Anda di halaman 1dari 22

NAMA : ANDIRA SHALSABILLA

NIM : 190503143
KELAS : AR – C

AKUNTAN PUBLIK
A. Landasan teori
a. Pengertian Akuntan Publik
Akuntan publik adalah orang yang mempunyai kompetensi dan keahlian di bidang
akuntansi yang telah menempuh jenjang pendidikan sebagai akutan. Akuntan adalah
seseorang yang berhak menyandang gelar atau sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku (KMK No 423/KMK.06/2002). (Weygandt et al, 2011).

Menurut Alvin dan James (2002) sebagai berikut :

Auditor yang berdiri sendiri yang melaksanakan proses pengumpulan dan


pengevaluasian bukti-bukti dari keterangan terukur dari suatu kesatuan ekonomi
dengan tujuan untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari
keterangan yang terukur tersebut dengan keterangan yang telah ditetapkan terhadap
laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang go public maupun perusahaan-
perusahaan besar lainnya.

Akuntan publik yaitu seseorang yang mendapatkan izin dari Negara setempat untuk
berpraktek, yang menawarkan jasanya kepada masyarakat untuk melakukan
pemeriksaan atas laporan keuangan. (Charmica dan Willingham, 1998).

Akuntan publik adalah akuntan yang memiliki izin dari menteri keuangan atau pejabat
yang berwenang lainnya untuk menjalankan praktik akuntan publik. (Munir Misbahul,
2009). Akuntan publik adalah praktisi perorangan atau anggota kantor akuntan publik
yang memberikan jasa auditing personal kepada klien. (Boyton, Johnson dan
Kell,2002).

Menurut Peraturan menteri keuangan No. 17/PMK.01/2008. Akuntan publik adalah


akuntan yang telah memperoleh izin dari menteri keuangan untuk memberikan jasanya
sebagaimana diatur dalam peraturan menteri keuangan ini.

Adapun pengertian akuntan publik menurut Standar Profesional Akuntan Publik


(2010), yaitu : Seseorang akuntan publik harus telah lulus dari jurusan akuntansi
fakultas ekonomi atau mempunyai ijazah yang disamakan, telah mendapatkan gelar
akuntan dari panitia ahli pertimbangan persamaan ijazah akuntan, dan mendapat izin
praktik dari menteri keuangan.

Pengertian akuntan publik menurut Arens, Elder dan Beasley (2003:19) sebagai
berikut:

A person who has met state regulatory requirement, including passing the uniform
CPA Examinitation and has thus been certified. A CPA may have as his or her primary
responsibility the performance of the audit function on published historical financial
statements of commercial and noncommercial financial entities.

Arens, Elder dan Beasley yang telah diterjemahkan oleh Tim Jakarta (2003:26)
mendefinisikan akuntan publik, sebagai berikut:

Akuntan publik adalah seseorang yang telah memenuhi persyaratan yang diajukan oleh
negara bagian, termasuk kewajiban menempuh ujian akuntan publik, dan kemudian
berhak atas sertifikat akuntan publik. Seorang akuntan publik memiliki tanggung
jawab utama untuk melaksanakan fungsi audit atas laporan keuangan historis yang
dipublikasikan, dari entitas yang secara keuangan bersifat komersial maupun non
komersial.

b. Bidang Jasa Akuntan Publik

Menurut Arens, Elder dan Beasley (2003:38), Bidang jasa akuntan publik meliputi:

1. Jasa atestasi merupakan salah satu jenis jasa yang diberikan oleh kantor akuntan

publik. Jasa atestasi diberikan untuk memberikan pernyataan atau pertimbangan

sesuai publik yang independen dan kompeten tentang suatu pernyataan suatu

satuan usaha telah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Termasuk didalamnya

adalah audit umum atas laporan keuangan, pemeriksaan atas laporan keuangan

prospektif, pemeriksaan atas perlaporan informasi keuangan performa, review

atas laporan keuangan dan jasa audit serta atestasi lainnya.

2. Jasa non-atestasi, mencakup jasa yang berkaitan dengan akuntansi,

3. keuangan, manajemen, kompilasi, perpajakan dan konsultan.


Berdasarkan penjelasan tersebut maka seorang akuntan publik adalah praktisi perorangan
atau anggota kantor akuntan publik yang telah menempuh jenjang pendidikan sebagai akuntan
dan telah memiliki izin dari menteri keuangan untuk untuk memberikan jasanya kepada
masyarakat untuk melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan.Seorang akuntan publik
diharuskan telah memiliki izin dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk melakukan
pekerjaannya. Izin menjadi seorang akuntan publik berlaku selama 5 tahun dan dapat
diperpanjang setelahnya. Orang yang ingin menjadi akuntan public diharuskan memenuhi
berbagai syarat dan ketentuan.
Dilansir dari laman resmi Kemenkeu, berikut adalah syarat yang harus dipenuhi sseorang
akuntan publik yang dimuat dalam Pasal 6 UU No 5 Tahun 2011 Tentang Akuntan
Publik:
 Memiliki sertifikat tanda lulus ujian profesi akuntan publik yang sah
 Memiliki sertifikat tanda lulus ujian profesi akuntan publik yang sah
 Berpengalaman praktik memberikan jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
 Berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
 Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak
 Tidak pernah dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin Akuntan Publik
 Tidak pernah dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan
tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih
 Menjadi anggota Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang ditetapkan oleh Menteri; dan
 Tidak berada dalam pengampuan.

Tidak hanya itu, seorang akuntan publik juga dapat mendirikan kantor akuntan publik
atau biasa disingkat KAP. Tentu saja, KAP juga harus memiliki izin dari Kementrian
Keuangan danpendiriannya memenuhi syarat sesuai dalam Pasal 18 UU No 5 Tahun 2011
Tentang AkuntanPublik.
Adapun syarat KAP adalah sebagai berikut:
 Memiliki kantor atau tempat untuk menjalankan usaha yang berdomisili di
Indonesia
 Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Pribadi untuk KAP yang
berbentukusaha perseorangan.
 Memiliki paling sedikit 2 orang tenaga kerja profesional pemeriksa di bidang
akuntansi
 Memiliki rancangan sistem pengendalian mutu
 Membuat surat pernyataan dengan bermaterai cukup bagi bentuk usaha
perseorangan. Dalam surat tersebut dicantumkan paling sedikit alamat akuntan
publik, nama dan domisili kantor, serta maksud dan tujuan pendirian kantor.
 Memiliki akta pendirian yang dibuat oleh notaris sebagai bentuk usaha dan
menyantumkan nama rekan, alamat rekan, bentuk usaha, nama dan domisili usaha,
maksud dan tujuan pendirian kantor, hak dan kewajiban sebagai rekan, dan
penyelesaian sengketa bila terjadi perselisihan.
Prosedur Menjadi Akuntan Publik Berdasarkan Peraturan Menteri pada BAB II
Pasal 3 No.154/PMK.01/2017 Tentang Pembinaan dan Pengawasan Akuntan
Publik, seseorang akan mendapatkan izin sebagai akuntan publik setelah menempuh
prosedur sebagai berikut:
 Mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri u.p. Kepala PPPK dengan
melengkapi formulir permohonan izin dan melampirkan dokumen pendukung.
Formulir dapat diperoleh dari lampiran I Peraturan Menteri tersebut.
 Dokumen pendukung berupa fotokopi sertifikat tanda lulus ujian profesi akuntan
publik yang diterbitkan oleh Asosiasi Profesi Akuntan Publik atau perguruan tinggi
yang terakreditasi Asosiasi Profesi Akuntan Publik.
 Surat pengalaman keterangan pemberian jasa asuransi dan/atau jasa lainnya yang
diverifikasi oleh Asosiasi Profesi Akuntan Publik,
 Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP)
 Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak,
 Surat pernyataan bermaterai yang menyatakan tidak pernah dikenakan sanksi
administratif berupa pencabutan izin akuntan publik, tidak pernah dipidana dengan
pidana 5 tahun atau lebih, dan tidak berada dalam pengampuan.
 Fotokopi bukti anggota Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang masih berlaku
 Surat keterangan sehat dari dokter rumah sakit
 Pas foto berukuran 4x6 dengan latar belakang putih sebanyak 4 lembar
 Bukti pembayaran biaya izin akuntan publik.
B. Berbagai Hal Terkait Sertifikasi

Pendidikan dan sertifikasi profesi AP bertujuan membentuk akuntan profesional


dan auditor profesional yang kompeten, independen dan berintegritas tinggi.
Tujuan menyajikan kebenaran akuntansi adalah segalanya, sebagai misal, bahwa
segala cara dan upaya berbagai pemangku kepentingan ditujukan agar LK
auditan berlabel WTP tak dapat direkayasa oleh pihak berkepentingan dengan
cara menekan akuntan internal & menyuap auditor dalam konteks sebagai
berikut:
• Akuntan publik bertugas mengaudit Laporan Keuangan.
• Akuntan publik adalah interface manajemen entitas
LK dan pemangkukepentingan.
• Fungsi strategis akuntan publik sebagai penjamin LK adalah sebagai
lembagakepercayaan publik
• Penjamin handal & terpercaya bertujuan memenuhi hak asasi
pemangku kepentingan(HAP) dan HAM dibidang LK.
• Sertifikasi profesi amat penting untuk trust based profession seperti
profesi akuntan publik cq. auditor LK.

C. Substansi UU Akuntan Publik Terkait Sertifikasi Profesi


a. Bidang jasa akuntan publik Jasa atestasi dan non-atestasi terkait akuntansi,
keuangan dan manajemen. Lembaga lain yang dizinkan UU selain AP, misalnya
lembaga pemerintah atau lembaga non pemerintah tertentu. Jasa terkait pada
kompetensi profesi,karena itu perlu berbasis sertifikasi.
b. Perizinan AP dan KAP

1) Kualifikasi profesional tertentu bagi AP, yaitu memiliki Register Negara


Akuntan, lulus ujian profesi, domisili, keanggotaan pada IAPI, tak pernah
melanggar hukum dengan ancaman penjara 5 tahun atau lebih sesuai UU
Akuntan Publik.
2) Kualifikasi KAP adalah izin tempat usaha, NPWP, Sistem Pengendalian
Mutu, tenaga profesional bidang akuntansi dan auditing, KAP harus
dipimpin AP.
3) KAP dapat berbentuk KAP praktik-sendirian dan KAP persekutuan.
4) KAP berbentuk persekutuan boleh berpartner non-AP maksimum ¼ dari
seluruh rekan dalam sebuah KAP.
5) Berbasis kesepakatan bilateral versi GATS, AP asing dapat mohon izin
AP dan Menteri Keuangan di Indonesia, dalam praktik sebagai AP harus
tunduk pada UU-AP Indonesia
c. Pembaharuan izin AP adalah strategi resertifikasi, menghindari adanya sertifikat
“ketinggalan zaman”.
1) Izin AP berlaku 5 tahun.
2) Pembaharuan izin dengan permohonan pada Menteri Keuangan. Ada
pemantauan aktivitas AP, ada evaluasi kompetensi & kualifikasi sebagai
AP. Nomor izin tetap berlaku, tak diberikan nomor izin baru.
d. Bentuk Badan Hukum KAP
1) Bentuk badan hukum adalah usaha perorangan, persekutuan perdata, firma
ataubadan hukum lain yang ditentukan UU-AP.
2) Bentuk badan hukum mencerminkan kompetensi & profesionalisme
pribadi AP. KAP adalah kumpulan kompetensi (karena itu perlu
sertifikasi keahlian), bukan kumpulan modal.
3) Limited Liability Partnership (LLP) dengan pembatasan tanggung-jawab
antarsekutu, tak dapat digunakan.
e. Regulator profesi.
1) Regulator profesi AP adalah Menteri Keuangan dan lembaga arbitrase
termaktub pada UU tentang Akuntan Publik, misalna Komisi Akuntan
Publik.
2) Wewenang regulator adalah ujian sertifikasi, perizinan,
pembinaan,pengawasan, sanksi atas izin, SAK dan SPAP, serta PPL.
3) Selain wewenang izin AP & KAP, pembinaan, pemeriksaan,
pengawasan, dansanksi administratif, wewenang lain dapat didelegasikan
pada asosiasi profesi
yang diakui Menteri Keuangan atau diakui lembaga yang dibentuk MenteriKeuangan.
f. Asosiasi profesi
1) Asosiasi profesi adalah wadah berhimpun AP.
2) Menteri keuangan mengakui hanya sebuah asosiasi, dan seluruh AP wajib menjadi
anggota.
3) Wewenang regulator yang dilimpahkan adalah ujian sertifikasi, penyusunan standar
akuntansi, SPAP dan PPL.
4) AP dapat pula menjadi anggota asosiasi profesi lain.
5) Contoh asosiasi profesi adalah Ikatan Akuntan Indonesia.
g. Pemeriksaan terhadap AP & KAP antara lain pemeriksaan sertifikasi.
1) Tujuan pemeriksaan adalah untuk penilaian ketaatan pada SPAP dan UU AP.
2) Menteri Keuangan meminta keterangan dan dokumen pada asosiasi profesi.
3) Pemeriksaan dapat berkala atau sewaktu-waktu.
4) AP dan KAP dilarang menolak pemeriksaan, menghambat atau menghindar.

D. Karakteristik Profesi
1. Keakhlian Profesional Profesi AP.
Keahlian profesional adalah sebuah keahlian akuntansi & auditing yang diperoleh dari
suatu pendidikan resmi (formal) yang serius, mahal dan lama seperti pendidikan Sarjana
Akuntansi,PPA dan Magister Akuntansi, serta bersertifikat, ditambah dengan pengalaman
praktik profesi dan pemutahiran secara sistematis berbagai aspek pengetahuan professional
sesuai perkembangan zaman melalui Pendidikan Profesi Berkelanjutan (PPL) atau
continuing profesional education (CPE). Sertifikasi dan izin praktik hanya dapat
dipertahankan melalui kecukupan jumlah jam PPL minimum dalamsetahun.
2. Kode Etika profesi AP.
Karakteristik yang kedua adalah Kode Etika Profesi, bahwa anggota profesi berikrar
menundukkan diri kepada suatu tata-nilai professional yang disepakati bersama, untuk
membangun citra-kemuliaan profesi. Konsep ini menegaskan bahwa cukup nila setitik
dapat merusak susu sebelanga. Masyarakat dapat menghukum profesi tersebut dengan citra
amoral, karena seorang anggotanya melakukan pelanggaran etika profesi.
3. Standar Profesi AP.
Karakteristik ketiga adalah standar profesi, yang dibuat oleh pemerintah dan/atau asosiasi
profesi tersebut. Sebagai misal, IAPI menerbitkan Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP).
4. PPL.
Karakteristik keempat adalah pengembangan dan pelatihan profesional berkelanjutan, pada
umumnya diatur oleh asosiasi profesi, agar kompetensi profesional tetap relevan sesuai
perkembangan zaman. Sebagai misal, IAPI mewajibkan anggota IAPI melunasi 30 SKP
pertahun.

AKUNTAN PUBLIK BERSERTIFIKAT (CERTIFIED PUBLIC ACCOUNTANT)


 Penjelasan Istilah Bersertifikat Akuntan Publik
Sesungguhnya, CPA bermakna akuntan publik bersertifikat, berkonotasi akuntan publik
dengan kompetensi profesional yang dijamin oleh suatu sertifikat. Dengan demikian, CPA
adalah sertifikat bagi akuntan publik, tidak diperuntukkan bagi orang yang tidak berpraktik
sebagai akuntan publik. Di Indonesia, gelar CPA dapat dimiliki oleh orang yang tidak
berpraktik sebagai akuntan publik.
Certified Public Accountant of Indonesia, disingkat CPA of Indonesia atau CPA, merupakan
sebutan (designation) sertifikasi tertinggi profesi akuntan publik di Indonesia. Sertifikasi CPA
of Indonesia merupakan sertifikasi berbasis kompetensi individu; dengan demikian basis
penyelenggaraan sertifikasi adalah, dan akan selalu, berbasis pada kompetensi yang dibutuhkan
individu untuk berpraktek, atau menginginkan keahlian yang dibutuhkan untuk berprofesi,
sebagai akuntan publik. Kompetensi mencakup pengetahuan teoritis bidang yang diperlukan
untuk berpraktek sebagai akuntan publik; termasuk berbagai ilmu akuntansi, auditing,
pengendalian internal, sistem informasi, perpajakan, ekonomi makro dan mikro, manajemen
keuangan dan hukum bisnis secara umum, yang memungkinkan mereka melakukan akumulasi
dan evaluasi informasi dalam menjalankan profesi sebagai akuntan publik; standar profesi,
etika profesi, serta keahlian dan pengalaman dalam mempraktikan pengetahuan bidang yang
diperlukan.

Ujian sertifikasi adalah sebagai berikut. Proses pendaftaran secara online disajikan oleh Dewan
Sertifikasi Institut Akuntan Publik Indonesia sehubungan dengan proses ujian sertifikasi
akuntan publik berbasis komputer, dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses
penerbitan sertifikat CPA of Indonesia. Proses pendaftaran secara online disajikan untuk
memberikan kemudahan dan fleksibilitas bagi calon peserta ujian untuk mendaftar ujian tanpa
batasan ruang dan waktu. Ujian sertifikasi dapat dilakukan peserta di seluruh testing center
yang menyelenggarakan CPA of Indonesia Exam, baik yang dimiliki IAPI di Lantai 12,
Perkantoran Office 8, Jl. Senopati Raya, Jakarta Selatan, maupun testing center yang dimiliki/
bekerja sama dengan Prometric, di seluruh dunia. Ujian dapat dilakukan disetiap periode
testing window.
Pertama, ujian tingkat dasar adalah ujian yang bersifat “entry exam” Ujian Profesi Akuntan
Publik. Pada ujian ini seseorang akan diuji kemampuan dan pengetahuan dasarnya pada bidang
akuntansi, auditing, keuangan dan bisnis sehingga diharapkan memiliki konsep dan
pemahaman yang memadai untuk melanjutkan ujian pada tingkat profesional dan ujian tingkat
penilaian kompetensi rekan perikatan audit. Seseorang yang telah menyelesaikan ujian ini
diekspektasikan memiliki kompetensi dasar berupa kemampuan untuk menjelaskan,
membedakan, dan menerapkan konsep dasar bidang tersebut, serta kemampuan analisis dan
evaluasi untuk menyelesaikan masalah yang sederhana, tidak ambigu dan tidak kompleks
Peserta yang telah lulus ujian ini akan mendapatkan sertifikat “Associate Certified Public
Accountant of Indonesia” (A-CPA). Mata ujian tingkat dasar:
 Pengantar Auditing & Asurans

 Akuntansi & Pelaporan Keuangan

 Pengantar Ekonomi Makro & Mikro

 Pengantar Manajemen, Perpajakan & Hukum Bisnis

 Akuntansi Biaya, Manajemen Keuangan & Sistem Informasi

Kedua, pada ujian pada tingkat Profesional, peserta akan diuji pengetahuan dan kompetensi
bidang akuntansi, auditing, keuangan dan bisnis pada tingkat kemampuan intermediate,
sehingga secara profesional mampu untuk menyelesaikan masalah secara mandiri dengan
supervisi minimal. Peserta akan diuji untuk mendemonstrasikan kemampuan dan
kompetensinya dalam menyelesaikan masalah yang cukup kompleks dan ambigu, pada area
tertentu yang memerlukan professional judgment pada tingkat menengah. Peserta yang telah
menyelesaikan ujian ini dan memenuhi semua persyaratan akan mendapatkan sertifikat
“Certified Public Accountant” (CPA).
Mata ujian tingkat profesional:
1) Audit, Asurans & Etika Profesi
2) Akuntansi & Pelaporan Keuangan Lanjutan
3) Akuntansi Manajemen, Manajemen Keuangan & Sistem Informasi
4) Strategi Bisnis & Perpajakan Lanjutan
5) Manajemen Risiko, Tata Kelola & Pengendalian Intenal

Ketiga, pada ujian pada tingkat lanjutan tentang perikatan audit, IAPI memberi sertifikat
kompetensi AP ber kompetensi praktis sebagai Akuntan Publik. Pada ujian ini, sebelumnya
peserta harus telah menyelesaikan ujian tingkat profesional dan pengalaman pada bidang audit
dan asurans atas informasi keuangan. Pada ujian tingkat ini peserta harus mendemontrasikan
kemampuan untuk mengintegrasikan pengetahuan pada berbagai bidang akuntansi, keuangan,
auditing, bisnis dan area lain yang relevan dalam rangka melaksanakan audit untuk memberi
opini atas laporan keuangan yang dilandasi dengan kemampuan berupa keahlian profesional
dan nilai - nilai, etika dan perilaku profesional.

Ada beberapa kode etik dasar yang harus diperhatikan dan dipatuhi akuntan untuk menjalan praktik
yang berhubungan dengan pengelolaan keuangan bisnis. Berikut adalah daftarnya:

1. Integritas
Integritas merupakan elemen fundamental penting dari profesi akuntansi. Integritas
membutuhkan akuntan untuk jujur, terus terang, dan terus terang dengan informasi keuangan
klien.
Akuntan harus membatasi diri mereka sendiri dari keuntungan atau keuntungan pribadi dengan
menggunakan informasi rahasia. Sementara kesalahan atau perbedaan pendapat mengenai
penerapan hukum akuntansi memang ada, akuntan profesional harus menghindari kesempatan
yang disengaja untuk menipu dan memanipulasi informasi keuangan.
Kantor akuntan publik atau perusahaan swasta seringkali mengembangkan kode etik atau
perilaku akuntan. Aturan etika dan perilaku ini memastikan semua akuntan bertindak secara
konsisten. Dengan tidak adanya aturan atau standar khusus, akuntan harus meninjau tindakan
mereka untuk memastikan mereka mengikuti prinsip yang diterima secara umum.
Akuntan harus mematuhi prinsip integritas, yang mensyaratkan akuntan untuk bersikap lugas
dan jujur dalam semua hubungan profesional dan bisnis.
Integritas menyiratkan berterus terang dan selalu mengatakan yang sebenarnya. Akuntan tidak
boleh secara sengaja dikaitkan dengan laporan, komunikasi, atau informasi lain ketika Akuntan
percaya bahwa informasi tersebut:

 Berisi kesalahan atau pernyataan yang menyesatkan secara material;


 Berisi pernyataan atau informasi yang dibuat secara tidak hati-hati; atau
 Terdapat penghilangan atau pengaburan informasi yang seharusnya diungkapkan, sehingga
akan menyesatkan.

2. Objektivitas dan Independensi


Objektivitas dan independensi merupakan nilai-nilai etika yang penting dalam profesi
akuntansi. Akuntan harus tetap bebas dari benturan kepentingan dan hubungan bisnis yang
meragukan lainnya ketika melakukan jasa akuntansi.
Kegagalan untuk tetap objektif dan independen dapat menghambat kemampuan akuntan untuk
memberikan pendapat yang jujur tentang informasi keuangan perusahaan. Objektivitas dan
independensi juga merupakan nilai etika yang penting bagi auditor.
Akuntan harus mematuhi prinsip objektivitas yang mensyaratkan Akuntan tidak
mengompromikan pertimbangan profesional atau bisnis karena adanya bias, benturan
kepentingan, atau pengaruh yang tidak semestinya dari pihak lain.
Akuntan tidak boleh melakukan aktivitas profesional jika suatu keadaan atau hubungan terlalu
memengaruhi pertimbangan profesionalnya atas aktivitas tersebut.
Industri akuntansi biasanya membatasi jumlah layanan kantor akuntan publik atau akuntan
publik bersertifikat (CPA) yang dapat ditawarkan kepada klien. Jasa akuntansi meliputi jasa
akuntansi umum, audit, pajak dan manajemen. Akuntan yang melakukan lebih dari satu layanan
ini untuk klien dapat membahayakan objektivitas dan independensi mereka.
Misalnya, individu yang menangani fungsi akuntansi umum dan kemudian mengaudit informasi
ini pada dasarnya meninjau pekerjaan mereka sendiri. Situasi ini memungkinkan akuntan
menyembunyikan informasi keuangan negatif perusahaan.

3. Kompetensi dan Kehati-hatian


Kehati-hatian adalah nilai etika yang mengharuskan akuntan untuk mematuhi semua standar
akuntansi teknis atau etika.
Akuntan profesional sering diminta untuk meninjau prinsip akuntansi yang diterima secara
umum (PABU) dan menerapkan kerangka ini untuk informasi keuangan spesifik perusahaan.
Kehati-hatian mengharuskan akuntan untuk melatih kompetensi, ketekunan, dan pemahaman
yang tepat tentang informasi keuangan.
Kompetensi biasanya didasarkan pada pendidikan dan pengalaman individu. Dengan demikian,
kehati-hatian mungkin memerlukan akuntan senior untuk mengawasi dan mengarahkan akuntan
lain yang kurang berpengalaman dalam profesi akuntansi
Akuntan harus patuh terhadap prinsip kompetensi dan kehati-hatian profesional yang
mensyaratkan akuntan untuk:

 Mencapai dan mempertahankan pengetahuan serta keahlian profesional pada level yang
disyaratkan untuk memastikan bahwa klien atau organisasi tempatnya bekerja memperoleh jasa
profesional yang kompeten berdasarkan standar profesional dan standar teknis terkini dan
sesuai dengan perundangundangan yang berlaku; dan
 Bertindak sungguh-sungguh dan sesuai dengan standar profesional dan standar teknis yang
berlaku.
Pemberian jasa kepada klien dan organisasi tempatnya bekerja dengan kompetensi profesional
mensyaratkan Akuntan untuk menggunakan pertimbangan yang baik dalam menerapkan
pengetahuan dan keahlian profesional ketika melakukan aktivitas profesional.
Menjaga kompetensi profesional mensyaratkan suatu kesadaran yang berkelanjutan dan
pemahaman atas perkembangan teknis, profesional, serta bisnis yang relevan. Pengembangan
profesional berkelanjutan memungkinkan Akuntan untuk mengembangkan dan
mempertahankan kemampuan bekerja secara kompeten dalam lingkungan profesional.

4. Kerahasiaan
Akuntan harus mematuhi prinsip kerahasiaan, yang mensyaratkan akuntan untuk menjaga
kerahasiaan informasi yang diperoleh sebagai hasil dari hubungan profesional dan bisnis.
Akuntan harus:

 Mewaspadai terhadap kemungkinan pengungkapan yang tidak disengaja, termasuk dalam


lingkungan sosial, dan khususnya kepada rekan bisnis dekat, anggota keluarga inti, atau
keluarga dekat;
 Menjaga kerahasiaan informasi di dalam Kantor atau organisasi tempatnya bekerja;
 Menjaga kerahasiaan informasi yang diungkapkan oleh calon klien atau organisasi
tempatnya bekerja;
 Tidak mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan profesional dan
bisnis di luar Kantor atau organisasi tempatnya bekerja tanpa kewenangan yang memadai
dan spesifik, kecuali jika terdapat hak atau kewajiban hukum atau profesional untuk
mengungkapkannya;
 Tidak menggunakan informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan profesional dan
hubungan bisnis untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga;
 Tidak menggunakan atau mengungkapkan informasi rahasia apa pun, baik yang diperoleh
atau diterima sebagai hasil dari hubungan profesional atau bisnis maupun setelah hubungan
tersebut berakhir; dan
 Melakukan langkah-langkah yang memadai untuk memastikan bahwa personel yang berada
di bawah pengawasannya, serta individu yang memberi advis dan bantuan profesional,
untuk menghormati kewajiban akuntan guna menjaga kerahasiaan informasi.
Dalam memutuskan untuk mengungkapkan atau tidak mengungkapkan informasi rahasia,
akuntan mempertimbangkan keadaan yang relevan termasuk:

 Apakah kepentingan semua pihak dirugikan, termasuk pihak ketiga yang kepentingannya
terpengaruh, jika klien atau organisasi tempatnya bekerja menyetujui pengungkapan
informasi tersebut?
 Apakah semua informasi yang relevan diketahui dan didukung bukti yang kuat, sepanjang
praktis. Faktor-faktor yang memengaruhi keputusan untuk mengungkapkan meliputi:

o Fakta tidak didukung bukti yang kuat.


o Informasi yang tidak lengkap.
o Kesimpulan yang tidak didukung bukti yang kuat.
 Komunikasi apa yang digunakan dan pihak yang dituju dalam komunikasi tersebut?
 Apakah pihak-pihak yang dituju dalam komunikasi tersebut merupakan penerima yang
tepat?
Akuntan harus terus mematuhi prinsip kerahasiaan bahkan setelah berakhirnya hubungan
antara Akuntan dan klien atau organisasi tempatnya bekerja.
Ketika berganti pekerjaan atau memperoleh klien baru, Akuntan berhak menggunakan
pengalaman sebelumnya, tetapi tidak diperkenankan menggunakan atau mengungkapkan
informasi rahasia yang diperoleh atau diterima sebagai hasil dari hubungan profesional atau
bisnis.
5. Perilaku Profesional
Akuntan harus mematuhi prinsip perilaku profesional, yang mensyaratkan akuntan untuk
mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku dan menghindari perilaku apa pun yang
diketahui atau seharusnya diketahui yang dapat mendiskreditkan profesi.
Akuntan tidak boleh terlibat dalam bisnis, pekerjaan, atau aktivitas apa pun yang diketahui
merusak atau mungkin merusak integritas, objektivitas, atau reputasi baik dari profesi, dan
hasilnya tidak sesuai dengan prinsip dasar etika.

Namun,tidak selamanya kode etik ini dipegang teguh oleh seorang akuntan. Beberapa contoh
kasus pelanggaran kode etik akuntan publik di Indonesia:
1. Kasus Jiwasraya - PricewaterhouseCoopers (PwC)

Pada 2006-2012, KAP yang ditunjuk adalah KAP Soejatna, Mulyana, dan Rekan. Sementara
sejak 2010-2013, KAP Hertanto, Sidik dan Rekan. Pada 2014-2015, KAP Djoko, Sidik dan
Indra. Lalu 2016-2017, PricewaterhouseCoopers (PwC).

PwC memberikan opini wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan konsolidasian PT
Asuransi Jiwasyara (Persero) dan entitas anaknya pada tanggal 31 Desember 2016. Laba bersih
Jiwasraya yang dimuat dalam laporan keuangan yang telah diaudit dan ditandatangani oleh
auditor PwC tanggal 15 Maret 2017 itu menunjukkan laba bersih tahun 2016 adalah sebesar Rp
1,7 triliun. Sementara itu laba bersih Jiwasraya menurut laporan keuangan auditan tahun 2015
adalah Rp 1,06 triliun.

Pada 10 Oktober 2018, Jiwasraya mengumumkan tak mampu membayar klaim polis JS Saving
Plan yang jatuh tempo sebesar Rp 802 miliar. Seminggu kemudian Rini Soemarno yang
menjabat sebagai Menteri Negara BUMN melaporkan dugaan fraud atas pengelolaan investasi
Jiwasraya.

Audit BPK selama 2015-2016 menjadi rujukan. Dalam audit tersebut disebutkan investasi
Jiwasraya dalam bentuk medium term notes (MTN) PT Hanson International Tbk (MYRX)
senilai Rp 680 miliar, berisiko gagal bayar. Berdasarkan laporan audit BPK, perusahaan
diketahui banyak melakukan investasi pada aset berisiko untuk mengejar imbal hasil tinggi,
sehingga mengabaikan prinsip kehati-hatian.
Pada 2018, sebesar 22,4% atau Rp 5,7 triliun dari total aset finansial perusahaan ditempatkan
pada saham, tetapi hanya 5% yang ditempatkan pada saham LQ45. Lalu 59,1% atau Rp 14,9
triliun ditempatkan pada reksa dana, tetapi hanya 2% yang dikelola oleh top tier manajer
investasi. Kondisi-kondisi tersebut menyebabkan kerugian hingga modal Jiwasraya minus.
Negara diperkirakan mengalami kerugian hingga Rp 13,7 miliar.

2. Kasus SNP Finance - Deloitte

Pada dasarnya perjanjian utang piutang antara SNP Finance dengan para kreditornya (bank)
tersebut adalah kerjasama yang sifatnya mutualistik. SNP Finance membutuhkan dana, bank
juga butuh menyalurkan kredit. Namun dalam perjalanan waktu, ternyata bisnis retail Columbia
yang merupakan induk dari SNP Finance mengalami kemunduran. Apa penyebabnya? Kita bisa
melihat bahwa perilaku pembelian customer telah berubah, konsumen saat ini tidak lagi belanja
produk furniture dan elektronik dengan datang ke toko, melainkan mereka lebih suka membeli
secara online melalui perangkat gadgetnya. Mulai dari survey harga, survey spesifikasi produk,
sampai dengan pembelian, semua dilakukan secara online. Bahkan para online shop tersebut
juga memberikan fasilitas kredit tanpa bunga (bunga 0%) untuk tenor yang bahkan sampai 12
bulan. Kondisi perubahan perilaku pembelian customer inilah yang memukul pangsa pasar dari
Columbia, dan tentunya juga berdampak pada SNP Finance. Buntutnya adalah kredit SNP
Finance kepada para bank – bank/krediturnya tersebut menjadi bermasalah, dalam istilah
keuangan disebut Non Performing Loan (NPL).

Apa yang dilakukan SNP Finance untuk mengatasi utangnya kepada bank tersebut? SNP
finance membuka keran pendanaan baru melalui penjualan surat utang jangka menengah,
disebut dengan MTN (Medium Term Notes). MTN ini sifatnya hampir mirip dengan obligasi,
hanya saja jangka waktunya adalah menengah, sedangkan obligasi jangka waktunya panjang.
MTN ini diperingkat oleh Pefindo (Pemeringkat Efek Indonesia) dan kembali lagi bahwa
Pefindo juga memberikan peringkat salah satunya adalah berdasarkan laporan keuangan SNP
Finance yang diaudit oleh Deloitte. Awalnya peringkat efek SNP Finance sejak Desember 2015
– 2017 adalah A-, bahkan kemudian naik menjadi A di Maret 2018. Namun tidak lama
kemudian, di bulan Mei 2018 ketika kasus ini mulai terkuak, perikat efek SNP Finance turun
menjadi CCC bahkan di bulan yang sama tersebut turun lagi menjadi SD (Selective Default).
Default dalam bahasa sederhananya adalah gagal bayar. Berikutnya SNP Finance mengajukan
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), sebesar kurang lebih Rp 4,07 Trilyun yang
terdiri dari kredit perbankan 2,22 Trilyun dan MTN 1,85 Trilyun. Mengapa debitur dan
pemegang MTN mau percaya dan menyalurkan kredit kepada SNP Finance? Karena awalnya
pembayaran dari SNP Finance lancar, dan para kreditur tersebut juga menganalisis kesehatan
keuangan SNP Finance melalui laporan keuangannya, yang diaudit oleh kantor akuntan publik
ternama, yaitu Deloitte.

Namun ternyata terjadi pemalsuan data dan manipulasi laporan keuangan yang dilakukan oleh
manajemen SNP Finance. Diantaranya adalah membuat piutang fiktif melalui penjualan fiktif.
Piutang itulah yang dijaminkan kepada para krediturnya, sebagai alasan bahwa nanti ketika
piutang tersebut ditagih uangnya akan digunakan untuk membayar utang kepada kreditor.
Untuk mendukung aksinya tersebut, SNP Finance memberikan dokumen fiktif yang berisi data
customer Columbia. Sangat disayangkan bahwa Deloitte sebagai auditornya gagal mendeteksi
adanya skema kecurangan pada laporan keuangan SNP Finance tersebut. Deloitte malah
memberikan opini wajar tanpa pengecualian pada laporan keuangan SNP Finance.

3. PT Hanson International Tbk - Ernst Young

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenakan sanksi kepada kantor akuntan publik partner dari
Ernst and Young (EY) karena dinilai tak teliti dalam penyajian laporan keuangan PT Hanson
International Tbk (MYRX). Atas kesalahan ini OJK memberikan sanksi membekukan Surat
Tanda Terdaftar (STTD) selama satu tahun.

Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal I Djustini Septiana dalam suratnya mengatakan
Sherly Jokom dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Purwantono, Sungkoro dan Surja terbukti
melanggar udang-undang pasar modal dan kode etik profesi akuntan publik dari Institut
Akuntan Publik Indonesia (IAPI).

Sherly terbukti melakukan pelanggaran Pasal 66 UUPM jis. paragraf A 14 SPAP SA 200 dan
Seksi 130 Kode Etik Profesi Akuntan Publik - Institut Akuntan Publik Indonesia. OJK menilai
KAP ini melakukan pelanggaran karena tak cermat dan teliti dalam mengaudit laporan
keuangan tahun PT Hanson International Tbk. (MYRX) untuk tahun buku 31 Desember 2016.
Kesalahan yang dilakukan perusahaan adalah tak profesional dalam pelaksanaan prosedur audit
terkait apakah laporan keuangan tahunan perusahaan milik Benny Tjokro mengandung
kesalahan material yang memerlukan perubahan atau tidak atas fakta yang diketahui oleh
auditor setelah laporan keuangan diterbitkan. Kesalahan yang dimaksud OJK adalah adanya
kesalahan penyajian (overstatement) dengan nilai mencapai Rp 613 miliar karena adanya
pengakuan pendapatan dengan metode akrual penuh (full acrual method) atas transaksi dengan
nilai gross Rp 732 miliar.

Selain itu, dalam laporan keuangan tersebut juga tak mengungkapkan adanya Perjanjian
Pengikatan Jual Beli (PPJB) atas kavling siap bangun (KASIBA) tertanggal 14 Juli 2019 yang
dilakukan oleh Hanson International sebagai penjual.

4. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk - Ernst Young

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menilai, PT Ernst Young Indonesia (EY) melanggar UU
Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik, karena perusahaan jasa konsultasi keuangan ini
telah melakukan audit investigasi terhadap Laporan Keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera Food
Tbk (AISA) Tahun Buku 2017. Penilaian itu disampaikan Anggota Majelis Kehormatan IAI,
Anton Silalahi di Jakarta, Senin (8/4). "Audit investigasi itu termasuk jasa asurans. Dan, itu
merupakan tugas akuntan publik sebagaimana tercantum di UU Akuntan Publik," kata Anton.
Anton memandang, keputusan Erns Young yang melakukan audit investigasi terhadap Laporan
Keuangan AISA

Tahun Buku 2017 tersebut telah melanggar UU Akuntan Publik. "Itu hanya Delik Biasa dan
bukan Delik Aduan. Tetapi memang, sayangnya ada penyidik yang kurang paham UU Akuntan
Publik," imbuhnya.Lebih lanjut Anton menjelaskan, pada Pasal 3 UU Akuntan Publik
menyebutkan bahwa akuntan publik memberikan jasa asurans yang meliputi jasa audit
informasi keuangan historis, jasa review atas informsi keuangan historis dan jasa asurans
lainnya.

Sehingga, ujar Anton, jasa asurans hanya dapat diberikan oleh akuntan publik. "Audit
investigasi itu juga jasa asurans. Sayangnya, EY itu bukan akuntan publik," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, Ernst Young Indonesia berafiliasi dengan Kantor Akuntan Publik
(KAP) Purwantono, Sungkoro Surja. Sementara itu, menurut Anton, pada Pasal 57 ayat (2)
menyebutkan bahwa setiap orang yang bukan akuntan publik, tetapi menjalankan profesi
akuntan publik dan bertindak seolah-olah sebagai akuntan publik, maka bisa dipidana penjara
paling lama enam tahun dan pidana denda maksimal Rp500 juta. "Ernst Young (Indonesia) itu
melakukan hal yang tidak patut dan melanggar UU Akuntan Publik," ujar Anton. Sebelumnya,
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membantah yang menyebutkan bahwa AISA telah salah
menunjuk Kantor Akuntan Publik untuk melakukan audit investigasi terhadap Laporan
Keuangan AISA Tahun 2017.
Menurut Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi, pada pekan lalu BEI sudah melakukan dengar
pendapat dengan AISA (manajemen baru), terkait dugaan terjadinya laporan keuangan ganda
yang dilakukan oleh manajemen lama AISA Lebih lanjut inarno menegaskan, AISA tidak
salah menunjuk KAP terkait pelaksanaan audit investigasi terhadap dugaan laporan keuangan
ganda. "Tidak salah tunjuk," kata Inarno di Gedung BEI Jakarta, Selasa (2/4) ketika ditanya
mengenai kemungkinan AISA telah salah menunjuk auditor investigasi.Perlu diketahui, Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa ( RUPS -LB) AISA pada akhir 22 Oktober 2018
mengamanatkan agar manajemen AISA melakukan audit investigasi dengan menunjuk KAP
dan/atau Konsultan Hukum Independen. Pada pelaksanaannya, AISA menunjuk Ernst Young
Indonesia. Pada Selasa, 26 Maret 2019, AISA menyampaikan keterbukaan informasi melalui
BEI mengenai "Laporan atas Investigasi Berbasis Data" yang dilakukan Ernst Young.
Investigasi tersebut didasari dugaan adanya laporan keuangan ganda yang dilakukan oleh
manajemen lama AISA .

5. Kasus Indosat Ooredoo - Ernst Young

Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB) atau Dewan Pengawas Perusahaan
Akuntan Publik Amerika Serikat (AS) menjatuhkan hukuman kepada Kantor Akuntan Publik
(KAP) Purwanto, Suherman dan Surja beserta partner Ernst and Young (EY) Indonesia karena
terbukti berperan dalam kegagalan audit laporan keuangan PT Indosat Tbk pada tahun 2011.

Hukuman yang diberikan PCAOB yaitu berupa denda US$ 1 juta kepada Ernst and Young
Indonesia. Kemudian hukuman denda juga diberikan kepada akuntan public yang merupakan
partner EY Indonesia yaitu Roy Iman Wirahardja sebesar US$ 20.000 ditambah larangan
berpraktek selama lima tahun, kemudian denda sebesar US$ 10.000 diberikan kepada mantan
Direktur EY Asia-Pasific, Randall Leali dengan larangan berpraktek selama satu tahun.
Hukuman ini dijatuhkan karena KAP Purwanto, Suherman dan Surja karena telah gagal
menyajikan bukti yang mendukung perhitungan atas sewa 4.000 menara seluler yang terdapat
dalam laporan keuangan Indosat. Mereka malah memberikan label Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP) terhadap laporan keuangan tersebut, padahal perhitungan dan analisisnya belum selesai.

PCAOB merupakan lembaga yang mengawasi praktik audit terhadap perusahaan publik guna
melindungi investor. Selain itu, lembaga ini juga mengawasi laporan audit perusahaan broker
dan manajer investasi di bursa. Tujuan lembaga ini tentunya selain melindungi investor juga
mempromosikan laporan audit yang informatif, akurat dan independen.

CEO Indosat Ooredoo, Alexander Rusli menyampaikan terkait dengan transaksi tower di 2011
dan 2012 dalam buku Indosat tahun 2012 sudah di disesuaikan. Jadi masalah EY Indonesia
kena periksa dan akhirnya kena denda kami sudah tidak tahu lagi. "Setelah itu juga sudah ganti
auditor," ujar Alexander kepada KONTAN, Senin (13/2).

Sementara Group Head Corporate Communications Indosat Ooredoo, Deva Rachman


menyampaikan selama tahun yang berakhir 31 Desember 2012, mereeevaluasi kebijakan
akuntansi yang relevan dan sebagai hasilnya, seperti yang tercantum dalam pelaporan US
Securities and Exchange Commission (SEC) pada 2012 dan 2013 di formulir 20-F, laporan
keuangan 2011 kami telah sajikan kembali.

Selain itu, lanjut Deva, manajemen juga telah merevaluasi dan memperbaiki internal controls
over financial reporting yang relevan. “Sebagai best practice, kami mengevaluasi secara
berkala kebijakan akuntansi dan internal controls kami untuk memastikan kepatuhan dengan
standar yang berlaku,” ujar Deva.

6. Kasus Baker Hughes - KPMG

Nama KPMG-SSH tentu sudah tidak asing lagi bagi para eksekutif perusahaan-perusahaan
besar di Jakarta. KAP ini juga merupakan satu dari beberapa kantor akuntan besar andalan
Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) dalam melakukan restrukturisasi sekian banyak
institusi keuangan di Indonesia.

Namun, berita tentang KPMG-SSH yang dikeluarkan oleh Securities Exchange


Commision (SEC) pada 17 September 2001 lalu bukanlah hal yang bisa dikatakan prestasi bagi
KAP itu. Pasalnya, rilis SEC tersebut mengumumkan bahwa KPMG-SSH dan senior partner-
nya, Sony B. Harsono, diduga telah melakukan penyuapan terhadap pejabat kantor pajak di
Jakarta.

Ada apa di balik dugaan praktek penyuapan yang dituduhkan terhadap KPMG-SSH yang
notabene berkantor di Indonesia? Lagi pula, praktek suap yang dituduhkan oleh kedua lembaga
pemerintah AS itu pun terjadinya di Indonesia. Jadi, persoalan ini menjadi tanda tanya besar
bagi publik, khususnya bagi mereka yang telah bertahun-tahun memakai jasa KPMG-SSH.

Tidak ada asap kalau tidak ada api. "Api" yang menyala di Indonesia, "asapnya" mengembara
sampai ke AS. Kronologisnya begini, AS memiliki undang-undang yang dinamakan Foreign
Corrupt Practises Act (FCPA), yaitu undang-undang yang melarang praktek korupsi yang
dilakukan di ranah asing. UU ini memungkinkan pemerintah AS melakukan aksi hukum
terhadap warga asing yang diduga terlibat korupsi dengan pihak AS, baik korporat ataupun
perorangan.

Dalam kasus gugatan terhadap KPMG-SSH – mitra bisnis dari multinational accounting
firm KPMG International – ini, salah satu pihak yang terlibat secara langsung adalah PT
Eastman Christensen (PTEC). PTEC ini adalah perusahaan Indonesia yang mayoritas sahamnya
dipegang oleh Baker Hughes Incorporated, perusahaan pertambangan yang bermarkas di Texas,
AS.

PTEC ini sendiri adalah pihak yang, menurut gugatan SEC dan Departemen Kehakiman AS,
meminta KPMG-SSH untuk menyogok pejabat kantor pajak Jakarta Selatan (PTEC berdomisili
di Jakarta Selatan-red). Perintah itu dimaksudkan agar jumlah kewajiban pajak bagi PTEC
dibuat seminim mungkin.

7. PT Garuda Indonesia - BDO International Limited


Kementerian Keuangan memaparkan tiga kelalaian Akuntan Publik (AP) dalam mengaudit
laporan keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk tahun 2018. Hal itu akhirnya berujung
sanksi dari Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK).

Adapun, laporan keuangan tersebut diaudit oleh AP Kasner Sirumapea dari Kantor Akuntan
Publik (KAP) Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang, dan Rekan. Sebelumnya, laporan
keuangan Garuda Indonesia menuai polemik. Hal itu dipicu oleh penolakan dua komisaris
Garuda Indonesia, Chairal Tanjung dan Dony Oskaria untuk mendatangani persetujuan atas
hasil laporan keuangan 2018.

Keduanya memiliki perbedaan pendapat terkait pencatatan transaksi dengan Mahata senilai
US$239,94 juta pada pos pendapatan. Pasalnya, belum ada pembayaran yang masuk dari
Mahata hingga akhir 2018.

Sekretaris Jenderal Kemenkeu Hadiyanto merinci kelima kelalaian yang dilakukan. Pertama,
AP bersangkutan belum secara tepat menilai substansi transaksi untuk kegiatan perlakuan
akuntansi pengakuan pendapatan piutang dan pendapatan lain-lain. Sebab, AP ini sudah
mengakui pendapatan piutang meski secara nominal belum diterima oleh perusahaan.

"Sehingga, AP ini terbukti melanggar Standar Audit (SA) 315," ujar Hadiyanto, Jumat
(28/6). Kedua, akuntan publik belum sepenuhnya mendapatkan bukti audit yang cukup untuk
menilai perlakuan akuntansi sesuai dengan substansi perjanjian transaksi tersebut. Ini
disebutnya melanggar SA 500.

Terakhir, AP juga tidak bisa mempertimbangkan fakta-fakta setelah tanggal laporan keuangan
sebagai dasar perlakuan akuntansi, di mana hal ini melanggar SA 560. Tak hanya itu, Kantor
Akuntan Publik (KAP) tempat Kasner bernaung pun diminta untuk mengendalikan standar
pengendalian mutu KAP. "KAP mau tidak mau harus comply dengan seluruh standar ini," jelas
dia. Sebelumnya, Kemenkeu menjatuhkan dua sanksi kepada Akuntan Publik (AP) Kasner
Sirumapea dan Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang Rekan
terkait dengan polemik laporan keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk untuk tahun buku
2018.
Tak hanya itu, KAP yang mengaudit laporan keuangan Garuda Indonesia juga dikenakan
peringatan tertulis disertai kewajiban untuk melakukan perbaikan terhadap Sistem Pengendalian
Mutu KAP dan dilakukan reviu oleh BDO International Limited kepada KAP Tanubrata,
Sutanto, Fahmi, Bambang Rekan.

Anda mungkin juga menyukai