkan dari gajinya.
Mutiara membayar melalui pemotongan oleh PT Salak, zakat ke LAZ
sebesar Rp187.500 dan angsuran rumah ke Bank CMN sebesar
Rp1.500.000. PPh 21 yang dipotong oleh PT Salak Rp425.200. Gaji
dibayarkan tiap akhir bulan dan semua pemotongan dibayarkan
pada tanggal 10 bulan berikutnya.
Jawaban:
Jurnal yang dibuat pada 31 Desember 2015.

Beban Gaji 7.950.000


Utang PPh 21 425.200
Utang BPJS 450.000
Utang Iuran Pensiun Karyawan 300.000
Utang Zakat Karyawan 187.500
Utang Angsuran Bank Karyawan 1.500.000
Kas 5.087.300

Tunjangan menambah gaji. Asuransi dan pensiun yang ditanggung entitas


menambah beban gaji.
Beban gaji = Rp6.000.000 + Rp500.000 + Rp1.000.000 + Rp150.000 +
Rp50.000 + Rp250.000 = Rp7.950.000.
Kas = Rp7.000.000 – Rp425.200 – Rp187.500 – Rp300.000 = Rp5.087.300.
Contoh 11.10 Akuntansi Utang Pajak Pihak Ketiga

PT Salak melakukan beberapa pembayaran atas jasa atau


kegiatan yang telah dilakukan beberapa rekanan selama
Desember 2015. Jasa tersebut dikenakan pajak, seperti
dijelaskan dalam informasi di soal. Pajak yang telah dipotong
akan dibayar perusahaan pada masa pajak periode berikutnya.

a. 15 Desember 2015 Membayar jasa konsultan manajemen


sebesar Rp80.000.000 dipotong PPh 23 sebesar 2%.
b. 20 Desember 2015 Membayar gaji pada seorang konsultan
asing sebesar Rp50.000.000 dipotong PPh 26 sebesar 20%.
c. 30 Desember 2015 Membayar bunga kepada PT Kinibalu atas
utang sebesar Rp100.000.000 yang akan jatuh tempo 2014,
bunga 10% dibayar tahunan setiap 30 Desember. Pajak atas
bunga yang dipotong 15%.
Jawaban:

Jurnal yang dibuat selama Desember 2015 atas transaksi di atas.


15 Desember
Beban Administrasi 80.000.000
Utang PPh 23 1.600.000
Kas 78.400.000

20 Desember
Beban Gaji 50.000.000
Utang PPh 26 10.000.000
Kas 40.000.000

30 Desember
Beban Bunga 100.000.000
Utang PPh 23 15.000.000
Kas 85.000.000
Contoh 11.11 Akuntansi Pajak Per tambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah

PT Gede melakukan transaksi berikut ini.

5 Desember → Melakukan pembelian persediaan untuk bahan produksi


senilai Rp300.000.000 dikenakan PPN 10%.
10 Desember → Menjual barang mewah secara kredit sebesar
Rp900.000.000. Atas penjualan tersebut dikenakan PPN 10% dan PPnBM
20%. Harga pokok barang yang dikirim nilainya Rp600.000.000.
15 Desember → Membeli peralatan secara kredit untuk pabrik sebesar
Rp600.000.000 dikenakan PPN 10%. Atas peralatan ini pajaknya boleh
dikreditkan.
25 Desember → Menerima uang muka dari pelanggan sebesar
Rp132.000.000 atas pesanan yang akan dikirimkan pada bulan Januari 2016.
Nilai uang muka termasuk nilai PPN 10%.
Jawaban:

Jurnal selama Desember 2015 atas transaksi di atas.


5 Desember
Persediaan 300.000.000
PPN Masukan 30.000.000
Utang Dagang 330.000.000

10 Desember
Beban Pokok Penjualan 600.000.000
Persediaan 600.000.000
Piutang Dagang 1.170.000.000
PPN Keluaran 90.000.000
Utang PPnBM 180.000.000
Penjualan 900.000.000

15 Desember
Peralatan 600.000.000
PPN Masukan 60.000.000
Utang Dagang 660.000.000
Jawaban:

Jurnal selama Desember 2015 atas transaksi di atas.


25 Desember
Kas 132.000.000
PPN Keluaran 12.000.000
Penjualan 120.000.000

31 Desember
PPN Keluaran 102.000.000
PPN Masukan 90.000.000
Utang PPN 12.000.000

Jurnal penyesuaian atas PPN masukan dan PPN keluaran untuk memunculkan utang
pajak di akhir tahun.

Penyajian liabilitas jangka pendek terkait PPN dan PPnBM sebagai berikut.

Liabilitas Jangka Pendek


Utang PPN 12.000.000
Utang PPnBM 180.000.000
Contoh 11.12 Utang Pajak Penghasilan

PT Gandul untuk tahun pajak yang berakhir 31


Desember 2015 menghitung jumlah pajak terutang
sebesar Rp430.000.000. Pajak yang telah dibayar
melalui angsuran PPh 25 sebesar Rp360.000.000 dan
dipotong oleh pihak lain PPh 23 Rp20.000.000.
Perusahaan mencatatnya sebagai pajak dibayar di
muka. Berapakah utang pajak penghasilan untuk tahun
2015? Buatkan jurnal penyesuaian!
Jawaban:

Jurnal yang dibuat:


Beban Pajak 430.000.000
Pajak Dibayar di Muka PPh 23 20.000.000
Pajak Dibayar di Muka PPh 24 360.000.000
Utang PPh Badan (29) 50.000.000

Utang pajak penghasilan akan disajikan di laporan posisi keuangan sebesar


Rp50.000.000.
Klasifikasi
Liabilitas

Liabilitas yang
Liabilitas yang
Nilainya
Nilainya Pasti
Diestimasi
Provisi dan
Kontinjensi

PSAK 57 (Revisi 2009)

Liabilitas yang kepastian dan jumlahnya tidak dapat


ditentukan dengan pasti. Istilah umum yang digunakan untuk
sesuatu yang memiliki ketidakpastian dari sisi kejadian dan
jumlah adalah kontinjensi.

Provisi → diakui dan disajikan


Kontinjensi → diungkapkan dalam
laporan keuangan.
Contoh Soal

Contoh 11.13 Pengukuran Provisi


Entitas menjual produk dengan memberikan garansi selama 1
tahun dari tanggal penjualan. Jika kerusakan terdeteksi cacat
ringan biaya perbaikan atas seluruh produk yang dijual
Rp100.000.000, jika cacat berat biaya yang dikeluarkan
Rp500.000.000. Pengalaman entitas di masa lalu memberikan
indikasi bahwa dalam tahun mendatang kemungkinan 80%
produk terjual tanpa cacat, 15% cacat ringan, dan 5% cacat berat.
Jawaban:

Berdasarkan pengalaman masa lalu tersebut, estimasi biaya


perbaikan didasarkan pada nilai yang diharapkan (expected
value) = (80% x 0) + (15% x Rp100.000.000) + (5% x
Rp500.000.000) = Rp40.000.000.
Entitas akan mengakui garansi tersebut.

Beban Garansi 40.000.000


Utang Garansi 40.000.000
Contoh Provisi dan Kontinjensi

Kewajiban
Garansi Pengelolaan
Lingkungan

Litigasi Liabilitas
Hukum Kontinjensi
Contoh Soal

Contoh 11.14 Garansi Produk

PT Kendeng menjual produk dengan memberikan garansi perbaikan selama


dua tahun. Berdasarkan pengalaman beberapa tahun terakhir, hasil analisis
teknis dan pengalaman dari industri diketahui bahwa hanya 5% pelanggan
datang meminta garansi. Rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk memberikan
garansi tiap produk sebesar Rp100.000.

Pada tahun 2015 penjualan sebanyak 20.000 unit dan tahun 2016 penjualan
sebanyak 26.000 unit. Total garansi aktual yang dikeluarkan di tahun 2015
sebesar Rp65.000.000 dan tahun 2016 sebesar Rp125.000.000. Buatlah jurnal
yang diperlukan untuk mencatat garansi di dua tahun tersebut!
Jawaban:

Jurnal yang dibuat tahun 2015.

Pengakuan beban garansi.


Beban Garansi 100.000.000
Provisi Garansi 100.000.000
(5% x 20.000 x Rp100.000 = Rp100.000.000)

Pemberian garansi tahun 2015.


Provisi Garansi 65.000.000
Kas 65.000.000

Provisi garansi yang disajikan pada laporan keuangan 31


Desember 2015 sebesar Rp35.000.000.
Jawaban:
Jurnal yang dibuat tahun 2016.
Pengakuan beban garansi.
Beban Garansi 130.000.000
Provisi Garansi 130.000.000
(5% x 26.000 x Rp100.000 = Rp130.000.000)

Pemberian garansi tahun 2016.


Provisi Garansi 125.000.000
Kas 125.000.000

Provisi garansi yang disajikan pada laporan keuangan 31


Desember 2016 sebesar Rp40.000.000.
Jawaban:

Entitas dapat mencatat jurnal pemberian garansi, baru di akhir periode pelaporan
mencatat provisi dengan jurnal penyesuaian. Jika pendekatan tersebut digunakan
maka jurnal yang dibuat:
Jurnal tahun 2015.

Pemberian beban garansi.


Beban Garansi 65.000.000
Kas 65.000.000

Tambahan pengakuan beban garansi tahun 2015.

Beban Garansi 35.000.000


Provisi Garansi 35.000.000

5% × 20.000 × Rp100.000 = Rp100.000.000


Beban garansi tambahan Rp100.000.000 – Rp65.000.000 =
Rp35.000.000
Jawaban:

Jurnal tahun 2016.

Pemberian beban garansi.


Beban Garansi 125.000.000
Kas 125.000.000

Tambahan pengakuan beban garansi tahun 2016.

Beban Garansi 5.000.000


Provisi Garansi 5.000.000

5% x 26.000 x Rp100.000 = Rp130.000.000


Beban garansi tambahan Rp130.000.000 – Rp125.000.000 =
Rp5.000.000
Latihan
Garansi Produk

PT LG adalah perusahaan yang memproduksi produksi elektronik. Untuk


produknya PT LG memberikan garansi perbaikan selama 2 tahun. Berdasarkan
pengalaman beberapa tahun terakhir, hasil analisis teknis dan pengalaman
dari industri diketahui bahwa hanya 5% pelanggan datang meminta garansi.
Rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk memberikan garansi tiap produk
sebesar Rp 400.000
Pada tahun 2015 penjualan sebanyak 10.000 unit senilai Rp 8.000.000.000
dan tahun 2016 penjualan sebanyak 15.000 unit senilai Rp 15.000.000.000.
Total garansi aktual yang dikeluarkan di tahun 2015 sebesar Rp170.000.000
dan tahun 2016 sebesar Rp275.000.000 Buatlah jurnal yang diperlukan untuk
mencatat penjualan dan garansi di dua tahun tersebut!
Jawaban:

Jurnal yang dibuat tahun 2015.

Penjualan
Kas 8.000.000.000
Penjualan 8.000.000. 000

Pengakuan beban garansi.


Beban Garansi 200.000.000
Provisi Garansi 200.000.000
(5% x 10.000 x Rp400.000 = Rp200.000.000)

Pemberian garansi tahun 2015.


Provisi Garansi 170.000.000
Kas 170.000.000

Provisi garansi yang disajikan pada laporan keuangan 31


Desember 2015 sebesar Rp30.000.000.
Jawaban:
Jurnal yang dibuat tahun 2016.
Penjualan
Kas 15.000.000.000
Penjualan 15.000.000

Pengakuan beban garansi.


Beban Garansi 300.000.000
Provisi Garansi 300.000.000
(5% x 15.000 x Rp 400.000 = Rp300.000.000)

Pemberian garansi tahun 2016.


Provisi Garansi 275.000.000
Kas 275.000.000

Provisi garansi yang disajikan pada laporan keuangan 31


Desember 2016 sebesar Rp 55.000.000.
Jawaban:

Entitas dapat mencatat jurnal pemberian garansi, baru di akhir periode pelaporan
mencatat provisi dengan jurnal penyesuaian. Jika pendekatan tersebut digunakan
maka jurnal yang dibuat:
Jurnal tahun 2015.

Penjualan
Kas 8.000.000.000
Penjualan 8.000.000.000

Pemberian beban garansi.


Beban Garansi 170.000.000
Kas 170.000.000
Tambahan pengakuan beban garansi tahun 2015.

Beban Garansi 30.000.000


Provisi Garansi 30.000.000

5% × 10.000 × Rp400.000 = Rp200.000.000


Beban garansi tambahan Rp200.000.000 – Rp170.000.000 =
Rp30.000.000
Jawaban:

Entitas dapat mencatat jurnal pemberian garansi, baru di akhir periode pelaporan
mencatat provisi dengan jurnal penyesuaian. Jika pendekatan tersebut digunakan
maka jurnal yang dibuat:
Jurnal tahun 2016.

Penjualan
Kas 15.000.000.000
Penjualan 15.000.000.000

Pemberian beban garansi.


Beban Garansi 275.000.000
Kas 275.000.000
Tambahan pengakuan beban garansi tahun 2015.

Beban Garansi 25.000.000


Provisi Garansi 25.000.000

5% × 15.000 × Rp300.000 = Rp275.000.000


Beban garansi tambahan Rp300.000.000 – Rp275.000.000 =
Rp25.000.000
Contoh 11.15 Garansi Jaminan Produk dan Jasa

PT Prahu menjual mobil pada 2 Januari 2015 dengan


memberikan garansi atas 36.000 km pertama atau selama tiga
tahun mana yang lebih dahulu. Harga jual mobil
Rp300.000.000. Entitas mengestimasi biaya garansi yang akan
diberikan selama 3 tahun sebesar Rp7.000.000. Pelanggan juga
memberi garansi jasa senilai Rp9.000.000 sehingga ada
tambahan pelayanan untuk servis mobil tersebut dari standar
jaminan yang diberikan. Selama tahun 2015 biaya terkait
dengan jaminan garansi yang dikeluarkan sebesar Rp5.000.000
dan tahun 2016 sebesar Rp1.000.000. Atas garansi jasa
perusahaan mengakui dengan metode garis lurus.
Jawaban:
Jurnal yang dibuat oleh perusahaan pada saat melakukan penjualan adalah:
Kas 309.000.000
Beban Garansi 7.000.000
Provisi Garansi 7.000.000
Pendapatan Ditangguhkan Garansi Jasa 9.000.000
Penjualan 300.000.000

Jurnal pada 2015, saat memberikan garansi jaminan dan pengakuan garansi
jasa.

Provisi Garansi 5.000.000


Kas/Persediaan 5.000.000
Pendapatan Ditangguhkan Garansi Jasa 3.000.000
Pendapatan Garansi 3.000.000
Jurnal pada 2016, saat memberikan garansi jaminan dan pengakuan garansi
jasa.
Provisi Garansi 1.000.000
Kas/Persediaan 1.000.000
Pendatapan Ditangguhkan Garansi Jasa 3.000.000
Pendapatan Garansi 3.000.000

Jurnal pada 2017, saat memberikan garansi jaminan dan pengakuan garansi
jasa.
Provisi Garansi 500.000
Kas/Persediaan 500.000
Pendatapan Ditangguhkan Garansi Jasa 3.000.000
Pendapatan Garansi 3.000.000
Contoh 11.16 Akuntansi Liabilitas Pembongkaran Aset

PT Kapuas pada 2 Januari 2015 memulai


penggunaan peralatan penambangan (drilling) di
sebuah areal tambang yang dimiliki. Regulasi
pemerintah mengharuskan perusahaan
melakukan pembongkaran peralatan tersebut di
akhir masa manfaatnya. Masa manfaat drilling
tersebut 10 tahun dengan estimasi biaya sebesar
Rp2.000.000.000. Dengan tingkat diskon 6%
selama masa manfaat, nilai wajar kewajiban
lingkungan tersebut adalah Rp1.116.800.000
(Rp2.000.000.000 x 0,5584).
Jawaban:
Jurnal pengakuan liabilitas sebagai penambah nilai peralatan drilling.
Peralatan Drilling 1.116.800.000
Liabilitas Pembongkaran Aset 1.116.800.000

Jurnal pengakuan depresiasi peralatan drilling


Beban Depresiasi 1.116.800.000
Akumulasi Depresiasi - Drilling 1.116.800.000

Depresiasi ini akan dilakukan bersamaan dengan nilai peralatan drilling sebagai satu
kesatuan, tidak didepresiasikan secara terpisah.
Jurnal pengakuan bunga atas liabilitas pembongkaran aset.

Beban Bunga 67.008.000


Liabilitas Pembongkaran Aset 67.008.000

Beban bunga = 6% x Rp1.116.800.000 = Rp67.008.000


Contoh 11.17 Akuntansi Litigasi
PT Merbabu memiliki dua kasus yang saat ini sedang dalam proses di pengadilan.
1. Entitas menerima klaim dari seorang pelanggan atas proyek yang tidak dapat
diselesaikan oleh perusahaan. Akibat kegagalan tersebut, pelanggan
mengajukan klaim ganti rugi sebesar Rp100.000.000.000. Pada saat
penyusunan laporan keuangan 31 Desember 2015 proses hukum sedang
berlangsung. Menurut pendapat konsultan hukum entitas, kemungkinan
entitas dapat kalah. Namun jika kalah masih ada upaya lagi untuk melakukan
banding. Konsultan belum dapat memastikan berapa jumlah kerugian yang
harus dibayar oleh perusahaan akibat tuntutan tersebut.
2. Entitas menerima klaim dari seorang ahli waris pekerja akibat kecelakaan
pekerja yang berakibat pekerja mengalami cacat seumur hidup. Pihak
perusahaan sudah memberikan semua santunan asuransi kecelakaan kerja
sesuai dengan ketentuan ketenagakerjaan. Namun ahli waris menuntut
jumlah yang lebih besar yaitu Rp300.000.000, karena kesalahan tersebut
terkait dengan tindakan entitas yang memberikan pengamanan pada pekerja.
Proses pengadilan berlangsung selama 2013. Pada 1 Februari 2016 saat audit
laporan keuangan belum selesai, diperoleh keputusan, entitas dinyatakan
bersalah dan harus membayar Rp250.000.000. Entitas tidak ingin
memperpanjang masalah ini, sehingga tidak berniat melakukan banding.
Jawaban:

Jurnal yang dibuat.


1. Tidak diakui sebagai beban dan liabilitas, informasi merupakan liabilitas
kontinjensi. Entitas cukup menjelaskan dalam catatan atas laporan
keuangan kasus litigasinya dan potensi kerugian yang harus dibayarkan
jika pengadilan menyatakan perusahaan bersalah.
2. Entitas mengakui beban dan liabilitas.

Kerugian Tuntutan Hukum Pekerja 250.000.000


Utang Tuntutan Hukum 250.000.000
PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN
Menurut PSAK 1 (Revisi 2009) → bagian
Penyajian atas sebelum liabilitas jangka panjang
Menurut IAS 1 → liabilitas jangka
pendek setelah liabilitas jangka panjang

Pengungkapan liabilitas jangka pendek


Pengungkapan berisikan rincian dan tambahan
penjelasan
CONTOH PENGUNGKAPAN UTANG PAJAK
CONTOH PENGUNGKAPAN LITIGASI
Analisis Laporan Keuangan

Anda mungkin juga menyukai