Anda di halaman 1dari 22

Akuntansi sisa bahan, produk

cacat, dan produk rusak


Endah Y. Puspitasari, S.E., M.Acc
Sisa Bahan
• Bahan baku yang tersisa dari proses produksi
yang tidak dapat diikutsertakan kembali dalam
proses produksi dengan tujuan semula, tetapi
ada kemungkinan untuk digunakan pada
proses produksi dengan tujuan yang lain atau
dijual.

• Co: kain perca, serbuk kayu


• 4 macam alternatif perlakuan penjualan sisa
bahan

Dikreditkan pada penjualan sisa


Dikreditkan pada harga pokok
bahan dan di laporkan laba rugi
penjualan sehingga akan
dimasaukkan sebagai penjualan sisa
meningkatkan laba kotor
bahan atau pendapatan lain-lain

Dikreditkan pada barang dalam


Dikreditkan pada BOP
proses untuk sisa bahan yang dapat
sesungguhnya.
ditelusurii ke pesanan tertentu
Perusahaan Mebel Indah selama satu periode
menghasilkan bubuk kayu yang dapat dijual
seharga Rp400.000
• Dikreditkan pada akun penjualan sisa bahan
Kas/piutang dagang 400.000
penj. Sisa bahan/pendapatan lain2 400.000

• Dikreditkan pada akun harga pokok penjualan


Kas/piutang dagang 400.000
harga pokok penjualan 400.000

• Dikreditkan pd akun BOP sesungguhnya


Kas/piutang dagang 400.000
BOP sesungguhnya 400.000

• Dikreditkan pd akun BDP


Kas/piutang dagang 400.000
BDP 400.000
Produk Cacat
• Produk yang tidak memenuhi standar produksi
dan dapat diperbaiki secara teknis dan
ekonomis untuk dapat dijual sebagaiproduk
baik atau sebagai produk cacat

• Co: radio yang tidak mengeluarkan suara.


Setelah diperbaiki maka radio tsb dapat dijual
sebagai prosuk baik
Perlakuan akuntansi
• Jika produk cacat disebabkan oleh konsumen
Biaya perbaikan dibebankan ke pesanan

• Jika produk cacat disebabkan oleh kesalahan


produksi
Biaya berbaikan dibebankan ke akun BOP
sesungguhnya
contoh
• Perusahaan mebel Indah memproduksi
pesanan kursi kayu dengan ornamen besi.
Biaya yang dibebankan untuk pesanan sbb:

Biaya bahan Rp150.000


BTKL Rp100.000
BOP dibebankan Rp50.000
Total Rp300.000
• Terjadi perubahan desain yaitu ornamen besi
diganti dengan ornamen kayu shg timbul biaya
perbaikan sbb:

Biaya Bahan Rp50.000


BTKL Rp20.000
BOP dibebankan Rp10.000
Total biaya produksi Rp 80.000
• Perubahan karena permintaan konsumen.
Biaya perbaikan akan dijurnal sbb:

BDP 80.000
Bahan 50.000
Gaji & Upah 20.000
BOP dibebankan 10.000
Total biaya produksi skr mjd Rp380.000. jika
perusahaan menjual dengan laba 50% maka
pesanan tsb akan dijual seharga Rp570.000. saat
pesanan diserahkan kepada pemesan:

Barang jadi 380.000


BDP 380.000
Piutang dagang 570.000
Penjualan 570.000
Harga pokok penjualan 380.000
Barang jadi 380.000
• Perubahan karena kesalahan proses
produksi. Biaya perbaikan akan dijurnal:

BOP sesungguhnya 80.000


Bahan 50.000
Gaji & Upah 20.000
BOP dibebankan 10.000
Total biaya produksi skr tetap Rp300.000. jika
perusahaan menjual dengan laba 50% maka
pesanan tsb akan dijual seharga Rp450.000. saat
pesanan diserahkan kepada pemesan:

Barang jadi 300.000


BDP 300.000
Piutang dagang 450.000
Penjualan 450.000
Harga pokok penjualan 300.000
Barang jadi 300.000
Produk Rusak
• Unit produk yang tidak memenuhi standar
produksi dan tidak dapat diperbaiki karena
secara teknis tidak memungkinkan atau tidak
ekonomis.

• Co: roti yang dipanggang terlalu lama


sehingga terlalu matang dan berwana hitam
• Jika produk rusak disebabkan oleh konsumen
Biaya produksi yang rusak dibebankan ke pesanan

• Jika produk cacat disebabkan oleh kesalahan


produksi
Biaya produksi dibebankan ke akun BOP
sesungguhnya dan jika msih dapat dijual hasil
penjualan akan dikurangkan dari BOP
sesungguhnya.
Contoh
PT Trendi menerima pesanan 1000 lembar
undangan berwarna biru. Pada saat perusahaan
mencetak 100 lembar undangan. Terjadi
perubahan warna menjadi merah muda.
Undangan berwarna biru sdh tdk dpt digunakan
lagi tetapi dpt dijual sbg produk rusak (kertas
bekas) dengan harga Rp 5000. Perusahaan
trendi mencetak lagi 1000 lembar. Sehingga toal
undangan yang dicetak ialah 1.100
• Biaya produksi untuk mencetak 1.100 lembar
sbb:
Bahan 300.000
BTKL 150.000
BOP dibebankan 100.000
Tot. Biaya produksi 550.000
• Perubahan karena permintaan konsumen
Jr saat pesanan selesai
Produk rusak 5000
Produk jadi 545.000
BDP 550.000
Jika perusahaan menjual dg laba 50% pesanan tsb
akan dijual seharga 817.500 (545.000x150%). saat
pesanan diserahkan kpd pemesan:
Piutang dagang 817.500
Penjualan 817.500
Harga pokok penjualan 545.000
Barang jadi 545.000

Pada saat produk rusak terjual


Kas/piutang dagang 5000
produk rusak 5000
• Perubahan karena kesalahan saat produksi.
Perlu dihitung dahulu biaya produksi
perundangan yaitu Rp500 (550.000/1.100). Total
biaya produksi produk rusak Rp50.000
(Rp500x100). Produk rusak dapat dijual dengan
harga Rp5000 maka yang dibebankan ke BOP
sesungguhnya sebesar Rp45.000 (50.000-5000)
JR:
Produk rusak 5000
BOP Sesungguhnya 45.000
Barang jadi 500.000
BDP 545.000
Jika perusahaan menjual dg laba 50% pesanan tsb
akan dijual seharga Rp750.000 (150%x500.000).
Saat pesanan diserahkan kpd pemesan:

Piutang dagang 750.000


Penjualan 750.000
Harga pokok penjualan 500.000
Barang jadi 500.000

Pada saat produk rusak terjual


Kas/piutang dagang 5000
produk rusak 5000
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai