Anda di halaman 1dari 16

REGULASI TENTANG

PROFESI AKUNTAN
Nama Kelompok :

Lafidan Rizata Febiola (041711333237)


Khoti Yalvaani (041711333245)
Anindya Dafanur (041711333251)
Muhammad Irsyad Elfin M. (041711333253)
Izzati Rahma Nurfitria (041711333268)
Mustika Vinda Perdani (041711333281)

2
Profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang
mempergunakan keahlian di bidang akuntansi, termasuk
bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang
bekerja pada perusahaan industri, keuangan atau dagang,
akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai
pendidik.

3
PENGGOLONGAN AKUNTAN

1. Akuntan Publik
2. Akuntan Intern
3. Akuntan Pemerintah
4. Akuntan Pendidik

4
PERAN AKUNTAN PUBLIK

Akuntan publik mempunyai peran terutama dalam peningkatan kualitas dan


kredibilitas informasi keuangan atau laporan keuangan suatu entitas. Dalam
hal ini akuntan publik mengemban kepercayaan masyarakat untuk memberikan
opini atas laporan keuangan suatu entitas. Dengan demikian, tanggung jawab
akuntan publik terletak pada opini atau pernyataan pendapatnya atas laporan
atau informasi keuangan suatu entitas, sedangkan penyajian laporan atau
informasi keuangan tersebut merupakan tanggung jawab manajemen

5
DASAR HUKUM

UU No. 5 Tahun 2011

6
KEDUDUKAN AKUNTAN PUBLIK DALAM HUKUM INDONESIA

Contoh dalam UU No.1 Tahun 1995 yang membahas tentang Perseroan


Terbatas yang menyiratkan dibutuhkannya pihak ke tiga yang
independen, dimana dibutuhkan profesi akuntan terkait pada Pasal 56
sampai 60 tentang laporan tahunan.

7
Pasal 56
Secara umum pasal ini sangat berkaitan dengan metode akuntansi yang berlandaskan
kepada gambaran historical ( masa lalu) dengan kaitan yang sistematis harus mengacu
kepada pemahaman system yang dapat dimengerti oleh pihak-pihak pengguna secara
terstandarisasi dalam SAK.

Pasal 57
Secara konsep auditing pasal ini memperkuat indikasi dalam standar professional
akuntan publik yang menjelaskan bahwa tanggung jawab laporan keuangan terletak pada
manajemen, sedangkan tanggung jawab auditor hanya pada pemahaman tentang siklus
perusahaan yang termuat dalam laporan keuangan tidak salah saji secara material.

Pasal 58
Pasal ini mengikat manajemen untuk menggunakan bahasa bisnis yang dapat diterima
secara umum dengan metode akuntansi sebagai acuannya.
8
Pasal 59
Dalam hal ini peran akuntan publik memperoleh suatu kedudukan yang mengikat ke dalam
entitas bisnis. Artinya, secara struktural dalam melindungi kepentingan public secara luas
terhadap kesan yang melekat dalam gambaran perusahaan yang terekam melalui laporan
keuangan tahunan haruslah melalui proses audit dari pihak independen akuntan public.

Pasal ini juga memberikan indikasi yang kuat atas kemampuan akuntan publik dalam kode
etik profesionalnya serta standar-standar yang mengatur.

Pasal 60
Pasal ini memberikan gambaran tentang pentingnya integritas antara proses manajemen
terhadap laporan keuangan yang diaudit. Tanggung jawab pihak manajemen hanya terletak
pada substantive kejadian yang tidak terdapat salah saji secara material. Apabila material,
yang bertanggung jawab adalah manajemen.
9
REGULASI LAIN-LAIN
Regulasi Lain Terkait dengan Akuntan

 KUH Perdata dan KUHD (KUHD – BW)


 Undang-Undang No. 34 Tahun 1954 tentang Pemakaian Gelar Akuntan
 PP Nomor 84 Tahun 2012 tentang Komite Profesi Akuntan Publik
 PP Nomor 20 Tahun 2015 tentang Praktik Akuntan Publik
 KMK Nomor 443 Tahun 2011 tentang Penetapan IAPI sebagai Asosiasi Profesi Akuntan Publik
 KMK Nomor 263 Tahun 2014 tentang Penetapan IAI sebagai Asosiasi Profesi Akuntan
 PP Nomor 1 Tahun 2013 tentang Jenis Dan Tarif Atas Jenis PNBP Yang Berlaku Pada
Kementerian Keuangan
 Undang Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik beserta Penjelasannya
 PMK Nomor 55 Tahun 2017 Tentang Prinsip Mengenali Pengguna Jasa Bagi Akuntan dan
Akuntan Publik

11
Regulasi Lain Terkait dengan Akuntan

 Penilaian Risiko Sektoral Akuntan dan AP 2017


 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.01/2017 tentang Pembinaan
dan Pengawasan Akuntan Publik
 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 155/PMK.01/2017 tentang Perubahan
Atas PMK Nomor 55/PMK.01/2017
 Sectoral Risk Assessment on Money Laundering for Accountant and Public
Accountant in Indonesia 2017
 PMK Nomor 216/PMK.01/2017 Tentang Akuntan Beregister
 SE-6/PPPK/2018 tentang Standardisasi dan Tata Cara Penomoran Lapran
Auditor dan Laporan Penilaian
 SE-2/PPPK/2019 Kewajiban Melampirkan Laporan Keuangan Auditan Klien
oleh KAP
12
 dll
KASUS
Mitra Ernst & Young Indonesia Didenda Rp 13 Miliar di AS
TEMPO.CO, Washington - Kantor akuntan publik mitra Ernst & Young’s (EY) di Indonesia, yakni KAP
Purwantono, Suherman & Surja sepakat membayar denda senilai US$ 1 juta (sekitar Rp 13,3 miliar)
kepada regulator Amerika Serikat, akibat divonis gagal melalukan audit laporan keuangan kliennya.
Kesepakatan itu diumumkan oleh Badan Pengawas Perusahaan Akuntan Publik AS (Public
Company Accounting Oversight Board/PCAOB) pada Kamis, 9 Februari 2017, waktu Washington. Kasus
itu merupakan insiden terbaru yang menimpa kantor akuntan publik, sehingga menimbulkan keprihatinan
apakah kantor akuntan publik bisa menjalankan praktek usahanya di negara berkembang sesuai kode etik.
PCAOB juga menyatakan tak lama sebelum dilakukan pemeriksaan atas audit laporan pada 2012,
afiliasi EY di Indonesia menciptakan belasan pekerjaan audit baru yang “tidak benar” sehingga
menghambat proses pemeriksaan. PCAOB selain mengenakan denda US$ 1 juta juga memberikan sanksi
kepada dua auditor mitra EY yang terlibat dalam audit pada 2011.
Manajemen EY dalam pernyataan tertulisnya menyatakan telah memperkuat proses pengawasan
internal sejak isu ini mencuat. “Sejak kasus ini mengemuka, kami terus melanjutkan penguatan kebijakan
dan pemeriksaan audit global kami,” ungkap Manajemen EY dalam pernyataannya.

13
Analisis
Yang dilakukan oleh pihak mitra KAP EY di Indonesia menyalahi kode etik akuntan
publik. Khususnya terkait kode etik akuntan publik perilaku profesional Setiap anggota
harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi
tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
Selain itu, hal ini juga bertentangan dengan kode etik akuntan publik yaitu standar
teknis. Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar
teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan
berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari
penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan
obyektivitas. Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota
adalah standar yang dikeluarkan oleh ikatan akuntan indonesia. Internasional
federation of accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang
relevan misalnya UU No. 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik.

14
Daftar Pustaka

UU No. 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik, diakses melalui


http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2011_5.pdf
http://iaiglobal.or.id/v03/berita-kegiatan/detailberita-967=kode-etik-
akuntan-profesional
http://iapi.or.id/Iapi/detail/237

UU No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, diakses melalui


http://rizky.elrizky.net/self-regulation-dan-undang-undang-republik-
indonesia-no-1-tahun-1995

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tentang pengertian etika dan


kode etik

15
Terima
Kasih!
Ada Pertanyaan?

16

Anda mungkin juga menyukai