Anda di halaman 1dari 4

Haris Eko Prasetiyo

NIM : 041911333002
Mata Kuliah : AHDK / Kelas : N
Resume Aspek Hukum Terkait Profesi Akuntan Publik
A. Jasa yang diberikan oleh akuntan publik

Menurut UU No. 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik, Kantor Akuntan Publik (KAP)
adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
mendapatkan izin usaha berdasarkan Undang-Undang. Kantor Akuntan Publik merupakan
badan usaha yang bergerak di bidang jasa, jasa yang diberikan oleh KAP dibagi menjadi dua
kategori utama, yaitu jasa atestasi dan jasa non-atestasi.

1). Jasa atestasi merupakan jasa penjamin yang diberikan oleh KAP dengan menerbitkan
suatu laporan tertulis mengenai pertimbangan mereka sebagai pihak yang independen dan
kompeten mengenai suatu pernyataan/permasalahan

Contoh dari jasa atestasi adalah:

 Audit, merupakan jasa yang diberikan oleh akuntan publik untuk menilai seberapa
wajar atau seberapa layak penyajian laporan keuangan yang dibuat oleh klien dengan
mengacu pada prinsip akuntansi yang berlaku.

 Reviu, merupakan jasa penilaian atas pembukuan dan catatan klien berdasarkan hasil
dari analytical test, prosedur analitis tertentu (seperti perbandingan terhadap
pembukuan dan pencatatan tahun-tahun sebelumnya), serta perhitungan rasio-rasio
keuangan tertentu.

 Kompilasi, adalah jasa yang diberikan oleh akuntan yang terbatas pada penyajian
Laporan keuangan beserta catatan atas laporan keuangan sesuai dengan Standar
Akuntansi yang berlaku, dengan di awali oleh adanya engagement letter antara
akuntan dan manajemen atau pemilik suatu perusahaan.

2). Jasa non-atestasi merupakan jasa yang dimana sang akuntan publik tidak memberikan
opini, ringkasan mengenai temuan, keyakinan negatif, ataupun bentuk lain dari opini pribadi.

Contoh dari jasa atestasi adalah:

 Internal Audit, adalah jasa penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk
menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilaksanakan.

 Desain Internal Control, adalah jasa yang diberikan oleh akuntan publik untuk
menyusun sistem, peraturan, prosedur, dan praktik yang dilakukan oleh perusahaan
untuk mendeteksi atau menghindari kesalahan yang disengaja maupun tidak.
 Perpajakan, merupakan jasa yang berkaitan dengan pajak, yaitu konsultasi,
perencanaan pajak, penghitungan, penyetoran, dan lain-lain.

3). Jasa Audit Laporan Keuangan

Dalam kapasitasnya sebagai auditor independen KAP melakukan audit umum atas laporan
keuangan untuk memberikan pernyataan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan
suatu entitas ekonomi dihubungkan dengan prinsip yang berlaku umum. Prinsip akuntansi
yang berlaku umum meliputi pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) yang
dikeluarkan Ikatan Akuntan Indonesia dan Standar atau Praktek Akuntansi lain yang berlaku
umum ( sepanjang belum diatur oleh PSAK).

4). Jasa Audit Khusus


Disamping audit umum atas laporan keuangan, KAP juga memberikan jasa audit khusus,
sesuai dengan kebutuhan. Audit khusus dapat memberikan audit atas akun atau pos laporan
keuangan tertentu yang dilakukan dengan menggunakan prosedur yang disepakati bersama,
audit laporan keuangan yang disusun berdasarkan suatu basis akuntansi komprehensif. Selain
prinsip akuntansi yang berlaku umum, audit atas informasi keuangan untuk tujuan tertentu
dan audit khusus lainnya. Dalam melaksanakan audit khusus ini auditor tetap berpedoman
pada standar auditing yang dimuat dalam SPAP.

5). Jasa Konsultasi.


Jasa konsultasi yang diberikan KAP meliputi berbagai bentuk dan bidang sesuai dengan
kompetensi akuntan publik. Jasa yang diberikan KAP bervariasi mulai dari jasa konsultasi
umum kepada managemen, perancangan sistem dan implementasi sistem akuntansi,
penyusunan proposal keuangan, dan studi kelayakan proyek, penyelenggaran pendidikan dan
pelatiha, pelaksanaan seleksi dan rekrutmen pegawai, sampai pemberian jasa konsultasi
lainnya, termasuk konsultasi dalam pelaksanaan merger dan akuisisi. Dalam pemberian jasa
konsultasi ini KAP berpegang pada standar jasa konsultasi dalam SPAP.

B. Badan hukum kantor akuntan publik


Hukum yang muncul dari masyarakat, yang berkenaan dengan hubungan hukum yang
berkaitan dengan masyarakat umum dan hukum yang mengatur manusia dengan negara,
antara lain:
 Kasus Perdata (kontrak), klien menuntut auditor karena auditor tidak menemukan
penyimpangan/ defalcation/kecurangan selama proses audit.
 Kasus perdata, KUH Perdata dengan pihak ketiga, Bank menuntut auditor karena
auditor tidak menemukan salah saji material dalam laporan keuangannya.
 Undang-undang pasar modal, para pemegang saham menuntut auditor karena auditor
tidak menemukan salah saji material dalam laporan keuangannya.
 Kriminal (KUHP), pemerintah menuntut auditor karena auditor secara sadar
menerbitkan laporan audit yang tidak benar (mengelabuhi, mencelakai orang lain,
penipuan publik, keterangan palsu).
Profesi akuntan publik pasti bersinggungan dengan aspek hukum. Dalam kaitannya dengan
aktivitas profesi akuntan publik aspek hukum yang terkait dan kemungkinan dapat
dituntutkan terhadap akuntan publik adalah sebagai berikut.
 Kelalaian dan Penipuan
 Kecurangan Konstruktif (constructive fraud).
 Kesalahan Karena Kelalaian (tort action for negligence)
Akuntan Publik dan Hukum Kontrak :
 Pelanggaran kontrak (privity of contract)
Pelanggaran kontrak terjadi apabila terdapat kegagalan satu atau kedua pihak yang
terikat dalam kontrak untuk memenuhi syarat/kewajiban yang tercantum di dalam
kontrak. Umumnya kantor akuntan publik dan klien menandatangani surat penugasan
(perikatan) untuk mensahkan perjanjian mereka mengenai jasa yang akan diberikan,
biaya, dan waktu, dan kemudian diikuti dengan surat penugasan dari klien.
 Kepentingan pihak ketiga (third party beneficiary)
Pihak ketiga adalah pihak yang tidak mempunyai hubungan kontrak, tetapi diketahui
(sebelumnya) oleh pihak-pihak yang ada dalam perjanjian kontrak. Contoh, laporan
audit atas suatu perusahaan tidak hanya untuk kepentingan pemegang saham, tetapi
juga untuk bank yang akan menggunakannya sebagai dasar pemberian
pinjaman/utang.

C. Hak dan tanggungjawab hukum akuntan publik


Dalam hal terjadinya pelanggaran yang dilakukan oleh seorang Akuntan Publik dalam
memberikan jasanya, baik atas temuan-temuan bukti pelanggaran apapun yang bersifat
pelanggaran ringan hingga yang bersifat pelanggaran berat, berdasarkan KMK No.
423/KMK.06/2002 hanya dikenakan sanksi administratif, berupa: sanksi peringatan, sanksi
pembekuan ijin dan sanksi pencabutan ijin seperti yang diatur antara lain dalam pasal 47, dan
pasal 48 (3). Di sisi lain, sanksi hukum yang diberikan kepada akuntan publik dipandang
tidak sesuai dengan besarnya kerugian yang disebabkan oleh pekerjaan akuntan publik.
Melihat permasalahan tersebut, aspek hukum pada profesi akuntan publik sangat penting bagi
profesi akuntan publik karena tuntutan hukum dapat dikenakan pada akuntan publik yang
melanggarnya.
Sanksi dalam bentuk pencabutan ijin baru dilakukan dalam hal seorang Akuntan Publik
tersebut telah melanggar ketentuan-ketentuan yang diatur dalam SPAP, pelanggaran kode
etik yang ditetapkan oleh IAPI, pelanggaran peraturan perundang-undangan yang berlaku
yang berhubungan dengan bidang jasa yang diberikan, pelanggaran yang terus dilakukan
walaupun telah mendapatkan sanksi pembekuan ijin sebelumya, serta tindakan-tindakan yang
menentang langkah pemeriksaan sehubungan dengan adanya dugaan pelanggaran
profesionalisme akuntan publik.
Sanksi yang bersifat administratif tersebut walaupun diakui merupakan suatu hukuman
yang cukup berat bagi eksistensi dan masa depan dari seorang Akuntan Publik ataupun KAP,
ternyata masih belum menjawab penyelesaian permasalahan ataupun risiko kerugian yang
telah diderita oleh anggota masyarakat, sebagai akibat dari penggunaan hasil audit dari
Akuntan Publik tersebut.

Anda mungkin juga menyukai