Anda di halaman 1dari 5

Kantor akuntan publik (KAP) adalah badan usaha yang telah mendapatkan izin dari Menteri

Keuangan sebagai wadah bagi akuntan publik dalam memberikan jasanya.

Bidang jasa KAP meliputi:

Jasa atestasi, termasuk di dalamnya adalah audit umum atas laporan keuangan, pemeriksaan atas
laporan keuangan prospektif, pemeriksaan atas pelaporan informasi keuangan proforma, review
atas laporan keuangan, dan jasa audit serta atestasi lainnya.

Jasa non-atestasi, yang mencakup jasa yang berkaitan dengan akuntansi, keuangan, manajemen,
kompilasi, perpajakan, dan konsultasi.

Badan usaha KAP dapat berbentuk:

Perseorangan – hanya dapat didirikan dan dijalankan oleh seorang akuntan publik yang juga
sekaligus bertindak sebagai pimpinan.

Persekutuan perdata atau persekutuan firma – hanya dapat didirikan oleh paling sedikit 2 orang
akuntan publik dan/atau 75% dari seluruh sekutu adalah akuntan publik. Masing-masing sekutu
disebut Rekan (bahasa Inggris: Partner) dan salah seorang sekutu bertindak sebagai Pemimpin
Rekan.

bentuk usaha lain yang sesuai dengan karakteristik profesi Akuntan Publik yang diatur dalam
Undang-Undang.

Perizinan

Izin usaha KAP dikeluarkan oleh Menteri Keuangan. KAP berbentuk badan usaha perseorangan yang
mengajukan permohonan untuk mendapatkan izin usaha KAP harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:

Memiliki izin akuntan publik.

Menjadi anggota IAPI.

Mempunyai paling sedikit 2 orang auditor tetap dengan tingkat pendidikan formal bidang akuntansi
yang paling rendah berijazah setara Diploma III dan paling sedikit 1 orang diantaranya berijazah
sarjana.

Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Memiliki rancangan Sistem Pengendalian Mutu (SPM) KAP yang memenuhi Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP) dan paling kurang mencakup aspek kebijakan atas seluruh unsur
pengendalian mutu.

Domisili Pemimpin KAP sama dengan domisili KAP.

Memiliki bukti kepemilikan atau sewa kantor, dan denah ruang kantor yang menunjukkan kantor
terisolasi dari kegiatan lain.
Membuat surat pernyataan bermeterai cukup yang mencantumkan alamat Akuntan Publik, nama
dan domisili kantor, serta maksud dan tujuan pendirian kantor (hanya untuk KAP berbentuk badan
usaha perseorangan).

Membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Permohonan Izin Usaha Kantor Akuntan Publik,
dan membuat surat pernyataan bermeterai cukup yang menyatakan bahwa data persyaratan yang
disampaikan adalah benar.

Untuk KAP berbentuk badan usaha persekutuan, selain persyaratan-persyaratan di atas, juga harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:

Memiliki NPWP KAP.

Memiliki perjanjian kerja sama yang disahkan oleh notaris.

Memiliki surat izin akuntan publik bagi Pemimpin Rekan dan Rekan yang akuntan publik.

Memiliki tanda keanggotaan IAPI yang masih berlaku bagi Pemimpin Rekan dan Rekan yang akuntan
publik.

Memiliki surat persetujuan dari seluruh Rekan KAP mengenai penunjukan salah satu Rekan menjadi
Pemimpin Rekan.

Memiliki bukti domisili Pemimpin Rekan dan Rekan KAP.

KAP berbentuk badan usaha persekutuan dapat membuka Cabang KAP di seluruh wilayah Indonesia
dengan izin dari Menteri Keuangan.

Penggunaan nama KAP berbentuk badan usaha perseorangan menggunakan nama akuntan publik
yang sama KAP

Kru yang bersangkutan. Untuk KAP berbentuk badan usaha persekutuan, menggunakan nama
seorang atau lebih Rekan akuntan publik dan ada penambahan kata “& Rekan” di belakangnya
apabila jumlah akuntan publik pada KAP tersebut lebih banyak dari jumlah akuntan publik yang
namanya tercantum sebagai nama KAP. Nama KAP dilarang menggunakan singkatan atau penggalan
nama.

Kerjasama dengan KAP asing

KAP dapat melakukan kerjasama dengan KAP atau organisasi audit asing. KAP dapat mencantumkan
nama KAP atau organisasi audit asing tersebut pada nama kantor, kepala surat, dokumen dan media
lainnya setelah mendapat persetujuan Menteri Keuangan. Penulisan huruf nama KAP atau organisasi
audit tidak boleh melebihi besarnya huruf nama KAP.

Peran KAP dalam dunia bisnis

Peran akuntan independen (akuntan publik) adalah memberikan keyakinan atas kualitas informasi
keuangan dengan memberikan pendapat yang independen atas kewajaran penyajian informasi
dalam laporan keuangan. Adanya kewajaran laporan keuangan dapat mempengaruhi investor untuk
membeli atau menarik sahamya pada sebuah perusahaan. Jelaslah bahwa kegunaan informasi
akuntansi dalam laporan keuangan akan dipengaruhi oleh adanya kewajaran penyajian. Kewajaran
penyajian dapat dipenuhi jika data yang ada didukung oleh adanya bukti-bukti yang syah dan benar
serta penyajiannya tidak ditujukan hanya untuk sekelompok orang-orang tertentu.
Peran Akuntan Publik lainnya adalah fasilitator dalam menghadirkan dirinya untuk memfasilitasi
setiap potensi aktivitas bisnis yang melibatkan perusahaan tersebut, pelanggan dalam
mempertimbangkan hubungan sekarang dan kedepannya dengan perusahaan tersebut, pemerintah
dalam memberikan pertimbangan hubungan bisnis ataupun pemberian izin ataupun kualifikasi
sehubungan dengan aktivitas

berbisnis dari perusahaan tersebut bahkan karyawan dari perusahaan tersebut sendiri misalnya,
dalam melihat masa depan dari keberadaannya dalam perusahaan tersebut serta masyarakat
lainnya.

Keberadaaan peran akuntan publik cukup strategis diatur oleh banyak peraturan perundang-
undangan yang berlaku saat ini.

Seperti:

Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas,

Undang-undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal,

Undang-Undang no 10 tahun 1998 tentang Perbankan,

Undang-Undang No. 19 tentang Badan Usaha Milik Negara,

Undang-undang No. 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun,

Undang-undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.

Dalam Undang-undang diatas secara jelas menyebutkan laporan keuangan harus disusun dan
disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan serta wajib diperiksa oleh Akuntan Publik.

Akuntan Publik dituntut untuk senantiasa meningkatkan kompetensi dan profesionalisme. Akuntan
Publik dituntut untuk senantiasa meningkatkan kompetensi dan profesionalisme agar dapat
memenuhi kebutuhan pengguna jasa dan mengemban kepercayaan publik. Meskipun Akuntan
Publik berupaya untuk senantiasa memutakhirkan kompetensi dan meningkatkan profesionalisme
agar dapat memenuhi kebutuhan pengguna jasa, kemungkinan terjadinya kegagalan dalam
pemberian jasa Akuntan Publik akan tetap ada. Untuk melindungi kepentingan masyarakat dan
sekaligus melindungi profesi Akuntan Publik, diperlukan suatu undang-undang yang mengatur
profesi Akuntan Publik.

Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1954 tentang Pemakaian Gelar Akuntan (Accountant) (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 705), sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan yang ada pada saat ini dan tidak
mengatur hal-hal yang mendasar dalam profesi Akuntan Publik. Oleh karena itu, disusunlah Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik yang mengatur berbagai hal mendasar dalam
profesi Akuntan Publik, dengan tujuan untuk: melindungi kepentingan publik; mendukung
perekonomian yang sehat, efisien, dan transparan; memelihara integritas profesi Akuntan Publik;
meningkatkan kompetensi dan kualitas profesi Akuntan Publik; dan melindungi kepentingan profesi
Akuntan Publik sesuai dengan standar dan kode etik profesi.

Akuntan Publik merupakan profesi yang lahir dan besar dari tuntutan publik akan adanya mekanisme
komunikasi independen antara entitas ekonomi dengan para stakeholder terutama berkaitan
dengan akuntabilitas entitas yang bersangkutan. Jasa profesional Akuntan Publik merupakan hak
exclusive Akuntan Publik dan hasil pekerjaan Akuntan Publik digunakan oleh publik (pengguna
laporan keuangan) sebagai salah satu bahan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Pengguna
hasil pekerjaan Akuntan Publik tidak hanya klien yang memberikan penugasan, namun juga publik
(investor/pemegang saham, kreditor, pemerintah, masyarakat dll).

Profesi Akuntan Publik merupakan suatu profesi yang jasa utamanya adalah jasa atestasi/asurans
dan hasil pekerjaannya digunakan secara luas oleh publik sebagai salah satu pertimbangan penting
dalam pengambilan keputusan. Hasil pekerjaan Akuntan Publik yang digunakan secara luas oleh
publik sebagai salah satu pertimbangan penting dalam pengambilan keputusan. Profesi Akuntan
Publik memiliki peranan sangat penting dalam mendukung terwujudnya perekonomian yang sehat,
efisien, dan transparan. Dalam menjalankan profesinya, Akuntan Publik mengemban kepercayaan
masyarakat untuk memberikan opini atas laporan keuangan. Tanggung jawab Akuntan Publik
terletak pada opini atau pernyataan pendapatnya atas laporan atau informasi keuangan suatu
entitas.

Dalam kaitan tersebut, apakah Undang-Undang tentang Akuntan Publik (UU No.5/2011) telah
melindungi kepentingan publik, mendukung perekonomian yang sehat, efisien dan transparan,
memelihara integritas profesi Akuntan Publik, meningkatkan kompetensi dan kualitas profesi
akuntan publik, serta melindungi kepentingan profesi Akuntan Publik sesuai dengan standar dan
kode etik profesi.

Akuntan Publik tersebut mempunyai peran terutama dalam peningkatan kualitas dan kredibilitas
informasi keuangan atau laporan keuangan suatu entitas. Dalam hal ini Akuntan Publik mengemban
kepercayaan masyarakat untuk memberikan opini atas laporan keuangan suatu entitas. Dengan
demikian, tanggung jawab Akuntan Publik terletak pada opini atau pernyataan pendapatnya atas
laporan atau informasi keuangan suatu entitas, sedangkan penyajian laporan atau informasi
keuangan tersebut merupakan tanggung jawab manajemen.

Salah satu contoh kasus KAP di dunia bisnis

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Angin kencang terus menerpa bisnis Kantor Akutan Publik (KAP).
Sejumlah kasus dugaan pelanggaran penyajian laporan keuangan beberapa perusahaan mencuat
dan menyeret akuntan publik (AP) dan KAP.

Akibat pelanggaran pengajian laporan tersebut, KAP yang terbukti bersalah harus menghadapi sanksi
dari regulator. Misalnya saja, tahun lalu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan sanksi
administratif kepada AP Marlinna, AP Merliyana Syamsul dan KAP Satrio, Bing, Eny dan Rekan, yang
merupakan mitra Deloitte Indonesia berkaitan hasil pemeriksaan kasus SNP Finance.

Sementara Januari 2019, Kementerian Keuangan (Kemkeu) memeriksa akuntan publik dari dua
kantor KAP. Mereka adalah auditor eksternal untuk memeriksa laporan keuangan PT Asuransi
Jiwasraya tahun buku 2015-2017. Merujuk Laporan keuangan perusahaan 2017, KAP yang
mengaudit adalah mitra Pricewaterhousecoppers (PwC).

Sekretaris Jenderal Kemkeu Hadiyanto mengaku, masih melakukan pemeriksaan terhadap KAP yang
mengaudit laporan dari dua perusahaan asuransi jiwa tersebut. Namun ia tidak mau berkomentar
siapa saja kantor akuntan yang sudah dipanggil.
“Masih dalam proses pemeriksaan. Untuk namanya, kami belum bisa sebutkan karena tidak boleh
mendahului apa yang belum kami lakukan,” terangnya.

Biasanya, dalam pemeriksaan ini, Kemkeu akan melakukan pemanggilan dan setelah itu ditemukan
beberapa pelanggaran. Hingga akhirnya, ditentukan apa saja pelanggaran yang dilakukan, bisa
berbentuk pelanggaran kecil, sedang maupun berat.

Selain kedua perusahaan tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kemkeu juga mengenakan
sanksi kepada AP dan KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang dan Rekan yang melakukan audit
pada laporan PT Garuda Indonesia Tbk pada tahun buku 2018.

Namun perusahaan maskapai penerbangan itu menolak hasil temuan dari regulator dan saat ini juga
masih menjalani pemeriksaan dari Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK).

Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) menilai pemberian sanksi kepada Garuda Indonesia
merupakan kewenangan dari regulator sesuai dengan ketetapan undang-undang (UU). Menurut
Ketua IAPI Tarkosunaryo, OJK mempunyai kewenangan untuk melakukan pengawasan dan
pengaturan di pasar modal.

“Pihak-pihak yang dikenakan sanksi dapat mengajukan keberatan sesuai mekanisme yang diatur
dalam peraturan pada masing-masing bidang. Bisa saja mengajukan ke OJK juga melalui unit usaha
khusus yang menangani keberatan,” jelas Tarkosunaryo.

Sementara itu, kata dia, pemberian saksi tersebut akan berdampak pada reputasi dan kredibilitas
KAP tersebut. Mulai dari kepercayaan perusahaan pengguna KAP menurun dan akhirnya memilih
kantor akuntan publik lain.

Sedangkan dampak untuk bisnis KAP, tidak terjadi secara langsung karena masing-masing kantor
akuntan publik ini bersifat independen. Yang jelas, menurut dia, adanya kasus ini menjadi bahan
pembelajaran penting bagi akuntan publik untuk lebih berhati-hati.

Anda mungkin juga menyukai