Anda di halaman 1dari 25

Kuliah 8

Job Order Costing


Akuntansi Biaya – IEG3A3
TI-38-02, TI-38-03, TI-38-04, dan TI-38-05
M. Dellarosawati I. ST., MBA.
Referensi

• Gray, Jack and Ricketts, Don, “Cost and Managerial


Accounting”, McGraw Hill, International Edition
 Chapter 4

• Horngren, Charles T., Foster, George and Datar, Srikant M. ,


“Cost Accounting : A Managerial Emphasis”, 10th ed, Prentice
Hall International, 2000
 Chapter 4

• Hilton, Ronald W. , Maher, Michael W. , Selto, Frank H. , “Cost


Management : Strategies for Business Decisions”, 2nd edition,
McGraw Hill, 2003
 Chapter 3
Sub Pokok Bahasan

• Pengertian dan Penggunaan Job Order


Costing
• Lembar Biaya Pemesanan
• Akuntansi Biaya Langsung
• Akuntansi Biaya Tenaga Kerja Langsung
• Akuntansi Biaya Overhead
• Biaya Total dan Perhitungan Cost Per Unit
• Treatment atas Over atau Under Applied
Overhead
Job Order Costing vs Process
Costing
JOB ORDER COSTING PROCESS COSTING
Produk dibuat sesuai Produk standar
pesanan
Tipe proses : fleksibel, Tipe proses : spesial
generic
Job shop Aliran material kontinu
Low volume, multiple High volume, multiple
product product
Karakteristik Job Order

• Proses pengolahan produk terjadi secara


terputus-putus. Jika pesanan yang satu
selesai dikerjakan proses produksi
dihentikan dan mulai dengan pesanan
berikutnya
• Produk dihasilkan sesuai dengan spesifikasi
pemesan, sehingga pesanan yang satu
dengan yang lain dapat berbeda
• Produksi ditujukan untuk memenuhi
pesanan bukan untuk memenuhi persediaan
di gudang
Metode Harga Pokok Pesanan
(1)

• Setiap jenis produk harus dihitung HPP


(Harga Pokok Pesanan) secara individual

• Biaya produksi digolongkan menjadi biaya


produksi langsung dan biaya produksi tidak
langsung
Metode Harga Pokok Pesanan
(2)

• Biaya produksi langsung terdiri dari bahan


baku dan tenaga kerja langsung, sedangkan
biaya produksi tidak langsung disebut
sebagai BOP.

• Biaya produksi langsung dihitung dalam HPP


berdasarkan biaya yang sesungguhnya
terjadi, sedangkan BOP dihitung
berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.
Sistem Pembebanan Biaya Pada
HPP

• Sistem Pembebanan biaya dalam metode


harga pokok pesanan dapat dilakukan
berdasarkan :
o Biaya Normal (Normal cost)
o Biaya yg ditentukan dimuka (Predetermined cost)

• HPP yang menggunakan predetermined cost,


karena pada saat pesanan diterima harus
sudah ditentukan harga pokoknya. Tetapi
yang umum digunakan adalah sistem biaya
normal
Karakteristik Harga Pokok
Pesanan (1)

• Proses produksi berdasar pesanan dan


produk bersifat khusus

• Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap


pesanan, sehingga perhitungan :
o Total biaya produksi dihitung pada saat
pesanan selesai
o Biaya per unit dihitung dengan membagi total
biaya produksi dengan total unit yang dipesan
Karakteristik Harga Pokok
Pesanan (2)

• Pengumpulan biaya produksi dilakukan


dengan membuat Kartu Pesanan (Job order
cost sheet) yang memuat :
o Informasi umum : nama pemesan, jumlah
dipesan, tgl pesan, dll
o Informasi biaya : biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja, biaya overhead

• Setelah pesanan selesai dikerjakan,


biasanya produk langsung diserahkan.
Manfaat Informasi HPP per
Pesanan

• Menentukan harga jual yang akan


dibebankan kepada pemesan
• Mempertimbangkan penerimaan atau
penolakan pesanan
• Memantau realisasi biaya produksi
• Menghitung laba atau rugi tiap pesanan
• Menentukan harga pokok persediaan produk
jadi dan produk dalam proses yang
disajikan dalam neraca
Kartu Biaya Pesanan
(Job Cost Sheet) (1)

• Merupakan dokumen dasar dalam harga


pokok pesanan yang mengakumulasi biaya-
biaya untuk setiap job (pekerjaan)

• Karena biaya diakumulasi untuk setiap


batch atau lot, maka kartu ini dapat
menunjukkan bahan langsung dan tenaga
kerja langsung yg digunakan pada suatu
pekerjaan, dan overhead yang dibebankan
Kartu Biaya Pesanan
(Job Cost Sheet) (2)

• File kartu biaya pesanan yang belum selesai dapat


berfungsi sebagai buku besar tambahan untuk
persediaan barang dalam proses
Perusahaan …. Pesanan No. ….
KARTU PESANAN
Nama Pemesan : …. Tanggal Pesanan : ….
Keterangan : …. Tanggal Selesai : ….
Bahan Baku Upah langsung Overhead Pabrik
Bukti No. Jumlah Bukti No. Jumlah Bukti No. Jumlah
…. …. …. …. …. ….
Ikhtisar biaya produk
Bahan Baku …. Harga Jual Produk :
Upah langsung …. ….
Overhead Pabrik ….
….
Soal 1

Perusahaan meubel ADIJAYA berproduksi atas


dasar pesanan Tanggal 5 Agustus 2009.

Perusahaan menerima pesanan untuk


membuat meja rapat dari Hotel Santika.
Harga Kontrak Rp. 20.000.000

Pesanan tersebut diberi kode pesanan No.99


Kegiatan-kegiatan yang terjadi untuk
memenuhi pesanan adalah sebagai berikut :
• Pembelian bahan-bahan
Jenis Bahan Satuan Harga Satuan Jumlah
Kayu mahoni 20 meter Rp. 600.000 Rp. 12.000.000
Pelitur 50 liter Rp. 10.000 Rp. 500.000
Lem 10 kaleng Rp. 30.000 Rp. 300.000
Paku 5 Kg Rp. 40.000 Rp. 200.000
Jumlah Rp. 13.000.000

• Bahan yang dipakai untuk memproduksi Job No.


99
Bahan Baku 10 meter Rp. 600.000 Rp. 6.000.000
Bahan Penolong
Pelitur 6 liter Rp. 10.000 Rp. 60.000
Lem 2 Kaleng Rp. 30.000 Rp. 60.000
Paku 2 Kg Rp. 40.000 Rp. 80.000
• Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan :
– Tenaga kerja langsung Rp. 4.000.000
– Tenaga kerja tidak langsung Rp. 1.000.000

• BOP aktual selain yang terjadi di atas Rp.


1.500.000

• BOP yang dibebankan atas dasar tarif 75% dari


biaya tenaga kerja langsung.

• Pesanan tersebut selesai dikerjakan dan


diserahkan kepada pemesan, sedangkan
pembayaran diterima 20 hari kemudian
Jawab
• Perhitungan BOP dibebankan:
75% x Rp 4.000.000,00 = Rp 3.000.000,00

Perusahaan ADIJAYA Pesanan No. 99


KARTU PESANAN
Nama Pemesan : Hotel Santika Tanggal Pesanan : 05-8-2005
Keterangan : Meja, warna coklat Tanggal Selesai : 25-8-2005
Bahan Baku Upah langsung Overhead Pabrik
Bukti No. Jumlah Bukti No. Jumlah Bukti No. Jumlah
6.000.000 4.000.000 3.000.000
Ikhtisar biaya produk
Bahan Baku Rp. 6.000.000 Harga Jual Produk :
Upah langsung Rp. 4.000.000 Rp. 20.000.000
Overhead Pabrik Rp. 3.000.000
Rp.13.000.000
• Laba Kotor
Rp 20.000.000 – Rp 13.000.000 = Rp 7.000.000

• Selisih BOP
BOP dibebankan : Rp 3.000.000
BOP sesungguhnya : Rp 2.700.000
Selisih : Rp 300.000 (overallocated)
Soal 2

Perusahaan meubel ASIA mempunyai 2 departemen


produksi yaitu Dept. A dan Dept. B.
Pada bulan Januari mendapat pesanan sebagai
berikut:
• PT. UTAMA 200 buah kursi kuliah @ Rp. 60.000, total Rp.
12.000.000 Job No. K-1
• PT ABC 50 buah kursi kerja @ Rp. 100.000, total
Rp. 5.000.000 Job No. M-3
Pesanan K-1 dan M-3 dapat diselesaikan, namun
baru pesanan K-1 yang diserahkan
Transaksi yang terjadi untuk memenuhi pesanan
tsb:
• Pemakaian bahan baku
Job No Departemen A Departemen B Jumlah
K-1 Rp. 4.000.000 Rp. 1.000.000 Rp. 5.000.000
M-3 Rp. 1.500.000 Rp. 250.000 Rp. 1.750.000
Jumlah Rp. 5.500.000 Rp. 1.250.000 Rp. 6.750.000

• Biaya Tenaga kerja langsung


Job No Departemen A Departemen B Jumlah
K-1 Rp. 1.600.000 Rp. 800.000 Rp. 2.400.000
M-3 Rp. 500.000 Rp. 200.000 Rp. 700.000
Jumlah Rp. 2.100.000 Rp. 1.000.000 Rp. 3.100.000
• Biaya Overhead Pabrik
Departemen Tarif BOP BOP Aktual
A 50% biaya bahan baku Rp. 2.700.000
B 80% biaya TK langsung Rp. 950.000

• Dari data tersebut diminta :


– Buat Job order cost sheet masing-masing
pesanan
– Laba kotor pesanan K-1
– Selisih biaya overhead untuk periode tersebut
MEUBEL ANTIK Job order No. K-1
KARTU PESANAN
Nama Pemesan : UTAMA Tanggal Pesanan : 05-8-2005
Keterangan : Kursi Kuliah Tanggal Mulai : 06-8-2005
Jumlah pesanan : 200 buah Tanggal selesai : 30-8-2005
Departemen A
Bahan Baku Upah langsung Overhead Pabrik
Bukti No. Jumlah Bukti No. Jumlah Bukti No. Jumlah
4.000.000 1.600.000 2.000.000
Departemen B
Bahan Baku Upah Langsung Overhead Pabrik
Bukti No. Jumlah Bukti No. Jumlah Bukti No. Jumlah
1.000.000 800.000 640.000
Ikhtisar biaya produk
Bahan Baku Rp. 5.000.000 Harga Jual Produk :
Upah langsung Rp. 2.400.000 Rp 12.000.000
Overhead Pabrik Rp. 2.640.000
Rp.10.040.000
MEUBEL ANTIK Job order No. M-3
KARTU PESANAN
Nama Pemesan : PT.ABC Tanggal Pesanan : 05-8-2005
Keterangan : Kursi Kerja Tanggal Mulai : 06-8-2005
Jumlah pesanan : 50 buah Tanggal selesai : 30-8-2005
Departemen A
Bahan Baku Upah langsung Overhead Pabrik
Bukti No. Jumlah Bukti No. Jumlah Bukti No. Jumlah
1.500.000 500.000 750.000
Departemen B
Bahan Baku Upah Langsung Overhead Pabrik
Bukti No. Jumlah Bukti No. Jumlah Bukti No. Jumlah
250.000 200.000 160.000
Ikhtisar biaya produk
Bahan Baku Rp. 1.750.000 Harga Jual Produk :
Upah langsung Rp. 700.000 Rp 5.000.000
Overhead Pabrik Rp. 910.000
Rp. 3.360.000
• Laba Kotor
Rp 12.000.000 – Rp 10.040.000 = Rp 1.960.000

• Selisih BOP
BOP dibebankan : Rp 3.550.000
BOP sesungguhnya : Rp 3.650.000
Selisih : Rp 100.000 (underallocated)

Anda mungkin juga menyukai