Anda di halaman 1dari 52

PSAK 68

PENGUKURAN NILAI WAJAR


Agenda

1. Fair Value PSAK lama

2. Fair Value dalam Laporan Keuangan

3. Konsep Fair Value PSAK 68

4. Properti Investasi

5. PSAK lain

2
Karakteristik IFRS

• IFRS menggunakan “Principles Base “ :


– Lebih menekankan pada intepratasi dan aplikasi atas standar sehingga harus
berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.
– Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah
presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.
– Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar akuntansi.
• Menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif
harus melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau menggunakan
jasa penilai
• Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik
kuantitaif maupun kualitatif

3
Nilai Wajar – PSAK lama

Nilai di mana suatu aset dapat


dipertukarkan atau suatu kewajiban
diselesaikan antara pihak yang
memahami dan berkeinginan untuk
melakukan transaksi wajar (arm’s length
transaction)

Bukan nilai yang akan diterima atau dibayarkan


entitas dalam suatu transaksi yang dipaksakan,
likuidasi yang dipaksakan, atau penjualan akibat
kesulitan keuangan.

4
Hirarki Penentuan Nilai Wajar – PSAK LAMA

• Kuotasi harga di pasar aktif;


• Jika pasar tidak aktif, maka menggunakan teknik
penilaian yang meliputi:
– penggunaan transaksi-transaksi pasar wajar yang terkini
antara pihak-pihak yang mengerti, berkeinginan, jika
tersedia;
– referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang
secara substansial sama;
– analisis arus kas yang didiskonto (discounted cash flow
analysis); dan
– model penetapan harga opsi (option pricing model)

5
FAIR VALUE DALAM PSAK

Aset Properti
Tetap PSAK PSAK Investasi
16, 19 13

Instrumen
Keuangan FAIR
PSAK VALUE
50,55,60 IFRS 13 Aset takberwujud
PSAK
15, 22

PSAK
48, 58 Penurunan
PSAK Nilai
69 Aset Tidak Lancar Dimiliki
Agikultur
untuk Dijual dan Operasi
yang Dihentikan
6
Fair Value – Financial Statment

CM or RM
RM
CM or Nil

Cost
M RV

Cost Nil
FV N

CM
e or
m C

or
so of

PP&E

Co
Intangible

FV
st
r
we

st
Inv
Co

M
Inventory
Lo

Property
Assets
Etc Financial
Va l ue
r io Defined Biological va

M
Va us i r

FV
r io
FV pl
Benefit assets Fa
us

or
an lue
PUC p assets le Fair va to

C
lan ob ss

Am
s ts
& arb
itrary
ligatio
n less co
FV pl ru l e s sell
a
PUC p n assets l lue
Fair va to
lan ob ess
sts
arbitr l i ga
ary ru tion & less co
les sell

7
© IFRS Foundation | 30 Cannon Street | London EC4M 6XH | UK. www.ifrs.org
ASSET TYPE MEASUREMENT AT INITIAL MODEL BASED ON BASIS OF
RECOGNITION FAIR VALUE IMPAIRMENT TEST

IFRS 9 Financial Fair value For specified financial assets


Instruments and for particular business
models: fair value

IAS 16 Property, Plant Purchase costs + construction costs Accounting policy choice: Compare carrying amount to
and Equipment + costs to bring to the location and revaluation model recoverable amount.
condition necessary to be capable
of operating in the manner Recoverable amount is
intended by management. greater of value in use and
fair value less disposal costs
(IAS 36)
IAS 38 Intangible Purchase costs + development Accounting policy choice:
Assets costs + costs to bring to the revaluation model
location and condition necessary
to be capable of operating as
intended by management

IAS 40 Cost including transaction costs Accounting policy choice:


Investment Property fair value

IAS 41 Agriculture Fair value less costs to sell Fair value less costs to sell

8
Penilaian Wajar - Dampak terhadap Bisnis

• Pengungkapan Transparan
• Peran penilai menjadi penting
• Entitas menentukan:
– Aset atau liabilitas yang diukur dengan nilai wajar
– Untuk non keuangan, menentukan asumsi penilaian
– Pasar utama atau pasar paling menguntungkan
– Teknik penilaian yang tepat
– Input atas teknik penilaian berdasarkan asumsi pelaku pasar
• Konvergensi US GAAP dengan IFRS karena menggunakan
konsep yang sama

9
PSAK 68
Pendahuluan

Pengukuran

Pengungkapan

Lampiran A: Definisi Istilah

Lampiran B: Pedoman Penerapan

Lampiran C: Tanggal Efektif dan Ketentuan Transisi

Lampiran D: Amandemen terhadap PSAK

Contoh Ilustrasi

10
Konsep Nilai Wajar PSAK 68

Tujuan :
• mendefinisikan nilai wajar (fair value);
• menetapkan dalam suatu Pernyataan,
kerangka pengukuran nilai wajar; dan
• mensyaratkan pengungkapan mengenai
pengukuran nilai wajar.

11
Ruang Lingkup

• Pernyataan ini diterapkan ketika Pernyataan lain


mensyaratkan atau mengizinkan pengukuran atau
pengungkapan mengenai nilai wajar (dan pengukuran, seperti
nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual (fair value
less costs to sell), berdasarkan nilai wajar atau pengungkapan
mengenai pengukuran tersebut), kecuali sebagaimana
dijelaskan dalam paragraf 06 dan 07.

12
Ruang Lingkup - Pengecualian
• Pengukuran dan pengungkapan
– transaksi pembayaran berbasis saham dalam ruang lingkup PSAK 53:
Pembayaran Berbasis Saham;
– transaksi sewa dalam ruang lingkup PSAK 30: Sewa; dan
– pengukuran yang memiliki beberapa keserupaan dengan nilai wajar tetapi
bukan merupakan nilai wajar, seperti nilai realisasi neto (net realisable
value) dalam PSAK 14: Persediaan atau nilai pakai (value in use) dalam PSAK
48: Penurunan Nilai Aset.
• Pengungkapan
– aset program yang diukur pada nilai wajar sesuai PSAK 24:
– investasi program manfaat purnakarya yang diukur pada nilai wajar sesuai
dengan PSAK 18
– aset yang jumlah terpulihkannya adalah nilai wajar setelah dikurangi biaya
pelepasan sesuai dengan PSAK 48

13
Definisi Nilai Wajar

• nilai wajar sebagai harga yang akan diterima untuk menjual


suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan
suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar
pada tanggal pengukuran.

• “...the price that would be received to sell an asset or transfer


a liability in an orderly transaction between market
participants at the measurement date.”
IFRS 13 para 9

14
Definisi Lama

Definisi Lama Kelemanah

Tidak spesifik apakan entitas menjual


Nilai di mana suatu aset dapat atau membeli aset
dipertukarkan atau suatu
Tidak jelas tentang diselesaikan,
kewajiban diselesaikan antara karena tidak menunjukkan kreditor
pihak yang memahami dan Tidak jelas tentang pengertian nilai
berkeinginan untuk wajar

melakukan transaksi wajar ? Tidak menjelaskan kapan transaksi


terjadi
(arm’s length transaction)

15
Aset dan Liabilitas

• Pengukuran nilai wajar adalah untuk aset atau liabilitas


tertentu.
• Ketika mengukur nilai wajar, entitas memperhitungkan
karakteristik aset atau liabilitas jika pelaku pasar akan
memperhitungkan karakteristik tersebut ketika enentukan
harga aset atau liabilitas pada tanggal pengukuran.
Karakteristik tersebut misalnya :
– kondisi dan lokasi aset; dan
– pembatasan, jika ada, atas penjualan atau penggunaan aset.
• Aset atau liabilitas diukur pada nilai wajar dapat terdiri dari
aset atau liabilitas yang berdiri sendiri atau sekolompok aset
atau liabilitas.

16
Transaksi
• Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa aset atau
liabilitas dipertukarkan dalam suatu transaksi teratur
antara pelaku pasar untuk menjual aset atau
mengalihkan liabilitas pada tanggal pengukuran
berdasarkan kondisi pasar saat ini.
• nilai wajar mengasumsikan bahwa transaksi untuk
menjual aset atau mengalihkan liabilitas terjadi:
– di pasar utama (principal market) untuk aset atau liabilitas
tersebut; atau
– jika tidak terdapat pasar utama, di pasar yang paling
menguntungkan (most advantegous market) untuk aset atau
liabilitas tersebut.

17
Pelaku Pasar

• Entitas mengukur nilai wajar suatu aset atau liabilitas


menggunakan asumsi yang akan digunakan pelaku pasar
ketika menentukan harga aset atau liabilitas tersebut,
dengan asumsi bahwa pelaku pasar bertindak dalam
kepentingan ekonomik terbaiknya.
• Entitas mengidentifikasi pelaku pasar secara umum,
mempertimbangkan faktor yang spesifik untuk:
– Aset dan liabilitas
– Pasar utama
– Pelaku pasar yang akan melakukan transasi

18
Pedoman penerapan

• Saat mengukur nilai wajar menggunakan asumsi


bahwa pihak yang berpartisipasi dalam pasar
menentukan harga aset atau liablitas berdasarkan
kondisi pasar saat itu, termasuk asumsi tentang risiko.
• Karakteristik atas aset dan liablitas khusus yang
dipertimbangkan pihak berpartisipasi dalam pasar saat
menentukan harga pada tanggal pengukuran,
termasuk
• Umur, kondisi dan lokasi aset
• Ristriksi atas penjualan atau penggunaan

19
Harga

• Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk


menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk
mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur di
pasar utama (atau pasar yang paling menguntungkan)
pada tanggal pengukuran berdasarkan kondisi pasar saat
ini (yaitu harga keluaran) terlepas apakah harga tersebut
dapat diobservasi secara langsung atau diestimasi
menggunakan teknik penilaian lain.

20
Penerapan Aset non Keuangan
Penggunaan Tertinggi dan Terbaik - (Highest and best Used)
• Pengukuran nilai wajar aset nonkeuangan memperhitungkan kemampuan
pelaku pasar untuk menghasilkan manfaat ekonomik dengan
menggunakan aset dalam penggunaan tertinggi dan terbaiknya (highest
and best use) atau dengan menjualnya kepada pelaku pasar lain yang akan
menggunakan aset tersebut dalam penggunaan tertinggi dan terbaiknya.

Penggunaan tertinggi dan terbaik memperhitungkan:


• Penggunaan yang secara fisik dimungkinkan (physically possible)
memperhitungkan karakteristik fisik aset
• Penggunaan yang secara hukum diizinkan (legally permissible)
memperhitungkan adanya pembatasan hukum atas penggunaan aset.
• Pengunaan yang layak secara keuangan (financially feasible)

21
Premis Penilaian Aset non Keuangan

Penggunaan tertinggi dan terbaik aset nonkeuangan dapat memberikan


nilai maksimum dengan melalui
• penggunaan kombinasi dengan aset atau liabilitas maka nilai wajar
adalah didasarkan asumsi aset tersebut digunakan bersama aset atau
liablitas lain:
– Kombinasi
– Aset pelengkap
– Relevan dari kelompok aset
• melalui penggunaan aset secara terpisah, nilai wajar adalah harga
diterima dalam transaksi menjual aset kepada pelaku pasar yang
akan menggunakan secara terpisah.

22
Liabilitas dan Instrumen Ekuitas Milik Entitas Sendiri

• Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa liabilitas keuangan atau,


liabilitas non keuangan atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri
(contohnya kepemilikan saham yang diterbitkan sebagai pembayaran
dalam suatu kombinasi bisnis) dialihkan kepada pelaku pasar pada tanggal
pengukuran. Pengalihan liabilitas atau instrumen ekuitas milik entitas
sendiri mengasumsikan :
– Liabilitas akan tetap terutang dan pelaku pasar yang menerima
pengalihan (transferee) disyaratkan untuk memenuhi kewajiban
tersebut. Liabilitas tidak akan diselesaikan dengan pihak lawan atau
diakhiri pada tanggal pengukuran.
– Instrumen ekuitas milik entitas sendiri akan tetap beredar dan pelaku
pasar yang menerima pengalihan akan mengambil alih hak dan
tanggung jawab yang terkait dengan instrumen tersebut. Instrumen
tersebut tidak akan dibatalkan atau diakhiri pada tanggal pengukuran.

23
Liabilitas dan Instrumen Ekuitas Milik Entitas
Sendiri

• Ketika harga kuotasian (quoted price) untuk pengalihan


liabilitas atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri yang
identik atau serupa tidak tersedia dan item yang identik
dimiliki oleh pihak lain sebagai aset, entitas mengukur nilai
wajar liabilitas atau instrumen ekuitas dari perspektif pelaku
pasar yang memiliki item yang identik sebagai aset pada
tanggal pengukuran.

24
Liabilitas dan Instrumen Ekuitas Milik Entitas
Sendiri
Entitas mengukur liabilitas dan ekuitas dengan:
a. menggunakan harga kuotasian di pasar aktif (active market) untuk item
yang identik yang dimiliki oleh pihak lain sebagai aset, jika harga tersebut
tersedia.
b. jika harga tersebut tidak tersedia, menggunakan input lain yang dapat
diobservasi, seperti harga kuotasian di pasar yang tidak aktif untuk item
yang identik yang dimiliki oleh pihak lain sebagai aset.
c. jika harga yang dapat diobservasi dalam (a) dan (b) tidak tersedia, maka
menggunakan teknik penilaian lain, seperti:
i. pendekatan penghasilan (income approach) (contohnya teknik nilai kini yang
memperhitungkan nilai arus kas masa depan yang diharapkan akan diterima pelaku
pasar dari kepemilikannya atas liabilitas atau instrumen ekuitas sebagai aset;
ii. pendekatan pasar (market approach) (contohnya menggunakan harga kuotasian untuk
liabilitas atau instrumen ekuitas yang serupa yang dimiliki oleh pihak lain sebagai aset;

25
Liabilitas dan Instrumen Ekuitas yang Tidak Dimiliki Pihak Lain
Sebagai Aset

• Ketika harga kuotasian untuk pengalihan liabilitas atau


instrumen ekuitas milik entitas sendiri yang identik atau
serupa tidak tersedia dan item yang identik tidak dimiliki oleh
pihak lain sebagai aset, entitas mengukur nilai wajar liabilitas
atau instrumen ekuitas menggunakan teknik penilaian dari
perspektif pelaku pasar yang memiliki liabilitas atau telah
menerbitkan klaim atas ekuitas.

26
Risiko Wanprestasi

• Nilai wajar liabilitas mencerminkan dampak risiko wanprestasi


(non-performance risk).
• Risiko wanprestasi mencakup, namun tidak terbatas pada,
risiko kredit entitas (sebagaimana didefinisikan dalam PSAK
60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan).
• Risiko wanprestasi diasumsikan sama sebelum dan sesudah
pengalihan liabilitas.

27
Pembatasan yang Mencegah Pengalihan Liabilitas atau Instrumen
Ekuitas Milik Entitas Sendiri

• Dampak pembatasan yang mencegah pengalihan liabilitas


atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri baik secara
implisit atau eksplisit tercakup dalam input lain terhadap
pengukuran nilai wajar.

28
Liabilitas Keuangan dengan Fitur dapat Ditarik Kembali
Sewaktu-waktu

• Nilai wajar liabilitas keuangan dengan fitur dapat ditarik


kembali sewaktu-waktu (demand feature) (contohnya giro)
adalah tidak kurang dari jumlah yang terutang pada saat
penarikan, didiskontokan dari tanggal pertama jumlah
tersebut dapat disyaratkan untuk dibayar.

29
Penerapan pada Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan dengan
Posisi Saling Hapus dalam Risiko Pasar atau Risiko Kredit Pihak Lawan

• Jika entitas mengelola kelompok aset keuangan dan liabilitas


keuangan tersebut berdasarkan eksposur netonya terhadap
risiko pasar atau risiko kredit, entitas diizinkan untuk
menerapkan pengecualian terhadap Pernyataan ini untuk
mengukur nilai wajar. (Par 48).
• Entitas mengukur nilai wajar kelompok aset keuangan dan
liabilitas keuangan secara konsisten dengan bagaimana pelaku
pasar menetapkan harga eksposure risiko neto pada tanggal
pengukuran.

30
Penerapan pada Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan dengan
Posisi Saling Hapus dalam Risiko Pasar atau Risiko Kredit Pihak Lawan

Entitas diizinkan untuk menggunakan pengecualian jika entitas melakukan seluruh hal
sebagai berikut:
a. Mengelola kelompok aset keuangan dan liabilitas keuangan berdasarkan eksposur
neto entitas terhadap risiko pasar tertentu atau terhadap risiko kredit dari pihak
lawan tertentu sesuai dengan risiko manajemen atau strategi investasi entitas
yang terdokumentasi;
b. Menyediakan informasi atas dasar tersebut, mengenai kelompok aset keuangan
dan liabilitas keuangan kepada anggota manajemen kunci entitas, sebagaimana
didefinisikan dalam PSAK 7:
c. Disyaratkan atau telah menentukan untuk mengukur aset keuangan dan liabilitas
keuangan tersebut pada nilai wajar dalam laporan posisi keuangan pada setiap
akhir periode pelaporan.
Pengecualian par 48 hanya berlaku untuk aset keuangan dan liabilitas keuagnan dalam
ruang lingkup PSAK 55.

31
Eksposure terhadap nilai pasar

a. Ketika menggunakan pengecualian par 48, entitas menerapkan bid ask


spread yang mempresentasikan nilai wajar dalam keadaan tersebut pada
exposure neto entitas terhadap risiko pasar.
b. Ketika menggunakan pengecualian par 48, entitas memastikan bahwa risiko
pasar dalam kelompok aset dan liabilitas keuangan tersebut secara
substansial sama
c. Durasi eksposure entitas terhadap risiko pasr secara substansial sama

32
Eksposure terhadap risiko pihak lawan tertentu

a. Ketika menggunakan pengecualian par 48, entitas memperhitungkan


dampak eksposure neto terhadap kredit entitas dalam pengukuran nilai
wajar ketika pelaku pasar memperhitungkan perjanjian apapun yang ada
saat ini yang mengurangi eksposure risiko kredit jika gagal bayar.
b. Pengukuran nilai wajar mencerminkan harapan pelaku pasar mengenai
kemungkinan bahwa perjanjian tersebut akan memiliki kekuatan hukum
jika terjadi gagal bayar.

33
Nilai wajar pada saat pengakuan awal

a. Harga transaksi adalah harga yang dibayar untuk mempeoleh aset atau
harga yagn diterima untuk mengambil alih liabilitas (harga masuk / entry
price).
b. Nilai wajar aset atau liabilitas adalah harga yang akan diterima untuk
menjual aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan liabilitas
(harga keluar).
c. Dalam banyak kasus harga transaksi akan sama dengan nilai wajar,
contohnya kasus tersebut terjadi pada tanggal transaksi terjadi transaksi
untuk membeli aset di pasar di mana aset tersebut akan dijual.
d. Jika harga transaksi berbeda dengan nilai wajar, maka entitas mengakui
keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dalam laba rugi, kecuali
dinyatakan lain dalam pernyataan tersebut.

34
Teknik Penilaian

• Entitas menggunakan teknik penilaian yang sesuai dalam keadaan dan dimana
data yang memadai tersedia untuk mengukur nilai wajar, memaksimalkan
penggunaan input yang dapat diobservasi yang relevan dan meminimalkan
penggunaan input yang tidak dapat diobservasi.
• Tujuan teknik penilaian adalah untuk mengestimasi harga di mana transaksi
teratur untuk menjual aset atau mengalihkan liabilitas akan terjadi antara para
pelaku pasar pada tanggal transaksi
• Tiga teknik penilaian yang digunakan secara luas adalah pendekatan pasar,
pendekatan biaya (cost approach) dan pendekatan penghasilan.
• Teknik penilaian yang digunakan untuk mengukur nilai wajar diterapkan secara
konsisten.
• Penggunaan teknik tunggal atau beberapa teknik penilaian dimungkinkan.
• Pengukuran nilai wajar adalah titik dalam rentang tersebut yang paling
mewakili nilai wajar dalam keadaan tersebut.

35
Prinsip Umum Teknik Penilaian

• Teknik penilaian yang digunakan untuk mengukur nilai wajar


memaksimalkan penggunaan input yang dapat diobservasi yang
relevan dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat
diobservasi.
• Entitas memilih input yang konsisten dengan karakteristik aset
atau liabilitas yang akan diperhitungkan pelaku pasar dalam
transaksi untuk aset atau liabilitas tersebut

36
Input Berdasarkan Harga Bid and Ask

• Jika aset atau liabilitas yang diukur pada nilai wajar memiliki harga bid dan
harga ask (contohnya input dari pasar dealer), harga dalam bid–ask spread
yang paling merepresentasikan nilai wajar dalam keadaan tersebut
digunakan untuk mengukur nilai wajar terlepas dari dimana input tersebut
dikategorikan dalam hirarki nilai wajar (yaitu Level 1, 2, atau 3).
• Penggunaan bid ask spread untuk posisi aset dan liabilitas diizinkan tetapi
tidak disyaratkan.
• Pernyataan ini tidak menghalangi penggunaan harga nilai tengah pasar (mid
market pricing) atau konvensi penentuan harga lain yang digunakan pelaku
pasar sebagai panduan praktis untuk mengukur nlai wajar dalam bid ask
spread.

37
Hirarki Fair Value 38

Apakah ada harga kuotasian


Yes dalam pasar aktif untuk aset
No
atau liabilitas yang identik
(Level 1)

Gunakan nilai wajar Apakah ada input selain


pengukuran dengan Level 1 harga kuotasioan yang
dapat diobservasi*
Harus digunakan tanpa
penyesuaian No
Yes

Gunakan input selain Gunakan input yang


Harga kuotasian yang bukan berdasarkan
* Maksimumkan input yang dapat
diobservasi, termasuk informasi pasar dapat diobservasi baik harga pasar yang
dan informasi publik lainnya secara langsung atau tidak dapat diobservasi.

Input yang tidak dapat diobservasi
diantaranya data entitas (anggaran, langsung, pengukuan ‡ Level 3
proyeksi), harus disesuaikan jika Level 2
pelaku pasar menggunakan asumsi
berbeda
38
Input Level 1
• Input Level 1 adalah harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar aktif untuk aset atau liabilitas
yang identik yang dapat diakses entitas pada tanggal pengukuran.
• Harga kuotasian di pasar aktif menyediakan bukti yang paling andal dari nilai wajar dan
digunakan tanpa penyesuaian.
• Penekanan pada Level 1 adalah untuk menentukan kedua hal sebagai berikut:
a. pasar utama untuk aset atau liabilitas atau, jika tidak terdapat pasar utama, pasar yang
paling menguntungkan untuk aset atau liabilitas tersebut; dan
b. apakah entitas dapat melakukan transaksi untuk aset atau liabilitas tersebut pada harga di
pasar tersebut pada tanggal pengukuran.
• Entitas tidak membuat penyesuaian terhadap input Level 1 kecuali dalam beberapa keadaan
sebagai berikut:
a. tidak dapat diakses untuk setiap aset atau liabilitas tersebut secara individual
b. harga kuotasian di pasar aktif tidak merepresentasikan nilai wajar pada tanggal
pengukuran.
c. aset di pasar aktif dan harga tersebut perlu untuk disesuaikan untuk faktor yang spesifik
terhadap item atau aset tersebut

39
Input Level 2
• Input Level 2 adalah input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Level 1 yang dapat
diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung atau tidak langsung.
• Jika aset atau liabilitas memiliki persyaratan (kontraktual) yang spesifik, input Level 2 harus
dapat diobservasi untuk keseluruhan jangka waktu yang substansial dari aset atau liabilitas
tersebut. Input Level 2 termasuk hal sebagai berikut:
a. harga kuotasian untuk aset atau liabilitas yang serupa di pasar aktif.
b. harga kuotasian untuk aset atau liabilitas yang identik atau yang serupa di pasar yang tidak
aktif.
c. input selain dari harga kuotasian yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, sebagai
contoh:
i. suku bunga dan kurva imbal hasil yang dapat diobservasi pada interval kuotasi yang
umum;
ii. volatilitas yang tersirat; dan
iii. credit spreads.
d. input yang diperkuat pasar (market-corroborated inputs).
• Penyesuaian terhadap input Level 2 akan beragam, tergantung pada faktor yang spesifik atas
aset atau liabilitas. Faktor tersebut termasuk hal sebagai berikut:
a. kondisi atau lokasi aset;
b. tingkat dimana input terkait dengan item yang sebanding dengan aset atau liabilitas
c. volume atau level aktivitas di pasar dimana input dapat diamati.

40
Input Level 3
• Input Level 3 adalah input yang tidak dapat diobservasi untuk aset atau
liabilitas.
• Input yang tidak dapat diobservasi digunakan untuk mengukur nilai wajar
sejauh input yang dapat diobservasi yang relevan tidak tersedia,
• Asumsi mengenai risiko termasuk risiko yang inheren dalam teknik penilaian
tertentu yang digunakan untuk mengukur nilai wajar (seperti model
penentuan harga) dan risiko yang inheren dalam input untuk teknik
penilaian.
• Entitas dapat mengembangkan input yang tidak dapat diobservasi
menggunakan informasi terbaik yang tersedia

41
Pengungkapan

• Entitas mengungkapkan informasi yang membantu pengguna


laporan keuangannya untuk menilai kedua hal sebagai berikut:
a. untuk aset dan liabilitas yang diukur pada nilai wajar secara berulang
(recurring) atau tidak berulang (non-recurring) dalam laporan posisi
keuangan setelah pengakuan awal, teknik penilaian dan input yang
digunakan untuk mengembangkan pengukuran tersebut.
b. untuk pengukuran nilai wajar yang berulang yang menggunakan input
yang tidak dapat diobservasi yang signifikan (Level 3), dampak dari
pengukuran terhadap laba rugi atau penghasilan komprehensif lain
untuk periode tersebut.

42
Pengungkapan

Untuk memenuhi tujuan pengungkapan, entitas empertimbangkan


seluruh hal sebagai berikut:
a. level detil yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan
pengungkapan;
b. berapa banyak penekanan yang ditetapkan pada setiap persyaratan;
c. berapa banyak penggabungan atau pemisahan yang perlu
dilaksanakan; dan
d. apakah pengguna laporan keuangan membutuhkan informasi
tambahan untuk mengevaluasi informasi kuantitatif yang
diungkapkan.

43
Pengungkapan

Untuk memenuhi tujuan pengungkapan entitas mengungkapakan


informasi berikut:
a. Alasan pengkuruan nilai wajar berulang dan tidak berulang
b. Level hirarki nilai wajar
c. Jumlah perpindahan antar hirarki nilai wajar 1 dan 2, alasan dan kebijakan
akuntansinya.
d. Untuk level 2 dan 3, deskripsi teknik penilaian dan input dalam
pengukuran.
e. Level 3, rekonsiliasi saldo awal dan akhir, perubahan selama periode,
keuntungan kerugian yagn direalisasi dan belum direalisasi.
f. Jika penggunaan teringgi dan terbaik aset non keuangan berbeda dari
penggunaannya, fakta tersebut harus diungkapkan.

44
Pedoman Penerapan

a. Pendekatan pengukuran nilai wajar


b. Premis penilaian untuk aset non keuangan
c. Nilai wajar pada saat pengakuan awal
d. Teknik penlaian
i. Pendekatan pasar
ii. Pendekatan biaya
iii. Pendekatan penghasilan
iv. Teknik nilai kini
Komponen penilaian nilai kini (prinsip umum, risiko dan ketidakpastian, teknik
penyesuaian tingkat diskonto, teknik nilai kini yang diharapkan)
e. Penerapan teknik nilai kini pada liabilitas dan instrument ekuitas milik entitas sendiri yang
tidak dimiliki oleh pihak lain sebagai aset
f. Pengukuran nlai wajar ketika volume atau tingkat aktivitas aset atau liabilitas menurun
secara signifikan
i. identifikasi transaksi tidak teratur
ii. penggunaan harga kuotasian yang disediakan pihak ketiga)
45
Amandemen terhadap PSAK
a. Bagian ini hanya ada di PSAK 68 revisi 2013 namun untuk
PSAK penyesuan tahun 2015 sudah tidak ada, karena sudah
disesuaikan.
b. PSAK yang disesuaikan antara lain:
1. PSAK 1 9. PSAK 19 17. PSAK 56
2. PSAK 3 10.PSAK 22 18. PSAK 60
3. PSAK 8 11.PSAK 24 19. PSAK 53
4. PSAK 10 12.PSAK 30 20. ISAK 8
5. PSAK 13 13.PSAK 48 21. ISAK 10
6. PSAK 14 14.PSAK 50 22. ISAK 11
7. PSAK 15 15.PSAK 53 23. ISAK 28
8. PSAK 16 16.PSAK 55 24. PSAK 57

46
Contoh Ilustrasi
a. Penggunaan tertinggi dan terbaik dan premis penilaian (1. kelompok aset; 2.tanah;
3. Proyek penelitian dan pengembangan)
b. Penggunaan beberapa teknik penilaian (4. mesin yang dimiliki dan digunakan; 5.
perangkat lunak)
c. Pasar utama atau pasar yang paling menguntungkan (6. pasar utama level 1)
d. Harga transaksi dan nilai wajar pada saat pengakuan awal (7. swap suku bunga pada
saat pengakuan awal)
e. Aset yang dibatasi (8. pembatasn pada penjualan instrument ekuitas; 9. pembatasan
pada penggunaan aset)
f. Pengukuran liabilitas (10. structured notes; 11. liabilitas aktivitas purna operasi; 12.
kewajian utang: harga kuotasian; 13. kewajiban utang: teknik nilai kini)
g. Pengukuran nilai wajar ketika volume atau tingkat aktivitas aset atau liabilitas
menurun secara signifikan (14. estimasti tingkat imbal hasil ketika volume atau
tingkat aktivitas aset menurun secara signifikan)
h. Pengungkapan (15. Aset yagn diukur pada nilai wajar; 16. Rekonsilisasi pengukuran
nilai wajar level 3; 17. Teknik penilaian dan input; 18. Proses penilaian; 19. Informasi
sensitivitas terhadap perubahan dalam input tidak dapat diobservasi yang signifikan.
47
Pengukuran Aset Non Keuangan
• Entitas mengakuisisi aset dan mengambil alih liabilitas dalam suatu kombinasi
bisnis:
a. Aset A,
b. Aset B dan
c. Aset C.
• Aset C : perangkat lunak penagihan (billing) yang takterpisahkan dari bisnis
yang dikembangkan oleh entitas yang diakuisisi untuk penggunaannya sendiri,
bersama dengan asetA dan B (yaitu aset yang terkait).
Diketahui:
• Nilai wajar setiap dapat aset diukur secara terpisah
• setiap aset akan memberikan nilai maksimum kepada pelaku pasar utamanya
melalui penggunaannya dalam kombinasi dengan aset lain atau dengan aset dan
liabilitas lain
• Tidak terdapat bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan saat ini aset
tersebut bukanlah penggunaan tertinggi dan terbaiknya.

48
Pengukuran Aset Non Keuangan
Kelompok Aset Pembeli Finansial
• Entitas menentukan bahwa pembeli finansial tidak memiliki aset yang terkait
atau aset pengganti yang akan meningkatkan nilai kelompok dimana aset
tersebut akan digunakan.
• Karena pembeli finansial tidak memiliki aset pengganti, maka Aset C (yaitu
perangkat lunak penagihan) akan digunakan selama umur ekonomiknya
• Nilai wajar Aset:
a. Aset A: Rp 300
b. Aset B: Rp 200
c. Aset C: Rp 100

49
Pengukuran Aset Non Keuangan
Kelompok Aset Pembeli Strategis
• Entitas menentukan bahwa pembeli strategis memiliki aset terkait yang akan
meningkatkan nilai kelompok dimana aset tersebut akan digunakan (yaitu sinergi pelaku
pasar).
• Aset tersebut mencakup aset pengganti untuk Aset C (perangkat lunak penagihan), yang
hanya akan digunakan untuk periode transaksi terbatas dan tidak dapat dijual secara
tersendiri pada akhir periode tersebut.
• Karena pembeli strategik memiliki aset pengganti, maka Aset C tidak akan digunakan
selama umur ekonomiknya.
• Nilai wajar Aset:
a. Aset A: Rp 360
b. Aset B: Rp 260
c. Aset C: Rp 30
• Nilai wajar indikasian aset sebagai suatu kelompok dalam kelompok aset pembeli strategis
adalah Rp650.

50
Pengukuran Aset Non Keuangan

• Nilai wajar Aset A, B dan C akan ditentukan berdasarkan


penggunaan aset tersebut sebagai suatu kelompok dalam
kelompok pembeli strategis (Rp360 Rp260 dan Rp30)
• Walaupun penggunaan aset dalam kelompok pembeli strategis
tidak memaksimalkan nilai wajar dari setiap aset secara
tersendiri, penggunaan aset tersebut akan memaksimalkan
nilai wajar aset sebagai suatu kelompok (Rp650).

51
Akuntan

Profesi untuk
Mengabdi pada
TERIMA KASIH Negeri
Dwi Martani
081318227080
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/

Anda mungkin juga menyukai