Anda di halaman 1dari 8

Nama : Aris Munandar

NIM : 200902501031

Prodi/Kelas : Pendidikan Akuntansi/A

TUGAS 3

Bab 3 Investasi Pada Efek Tertentu

Tugas 3 “Mengerjakan RMK dan Soal Latihan”


A. AKUNTANSI
1. Definisi
Dana kas menganggur (idle cash) ialah kelebihan kas yang tidak diperlukan
dalam waktu dekat. Biasanya kelebihan dana in dimanfaatkan dengan cara
membeli atau menanamkannya dalam bentuk surat-surat berharga baik dalam efek
tang atau efek ekuitas. Investasi pada surat-surat efek harus memenuhi sarat-syarat
aman, likuid, dan menghasilkan.
Menurut IAI (2009: 43) dalam SAK-ETAP efek adalah surat berharga, yaitu
surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti
utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan
setiap derivatif dari efek. Pengakuan dan pengukuran investasi pada efek utang
dapat diklasifikasikan dalam 3 kelompok yaitu: (1) dimiliki hingga jatuh tempo
(held to maturity); (2) diperdagangkan (trading); dan (3) tersedia untuk dijual
(available for sale). Sementara itu, pengakuan dan pengukuran investasi pada efek
ekuitas dapat diklasifikasikan dalam 2 (dua) jenis yaitu sebagai berikut.
 Aset Lancar, yang terdiri atas kelompok investasi ekuitas yang
diperdagangkan (trading) dan kelompok investasi ekuitas yang tersedia
untuk dijual (available for sale).
 Aset Tidak Lancar, yang akan dibahas dalam Bab 7 Investasi pada
Entitas Asosiasi dan Entitas Anak.

Obligasi ialah surat tang jangka panjang dengan tingkat bunga tertentu.
Obligasi dapat dibeli sesuai dengan nilai nominal atau nilai kurs. Nilai obligasi
sebagai investasi dicatat sesuai dengan harga perolehannya. Pembayaran untuk
bunga sehubungan dengan obligasi yang diperoleh di antara tanggal pembayaran
bunga harus dinyatakan terpisah dari harga perolehannya. Perbedaan antara harga
perolehan dengan nilai nominal obligasi tau surat berharga semacam itu harus
ditangguhkan dan diamortisasikan selama jangka waktu yang ada.

2. Efek Dimiliki Hingga Jatuh Tempo (Held To Maturity--HTM)


Menurut Kieso, Weygand, dan Warfield (2007: 840-841) surat berharga utang
yang diklasifikasi sebagai HTM hanya apabila perusahaan mempunyai niat untuk
memiliki efek tersebut sampai dengan jatuh tempo. Apabila entitas memiliki
investasi tang HTM dan berniat memiliki hingga jatuh tempo, maka investasi
dalam efek utang tersebut harus diklasifikasikan dalam kelompok investasi dalam
utang dan disajikan dalam neraca sebesar biaya perolehan setelah amortisasi
premi/diskonto. Premi/diskonto diamortisasi dengan effective-interest method,
kecuali straight-line-method menunjukkan hasil yang sama.
Menurut IAI dalam SAK-ETAP (2009: 44-45), entitas mungkin mengubah
maksudnya untuk memiliki investasi utang HTM dengan menjual atau
mentransfer investasi utang tersebut. Penjualan atau transfer investasi tang tidak
dianggap sebagai perubahan dalam tujuan HTM, apabila perubahan maksud
tersebut disebabkan oleh kondisi sebagai berikut.
Terdapat bukti mengenai penurunan signifikan risiko kredit entitas penerbit
Efek.
 Terjadi perubahan peraturan perpajakan yang menghapus atau
menaikkan tarif pajak final yang berlaku atas bunga dari efek utang
(tidak termasuk perubahan peraturan perpajakan yang merevisi tarif
pajak atas bunga secara umum).
 Terjadi penggabungan usaha atau penjualan dalam jumlah besar,
seperti penjualan segmen, yang mengakibatkan diperlukannya
penjualan tau transfer Efek dalam kelompok HTM untuk
mempertahankan risiko kredit entitas dan posisi risiko suku bunga
yang ada saat tersebut.
 Terjadi perubahan dalam persyaratan atau peraturan perundangan yang
secara signifikan mengubah definisi investasi yang diizinkan atau
tingkat maksimal investasi yang dizinkan dalam jenis Efek tertentu,
seingga entitas harus melepaskan efek dalam kelompok HTM.
 Terjadi perubahan peraturan pemerinth mengenai modal minimal
industri tertentu yang mengakibatkan entitas mengurangi aktivitas
usahanya atau skala operasinya dan menjual Efek dalam kelompok
HTM.
 Terjadi perubahan dalam peraturan pemerintah yang mengakibatkan
bertambahnya bobot risiko atas investasi Efek tang dalam perhitungan
rasio tertentu, misalnya dalam perhitungan solvabilitas entitas asuransi
atau perhitungan rasio kecukupan modal perbankan.

3. Efek “Diperdagangkan” (Tranding)


Menurut Kieso, Weygand, dan Warfield (2007: 846, 850) surat berharga
dalam bentuk utang ataupun saham yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali
dalam periode singkat (kurang dari 3 bulan atau mungkin diukur dalam hitungan
hari). Perusahaan melaporkan efek "trading" pada fair value, dengan unrealized
holding gain or losses sebagai bagian dari laba neto. Holding gain or losses adalah
perubahan neto antara nilai wajar dari satu periode ke periode lainnya, tidak
termasuk dividen maupun bunga yang telah diakui tetapi belum diterima. Sama
seperti kedua jenis investasi tang lainya, premi/diskonto juga akan diamortisasi.
Menurut IAI dalam SAK-ETAP (2009: 46-47) investasi tang yang
dikelompokkan dalam kelompok "trading" diukur sebesar nilai wajarnya dalam
neraca. Efek yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat,
harus diklasifikasikan dalam kelompok "trading". Pengelompokkan in biasanya
ditunjukkan dengan frekuensi pembelian dan penjualan yang sangat sering
dilakukan. Tujuan dari investasi tang ini dimiliki adalah untuk menghasilkan laba
dari perbedaan harga jangka pendek. Laba/rug yang belum direalisasi atas
investasi utang "trading" harus diakui sebagai penghasilan.

4. Efek “Tersedia Untuk Dijual” (Available For Sale—AFS)


Menurut Kieso, Weygand, dan Warfield (2007: 842-845, 848-850) investasi
dalam bentuk utang maupun ekuitas yang termasuk dalam kategori AFS
dilaporkan sebesar fair value dalam neraca. Keuntungan/kerugian yang belum
direalisasi terkait dengan perubahan fai value akan dicatat dalam akun unrealized
or loses (bagian dari laporan laba rugi yang dilaporkan dalam ekuitas). perubahan
fair value tidak akan dilaporkan sebagai bagian dari net income sampai investasi
tersebut dijual.

5. Perubahan Kelompok Investasipenyajian Dan Pengungkapan Investasi Pada


Efek Tertentu
Menurut IAI dalam SAK-ETAP (2009: 47-48) pemindahan Efek
antarkelompok dicatat sebesar nilai wajarnya. Pada tanggal perubahan kelompok,
laba/rugi yang belum direalisasi harus dicatat sebagai berikut.
a. untuk Efek yang dipindahkan dari kelompok "trading", maka laba/rugi
yang belumdirealisasi pada tanggal transfer telah tercatat sebagai
penghasilan dan oleh karena itu tidak boleh dihapus;
b. untuk Efek yang dipindahkan ke kelompok "trading", maka laba/rugi
yangbelum direalisasi pada tanggal pemindahan diakui sebagai
penghasilan pada saattersebut;
c. untuk Efek utang yang dipindahkan ke kelompok AFS dari kelompok
HTM, maka laba/rugi yang belum direalisasi diakui dalam kelompok
ekuitas secara terpisah pada tanggal pemindahan kelompok:
d. untuk Efek utang yang ditransfer dari kelompok AFS ke kelompok HTM,
maka laba/rugi yang belum direalisasi pada tanggal transfer harus tetap
dilaporkan dalam komponen ekuitas secara terpisah, namun harus
diamortisasi selama masa manfaat efek dengan cara yang konsisten dengan
amortisasi premi/diskonto. Amortisasi laba/rugi yang belum direalisasi
tersebut akan sepadan dengan pengaruh amortisasi premi/diskonto
terhadap pendapatan bunga dari efek dalam kelompok HTM.
B. PERPAJAKAN
Obligasi merupakan surat peminjaman uang yang akan dilunasi setelah jangka
waktu tertentu. Umumnya obligasi memberikan penghasilan bunga dengan jumlah
tetap kepada investor. Ada kalanya obligasi juga mempunyai hak atas pembagian
keuntungan. Penjelasan Pasal 4 ayat (1) bagian (g) UU PPh menganggap bagian
keuntungan tersebut sebagai penghasilan. Pada UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal
4 ayat (1) menyebutkan bahwa "Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu
setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima/diperoleh WP, baik yang
berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk
konsumsi atau menambah kekayaan WP yang bersangkutan dengan nama dan dalam
bentuk apa pun". Hal ini juga mencakup penghasilan yang diterima/diperoleh dari
transaksi investasi utang.
Jika dalam pembelian obligasi termasuk unsur bunga berjalan, maka bunga
tesebut harus diperhitungkan sebagai penghasilan. PPh yang dipungut atas bunga
obligasi yang tidak dijual di bursa efek tidak boleh dikapitalisasi, tetapi harus dicatat
sebagai pajak yang dibayar di muka (PPh 23 dengan tarif 15% x penghasilan bruto).
Sementara itu, bunga obligasi di bursa efek dikenakan PPh final (PPh Pasal 4 ayat 2)
sesuai dengan peraturan pemerintah (PP).
Selain bunga tetap, penghasilan obligasi dapat berupa capital gain dan realisasi
diskonto (selisih antara nilai nominal dengan nilai perolehan) pada saat pelunasan
obligasi. Hanya bunga obligasi yang diperdagangkan di Bursa Efek yang diterima WP
orang pribadi di mana tidak melebihi jumlah Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
setahun dibebaskan dari pajak.

1. Surat Utang Negara


Surat Utang Negara (SUN) surat berharga yang berupa surat pengakuan utang
baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran
bunga dan pokoknya oleh Negara RI sesuai dengan masa berlakunya, yang terdiri
dari Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dan Obligasi Negara.
a. Penghasilan berupa diskonto SPN sesuai dengan PP 27 Tahun 2008 jo,
PMK-63/ PMK.03/2008 yang mulai berlaku 4 April 2008.
SPN berjangka waktu paling lama 12 bulan dengan pembayaran bunga
secar diskonto. Diskonto SPN merupakan selisih lebih antara
 nilai nominal pada saat jatuh tempo dengan harga perolehan di
Pasar Perdana/ di Pasar Sekunder; atau
 harga jual di Pasar Sekunder dengan harga perolehan di Pasar
Perdana/Pasar Sekunder.
b. Penghasilan dari transaksi bunga obligasi sesuai dengan PP 16 Tahun 2009
jo. PMK-85/PMK.03/2011 tentang PPh atas penghasilan berupa bunga
obligasi; yang mulai berlaku 1 Januari 2009.Besarnya PPh adalah sebagai
berikut.
 Bunga dari obligasi dengan kupon (interest bearing debt securities)
sebesar : 15% bagi WP dalam negeri dan BUT, dan .20% atau
sesuai dengan tarif P3B bagi WP luar negeri selain BUT dari
jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan (holding
period) obligasi.
 Diskonto dari obligasi dengan kupon (interest bearing debt
securities) sebesar
 Diskonto obligasi tanpa bunga (non-interest bearing debt
securities)

2. Investasi Dalam Saham


PT Saturns pada 1Mart 2012 menjual saham TP Mars, yangdibelinya Rp1.000.000
dengan harga Rp1.100.000 dan biaya penjualan (jasa pialangdan sebagainya)
Rp20.000. Laba neto PTSaturnus dari penjualan saham itu sebesar Rp80.000.
Namun, untuk tujuan perpajakan jumlah keuntungan itu dikesampingkan, dan PT
Saturns harus membayar pajak final seiumlah Rp1.100 (0,1% × Rp1.100.000).
Demikian juga kalau sebaliknya terdapat kerugian, misalnya saham dijual
dengan harga R950.000 dan jasa pialang sebesar R10.000. Menurut peraturan
perpajakan kerugian itu dikesampingkan dan perusahaan tetap harus membayar Ph
sejumlah Rp950 (0,1% × Rp950.000) tapa mempertimbangkan adanya fakta
kerugian. Hal ini semata-mata karena alasan kesederhanaan administrasi
perpajakan dan pemberian kepastian kepada pembayarpajak.
Jurnal. untuk membukukan transaksi tersebut oleh PT Saturnus adalah sebagai
berikut.
Apabila saham terjual dengan harga Rp1.100.000

Tanggal Keterangan Debit Kredit


1-mar-12 Kas/Bank 1.078.900 -
PPh Pasal4ayat (2) 1.100 -
Laba penjualan investasi - 80.000
saham Investasi pada efek - 1.000.000
tertentu

Apabila saham terjual dengan harga Rp950.000

Tanggal Keterangan Debit Kredit


1-mar-12 Kas/Bank 939.050 -
PPh Pasal4ayat (2) 950 -
Rugi penjualan investasi saham 60.000 -
Investasi pada efek tertentu - 1.000.000
C. LATIHAN
1. Apakah yang dimaksud dengan investasi pada Efek tertentu?
Jawab :
Menurut IAI (2009: 43) dalam SAK-ETAP efek adalah surat berharga, yaitu surat
pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang,
unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap
derivatif dari efek.

2. Sebutkan 3 syarat yang harusdipenuhi untuk dikategorikan sebagai investasi pada


efek tertentu menurut SAK-ETAP.
Jawab :
a. Aman
b. Likuid
c. Menghasilkan

3. Sebutkan 3carauntuk menyajikan investasi pada efek tertentu pada neraca.


Jawab:
a. Dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity - HTM)
b. Diperdagangkan (trading )
c. Tersedia untuk dijual (availabe for sale).

4. Pada tanggal 1 Maret 2012, PT Famous membeli 325 lembar obligasi dari PT
Popular dengan nilai nominal Rp2.400 perlembar, ditambah dengan biaya broker
Rp2.600. Obligasi tersebut berjangka waktu 4tahun dengan tingkatbunga 9% p.a
Bunga dibayar dua kali setahun yaitu setiap tanggal I Maret dan 1 September.
Pada tanggal1 September 2015, PT Famousmenjual 125 lembar obligasi PT
Popular dan menerima uang tunai sebesar Rp297.500 dikurangi biaya broker
sebesar Rp750.
a. Buatlah jurnal yang diperlukan PT Famous pada tahun 2012.
Jawab :
 Pada sat pembelian obligasi PT Popular (1 Maret 2012)
Investasi pada efek tertentu (325 lembar × Rp 2.400) Rp 780.000

Kas/Bank Rp
780.000

 Pemotongan PPh 21 atas pembayaran komisi/broker (1 Maret


2012)
Beban Komisi Broker Rp 2.600
Utang PPh 21 Rp 130
Kas/Bank Rp 2.470
PPh 21 (5% x Rp 2.600 = Rp 130)

 Penyetoran PPh 21 yang telah dipotong ke kas negara (10


April 2012)
Utang PPh 21 Rp 130
Kas/Bank Rp 130

 Pencatatan pendapatan bunga (1 September 2012)


Kas/Bank Rp 29.835
PPh 23 dibayar dimuka Rp 5.265
Pendapatan bunga Rp 35.100
PPh 23 (15% x Rp 35.100 = Rp 5.265)
Pendapatan bunga (9% × R 780.000 × 6/12 = Rp 35.100)

 Penyesuaian pada akhir tahun 2012 (31 Desember 2012)


Piutang bunga Rp 23.400
Pendapatan bunga Rp 23.400
Pendapatan bunga 4 bulan (Sep-Des) : (9% x Rp 780.000 x 4/12 =
Rp 23.400)

 Penutup yang dibuat pada akhir tahun 2012 (31 Desember


2012)
Pendapatan bunga Rp 58.500
Ikhtisar laba rugi Rp 58.500
(Rp 35.100 + R 23.400 = Rp 58.500)

b. Buatlah jurnal yang diperlukan PT Famous pada tanggal I September dan


31 Desember 2015.
Jawab :
 Jurnal pada tanggal 1 September 2015
Kas/Bank Rp 297.500
Investasi pada efek tertentu Rp 297.500
Kas/Bank RP 750
Biava komisi broker Rp 750

 Jurnal pada tanggal 31 Desember 2015


Rugi penjualan investasi saham Rp 2.500
Investasi pada efek tertentu Rp 2.500

c. Buatlah jurnal yang diperlukan PT Famous ketika obligasi jatuh tempo.


Jawab :
Kas/bank Rp 480.000
Investasi pada efek tertentu Rp 480.000
5. Pada tanggal 6 Januari 2012 PT Dimjati menjual saham PT Yesaya yang
dibelinya sebesar Rp3.000.000 dengan harga Rp2.100.000 dan biaya penjualan
(jasa pialang dan sebagainya)Rp20.000. Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi
di atas.
Jawab :
Kas/setara kas Rp 2.100.000
Beban broker Rp 20.000
PPh pasal 4 ayat (2) (0,1%) Rp 2.100
Rugi/laba penjualan investasi saham Rp 877.900
Investasi pada entitas asosiasi PT Rp 3.000.000

6. Pada tanggal 2 Desember201 PT Edson menjual saham PT Mathew, yang


dibelinya sebesar Rp1.000.000 dengan harga Rp2.000.000. Buatlah jurnal untuk
mencatat transaksi di atas.
Jawab :
Kas/setara kas Rp 2.000.000
PPh pasal 4 ayat (2) (0,1%) Rp 2.000
Rugi/laba penjualan investasi saham Rp 1.002.000
Investasi pada entitas asosiasi-PT Rp 1.000.000

Anda mungkin juga menyukai