Anda di halaman 1dari 25

PERTAMINA

Refinery Unit – IV Cilacap


Profil Prusahaan

BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
PT. PERTAMINA (PERSERO) RU-IV CILACAP

2.1 Sejarah Singkat Pertamina (Persero)


Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah.Salah satu
diantaranya adalah sumber daya minyak bumi, gas, dan panas bumi.Minyak bumi
merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat menghasilkan energi baik
untuk bahan bakar maupun untuk pembangkit tenaga listrik.Bagi Indonesia,
minyak bumi merupakan sumber daya alam yang sangat vital dan strategis karena
peranannya yang penting dan sangat dominan untuk menunjang pembangunan di
tanah air. Hal ini disebabkan karena disamping untuk keperluan dalam negeri juga
diperuntukkan menambah devisa melalui ekspor migas. Seiring dengan
perkembangan industry dan pembangunan di Indonesia, maka kebutuhan energi
akan terus bertambah dari tahun ke tahun.
Perkembangan penggunaan minyak bumi dewasa ini terus berkembang dan
semakin meningkat.Minyak bumi merupakan salah satu sumber energi utama
yang masih digunakan, terutama untuk pembangkit tenaga listrik serta sebagai
bahan bakar berbagai jenis mesin.Konsumsi minyak bumi ini terus meningkat
terutama untuk keperluan dalam negeri sebagai Bahan Bakar Minyak (BBM)
terutama untuk kebutuhan Pulau Jawa yang merupakan daerah konsumen di
Indonesia.
PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki
Pemerintah Indonesia (National Oil Company). Pada tanggal 10 Desember 1957,
Pemerintah Indonesia mendirikan sbuah perusahaan minyak nasional dengan
nama PERMINA (PT. Perusahaan Minyak Nasional). Pada tahun 1968,
PERMINA bergabung dengan PERTAMIN dan berubah nama menjadi PN.
PERTAMINA.Dengan bergulirnya Undang Undang No. 8 Tahun 1971
menempatkan PERTAMINA sebagai perusahaan minyak dan gas bumi milik
negara. Sebutan ini tetap dipakai setelah PERTAMINA berubah status hukumnya
menjadi PT. PERTAMINA (PERSERO) pada tanggal 17 September 2003

7
PERTAMINA
Refinery Unit – IV Cilacap
Profil Prusahaan

berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 pada


tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
Sejalan dengan dinamika industri migas di dalam negeri, Pemerintah
menerbitkan Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi No. 22 tahun 2001.Sebagai
konsekuensi penerapan UU tersebut, Pertamina beralih bentuk menjadi PT
Pertamina (Persero) dan melepaskan peran gandanya.Peran regulator diserahkan
ke lembaga pemerintah sedangkan Pertamina hanya memegang satu peran sebagai
operator murni.
Di sektor hulu, Pertamina membentuk sejumlah anak perusahaan sebagai
entitas bisnis yang merupakan kepanjangan tangan dalam pengelolaan kegiatan
eksplorasi dan eksploitasi minyak, gas, dan panas bumi, pengelolaan transportasi
pipa migas, jasa pemboran, dan pengelolaan portofolio di sektor hulu. Ini
merupakan wujud implementasi amanat UU No.22 tahun 2001 yang mewajibkan
PT Pertamina (Persero) untuk mendirikan anak perusahaan guna mengelola usaha
hulunya sebagai konsekuensi pemisahan usaha hulu dengan hilir.
PT PERTAMINA (PERSERO) didirikan berdasarkan akta Notaris Lenny
Janis Ishak, SH No. 20 tanggal 17 September 2003, dan disahkan oleh Menteri
Hukum & HAM melalui Surat Keputusan No.C-24025 HT.01.01 pada tanggal 09
Oktober 2003. Pendirian Perusahaan ini dilakukan menurut ketentuan-ketentuan
yang tercantum dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan
Terbatas, Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan
(Persero), dan Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2001 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 dan peralihannya berdasarkan PP No.31
Tahun 2003 "TENTANG PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN
PERTAMBANGAN MINYAK DAN GAS BUMI NEGARA (PERTAMINA)
MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)".
Sesuai akta pendiriannya, Maksud dari Perusahaan Perseroan adalah untuk
menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi, baik di dalam maupun
di luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan
usaha di bidang minyak dan gas bumi tersebut.
Adapun tujuan dari Perusahaan Perseroan adalah untuk:

8
PERTAMINA
Refinery Unit – IV Cilacap
Profil Prusahaan

1. Mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan Perseroan


secara efektif dan efisien.
2. Memberikan kontribusi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi untuk
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perseroan melaksanakan kegiatan


usaha sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi beserta hasil


olahan dan turunannya.
2. Menyelenggarakan kegiatan usaha di bidang panas bumi yang ada pada
saat pendiriannya, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
(PLTP) yang telah mencapai tahap akhir negosiasi dan berhasil menjadi
milik Perseroan.
3. Melaksanakan pengusahaan dan pemasaran Liquified Natural Gas (LNG)
dan produk lain yang dihasilkan dari kilang LNG.
4. Menyelenggarakan kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang
kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam nomor 1, 2, dan 3.
Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang MIGAS baru, Pertamina
tidak lagi menjadi satu-satunya perusahaan yang memonopoli industri MIGAS
dimana kegiatan usaha minyak dan gas bumi diserahkan kepada mekanisme pasar.
Untuk mencapai sasaran dan menghadapi tantangan terutama di dalam
negeri, PT. Pertamina (Persero) membangun unit pengolahan minyak di berbagai
wilayah di Indonesia. Saat ini PT. Pertamina (Persero) telah memiliki 7 buah
kilang di beberapa wilayah di Indonesia, yaitu :

Tabel 2.1 Refinery Unit Pertamina


Nama Refinery Unit (RU) Kapasitas (barel/hari)
RU I Pangkalan Brandan, Sumatera Utara Non aktif
RU II Dumai, Riau 170.000 BPSD
RU III Plaju,Sumatera Selatan 133.700 BPSD

9
PERTAMINA
Refinery Unit – IV Cilacap
Profil Prusahaan

RU IV Cilacap, Jawa Tengah 348.000 BPSD


RU V Balikpapan, Kalimantan Timur 260.000 BPSD
RU VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat 125.000 BPSD
RU VII Kasim, Sorong, Papua 10.000 BPSD
Total 1.046.700 BPSD

Gambar 2.1 Lokasi Refinery Unit Pertamina

10
PERTAMINA
Refinery Unit – IV Cilacap
Profil Prusahaan

Gambar 2.2 Logo Pertamina Lama

Logo awal pertamina awalnya seperti gambar diatas.Logo pertama dari


Perusahaan Negara Pertamina ini adalah dua kuda laut mengapit bintang.Dengan
menggunakan warna biru, merah dan kuning. Pertamina yang didirikan melalui
Peraturan Pemerintah  (PP) no.27 tahun 1968 ini pertama kali menggunakan logo
kuda laut tersebut.
Lalu keputusan direksi Pertamina 914/kpts/dr/du/1971 secara resmi
memberlakukan logo ini sebagai simbol dari PT. Pertamina.  Yang dalam
uraiannya disebutkan : 
1.1 Bentuk lambang adalah simetris berisi-empat-lengkung;
1.2 Bintang bersudut lima berwarna kuning emas;
1.3 Bintang diapit oleh 2 ekor kuda laut berwarna merah  yang saling berhadapan 
1.4 Ekor kuda laut dihubungkan dengan pita berwarna kuning ;
1.5 Pita kuning bertuliskan Pertamina dengan warna merah;
1.6 Dasar Lambang berwarna biru
1.7 Garis-garis hitam dalam bintang harus lebih tipis dari countur bintang;

Dengan pemaknaan lambang, arti dan makna yang terkandung dalam tiap unsur
dalam lambang Pertamina adalah :
1.8 Bintang bersudut lima : Tenaga (kekuatan) pendorong dalam melaksanakan
suatu tugas untuk mencapai cita-cita Nasional.

11
PERTAMINA
Refinery Unit – IV Cilacap
Profil Prusahaan

1.9 Kuda Laut : Fosil-fosil yang mengandung minyak dan mempunyai daya hidup
yang besar.
1.10 Pita (banner) : Ikatan penggalang persatuan dan kebulatan tekad.
1.11 Warna merah : Keuletan, ketegasa dan keberanian dalam menghadapi
pelbagai kesulitan.
1.12 Warna Kuning : Keagungan cita-cita yang hendak dicapai dalam ketekunan
dan penuh keyakinan.
1.13 Warna Biru : Kesetian kepada Tanah air, dasar negara Pancasila dan dasar
(lambang) UUD 1945.
Itulah sebuah keputusan yang terlahir dari direksi PT. Pertamina kala itu.Yang
menegaskan dari bentuk hingga sebuah makna dari logo tersebut.Kita dapat
merasakan sebuah landasan yang sangat nasionalis sekali pada filosofi logo
tersebut.  Lalu pada tahun 2005 PT. Pertamina mengganti logonya sebagai
berikut: 

Gambar 2.3 Logo Pertamina Baru

Kita dapat melihat evolusi dari sebuah logonya.Dari hal yang sangat
filosofis terkonversi menjadi sebuah logo yang sangat simple.Ini didorong oleh
satu kompetisi yang baru dimulai dengan masuknya beberapa competitor dari
mereka seperti Shell, petronas, dll. 
Elemen logo PT. Pertamina (persero) membentuk huruf ‘P’ yang
dikukuhkan dan diberlakukan terhitung mulai tanggal 10 desember 2005, melalui
konferensi pers pada pukul 16.30 wib. Setelah terdaftar dengan surat
pendaftaran ciptaan no. 028344 tertanggal 10 oktober 2005 pada Direktorat Hak
Cipta,Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dan
RahasiaDagang Departemen Hukum dan HAM RI. Dengan pemaknaan logo
warna-warna yang berani menunjukkan langkah besar yang diambil Pertamina

12
PERTAMINA
Refinery Unit – IV Cilacap
Profil Prusahaan

tercermin pada tiga bidang belah ketupat, dan aspirasi perusahaan akan masa
depan yang lebihpositif dan dinamis, dimana :
2.1.Biru mencerminkan : Andal, dapat dipercaya dan bertanggung jawab.
2.2.Hijau mencerminkan : Sumber daya energi yang berwawasan lingkungan.
2.3.Merah mencerminkan : Keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam
menghadapi berbagai macam kesulitan.

2.2 Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap


Seperti yang telah kita ketahui bersama, minyak bumi dan gas merupakan
objek yang sangat vital di dunia ini. Penggunaannya bukan hanya sebatas sebagai
bahan bakar saja tetapi menunjang proses produksi, baik industri kecil, maupun
menengah dan industri besar. Lebih jauh dari itu, minyak bumi merupakan salah
satu penyumbang devisa terbesar bagi Negara ini. Bisa dikatakan bahwa minyak
bumi merupakan salah satu komoditi ekspor andalan Indonesia.
Tidak bisa dipungkiri pula, perkembangan teknologi yang ada saat ini
berbanding lurus dengan peningkatan jumlah pemakaian minyak bumi.Bahkan
sampai saat ini, minyak bumi masih merupakan sumber energi utama.Selama
pencarian sumber energi alternatif sedang dikembangkan, minyak bumi masih
menjadipilihan utama sebagai sumber energi.
Di Indonesia sendiri, kebutuhan akan Bahan Bakar Minyak (BBM)
menunjukkan peningkatan. Untuk memenuhi permintaan BBM dalam negri, pada
tahun 1974 dibangunlah kilang minyak yang dirancang untuk mengolah minyak
mentah dari Timur Tengah, dengan maksud selain mendapatkan produk BBM,
juga mendapatkan bahan dasar pelumas dan aspal.
Unit Pengolahan IV Cilacap yang sekarang berubah nama menjadi
Refinery Unit IV Cilacap merupakan salah satu dari Refinery Unit yang ada di
Indoesia. Kelebihan dari Refinery Unit IV ini yaitu kapasitas produksinya adalah
yang terbesar dengan hasil produksi terlengkap bila dibandingkan dengan
Refinery Unit yang lain. Dengan kapasitas kilang ini sebesar 348 ribu barrel/hari
dengan luas area kilang dan perkantoran 226.39 Ha. Ditambah dengan proyek
debottlenecking dan proyek terbaru yaitu RFCC tentunya akan semakin

13
PERTAMINA
Refinery Unit – IV Cilacap
Profil Prusahaan

menambah kapasitas pengolahan minyak dan produksinya di Refinery Unit IV


Cilacap ini.
Tujuan pembangunan kilang minyak di Cilacap adalah untuk memenuhi
kebutuhan Bahan Bakar Minyak bagi masyarakat Pulau Jawa, mengingat secara
geografis posisi kilang Cilacap terletak di sentral pulau Jawa atau dekat dengan
konsumen terpadat penduduknya di Indonesia. Disamping itu juga untuk
mengurangi ketergantungan impor BBM dari luar negri, dan sebagai langkah
efisiensi karena memudahkan supply dan distribusi.

2.3 Sistem Organisasi dan Manajemen


Pertamina merupakan suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan satu-
satunya badan usaha yang mendapat wewenang untuk mengelola kekayaan negara
berupa minyak dan gas bumi. Pertamina didirikan pada tahun 1972 berdasarkan
pada Undang-Undang Republik Indonesia No.8 tahun 1972. Pertamina merupakan
penggabungan dari PN Pertamin dan PN Permina pada tahun 1968.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 2003 sebagai amanat dari
Pasal 60 Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi serta
Akta Pendirian PT (Persero) Pertamina yang dilakukan oleh Menteri Keuangan,
dilaksanakan pengalihan Badan Hukum serta pengalihan Direksi dan Komisaris.
Melalui Surat Ketetapan Direktur Utama No. 53/C00000/2008-SO,
Pertamina Unit Pengolahan IV Cilacap (UP IV) berubah namanya menjadi
Pertamina Refinery Unit IV Cilacap. Perubahan ini diharapkan dapat
mempercepat transformasi Pertamina menjadi kilang minyak yang unggul dan
menuju perusahaan minyak bertaraf internasional.

2.3.1 Visi, Misi, dan Motto PT. Pertamina (Persero)


Visi, misi, dan motto dibuat dengan tujuan untuk memuaskan stakeholder
melalui peningkatan kinerja perusahaan secara profesional, berstandar
Internasional, dan bewawasan lingkungan.

14
PERTAMINA
Refinery Unit – IV Cilacap
Profil Prusahaan

2.3.1.1 Visi Pertamina


” Menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia pada tahun 2025”.
2.3.1.2 Misi Pertamina
”Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara
terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat”
2.3.1.3 Motto Pertamina
” Sikap jujur, tegakkan disiplin, sadar biaya dan puaskan pelanggan”
2.3.1.4 Tata Nilai Pertamina
Dalam mencapai visi dan misinya, Pertamina berkomitmen untuk
menerapkan tata nilai sebagai berikut:
1. Clean (bersih), dikelola secara profesional, menghindari benturan
kepentingan, tidak mentoleransi suap, menjunjung tinggi
kepercayaan dan integritas. Berpedoman pada asas-asas kelola
korporasi yang baik.
2. Competitive (kompetitif), Mampu berkompetisi dalam skala regional
maupun internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi,
membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja.
3. Confident (percaya diri), berperan dalam pembangunan ekonomi
nasional, menjadi pelopor dalam reformasi BUMN, dan membangun
kebanggaan bangsa.
4. Customer Focused (fokus pada pelanggan), berorientasi pada
kepentingan pelanggan, dan berkomitmen untuk memberikan
pelayanan terbaik kepaa pelanggan.
5. Commercial (komersial), menciptakan nilai tambah dengan orientasi
komersial, mengambil kepurusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis
yang sehat.
6. Capable (berkemampuan), dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang
profesional dan memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi,
berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan
pengembangan.
7.

15
PERTAMINA
Refinery Unit – IV Cilacap
Profil Prusahaan

2.3.1.5 Visi PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap


Melalui perubahan nama dari Unit Pengolahan menjadi Refinery Unit,
merupakan wujud pelaksanaan visi, misi, serta motto untuk mempercepat
transformasi Pertamina menjadi kilang minyak yang unggul dan menuju
perusahaan minyak bertaraf internasional, berikut ini adalah visi, misi, dan motto
dari PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap. Adapun visi PT. Pertamina (Persero)
RU IV Cilacap adalah
“Menjadi kilang minyak dan petrokimia yang unggul di Asia pada tahun
2020”.
2.3.1.6 Misi PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
“Mengolah minyak bumi menjadi produk BBM, non BBM, dan petrokimia
untuk memberikan nilai tambah bagi perusahaan”.
2.3.1.7 Motto PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
“Bekerja dalam kebersamaan untuk keunggulan bersama”

2.3.2 Sistem Manajemen dan Pengawasan RU IV


Pertamina dikelola oleh suatu Dewan Direksi Perusahaan dan diawasi oleh
suatu Dewan Komisaris/Pemerintah Republik Indonesia. Pelaksanaan kegiatan
Pertamina diawasi oleh seperangkat pengawas yaitu Lembaga Negara, Pemerintah
maupun dari unsur intern Pertamina sendiri.
Dewan Direksi Pertamina terdiri dari President Director & CEO dan 7 orang
direktur, yaitu :
1. Director Investmen, Planning & Risk Management
2. Director Upstream
3. Director Refinery
4. Director Marketing&Trading
5. Director General Affairs
6. Director Finance
7. Director Human Resources

16
PERTAMINA
Refinery Unit – IV Cilacap
Profil Prusahaan

2.3.3 Sistem Organisasi dan Kepegawaian RU IV


2.3.3.1 Sistem Organisasi
Direktur Pengolahan Pertamina membawahi unit-unit pengolahan yang ada
di Indonesia, yaitu:
- Refinery Unit I : Pangkalan Brandan (sudah tidak beroperasi)
- Refinery Unit II : Dumai
- Refinery Unit III : Plaju
- Refinery Unit IV : Cilacap
- Refinery Unit V : Balikpapan
- Refinery Unit VI : Balongan
- Refinery Unit VII : Sorong
Kegiatan utama operasi kilang yang ada pada Unit Pengolahan IV Cilacap
adalah:
- Kilang Minyak (BBM)
- Kilang Non BBM dan Petrokimia
Refinery Unit IV Cilacap dipimpin oleh seorang General Manager yang
membawahi:
- Manager Engineering & Development
- Manager Legal & General Affairs
- Manager Health, Safety Environmental
- Manager Procurement
- Manager Reliability
Senior Manager Operation and Manufacturing membawahi 6 Manager, yaitu :
- Manager Production I
- Manager Production II
- Manager Refinery Planning and Optimation
- Manager Turn Around
- Manager Maintenance Plan and Support
- Manager Maintenance Excecution

17
PERTAMINA
Refinery Unit – IV Cilacap
Profil Prusahaan

Sedangkan untuk Fungsi berikut tidak berada di bawah GM, langsung di bawah
Kantor Pusat :
- Manager Refinery internal Audit Cilacap
- Manajer Marine Region IV
- Manajer Refinery Finance Offsite Support Region III
- Manajer Human Resources Area

Gambar 2.4 Organisasi Direksi PT.Pertamina (Persero) Unit IV Cilacap

18
PERTAMINA
Refinery Unit – IV Cilacap
Profil Prusahaan

2.3.3.2 Sistem Kepegawaian


Dalam kegiatannya sehari-hari, PT. Pertamina (Persero) mempunyai
pekerja-pekerja di lingkungannya. Secara garis besar pekerja tersebut dibagi
menjadi:
 Pegawai Pembina, pegawai golongan 2 ke atas
 Pegawai Utama, pegawai golongan 5-3
 Pegawai Madya, pegawai golongan 9-6
 Pegawai Biasa, pegawai golongan 16-10
Dengan Pembagian jam kerja sebagai berikut :
 Pekerja Harian : bekerja selama 40 jam setiap minggu dengan perincian 5
hari kerja dari pukul 07.00-15.30
 Pekerja Shift : bekerja dengan sistem 3:1, artinya 3 hari kerja dan 1 hari
libur. Periode tersebut berjalan secara bergantian dari jaga pagi, sore, dan
malam.
2.3.4 Fasilitas Kesejahteraan
Fasilitas kesejahteraan yang tersedia di PT. Pertamina (Persero) RU IV
Cilacap:
1. Perumahan
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap memiliki tiga lokasi kompleks
perumahan yang disediakan bagi pekerja staf dan pekerja non staf sesuai
kebijaksanaan yang berlaku. Lokasi perumahan tersebut pada Perumahan Gunung
Simping, Perumahan Lomanis, Donan, Perumahan Tegal Katilayu, dan untuk
tamu disediakan Griya Patra dan Mess No.39 dan No.40 di Perumahan Gunung
Simping.
2. Sarana Kesehatan
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap menyediakan Klinik Darurat,
terletak di kilang sebagai pertolongan pertama bila terjadi kecelakaan kerja, dan
Rumah Sakit Pertamina Cilacap terletak di kompleks Tegal Katilayu.Rumah sakit

19
PERTAMINA
Refinery Unit – IV Cilacap
Profil Prusahaan

cukup modern dan berfungsi melayani kesehatan pekerja dan keluarganya serta
masyarakat.
3. Sarana Pendidikan
Untuk meningkatkan kemampuan dan karir, PT. Pertamina (Persero) RU IV
Cilacap memberikan kesempatan bagi pekerjanya untuk mengikuti pendidikan
atau pelatihan.Selain itu untuk anak-anak pekerjanya, Pertamina memiliki TK dan
SD YPMC (Yayasan Patra Mandiri Cilacap) yang terbuka bagi keluarga
pekerjanya dan untuk umum.
4. Sarana Rekreasi, Olahraga dan Ibadah
Terdapat dua gedung pertemuan dan rekreasi di PT. Pertamina (Persero) RU
IV Cilacap untuk pekerja dan keluarganya, yaitu Patra Graha dan Patra Ria.
Sedangkan untuk sarana olahraga, fasilitas yang ada lapangan sepakbola,
lapangan bola voli, lapangan bulutangkis, lapangan tenis, lapangan basket, dan
kolam renang. Sarana ibadah terdapat tiga masjid masing-masing di Perumahan
Gunung Simping, Perumahan Lomanis, dan Perumahan Tegal Katilayu
5. Sarana Perhubungan dan Telekomunikasi
Kompleks-kompleks perumahan PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap,
Kantor Pertamina dan lokasi kilang dilengkapi dengan sarana telekomunikasi
pesawat telepon yang dapat digunakan bagi kegiatan operasional lingkungan
Pertamina. Mobil dinas disediakan sebagai alat transportasi bagi staf senior yang
dapat digunakan bagi kegiatan operasional. Serta disediakan bus sebagai sarana
bagi pekerja, tamu maupun alat transportasi bagi para anak pekerja ke sekolah.
6. Perlengkapan Kerja
Untuk perangkat kerja dan keselamatan kerja bagi setiap pekerja maka
diberikan antara lain pakaian seragam., sedangkan para pekerja ang terkait
langsung dengan operasi diberikan safety shoes, ear plug, gloves, masker dan jas
hujan. Bagi para tamu juga disediakan pinjaman topi keselamaran serta alat
pelindung diri lain yang dibutuhkan.
7. Keuangan dan Cuti
Finansial yang diberikan pada setiap pekerja terdiri dari:
 Gaji setiap bulan sesuai dengan pangkat dan golongan,

20
PERTAMINA
Refinery Unit – IV Cilacap
Profil Prusahaan

 Tunjangan Hari Raya (THR) dan uang cuti tahunan,


 Premi shift dan uang lembur bagi pekerja shift.
Untuk pekerja yang sudah pensiun diberi pesangon dan tiap bulannya
menerima uang pensiun.Untuk keperluan cuti maka pekerja mendapat kesempatan
cuti selama 12 hari kerja setiap tahunnya dan setiap 3 tahun mendapatkan cuti
sebesar 26 hari kerja.

2.4 Kilang PT . Pertamina (Persero) RU IV Cilacap


Kilang minyak pertama antara lain terdiri dari: Fuel Oil Complex (FOC) I
dan Lube Oil Complex (LOC) I dibangun pada tahun 1974, dan baru beroperasi
pada tahun 1976. Kilang ini dibangun khusus untuk mengolah minyak mentah
dari Timur Tengah. FOC I memproduksi BBM (Premium, Kerosene, ADI/IDO,
dan IFO), dan LOC I menghasilkan produk Non BBM antara lain: LPG, Base Oil,
Miarex, Slack Wax, Parafinic, dan aspal. Kilang inilah satu – satunya di tanah air
saat ini yang dapat menghasilkan aspal, dan bahan baku pelumas (lube oil).
Sejalan dengan laju peningkatan permintaan BBM pada tahun 1996
dilaksanakan peningkatan kapasitas produksi melalui proyek debottlenecking,
sehingga saat ini kilang minyak pertama memiliki kapasitas dari semula 100 ribu
barrel menjadi 118 ribu barrel/hari.

Kilang minyak kedua terdiri dari : Fuel Oil Complex (FOC) II dan Lube Oil
Complex (LOC) II & III dibangun pada tahun 1981 dan baru beroprasi pada tahun
1983. Kilang ini dibangun khusus untuk mengolah minyak mentah campuran
(cocktail) baik dari dalam maupun luar negri. Kilang ini diproyeksikan
menghasilkan produk BBM, namun juga menghasilkan produk Non BBM antara
lain : LPG, Base Oil, Minarex, Slack Wax, naphta, dan aspal.

Kilang ini awalnya memiliki kapasitas sebesar 200 ribu barrel/hari, pada
tahun 1996 bersamaan dengan kilang minyak pertama, kapasitasnya ditingkatkan
dari semula 200 ribu barrel menjadi 238 ribu barrel/hari.

21
PERTAMINA
Refinery Unit – IV Cilacap
Profil Prusahaan

Mengingat ketersediaan bahan baku naphta produksi kilang minyak I,


disamping tersedianya sarana pendukung seperti dermaga, tanki – tanki dan
utilitis, maka pada tahun 1988 dibangun lagi kilang petrokimia Paraxylene. Kilang
ini mulai beroprasi pada tahun 1990, dan memproduksi : paraxylene, benzene, dan
produk – produksamping lainnya.

Tabel 2.2 Kilang Pertamina RU IV Cilacap

Kilan
Tahun Area Bahan Baku Produk
g

Fuel Oil Arabian Light Refinery Fuel Gas,


Complex I Crude, Basrah Gasoline/Premium,
(FOC I) Light Crude, Kerosene/Avtur,
Iranian Light Solar/Automatic
Crude. Diesel Oil,
Industrial Diesel
Oil, Industrial Fuel
Oil
Dibangun Lube Oil Residu FOC I HVI 60, HVI 95,
1974, Complex I Minarex A, Minarex
Minyak I

diresmikan (LOC I) B, Propane,


24 Agustus Asphalt, Slack Wax
1976 Utilities   Memenuhi
Complex I kebutuhan
(UTL I) penunjang unit
proses seperti
steam, listrik, udara
instrument, air
pendingin, serta fuel
system (fuel gas dan
fuel oil)

22
PERTAMINA
Refinery Unit – IV Cilacap
Profil Prusahaan

Fuel Oil Minyak bumi LPG,


Complex II dari Qua Iboe Gasoline/Premium,
(FOC II) (Nigeria), Jati Naphtha, Kerosene,
Barang, Refinery Fuel Gas,
Madura, Espo HDO/LDO,
(Perancis) HDO/LDO,
Dibangun Propane, IFO
1981, Lube Oil Long Residu HVI 95 Minarex H
Minyak II

diresmikan Complex II FOC I HVI 160S Propane


4 Agustus (LOC II) Asphalt HVI 650
1983 Slack Wax
Lube Oil Distilate LOC HVI 650 Slack Wax
Complex III I&II Propane Asphalt
(LOC III)
Utilities   Sama dengan UTL I
Complex II
(UTL II)
  Naphtha Produk utama:
Dibangun paraxylene, benzene
1988, produk sampingan:
Paraxylene

diresmikan raffinate, heavy


20 aromate, toluene,
Desember dan LPG
1990

Kilang minyak   Produksi meningkat


Dibangun
I 118.000 barrel/hari
Debottlenecking

1996,
diresmikan
Oktober Kilang minyak Produksi meningkat
1998 II 230.000 barrel/hari

23
PERTAMINA
Refinery Unit – IV Cilacap
Profil Prusahaan

Dibangun Hidrogen sulfur cair, LPG,

SRU 27 Februari sulfida gas dan condensate


2002   buang kilang

2.4.1 Produksi Kilang PT. PERTAMINA (PERSERO) RU IV Cilacap dan


Kapasitasnya
Dengan beroperasinya Kilang minyak Cilacap dengan kapasitas Kilang
yang dimiliki tiap - tiap Kilang maka diharapkan telah mencukupi kebutuhan
BBM dalam negeri. Hal ini dikarenakan hampir 35% BBM dari seluruh BBM
yang dibutuhkan untuk menjadi lebih penting lagi yaitu dengan dijadikannya PT.
PERTAMINA (PERSERO) RU IV sebagai jantung distribusi BBM di Pulau Jawa
sejalan dengan program pipanisasi BBM ke kota - kota yang ada di pulau Jawa.
Perluasan Kilang BBM dan Pelumas melalui Proyek Debottlenecking
dilakukan mulai tahun 1995.Start up pengoperasiannya diresmikan pada bulan
Maret 1999.
Perluasan Kilang BBM dan Pelumas melalui Proyek Debottlenecking ini
bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Pengolahan FOC I dari 100.000
barel/hari menjadi 118.000 barel/hari.FOC II dari 20.000 barel/hari menjadi
230.000 barel/hari.Kapasitas LOC I dan LOC II dari 225.000 ton/tahun menjadi
286.800 ton/tahun. Unit baru LOC III dapat memproduksi 141.200 ton/tahun lube
base untuk semua grade.
Total kapasitas Kilang BBM naik dari 300.000 barel/hari menjadi 348.000
barel/hari, produksi bahan baku minyak pelumas (lube base oil) naik dari 255.000
ton/tahun menjadi 428.000 ton/tahun atau sebesar 69%, sedangkan produksi aspal
naik dari 512.000 ton/tahun menjadi 720.000 ton/tahun atau sebesar 40,63%.

Tabel 2.3 Kapasitas di FOC I (dalam TPA)


Unit Hasil Produksi Sebelum Sesudah Kenaikan
CDU Fraksi Minyak 100.000 118.000 18.000

24
PERTAMINA
Refinery Unit – IV Cilacap
Profil Prusahaan

(18,00%)
Naptha Naptha dan 20.000 25.600 5,600
Hidrotretater Gasolene (28,00%)
Kerosene Avtur/Kerosene 15.708 17.300 1,592
Merox (10,13%)

Tabel 2.4 Kapasitas di FOC II (dalam TPA)


Unit Hasil Produksi Sebelum Sesudah Kenaikan
CDU Fraksi Minyak 200.000 230.000 30.000
(15,00%)
AH Unibon Kerosene 20.000 23.000 3.000
(15,00%)
LPG Gas Prophane/ 7.321 7.740 419 (5,72%)
Recovery Butane

Tabel 2.5 Kapasitas di LOC I/II/III (dalam TPA)


Unit Hasil Produksi Sebelum Sesudah Kenaikan
Lube Base Oil HVI 255.000 428.000 173.000
60/100/160S/650 (69,00%)
Aspal Aspal 512.000 720.000 208.000
(40,63%)
Bitumen Feed BFS - 80.000 80.000
Stock

Proyek Debottlenecking Cilacap (DPC) untuk peningkatan kapasitas


operasional PERTAMINARefinery Unit IV Cilacap telah berhasil dilaksanakan
dengan modernisasi instrumentasi Kilang yang meliputi unit pada :
1. FOC I
2. FOC II

25
PERTAMINA
Refinery Unit – IV Cilacap
Profil Prusahaan

3. Utilites I
4. Utilities II
5. LOC I
6. LOC II

Modernisasi instrumentasi tersebut juga ditambah beroperasinya Utilities


IIA yang dihubungkan dengan Utilities I dan Utilities II serta beroperasinya LOC
III maka secara otomatis meningkatkan kapasitas operasional
PERTAMINARefinery Unit IV Cilacap.
Pendanaan Proyek Debottlenecking Cilacap (DPC) berasal dari pinjaman
dari 29 Bank dunia yang dikoordinir oleh CITICORP dengan penjamin US Exim
Bank.Dana yang dipinjam sebesar US$ 633 juta dengan pola ‘Tyrustee Borrowing
Scheme’. Sedangkan sistem penyediaan dananya adalah “Non Recourse
Financing” artinya pengembalian pinjaman berasal dari hasil penjualan produk
yang dihasilkan oleh proyek sehingga dana pinjaman tersebut tidak membebani
anggaran Pemerintah maupun cash flowPERTAMINA.
Tenaga kerja tambahan untuk proyek Debottlenecking Cilacap (DPC)
sebagian besar diambil dari tenaga lokal, dimana pada puncak penyelesaian
proyek mencapai sekitar 3000 orang yang terdiri dari tenaga kerja lokal, nasional
dan asing.
Area untuk pembangunan Lube Oil Complex III seluas 6,8 hektar dengan
perincian 4,3 hektar untuk pembangunan Kilang LOC III dan 2,5 hektar untuk
pembangunan Tangki produk. Arean ini diambil dari sisa area rencana perluasan
pabrik.Fasilitas untuk melindungi lingkungan dari pencemaran pun ditambah
dengan modifikasi peralatan yang ada, serta penambahan peralatan baru.

2.5 Lokasi Dan Tata Letak


2.5.1 Lokasi Pabrik
Lokasi perusahaan adalah hal penting yang akan menentukan kelancaran
perusahaan dalam menjalankan operasinya. Demikian halnya dalam menentukan

26
PERTAMINA
Refinery Unit – IV Cilacap
Profil Prusahaan

lokasi Kilang.Hal - hal yang menjadi pertimbangan meliputi biaya produksi, biaya
operasi, dampak sosial, kebutuhan bahan bakar minyak, sarana, studi lingkungan
dan letak geografis.
PT. PERTAMINA (PERSERO) RU IV Cilacap terletak di Desa Lomanis,
Kecamatan Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap. Dipilihnya Cilacap sebagai
lokasi Kilang minyak didasarkan atas pertimbangan :
a. Studi kebutuhan BBM menunjukkan bahwa konsumsi terbesar adalah
penduduk pulau Jawa.
b. Tersedianya sarana pelabuhan alami yang sangat ideal karena lautnya
cukup dalam dan tenang karena terlindung pulau Nusakambangan.
c. Terdapatnya jaringan pipa Maos - Yogyakarta dan Cilacap - Padalarang
sehingga penyaluran produksi bahan bakar minyak menjadi lebih mudah.
d. Daerah Cilacap dan sekitarnya telah direncanakan oleh pemerintah sebagai
pusat pengembangan produksi untuk wilayah Jawa bagian selatan.
Dari hasil pertimbangan tersebut, maka dengan adanya areal tanah yang
tersedia dan memenuhi persyaratan untuk pembangunan Kilang minyak, maka
Refinery Unit IV dibangun di Cilacap dengan luas area total yang digunakan
adalah 526,5 ha.

Gambar 2.5 Lokasi Pabrik PT.Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap

27
PERTAMINA
Refinery Unit – IV Cilacap
Profil Prusahaan

2.5.2 Tata Letak Kilang


Tata letak Kilang minyak Cilacap beserta sarana pendukung yang ada
adalah sebagai berikut :
1. Areal Kilang minyak dan perluasan 227 +73 ha
2. Areal terminal dan pelabuhan 22,5 ha
3. Areal pipa track dan jalur jalan 10,5 ha
4. Areal perumahan dan sarananya 87,5 ha
5. Areal rumah sakit dan lingkungannya 27 ha
6. Areal lapangan terbang 70 ha
7. Areal KilangParaxylene 9 ha +
Total 526,5 ha

Dalam kegiatan pengoperasiannya Kilang minyak Cilacap terdiri dari unit-


unit proses dan sarana penunjang yang terbagi dalam beberapa area yaitu :
a). Area 10 (Fuel Oil Complex I), terdiri atas :
Unit 1100 : Crude Distilling Unit
Unit 1200 : Hydrotreating Unit
Unit 1300 : Hydrodesulfurizer Unit
Unit 1400 : Platforming Unit
Unit 1500 : Propane Manufacturing Unit
Unit 1600 : Merox Treating Unit
Unit 1700 : Sour Water Stripping Unit
Unit 1800 : Nitrogen Plant
Unit 1900 : Mercury Removal Unit

b). Area 01 (Fuel Oil Complex II), terdiri atas :


Unit 011 : Crude Distilling Unit
Unit 012 : Naphta Hydrotreating Unit
Unit 013 : Aromatic Hydrogenation Unibon Unit
Unit 014 : CCR and Platformer Unit
Unit 015 : LPG Recovery Unit

28
PERTAMINA
Refinery Unit – IV Cilacap
Profil Prusahaan

Unit 016 : Minalk Merox Treating Unit


Unit 017 : Sour Water Stripper Unit
Unit 018 : Thermal Distillate Hydrotreater Unit
Unit 019 : Visbreaker Thermal Cracking Unit
c). Area 20 (Lube Oil Complex I), terdiri atas :
Unit 2100 : High Vacuum Unit
Unit 2200 : Propane Deasphalting Unit
Unit 2300 : Furfural Extraction Unit
Unit 2400 : Methyl Ethyl Ketone Dewaxing Unit
Unit 2500 : Hot Oil System
d). Area 02 (Lube Oil Complex II), terdiri atas :
Unit 021 : High Vacuum Unit
Unit 022 : Propane Deasphalting Unit
Unit 023 : Furfural Extraction Unit
Unit 024 : Methyl Ethyl Ketone Dewaxing Unit
Unit 025 : Hot Oil System
e). Area 30 (Area Tangki BBM), terdiri atas :
Unit 31 : Tangki-Tangki Gasoline dan Vessel penambahan TEL FOC I dan
Platformer Feed Tank
Unit 32 : Tangki-Tangki Kerosene dan AH Unibon Feed Tank
Unit 33 : Tangki-Tangki Automotive Diesel Unit
Unit 34 : Tangki-Tangki Industrial Fuel Oil
Unit 35 : Tangki-Tangki Komponen IFO dan HVU Feed
Unit 36 : Tangki Mogas, Heavy Naphta dan penambahan TEL FOCII
Unit 37 : Tangki-Tangki LSWR dan IFO
Unit 38 : Tangki-Tangki ALC sebagai Feed FOC I
f). Area 40 (Area Tangki Non BBM), terdiri atas :
Unit 41 : Tangki-Tangki Lube Oil
Unit 42 : Tangki-Tangki Bitumen
Unit 43 : Tangki-Tangki Long Residu
Unit 44 : Gasoline Station, Bengkel, Gudang, Pool alat berat

29
PERTAMINA
Refinery Unit – IV Cilacap
Profil Prusahaan

Unit 46 : Tangki-Tangki Feed FOC II


Unit 47 : Tangki-Tangki Mixed LPG
Unit 48 : Flare System
Unit 49 : Drum Plant, Pengisian Asphalt
g). Area 50 (Utilities Complex I), terdiri atas :
Unit 51 : Pembangkit tenaga Listrik
Unit 52 : Steam Generator Unit
Unit 53 : Cooling Water System
Unit 54 : Refinery Unit Air
Unit 55 : Fire Water System Unit
Unit 56 : Unit Sistem Udara Tekan
Unit 57 : Unit Sistem Pengadaan Bahan Bakar Gas dan Minyak
h). Area 05 (Utilities Complex II), terdiri atas :
Unit 051 : PemBankit Tenaga Listrik
Unit 052 : Steam Generator Unit
Unit 053 : Cooling Water System
Unit 054 : Refinery Unit Air
Unit 055 : Unit Sistem Air Pemadam Kebakaran
Unit 056 : Unit Sistem Udara Tekan
Unit 057 : Unit Distribusi Bahan Bakar Cair dan Gas
i). Area 60 (Jaringan Oil Movement dan Pemipaan), terdiri atas :
Unit 61 : Jaringan pipa dari dan ke terminal minyak Area 70
Unit 62 : Cross Country Pipeline
Unit 63 : Stasiun Pompa Air Sungai
Unit 64 : Dermaga Pengapalan Bitumen dan Lube Oil
Unit 66 : Tangki-Tangki Balast dan Bunker
Unit 67 : Dermaga Pengapalan Bitumen dan Lube Oil
Unit 68 : Dermaga Pengapalan LPG
j). Area 70 (Terminal Minyak Mentah dan Produk), terdiri atas :
Unit 71 : Tangki-tangi Minyak Mentah FOC II dan Bunker
Unit 72 :CrudeIslandBerth, di sebelah utara pantai pulau Nusakambangan

30
PERTAMINA
Refinery Unit – IV Cilacap
Profil Prusahaan

Unit 73 : Terdiri atas tiga buah dermaga untuk pengapalan minyak putih
dan minyak hitam, juga fasilitas penerimaan Crude oil
k). Area 80 (KilangParaxylene ), terdiri atas :
Unit 81 : Nitrogen Plant Unit
Unit 82 : Naphta Hydrotreater
Unit 84 : CCR Platformer Unit
Unit 85 : Sulfolane Unit
Unit 86 : Tatoray Unit
Unit 87 : Xylene Fractionation Unit
Unit 88 : Parex Unit
Unit 89 : Isomar Unit
l). Area 260 (Lube Oil Complex III), terdiri atas :
Unit 220 : Propane Deasphalting Unit
Unit 240 : Metyl Ethyl Ketone Dewaxing Unit
Unit 260 : Hidro Treating Unit
m). Area 500 (Utilities IIA), terdiri atas :
Unit 510 : Pembangkit Tenaga Listrik
Unit 520 : Steam Generator Unit
Unit 530 : Cooling Water System
Unit 560 : Unit Sistem Udara Tekan
n). Area 90 (LPG Recovery & Sulphur Recovery Unit), terdiri atas:
Unit 91 : Gas Treating Unit
Unit 92 : LPG Recovery Unit
Unit 93 : Sulphur Recovery Unit
Unit 94 : Tail Gas Unit
Unit 95 : Refrigerant Unit

31

Anda mungkin juga menyukai