Anda di halaman 1dari 21

Laporan Kerja Praktek

PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan


BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1 PT. PERTAMINA (PERSERO)


2.1.1 Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero)
Minyak dan gas bumi merupakan salah satu sumber devisa yang memegang
peranan penting dalam pembangunan nasional. Usaha pengeboran minyak di
Indonesia pertama kali dilakukan oleh Jan Raerink pada tahun 1871 di Cibodas,
dekat Majalengka (Jawa Barat), namun usaha tersebut mengalami kegagalan.
Kemudian dilanjutkan oleh Aeilo Jan Zykler yang melakukan pengeboran di
Telaga Tiga (Sumatera Utara) dan pada tanggal 15 Juni 1885 berhasil ditemukan
sumber minyak komersial yang pertama di Indonesia. Sejak itu berturut-turut
ditemukan sumber minyak bumi di Kruka (Jawa Timur) tahun 1887, Ledok
Cepu (Jawa Tengah) pada tahun 1901, Pamusian Tarakan tahun 1905 dan di
Talang Akar Pendopo (Sumatera Selatan) tahun 1921.
Penemuan-penemuan dari penghasil minyak yang lain mendorong keinginan
maskapai perusahaan asing. Perusahaan yang paling dominan pada saat itu
adalah Royal Deutsche Company yang memiliki kekuatan financial terbesar.
Tahun 1907, Royal Deutsche Company bergabung dengan Shell Transport and
Trading Company. Perusaah yang beroperasi dari kelompok Royal Dutch-Shell
dari Indonesia adalah Bataafsoho Petroleum Maatschappy (BPM). Perusahaan ini
merupakan satu-satunya perusahaan yang beroperasi sampai tahun 1911. Tahun
1912, Standard Vacuum Oil Company mulai beroperasi di Indonesia. Sejak saat
itu, beberapa perusahaan eksplorasi minyak yang lain ikut beroperasi, antara lain
Caltex dan NIAM.
Setelah kemerdekaan Indonesia, terjadi beberapa perubahan pengelolaan
perusahaan minyak di Indonesia. Pada tanggal 10 Desember 1957, atas perintah
Mayjen Dr. Ibnu Soetowo, PT. EMTSU dirubah menjadi PT. Perusahaan Minyak
Nasional (PT. PERMINA). Kemudian dengan PP No.198/1961 PT. PERMINA
dilebur menjadi PN. PERMINA. Pada tanggal 20 Agustus 1968 berdasarkan PP
No.27/1968, PN. PERMINA dan PN. PERTAMINA dijadikan satu perusahaan

Politeknik Negeri Malang


Jurusan Teknik Kimia

Laporan Kerja Praktek


PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan
yang bernama Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (PN.
PERTAMINA).
Sebagai landasan kerja baru lahirlah UU No. 8/1971 pada tanggal 15
September 1971. Sejak itu nama PN PERTAMINA diubah menjadi PT.
PERTAMINA (Persero) yang merupakan satu-satunya perusahaan minyak
nasional yang berwenang mengelola semua bentuk kegiatan di bidang industri
perminyakan di Indonesia. Saat ini PT. PERTAMINA (Persero) telah mempunyai
tujuh buah kilang, yaitu:
Tabel 2.1 Kapasitas Produksi Kilang PT. PERTAMINA (Persero)
KILANG

PROPINSI

RU I Pangkalan Brandan
RU II Dumai dan Sungai Pakning
RU III Plaju dan Sungai Gerong
RU IV Cilacap
RU V Balikpapan
RU VI Balongan
RU VII Kasim, Sorong
KAPASITAS

Sumatera Utara
Riau
Sumatera Selatan
Jawa Tengah
Kalimantan Timur
Jawa Barat
Papua Barat
TOTAL

KAPASITAS
(BPSD)

5.000
170.000
133.700
330.000
253.600
125.000
10.000
1.022.300

* RU I Pangkalan Brandan saat ini sudah tidak berproduksi lagi sejak Januari 2007
Sumber
: PERTAMINA,2007
Ket
: BPSD adalah Barrel Per Stream Day

Saat ini, kilang PT. Pertamina (Persero) RU-I Pangkalan Brandan, Sumatera
Utara yang tadinya memiliki kapasitas pengolahan sebesar 5.000 BPSD sudah
tidak beroperasi lagi dikarenakan beberapa sumur yang dijadikan sumber feed
sudah tidak beroperasi lagi.
2.1.2 Visi, Misi, Slogan, dan Logo PT. Pertamina (Persero)
Dalam peranannya sebagai elemen penting dalam pemenuhan kebutuhan
BBM di Indonesia, PT. Pertamina (Persero) mempunyai visi dan misi, yaitu:
Visi

:
Menjadi perusahaan energy nasional kelas dunia.

Misi

:
Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara

terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.

Politeknik Negeri Malang


Jurusan Teknik Kimia

Laporan Kerja Praktek


PT. Pertamina (Persero) RU-VI
RU
Balongan
Pertamina juga memiliki slogan yaitu Semangat terbarukan
erbarukan. Slogan ini
diharapkan dapat mendorong seluruh jajaran pekerja untuk memiliki sikap
entrepreneurship dan customer oriented yang terkait dengan persaingan yang
sedang dan akan dihadapi perusahaan.
Selama 37 tahun (20 Agustus 1968 1 Desember 2005) orang mengenal
logo kuda laut sebagai identitas PT. PERTAMINA. Permohonan pendaftaran
ciptaan logo baru telah disetujui dan dikeluarkan oleh Direktur Hak Cipta, Desain
Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dan Rahasia Dagang, Departemen
Hukum dan
an HAM dengan syarat pendaftaran ciptaan No.0.8344 tanggal 10
Oktober 2005. Logo baru PT. PERTAMINA sebagai identitas perusahaan
dikukuhkan dan diberlakukan terhitung mulai tanggal 10 Desember 2005. Selama
masa transisi, lambing/ tanda pengenal PT. PERTAMI
PERTAMINA
NA masih dapat
dipergunakan. Saat ini, logo PT. PERTAMINA digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1
2. Logo PT. PERTAMINA (Persero)
Arti Logo :
1. Elemen logo membentuk huruf P yang secara keseluruhan merupakan
representasi bentuk panah, dimaksudkan sebagai PERTAMINA yang bergerak
maju dan progresif.
2. Warna warna yang berani menunjukkan langkah besar yang diambil
PERTAMINA dan aspirasi perusahaan akan masa depan yang lebih positif dan
dinamis dimana:
a. Biru

: mencerminkan handal, dapat dipercaya dan bertanggung jawab

b. Hijau

: mencerminkan sumber daya energi yang berwawasan lingkungan

c. Merah

: mencerminkan keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam


menghadapi berbagai macam kesulitan

Politeknik Negeri Malang


Jurusan Teknik Kimia

Laporan Kerja Praktek


PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan
2.2 PT. PERTAMINA (PERSERO) RU-VI BALONGAN
2.2.1 Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan
Dalam kaitan dengan upaya mengamankan kebijakan nasional di bidang
energi tersebut, keberadaan kilang Balongan mempunyai makna yang besar, tidak
saja bagi PT.PERTAMINA (Persero), tetapi juga bagi bangsa dan negara. Di satu
pihak ini dapat meningkatkan kapasitas pengolahan di dalam negeri yang masih
sangat dibutuhkan, di lain pihak juga dapat mengatasi kendala sulitnya
mengekspor beberapa jenis minyak di dalam negeri dengan mengolahnya di
kilang minyak di dalam negeri.
Keberadaan kilang Balongan ini juga merupakan langkah proaktif
PT.PERTAMINA (Persero) untuk dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri yang
semakin hari semakin bertambah, khususnya untuk DKI Jakarta dan sekitarnya.
Dari studi kelayakan yang telah dilakukan, pembangunan kilang Balongan
diadakan dengan sasaran antara lain :
1. Pemenuhan kebutuhan BBM dalam negeri, terutama Jakarta dan sekitarnya
2. Peningkatan nilai tambah dengan memanfaatkan peluang ekspor
3. Memecahkan kesulitan pemasaran minyak mentah jenis Duri
4. Pengembangan daerah
Daerah Balongan dipilih sebagai lokasi kilang dan proyek kilang yang
dinamakan Proyek Exor (Export Oriented Refinery) I. Pemilihan Balongan
sebagai lokasi Proyek Exor I berdasarkan atas:
1. Relatif dekat dengan konsumen BBM terbesar, yaitu Jakarta dan Jawa Barat.
2. Telah tersedianya sarana penunjang yaitu : Depot UPMS III, Terminal DOH
Karangampel, Conventional Buoy Mooring (CBM) dan Single Buoy Mooring
(SBM).
3. Dekat dengan sumber gas alam yaitu DOH-JJB (Jawa Bagian Barat) dan BP.
4. Selaras dengan proyek pipanisasi BBM di Pulau Jawa.
5. Tersedianya lahan yang dibutuhkan yaitu bekas sawah yang kurang produktif.
6. Tersedianya sarana infrastruktur.
Start Up Kilang PT.PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan dilaksanakan
pada bulan Oktober 1994, dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 24
Mei 1995. Peresmian ini sempat tertunda dari perencanaan sebelumnya (30

Politeknik Negeri Malang


Jurusan Teknik Kimia

Laporan Kerja Praktek


PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan
Januari 1995) dikarenakan unit Residue Catalytic Cracking (RCC) di kilang
mengalami kerusakan. Unit RCC ini merupakan unit terpenting di kilang
PERTAMINA RU-VI karena merupakan unit yang merubah residu menjadi
minyak ringan yang lebih berharga. Kapasitas unit ini merupakan yang terbesar di
dunia untuk saat ini. Kilang RU-VI Balongan memiliki beberapa keunikan dan
keunggulan, antara lain :
1. Dirancang dengan Engineering adecuacy yang memenuhi kebutuhan
operasional dengan tingkat fleksibilias tinggi. Hal ini menunjukan bahwa pada
umumnya parameter operasional telah dicapai rata-rata berada di atas unjuk
kerja yang dirancang.
2. Merupakan unit RCC terbesar di dunia saat ini.
3. Fitur dari unit proses RCC baik berupa kemampuan peralatan untuk
mendukung pola operasi beyond design ataupun field product yang dihasilkan
merupakan produk konsep rekayasa dan rancang bangunnya optimal.
4. Fleksibilitas feed yang tinggi terutama Unit CDU, yaitu rata-rata rasio feed
crude pada saat ini Duri : Minas = 50 : 50 dibanding desain awal (80:20),
sedangkan Unit RCC yang menyesuaikan kapasitas rasio feed dapat
dioperasikan, yaitu AR : DMAR = 45 : 55 dibandingkan dengan desain awal
35 : 65.
5. Peralatan utama Unit RCC, yaitu Main Air Blower dan Wet Gas Compressor
yang dioperasikan untuk menunjang operasi Unit RCC kapasitas 115%.
Rancangan konsep CO Boiler merupakan pertama di dunia yang memiliki tiga
fungsi, yaitu : sebagai CO Boiler, auxiliaries boiler dan waste heat boiler.
6. Pada saat ini merupakan satu-satunya kilang dalam negeri yang memproduksi
premium (bensin) tanpa timbal (Kilang Langit Biru Balongan).
2.2.2 Logo dan Slogan PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan
Dalam kaitannya dengan upaya mengamankan kebijakan nasional di bidang
energi tersebut, keberadaan kilang Balongan mempunyai makna yang besar, tidak
saja bagi PT. PERTAMINA tetapi bagi bangsa dan negara. Keberadaan kilang ini
diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pengolahan di dalam negeri yang masih
sangat dibutuhkan, serta dapat mengatasi kendala sulitnya mengekspor beberapa

Politeknik Negeri Malang


Jurusan Teknik Kimia

Laporan Kerja Praktek


PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan
jenis minyak di dalam negeri dengan mengolahnya di kilang minyak di dalam
negeri.
Menurut studi kelayakan yang telah dilakukan, sasaran didirikannya kilang
di Balongan antara lain:
1. Pemenuhan kebutuhan BBM dalam negeri, terutama Jakarta dan sekitarnya.
2. Peningkatan nilai tambah dengan memanfaatkan peluang ekspor.
3. Memecahkan kesulitan pemasaran minyak mentah jenis Duri.
4. Pengembangan daerah.
RU-IV Balongan di rancang untuk mengolah crude dengan kapasitas residu
yang cukup besar sekitar 62% dari total feed. RU-IV Balongan memiliki ciri
utama yaitu RCC yang terdiri atas dua alat utama, reaktor, dan regenerator. Oleh
karena ciri utama tersebut, RU-VI Balongan mengambil logo berbentuk reactor
dan regenerator.

Gambar 2.2 Logo PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan


Logo PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI memiliki makna sebagai berikut:
1. Lingkaran : Mencerminkan PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan
fokus ke bisnis inti dan sinergi.
2. Gambar

: Konstruksi regenerator dan reactor di unit RCC yang mendai ciri


khas dari PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan.

3. Warna :
a. Hijau

: Berati selalu menjaga kelestarian lingkungan hidup

b. Putih

: Berati bersih, profesional, inivatif, dan diamis dalam setiap


tindakan yang berdasarkan kebenaran.

c. Biru

: Berati loyal kepada visi PT. Pertamina (persero).

d. Kuning : Berarti keagungan PT. Pertamina (persero) RU-VI.


Politeknik Negeri Malang
Jurusan Teknik Kimia

10

Laporan Kerja Praktek


PT. Pertamina (Persero) RU-VI
RU
Balongan
2.2.3 Lokasi PT. Pertamina (Persero) RU-VI
RU
Balongan
Pabrik PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI
RU VI didirikan di Balongan,
yang merupakan salah satu daerah kecamatan di Kabupaten Indramayu, Jawa
Barat. Untuk penyiapan lahan kilang, yang semula sawah tadah hujan,
diperlukan pengurukan dengan pa
pasir
sir laut yang diambil dari pulau Gosong Tengah.
Pulau ini berjarak +70
+70 km arah bujur timur dari pantai Balongan. Kegiatan
penimbunan ini dikerjakan dalam waktu empat bulan. Transportasi pasir dari
tempat penambangan ke area penimbunan dilakukan dengan kapal
kapa yang
selanjutnya dipompa ke arah kilang.

Gambar 2.3 Lokasi PT. Pertamina (Persero) RU-VI


VI Balongan
Sejak tahun 1970, minyak dan gas bumi dieksploitasi di daerah ini.
Sebanyak 224 buah sumur berhasil digali dan yang berhasil diproduksi
adalah sumur
ur Jatibarang, Cemara, Kandang Haur Barat, Kandang Haur Timur,
Tugu Barat, dan lepas pantai. Sedangkan produksi migasnya sebesar 239,65
MMSCFD disalurkan ke PT. Krakatau Steel, PT. Pupuk Kujang, PT. Indocement,
Semen Cibinong, dan Palimanan. Depot UPPDN III sendiri baru dibangun
pada tahun 1980 untuk mensuplai kebutuhan bahan bakar di daerah Cirebon dan
sekitarnya.
Area kilang terdiri dari:
a. Sarana kilang

: 250 ha daerah konstruksi kilang dan 200 ha daerah

penyangga
b. Sarana perumahan : 200 ha
Politeknik Negeri Malang
Jurusan Teknik Kimia

11

Laporan Kerja Praktek


PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan
Ditinjau dari segi teknis dan ekonomis, lokasi ini cukup strategis dengan
adanya faktor pendukung, antara lain :
a. Bahan Baku
Sumber bahan baku yang diolah di PT. PERTAMINA (Persero) RUVI Balongan adalah:
1. Minyak mentah Duri, Riau (awalnya 80%, saat ini 50% feed).
2. Minyak mentah Minas, Dumai (awalnya 20%, saat ini 50% feed).
3. Gas alam dari Jawa Barat bagian timur sebesar 18 Million Metric Standard
Cubic Feet per Day (MMSCFD).
b. Air
Sumber air yang terdekat terletak di Waduk Salam Darma, Rejasari,
kurang lebih 65 km dari Balongan ke arah Subang. Pengangkutan dilakukan
secara pipanisasi dengan pipa berukuran 24 inci dan kecepatan operasi normal
1.100 m3 serta kecepatan maksimum 1.200 m3. Air tersebut berfungsi untuk
steam boiler, heat exchangers (sebagai pendingin), air minum, dan
kebutuhan perumahan. Dalam pemanfaatan air, kilang Balongan ini mengolah
kembali air buangan dengan sistem wasted water treatment, di mana air
keluaran di-recycle ke sistem ini. Secara spesifik tugas unit ini adalah
memperbaiki kualitas effluent parameter NH3, fenol, dan COD sesuai dengan
persyaratan lingkungan.
c. Transportasi
Lokasi kilang RU-VI Balongan berdekatan dengan jalan raya dan lepas
pantai utara yang menghubungkan kota-kota besar sehingga memperlancar
distribusi hasil produksi, terutama untuk daerah Jakarta dan Jawa Barat.
Marine facilities adalah fasilitas yang berada di tengah laut untuk keperluan
bongkar muat crude oil dan produk kilang. Fasilitas ini terdiri dari area putar
tangker, SBM, rambu laut, dan jalur pipa minyak. Fasilitas untuk
pembongkaran peralatan dan produk (propylene) maupun pemuatan propylene
dan LPG dilakukan dengan fasilitas yang dinamakan jetty facilities.
d. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang dipakai di PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI
Balongan terdiri dari dua golongan, yaitu golongan pertama, dipekerjakan pada

Politeknik Negeri Malang


Jurusan Teknik Kimia

12

Laporan Kerja Praktek


PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan
proses pendirian Kilang Balongan yang berupa tenaga kerja lokal non-skill
sehingga meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar. Sedangkan golongan
kedua, yang dipekerjakan untuk proses pengoperasian, berupa tenaga kerja
PT. PERTAMINA (Persero) yang telah berpengalaman dari berbagai kilang
minyak di Indonesia.
2.2.4 Proyek dan Konstruksi
Proyek kilang Balongan semula dinamakan EXOR-I. Setelah beroperasi,
namanya berubah menjadi kilang BBM PERTAMINA Balongan dan merupakan
unit pengolahan VI yang dimiliki PT. PERTAMINA. Teknologi proses yang
dipilih ditujukan untuk memproduksi premium, kerosin, dan solar sebanyak 72%
sedangkan sisanya berupa propylene, LPG, IDF, fuel oil, dan decant oil Bahan
pembantu proses yang berupa bahan kimia dan katalis sebagian besar masih
diimpor.
Pemilhan Balongan sebagai lokasi Proyek EXOR-I didasarkan atas bebagai
hal, yaitu:
1. Relatif dekat dengan konsumen BBM terbesar, yaitu Jakarta dan Jawa Barat.
2. Telah tersedianya sarana penunjang yaitu: Depot UMPS III, Terminal DOHJBB (Jawa Bagian Barat), Conventional Buoy Mooring (CBM) dan Single
Buoy Mooring (SBM).
3. Dekat dengan proyek pipanisasi BBM di Pulau Jawa.
4. Tersedianya lahan yang dibutuhkan yaitu bekas sawah yang kurang produktif.
5. Tersedianya sarana infrastruktur.
Kegiatan Engineering Procurement and Construction (EPC) dilakukan oleh
konsorsium yang terdiri dari JGC dan Foster Wheeler. Kegiatan EPC diatur dalam
EPC Agreement. Sebagai product offtaker (pembeli) adalah British Petroleum
(BP). Jangka waktu pelaksanaan adalah 51 bulan, yaitu sejak EPC Agreement
ditandatangani pada tanggal 1 September 1990 dan berakhir pada bulan
November 1994.

Politeknik Negeri Malang


Jurusan Teknik Kimia

13

Laporan Kerja Praktek


PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan
Tabel 2.2 Unit Proses dan Licensor Kilang RU-VI Balongan
Unit Proses

Kode

Kapasitas

11

125.000
BPSD

12 & 13

58.000
BPSD

Crude Distilation
Unit (CDU)
Atmospheric Residue
Hydro
Demetallization
(ARHDM)
Gas Oil Hydro
Treater (GO HTU)
Residue Catalityc
Cracking (RCC)
Unsaturated Gas
Concentration

14
15
16

LPG Treatment Unit

17

Gasoline Treater
Unit

18

Propylene Recovery

19

Catalityc
Condensation

20

Light Cycle Oil

21

Hydrogen Plant

22

Amine Treater Plant


Sour Water Stripper
Sulphur Plant

23
24
25

Licensor
Foster
Wheeler
(FW)

Kontraktor

Chevron

JGC

UOB

JGC

UOB

FW

UOB

FW

32.000
BPSD
83.000
BPSD
-

22.500
MeriChem
BPSD
47.500
MeriChem
BPSD
7.000
UOB
BPSD
13.000
UOB
BPSD
15.000
UOB
BPSD
76
FW
MMSCFD
JGC
JGC
27 MTD
JGC

FW

FW
FW
FW
FW
JGC
FW
JGC
JGC
JGC

Sumber: PERTAMINA, 2007.

2.2.5 Struktur Organisasi PT. Pertamina (Persero) RU-V1 Balongan


PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan memiliki struktur organisasi
yang menerangkan hubungan kerja antar bagian satu dengan lainnya. Selain itu
juga diatur hak dan kewajiban masing-masing bagian.
Tujuan adanya struktur organisasi adalah untuk memperjelas dan
memperetegas kedudukan suatu bagian dalam menjalankan tugas dan diharapkan
akan memudahkan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Struktur organisasi PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan terbagi atas
beberapa bidang yang mempunyai tugas/ fungsi dan tanggungjawab masingmasing yaitu sebagai berikut :

Politeknik Negeri Malang


Jurusan Teknik Kimia

14

Laporan Kerja Praktek


PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan
a. Bidang Perencanaan dan Perekonomian
Berfungsi

untuk

memonitoring,

mengkoordinir

agar

terlaksananya

ketersediaan minyak mentah menjadi prodik BBM dan non BBM.


b. Bidang Engineering dan Pengembangan
Berfungsi mengevaluasi, menganalisa serta melakukan penelitian dan
pengembangan untuk kehandalan operasi kilang.
c. Bidang Keuangan
Mempunyai fungsi dalam pengelolaan pelaksaan tata usah keuangan dalam
rangka menunjang kegiatan operasional Unit Pengolahan VI.
d. Bidang Sumber Daya Manusia
Berfungsi menunjang kelancaran operasi dalam hal perencanaan dan
pengembangan, pembinaan, mutasi, remunerasi dan rekrutasi, hubungan
industrial dan kesejahteraan pekerja, mengat ur organisasi serta mengatur
pola hidup sehat.
e. Bidang Sistem Informasi dan Komunikasi
Berfungsi

menyelenggarakan

komunikasi

interen

dan

exteren

kilang

sehingga informasi yang dibutuhkan segera didapat.


f. Bidang Jasa dan Sarana Umum
Berfungsi

dalam

pengelolaan,

pengawasan

dan

pengendalian

atas

penerimaan, pengadaan, jasa angkutan alat ringan dan berat serta


kelancaran jasa perkantoran dan jasa perumahan Unit Pengolahan VI serta
distibusi material yang dibutuhkan bagi keperluan kegiatan operasional
kilang.
g. Bidang Lingkungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (LKKK)
Mempunyai fungsi dalam penyelenggaraan kegiatan keselamatan kerja,
pengendalian kebakaran dan pencemaran lingkungan
h. Bidang Umum
Berfungsi

menunjang

kegiatan

operasi

meliputi

pelayanan

hukum,

keamanan, fasilitas kesehatan kepada karyawan dan keluarganya serta


menjadi perantara hubungan perusahaan dan masyarakat sekitarnya

Politeknik Negeri Malang


Jurusan Teknik Kimia

15

Laporan Kerja Praktek


PT. Pertamina (Persero) RU-VI
RU
Balongan
i. Bidang Kilang
Berfungsi melaksanakan kegiatan pengolahan minyak mentah menjadi
produk BBM dan Non BBM secara efektif dan efisien sesuai dengan
rencana kerja.
j. Bidang Jasa dan Pemeliharaan Kilang
Berfungsi melaksanakan kegiatan pemeliharaan kilang balk preventive
maupun pencegahan untuk keandalan kilang secara efektif dan efisien
sesuai rencana kerja.

Gambar 2.4 Struktur Organisasi PT. PERTAMINA (Persero) RU


RU-VI
2.2.6 Lindungan Lingkungan, Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
PERTAMINA

telah

mengambil

suatu

kebijakan

untuk

selalu

memprioritaskan aspek KK dan LL dalam semua kegiatan migas untuk


Politeknik Negeri Malang
Jurusan Teknik Kimia

16

Laporan Kerja Praktek


PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan
mendukung pembangunan nasional. Manajemen PERTAMINA RU-VI sangat
mendukung dan ikut berpartisipasi dalam program pencegahan kerugian baik
terhadap karyawan, harta benda perusahaan, terganggunya kegiatan operasi serta
keamanan masyarakat sekitarnya yang diakibatkan oleh kegiatan perusahaan.
Pelaksanaan tugas dari Bidang LKKK ini berlandaskan :
a. UU No. 1/1970
Mengenai keselamatan kerja karyawan yang dikeluarkan oleh Depnaker.
b. UU No. 2/1951
Mengenai ganti rugi akibat kecelakaan kerja yang dikeluarkan oleh Depnaker.
c. UU No. 11/1979
Mengenai persyaratan teknis pada kilang pengolahan untuk keselamatan kerja,
yang dikeluarkan oleh Dirjen Migas.
d. UU No. 23/1997
Mengenai ketentuan pokok pengelolaan lingkunga hidup.
e. UU No. 27/1999
Mengenai ketentuan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang
dikeluarkan oleh pemerintah Republik Indonesia.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh LKKK RU-VI untuk mendukung
program diatas antara lain :
1. Seksi Keselamatan Kerja, tugas-tugas yang dilakukan antara lain :
a. Mengawasi keselamatan jalannya operasi kilang
b. Bertanggung jawab terhadap alat-alat keselamatan kerja
c. Bertindak sebagai instruktur safety
d. Membuat rencana kerja pencegahan kebakaran
2. Seksi Pelatihan, tugas-tugas yang dilakukan antara lain :
a. Menyiapkan dan mengadakan pelatihan bagi karyawan dan kontraktor agar
lebih menyadari tentang keselamatan kerja
b. Membuat dan menyebarkan bulletin LKKK pada karyawan agar wawasan
karyawan tentang LKKK meningkat
3. Seksi Fire, tugas-tugas yang dilakukan antara lain :
a. Membuat prosedur emergency agar penanggulangan berjalan dengan baik

Politeknik Negeri Malang


Jurusan Teknik Kimia

17

Laporan Kerja Praktek


PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan
b. Mengelola regu pemadam kebakaran agar selalu siap bila suatu waktu
diperlukan
c. Mengadakan pemeriksaan kehandalan alat-alat pemadam kebakaran
d. Mengadakan dan menyiapkan pelatihan bagi karyawan dan kontraktor agar
lebih menyadari tentang keselamatan kerja
e. Membuat dan menyebarkan bulletin
4. Seksi Lindung Lingkungan, tugas-tugas yang dilakukan antara lain :
a. Memprogram Rencana Kelola Lingkungan dan Rencana Pemantauan
Lingkungan (RKL dan RPL)
b. b. Mengusulkan tempat-tempat pembuangan limbah dan house keeping.
5. Seksi Rekayasa, tugas-tugas yang dilakukan antara lain :
a. Me-review gambar-gambar dan dokumen pproyek
b. Melakukan evaluasi-evaluasi semua kegiatan yang berhubungan dengan
LKKK. Hal ini diperlukan untuk mencegah kecelakaan, kebakaran,
maupun pencernaan lingkungan dari segi engineering.
2.2.7 Sistem Kontrol
Di PERTAMINA RU-VI Balongan mempunyai sistem kontrol yang
sebagian besar sistem kontrolnya menggunakan kontrol otomatis dan manual.
Sebagian besar kontrol terpusat pada DCS (Distributed Control System) yaitu
RCC complex, HTU complex, ARHDM complex, CDU complex, dan H2 plant.
Kontrol yang digunakan adalah kontrol pneumatik karena yang diproses adalah
bahan yang mudah terbakar dan kemudian diubah menjadi signal elektrik (digital)
agar dapat terbaca di DCS.
2.3 SPESIFIKASI BAHAN BAKU
2.3.1 Spesifikasi Bahan Baku Utama
Bahan baku utama yang digunakan oleh PT. Pertamina (Persero) RU VI
Balongan adalah minyak Duri dan minyak Minas yang berasal dari Dumai-Riau,
serta beberapa campuran minyak mentah lain, diantaranya Mudi mix, Cepu crude
oil, dan Banyu Urip crude oil. Pada awalnya bahan baku utama yang digunakan
adalah minyak mentah yang berasal dari Duri dan Minas dengan perbandingan
Duri : Minas 80% : 20%. Namun dalam perkembangan selanjutnya dengan
Politeknik Negeri Malang
Jurusan Teknik Kimia

18

Laporan Kerja Praktek


PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan
pertimbangan optimasi yang lebih baik, jumlah perbandingan dari minyak Duri
dan Minas yang dicampurkan hampir sama, selain itu juga dilakukan penambahan
minyak Nile Blend dalam jumlah kecil karena mulai terbatasnya kandungan
minyak Duri dan Minas dan sifat dari minyak Nile Blend yang sesuai dengan
kondisi dari Pertamina RU VI Balongan.
Minyak Duri adalah minyak mentah yang memiliki kualitas yang sangat
rendah karena sebagian besar komponennya merupakan senyawa hidrokarbon
berantai panjang yang banyak menghasilkan residu pada hasil proses di Crude
Distillation Unit (CDU), sedangkan minyak Minas adalah minyak mentah yang
memiliki kualitas lebih baik dari pada minyak Duri, karena jumlah residu yang
dihasilkan dari proses CDU lebih sedikit dibandingkan minyak Minas. Spesifikasi
minyak mentah Minas dan Duri dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.3 Spesifikasi Minyak Mentah Minas dan Duri
Analisis

Satuan

API
Densitas
Viskositas : @ 30C
@ 40C
@ 50C
Kadar S
Conradson Carbon
Pour point

g/ml
cSt
cSt
cSt
% wt
% wt
C

Analisis

Satuan

Aspal
Vanadium
Nikel
Jumlah asam
Garam
Air

Densitas, 15C
Kadar S
RVP

% wt
Ppm wt
Ppm wt
Mg KOH/g
Lb/1000 bbl
% vol

Kg/m3
Ppm
Psia

Spesifikasi
Minas
Duri
35,2
21,1
0,8485
0,924
691
23,6
274,4
11,6
0,08
0,21
2,8
7,4
36
34
Spesifikasi
Minas
Duri
0,5
0,4
<1
1
8
32
< 0,05
1,19
11
5
0,6
0,3
Wild Naphta
Wild Naphta
GO HTU
LCO HTU
0,719
0,866
2
N/A
N/A
1,5

Sumber : Unit Process Engineering PERTAMINA RU-VI

Politeknik Negeri Malang


Jurusan Teknik Kimia

19

Laporan Kerja Praktek


PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan
2.3.2 Spesifikasi Bahan Baku Pendukung
Di PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan, selain menggunakan
bahan baku utama, juga menggunakan bahan baku pendukung berupa bahan
kimia, katalis, dan resin yang digunakan pada masing-masing unit proses di
kilang.
Tabel 2.4 Bahan kimia di PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan
Unit
11

Jenis
Cairan Amonia
Anti Foulant

Aplikasi
Overhead 11-C-105
Suction Feed Pump
(11-P-101 A/B) dan
Unit Desalter
Overhead 11-V-101

Fungsi
Menetralisir HCL
Mencegah terjadinya fouling
pada HE

Suction Feed Pump


dan Unit Desalter
Preparasi larutan
pada 11-V-114
15-B-101, 15-E-104
A/B
Injeksi pada air dari
cooling water untuk
16-E-103 A/B, E-104
A/B, E-105 A/B, E111 A/B

Memisahkan emulsi

ICR131KAQ

12/13-R.101/102/103

Sulphur absorber
Katalis UOP

22-R-102 A/B
15-R101/102/103/104
19-V104 A/B

Mengurangi kandungan
logam
Adsorbsi HS
Mencegah rantai
hidrokarbon panjang
Adsorbsi moisture dari LPG
campuran C
Oksidasi Sodium
mercaptide
Mengikat HS

Corrosive
Inhibitor
Demulsifier
Wetting Agent
Kalgen
Kurilex

12,
13
15

15,
16,
17,
18,
19,
20

Molsieve Pru
ODG-44
Katalis
Kaustik

Anti Oksidan

18-A-202, 206
11-V-101, 102, 103,
106 dan 18-V-102,
18-V-104
Aliran produk 18-V104

Politeknik Negeri Malang


Jurusan Teknik Kimia

Mencegah korosi

Membantu mempercepat
pemisahan
mengatasi kesadahan
Pencegah korosi

Anti oksidan

20

Laporan Kerja Praktek


PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan
Unit
19

Jenis
E-315 Katalis
Propylene Metal
Treater
Alcoa Selecsorb
COS 1/8''
Katalis SHP H14171
Rock Salt

Aplikasi
19-V-111

Fungsi
Menghilangkan kandungan
metal

11-V-112 A/B

Menghilangkan COS dari


propylene
Menjenuhkan senyawa
diolefin menjadi monoolefin
Adsorbsi moisture dari LPG

Hydrogenerator

22-R-101

High Temperature
Shift Converter
type C12-4
hydrogen
Reformer Catalyst
Karbon Aktif

22-R-103

23,
24

DIPA

23,
24

Anti Foam

Preparasi larutan
dilakukan pada 23-V102
Injeksi pada kolom
Mencegah foaming
RCC (24-C-201) dan
kolom NH stripper
(24-c-102) dan aliran
masuk 23-V-102
24-V-302, 24-V-303 Menetralisir kaustik
dan 24-Z-301
23-S-101/103
Menyaring partikel > 10
micron di Lean
25-R-101/102/103
Mereaksikan gas alam

20

22

23

Soda
25

Amine Filter
Claus Catalyst

55

Resin Anion ASB1p & Resi Kation


C-249
Lynde Adsorbent
tipe LA22LAC612, C-200F

19-R-101 A/B
14/21-V-101

22-F-101
22-S-102

Hidrogenasi untuk melepas


kandungan sulfur
Mengubah CO menjadi CO

Mengubah gas alam menjadi


H
Menyerap komponen yang
mengakibatkan Foaming
Mengikat HS

22-V-105 A/B

Mereaksikan kation dan


anion

22-V-109 A-M

Menyerap pengotor H (CO,


CO, N, HC )

Politeknik Negeri Malang


Jurusan Teknik Kimia

21

Laporan Kerja Praktek


PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan
Unit
55

58

59

Jenis
Karbon Aktif

Aplikasi
55-A-101 A/B-S1

Strong Acid Resin


Kation

Kation pada 55-A101 A/B-VI, Anion


pada 55-A-101 A/BV2
58-D-101 A/B-R1R2
59-A-tO I A/B-A1

Activated Alumina
",
Ceramic Ball
Molsieve Siliporite
Molsieve Siliporite 59-A-101 A/B-A1

Fungsi
Menyaring bahan-bahan
organic
menghilangkan kation/anion

Adsorbsi moisture dari LPG


Adsorbsi moisture, CO
Absorbsi moisture, CO2

Sumber : Unit Process Engineering PERTAMINA RU-VI

2.4 SPESIFIKASI PRODUK


2.4.1 Spesifikasi Produk Utama
Produk dari kilang minyak tiap unit (CDU, AHU, RCC) hanya sebagai
bahan dasar produk yang dijual di pasar, PT. PERTAMINA membuat dengan cara
mencampur antara minyak dengan angka oktan tinggi dan angka angka oktan
kecil untuk mendapatkan spesifikasi produk yang sesuai dengan pasar. Dalam hal
ini, produk yang mempunyai angka oktan paling tinggi adalah Super-TT dan RUVI Balongan adalah satu-satunya kilang di Indonesia yang memproduksinya.
Produk yang dihasilkan oleh PT. PERTAMINA RU VI Balongan adalah:
1. Premium
Bilangan oktan

: 87 min

Kandungan TEL, ml/USG

: max 0,54

RVP pada 100F, psi

: max 9

Kandungan GUM, mg/100 ml

: max 4

Sulfur, % wt

: max 0,2

Copper Strip Corrotion, 3h/122F

: max nomor 1

Kandungan merkaptan, %wt

: max 0,015

Warna

: kuning

Kandungan zat warna, g/100 USG

: max 0,5

Politeknik Negeri Malang


Jurusan Teknik Kimia

22

Laporan Kerja Praktek


PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan
2. Pertamax
Bilangan oktan

: min 92

Kandungan belerang, %wt

: max 0,1

Kandungan timbal, g/ml

: max 0,013

Kandungan aromatik

: max 50

Densitas, kg/m3

: max 780

Kandungan merkaptan, %wt

: max 0,002

Warna

: biru

Getah purwa, mg/100 ml

:4

3. Pertamax Plus
Bilangan oktan

: min 95

Kandungan belerang

: max 0,1

Kandungan timbal, g/ml

: max 0,013

Kandungan aromatik

: max 50

Densitas, kg/m3

: max 780

Kandungan merkaptan

: max 0,002

Warna

: merah

Getah purwa, mg/100 ml

:4

4. Industrial Diesel Fuel


Spesific gravity

: 0,84 0,92

Viskositas pada 100F, Csts

: 3,5 7,5

Pour point, F

: max 65

Kandungan sulfur, %wt

: max 1,5

Conradson Carbon Residue, %wt

: max 1

Kandungan air, %vol

: max 0,25

Sedimen, %wt

: max 0,02

Kandungan abu, %wt

: max 0,02

Flash point, PNCC F

: min 154

5. Decant Oil
Viskositas, CSTS pada 122F

: max 180

Kandungan sulfur, %wt

: max 4

Kandungan abu, %wt

: max 0,1

Politeknik Negeri Malang


Jurusan Teknik Kimia

23

Laporan Kerja Praktek


PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan
Flash point, C

: max 62

Kandungan katalis, ppm

: max 30

Sedimen, %wt

: max 0,15

MCR, %wt

: max 18

6. LPG
RVP pada 100F, psig

: max 120

Copper Strip Corrotion, 3h/122F

: max nomor 1

Kandungan metana, %wt

:0

Kandungan etana, %wt

: max 0,2

Kandungan propane & butane, %wt : max 97,5


Kandungan pentane, %wt

: max 2,5

Merkaptan, ml/1000 USG

: 50

7. Propylene
Propylene, %mol (kemurnian)

: min 99,6

Total paraffin, %mol

: max 0,4

Kandungan metana, ppm

: max 20

Kandungan etilen, ppm

: max 25

Kandungan etana, ppm

: max 300

Kandungan propane, ppm

: max 5

Kandungan pentane, ppm

: max 10

Asetilen, ppm

: max 5

Metiasetilen, propadien, 1-3butadien : max 2


Total butane, ppm

: max 100

Pentane, ppm

: max 100

Hidrogen, ppm

: max 20

Nitrogen, ppm

: max 100

CO, ppm

: max 0,5

CO2, ppm

: max 1

O2, ppm

: max 1

Kandungan air, ppm

: max 2,5

Total sulfur, ppm

: max 1

Amoniak, ppm

: max 5

Politeknik Negeri Malang


Jurusan Teknik Kimia

24

Laporan Kerja Praktek


PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan
Tabel 2.5 Kapasitas dan Distribusi Produk PERTAMINA RU-VI Balongan
Jenis Produk
Motor Gasoline
Automotive Diesel Oil
Industrial diesel Oil
Decant Oil dan Fuel Oil
LPG
Propylene
Ref. Fuel Gas
Sulfur
Pertamax
Pertamax Plus
HOMC

Kapasitas
BBM
57.500
26.900
7.000
8.500
Non BBM
700
600
125
30
BBK
580
10.000
30.000

Satuan
BPSD
BPSD
BPSD
BPSD
Ton/hari
Ton/hari
Ton/hari
Ton/hari
BPSD
BPSD
BPSD

2.4.2 Spesifikasi Produk Samping


Produk samping dari minyak bumi biasanya limbah senyawa sulfur berupa
gas yang akan dibuat padatan sulfur sebagai bahan kosmetik dengan laju alir
sebesar 27 ton/jam. Sulfur padata yang dihasilkan tersebut biasa dijual langsung
ke pasaran. Pengolahan limbah ini pada dasarnya tidak menguntungkan secara
komersial, tetapi lebih diutamakan pada pengurangan limbah ke lingkungan agar
tidak mengganggu masyarakat setempat.

Politeknik Negeri Malang


Jurusan Teknik Kimia

25

Anda mungkin juga menyukai